Anda di halaman 1dari 8

https://fallinginlol.wordpress.

com/2013/12/26/ekonomi-regional-8-
urbanisasi-dan-pertumbuhan-kota/
Perkembangan kota sangat erat kaitannya dengan jumlah
penduduk yang hidup dan tinggal di daerah
perkotaan (urbanisasi). Analisis tentang petumbuhan wilayah
perkotaan tentunya harus dikaitkan dengan perkembangan jumlah
penduduk yang tinggal di daerah perkotaan bersanguktan
Wilayah perkotaan (urban areas) diartikan sebagai konsentrasi
penduduk pada suatu wilayah atau daerah tertentu. Karena itu ciri-
ciri daerah perkotaan dapat dilihat dari tiga aspek utama, yaitu:

1. Jumlah penduduk yang berdiam di daerah bersangkutan,


kepadatannya untuk setiap km persegi serta struktur
perekonomiannya. Suatu daerah dikataan sudah menjadi
daerah perkotaan ditempati oleh penduduk paling kurang
50.000 orang.

2. Segi kepadatan, sebuah kota mempunyai kepadatan


penduduk paling kurang 100 orang untuk setiap km pesegi.

3. Struktur perekonomian kota tidak lagi didominasi oleh sektor


pertanian, tetapi mulai menjadi daerah yang mempunyai
komposisi industri, perdagangan dan jasa yang lebih besar
dari sektor pertanian.

Urbanisasi menurut sifatnya merupakan konsentrasi secara


spasial dari penduduk dan kegiatan ekonomi pada suatu tempat
tertentu. Tidak semua tempat dapat menjadi tempat konsentrasi
spasial penduduk dan kegiatan ekonomi. Konsentrasi ditumbulkan
oleh beberapa faktor pendorong, adanya potensial kegiatan
produksi yang cukup besar pada daerah bersangkutan seperti
pertanian atau pertambangan yang mendorong terjadinya
aglomerasi pada tempat tersebut.
Konsentrasi spasial terjadi karena terdapatnya keuntungan
lokasi yang muncul dalam bentuk penghematan ongkos transportasi
dan muat bongkar, karena adanya sungai atau pelabuhan yang
dapat mendorong munculnya kegiatan perdagangan. Atau adanya
lahan yang sangat subur sehingga mendorong berkembangnya
kegiatan pertanian pada wilayah tersebut. Bahkan konsentrasi
dapat menjadi besar dan bersifat dominan secara nasional,
sehingga terjadinya daya tarik untuk konsentrasi tinggi (urban
proximity) dan dapat menimbulkan beberapa dampak negatif
seperti kemacetan lalu lintas, harga tanah yang sangat mahal,
polusi dan meningkatnya kriminal.

Perkembangan wilayah perkotaan sangat ditentukan oleh


tingkat urbanisasi yang terdapat di wilayah bersangkutan.
Urbanisasi pada dasarnya adalah porsi jumlah penduduk yang hidup
di wilayah perkotaan. Urbanisasi ditentukan pula oleh 3 unsur yaitu :

1. Pertumbuhan penduduk (population growth)

2. Perpindahan penduduk dari desa ke kota (urban-rural)

3. Bila terjadi pemekaran wilayah perkotaan

Secara alamiah pertmbuhan penduduk ditentukan oleh tingkat


kesuburan ibu (fertility) dan tigkat kematian (mortality). Ahli ilmu
ekonomi perkotaan, permasalahan urbanisasi menekankan
pembahasannya pada proses terjadinya urbanisasi dan kekuatan
yang melatar belakangi. Analisa untuk dapat memahami struktur
dan pola pertumbuhan wilayah perkotaan dan sekaligus sebagai
dasar perumusan kebijakan publik dalam rangka mendorong proses
pertumbuhan dan pengendalian penduduk sebuah wilayah
perkotaan.

Diungkapkan oleh Hirsch (1984), ada dua kondisi yang dapat


mendorong terjadinya urbanisasi, yaitu :
a. Fenomena sisi penawaran (supply side)

Yang merupakan kombinasi dari perbandingan biaya


komperatif (comperative cost advantage), spesialisasi produk dan
skala ekonomi (economies of scale), fenomena ini seringkali disebut
sebagai production-initiated urbanitation.

b. Fenomena sisi permintaan (demand side)

Yang pada dasarnya merupakan local market-initiated urbanitation,


terutama karena perkembangan jumlah rumah tangga (haouse
holds) yang berdiam di wilayah perkotaan tersebut.

