Anda di halaman 1dari 40

ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL CARE PADA NyN GESTASI 38-

39 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI


DI RSUD I LAGALIGO WOTU
TANGGAL 15 FEBRUARI 2017

OLEH :

ELISABET MARGARETH

NIM B.16.08.109

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

MEGA BUANA PALOPO MAHASISWA

D.IV BIDAN PENDIDIK

TAHUN 2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pecahnya ketuban sebelum inpartu atau premature rupture of the

membrane (PROM) merupakan salah satu masalah yang dihadapi dalam

bidang obstetri yang dapat terjadi pada kehamilan aterm dan preterm.

(Mochtar R, 1998, hal 255-256)


Ketuban pecah dini bukan penyebab langsung kematian ibu,insiden

ketuban pecah dini secara global menurut World Health Organitation

berkisar 10 % dari seluruh persalinan, hal ini merupakan masalah dunia

sehingga dilakukan Program Making Pregnancy Safer yaitu menciptakan

kehamilan yang lebih aman. (Wahyudi, 2011)


Secara global pada tahun 2007 WHO memperkirakan sekitar

300.000-400.000 ibu yang meninggal karena komplikasi kehamilan dan

melahirkan, sebagian besar kematian ibu tersebut terjadi di negara-negara

berkembang. (Indra, 2011)


Di Indonesia angka kematian ibu sudah dapat diturunkan pada tahun

2005 angka kematian ibu berkisar 307/100.000 kelahiran hidup, dan tahun

2007 angka kematian ibu menurun menjadi 231/100.000 kelahiran hidup

tetapi angka kematian ibu tersebut masih yang tertinggi di ASEAN, dan

insiden ketubah pecah dini sekitar 3-18,5% dari seluruh kehamilan dan 8-

10% terjadi pada kehamilan cukup bulan. (Hoey Tamalanre, 2014).


Ketuban pecah dini menyebabkan hubungan langsung antara intra

uterine dan ekstra uterine yang memudahkan terjadinya infeksi dan

diperlukan keputusan klinik yang tepat untuk melakukan tindakan,


sehingga penulis tertarik membahas lewat pengkajian yang berjudul

Asuhan Kebidanan Pada Ny. N Dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD I

Lagaligo Wotu Tanggal 15 Februari 2017


B. Ruang Lingkup Pembahasan
Ruang lingkup pembahasan dalam pengkajian ini adalah

penerapan Manajemen Kebidanan pada Ny.N dengan Ketuban Pecah Dini

di RSUD I Lagaligo Wotu Tanggal 15 Februari 2017.


C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Untuk memperoleh pengalaman yang nyata dalam melaksanakan

Manajemen Asuhan Kebidanan Pada Ny.N Dengan Ketuban Pecah

Dini di RSUD I Lagaligo Wotu Tanggal 15 Februari 2017 sesuai

wewenang bidan.
2. Tujuan khusus
Adapun tujuan khusus dari penulisan ini adalah dapat :
a. Mengidentifikasi data dasar pada Ny.N dengan Ketuban Pecah

Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari 2017.


b. Merumuskan diagnosa/masalah aktual pada Ny.N dengan

Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari 2017.


c. Mengantisipasi diagnosa/masalah potensial pada Ny.N dengan

Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari

Tahun 2017.
d. Melakukan tindakan segera/kolaborasi/rujukan pada Ny.N

dengan Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15

Februari Tahun 2017.


e. Merencanakan asuhan kebidanan pada Ny.N dengan Ketuban

Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari Tahun 2017.


f. Mengimplementasikan asuhan kebidanan pada Ny.N dengan

Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari

Tahun 2017.
g. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan pada Ny.N dengan

Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari

Tahun 2017.
h. Mendokumentasian asuhan kebidanan pada Ny.N dengan

Ketuban Pecah Dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari

Tahun 2017.
D. Manfaat Penulisan
1. Manfaat Bagi Penulis
a. Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam penerapan

Asuhan Kebidanan dengan Ketuban Pecah Dini.


b. Merupakan sarana pengembangan ide dan pikiran penulis dalam

mengembangkan potensi pribadi dan profesi kebidanan.


c. Sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Program

Pendidikan D IV STIKES Kebidanan Mega Buana Palopo.


2. Manfaat Institusi
a. Sebagai bahan bagi institusi pendidikan dalam penerapan penulisan

pengkajian selanjutnya. Sebagai salah satu masukan institusi

kesehatan khususnya kebijakan dalam upaya peningkatan

kesehatan ibu dan anak.


b. Sebagai sumber informasi bagi tenaga kesehatan dalam

melaksanakan Asuhan Kebidanan dengan ketuban pecah dini.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Persalinan


1. Pengertian
a. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang dapat hidup diluar dari dalam uterus ke dunia luar.

(Prawiroharjo, 2005, Hal.180).


b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri)

yang telah cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui

jalan lahir atau melalui jalan lain dengan bantuan atau tanpa bantuan.

(Manuaba I.B.G, 1998, hal.157)


c. Persalinan adalah suatu proses fisiologi yang memungkinkan

serangkaiaan perubahan yang besar pada ibu untuk dapat melahirkan

janinnya melalui jalan lahir (Moore, 2001, hal.133)

Dari ketiga pengertian diatas maka penulis menyimpulkan bahwa

persalinan adalah proses pengeluaran haasil konsepsi melalui jalan lahir.

2. Klasifikasi
a. Persalinan spontan
Bila persalinan berlangsung dengan his dan tenaga ibu sendiri.
b. Persalinan buatan
Bila persalinan berlangsung setelah dilakukan tindakan misalnya

vakum, forsep, dan seksio cesaria.


c. Persalinan anjuran

Bila persalinan berlangsung setelah pemberian rangsangan

sehingga terdapat kekuatan untuk persalinan. (Manuaba I.B.G, 1999, hal

138)

3. Etiologi
Penyebab terjadinya persalinan belum diketahui benar. Beberapa

teori yang dikemukakan antara lain:


a. Teori pengaruh hormon
Satu sampai dua minggu belum partus terjadi penurunan kadar

hormon esterogen dan progesteron. Progesteron bekerja sebagai

penenang otot-otot polos dinding rahim dan akan menyebabkan

kekejangan pembuluh darah sehingga timbul HIS bila kadar

progesteron turun. (Sumarah, 2008)


b. Teori plasenta menjadi tua
Akan menyebabkan turunnya kadar esterogen dan progesteron

yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah hal ini akan

menimbulkan kontraksi rahim. (Sumarah, 2008).


c. Teori distress rahim
Rahim yang menjadi besar dan meregang menyebabkan iskemia

otot-otot rahim sehingga mengganggu sirkulasi utero-plasenta.

(Sumarah, 2008)
d. Teori iritasi mekanik
Di belakang serviks terletak ganglion (fleksus Frankenhauser).

Bila ganglion ini ditekan, misalnya oleh kepala janin akan timbul

kontraksi uterus. (Sumarah, 2008).


e. Induksi partus (Induction Of Labor), partus dapat pula ditimbulkan

dengan jalan:
1) Gagang laminaria: Laminaria dimasukkan kedalam kanalis

servikalis dengan tujaun merangsang fleksus frankenhauser.


