Anda di halaman 1dari 24

USULAN PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

SAFETY POINT SYSTEM DI DAERAH RAWAN BENCANA ALAM DI


INDONESIA SEBAGAI PENGGERAK KESADARAN MASYARAKAT
TERHADAP RESPON BENCANA ALAM

BIDANG KEGIATAN :
PKM GT

Diusulkan oleh :
Animbyo C. Putra 170210120092 (2012)
Maryani 170210130003 (2013)
Rio Alfajri 170210120086 (2012)
Adi Putra Manurung 170210120056 (2012)
Muhammad Fadhil Ibrahim 170210120018 (2012)

UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014

i
DAFTAR ISI

Halaman Pengesahan ............................................................................................................................. ii

Daftar Isi................................................................................................................................................. iii

Daftar Tabel ........................................................................................................................................... iv

Daftar Gambar ....................................................................................................................................... iv

Kata Pengantar ...................................................................................................................................... v

Ringkasan ............................................................................................................................................... vi

BAB I. Pendahuluan ........................................................................................................................... 1

A. Latar Belakang ......................................................................................................................... 1

B. Tujuan dan Manfaat ................................................................................................................. 2

BAB II. Gagasan .................................................................................................................................... 2

A. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan ........................................................................................ 2

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan sebelumnya untuk Memperbaiki


Keadaan Pencetus Gagasan ...................................................................................................... 5

C. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat Diperbaiki melalui Gagasan
yang Diajukan .......................................................................................................................... 5

D. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengimplementasikan


Gagasandan Uraian Peran dan Kontribusi Masing-masing ........................................................ 8

E. Langkah-langkah Strategis ....................................................................................................... 9

BAB III. Simpulan ................................................................................................................................. 10

A. Gagasan yang Diajukan ........................................................................................................... 10

B. Teknik Implementasi................................................................................................................ 10

C. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh ......................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

BIODATA KETUA DAN ANGGOTA

STRUKTUR ORGANISASI PEMBAGIAN TUGAS

SURAT PERNYATAAN KETUA TIM

iii
Daftar Tabel

Tabel 1. Jumlah Bencana dan Kerugiannya tahun 2013.........................3

Daftar Gambar

Gambar 1. Tampak Depan Safety Point ...6

Gambar 2. Tampak Atas Safety Point..........................................................7

Gambar 3. Peta Evakuasi. ......7

iv
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami ucapkan atas kehadiran Allah, Tuhan Yang Maha Esa,
karena berkah dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan karya tulis kami sesuai dengan
rencana. Banyak tantangan yang kami hadapi, namun itu tidak menjadikan semangat kami untuk
menyelesaikan karya tulis ini dengan sebaik-baiknya. Karya tulis ini kami buat untuk
diikutsertakan dalam Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) di kategori Program
Kreativitas Mahasiswa Gagasan Tertulis (PKM-GT).

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak lain yang telah memberikan
dukungan serta masukan kepada kami dalam proses penyelesaian PKM-GT ini. Mereka adalah:
1. Bu Nuraeni selaku dosen pembimbing kami,
2. Orang tua kami yang selalu mendoakan serta memberi dukungan moral kepada
kami,
3. Teman-teman serta sahabat-sahabat kami,
4. Pihak lain yang juga banyak berkontribusi dalam penyelesaian PKM-GT ini.
Akhir kata kami menyadari bahwa PKM-GT yang kami buat masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kami sangat berharap masukan serta saran yang membangun dari
berbagai pihak. Kami mengharapkan karya tulis ini dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak.

Sumedang, 7 Maret 2014

Penulis

v
RINGKASAN

Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan terkena bencana alam di dunia.
Namun, kesadaran masyarakat Indonesia terhadap mitigasi bahaya bencana dirasa masih sangat
kurang. Kurangnya Infrastruktur yang memadai dalam menghadapi dan menanggulangi bencana
juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya jumlah korban bencana di
Indonesia. Hal ini dapat dilihat dalam penanganan bencana alam yang terjadi selama ini di
Indonesia, seperti banjir, gempa bumi, letusan gunung berapi, dan juga tsunami. Posko
pengamanan yang tidak nyaman berakibat pada banyaknya korban yang sakit, stress, bahkan
meninggal karena sakit atau terlambat dievakuasi. Oleh karena itu, dibutuhkan solusi dalam
menghadapi dan menanggulangi bahaya bencana yang terjadi di Indonesia. Sistem Safety
Point merupakan suatu solusi terbaru yang kami tawarkan yang memiliki berbagai fasilitas
lengkap untuk menghadapi dampak bencana alam tersebut.

