Anda di halaman 1dari 8

KELOMPOK

1. ADAM RUSDI

2. FACHRUL RODJI

3. IKHSAN NUR RASYIID

4. ILHAM NUGROHO

5. LITA KUSUMA

Dosen pembimbing : Wadianto, Aim., M.Si


Prinsip kerja rangkaian

Tegangan PLN masuk ke rangkaian. Apabila tombol ready ditekan maka


coil relay pertama mendapatkan tegangan yang menyebabkan coil relay
pertama saturasi, coil relay pertama mendapatkan tegangan karena
tombol ready sudah terhubung dan arus mengalir ke coil dan kontak relay,
kemudian kontak yang awalnya tersambung dengan NC akan berpindah
ke NO yang menyebabkan lampu 1 menyala. Kemudian timer 1 aktif
karena coil timer 1 mendapatkan tegangan dari kontak relay 1 dan kontak
timer 2, dimana kontak timer 2 mendapatkan tegangan langsung dari
PLN, lalu kontak yang awalnya tersambung dengan NC akan berpindah ke
NO sesuai dengan settingan timer dan menyebabkan lampu 2 menyala
setelah settingan timer 1 tercapai. Kemudian ketika kita menekan tombol
expose maka arus dapat mengalir ke coil relay kedua, coil relay kedua
mendapatkan tegangan phase dari expose dan tegangan nol dari NC
timer kedua yang menyebabkan coil relay kedua saturasi, kemudian
kontak yang awalnya tersambung dengan NC akan berpindah ke NO.
Kemudian coil timer kedua dialiri arus yang menyebabkan coil pada timer
kedua saturasi sehingga lampu 3 akan menyala sesuai dengan settingan
timer kedua. Setelah settingan timer kedua tercapai maka lampu akan
mati semua, hal itu terjadi karena coil relay pertama tidak saturasi, kontak
timer kedua terputus dengan NC timer kedua, dan kontak pada timer
kedua akan langsung mendapatkan sumber tegangan
Rangkaian timer
Timer berfungsi untuk menentukan lamanya proses penyinaran.
Terdapat 4 jenis timer yaitu:
1) Timer Mekanik
2) Timer Elektrik
3) Timer Elektronik
4) Timer Automatic

1) Timer Mekanik

Cara kerja:
1. menetukan lamanya penyinaran dengan menarik valve p
kearah searah jarum jam, dalam waktu yang bersamaan jarum
penahan PA lepas hingga gigi gergaji W akan ikut berputar
kekanan (searah jarum ajm) kontaktor C dari normally open
menjadi close.
2. setelah sesuai waktu yangn ditetapkan, misalnya sampai 0,3
detik jarum PA mengunci roda gigi W.
3. sementyara preparation selesai, yaitu kV, mA dan waktu telah
ditetapkan maka PB SWE ditekan, sehingga akan ada arus yang
mengalir dari power supply menuju kontaktor C ke PB SWE
kemabli ke relay S, kembali ke power supply.
4. sehingga akan menyebabkan relay s energized dan menarik
kontak SW3 hingga rangkaian power supply dan rangkaian
tegangan tinggi terhubung dan menyebabkan expose
(penyinaran) dimulai.
5. sementara PB ditekan, maka akan menekan jarum valve PA
sehingga terlepas dari penguncian, gigi gergaji mulai berputar
kea rah kiri (berlawanan jarum jam).
Setelah waktu 0,3 detik tadi, valve sampai pada posisi nol.
Maka valve akan menyentuh kontaktor C hingga membuka
kembali. Dengan membukanya kontaktor C, relay S energized,
kontaktor SW3 membuka kembali, sehingga akan memutuskan
hubungan antara rangakian Power Supply dengan rangakaian
transformator tegangan tinggi hingga proses expose terhenti.

