Anda di halaman 1dari 15

5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Antenatal Care


1. Pengertian antenatal care
Antenatal Care (ANC) adalah suatu program yang terencana berupa

observasi, edukasi dan penanganan medic pada ibu hamil untuk

memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan yang aman dan

memuaskan (Marmi, 2011).


2. Tujuan Pelayanan Antenatal Care (Marmi, 2011)
a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan

tumbuh kembang janin.


b. Meningkatkan serta mempertahankan kesehatan fisik, mental, sosial ibu

dan janin.
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang

mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,

kebidanan dan pembedahan.


d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat ibu

maupun bayi dengan trauma seminimal mungkin.


e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI

eksklusif.
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi

agar dapat tumbuh kembang secara normal.


Salah satu upaya pokok Puskesmas adalah Program Kesehatan Ibu

dan Anak,dimana pelayanan antenatal merupakan bagian yang tak


5
terpisahkan dari program tersebut. Pelayanan atenatal adalah pelayanan

kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan dengan baik

dan melahirkan bayi yang sehat.


3. Standar Pelayanaan Antenatal
6

Unsur penting dalam menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu

dan bayi adalah memberikan pelayanan dan pemeliharaan kesehatan

sewaktu hamil secara memadai serta sedini mungkin. Sesuai dengan

Evidance Based Practice, pemerintah telah menetapkan program kebijakan

ANC (Anggrita, 2015 ).


a. Kunjungan ANC dilakukan 4 kali selama hamil:
1) Trimester I sebelum 14 minggu

Mendeteksi masalah yang dapat ditangani sebelum membahayakan

jiwa.

2) Trimester II 14-28 minggu

Sama dengan trimester satu ditambah dengan kewaspadaan terhadap

hipertensi kehamilan.

3) Trimester III lebih dari 28 minggu

28-36 minggu sama dengan trimester I dan II ditambah dengan deteksi

kehamilan ganda . Setelah 36 minggu sama dengan trimester I dan II

ditambah deteksi kelaian letak atau resiko tinggi.

b. Pemberian suplemen mikronutrin


Tablet yang mengandung FeSO4 320 mg (=zat besi 60 mg) dan Asam

folat 500 mg sebanyak 1 tablet/hari segera setelah rasa mual hilang.


c. Imunisasi TT 0, 5 cc
Dilakukan 2 kali selama hamil,sesuai dengan hasil skrining TT
4. Pelayanan Antenatal (Marmi, 2011)

Pelayanan antenatal adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

professional (dokter spesialis kebidanan, dokter umum, bidan, pembantu

bidan, dan perawat bidan) untuk ibu selama masa kehamilannya, sesuai
7

dengan standar minimal pelayanan antenatal yang meliputi 5T yaitu

timbang berat badan, ukur tinggibadan, ukur tekanan darah, pemberian

imunisasi TT, ukur tinggi fundus uteri dan pemberian tablet besi minimal

90 tablet selama masa hamil.

5. Cakupan pelayanan antenatal care

Cakupan pelayanan antenatal care adalah presentase ibu hamil

yang telah mendapat pemeriksaan kehamilan oleh tenaga kesehatan di

suatu wilayah kerja. Cakupan kunjungan baru/pertama ibu hamil (K1)

dipakai sebagai indikator jangkauan pelayanan. Angka cakupan K1

diperoleh dari jumlah K1 dalam 1 tahun dibagi jumlah ibu hamil di

wilayah kerja dalam 1 tahun.

Dalam pengelolaan program KIA disepakati bahwa cakupan ibu

hamil adalah cakupan kunjungan ibu hamil yang ke empat (K4), yang

dipakai sebagai indikator tingkat perlindungan ibu hamil. Angka

cakupan K4 dalam 1 tahun dibagi jumlah ibu hamil di wilayah kerja

dalam 1 tahun (Pantiawati, 2010).

B. Tinjauan umum pengetahuan ibu hamil tentang antenatal care


1. Pengertian
Notoatmojo dalam Wawan dan Dewi (2010) mengatakan,

Pengetahuan adalah merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu . Penginderaan

terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu


8

pengidraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi

oleh intensitas perhatian persepsi terhadap objek. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga.


Pengetahuan itu sendiri dipengaruhi oleh faktor pendidikan formal.

