Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN HASIL DISKUSI

MODUL PENGINDERAAN
PEMICU FARMAKOLOGI

KELOMPOK DISKUSI 7

Scholastyka Febrylia I11111012


Farah Muthia I11111035
Muhammad Subhan I11111074
Cindy Lidia I11112006
Jovi Parmoduan Siagian I11112008
Izzatul Yazidah I11112024
Irene Olivia Salim I11112030
Hendri Saputra I11112043
Andri Hendratno I11112058
Sujono I11112061
Nisa Khinanty I11112075

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2015

Seorang laki-laki berumur 58 tahun datang dengan keluhan pusing disertai dengan pandangan
berputar. Mual ada, muntah ada, batuk tidak da, sesak tidak ada, diare tidak ada, kelemahan
lengan dan tungkai ada. Kelemahan lengan dan tungki dirasakan sejak 12 jam yang lalu.
Pusing disertai dengan pandangan berputar dirasakan sejak 2 hari yang lalu.

Status generalis: Tekanan darah 200/100 mmHg. Heart Rate 108x/menit. Suhu 37 O C.
Respiratory Rate 24x/menit.
Kepala: Konjungtiva palpebra pucat (-), sklera ikterik (-), leher JVP 5-2 cmH 2O, thoraks
pulmo vesikular normal, bronkhi (-), wheezing (-), kor mur-mur positif (mur-mur sistolik di
katup aorta), ghallop negatif. Abdomen datar, lemas, nyeri tekan (+) regio epigastrium. Hepar
dan lien tidak teraba, asites (-), ekstremitas edema (-).

5 3
Status neurologikus: Kekuatan otot 5 / 3 . Refleks fisiologis lengan dan tungkai kanan

normal. Refleks fisiologis lengan dan tungkai kiri meningkat. Refleks patologis: Babinsky
dan Chaddock positif di tungkai kiri. Nervi craniales: parese N. VII dan N. XII sinistra.

Laboratorium: LDL 300 mg/dL. Trigliserida 400 mg/dL. GDS 400 mg/dL. SGPT dan SGOT
normal. Ureum 80 mg/dL. Kreatinin 2 mg/dL Trombosit 493.000 sel/mm 3. Fibrinogen
473.000. Asam urat 9 mg/dL.

1. Klarifikasi dan definisi masalah


-
2. Kata kunci
a. Pasien laki-laki umur 58 tahun
b. Pusing dengan pandangan berputar sejak 2 hari lalu
c. Mual
d. Muntah
e. Kelemahan tungkai dan lengan dirasakan sejak 12 jam yang lalu
3. Rumusan masalah
Seorang laki-laki berumur 58 tahun mengeluh pusing disertai dengan pandangan
berputar sejak 2 hari yang lalu, mual dan muntah serta kelemahan lengan dan tungkai
dirasakan sejak 12 jam yang lalu.
4. Analisis masalah

Laki-laki usia 58 tahun

Kelemahan tungkai dan Hipertensi, Pusing dengan pandangan


lengan 12 jam yang lalu. hiperkolesterol, berputar sejak 2 hari lalu,
hiperglikema, disertai mual dan muntah
murmur positif
Vertig
o

Iskemik vaskular Sentra Perifer


l
Tatalaksana awal

5. Hipotesis
Seorang laki-laki berusia 58 tahun mengalami vertigo vestibular sentral et causa
iskemik vaskular.

6. Pertanyaan dan pembahasan


Vertigo sentral adalah vertigo yang disebabkan oleh penyakit yang berasal dari sistem
saraf pusat (SSP).Pada aplikasi klinisnya, vertigo sentral sering melibatkan lesi pada
nervus vestibulocochlearis. Pasien vertigo sentral akan mengalami halusinasi bahwa
lingkungan sekitarnya bergerak. Vertigo sentral dapat disebabkan oleh cidera iskemik
maupun hemoragik di serebelum, nucleus vestibular dan koneksinya di batang otak.
Penyebab vertigo sentral antara lain adalah tumor SSP, infeksi, trauma dan sklerosis
multipel.1,2
Patofisiologi

Batang otak, serebelum dan labirin perifer mendapatkan suplai darah dari sistem arteri
vertebrobasiler sehingga sindrom vertigo iskemik perifer maupun sentral sering kali
tumpang tindih.