Tujuan utama dari pembangunan sistem safety point ini adalah pengungsi-pengungsi
akan lebih aman dan nyaman dalam mengungsi, evakuasi korban yang lebih mudah, dan semakin
tingginya kesadaran masyarakat dalam mengambil tindakan ketika terjadi bencana. Safety point
akan memberikan kemudahan akses penyelamatan dan pengungsian bagi warga di daerah
bencana. Selai itu, sistem ini juga akan dilengkapi dengan gedung kokoh yang menjadi lokasi
utama penyelamatan yang tahan akan gempa.

Gedung ini akan dibangun sedemikian rupa bekerja sama dengan pihak-pihak yang
berkaitan dengan pemerintah, pembangunan gedung, pihak-pihak yang terkait dengan
penanganan bencana, dan juga masyarakat di setiap daerah. Pada akhirnya, safety point ini
diharapkan dapat membuat semua masyarakat di setiap daerah di Indonesia yang rawan bencana
tanggap akan bencana alam sehingga pengungsi dapat mengetahui ke mana tempat yang mereka
tuju pertama kali ketika bencana alam itu terjadi.

vi
1

Judul: Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia Sebagai Penggerak
Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam

BAB I. Pendahuluan

A. Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara paling rawan terkena bencana alam di dunia. Hal
ini berdasarkan pemaparan dari badan PBB, Strategi Internasional untuk Pengurangan Bencana
(UN-ISDR). UN-ISDR menyatakan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang mungkin
kehilangan nyawa mereka akibat berada dalam situasi berbahaya (hazard event) menduduki
peringkat pertama untuk bahaya Tsunami dengan jumlah 5.402.239 orang korban. peringkat 1
dari 162 negara untuk longsor, dengan 197.372 orang korban, peringkat 3 dari 153 negara untuk
gempa, dengan 11.056.806 orang korban; peringkat 6 keluar dari 162 negara untuk banjir,
dengan 1.101.507 orang korban, dan peringkat 36 dari 184 negara untuk kekeringan, dengan
2.029.350 orang korban (3rd AIPA CAUCUS REPORT, 2011).

Sayangnya kesadaran masyarakat Indonesia terhadap bahaya bencana dirasa masih sangat
kurang. Tanpa disadari kita yang tidak mengatahui tindakan apa saja yang harus kita lakukan jika
sewaktu-waktu bencana terjadi. Kurangnya Infrastruktur yang memadai dalam menghadapi dan
menanggulangi bencana juga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan tingginya jumlah
korban bencana di Indonesia.

Oleh karena itu, penulis memikirkan sebuah solusi untuk mengatasi masalah tersebut.
Penulis merasa perlu adanya interaksi intensif antara masyarakat dan pemerintah dalam bersama-
sama menghadapi dan menanggulangi bahaya bencana yang terjadi di Indonesia. Baik
masyarakat maupun pemerintah seharusnya mawas diri terhadap bencana yang dapat terjadi
sewaktu-waktu di berbagai daerah di Indonesia.

Solusi yang penulis tawarkan adalah dengan membangun sebuah gedung di masing-
masing daerah di Indonesia yang berfungsi sebagai pusat penanggulangan bencana saat bencana
terjadi dan dapat berfungsi sebagai pusat edukasi untuk meningkatkan kesadaran dan
keterampilan masyarakat dalam menghadapi bencana. Gedung ini kami sebut sebagai gedung
Safety Point yang memiliki berbagai fasilitas lengkap untuk menghadapi bencana. Gedung ini
2

secara umum dapat beroperasi pada hari-hari biasa (pra-bencana), saat terjadi bencana, serta
setelah bencana (pasca-bencana).