Pengetahuan sangat erat hubunganya dengan pendidikan, dimana

diharapkan bahwa dengan pendidikan yang tinggi mata orang tersebut akan

semakin luas pula pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan, bahwa

bukan berarti seseorang yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan

rendah pula. Hal ini mengingat bahwa peningkatan pengetahuan tidak

mutlak diperoleh dari pendidikan formal saja.


Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua

aspek yaitu aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini yang

akan menentukan sikap seseorang, semakin banyak aspek positif dan

objek yang diketahui maka akan menimbulkan sikap makin positif

terhadap objek tertentu (Notoatmojo, 2014).


2. Tingkat pengetahuan.
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentuknya tindakan seseorang. Menurut pengalaman dan

penelitian ternyata prilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih

langgeng. Pengetahuan yang cukup didalam domain kognitif mempunyai

6 tingkatan yaitu:
a. Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya.
b. Memahami (comprehention)
9

Memahami artinya sebagai suatu kemampuan untuk

menjelasakan secara benar tentang objek yang diketahui dan

dimana dapat menginterprestasikan secara benar.


c. Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan

materi yang telah dipelajari pada situasi ataupun kondisi riil.


d. Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi

atau suatu objek kedalam komponen-komponen tetapi masih

didalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu

sama lain.
e. Sintesis (synthesis)
Sintesis adalah menunjukan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu

keseluruhan yang baru.


f. Evalusi (evaluation)
Evaluasi adalah kemampuan untuk melakukan penilaian

terhadap suatu materi atau objek.


3. Cara memperoleh pengetahuan
Cara memperoleh pengetahuan dibagi dua yakni:
a. Cara kuno
1) Cara coba salah (trial and error)
Cara coba salah ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan

dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan itu tidak

berhasil maka dicoba.


2) Cara kekuasaan (otoritas)
Pemimpin-pemimpin masyarakat baik formal atau informal, ahli

agama, pemegang pemerintah dan orang yang menerima mempunyai

otoritas, tanpa menguji terlebih dahulu ataupun membuktikan

kebenarannya, baik berdasarkan fakta maupun penalaran sendiri.


3) Berdasarkan pengalaman pribadi
10

Pengalaman pribadipun dapat digunakan sebagai upaya mengulang

kembalipengalaman yang pernah diperoleh dalam memecahkan

permasalahan yang dihadapi masa lalu.


b. Cara modern
Cara ini disebut metode penelitian ilmiah atau yang lebih popular

disebut metodologi penelitian.


4. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
a. Faktor internal
1) Pendidikan
Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang

terhadap perkembangan orang lain menuju kearah cita-cita tertentu

yang menentukan manusia untuk berbuat dan mengisi kehidupan

untuk mencapai keselamatan dan kebahagiaan.


2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama

untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaan

bukanla sumber kesenangan, lebih banyak merupakan cara mencari

nafkah, berulang dan banyak tantangan.


3) Umur
Usia adalah umur individu yang terhitunh mulai saat dilahirkan

sampai cukup umur, sehingga tingkat kematangan dan kekutan

seseorang akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja.


11

b. Faktor Ekternal
Faktor ekternal meliputi:
1) Faktor lingkungan
Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar

manusia dan dapat mempengaruhi setiap perkembangan dan prilaku

orang atau kelompok.


2) Sosial budaya
Sistem social budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi sikap dalam menerima informasi.


5. Kriteria tingkat pengetahuan (Arikunto, dalam Ircham, 2009).
Pengetahuan seseorang dapat ditahui dan diinterprestasikandengan

slaka yang bersifat kualitatif, yaitu:


1) Baik : hasil presentase 76%-100%
2) Cukup : hasil presentase 56%-75%
3) Kurang : hasil presentase <56%

C. Tinjauan Umum Tentang Sikap Ibu Hamil Dengan Antenatal care


1. Teori tentang sikap
a. Teori Rosenberg
Teori Rosenberg dikenal dengan teori affective cognitive consistive

dalam hal sikap dan juga disebut teori dua factor.

b. Teori Festenger
Teori ini dikenal dengan teori disonansi kognitif dalam sikap.

Festinger meneropong tentang sikap dikaitaknan dengan prilaku yang

nyata dan merupakan persoalan yang banyak mengundang perdebatan.