1. Fenomena Urbanisasi Penawaran

Fenomena supply side ini, urbanisasi dapat dianalisa melalui


berbagai aspek perbandigan biaya seperti ketersedian fasilitas
transportasi, akses terhadap sumber daya alam, iklim yang baik dan
adanya tenaga kerja produktif. Contoh, perkembangan kota Padang
yang ditunjang oleh perkembangan pelabuhan Teluk Bayur dan
peningkatan produksi Semen Padang. Perusahaan memanfaatkan
keuntungan kompertaif (comperative advantage) yang dimilkinya
untuk suatu produk, akan mendorong terjadinya spesialisasi produk
pada daerah bersangkutan. Industri yang berkonsentrasi untuk
memproduksi komoditas tertentu akan mendorong pula
perkembangan kebutuhan benda modal (mesin dan peralatan
produksi) kegiatan perdagangan,jasa dan pendidikan yang terkait
dengan industri bersangkutan. Selanjutnya akan mendorong pula
terjadinya konsentrasi penduduk (urbanisasi) yang cukup cepat ke
wilayah tempat perusahaan berlokasi.

Fenomena Urbanisasi Sisi Permintaan


Fenomena urbanisasi sisi permintaan memperlihatkan bahwa proses
urbanisasi pada suatu wilayah perkotaan terjadi karena konsentrasi
permintaan pada suatu wilayah tertentu yang selanjutnya akan
mendorong peningkatan kegiatan produksi dan konsentrasi
penduduk. Ketika pertumbuhan terjadi maka akan meningkatkan
permintaan terhadap kegiatan perdagangan dan jasa. Peningkatan
kegiatan perdagangan dan jasa dapat pula mendorong terjadinya
konsentrasi penduduk (urbanisasi) pada tempat tersebut melalui
peningkatan migrasi penduduk masuk ke wilayah bersangkutan (in-
migration). Demikian terlihat terjadinya peningkatan migrasi masuk
merupakan factor pendorong utama (push factor) terjadinya proses
urbanisasi.

Salah satu factor pendorong peningkatan permintaan adalah


perpindahan penduduk ke dalam wilayah perkotaan (in-
migration) yang tidak selalu dipengaruhi oleh kegiatan ekonomi
seperti tersedianya lapangan kerja. Faktor yang bersifat non
ekonomi akan muncul karena adanya dorongan (push factor) dari
daerah yang masih terbelakang dan tarikan social dan daya tarik
kehidupan kota pada wilayah perkotaan yang sudah relative maju.
Sedangkan factor lain yang berasal dari dalam adalah pertumbuhan
penduduk pada daerah perkotaan bersangkuan.
Kota mempunyai daya tarik (attractiveness) yang sangat besar bagi
penduduk ,baik yang bearda di wilayah pedesaan maupun kota-
kota kecil sekitarnya untuk datang dan menetap di kota
bersangkutan. Dari segi ekonomi daya tarik kota muncul karena
relatif banyak lapangan kerja yang terdapat di daerah perkotaan
dengan tingkat upah yang lebih tinggi. Sedangkan dari segi sosial
kehidupan kota lebih maju dan menyenangkan karena fasilitas
kehidupan sosial dan budaya yang lebih banyak sehingga lebih
menyenangkan. Kehidupan kota juga mempunyai aspek negative
karena biaya hidup yang lebih tinggi, kemacetan lalu lintas yang
sudah mulai menjadi hambatan bagi mobilitas penduduk serta
tingkat polusi udara dan air yang lebih buruk.

Karakteristik kota adalah relative tingginya tingkat pertumbuhan


dibandingkan daerah pedesaan.hal ini tidak saja di negara maju tapi
juga pada negara sedang berkembang. Tingkat pertumbuhan dapat
dilihat dari segi pertumbuhan penduduk maupun pertumbuhan
kegiatan ekonomi (PDRB) masyarakat. Pertumbuhan kota yang
cepat umumnya desebabkan karena adanya keuntungan
aglomerasi (Aglomeration Economies) dan keuntungan ekonomi
skala besar (large Scale Economies) dan adanya kegiatan ekonomi
lain yang saling terkait dan tersedianya fasilitas sosial dan budaya
yang terdapat pada wilayah perkotaan tersebut.

Dengan adanya pertumbuhan kota yang cepat pemerintahan kota


seharusnya dapat mengantisipasi pertumbuhan kota dengan
berbagai kebijakan dan perencanaan tata ruang dan pembangunan
ekonomi dan sosial terarah. Bila antisipasi tidak dilakukan sedini
mungkin maka pertumbuhan kota yang cepat tersebut juga dapat
menimbulkan berbagai permasalahan sosial dan ekonomi yang
cukup rumit seperti pengangguran dan kemiskinan perkotaan,
munculnya banyak daerah kumuh (slump areas), kemacetan lalu
lintas dan kualitas lingkungan rendah yang ditunjukan oleh
tingginya tingakat polusi air dan udara serta kebersihan kota yang
rendah.