2) Amniotomi : Pemecahan ketuban.
3) Oksitosin Drips : Pemberian oksitosin menurut tetesan permenit.

(Sumarah, 2008).
f. Teori Oksitosin Internal
Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis anterior, sehingga

terjadi perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron yang dapat


mengubaha sensitifitas otot rahim sehingga sering terjadi kontraksi

braxton HIS, menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya

kehamilan maka oksitosin dapat meningkatkan aktifitas, rahim

sehingga persalinan dapat dimulai. (Sumarah, 2008)


g. Teori Prostaglandin
Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur lima belas

minggu, yang dikeluarkan oleh desidua, disamping itu pemberian

prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan kontraksi otot rahim

sehingga hasil konsepsi sehingga prostaglandin dianggap sebagai

pemicu terjadinya persalnan (Sumarah, 2008).


4. Faktorfaktor yang berperan dalam persalinan
a. Passage (jalan lahir) misalnya tipe panggul, dan struktur tulang

panggul.
b. Passenger (faktor janin) misalnya bentuk dan ukuran kepala bayi,

presentasi janin, sikap janin, dan posisi janin.


c. Power adalah frekwensi, lamanya dan kekuatan kontraksi uterus yang

mengakibatkan tertarik dan terbukanya serviks secara komplit.


d. Posisi juga dianggap mempengaruhi persalinan seperti posisi setengah

duduk, jongkok dan sebagainya.


e. Psikologi
Kondisi psikis pasien, tersedianya dorongan positif, persiapan

persalinan dengan baik, pengalaman lalu dan strategi adaptasi.

(Sumarah, 2008).
5. Tahapan
a. Kala I (kala pembukaan)
Persalinan kala I adalah kala pembukaan yang berlangsung

antara pembukaan nol sampai pembukaan lengkap. Partus dimulai

ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody show)

karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement).


Darah berasal dari pecahnya kapiler sekitar kanalis servikalis karena

pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka.


Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
1) Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat,

sampai pembukaan 3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.


2) Fase aktif, berlangsung selama 6 jam dibagi atas 3 subfase :
a) Fase akselerasi berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
b) Fase dilatasi maksimal selama 2 jam dan pembukaan

berlangsung cepat menjadi 9 cm.


c) Fase deselerasi berlangsung lambat dalam waktu 2 jam

pembukaan menjadi 10 cm. (Sumarah, 2008)


b. Kala II (kala pengeluaran janin)
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) sampai bayi lahir.

Proses ini berlangsung 2 jam pada primigravida dan 1 jam pada

multigravida. Pada pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, dan cepat

kira-kira 2-3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk keruang

panggul sehingga terjadilah tekanan pada otot-otot dasar panggul yang

secara refletoris menimbulkan rasa mengedan karena tekanan pada

rektum, ibu merasa seperti buang air besar, dengan anus terbuka. Pada

waktu his, kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan

perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin akan

lahirlah kepala diikuti dengan seluruh badan janin. (Sumarah, 2008).


c. Kala III (kala pengeluaran uri)
Dimulai Setelah bayi lahir sampai lahirnya plasenta yang

berlangsung tidak lebih dari 30 menit. Kontraksi rahim istirahat

sebentar, uterus teraba keras dengan fundus uteri setinggi pusat dan

berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya. Beberapa saat

kemudiaan timbul his dan plasenta akan terlepas dari dinding rahim.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, dan terdorong

kedalam vagina dan akan hadir spontan dan dengan sedikit dorongan

dari atas simpisis maka plasenta akan lahir yang berlangsung 5-30

menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai pengeluaran

darah kira-kira 100-200 cc. Kala III berlangsung jam pada primi

dan multi jam. (Sumarah, 2008).


d. Kala IV (kala pengawasan)
Dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam post partum.

Tujuan asuhan persalinan adalah memberikan asuhan yang memadai

selama persalinan dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang

bersih dan aman dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang

bayi. Pengawasan yang harus dilakukan pada kala IV adalah:


1) Tingkat kesadaran penderita.
2) Pemeriksaan tanda-tanda vital : Tekana darah, nadi, suhu dan

pernapasan.
3) Kontraksi uterus.
4) Terjadinya perdarahan.
Perdarahan masih dianggap normal jika jumlahnya tidak melebihi

400 sampai 500 cc. (Sumarah, 2008).


B. Tinjauan UmumTentang Ketuban Pecah Dini
1. Pengertian
a. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban pada setiap

saat sebelum permulaan persalinan tanpa memandang apakah

pecahnya selaput ketuban pada kehmilan preterm atau aterm (Hoey

Tamalanre, 2011)
b. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda

persalinan. (Manuaba I.G.B, 1998, hal.229)


c. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum ada

tanda-tanda persalinan (Kapita Selekta, 2001 hal.310).


d. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan mulai dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu.

(Gawat darurat, 2004, hal.112)


2. Etiologi
a. Infeksi misalnya korioamniotis
b. Trauma misalnya amniosintesis, pemeriksaan panggul atau koitus.
c. Inkompeten serviks
d. Kelainan letak dan presentase janin.
e. Peningkatan tekanan intra uterine misalnya kehamilan ganda dan

hidramnion. (Kapita Selekta, 2001 hal.291).


3. Penilaian klinis
a. Pecahnya selaput ketuban, ditentukan dengan adanya cairan

ketuban dari vagina, jika tidak ada dapat dicoba dengan gerakan

sedikit bagian terbawa janin atau meminta pasien batuk atau

mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes

kertas lakmus.
b. Berapa usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG.
c. Ada tidaknya infeksi dengan tanda-tanda suhu >38 C, air ketuban

keruh, leukosit darah >15.000/mm3.


d. Tanda-tanda inpartu, tentukan adanya kontraksi yang teratur,

periksa dalam dilakukan bila akan dilakukan penanganan aktif

antara lain untuk menilai skor pelvik. (Saifuddin A.B, 2000,

hal.218)
4. Patofisiologi
Patofisiologi ketuban pecah dini mempunyai dimensi

multifaktorial yang dapat dijabarkan sebagai berikut :


a. Serviks Inkompentensia
b. Ketegangan rahim berlebihan : kehamilan ganda,hidramnion
c. Kelainan letak janin dalam rahim : letak sungsang,letak lintang.
d. Kemungkinan kesempitan panggul : perut gantung,bagian terendah

belum masuk PAP.


e. Kelainan bawaan dari selaput ketuban
f. Infeksi yang menyebabkan terjadi proses biomekanik pada selaput

ketuban dalam bentuk proteolitik sehingga memudahkan ketuban

pecah.
5. Komplikasi
a. Terhadap ibu
Karena jalan terbuka, maka dapat terjadi infeksi intrapartum,

apalagi bila terlalu sering diperiksa dalam, selain itu juga dapat

dijumpai infeksi nifas, peritonitis, dan septikemia, ibu akan merasa

lelah karena berbaring di tempat tidur, partus akan menjadi lama,

suhu badan akan naik, naik cepat dan nampaklah gejala-gejala

infeksi.
b. Terhadap Janin
Walaupun ibu belum menunjukkan gejala-gejala infeksi tetapi

janin mungkin mengalami infeksi sehingga akan meningkatkan

morbiditas dan mortalitas.


