I. PENDAHULUAN
Menurut Deni (2016) Pantai Tapak Paderi adalah salah satu tujuan wisata
Samudera Hindia, Pantai Tapak Paderi Bengkulu menyatu dengan Pantai Panjang
atau yang biasa disebut Long Beach, membuat pantai seluruh Provinsi Bengkulu
merupakan daerah perbatasan antara darat dan laut, dimana daerah pesisir ini
perairan pesisir bisa memberikan kondisi lingkungan yang sangat cocok bagi
Kawasan pesisir yang memiliki ketiga ekosistem tersebut bisa di katakan perairan
yang stabil dan seimbang. Dengan adanya ketiga ekosistem tersebut, biota yang
ada di dalam perairan tersebut tidak akan kekurangan makanan karena ketiga
ekosistem ini dapat menghasilkan sumber makanan terhadap biota yang ada di
dalamnya. Di samping itu, secara ekologis ketiga ekosistem tersebut bisa berperan
sebagai penyeimbang stabilitas kawasan pesisir, baik akibat pengaruh dari darat
bisa memberikan dampak positif terhadap biota yang ada di dalam perairan
tersebut. Begitu juga halnya dengan padang lamun, para pakar mengemukakan
bahwa fungsi utama padang lamun adalah berperan dalam pendauran zat hara
Lulu (2006) juga menyatakan bahwa pada zaman era globalisasi ini
banyak sekali dampak negatif terhadap perairan laut, sehingga bisa mengurangi
ini semua sangat berdampak negatif terhadap kualitas dan kuantitas ekosistem
perairan laut. Kondisi semacam ini bukanlah hal asing lagi di permasalahkan atau
ini sudah terjadi pada sebagian besar kawasan pesisir di Indonesia, antara lain di
kawasan pesisir klampis itu sendiri, dimana di kawasan ini sangat minim sekali
tersebut maka kami melakukan sebuah praktikum guna untuk meninjau lebih
Adapun maksud dan tujuan dari praktikum lapangan Ekologi Laut Tropis
di perairan pantai tapak paderi yang dapat menyebabkan berkurangnya biota pada
lingkungan tersebut. Tujuan dari praktikum Ekologi Laut Tropis ini adalah Untuk
mendominasi.
pembaca.
4
yang terbesar di planet bumi. Lautan menutupi lebih daripada 80 persen belahan
bumi selatan tetapi hanya menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana
yang sebagian atau seluruh siklus hidupnya berada di dasar perairan, baik
makrofit akuatik yang hidup maupun yang mati dan serasah yang masuk
produsen perairan.
Irvina Nurachmi et al (2010)menyatakan bahwa berdasarkan
maksimum.
5
yang berukuran besar dan sama dengan 200 sampai 500 mikrometer.
Menurut Muhammad et al (2016) menyatakan bahwa berdasarkan
III. METODOLOGI
III.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Ekologi Laut Tropis ini dilaksanakan pada hari Kamis, 3
November 2016 di Perairan Laut pantai tapak paderi Provinsi Bengkulu dan
04 Desember 2016.
adalah plot kuadrat 1x1 meter, saringan, tali rafia, plastik, Formalin 10% dan alat
tulis. Sedangkan alat dan bahan yang digunakan pada saat praktikum di
garis transek yang akan dipasang petak kuadrat yang mana jarak antara plot ke
plot 25 meter. Penentuan lokasi pengambilan sampel tepatnya pada titik kordinat
dilakukan dengan cara membuat plot-plot (ukuran 1x1 meter) dengan jarak
tertentu pada garis transek. Pada setiap stasiun pengamatan ditetapkan 3 transek
garis dari pinggir pantai ke arah laut. Sepanjang garis diletakkan plot sebanyak
tiga petak dan pada setiap petak plot dideterminasi setiap jenis makrozoobenthos,
dengan cara bagian subratnya dikeruk dan sampel yang didapat disortir dengan
memasuki proses identifikasi sampel yang sudah dibersihkan dengar air dan
plastik yang telah diisi alkohol 70% sebagai pengawet, lalu diberi label. Setelah
Jenis (H), Indeks Keseragaman Jenis (E) dan metode Indeks Dominansi (D).
8
Kesimpulan:
Kriteria H
H = 0,7782 (H 1)
Yang menunjukkan bahwa keanekaragaman rendah.
Kriteria E
E = 0,1824 (E = mendekati 1)
Yang menunjukkan keseragaman seimbang.
Kriteria D
D = 0,4082 (D = 0,01-0,49)
Yang menunjukkan tidak ada spesies yang mendominasi.
9
IV.2. Pembahasan
Indek keanekaragaman jenis makrozoobenthos pada perairan pantai tapak
paderi adalah 0,7782. Menurut Shannon Weiner dalam Haidir (2013) jika H < 1
sebaran individu yang tidak merata, sedangkan jika 1 < H < 3 = indeks
yang sedang pula. Dari data diatas menyatakan bahwa indeks keanekaragaman
dari individu pada masing-masing jenis, semakin kaya jenisnya maka perairannya
semakin baik. Tetapi sebaran individu tidak merata, keadaan ini dipengaruhi oleh
kondisi lingkungan yang tidak baik sehingga kondisi keragaman jenis rendah,
adalah 0,4082. Menurut Simpson dalam Haidir (2013) bahwa nilai indeks
dominansi jenis antara 0-1. Apabila nilai D mendekati nol berarti tidak ada jenis
yang mendominasi dan apabila nilai D mendekati 1 berarti ada jenis yang
dominan muncul pada perairan tersebut. Dari data tersebut dapat diketahui
Jenis dominan ialah jenis-jenis yang dapat menempatkan sumber daya dan
lingkungan yang ada lebih efisien dibandingkan dengan jenis-jenis lain. Jenis
lainnya dapat hidup bersama-sama karena jenis-jenis lain dapat menempati relung
(niche) atau bagian relung yang tidak dimanfaatkan jenis dominan. Jadi jenis yang
bersipat generalis yang mempunyai kisaran fisiologi yang luas sedangkan jenis-
perairan Pantai Tapak Paderi adalah 0,1824. Menurut Weber dalam Atikah et al
(2008) apabila indeks keseragaman jenis mendekati 1 (> 0,5) berarti keseragaman
organisme dalam suatu perairan berada dalam keadaan seimbang berarti tidak
keseragaman jenis < 0,5 atau mendekati 0 berarti keseragaman jenis organisme
dalam perairan tersebut tidak seimbang, dimana terjadi persaingan baik pada
perairan Pantai Tapak Paderi dalam keadaan seimbang berarti tidak ada terjadinya
Lautan menutupi lebih daripada 80 persen belahan bumi selatan tetapi hanya
menutupi 61 persen belahan bumi utara, dimana terdapat sebagian besar daratan
bumi.
11
paderi adalah 0,7782. Menurut Shannon Weiner dalam Haidir (2013) jika H < 1 =
Indeks dominasi jenis makrozoobenthos pada perairan Pantai Tapak Paderi adalah
Pantai Tapak Paderi adalah 0,1824 yang menunjukkan bahwa perairan Pantai
Tapak Paderi dalam keadaan seimbang berarti tidak ada terjadinya persaingan
V.2. Saran
maju dan modern diharapkan sarana dan prasarana yang mendukung kegiatan
pratikum ini cukup memadai sehingga memudahkan dalam objek yang akan kita
teliti.
DAFTAR PUSTAKA