Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KASUS NON INFEKSI

MIGRAIN TANPA AURA


I. Identitas Pasien dan Keluarga
Identitas Pasien
Nama : TN.K
Umur : 45 Tahun
Jenis Kelamin : Laki laki
Agama : Islam
Pekerjaan : Wiraswata
Alamat : Jl. Urip Sumoharjo Lr.6 No.68
Tanggal Pemeriksaan : 12 Desember 2016

II. Anamnesa
1. Keluhan Utama : Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri
2. Riwayat Penyakit Sekarang :
Nyeri kepala berdenyut sebelah kiri dialami sejak 10 hari yang lalu dan
dirasakan memberat sejak 2 hari terakhir. Nyeri terpusat di tempat yang sama dan
tidak menjalar. Frekuensi nyeri kepala sekitar 6-7 kali sehari dengan durasi
sekitar 30 menit. Nyeri semakin berat jika pasien sedang berjalan dan melakukan
aktivitas. Nyeri berkurang jika pasien istirahat atau berbaring. Tegang pada leher
tidak ada, rasa terikat pada kepala tidak ada. Rasa sakit disekitar mata tidak ada.
Penglihatan kabur tidak ada, penglihatan berkunang-kunang atau kilatan cahaya
tidak ada. Demam tidak ada, batuk tidak ada. Mual ada tapi tidak sampai muntah.
Nyeri ulu hati ada dirasakan tidak terus-menerus. Nyeri ulu hati dirasakan jika
pasien terlambat makan. Buang air kecil berwarna kuning kesan lancar. Buang air
besar dalam batas normal.
Nyeri kepala sebelah ini pertama kali dirasakan pasien sejak 1 bulan yang
lalu. Saat itu pasien mengeluhkan hal yang sama. Namun, pasien hanya membeli
obat sakit kepala di warung dekat rumah, lalu keluhan hilang setelah 2 hari minum
obat tersebut. Dan keluhan Nyeri kepala ini kambuh kembali sejak 10 hari yang
lalu dan memberat sejak 2 hari terakhir. Pasien sudah berobat ke puskesmas
namun tidak ada perubahan. Riwayat Penyakit lain tidak ada.
3. Riwayat Penyakit Dahulu :
- Riwayat keluhan sama : (+) 1 bulan lalu
- Riwayat trauma kepala : disangkal
- Riwayat penyakit jantung : disangkal
- Riwayat hipetensi : disangkal
- Riwayat diabetes : disangkal
- Riwayat alergi : disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga :
- Riwayat Hipertensi : disangkal
- Riwayat Diabetes : disangkal
- Riwayat sakit jantung : disangkal

III. Pemeriksaan Fisis


1 Keadaan Umum : Compos Mentis (GCS=E4M6V5)/Gizi baik
2 IMT TB = 160 cm
BB = 55 kg
IMT = 21,5 Kg/M2
3 Tanda Vital : Tensi : 130/80 mmHg
Nadi : 96 x/ menit
Frekuensi Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36,9 0C
3 Kepala : Bentuk kepala normal, mata konjungtiva pucat (-),
pupil isokor, reflek cahaya +/+
4 Leher : Pembesaran kelenjar getah bening (-)
5 Jantung :
Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak, pulsasi tidak tampak
Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
Perkusi : Kesan batas jantung tidak melebar
Auskultasi : BJ I-II intensitas normal, regular, bising (-)
6 Pulmo :
Inspeksi : Pengembangan dada simetris kanan=kiri
Palpasi : Fremitus raba kanan=kiri
Perkusi : Sonor/sonor
Auskultasi : Suara dasar vesikuler (+/+), suara tambahan
(-/-)
7 Abdomen
Inspeksi : datar, ikut gerak napas, massa tumor (-)
Auskultasi : peristaltik (+) kesan normal
Perkusi : tympani
Palpasi : hepar dan lien tidak teraba

IV. STATUS NEUROLOGIS


Status Neurologis dalam batas normal.

V. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak dilakukan

VI. DIAGNOSIS
Migrain Tanpa Aura

VII. PENATALAKSANAAN
1. Farmakologi
- Clobazam 5 Mg, Amitriptilin 6,25 Mg, Kafein 30 Mg
- Ibuprofen 3x1
- Ranitidin 2x1
2. Non Farmakologi
- Hindari stress
- Istirahat teratur dan tidur yang cukup
- Makan makanan yang bersih, sehat, dan bergizi.
VIII. HASIL WAWANCARA
Wawancara dilaksanakan untuk mengetahui keadaan lingkungan sekitar
pasien, ketahanan tubuh pasien serta aktifitas sehari-hari pasien, dan hubungan
antara lingkungan dengan penyakit yang diderita. Dengan demikian pasien dan
keluarga dapat memahami bagaimana pengaruh lingkungan terhadap suatu
penyakit dan sebaliknya bagaimana suatu penyakit dapat mempengaruhi
lingkungan.
5. Profil Keluarga
Tn.K adalah seorang kepala keluarga merupakan suami dari Ny.I dan memiliki
4 orang anak yaitu : anak pertama berjenis kelamin perempuan bernama AP
yang sekarang duduk di bangku kelas 2 SMA, anak kedua berjenis kelamin
perempuan bernama IP yang sekarang duduk di bangku kelas 1 SMP, anak
ketiga berjenis kelamin laki-laki bernama MBP yang sekarang duduk di bangku
kelas 4 SD dan anak keempat berjenis kelamin laki-laki bernama MDP yang
sekarang duduk di bangku kelas 1 SD.

6. Status Sosial dan Kesejahteraan Keluarga


Tn. K bekerja sebagai wiraswasta. Dan istrinya Ny. I sebagai ibu rumah
tangga. Penghasilan Tn. K sampai saat ini dirasa mencukupi kebutuhan
keluarganya dan biaya sekolah anak-anaknya.
Rumah pasien luasnya 9x12 m2 dan dihuni oleh 6 orang. Jumlah kamar
yang ada sebanyak 3 buah kamar tidur, 1 kamar digunakan oleh Tn. K dan
Ny. I sedangkan kamar yang lainnya digunakan oleh anak-anaknya.
Rumah pasien terdiri dari ruang tamu dan ruan keluarga yang jadi satu,
ruang makan dan dapur terpisah. WC terletak bersebelahan dengan dapur.
Rumah tersebut adalah bangunan permanen, pembangunannya sempurna,
dinding rumah bersih sudah dicat. Isi rumah tertata rapi dan cukup bersih.
Memiliki ventilasi dan pencahayaan yang baik. Sumber air diperoleh dari
PDAM. Tn. K memiliki sebuah sepeda motor.

7. Pola Konsumsi Makanan Keluarga


Pola konsumsi keluarga tersebut. Makanan sehari-hari keluarga tersebut
cukup bervariasi terdiri dari nasi, ikan, ayam, tahu, tempe, makanan kaleng, mie
instan, dan sayur.
8. Psikologi Dalam Hubungan Antar Anggota Keluarga
Psikologi hubungan antar anggota keluarga secara umum baik. Keluarga
tersebut sudah terbentuk selama kurang lebih 18 tahun. Ada kasih sayang,
perhatian dan tanggung jawab dan kepemimpinan kepala keluarga dan
kebersamaan serta keakraban sesama anggota keluarga. Suasana yang harmonis
terjalin di dalam keluarga ini.

9. Lingkungan
Lingkungan sekitar rumah keluarga sudah cukup baik karena lingkungan
perumahan ini sudah memiliki saluran pembuangan air, dan pekarangan rumah
kurang bersih. Meskipun demikian, Tn K dan Ny. I rajin membersihkan
rumahnya. Lantai rumah dibersihkan setiap hari sehingga suasana di dalam rumah
cukup bersih, tidak berdebu, walaupun barang-barang di dalam rumah ada belum
tertata rapi. Pembangunan rumah selesai sepenuhnya. Sampah dibuang di tempat
sampah dan kemudian di bakar.

TINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISI
Migrain adalah nyeri kepala berulang yang idiopatik, dengan serangan nyeri
yang berlangsung 4-72 jam, biasanya satu sisi, sifatnya berdenyut, intensitas nyeri
sedang-berat, diperhebat dengan aktivitas rutin, dapat disertai nausea, fotofobia
dan fonofobia. Migrain dapat terjadi pada anak dengan lokasi nyeri lebih sering
bifrontal. 1
Sedangkan menurut Dorland, migrain adalah kompleks gejala serangan
periodik sakit kepala vascular yang biasanya bersifat familial, biasanya terjadi di
temporal dan onsetnya unilateral, sering disertai iritabilitas, mual, muntah,
konstipasi, atau diare, dan seringkali fotofobia. Serangan didahului dengan
penyempitan arteri kranial, biasanya menghasilkan gejala sensorik prodromal
(terutama okular), dan penyebab depresi Leao. Migrain dibedakan atas dua bentuk
primer, migrain dengan aura dan migrain tanpa aura; jenis tanpa aura lebih sering
ditemukan. 2
B. ETIOLOGI
Penyebab migrain belum diketahui dengan pasti, hanya jarang sekali
diakibatkan oleh suatu penyakit organis seperti tumor otak atau cedera kepala.
Namun sudah dipastikan bahwa migrain adalah suatu gangguan sirkulasi darah,
yang menimbulkan vasodilatasi dan penyaluran darah secara berlebihan ke selaput
otak (meninges) dengan efek nyeri hebat di sebelah kepala. 1
Mudah tidaknya seseorang terkena penyakit migrain ditentukan oleh adanya
defek biologis herediter pada sistem saraf pusat. Berbagai faktor dapat memicu
serangan migrain pada orang yang berbakat tersebut antara lain: 7
1. Hormonal
Fluktuasi hormon merupakan faktor pemicu pada 60% wanita, 14% hanya
mendapat serangan selama haid. Nyeri kepala migrain dipicu oleh turunnya
kadar 17- estradiol plasma saat akan haid. Serangan migrain berkurang
selama kehamilan karena kadar estrogen yang relatif tinggi dan konstan,
sebaliknya minggu pertama post partum, 40% pasien mengalami serangan
yang hebat, karena turunnya kadar estradiol. Pemakaian pil kontraseptif juga
meningkatkan serangan migrain.
2. Menopause
Umumnya, nyeri kepala migrain akan meningkat frekuensi dan berat
ringannya pada saat menjelang menopause. Tetapi, beberapa kasus membaik
setelah menopause. Terapi hormonal dengan estrogen dosis rendah dapat
diberikan untuk mengatasi serangan migrain pascamenopause.
3. Makanan
Berbagai makanan/zat dapat memicu timbulnya serangan migrain. Pemicu
migrain tersering adalah alkohol berdasarkan efek vasodilatasinya di mana
anggur merah dan bir merupakan pemicu terkuat. Makanan yang
mengandung tiramin, yang berasal dari asam amino tirosin, seperti keju,
makanan yang diawetkan atau diragi, hati, anggur merah, yogurt, dll.
Makanan lain yang pernah dilaporkan dapat mencetuskan migrain adalah
coklat (feniletilamin), telur, kacang, bawang, pizza, alpokat, pemanis buatan,
buah jeruk, pisang, daging babi, teh, kopi, dan coca cola yang berlebihan.
4. Monosodium glutamat
Adalah pemicu migrain yang sering dan penyebab dari sindrom restoran Cina
yaitu nyeri kepala yang disertai kecemasan, pusing, parestesia leher dan
tangan, serta nyeri perut dan nyeri dada.
5. Obat-obatan
Seperti nitrogliserin, nifedipin sublingual, isosorbid-dinitrat, tetrasiklin,
vitamin A dosis tinggi, fluoksetin,dll.
6. Aspartam
Yang merupakan komponen utama pemanis buatan dapat menimbulkan nyeri
kepala pada orang tertentu.
7. Kafein yang berlebihan (350 mg/hari) atau penghentian
mendadak minum kafein.
8. Lingkungan
Perubahan lingkungan dalam tubuh yang meliputi fluktuasi hormon pada
siklus haid dan perubahan irama bangun tidur dapat menimbulkan serangan
akut migrain. Perubahan lingkungan eksternal meliputi cuaca, musim,
tekanan udara, ketinggian dari permukaan laut, dan terlambat makan.
9. Rangsang sensorik
Cahaya yang berkedap-kedip, cahaya silau, cahaya matahari yang terang atau
bau parfum, zat kimia pembersih.
10. Stres fisik dan mental dapat memperberat serangan migrain
11. Faktor pemicu lain aktivitas seksual, trauma kepala, kurang atau kelebihan
tidur.
C. EPIDEMIOLOGI
Sekitar 28 juta orang di AS menderita migrain. Di seluruh dunia, migrain
mengenai 25% wanita dan 10% pria. Wanita dua sampai tiga kali lebih sering
terkena migrain dibanding laki-laki. Migrain paling sering mengenai orang
dewasa (umur antara 20 sampai 50 tahun), tetapi seiring bertambahnya umur,
tingkat keparahan dan keseringan semakin menurun. Migrain biasanya banyak
mengenai remaja. Bahkan, anak-anak pun dapat mengalami migrain, baik dengan
atau tanpa aura. Resiko mengalami migrain semakin besar pada orang yang
mempunyai riwayat keluarga penderita migrain. 1
Marcus Ferrone et al menyimpulkan bahwa prevalensi migrain tetap stabil di
U. S. A sejak lebih dari beberapa dekade yang lalu. Pada tahun pertama prevalensi
dilaporkan menjadi 18,2 % di antara wanita dan 6,4 % di antara pria. Prevalensi
tertinggi baik pada laki-laki dan wanita terjadi antara umur 25 sampai 55 tahun.
Angka ini menurun setelah melewati dekade ke-5 dari usia hidup baik pada laki-
laki maupun wanita; akan tetapi masih menyisakan lebih banyak pada wanita
daripada laki-laki. Lebih dari 28 juta penduduk Amerika (kira-kira 10% sampai
12% dalam populasi) yang menderita migrain, hampir 91% memiliki bentuk
kelemahan fungsional. Ketidakmampuan ini tidak hanya mempengaruhi dalam
kehilangan waktu untuk bekerja atau sekolah, akan tetapi juga mengganggu
aktivitas sosial dan keluarga. Perusahaan-perusahaan di Amerika kehilangan
mendekati 13 juta dollar tiap tahun dikarenakan oleh kelemahan atau penurunan
produktivitas pekerja yang menderita migrain. 3