(Mochtar,1998, hal 257).
6. Penanganan
a. Konservatif
1) Rawat di rumah sakit
2) Berikan antibiotika (ampisilin 4 x 500 mg atau Ertitromisin bila

tidak tahan ampisilin dan Metronidazole 2 x 500 mg selama 7

hari).
3) Jika umur kehamilan 32-34 minggu, dirawat selama air

ketuban masih keluar atau sampai air ketuban tidak keluar lagi.
4) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu, tidak ada

infeksi, berikan tokolotik (Salbutamol), Dexamethasone, dan

induksi dalam 24 jam.


5) Jika usia kehamilan 32-37 minggu, ada infeksi, beri antibiotik

dan lakukan induksi.


6) Nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit, tanda-tanda infeksi

intra uterin).
7) Pada usia 32-34 minggu berikan steroid untuk memacu

kematangan paru janin, dosis betamethasone 12 mg sehari

dosis tunggal selama 2 hari, dexamethasone IM 5 mg setiap 6

jam sebanyak 4 kali.


b. Aktif
1) Kehamilan >37 minggu, induksi dengan oksitosin, bila gagal

seksio secarea. Dapat pula diberikan misoprostol 50 ug

intravaginal tiap 6 jam maksimal 4 kali.


2) Bila ada tanda-tanda infeksi berikan antibiotika dosis tinggi dan

persalinan diakhiri bila skor pelvik < 5, dilakukan pematangan

serviks kemudian induksi. Jika tidak berhasil, akhiri persalinan

dengan seksio secarea atau bila skor pelvik > 5, induksi

persalinan, partus pervaginam.


(Saifuddin, 2000 hal.219).

7. Penatalaksanaan
Tabel 1.
Penatalaksanaan Ketuban Pecah Dini

KETUBAN PECAH

< 37 Minggu >37 Minggu

Infeksi Tidak ada infeksi Infeksi Tidak ada infeksi

Berikan Amoksisilin + Berikan penisilin, Lahirkan bayi


penisilin, eritromisin untuk 7 gentamisin dan
gentamisin dan hari metronidasole
Metronidazole lahirkan bayi
Steroid untuk
lahirkan bayi Berikan penisilin
pematangan paru
dan ampisilin.

ANTIBIOTIKA SETELAH PERSALINAN

Profilaksis Infeksi Tidak ada infeksi

Stop antibiotic Lanjutkan untuk Tidak perlu antibiotik


24-48 jam setelah
bebas panas.

Sumber : Saifuddin, 2000, hal 220

BAB III
ASUHAN KEBIDANAN INTRANATAL PATOLOGI PADA NyN
GESTASI 38-39 MINGGU DENGAN KETUBAN PECAH DINI
DI RSUD I LAGALIGO WOTU
TANGGAL 15 FEBRUARI 2017

No. Register :

Tanggal Masuk : 15 Februari 2015 jam 03.00 wita

Tanggal Partus : 15 Februari 2015 jam 05.50 wita


Tanggal Pengkajian : 15 Februari 2015 jam 06.30 wita

LANGKAH I IDENTIFIKASI DATA DASAR

A. IDENTITAS ISTRI / SUAMI


Nama : NyJ / Tn S
Umur : 29 tahun / 33 tahun
Nikah / lamanya : 1 kali / 5 tahun
Suku : bugis / bugis
Agama : islam / islam
Pendidikan : S1 / S1
Pekerjaan : guru / guru
Alamat : Burau

B. Data Biologis/ Fiologis


Keluhan utama
Nyeri perut tembus kebelakang di sertai pelepasan lender dan darah
mulai tanggal 14 Februari 2017 jam 10.00 wita ibu merasa ada air
keluar sejak subuh
Riwayat keluhan utama
a. Sifat keluhan hilang dan timbul
b. Lokasi keluhan mulai dari perut tembus kebelakang
c. Tidak ada keluhan lain
d. Usaha ibu mengatasi keluhan adalah mengelus perut bagian
belakang
Riwayat kesehatan lalu
a. Ibu tidak pernah mengalami penyakit serius
b. Tidak ada riwayat alergi makanan dan obat
c. Ibu tidak pernah di operasi sebelumnya
d. Tidak ada ketergantungan minuman keras dan obat obatan
Riwayat reproduksi
a. Riwayat haid
Menarche : 15 tahun
Siklus haid : 28 30 hari
Lamanya : 5 7 hari
Dismenore : nyeri tapi masih bisa di tahan
b. Riwayat ginekologi
Tidak pernah menderita tumor dan kanker
Tidak pernah menderita penyakit infeksi pada organ
genitalia
c. Riwayat kehamilan sekarang
GII PI A0
HPHT : 08 06 - 2016
HTP : 15 02 -2017
Mendapat imunisasi TT sebanyak 2x
TT I : Tanggal 06 September 2016
TT II : Tanggal 06 Desember 2016
d. Riwayat pemenuhan kebutuhan dasar
a. Pola nutrisi
Kebiasaan :
makan 3 kali sehari dengan nasi, sayur, dan lauk pau
minum 6 8 gelas sehari
Selama inpartu :
Makan 3 kali sehari
minum 7 8 gelas sehari
b. Eliminasi
Kebiasaan :
BAB 1 kali sehari
BAK 5 7 kali sehari
Selama inpartu :
BAB 1 sehari
BAK 4 6 kali sehari
c. Personal hygiene
Kebiasaan :
Mandi 2 kali sehari dengan memakai sabun
Keramas 4 kali seminggu
Sikat gigi 2 kali sehari
Selama inpartu :
Mandi 2x sehari dengan memakai sabun
Keramas 4x sehari seminggu
Sikat gigi 2x sehari
d. Pola istirahat
Kebiasaan :
Tidur siang 2 3 jam
Tidur malam 6 7 jam
Selama inpartu
Tidur siang 2 3 jam
Tidur malam 7 8 jam
6. Data psikologis dan spiritual
Ibu ingin di temani keluarganya selama proses persalinan
Selama persalinan ibu selalu berdoa kepada tuhan untuk
keselamatan diri dan bayinya
7. Data social ekonomi
Ibu dan suami merencanakan tempat persalinananya
Hubungan ibu, suami, dan keluarganya yang lain harmonis
Suami yang membiayai semua kebutuhan ibu dan bayinya

