Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Agenda kuliah
1. Pengantar (introduction)
2. Perencanaan Pengecoran (Casting design)
3. Pola Pengecoran (Patternmaking)
4. Cetakan Pengecoran (Molding and casting processes)
5. Paduan Pengecoran (Casting alloys)
6. Film pengecoran
Teknik Pengecoran Logam Dr. Suyitno, ST., M.Sc.
Pengecoran Logam
Ch. 1. Pengantar
Teknik Pengecoran Logam Dr. Suyitno, ST., M.Sc.
Sejarah
pengecoran merupakan cara tertua untuk
pembentukan logam.
Diperkirakan cara ini dipakai pertama kalai kirakira
4000 tahun sebelum masehi.
Pada saat itu hasil pengecoran adalah dalam
bentuk mata anak panah, ornamen, patung dan
lain sebagainya.
Teknik Pengecoran Logam Dr. Suyitno, ST., M.Sc.
Pengecoran
Diantara alasan dipilihnya pengecoran menjadi metode
pembentukan suatu konponen adalah:
Cetakan non-permanen
Sifat-sifat penting dari pasir cetak
Kemampuan pembentukan : sifat ini memungkinkan pasir cetak bisa mengisi semua sisi
dan ujung dari pola sehingga menjamin bahwa hasil coran memiliki dimensi yang
benar.
plastisitas : bisa bergerak naik maupun turun mengisi rongga-rongga yang kosong. Sifat
plastisitas ini berkait erat dengan kandungan air pada pasir cetak yang bertindak
sebagai pelumas sehingga memungkinkan pasir cetak mudah bergerak antara satu
dengan lainnya.
Kekuatan basah: kekuatan ini menjamin cetakan tidak hancur/rusak ketika diisi dengan
cairan logam ataupun ketika dipindah-pindahkan. Kekuatan ini tergantung pada jumlah
dan jenis
pengikat dari pasir cetak.
Kekuatan kering: kekuatan ini diperlukan pada saat cetakan mengering karena
perpindahan panas dengan cairan logam. Kekuatan ini juga tergantung pada jumlah dan
jenis pengikat.
Permeabilitas : sifat ini memungkinkan udara dan uap atau gas-gas lain dari evaporasi
air dan pengikat. Jika bahan-bahan ini menempati rongga cetakan maka akan menjadi
hasil pengecoran yang kurang baik terutama bila terjebak pada hasil coran yang
menjadikan cacat pada coran.
Cetakan non-permanen
Pengontrolan kwalitas dari pasir cetak terutama untuk yang dipakai berulang-ulang
adalah dengan berbagai pengujian
perkiraan kelembaban
pengukuran kekuatan basah dan kering dari pasir cetak
pengujian permeabilitas
pengujian pasir diameter distribusi
Cetakan non-permanen
Pola adalah
menghubungkan antara design dan produk akhir.
Pola merupakan perwujudan dari gambar hasil desain.
Pola biasanya dibuat dari kayu, plastik atau logam.
Pemilihan material untuk pola tergantung kepada ukuran dan bentuk dari coran, akurasi
dan jumlah dari coran, dan kemudahan proses pembuatannya.
Saluran Pengisian
Menghubungkan antara cawan tuang dengan rongga cetakan.
Beberapa hal yang harus menjadi dasar pertimbangan dalam pembuatan sistem saluran
pengisian adalah:
Volume aliran persatuan waktu dan arah aliran harus sedemikian rupa sehingga cetakan
terisi seluruhnya sebelum membeku.
Aliran logam cair harus laminer sehingga udara terjebak, oksidasi pada cairan logam
dan erosi cetakan bisa dihindari.
Distribusi temperatur dalam logam harus sedemikan rupa sehingga dalam proses
pembekuan memungkinkan adanya logam penambah yang memungkinkan berkurangnya
cacat seperti porositas dan peretakan panas.
DC casting
Background
Demand:
more effective and efficient of this process
by improving quality and productivity
Question:
Can we predict the hot tearing during DC casting ?
In which level the prediction can be done ?
Outline
Literature review:
Mechanical properties in the semi-solid state and hot tearing
criteria (Ch. 1)
Numerical modeling:
FEM simulation of mushy zone behavior (Ch. 2)
Hot tearing criteria evaluation (Ch. 3)
Experiment:
Effects of alloy composition and casting speed (Ch. 4)
Hot tearing study of AlCu billets (Ch. 5)
Propose a new route for prediction:
Model and simulation for prediction of hot tearing (Ch. 6)
Literature Review
Mechanical properties in the semi-solid state and
hot tearing criteria of aluminum alloys
Objective:
To collect and analyze literature on the hot tearing, hot tearing criteria
and mechanical properties in the semi-solid state
Hot tearing
Inter-granular fracture
Initiate in mushy zone (semi-solid)
Star-like form in the center of billet
Critical to casting parameters
- casting speed
- water flow rate
- start-up condition
- billet dimension
Numerical Modeling
1. FEM simulation of mushy zone behavior during
direct-chill casting of Al-4.5 pct Cu alloy
2. Hot tearing criteria evaluation for direct-chill
casting of Al-4.5 pct Cu alloy
Objectives:
1. Develop a thermomechanical model of billet for computing
stress, strain, depth of sump and length of mush
2. Implement and evaluate the existing hot tearing criteria for
direct chill casting of al-4.5% Cu alloys
Thermomechanical modeling
Boundary conditions
1 The heat flux is zero.
2 The convective heat transfer to the environment is constant.
3 Contact, non-contact (open gap) or water intrusion, between billet
and bottom block.
4 Contact or non-contact between billet and mould.
5 Water impingement zone.
6 Downstream zone.
7 The temperature is constant (casting temperature).
Stress-strain during steady state casting