Penulis optimis dengan terwujudnya gedung ini, maka masyarakat Indonesia dapat
semakin meningkatkan kesadaran terhadap bencana serta dapat meminimalkan jatuhnya korban
jiwa akibat bencana yang terjadi. Semoga di masa yang akan datang Indonesia dapat menjadi
contoh bagi negara-negara lainnya dalam hal kesiapan dan kesiagaan masyarakatnya menghadapi
bencana alam.

B. Tujuan dan Manfaat


Tujuan

Gagasan ini bertujuan untuk menciptakan sebuah sistem evakuasi bencana yang
memberikan kenyamanan dan keamanan di daerah-daerah rawan bencana Indonesia. Sehingga
dapat mengurangi jumlah korban jiwa yang meninggal di tempat pengungsian, saat menuju
tempat pengungsian dan atau yang tidak sempat mengungsi.

Manfaat

Dengan hadirnya safety point system pada daerah rawan bencana di Indonesia akan
menciptakan sebuah hasil sistemik. Pengungsi-pengungsi akan lebih aman dan nyaman dalam
mengungsi. Selain itu, pihak-pihak yang bertugas untuk mengevakuasi korban bencana juga
lebih dimudahkan. Integrasi dalam sebuah point akan memudahkan koordinasi antara PMI, Tim
SAR, relawan, dan semua yang terlibat dalam evakuasi. Manfaat lainnya adalah terciptanya
kemudahan distribusi bantuan dari berbagai daerah.

BAB II. Gagasan


A. Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan
Tingkat bencana alam di Indonesia sangatlah tinggi. Bencana alam seperti banjir,
tsunami, kekeringan, tanah longsor, angin putting beliung, hingga letusan gunung api sering
terjadi di Indonesia. Jumlah kerugian juga sangat banyak. Tidak hanya dikarenakan kerusakan
yang terjadi, tetapi juga karena jumlah korban jiwa yang sangat banyak. Hal ini terlihat dari data
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) berikut!
3

Tabel 1. Jumlah Bencana dan Kerugiannya tahun 2013

Jenis Bencana Jumlah Meninggal Menderita Kerusakan Rumah


Kejadian dan dan
Menghilang Mengungsi
Jiwa Rusak Rusak Rusak
Berat Sedang Ringan
Banjir 28 7 26307 23 - 175
Tanah Longsor 17 20 428 66 4 57
Banjir dan Tanah 4 9 35059 34 34 44
Longsor
Puting Beliung 42 1 753 621 337 1780
Letusan Gunung 2 - 8350 - - -
Api
Total 93 37 70897 744 375 2056
Sumber: http://www.bnpb.go.id/uploads/pubs/559.pdf

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa tingkat bencana di Indonesia pada rentang waktu
tiga bulan saja sudah menewaskan 37 jiwa dan memaksa lebih dari tujuh ribu jiwa penduduk di
Indonesia untuk mengungsi. Sayangnya setelah mengungsi keadaan mereka bukannya bertambah
baik. Fasilitas yang seadanya serta sistem pengungsian yang tidak efektif membuat banyak
pengungsi hidup menderita. Keadaan inilah yang harus diperhatikan oleh pemerintah di
Indonesia untuk membangun sebuah sistem yang bisa menampung para pengungsi di daerah-
daerah yang rawan bencana tersebut.

Tidak hanya di tahun 2013, Baru-baru ini (tahun 2014), terlihat sistem pengungsian yang
tidak efektif dan terkesan mendadak. Ketika Gunung Kelud meletus secara mendadak, belum ada
tempat evakuasi yang dipersiapkan secara matang untuk menanggulangi para pengungsi letusan
gunung Kelud ini. Para pengungsi justru dialokasikan ke suatu tempat yang sangat terkenal
sebagai ikon Kediri, yaitu simpang lima Gumul. Di daerah tugu ini memiliki taman yang cukup
luas sehingga dapat menampung sekitar 1.000 orang pengungsi (Tempo, 2014). Di samping itu,
Gedung Olah Raga milik PT Jasa Tirta yang terletak di waduk Selorejo, Ngantang, juga menjadi
4