D. PATOFISIOLOGI
Ada sejumlah teori tentang terjadinya migrain : 1
1. Teori vaskular
Serangan disebabkan oleh vasokontriksi pembuluh darah intrakranial
sehingga aliran darah otak menurun yang dimulai dari bagian oksipital dan
meluas ke anterior secara perlahan-lahan, melintasi korteks serebri dengan
kecepatan 2-3 mm per menit, berlangsung beberapa jam dan diikuti
vasodilatasi pembuluh darah ekstrakranial yang menimbulkan nyeri
kepala. 7
2. Teori neurotransmitter
Saat serangan terjadi pelepasan berbagai neurotransmitter antara lain
serotonin dari tombosit yang memiliki efek vasokonstriktor. Reseptor
serotonin ada di meningen, lapisan korteks serebri, struktur dalam otak,
dan yang paling banyak pada inti batang otak. Dua reseptor yang penting
adalah 5-HT1 yang bila terangsang akan menghentikan serangan migrain,
sedangkan reseptor 5-HT2 bila disekat akan mencegah serangan migrain.
Oleh karena itu, baik agonis (sumatriptan, dihidroergotamin, ergotamin
tartat) maupun antagonis serotonin (siproheptadin, metisergid, golongan
anti depresan trisiklik, penyekat saluran kalsium) bermanfaat dalam
penatalaksannan migrain. Selain itu, neurotransmitter yang bermanfaat
dalam terjadinya migrain adalah katekolamin, dopamin, neuropeptida Y,
dan CGRP (calcitonin gene related peptide), histamin, nitrit oksida, serta
prostaglandin. 1
3. Teori sentral
Serangan berkaitan dengan penurunan aliran darah dan aktivitas listrik
kortikal yang dimulai pada korteks visual lobus oksipital. Gejala
prodormal migrain yang terjadi beberapa jam atau satu hari sebelum nyeri
kepala berupa perasaan berubah, pusing, haus, menguap. Stimulasi lokus
serulues menimbulkan penurunan aliran darah ipsilateral dan peningkatan
aliran dalam sistem karotis ekterna seperti pada migrain. Stimulasi inti rafe
dorsal meningkatkan aliran darah otak dengan melebarkan sirkulasi karotis
interna dan eksterna. 1
4. Teori unifikasi
Teori ini meliputi sistem saraf pusat dan pembuluh darah perifer.
Beberapa proses pada korteks orbitofrontal dan limbik memacu sistem
noradrenergik batang otak melalui lokus seruleus dan sistem
serotoninergik melalui inti rafe dorsal serta sistem trigeminovaskular yang
akan merubah lumen pembuluh darah, yang juga memicu impuls saraf
trigeminus, terjadi lingkaran setan rasa nyeri. Nausea dan vomitus
mungkin disebabkan oleh kerja dopamin atau serotonin pada area
postrema dasar ventrikel IV dalam medula oblongata. Proyeksi dari lokus
seruleus ke korteks serebri dapat menimbulkan oligemia kortikal dan
depresi korteks menyebar, menimbulkan aura. 1
Skema 1. Patofisiologi Migrain 1
E. KLASIFIKASI MIGRAIN
Headache Classification Subcommittee of the International Headache Society
memaparkan 7 jenis migrain yang terjadi di kepala manusia. Ketujuh jenis
migrain itu antara lain: 4
1. Migrain dengan aura
Migrain jenis ini membuat penderitanya mengalami gangguan penglihatan.
Semakin kepala terasa pusing, pandangan akan semakin kabur dan tidak bisa
fokus.
2. Migrain tanpa aura
Kebalikan dari migrain jenis pertama, migrain tanpa aura tak menyebabkan
kaburnya pandangan pada mata penderita.
3. Childhood periodic syndrome
Migrain jenis ini membuat penderitanya muntah terus-menerus dalam jangka
waktu tertentu, sakit di bagian perut yang biasanya disertai dengan rasa mual,
dan vertigo.
4. Retinal migraine
Melibatkan migrain yang disertai gangguan penglihatan dan bahkan kebutaan
temporer di salah satu mata.
5. Komplikasi migrain
Adanya migrain yang disertai aura dan gangguan otak dalam jangka panjang.
6. Probable migraine
Jenis ini sebenarnya tidak dapat dipastikan sebagai migrain, karena hanya
memiliki sedikit saja gejala migrain.
7. Migrain kronis
Di kondisi ini terjadi komplikasi migrain yang memenuhi kepala yang muncul
dalam jangka waktu panjang. Migrain jenis ini disebut kronis karena dapat
terjadi hingga 3 bulan.