2. Pengertian sikap
Menurut Heri Purwanto dalam Wawan A dan Dewi M ,2010, Sikap

adalah pandangan atau perasaan, tetapi disertai oleh kecendrungan bertindak

sesuai dengan sikap terhadap objek. Jadi lebih tepat diterjemahkan

sebagai sikap dan kesediaan terhadap sesuatu hal.


3. Komponen sikap
Strutur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu:
12

Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh

individu pemilik sikap,komponen kognitif berisi kepercayaan yang dimiliki

individu mengenai sesuatu yang dapat disamakan penangannya terutama

apabila menyangkut masalah isu atau problem yang kontroversial.


a. Komponen afektif merupakan perasaan yang menyangkut aspek

emosional.
b. Komponen konatif merupakan aspek kecenderungan berprilaku tertentu

sesuai dengan sikap yang dimiliki oleh seseorang.


4. Tingkatan sikap (Adnani, 2011).
Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan memperhatikan

stimulus yang diberikan.


b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban bila ditanya, mengerjakan menyelesaikan

tugas yang diberikan.


c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan

dengan orang lain terhadap sesuatu masalah.


d. Bertanggung jawab (renponsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan

segala resiko .
5. Sifat sikap
Sifat sikap yaitu :
a. Sikap positif adalah kecendrungan tindakan untuk mendekati ,

menyenangi, dan mengharapkan objek tertentu.


b. Sikap negative yaitu kecendrungan untuk menjauhi, menhindari,

membenci dan tidak menyukai objek tertentu.


6. Ciri-ciri sikap
Ciri-ciri sikap adalah :
1. Sikap bukan dibawa sejak lahir melainkan dibentuk dan dipelajari

sepanjang perkembangan.
13

2. Sikap dapat berubah , pada orang, keadaan dan syarat-syarat tertentu yang

mempermudah sikap pada orang lain.


3. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi senantiasa mempunyai hubungan

tertentu terhadap suatu objek.


4. Sikap adalah objek yang merupakan suatu hal tertentu tetapi dapat juga

merupakan kumpulan dari hal-hal tersebut.


5. Sikap mempunyai segi-segi motivasi dan segi-segi perasaan, sifat alamiah

yang membedakan sikap dan kecakapan-kecakapan atau pengetahuan-

pengetahuan yang dimiliki orang tersebut.


7. Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain:
1) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi haruslah meninggalkan kesan yang kuat,

Sehingga sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi

tersebut terjadidalam suatu yang melibatakan faktor emosional.


2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
Pada unmumnya, individu cenderung untuk memiliki sikap yang

konformis atau searah dengan orang yang dianggap penting.


3) Pengaruh kebudayaan
Tanpa disadari kebudayaan telah menanamkan garis pengaruh

sikap kita terhadap berbagai masalah.


4) Media massa
Dalam pemberitaan surat kabar maupun radio atau media

komunikasi lainnya, berita yang seharusnya factual disampaikan secara

objektif cenderung dipengaruhi oleh sikap penulisnya, akibatnya

berpengaruh terhadah sikap konsumennya.


5) Lembaga pendidikan dan lembaga agama
Konsep moral dari lembaga pendidikan dan lembaga agama

sangat menentukan system kepercayaan, maka tidaklah mengherankan

jikalau pada gilirannya konsep tersebut mempengaruhi sikap.


6) Faktor emosional
14

Kadang kala, sikap merupakan pernyataan yang didasari emosi

yang berfungsi sebagai penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk

mekanisme pertahanan ego.


8. Cara pengukuran sikap
Pengukuran sikap antara lain :
1) Skala Thurstone
Metode ini mencoba menempatkan sikap seseorang pada

rentangan kontinum dari yang sangat unfavorable hingga sangat

fafovabel terhadap suatu objek sikap.


2) Skala Likert
Skala ini lebih sederhana yaitu: yang faforabel dan yang

unfavorable.
3) Unobstrusive Measures
Metode ini berakar dari suatu situasi dimana seseorang dapat

mencatat aspek-aspek prilakunya sendiri atau yang berhubungan

sikapnya dalam pertayaan.


4) Multidimensional Scaling
Teknik ini memberikan deskripsi seseorang lebih kaya bila

dibandingkan dengan pengukuran sikap yang bersifat unidimensiona.


5) Involuntari Behavior
Pengukuran dapat dilakukan jika diinginkan oleh responden.

D. Tujuan Umum Tentang Tindakan Ibu Hamil dengan Antenatal Care


1. Pengertian

Sesuatu yang dilakukan ,perbuatan atau tindakan yang dilaksanakan

untuk melaksanakan sesuatu.