2) Timer Elektrik

Cara kerja :
1. menetukan lamanya penyinaran dengan memutar knop K yang
diikuti lengan A kearah kiri (berlawanan jarum jam), misalnya
0,5 detik, dan plat bsi D2 kearah kiri.
2. pada saat itu motor M telah berputar hingga memutar plat D1
kearah kanan (searah jarum jam).
3. saat preparation selesai, yaitu kV, mA, waktu telah ditetapkan
maka PB SWE, terminal 1 terhubung dengan terminal 2,
terminal 3 terhubung dengan terminal 4.
4. dengan terhubungnya terminal 1 dan terminal 2, maka dari
Power Supply akan mengalir arus (menuju relay S) kembali ke
power supply, sehingga relay S energized. Dengan
energizednya relay, maka plat D2 akan menempel dengan plat
D1. sehingga plat D2 bergerak kekanan, diikuti lengan A dan
knop K.
5. pada waktu yang bersamaan, ada arus yang mengalir dari
power supply menuju ke kontaktor 3-4 lalu ke kontak lalu ke
relay SW dan kemudian kembali ke power supply.

a) Timer elektronik

cara kerja:
1. Kita menentukan lamanya penyinaran waktu yang
ada, T= R.C
2. SWE ditekan ke posisi on, sehingga terjadi pengisian
kondensator dengan arah arus dari
terminal(+)SWRkondensator Cterminal 1. sementara itu,
kontak SWS (bawah) akan close (karena digank dengan SWE),
sehingga relay SA akan energized, kontaktor SW3A menutup,
sehingga rangkaian power supply dan rangkaian HTT akan
terhubung dan expose akan berlangsung.
3. Berlangsungnya expose berbarengan dengan pengisian
kondensator, sehingga saat muatan kondensator penuh (time
konstan 63%, karena merupakan fungsi linier setiap perubahan
waktu), yang merupakan tegangan critical gride, maka pada
posisi 63% itu maka relay SB akan bekerja.
4. dengan berubahnya thyratron, maka arus mengalir ke relay SB
sehingga relay SB akan bekerja, dengan bekerjanya relay SB
maka kontaktor SW3 membuka.
5. membukannya SW3 menyebabkan terputusnya power supply
dengan HTT.

Kita menentukan lamanya penyinaran dengan perhitungan


secara matchmatik T = RxC. SWE ditekan untuk merubah posisi dari
OFF ke ON, sehingga terjadi pengisian kondensator dengan arus
mengalir dari terminal positif, SWR, kondensator C, terminal negatif.
Sementara itu saat SWE ditekan kontak akan berada pada posisi ON
dan energiese. Kontaktor SW3A akan menutup, yang
mengakibatkan terhubungnya rangkaian power supply dengan HTT
sehingga ekspose berlangsung.
Berlangsungnya ekspose bersamaan dengan pengisian
kondensator. Sehingga pada saat muatan kondensator penuh (time
konstan sebesar 63% karena merupakan fungsi linier setiap
perubahan waktu). Yang merupakan tegangan Critical Grid, maka
pada kondisi 63% itu relay SB akan bekerja.
Dengan bekerjanya thyratron maka arus akan mengalir ke relay
SB, sehingga relay SB akan bekerja. Dengan bekerjanya relay SB
maka kontaktor SW3 membuka. Membukanya SW3 menyebabkan
terputusnya power supply dengan HTT, dan ekspos selesai.

b) Timer Automatik
a) Timer dengan Iontomat Chamber
Cara Kerja :
1. Lamanya penyinaran ditentukan oleh banyaknya radiasi sinar x
yang menembus tubuh pasien dan kemudian diterima oleh
ionisation chamber
2. Pada saat exposure switch SWE ditekan maka terjadi kontak
antara pin 5 dan pin6, sehngga menyebabkan pada primer high
tension transformer terjadi hubungan tertutup melalui pin 7, 5,
6, 8, dan terjadilah expose.
3. D.C.2 memberikan supplai tegangan pada kapasitor C melalui
ionisation chamber (IC). Pada saat terjadi expose IC akan
teradiasi oleh sinar-x sehingga menyebabkan kapasitor C mulai
terisi muatan listrik.
4. Pada saat yang sama tegangan pada grid thyristor secara
bertahap akan menyebakan grid terbuka sehingga terjadi
kontak antar elektoda pada thyristor.
5. D. C. 1 akan memberikan supply tegangan dari +, S1,
elektroda-elrktoda thyristor menuju bagian pada D. C. 1.
Maka solenoid S1 akan menari kontaktor SW3 dan
menyebabkan proses expose berhenti.

Daftar pustaka

https://fajarahmadfauzi.wordpress.com/2015/09/01/belajar-radiologi/
http://revina-dewi-susanto-vokasi14.web.unair.ac.id/artikel_detail-144944-
Radilogi%20Uniar-X%20%20Ray%20Konvensional%20.html
http://free-circuitdiagrams.blogspot.co.id/2011_05_01_archive.html

Anda mungkin juga menyukai