Pemeriksaan fisik

1. Keadaan umum baik,kesadaran composmentis, tanpak meringis


kesulitan setiap kali his
2. Berat badan ( BB )
Sebelum hamil : 48 kg
Sekarang : 65 kg
3. Tinggi badan : 151 cm
Lila : 24 cm
4. Tanda tanda vital ( TTV )
TD : 120 /80 mmHg
N : 80 x/i
S : 36,5 C
P : 24 X/i
5. kepala dan rambut
Inspeksi : rambut bersih, hitam, tidak rontok, dan tidak
terdapat luka pada kulit kepala
Palpasi : tidak ada benjolan dan tidak ada nyeri tekan
6. Wajah
Inspeksi :Tidak ada cloasma ekspresi wajah meringis wajah
ibu terlihat tidak pucat
Palpasi : tidak ada oedema
7. Hidung
Inspeksi : tidak ada secret dan polip
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
8. Mulut dan gigi
Inspeksi : bersih tampak lembab, tidak pecah-pecah, ada
secret dan tidak ada gigi yang tanggal
9. Leher
Inspeksi dan palpas I : tidak ada pembesaran kelenjar limfe,
kelenjar tyroid dan vena jugularis
10. Payudara
Inspeksi : terlihat simetris kiri dan kanan, hyperpigmentasi
pada areola mammae, putting susu menonjol
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, terdapat kolostrum saat
areola susu di pencet
11. Abdomen
Inspeksi : pembesaran perut sesuai dengan umur
kehamilan,tampak linea nigra, dan tidak ada bekas luka operasi
Palpasi : Leopold I : TFU : 33 cm, teraba bokong di
fundus uteri
Leopold II : PUKA
Leopold III : Kepala
Leopold IV : BDP
Auskultasi : DJJ terdengar jelas, kuat, dan teratur pada kuadran
kiri bawah perut ibu degan frekuensi 140 x /i
12. Genitalia
Inspeksi : tampak pengeluaran darah dan lender
13. Ekstermitas
Inspeksi : tidak ad avarices
Palpasi : tidak ada oedema

Pemeriksaan dalam ( VT ) Tanggal 15 Februari 2017 jam 03.10 wita

a. Vulva dan vagina : tidak ada kelainan


b. Portio : lunak dan tipis
c. Pembukaan : 8 cm
d. Presentase : kepala
e. Ketuban :(-)
f. Penurunan : hodge II
g. Moulase : tidak ada ( - )
h. Penumbungan : tidak ada ( - )
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah

Pemeriksaan penunjang

Tanggal 15 Februari 2017 jam 03.20 wita

Laboratorium darah rutin HB : 11,5 gram %

LANGKAH II IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL


Diagnosa : GII PI A0, gestasi 38-39 minggu ,puki, presentase kepala,
BDP, intra uterin, tunggal, situs memanjang, hidup, keadaan
janin baik, keadaan ibu baik, inpartu kala I fase aktif
dengan KPD

1. GIII PI AI
Data subjektif : ibu mengatakan ini kehamilannya ketiga
Data objektif : otot-otot dinding perut ibu longgar, tampak linea nigra
pada abdomen ibu dan tampak striae albikans

Analisa dan interpretasi data

Ibu mengatakan ini adalah kehamilannya yang 3 dan otot otot


dinding perut ibu terlihat kendor karena ibu sudah pernah hamil
sebelumnya,.( sarwono, prawiraharjo, hal : 157 )

2. Gestasi 38-39 minggu


Data subjektif : ibu mengatakan umur kehamilannya sudah 9 bulan
Data objektif : HPHT : 08 - 06 - 2016
HTP : 15 - 02 - 2017

Analisa dan interpretasi data

Menurut rumus neagle dari HPHT 08 - 06 2016 sampai tanggal


15 Februari 2017 maka ibu sudah gestasi 39 minggu. ( ilmu kebidanan
sarwono prawiraharjo, hal : 165)

3. Situs memanjang
Data subjektif : -
Data objektif : Leopold I teraba bokong di fundus
Leopold III teraba kepala di sympisis

Analisa dan interpretasi data

Palpasi Leopold I teraba bokong di fundus dan palpasi Leopold III


teraba kepala di sympisis sehingga posisi janin sejajar dengan sumbu perut
ibu sehingga di katakana situs memanjang. (Suwono, hal : 167)
4. PU KA (Punggung kanan)
Data subjektif : ibu merasakan pergerakan janinnya lebih sering
pada perut sebelah
kiri
Data objektif : DJJ terdengar jelas pada kuadran kanan perut ibu
dengan frekuensi 140 x/i

Analisa dan interpretasi data

Pergerakan janin ibu lebih sering dirasakan di sebelah kiri perut


ibu, ini menandakan bagian - bagian kecil dari janin berada di
sebelah kiri perut ibu.
Pada palpasi Leopold II, teraba tekanan keras, lebar seperti papan
pada sisi kanan perut ibu, ini menandakan PUKA. (obstetri
fisiologis hal : 165)
Pada auskultasi punggung janin di sebelah kanan ( Ilmu kebidanan
penyakit kandungan dan KB, hal : 223)
5. Presentase kepala
Data subjektif : -
Data objektif : palpasi Leopold III teraba bagian terendah janin
keras, bulat dan Melintang

Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi Leopold III teraba keras, bulat, dan melintang di


bagian sympisis yang menandakan bagian terenah janin adalah kepala.
( sarwono, ilmu kebidanan, hal : 167 )

6. BDP ( divergen)
Data subjektif :
Data objektif : pada palpasi Leopold IV bagian terendah janin
sudah masuk pintu atas Panggul (PAP)

Analisa dan interpretasi data

Pada palpasi leopold IV kedua ujung jari tangan pemeriksa sudah


tidak bertemu. Hal ini menandakan bahwa bagian terendah janin sudah
bergerak di dalam panggul ( BDP). ( Sinopsis psikologis padjajaran, rahma
ramlan, hal : 166)

7. Intra uterin
Data subjektif : ibu mengatakan tidak merasa nyeri saat janinnya
bergerak selama hamil dan pada saat palpasi
Data objektif : pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilannya. Pada saat palpasi tidak ada nyeri tekan. Teraba
bagian bagian janin dengan jelas.
Analisa dan interpretasi data
Ibu tidak pernah merasakan nyeri perut hebat selama hamil dan
teraba bagian-bagian janin menandakan kehamilan intra uterin. ( sarwono
ilmu kebidanan, hal : 167)
8. Tunggal
Data subjektif : ibu mengatakan pergerakan janinnya hanya satu
tampat saja yaitu
Perut sebelah kiri.
Data objektif : DJJ terdengar jelas, kuat dan teratur pada kuadran
kanan bawah perut ibu Dengan frekuensi 132x/i

Analisa dan interpretasi data

Adanya pergerakan janin hanya satu tempat saja yaitu perut


sebelah kiri dan pada saat palpasi teraba satu bokong di fundus, satu
kepala di sympisis, dan pada saat di auskultasi DJJ terdengar jelas, kuat
dan teratur pada suatu tempat yaitu di kuadran kanan bawah perut ibu
dengan frekuensi 138 x/i. hal ini menandakan janin tunggal. (ilmu
kebidanan sarwono prawiraharjo, hal :156 )s

9. Janin hidup dan dalam keadaan baik


Data subjektif : ibu merasakan janinnya sejak umur kehamilan 5
bulan
Data objektif : pembesaran perut sesuai dengan umur kehamilan
dan DJJ terdengar
Jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan bawah
perut ibu dengan frekuensi 140 x/i.
Analisa dan interpretasi data

Adanya pergerakan janin sesuai dengan umur kehamilan dan DJJ


terdengar Jelas, kuat dan teratur pada kuadran kanan bawah perut ibu
dengan frekuensi 132 x/i. hal ini menandakan janin dalam keadaan hidup
dan keadaan janin baik. ( sulaiman sunamitu 2000, hal : 185)