2. Jenis-jenis tindakan

Jenis-jenis tindakan meliputi:

1) Tindakan rasional instrumental


15

Tindakan yang dilakukan seseorang dengan memperhitungkan

kesesuaian antara cara yang digunakan dengan tujuan yang akan

dicapai.
2) Tindakan rasional berorientasi nilai
Tindakan ini bersifat rasional dan memperhitungkan manfaatnya, tetapi

tujuan yang hendak dicapai tidak terlalu dipentingkan oleh sipelaku.


3) Tindakan tradisional
Tindakan merupakan tindakan yang tidak rasional, mereka melakukan

tindakan hanya karana kebiasaan yang berlaku dalam masyarakat tanpa

menyadari alasanya.
4) Tindakan afektif
Tindakan ini sebagian besar dikuasai oleh perasaan atau emosi tanpa

pertimbangan-pertimbangan akal budi.


3. Ciri-ciri tindakan

Ciri-ciri tindakan meliputi:

a. Bersifat praktis
b. Ada unsur kolaborasi
c. Guru berperan ganda,peneliti dan praktik
4. Cara pengukuran tindakan

Cara pengukuran tindakan meliputi :

a. Persepsi
Mengenal dan memilih berkas objeknya dengan tindakan yang akan

diambil.
b. Respon terpimpin
Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai

dengan contoh.
c. Mekanisme
Apabila seseorang telah melakukan dengan benar secara otomatis atau

sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan.


d. Adaptasi
Merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan

baik.
16

E. Kerangka Konsep
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas dan terarah akan alur

penelitian ini digambarkan dalam kerangka penelitian di bawah ini:

Pengetahuan
Kunjungan Antenatal
Sikap Care

Tindakan
Keterangan :

: Variabel Dependen

: Variabel Independen

Gambar 2.1 kerangka konsep

F. Defenisi Oprasional dan Kreteria Objektif


1 Pengetahuan
adalah hal yang diketahui atau dipahami responden mengenai Antenatal

Care.
Kreteria Objektif:
a. baik : Jika responden menjawab pertanyaan diberikan < 50%
b. kurang : Jika responden menjawab pertanyaan diberikan 50%
2 Sikap
Suatu reaksi responden tentang Antenatal Care.
Kreteria Objektif
a. Positif : Jika responden menjawab pertanyaan diberikan 50% .
b. Negative : Jika responden menjawab pertanyaan diberikan < 50%
3 Tindakan
Responden melakukan semua anjuran pada saat melakukan kunjungan

Antenatal Care.
a. Baik : Jika faktor pendukung dijawab diatas 7 dari 10 pertanyaan
b. Rendah : Jika faktor pendukung di jawab dibawah 7 jawaban benar

dari 10 pertanyaan.
4 Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan responden untuk melakukan pemeriksaan antenatal care
17

a. Ya : Jika ibu melakukan kunjungan kehamilan


b. Tidak : Jika tidak ibu melakukan kunjungan kehamilan

G. Hipotesis Penelitian
1. Hipotesis Alternatif (Ha)
a. Ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang kunjungan Antenatal

Care di wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur

tahun 2016.
b. Ada hubungan sikap ibu hamil tentang kunjunganAntenatal Care di

wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur tahun 2016.


c. Ada hubungan Tindakan ibu hamil tentang kunjunganAntenatal Care

di wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur tahun

2016.
2. Hipotesis Nol (Ho)
a Tidak ada hubungan pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care di

wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur tahun 2016.


b Tidak ada hubungan Sikap ibu hamil tentanng kunjungan Antenatal

Care di wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur

tahun 2016.
c Tidak ada hubungan Tindaka ibu hamil tentanng kunjungan Antenatal

Care di wilayah kerja Puskesmas Angkona Kabupaten Luwu Timur

tahun 2016.
18

DAFTAR PUSTAKA

1. Anggrita Sari,dkk, 2015. Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan . In Media.


2. Marmi, 2011.Asuhan Kebidanan Pada Masa Antenatal, Pustaka pelajar.
3. Kemenkes RI, 2012. Buku Acuan Pelatuhan Teknis Kebidanan Dasar

Asuhan Ibu Hamil Dan Bersalin, Pusdiklat Aparatur RI.


19

Anda mungkin juga menyukai