tempat evakuasi sementara bagi para pengungsi. Namun sayangnya, bangungan pengungsian ini
roboh karena abu vulkanik yang mengakibatkan rangka dan atap bangunan yang rapuh sehingga
roboh dan menimpa penungsi yang berada di situ. Sebanyak tiga orang terenggut nyawanya
karena sebuah tempat pengungsian yang tidak sepadan dengan keadaan yang ada (Sindonews,
2014). Sungguh keadaan yang paradoksal, negeri yang rawan bencana dengan sistem
pengungsian apa adanya.

Selain itu, erupsi Gunung Sinabung yang terus-menerus mengeluarkan awan panas dan
lava pijar sejak September 2013-Februari 2014, membuat para penduduk setempat harus
mengungsi ke posko-posko pengungsian yang belum dapat menjadikan mereka merasa nyaman
untuk tinggal. Tempat-tempat yang digunakan juga terkesan mendadak seperti tenda darurat,
masjid, gereja, dan tempat-tempat yang tidak dipersiapkan untuk menjadi penjaga para
pengungsi di sana. Selama berbulan-bulan, puluhan ribu pengungsi berdesakan untuk hidup di
sana. Kondisi ini menyebabkan banyak penyakit seperti batuk-batuk, diare, asma, dan lain-lain.
Selain itu, banyak yang kemudian mengalami stres, struk, sampai meninggal dunia (Liputan
6.com, 2014).

Bukan hanya dalam bencana alam Gunung Kelud dan Gunung Sinabung. Sebagaimana
kita lihat dalam tabel sebelumnya, bahwa pada umumnya, ketika bencana alam terjadi di negara
kita, tempat pengungsian yang diambil oleh pemerintah adalah gedung-gedung serba guna,
masjid, dan juga gereja, yang seadanya yang seringkali membuat para pengungsi mengeluh akan
kondisi di tempat pengungsian tersebut. Hal ini terjadi ketika banjir bandang di Manado, banjir
di Jakarta dan sekitar Pulau Jawa, gempa bumi di Padang, tsunami di Aceh, dan lain sebagainya.

Di sisi lain, dukungan pemerintah secara finansial pun belum cukup memuaskan.
Anggaran APBN untuk menghadapi situasi bencana ini dinilai belum maksimal. Dana sebesar
Rp. 6,43 triliun adalah total dari keseluruhan dana dari alokasi antara anggaran penanggulangan
bencana ditambah dengan dana yang tersebar di dalam kementrian (Seknasfitra.org). Dana ini
dianggap tidak relavan dengan fakta yang ada bahwa Indonesia sering mengalami bencana alam.
Untuk itu, anggaran ini perlu dipergunakan seefektif mungkin dengan pengalokasiannya yang
pasti.
5

B. Solusi yang Pernah Ditawarkan atau Diterapkan sebelumnya untuk Memperbaiki


Keadaan Pencetus Gagasan
Di Indonesia perhatian terhadap bencana alam sudah mulai meningkat. Mulai dari tahap
pra bencana, saat bencana, dan paska bencana sudah mulai dipersiapkan oleh pemerintah. Semua
ini diatur dalam UU No. 24 tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana

Tindakan pencegahan atau lebih dikenal dengan mitigasi bencana muncul di beberapa
tempat yang rawan bencana. Sistem peringatan dini (early warning system) pun mulai dibangun.
Pemerintah juga sudah membentuk sebuah badan khusus yang menanggulangi bencana ini yaitu
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang dalam Pasal 13 dijelaskan berwenang
untuk melakukan pengoordinasian penanggulangan bencana di Indonesia. Kemudian di pasal 16
dijelaskan lebih lanjut bahwa BNPB ini akan bekerja di tiga tahap yaitu prabencana, saat tanggap
darurat, dan pascabencana.