Oklusi arteri dan infark iskemik

Oklusi arteri dan infark iskemik dapat terjadi akibat kardioembolisme, emboli dari
plak arteri vertebralis, atau thrombosis arteri lokal.Oklusi dapat terjadi di arteri
vertebralis, arteri basilaris, ataupun di ramus arteri-arteri tersebut. Oklusi komplit
sekalipun masih memiliki prognosis yang baik karena adanya aliran darah retrograde
pada anastomosis circulus Willis dan arteri communicans posterior.3

Iskemi vertebrobasilar temporer memiliki gejala seperti migraine atau transient


ischemic attack (TIA).Perdarahan serebellar spontan merupakan etiologi vertigo yang
fatal dan berhubungan dengan penyakit hipertensi dan antikoagulasi.3

Tabel 1. Diagnosis banding vertigo4


Tabel 2. Perbedaan antara vertigo perifer dan vertigo sentral5,6

a. Bagaimana tatalaksana vertigo pada kasus ini?


- Tatalaksana vertigo: Betahistin 6 mg 1x1 per oral
- Tatalaksana hipertensi dan gula darah: Ramipril 2,5 mg 1x1 per oral
- Tatalaksana hiperkolesterol: simvastatin 1x10 mg

b. Bila pasien tersebut di atas tidak mengalami kelemahan lengan dan tungkai, apa
saja tatalaksana dari vertigo tersebut?
Penatalaksanaan vertigo bergantung pada lama keluhan dan ketidaknyamanan
akibat gejala yang timbul serta patologi yang mendasarinya.
Penatalaksanaan Medikamentosa7
Secara umum, penatalaksanaan medika mentosa mempunyai tujuan utama: (i)
mengeliminasi keluhan vertigo, (ii) memperbaiki proses-proses kompensasi
vestibuler, dan (iii) mengurangi gejala-gejala neurovegetatif ataupun psikoafektif.
Beberapa golongan obat yang dapat digunakan untuk penanganan vertigo di
antaranya adalah:
a. Antikolinergik
Antikolinergik merupakan obat pertama yang digunakan untuk penanganan
vertigo, yang paling banyak dipakai adalah skopolamin dan homatropin.
Kedua preparat tersebut dapat juga dikombinasikan dalam satu sediaan
antivertigo. Antikolinergik berperan sebagai supresan vestibuler melalui
reseptor muskarinik. Pemberian antikolinergik per oral memberikan efek rata-
rata 4 jam, sedangkan gejala efek samping yang timbul terutama berupa
gejala-gejala penghambatan reseptor muskarinik sentral, seperti gangguan
memori dan kebingungan (terutama pada populasi lanjut usia), ataupun gejala-
gejala penghambatan muskarinik perifer, seperti gangguan visual, mulut
kering, konstipasi, dan gangguan berkemih.
b. Antihistamin
Penghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker) saat ini merupakan antivertigo
yang paling banyak diresepkan untuk kasus vertigo,dan termasuk di antaranya
adalah difenhidramin, siklizin, dimenhidrinat, meklozin, dan pro metazin.
Mekanisme antihistamin sebagai supresan vestibuler tidak banyak diketahui,
tetapi diperkirakan juga mempunyai efek terhadap reseptor histamin sentral.
Antihistamin mungkin juga mempunyai potensi dalam mencegah dan
memperbaiki motion sickness. Efek sedasi merupakan efek samping utama
dari pemberian penghambat histamin-1. Obat ini biasanya diberikan per oral,
dengan lama kerja bervariasi mulai dari 4 jam (misalnya, siklizin) sampai 12
jam (misalnya, meklozin).
c. Histaminergik
Obat kelas ini diwakili oleh betahistin yang digunakan sebagai antivertigo di
beberapa negara Eropa, tetapi tidak di Amerika. Betahistin sendiri merupakan
prekrusor histamin. Efek antivertigo betahistin diperkirakan berasal dari efek
vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga
tengah dan sistem vestibuler. Pada pemberian per oral, betahistin diserap
dengan baik, dengan kadar puncak tercapai dalam waktu sekitar 4 jam. Efek
samping relatif jarang, termasuk di antaranya keluhan nyeri kepala dan mual.
d. Antidopaminergik
Antidopaminergik biasanya digunakan untuk mengontrol keluhan mual pada
pasien dengan gejala mirip-vertigo. Sebagian besar antidopaminergik
merupakan neuroleptik. Efek antidopaminergik pada vestibuler tidak diketahui
dengan pasti, tetapi diperkirakan bahwa antikolinergik dan antihistaminik (H1)
berpengaruh pada sistem vestibuler perifer. Lama kerja neuroleptik ini
bervariasi mulai dari 4 sampai 12 jam. Beberapa antagonis dopamin
digunakan sebagai antiemetik, seperti domperidon dan metoklopramid. Efek
samping dari antagonis dopamin ini terutama adalah hipotensi ortostatik,
somnolen, serta beberapa keluhan yang berhubungan dengan gejala
ekstrapiramidal, seperti diskinesia tardif, parkinsonisme, distonia akut, dan
sebagainya.
e. Benzodiazepin
Benzodiazepin merupakan modulator GABA, yang akan berikatan di tempat
khusus pada reseptor GABA. Efek sebagai supresan vestibuler diperkirakan
terjadi melalui mekanisme sentral. Namun, seperti halnya obat-obat sedatif,
akan memengaruhi kompensasi vestibuler. Efek farmakologis utama dari
benzodiazepin adalah sedasi, hipnosis, penurunan kecemasan, relaksasi otot,
amnesia antero- grad, serta antikonvulsan. Beberapa obat golongan ini yang
sering digunakan adalah lorazepam, diazepam, dan klonazepam.
f. Antagonis kalsium
Obat-obat golongan ini bekerja dengan menghambat kanal kalsium di dalam
sistem vestibuler, sehingga akan mengurangi jumlah ion kalsium intrasel.
Penghambat kanal kalsium ini berfungsi sebagai supresan vestibuler.
Flunarizin dan sinarizin merupakan penghambat kanal kalsium yang
diindikasikan untuk penatalaksanaan vertigo; kedua obat ini juga digunakan
sebagai obat migren. Selain sebagai penghambat kanal kalsium, ternyata
flunarizin dan sinarizin mempunyai efek sedatif, antidopaminergik, serta
antihistamin-1. Flunarizin dan sinarizin dikonsumsi per oral. Flunarizin
mempunyai waktu paruh yang panjang, dengan kadar mantap tercapai setelah
2 bulan, tetapi kadar obat dalam darah masih dapat terdeteksi dalam waktu 2-4
bulan setelah pengobatan dihentikan. Efek samping jangka pendek dari
penggunaan obat ini terutama adalah efek sedasi dan peningkatan berat badan.
Efek jangka panjang yang pernah dilaporkan ialah depresi dan gejala
parkinsonisme, tetapi efek samping ini lebih banyak terjadi pada populasi
lanjut usia.
g. Simpatomimetik
Simpatomimetik, termasuk efedrin dan amfetamin, harus digunakan secara
hati-hati karena adanya efek adiksi.
Obat yang diberikan pada kasus ini dengan vertigo perifer: Dramamine 25-100 mg
3x1 per oral