10. Keadaan ibu baik


Data subjektif : ibu mengatakan senang dengan kehamilannya
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit
serius selama hamil
Data objektif : konjungtiva merah mudah sclera putih, tidak ada
oedema pada wajah dan tungkai

Tanda tanda vital (TTV) :

TD: 120 /80 mmHg


N: 80 x/i
S : 36,5C
P : 24 X/i

Analisa dan interpretasi data

Ibu senang dengan kehamilanya dan tidak mengalami penyakit


serius selama hamil
Kongjungtiva merah mudah sclera putih, menandakan tidak ada
anemia dan infeksi
Tidak ada oedema pada wajah dan tumgkai dengan tekanan darah,
nadi, suhu, dan pernapasan dalam batas normal, menandakan ibu
dalam keadaan baik, (sarwono prawiraharjo, hal : 157)
11. Inpartu kala I fase aktif
Data subjektif : ibu mengatakan kehamilannya 9 bulan
Ibu mengeluh sakit perut tembus ke belakang
Ibu mengatakan ada pelepasan lender dan darah
Data objektif : hasil VT tanggal 15 Februari 2017, jam 03.10 wita
a. Vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Portio : lunak dan tipis
c. Pembukaan : 8 cm
d. Presentase : kepala
e. Ketuban :(-)
f. Penurunan : hodge I-II
g. Moulase : tidak ada ( - )
h. Penumbungan : tidak ada ( - )
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah

Analisa dan interpretasi data

Penurunan kadar estrogen dan progesterone pada ibu


mempengaruhi oxytosin dan hipofisis anterior yang menyebabkan
kontraksi uterus dengan adanyakontraksi uterus maka terjadi
perubahan pada serviks yang menimbulkan perdarahan atau
pembukaan menyebabkan lender yang terdapat pada kanalis
servikalis pecah akibat adanya perdarahan atau pembukaan.
Kala I terdiri dari 2 fase yaitu :
1. Fase laten di mulai dari pembukaan 0 3 cm
2. Fase aktif di mulai dari pembukaan 4 10 cm
12. Ketuban pecah dini ( KPD
DS : ibu mengatakan ada air keluar dari jalan lahir sejak subuh
DO : pada pemeriksaan dalam ketuban sudah pecah
Analisa dan interpretasi data
Ketuban pecah dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban
sebelum persalinan yaitu adanya cairan keluar dari kavum uteri dan
tanda-tanda oligohidramnion ( obsetri hal : 53 )

LANGKAH III IDENTIFIKASI DIAGNOSA / MASALAH POTENSIAL

Potensial : terjadinya gawat janin

DS : ibu mengeluh sakit perut tembus belakang

DO : ketuban sudah pecah dan merembes

Analisa dan interpretasi data

Ketuban pecah sebelum persalinan memungkinkan akan terjadi


kekurangan air ketuban dan terjadi gawat janin.
LANGKAH IV TINDAKAN SEGERA / KOLABORASI

Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian obat dan infus

LANGKAH V RENCANA TINDAKAN

Tujuan : Kala I berlangsung normal

Ibu dan janin tetap dalam keadaan baik.

Kriteria :

Kala I berlangsung normal atau tidak melewati garis waspada.


Kontraksi uterus 5x /10 menit durasinya > 40
DJJ dalam batas normal ( 120 160 x/i ) terdengar jelas, kuat
dan teratur.
Tanda - tanda vital ( TTV) dalam batas normal
TD : systole : 100 120 mmHg
Diastole : 70 90 mmHg
N : 60 80 x/i
S : 36,5 -37,5C
P : 16 24 x/i

INTERVENSI

Tanggal 15 Februari 2017 jam 03.20 wita

1. Anjurkan ibu untuk BAK dan cuci kaki sebelum naik tempat tidur
Rasional : kandung kemih yang penuh dapat member rasa tidak
nyaman pada ibu dan
Memperlambat turunnya bagian terendah janin dan cuci kaki
untuk mencegah terjadinya infeksi
2. Lakukan VT ( pemeriksaan dalam) tiap 2 4 jam pada fase aktif atau
lebih bila ada indikasi
Rasional : untuk mengetahui / memantau kemajuan persalinan
3. Sampaikan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarganya.
Rasional : dengan menyampaikan pada ibu hasil pemeriksaannya ibu
dan kelurga dapat membantu menghadapi persalinan.
4. Lakukan pemasangan infus dan dri oxitosi 5 yunit dengan cairan RL
Rasional : untuk memenuhi kebutuhan cairan ibu dan meransang
kontraksi
5. Lakukan injeksi obat cefotapsin anti biotic secara IV
Rasional : untuk mencegah masuknya kuman di jalan lahir karna
ketuban sudah pecah
6. Jelaskan pada ibu penyebab nyeri
Rasional : dengan menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri yang di
alami, ibu dapat beradaptasi dengan nyeri yang
dirasakannya.
7. Anjurkan pada ibu cara berelaksasi dan mengatur napas ( bernapas
panjang) terutama pada saat ada his
Rasional : dengan relaksasi dan pengaturan napas terutama saat ada his
atau mengurangi ketegangan pada ibu, meningkat suplai O2
pada bayinya
8. Anjurkan ibu untuk tidur miring
Rasional : dapat mencegah penekanan vena cava inferior oleh uterus
yang membesar sehingga suplai darah dari ibu ke janin
lancer
9. Anjurkan pada ibu untuk makan dan minum air putih
Rasional : mencegah dehidrasi pada ibu dan untuk memberikan tenaga
( persiapan ) pada ibu untuk meneran
10. Bersihkan vulva dan vagina dengan kapas basah atau savlon sebelum
melakukan VT
Rasional : mencegah kuman ikut masuk ke jalan lahir sehingga tidak
ada infeksi
11. Siapkan alat partus, larutan clorin, larutan DH, tempat placenta, tempat
sampah, dan pakaian ibu dan bayi yang bersih
Rasional : mempermudah dan memperlancar proses persalinan
12. Berikan support pada ibu
Rasional : member support ( dorongan ) pada ibu agar semangat
menghadapi persalinanya
13. Ajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
Rasional : membantu mempercepat proses persalinan
14. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala I pada partograf
Rasional : merupakan standarisasi pelayanan kebidanan dalam
memantau kemajuan persalinan, keadaan ibu dan janin serta
memudahkan dalam pengambilan keputusan klinis serta
asahun selanjutnya.