Semua peraturan telah dibuat, BNPB dan berbagai pihak seperti Tim SAR, PMI, hingga
masyarakat juga sudah berjuang dengan baik di tiga tahapan tersebut. Namun, sistem
penanggulangan bencana masih belum tertata rapi. Dalam segi pengungsian, belum ada tempat
khusus yang dibuat untuk mengungsi dan mengintegrasikan berbagai pihak yang menanggulangi
bencana. Padahal mempersiapkan sistem safety point yang ada akan membuat penanganan
bencana menjadi lebih efektif.

Keadaan solusi yang belum efektif inilah yang turut mendorong hadirnya gagasan
membuat safety point system ini. Sistem ini akan mengintegrasikan BMKG, BNPB, Tim SAR,
PMI, TNI, dan semua pihak lainnya untuk memberikan tindakan baik saat prabencana, tanggap
darurat, dan pascabencana.

C. Seberapa Jauh Kondisi Kekinian Pencetus Gagasan dapat Diperbaiki melalui Gagasan
yang Diajukan
Safety point akan memberikan kemudahan akses penyelamatan dan pengungsian bagi
warga di daerah bencana. Safety point akan dilengkapi dengan gedung kokoh yang menjadi
lokasi utama penyelamatan. Untuk bentuk gedung safety point dapat dilihat pada gambar di
bawah.
6

Gambar 1. Tampak Depan Safety Point

Fasilitas gedung safety point ini akan dibangun di lokasi yang sudah ditentukan
berdasarkan penelitian dari Kementrian Riset dan Teknologi (Ristek). Secara umum gedung ini
akan dibangun dengan kapasitas lebih dari 15.000 orang pengungsi. Keamanan akan gedung ini
juga sangat diperhatikan. Pondasi gedung akan dibuat dengan prinsip base isolator yang anti
gempa. Selain itu di setiap sudut atas gedung juga akan ada suspensi udara yang meredam
apabila gedung menerima hembusan angin yang kencang, misalnya saat puting beliung. Gedung
ini juga akan dibuat ramah akan cahaya. Jendelanya akan dibuat dengan ukuran yang besar agar
saat bencana terjadi ataupun belum terjadi, energi listrik dapat digunakan secara hemat.

Oleh karena memiliki kaca yang berukuran besar, perlu ada sekat pelindung yang terbuat
dari rangka baja yang kuat sehingga kaca aman dari benda-benda asing. Warna sekat ini akan
sama dengan warna gedung safety point yaitu oranye. Warna ini dipilih karena akan mudah
terlihat saat gelap. Di sekeliling gedung juga akan dibuat lampu pemancar, landasan helikopter,
dan tempat parkir mobil-mobil penting (ambulans, truk evakuasi, dan lainnya). Sistem ini juga
akan dilengkapi dengan mercusuar penunjuk arah.

Fasilitas utama yang ada di dalam gedung adalah ruang pengungsian yang nyaman, dapur
yang luas, tempat ibadah, ruang psikiater, klinik, ruang bermain anak, kamar mandi yang cukup,
hingga gudang logistik. Selain fasilitas untuk pengungsi, sistem ini juga membuat nyaman pihak
penyelamat. Seperti dijelaskan sebelumnya, safety point akan mengintegrasi pihak-pihak
penyelamat dan pendeteksi bencana, seperti BMKG, BNPB, Pemadam Kebakaran, PMI, juga
BASARNAS. Sehingga fasilitas akan digunakan secara efektif dan efisien. Di sisi lain, saat
7

sedang tidak menjadi tempat penampungan pengungsi, safety point akan menjadi tempat
sosialisasi tanggap bencana untuk siswa-siswa TK, SD, SMP, dan SMA. Berikut adalah tampak
atas gedung safety point dan juga gambar mercusuarnya.