F. GAMBARAN KLINIK
Jalannya serangan migrain dapat diterangkan sebagai berikut : 4,5,6
a. Fase prodromal.
Sekitar 25% penderita migrain mendapat serangan setelah didahului oleh
suatu fasa pertanda, umumnya - 2 jam sebelum nyeri kepala muncul. Fasa
ini bercirikan tanda-tanda pertama (aura) berupa gejala neurologis seperti
fonofobia dan fotofobia, yaitu kepekaan berlebihan terhadap bunyi-bunyian
yang keras, bau yang tajam, maupun cahaya yang tampak seperti kilat
(teichopsia), bintik-bintik hitam atau warna-warni (scotomata). Gejala ini
disertai gelisah, mudah tersinggung, pusing, termenung, mual dan pada
sebagian orang timbul perasaan nyaman. Lamanya fasa ini lebih kurang - 1
jam lebih, kemudian disusul serangan. 4,5,6
b. Serangan.
Aura ini dihubungkan dengan ischemia (tak menerima darah) dari arteri otak,
yang menciut keras (vasokonstriksi) selama kira-kira 15 menit sampai 1 jam.
Kemudian disusul oleh vasodilatasi, edema dari pembuluh darah dan sakit
kepala yang berdenyut-denyut. Penyaluran darah ke bagian kepala meningkat
dan denyutan arteri tersebut (pulsasi) diperkuat hingga tampak jelas di
permukaan pelipis (sebelah atau kedua pelipis). Gejala ini menimbulkan rasa
sakit yang hebat seolah-olah kepala mau pecah. Perasaan mual meningkat,
timbul muntah dan pasien memilih tiduran di tempat yang gelap. Setelah
beberapa jam, serangan migrain ini berhenti dan kemudian dapat timbul diare,
serta pasien cenderung banyak kencing dan mengantuk. 4,5,6