http://mayanadiyaistihda.blogspot.co.id/2015/10/desa-kota-dan-
perekonomiannya.html
Kota secara internal pada hakekatnya merupakan suatu
organisme, yakni kesatuan integral dari tiga komponen meliputi
penduduk, kegiatan usaha dan wadah. Ketiganya saling terkait,
pengaruh mempengaruhi, oleh karenanya suatu pengembangan
yang tidak seimbang antara ketiganya, akan menimbulkan kondisi
kota yang tidak positif, antara lain semakin menurunnya kualitas
hidup masyarakat kota. Dengan kata lain, suatu perkembangan kota
harus mengarah pada penyesuaian lingkungan fisik ruang kota
dengan perkembangan sosial dan kegiatan usaha masyarakat kota.
Di pihak lain kota mempunya juga peranan/fungsi eksternal,
yakni seberapa jauh fungsi dan peranan kota tersebut dalam
kerangka wilayah atau daerah-daerah yang dilingkupi dan
melingkupinya, baik dalam skala regional maupun nasional. Dengan
pengertian ini diharapkan bahwa suatu pembangunan kota tidak
mengarah pada suatu organ tersendiri yang terpisah dengan daerah
sekitarnya, karena keduanya saling pengaruh mempengaruhi.

http://indaharitonang-
fakultaspertanianunpad.blogspot.co.id/2013/06/persaingan-tidak-
sempurna-dan-skala.html
Dalam modul sebelumnya, modelmodel keunggulan atau
keunggulan komparatif didasarkan pada asumsi atau prinsip skala
hasil yang konstan. Artinya, kita dapat mengasumsikan bahwa jika
input untuk suatu industri di lipat duakan, maka output industri
tersebut juga akan berlipat dua. Namun dalam kenyataannya,
banyak industri atau sektor ekonomi yang beroperasi atas dasar
skala ekonomis, sehingga semakin besar skala produksinya, akan
semakin besar pula produktivitasnya.
Skala ekonomis adalah sebuah konsep praktis yang penting
untuk menjelaskan fenomena dunia nyata seperti pola-pola
perdagangan internasional, jumlah perusahaan di pasar, dan
bagaimana perusahaan bisa terlalu besar untuk
gagal. Pemanfaatan skala ekonomi membantu menjelaskan
mengapa perusahaan tumbuh besar di beberapa industri. Ini juga
merupakan pembenaran untuk kebijakan perdagangan bebas,
karena beberapa skala ekonomi mungkin memerlukan pasar yang
lebih besar. Skala ekonomi juga berperan dalam monopoli
alamiah. Monopoli alami sering didefinisikan sebagai perusahaan
yang menikmati skala ekonomis untuk ukuran perusahaan yang
wajar, karena itu selalu lebih efisien bagi satu perusahaan untuk
memperluas daripada mendirikan perusahaan baru, monopoli alami
tidak memiliki saingan. Karena tidak memiliki saingan, maka
kemungkinan monopoli memberikan kekuatan pasar yang
signifikan. Oleh karena itu, beberapa industri yang dikategorikan
sebagai monopoli alami telah diatur atau dimiliki oleh negara.

Skala ekonomis terbagi menjadi dua bagian, yaitu skala


ekonomis eksternal dan skala ekonomis internal. Skala ekonomis
eksternal (external economies of scale) akan tercipta apabila jumlah
biaya per unit sudah tergantung pada besarnya industri, tidak perlu
besarnya satu perusahaan. Skala ekonomis internal (internal
economies of scale) muncul jika biaya per unit tergantung
pada besarnya satu perusahaan, sehingga hal itu tidak perlu
dikaitkan dengan besarnya industri yang bersangkutan.
Skala ekonomis eksternal dan internal tersebut masing - masing
menimbulkan implikasi-implikasi berbeda terhadap struktur industri.
Suatu industri dimana skala ekonomisnya sepenuhnya bersifat
eksternal biasanya akan terdiri dari perusahaan kecil, dan
strukturnya akan berkembang menjadi persaingan sempurna.
Sebaliknya, jika skala ekonomis internal memberikan perusahaan-
perusahaan berukuran besar suatu keunggulan biaya atas
perusahaan - perusahaan kecil, maka hal ini pada akhirnya dapat
menciptakan struktur pasar persaingan tidak sempurna.
Penelitian-penelitian yang terbaru mengenai peranan skala
ekonomis dalam perdagangan internasional ternyata menemukan
dua alasan yaitu pertama, skala ekonomis internal lebih mudah
diidentifikasikan dalam praktek dibandingkan dengan skala ekonomi
eksternal. Alasan kedua, penelitian tersebut kebanyakan
memusatkan perhatiannya pada skala ekonomis internal adalah,
karena perkembangan perdagangan internal yang timbul dari
model-model perdagangan dengan skala ekonomis internal yang
banyak dikembangkan akhir-akhir ini lebih sederhana dan mudah di
pahami apabila dibandingkan dengan perkembangan yang muncul
dari model-model yang bertumpu pada skala ekonomis eksternal.

Anda mungkin juga menyukai