Gambar 2. Tampak Atas Safety Point

Gagasan pembangunan sistem safety point ini tidak bisa berjalan lancar apabila tidak ada
koordinasi dengan masyarakat. Pertama yang harus dilakukan adalah bekerja sama dengan
aparatur pemerintahan hingga tingkat RT dan RW. Mereka akan memberitahukan pada
masyarakatnya mengenai tindakan yang harus dilakukan saat terjadi bencana. Selain itu juga
hubungan dengan TK, SD, SMP, dan SMA dilakukan untuk mengajak mereka datang ke gedung
safety point. Di sana, saat sedang tidak terjadi bencana, akan dilakukan simulasi evakuasi
berbasis game. Simulasi ini bermanfaat untuk memberikan pemahaman pada anak-anak akan
tindakan yang harus dilakukan saat bencana alam datang.

Gambar 3. Peta Evakuasi


8

Dalam proses evakuasi pengungsi, masyarakat yang dekat dengan gedung safety point
akan langsung menuju ke sana untuk mengungsi. Namun, bagi mereka yang tinggal agak jauh
akan dikumpulkan terlebih dahulu di lokasi aman oleh ketua RT kemudian dilanjutkan ke RW
hingga desa. Selama proses pengumpulan, pasukan yang terintegrasi di safety point akan
bergerak menjemput ke lokasi terpencil itu. Dengan sistem ini diharapkan tidak akan terjadi
kasus terlambat mengungsi karena sulitnya akses ke safety point.
Sosialisasi juga dilakukan pada masyarakat yang jauh dari daerah rawan bencana. Hal ini
ditekankan pada mekanisme penyaluran bantuan. Dengan adanya sistem safety point ini bantuan
akan terkoordinasi dengan baik dan dapat didistribusikan juga dengan merata. Begitulah cara
kerja sistem safety point ini. Tidak bisa sendirian, harus berkolaborasi dengan berbagai pihak
agar sistem ini dapat berjalan efektif.

D. Pihak-pihak yang Dipertimbangkan dapat Membantu Mengimplementasikan Gagasan


dan Uraian Peran dan Kontribusi Masing-masing
Kerumitan dalam pembuatan sistem Safety Point ini mengakibatkan diperlukannya
berbagai pihak yang berperan sebelum dan selama pembuatan sistem Safety Point. Peran ini juga
termasuk saat pra-bencana, tanggap darurat, dan pascabencana (Kegunaan Sistem Safety Point).
Adapun peran dalam pembuatan sistem Safety Point ini terbagi menjadi dua, yaitu :

SISTEM SAFETY POINT

Sebelum dan Selama Pembuatan Pra, Saat, dan Pasca Bencana


Sistem Safety Point (Kegunaan Sistem Safety Point)

Pembagian pihak yang terlibat kedalam dua kelompok ini disesuaikan dengan kegunaan pihak-
pihak yang bersangkutan :
9

Sebelum dan Selama Pembuatan Sistem Safety Point


Pihak yang terlibat di dalamnya yaitu Presiden RI, Kementerian Riset dan Teknologi,
Dinas Pembangunan Umum, Arsitek, dan ahli bangunan. Mereka adalah pihak yang terlibat
sebelum dan selama pembuatan sistem. Kerja sama di antara mereka akan memperlancar proses
pembangunan sistem Safety Point.
Pra-Bencana, Saat Bencana, dan Pasca-Bencana (Kegunaan Sistem Safety Point)
Kondisi ini adalah saat sistem Safety Point lebih ditekankan kepada segi fungsi dan
kegunaannya. Pihak yang terlibat di antaranya adalah Presiden RI, Kementerian Informasi dan
Komunikasi, Kementerian Perhubungan, Kementerian Pertahanan (Pengerahan TNI AD, AL,
AU), Kementerian Kesehatan, Palang Merah Indonesia (PMI), Badan SAR Nasional (Basarnas),
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Pemadam Kebakaran, dan
sukarelawan yang siap membantu korban dalam kondisi darurat.

E. Langkah-langkah Strategis
Untuk pengimplementasian gagasan ini, dibutuhkan langkah-langkah strategis dan jelas.
Dengan mengikuti langkah-langkah berikut, sebuah sistem yang mampu menyelesaikan masalah
banyak korban menderita di pengungsian akan tercapai.