G. DIAGNOSIS
Kadang-kadang timbul kesulitan untuk mengetahui jenis sakit kepala guna
menentukan apakah penderita memerlukan pengobatan atau harus menjalani
terapi stress management. Akhir-akhir ini telah dikembangkan suatu screening
test 15 menit (Ohio University) untuk memperoleh informasi di mana letak sakit,
keparahan, dan apakah ada faktor-faktor lain yang menjadi penyebabnya. 12,13
Gejala prodrom atau aura yang dapat terjadi bersamaan atau mendahului
serangan migrain, berupa : 6,7,8
1. Fenomena visual positif (penglihatan berkunang-kunang seperti
melihat kembang api, bulatan-bulatan terang kecil yang melebar seperti gejala
fortifikasi yang berupa gambararan benteng dari atas).
2. Fenomena visual negatif (penglihatan semakin kabur, seperti
berawan sampai semuanya tampak gelap).
3. Anoreksia, mual, muntah, diare, fotofobia/takut cahaya, dan/atau
kelainan otonom lainnya.

H. DIAGNOSIS BANDING
a. Nyeri kepala kluster.
b. Nyeri kepala tegang (tension headache).
c. Spondilosis servikal.
d. Peningkatan tekanan darah.
e. Kelainan intrakranial.
f. Sinusitis.
g. Otitis media.
h. Transcient Ischemic Attack (TIA). 4.6.7