c. Berikan alasan yang logis dan rasional terhadap terapi yang saudara berikan pada
pasien tersebut.
Tatalaksana kasus pertama:
- Betahistin merupakan prekrusor histamin. Efek antivertigo betahistin berasal dari
efek vasodilatasi, perbaikan aliran darah pada mikrosirkulasi di daerah telinga
tengah dan sistem vestibuler. Pada pemberian per oral, betahistin diserap dengan
baik, dengan kadar puncak tercapai dalam waktu sekitar 4 jam. Efek samping
relatif jarang, termasuk di antaranya keluhan nyeri kepala dan mual.
- Ramipril diberikan sebagai obat antihipertensi dan obat kadar gula darah pada
pasien stroke.
- Simvastatin diberikan untuk terapi hiperkolesterol. Simvastatin juga mencegah
pembentukan foam cell (plak aterosklerosis).
Tatalaksana vertigo pada kasus tanpa disertai kelemahan lengan dan tungkai:
- Dramamine merupakan penghambat reseptor histamin-1 (H-1 blocker). Obat ini
mengurangi stimulasi vestibular dan efektif dalam mengobati vertigo perifer.

DAFTAR PUSTAKA

1. Smouha E. Inner ear disorders. NeuroRehabilitation. 2013;32(3):455-62.

2. Schneider JI, Olshaker JS. Vertigo, vertebrobasilar disease, and posterior circulation
ischemic stroke. Emerg Med Clin North Am. Aug 2012;30(3):681-93.

3. St. Louis EK, Wijdicks EF, Li H. Predicting neurologic deterioration in patients with
cerebellar hematomas. Neurology. Nov 1998;51(5):1364-9.

4. Hotson JR, Baloh RW. Acute vestibular syndrome. N Engl J Med. 1998; 339:6805.

5. Furman JM, Cass SP. Benign paroxysmal positional vertigo. N Engl J Med. 1999;
341:15906.

6. Disorders of equilibrium. In: Greenberg DA, Aminoff MJ, Simon RP. Clinical
neurology. 5th ed. New York: McGraw-Hill, 2002:95126.
7. Rascol O., Hain TC., Brefel C., et al. Antivertigo Medications and Drugs-Induced
Vertigo. A Pharmacological Review. Drugs 1995; 50(5):777-91.

Anda mungkin juga menyukai