LANGKAH VI IMPLEMENTASI

Tanggal 15 Februari 2017 jam 03.30

1. Menganjurkan kepada ibu untuk BAK dan cuci kaki sebelum naik tempat
tidur untuk diperiksa.
2. melakukan pemeriksaan dalam ( VT ) tiap 2 4 jam pada fase aktif atau
lebih bila ada indikasi
Hasil :
a. keadaan vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Keadaan Portio : lunak dan tipis
c. Pembukaan serviks : 8 cm
d. Presentase : kepala
e. Keadaan Ketuban :(-)
f. Penurunan : hodge I-II
g. Moulase : tidak ada ( - )
h. Penumbungan : tidak ada ( - )
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah
3. Menyampaikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarganya
Hasil : ibu dan keluarga mengetahui keadaannya dan kemajuan
persalinannya
4. melakukan pemasangan infus dan dri oxitosi 5 yunit dengan cairan RL
Hasil : telah dilakukan oleh bidan dan mahasiswa
5. melakukan injeksi obat cefotapsin anti biotic secara IV
Hasil : telah dilakukan oleh bidan dan mahasiswa
6. Menjelaskan kepada ibu penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu yaitu
tertekannya ujung ujung saraf sewaktu uterus berkontraksi untuk proses
pengeluaran
Hasil : ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan
7. Menganjurkan ibu untuk berelaksasi dan mengatur napas terutama saat ada
his
Hasil : ibu mengerti dan mau melakukan apa yang dianjurkan
8. Menganjurkan ibu untuk tidur miring
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang dianjurkan
9. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum air putih
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang dianjurkan
10. Membersihkan vulva dan vagina dengan kapas basah atau savlon sebelum
melakukan VT
Hasil : ibu mengerti dan ibu mau dibersihkan vulva dan vaginanya
11. Siapkan alat partus, larutan clorin, larutan DTT, tempat placenta, tempat
sampah, dan pakaian ibu dan bayi yang bersih.
dalam Bak partus steril :
Klem 2 buah
Gunting tali pusat
Klem tali pusat
Handscoon 2 pasang
Kapas dan kassa steril secukupnya
DUK steril 1 buah
Ember, kantong tempat placenta, dan pakaian kotor
Tempat sampah
Pakaian bersih ibu dan bayi

Hasil : ibu mengerti dan mau mempersiapkan apa yang di butuhkan saat
janinnya keluar

12. Berikan support ( dorongan ) pada ibu


Hasil : ibu semangat dalam menghadapi persalinannya
13. Mengajarkan ibu cara meneran yang baik dan benar
Hasil : ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang di anjurkan
14. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala I partograf
Hasil : kita dapat mengetahui / memantau kemajuan persalinan ibu

LANGKAH VII EVALUASI

Tanggal 15 Februari 2017 jam 03. 50 wita

1. ibu mengerti dan bersedia melaksanakan apa yang di anjurkan yaitu BAK
dan cuci kaki sebelum naik tempat tidur.
2. Ibu mengerti dan bersedia untuk di VT ( di lakukan pemeriksaan dalam ).
3. Ibu mengerti dan mengetahui keadaan dan kemajuan persalinannya,
dengan memberikan hasil pemeriksaan
4. Infus telah terpasang
5. Injeksi telah dilakukan
6. Ibu mengerti dengan penjelasan yang dianjurkan dan menjelaskan tentang
penyebab nyeri yang dirasakan oleh ibu.
7. Ibu mengerti dan mau melakukan apa yang dianjurkan yaitu berelaksasi
dan mengatur napas pada saat ada his
8. Ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang dianjurkan yaitu tidur
miring
9. Ibu mengerti dan mau melaksanakan apa yang di anjurkan yaitu makan
dan minum air putih
10. Ibu mengerti dan mau dibersihkan vulva dan vaginanya dengan savlon
sebelum dilakukan VT
11. Ibu mengerti dan mau mempersiapkan alat yang dibutuhaan saat
persalinan
12. Ibu memiliki semangat dalam menghadapi persalinannya
13. Ibu mengerti dan mau menuruti cara meneran yang baik dan benar
14. Hasil pemeriksaan telah di catat dalam partograf

KALA II

A. DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengeluh ingin BAB
2. Ibu mengeluh ada dorongan untuk meneran
3. Ibu mengeluh sakitnya bertambah kuat
4. Ibu mengatakan ini adalah kehamilan yang ketiga

B. DATA OBJEKTIF ( O )
1. Perineum menonjol
2. Vulva membuka
3. VT tanggal 15 Desember 2015 jam 05.00 wita
a. keadaan vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Keadaan Portio : tipis dan lunak
c. Pembukaan serviks : 10 cm
d. Presentase : kepala
e. Keadaan Ketuban :(-)
f. Penurunan : hodge IV
g. Moulase : tidak ada ( - )
h. Penumbungan : tidak ada ( - )
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah

C. ASESSMENT ( A )
Pelangsungan kala II, keadaan ibu dan bayi baik

D. PLANNING ( P )
1. Melihat tanda dan gejala kala II
terlihat tanda dan gejala kala II berupa dorongan untuk meneran,
tekanan pada anus, perineum menonjol, vulva membuka

2. Siapkan peralatan dan siapkan diri


Bak partus berisi 2 pasang handscoon, satu gunting episiotomy,
koher, 2 buah gunting tali pusat, satu buah kateter, kassa
steril, dan satu benang pengikat tali pusat
Bak hecting berisi satu pasang handscoon, satu buah
nealpueder, gunting benang, pincet anatomi, kassa steril, jarum,
benang dan bethadine
Ember berisi larutan clorin, larutan DTT, ember tempat pakaian
dan tempat placenta, tempat sampah medis dan non medis.
Satu buah nerbeck dan balon pengisap lender ( dheli )
Pakaian ibu dn bayi, gurita, celana dalam, pembalut, dan
waskop sarung ibu
3. Memakai celemek
penolong memakai celemek
4. Mencuci tangan dibawah air mengalir
penolong mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
5. Memakai sarung tangan
penolong memakai handscoon
6. Mengambil spoit dengan menghisap oxytosin 10 unit dengan teknik 1
tangan
spuit terisi oxytosin
7. Membersihkan vulva sampai perineum
: vulva sampai perineum dibersihkan dengan kapas DTT
8. Melakukan pemeriksaan dalam ( VT )
a. keadaan vulva dan vagina : tidak ada kelainan
b. Keadaan Portio : tipis dan lunak
c. Pembukaan serviks : 10 cm
d. Presentase : kepala
e. Keadaan Ketuban :(-)
f. Penurunan : hodge IV
g. Moulase : tidak ada ( - )
h. Penumbungan : tidak ada ( - )
i. Kesan panggul : normal
j. Pelepasan : lendir dan darah
9. Mendekontaminasitempat sarung tangan
mencelup tangan yang masih menggunakan sarung tangan kedalam
larutan clorin 0,5%
Rendam selama 10 menit secara terbalik
10. Mendengarkan DJJ
150 x/i
11. Memberitahu kepada ibu dan keluarga pembukaan sudah lengkap /
melesap dan keadaan janin baik
ibu mengerti apa yang disampaikan
12. Meminta ibu dan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran
ibu dalam posisi litothomi
13. Melakukan pimpinan meneran saat ibu melakukan dorongan yang kuat
ibu meneran sesuai yang dianjurkan bidan
14. Memberikan posisi yang nyaman kepada ibu ( berdiri, jongkok,
miring)
ibu bersedia dan melakukannya
15. Memasang handuk bersih diatas perut ibu
handuk diletakkan diatas perut ibu
16. Meletakkan 1/3 bagian duk steril dibawah bokong ibu
1/3 bagian duk steril dibawah bokong iu
17. Membuka bak partus
bak partus dalam keadaan terbuka
18. Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
handscoon ( sarung tangan) sudah terpakai
19. Memimpin persalinan, menyokong perineum dan menahan puncak
kepala
tangan menyokong perineum dan menahan puncak kepala
20. Memeriksa adanya lilitan tali pusat
tidak ada lilitan tali pusat
21. Menunggu kepala melakukan putaran paksi luar
bayi melakukan putaran paksi luar
22. Melahirkan bahu depan dan belakang
setelah bayi menghadap kesalah satu pah sisi ibu tangan
diletakkan pada kedua sisi kepala atau biparieta, kemudian
diarahkan keatas untuk melahirkan bahu posterior dan arahkan
kebawah untuk melahirkan bahu anterior
23. Melahirkan badan bayi dan sangga
setelah bayi lahir, tangan kanan menyanggah kepala, leher, dan
bahu, jari bagian belakang dengan posisi ibu jari pada leher dan
kedua jari pada bahu dan punggung dan janin sementara tangan
kiri memegang tangan dan bahu janin.
24. Melahirkan badan bayi dengan menelusuri punggung, bokong dan
tungkai
setelah badan lahir, tangan kiri menelusuri punggung kearah
bokong sampi tungkai bawah dan menyelipkan jari telunjuk
diantara kedua kaki bayi dan jepit kedua mata kaki
25. Menilai bayi kemudian letakkan bayi diatas perut ibu dan keringkan
bayi
bayi dalam keadaan baik dan keringkan
26. Mengganti kain dengan kain bersih dan keringkan
bayi dalam keadaan terbungkus dan kering