1. Memasukkan gagasan ke pihak-pihak yang terlibat, terutama Kementrian Riset dan Tekonologi
(Ristek). Riset ini harus dilakukan dengan cermat karena akan menjadi kunci sukses penerapan
sistem ini. (Perkiraan waktu 3 tahun)
2. Melakukan survey lokasi yang rawan bencana di Indonesia dan memperkirakan lokasi yang
aman dan tepat untuk membangun safety point. (Perkiraan waktu 1,5 tahun)
3. Bekerja sama dengan pemerintah daerah dan juga BNPB untuk membuat konsep peta evakuasi
yang telah disesuaikan dengan peta evakuasi rancangan yang ada dalam gagasan. (Perkiraan
waktu 3 tahun)
4. Setelah semua siap, fasilitas berupa gedung safety point pun dibangun di semua titik rawan
bencana di Indonesia. (Perkiraan waktu 5 tahun)
5. Pengintegrasian PMI, BMKG, Tim SAR, dan pihak-pihak yang menanggulangi bencana di
titik safety point. (perkiraan waktu 0,5 tahun)
6. Sosialisasi terhadap masyarakat melalui media sosial dan juga media massa baik cetak maupun
elektronik. (Perkiraan waktu 2 tahun, tetapi sudah dilakukan bersamaan dengan pembangunan)
10

BAB III. Simpulan

A. Gagasan yang Diajukan

Dengan beberapa penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa bencana di Indonesia
sudah menjadi keadaan yang mendarah daging bagi bumi pertiwi. Untuk itu, dibutuhkan sebuah
sistem yang dapat menanggulangi keadaan bencana yang datangnya pun susah untuk diprediksi.
Sistem Safety Point ini bisa menjadi salah satu cara yang akurat untuk menjaga keselamatan
warga negara Indonesia secara keseluruhan. Dengan adanya kolaborasi yang aktif dari berbagai
pihak, sistem ini akan bersifat berkelanjutan di dalam kesadaran masyarakat Indonesia. Sebelum
bencana terjadi, warga negara Indonesia akan terus mendapat edukasi mengenai cara-cara
menghadapi bencana. Dengan demikian, ketika bencana terjadi mereka akan mengetahui apa
yang harus dilakukan.

B. Teknik Implementasi

Ketika pembangunan sistem ini berlangsung, pemerintah akan mengadakan sosialisasi


mengenai sistem ini ke warga negara di Indonesia secara bertahap, dimulai dari daerah-daerah
yang rawan bencana terlebih dahulu. Peta evakuasi untuk jalur aman ketika bencana juga akan
dibuat berdasarkan tempat rawan bencana dengan keberadaan gedung safety point tersebut.
Dengan muatan kapasitas yang cukup besar, gedung safety point ini akan menampung para
pengungsi bencana alam tersebut sampai waktu yang ditentukan oleh pemerintah.

C. Prediksi Hasil yang Akan Diperoleh

Dengan adanya sistem safety point ini, warga negara Indonesia akan memiliki persiapan
yang matang dalam menghadapi bencana alam yang sulit diprediksi. Persiapan diri ini pun
dipupuk dari rasa kesadaran diri untuk melakukan langkah-langkah yang dibuat oleh pemerintah
dalam pengimplementasian gagasan ini. Rasa aman dan tenang sangat dibutuhkan oleh para
korban bencana alam, bukan hanya ketika bencana terjadi, melainkan juga pada saat mereka
merasakan pahit-getir akibat bencana alam yang terjadi. Dengan adanya sistem safety point ini,
penulis optimis jumlah korban jiwa akibat bencana alam di Indonesia dapat berkurang.
DAFTAR PUSTAKA