I. Terapi
A. Penatalaksanaan.
Jenis-jenis obat migrain antara lain : 5,7,8
1. Anti Migrain digunakan untuk menghentikan serangan migrain, meliputi:
a. Anti-Inflamasi Non Steroid (NSAID), misalnya aspirin, ibuprofen,
yang merupakan obat lini pertama untuk mengurangi gejala migrain.
b. Triptan (agonis reseptor serotonin). Obat ini diberikan untuk
menghentikan serangan migrain akut secara cepat. Triptan juga
digunakan untk mencegah migrain haid.
c. Ergotamin, misalnya Cafergot, obat ini tidak seefektif triptan dalam
mengobati migrain.
d. Midrin, merupakan obat yang terdiri dari isometheptana, asetaminofen,
dan dikloralfenazon. Kalau di Indonesia dijumpai kombinasi antara
asetaminofen (parasetamol) dan profenazon.
e. Terapi migraine dengan memberikan terapi akut pada saat nyeri, dapat
dicoba dulu dengan analgetika, bila tidak menolong dapat
diberikanergotamine atau dihydroergotamine - 1 mg (bila perlu 2
mg) pada saat nyeri kepala, dapat diulang tiap setengah jam sampai 3
kali. Jumlah ergotamine dalam seminggu, sebaiknya tidak melebihi 12
mg.
f. Bila frekuensi serangan lebih dari 2 kali sebulan, dapat diberikan terapi
profilaktik dengan obat2 antiserotonin (cyproheptadine, pizotifen,
dimethothiazine). Dapat diberikan 3 kali sehari -1 tablet selama
beberapa saat.
2. Pencegah Migrain digunakan untuk mencegah serangan migrain,
meliputi :
a. Beta bloker, misalnya propanolol
b. Penghambat Kanal Kalsium, yang mengurangi jumlah penyempitan
pembuluh (konstriksi) darah.
c. Antidepresan, misalnya amitriptilin, antidepresan trisiklik, yang
terbukti efektif untuk mencegah timbulnya migrain.
d. Antikonvulsan
3. Non medika mentosa 4
a. Bila perlu dapat diberikan tranquilizer.
b. Akupuntur, yaitu dengan menusukkan jarum yang sangat halus ke kulit
pada titik tertentu untuk menimbulkan aliran energi di sekujur tubuh.
Tindakan ini dapat membantu relaksasi otot dan mengurangi nyeri
kepala.
c. Teknik Relaksasi, yang dapat membantu mengurangi stres dalam
kehidupan sehari-hari.
B. Pencegahan
Cara terbaik untuk mengatasi migrain adalah dengan menghindarinya.
Dengan mengenali dan menghindari pencetus, jumlah serangan dan tingkat
keparahan migrain dapat dikurangi. Memang, beberapa pencetus di luar
kemampuan kita untuk mengontrolnya, tetapi ada beberapa diantaranya yang
dapat kita hindari. Hal-hal berikut dapat membantu anda untuk mencegah
migraine: 2,4,6,8
a. Mengenali pencetus migrain dengan membuat buku harian.
b. Tidur dan beraktifitas secara teratur.
c. Makan teratur, dan menghindari makanan yang dapat mencetuskan
migraine.
d. Mengatasi stress.
e. Menghindari asap rokok, baik sebagai perokok aktif maupun pasif.
Individu yang berisiko menderita migrain:
a. Mempunyai keluarga yang menderita migrain
b. Wanita, tiga kali lebih sering dibanding pria.
c. Remaja atau dewasa muda
DAFTAR PUSTAKA

1. Mansjoer, A dkk, 2000. Nyeri Kepala dalam Kapita Selekta Kedokteran.


Edisi Ketiga Jilid II. Jakarta. Media Aesculapius. Hal : 34-40.
2. Dorland, 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Edisi 29. Jakarta. EGC. Hal :
1359.
3. Ferrone, M., and Moti, S., 2003. Current Pharmacotherapy for the Treatment
of Migraine. http://www.uspharmacist.com/index.asp?
show=article&page=8_1039.htm.
4. Harrison TR, Principles of Internal Medicine, 17th Edition, McGraw-Hill
Medical Inc. US. 2008. Hal. 1202- 1203.
5. Tjay, T.H dan Rahardja, K . 2002. Obat-obat Migrain dalam Obat-obat
Penting Khasiat, Penggunaan, dan Efek-efek Sampingnya. Edisi Kelima
Cetakan Kedua. Jakarta. Elex Media Komputindo. Hal :780-791.
6. Longmore, M.; Wilkinson, I.; Torok, E.; 2001. Oxford Handbook of Clinical
Medicine. New York. Oxford University Press. Pp : 333.
7. Riyanto, Budi W. Dr., Masalah Diagnosis Nyeri Kepala.
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/13MasalahDiagnosisNyeri104.pdf/13M
asalahDiagnosisNyeri104.html
8. Xu GY, Wang F, Jiang X, Tao J. 2010 . Aquaporin 1, a potensial therapeutic
target for migraine with aura. Molecular Pain. 6:68.

Anda mungkin juga menyukai