KALA III

A. DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu senang dengan kelahiran bayinya
2. Ibu mengeluh nyeri perut bagian bawah

B. DATA OBJEKTIF ( O )
1. Bayi lahir spontan, pada tanggal 15 Desember 2015 jam 05.50 wita
JK : laki-laki, BB : 3100 gr, PB : 49 cm, dan A/S : 8/10
2. Kontraksi uterus baik
3. Tinggi fundus uteri setinggi pusat
4. Perdarahan 75 CC
5. Plasentase belum terlepas
C. ASESSMENT ( A )
Kala III
Perlangsungan kala III
Antisipasi terjadinya retensio placenta

D. PLANNING ( P )
27. Memeriksa dan meraba fundus uteris
kelahiran tunggal
28. Beritahu ibu bahwa akan disuntik oxytosin
ibu bersedia disuntik oxytosin
29. Ibu disuntik oxytosin 10 cc secara intra muscular ( IM )
ibu sudah disuntik
30. Menjepit tali pusat
tali pusat sudh di jepit sekitar 3 cm dan pusat umbilicius dan 2 cm
dari klem pertama
31. Memotong tali pusat
tali pusat sudah dipotong diantara dua klem dengan melindungi
bayi dari mata gunting dengan tangan kanan
32. Meletakkan bayi tengkurap diatas dada ibu
tubuh ibu dan bayi saling bersentuhan
33. Menutupi ibu dan bayi dengan kain bersih
ibu dan bayi sudah ditutupi dengan kain bersih
34. Memindahkan klem tali pusat 5 10 cm dari vulva
klem dipindahkan 5 10 cm dari vulva
35. Meletakkan tangan diatas sympisis sementara tangan kanan memegang
tali pusat
bagian bawah uterus sudah tertahan
36. Regangkan ali pusat saat berkontraksi, tangan kiri melakukan masase
uterus kearah dorsa cranial
37. Melahirkan placenta dengan menarik keatas dan kebawah
38. Menjepit placenta dan memutar searah jarum jam
placenta dijemput dengan kedua tangan dan memutarnya searah
jarum jam
39. Melakukan massase uterus
untuk berkontraksi dengan baik ( teraba keras dan bundar )
KALA IV

A. DATA SUBJEKTIF ( S )
1. Ibu mengeluh letih setelah persalinan

B. DATA OBJEKTIF ( O )
1. Placenta lahir lengkap, jam 06.00 wita
2. Kontraksi uterus baik
3. Perdarahan 75 cc
4. TFU 1 jari dibawah pusat
5. Tidak ada rupture / robekan
6. Ibu tampak lelah
7. Tanda tanda vital ( TTV )
a. TD : 11O /80 mmHg
b. N : 82 x/i
c. S : 37,5C
d. P : 20 X/i
C. ASESSMENT ( A )
Pelangsungan kala IV
Antisipasi perdarahan post partum

D. PLANNING ( P )
40. Memeriksa kelengkapan placenta
:placenta dan selaput ketuban lengkap
41. Memeriksa robekan jalan lahir
tidak ada rupture / robekan
42. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik
teraba keras dan bundar
43. Membiarkan bayi diatas pert ibu sampai berhasil menyusui bayinya
44. Melakukan penimbangan BB dan menyuntikkan vit.k
BB : 3100 gr dan sudah diberikan suntikan vit.k
45. Pemberian suntikan hepatitis B
disuntik pada paha kanan ( IM )
46. Pemantauan kontraksi uterus dan perdarahan pervagina
uterus teraba keras dan bundar dan perdarahan 75 cc
47. Mengajarkan ibu atau keluarga bagaimana cara masase uterus
ibu mengerti cara masse uterus
48. Mengevaluasi jumlah perdarahan
perdarahan 60 cc
49. Memeriksa tekanan darah darah dan nadi ibu
TD : 110 / 80 mmHg
N : 80 x/i
50. Menilai pernapasan
P : 24 x/i
S : 36,5C
51. Merendam alat bekas pakai kedalam larutan clorin
alat-alat sudah terendam dalam larutan clorin
52. Membuang bahan bahan yang sudah terkontaminasi
bahan bahan yang sudah terkontaminasi sudah dibuang
53. Membersihkan ibu dari sisa sisa air ketuban, lender dan darah
ibu sudah dibersihkan dari sisa sisa air ketuban, lender dan darah
54. Memastikan ibu merasa nyaman, beritahu keluarga membantu apabila
mau makn dan minum
keluarga mau dan ingin membantu memberi makan dan minum
55. Mengkontaminasi tempat persalinan dengan larutan clorin
tempat tidur sudah dikontaminasi
56. Membersihkan dan merendam handscoon dalam larutan clorin 0,5 %
sarung tangan ( handscoon )sudah direndam dalam larutan clorin
0,5 %
57. Mencuci tangan dengan sabun dibawah air mengalir
tangan sudah dicuci dengan sabun dibawah air mengalir
58. Melengkapi patograf, Partograf lengkap

BAB IV

PEMBAHASAN

Pada bab ini akan membahas tentang kesenjangan antara teori dan kasus

pelaksanaan manajemen asuhan kebidanan Intaranatal pada Ny N dengan

ketuban pecah dini di RSUD I Lagaligo tanggal 15 Februari tahun 2017.

Untuk memudahkan pembahasan, maka penulis akan membahas

berdasarkan pendekatan manajemen asuhan kebidanan dengan tujuh langkah

sebagai berikut :

A. Langkah I : Pengumpulan Data


Pada tahap pengumpulan data dasar penulis tidak menemukan suatu

hambatan yang berarti, karena pada saat pengumpulan data baik pada Ny N

maupun keluarganya serta bidan yang ada diruangan memberikan informasi

yang diperlukan sehingga memudahkan untuk memperoleh data-data.

Dalam tinjauan pustaka, dikatakan bahwa Ketuban Pecah Dini adalah

pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai dan ditunggu satu

jam belum terjadi inpartu

Sedangkan pada Ny A didapatkan keluhan berupa keluarnya cairan

merembes di celana tanpa ada rasa nyeri kemudian 2 jam berikutnya baru

terasa nyeri tembus ke belakang pada daerah abdomen

Dalam tinjauan pustaka dengan studi kasus pada Ny N tampak adanya

kesamaan.

B. Langkah II : Merumuskan Diagnosa / Masalah Aktual

Dalam tinjauan asuhan kebidanan setelah diinterpretasi data, kemudian

dikembangkan ke dalam identifikasi data masalah atau diagnosa. Masalah

aktual merupakan masalah nyata yang didapat melalui data subjektif dan data

objektif.

Dengan penjelasan tinjauan pustaka tentang ketuban pecah dini dengan

studi kasus pada Ny N ternyata ada kesamaan pada beberapa aspek

diantaranya adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda persalinan mulai

dan ditunggu satu jam belum terjadi inpartu sehingga memudahkan dalam
pengambilan keputusan untuk tindakan selanjutnya. Adapun diagnosa /

masalah aktual yang dapat diidentifikasi pada Ny N adalah : GII PI A0,

gestasi 38-39 minggu ,puki, presentase kepala, BDP, intra uterin, tunggal, situs

memanjang, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu baik, inpartu kala I fase

aktif dengan KPD, perlangsungan kala II, III, IV

C. Langkah III : Merumuskan Diagnosa / Masalah Potensial

Dari tinjauan asuhan kebidanan identifikasi masalah potensial yang

mungkin terjadi berdasarkan pengumpulan data, pengamatan yang cermat dan

observasi yang akurat, kemudian dievaluasi apakah terdapat kondisi yang

abnormal dan apabila tidak mendapatkan penanganan yang akurat dapat

menimbulkan keadaan yang berbahaya sehingga mengancam kehidupan ibu

dan janinnya.

Dari tinjauan pustaka, persalinan dengan ketuban pecah dini yang tidak

ditangani segerah akan berlanjut menjadi partus lama dan bahkan bisa infesksi

yang dapat berakibat buruk terhadap ibu dan janinnya. Dalam penanganan

kasus ketuban pecah dini dilahan praktek pada kasus Ny N dengan tinjauan

asuhan kebidanan nampak adanya kesamaan sehingga memudahkan penulis

dalam melanjutkan proses asuhan ke langkah berikutnya.

Pada kasus Ny N dengan Ketuban pecah dini diagnosa atau masalah

potensial yang bisa terjadi adalah potensial partus lama dan infeksi.

D. Langkah IV : Tindakan Segera Dan Kolaborasi Asuhan Kebidanan


Pada tinjauan pustaka tindakan segera dan kolaborasi tidak dilakukan,

karena tidak ada datadata yang menunjang untuk dilakukan tindakan segera.

E. Langkah V : Rencana Tindakan Asuhan Kebidanan

Pada tinjauan asuhan kebidanan, perencanaan adalah proses penyusunan

suatu rencana tindakan berdasarkan identifikasi masalah yang didapatkan dan

antisipasi dignosa masalah yang mungkin terjadi.

Perencanaan tindakan berdasarkan tujuan yang akan dicapai dan

kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Pada tinjauan asuhan kebidanan

pada Ny N yang dilakukan dilahan praktek meliputi :

1. Anjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemih

2. Berikan penjelasan tentang penyebab nyeri

3. Anjurkan tehnik relaksasi yaitu nafas panjang saat nyeri.

4. Anjurkan kepada keluarga untuk memberimakan dan minum saat

his berkurang.

5. Anjurkan kepada ibuuntuk memilih posisi yang menguntungkan

6. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) setiap 4 jam atau jika ada

indikasi

7. Beri supor dan motifasi pada ibu

8. Observasi His dan Djj tiap 30 menit

9. Informasi hasil pemeriksaan atau pemantauan kala I pada klien


10. Injeksi antibiotik

11. Melakukan Asuhan Persalinan Normal


Dengan demikian ada kesamaan antara tinjauan pustaka dengan studi

kasus pada Ny N

F. Langkah VI : Pelaksanaan Tindakan Asuhan Kebidanan

Dalam tinjauan pustaka dan asuhan kebidanan pelaksanaan mengacu

pada peyusunan rencana asuhan yang telah ditetapkan dengan mengadakan

kerjasama dengan bidan dan petugas kesehatan lain serta persetujuan Ny N.

Sesuai penerapan dilahan praktek pada studi kasus Ny N dengan ketuban

pecah dini dengan tinjauan pustaka.

G. Langkah VII : Evaluasi Hasil Asuhan Kebidanan

Evaluasi merupakan tahap akhir dalam asuhan kebidanan yang

penting guna mengetahui sejauh mana kemajuan yang telah dicapai. Dalam

evaluasi selama proses persalinan tidak mengalami penyulit dan tidak terjadi

infeksi serta partus lama. Hal lain pula pada evaluasi melalui tinjauan pustaka

dengan asuhan kebidanan tidak ditemukan adanya kesenjangan.


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat

tanda persalinan, dan ditunggu satu jam belum dimulainya tanda

persalinan

2. Dari hasil pengkajian pada NY N maka ditegakkan diagnosa GII PI A0,

gestasi 38-39 minggu ,puki, presentase kepala, BDP, intra uterin, tunggal,

situs memanjang, hidup, keadaan janin baik, keadaan ibu baik, inpartu kala
I fase aktif dengan KPD, perlangsungan kala II, kala III, kala IV dan

potensial terjadi partus lama dan infeksi.

3. Setelah dilaksanakan asuhan kebidanan intra natal pada Ny N

dengan ketuban pecah dini didapatkan hasil: proses persalinan berlangsung

dengan normal, hasil pemeriksaan fisik dan obstetrik normal. Tidak terjadi

partus lama dan infeksi

4. Pendokumentasian sangat perlu dilaksanakan pada setiap tahap

dari proses manajemen asuhan kebidanan, karena hal ini adalah

merupakan salah satu cara pembuktian pertanggung jawaban bidan

terhadap asuhan kebidanan yang telah dilakukan.

B. Saran

1. Saran Untuk Klien

a. Disarankan pada ibu untuk melakukan pemeriksaan ANC sesuai

dengan kebutuhan, segera setelah terlambat haid untuk mengantisipasi

adanya komplikasi dalam kehamilan dan persalinan.

b. Ibu hendaknya mengenali secara dini dan menangani adanya

komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan, persalinan dan

nifas serta riwayat kesehatan secara umum.

2. Saran Untuk Bidan


Hendaknya bidan meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya dalam

memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan membaca buku serta

mengikuti palatiha-pelatihan dan seminar-seminar seiring dengan

kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Saran Untuk Institusi

Untuk mencapai hasil yang optimal dalam memberikan asuhan kebidanan

perlu menerapkan manajemen asuhan kebidanan dalam pemecahan

masalah lebih ditingkatkan dan dikembangkan, mengingat proses tersebut

sangat bermanfaat dalam membina tenaga bidan guna menciptakan sumber

daya manusia yang berprestasi dan profesional.

Anda mungkin juga menyukai