AIPA, 3rd CAUCUS REPORT, 2011, INDONESIAS COUNTRY REPORT ON DISASTER


RESPONSE MANAGEMENT, dapat di unduh: www.aipasecretariat.org/wp-
content/uploads/2011/07/Indonesia_Disaster-Response-Management.pdf, di akses:
28/02/2014.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana. 2013. Jumlah Bencana dan Kerugiannya Tahun
2013. Diakses di http://www.bnpb.go.id/uploads/pubs/559.pdf pada 5 Maret 2014, pukul
14.02.
Istiawan, Hari. 2014. Atap Pengungsian Ambrol, 1 Tewas di Batu Malang. Diakses di
http://nasional.sindonews.com/read/2014/02/14/23/835682/atap-pengungsian-ambrol-1-
tewas-di-batu-malang pada 7 Maret 2014, pukul 8.45.
Soares, Singgih. 2014. Ikon Kediri jadi Tempat Mengungsi Korban Kelud. Diakses di
http://www.tempo.co/read/news/2014/02/14/058554021/Ikon-Kediri-Jadi-Tempat-
Mengungsi-Korban-Kelud pada 7 Maret 2014, pukul 8.30.
Sucipto, Yenny. tt. Sadar (Anggaran) Bencana. Dapat diakses di http://seknasfitra.org/sadar-
anggaran-bencana/, diakses pada Sabtu, 8 Maret 2014, pukul 18.17.
Lampiran
Biodata Ketua
A. IdentitasDiri

1 Nama Lengkap Animbyo Cahya Putra


2 Jenis Kelamin L
3 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
4 NIM 170210120092
5 Tempat dan Tanggal Lahir Malang, 13 April 1993
6 E-mail ambiascp@gmail.com
7 Nomor Telepon / HP 085755161827
B. RiwayatPendidikan

SD SMP SMA
Nama Institut SDN Percobaan 1 MTsN Malang 1 SMA Negeri 3
Malang
Jurusan - - -
TahunMasuk Lulus 1999-2004 2004-2008 2008-2010
2011-2012

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 - - -
2 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, institusi, atau asosiasi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institut Pemberi Penghargaan Tahun


1 - - -
2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sebagai Penggerak Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam
Sumedang, 17 Maret 2014
Pengusul

(Animbyo Cahya Putra)


Biodata Anggota
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Adi Putra Manurung

2 Jenis Kelamin L

3 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

4 NIM 170210120056

5 Tempat dan Tanggal Lahir Sibisa, 20 April 1993

6 E-mail addiputra08@yahoo.com

7 Nomor Telepon/HP 089648618820

B. RiwayatPendidikan

SD SMP SMA

NamaInstitut SDN No.174562 SMP Negeri 4 SMA Negeri 4

Jurusan - - -

TahunMasuk Lulus 1999-2004 2004-2008 2008-2011

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No NamaPertemuanIlmiah / Seminar JudulArtikelIlmiah WaktudanTempat

1 Padjajaran Berprestasi Summit Wisata Pulau Koruptor Juni 2013, UNPAD

2 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, institusi, atau asosiasi lainnya)

No JenisPenghargaan InstitutPemberiPenghargaan Tahun

1 PKM Gagasan Tertulis DIKTI 2013

2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sebagai Penggerak Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam

Sumedang, 17 Maret 2014


Pengusul

(Adi Putra Manurung)


Biodata Anggota
A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Rio Alfajri


2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
4 NPM 170210120086
5 Tempat dan Tanggal Lahir Palembang 2 September 1994
6 E-mail rio.alfajri@gmail.com
7 Nomor Telepon/HP 0896-3650-2457

B.Riwayat Pendidikan

NAMA INSTANSI TEMPAT TAHUN JURUSAN


TK Pertiwi Padang 1998-1999 -
SDN Percobaan 3 Sleman, DIY 1999-2006
-
SDN Ibu Jenab I Cianjur, Jawa Barat
Cianjur, Jawa Barat 2006-2009
SMPN 1
Medan, Sumatera -
SMPN 11
Utara
SMA XAVERIUS 4 Palembang 2009-2012 IPA

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat
1 AEON Asia Eco-Leader 2013 Eco-Friendly Product: Jakarta, 2013
Solution for Waste
Management in
Indonesia
2 Pekan Lingkungan Unpad One Day, One Human, Sumedang, 2013
One Trash
3

D. Penghargaan dalam 10 tahun Terakhir (dari pemerintah, asosiasi atau institusi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun


1 Medali Perunggu OSN X Kementrian Pendidikan 2011
bidang Ekonomi di Manado Nasional Indonesia
2 Asia Eco-Leader AEON 1% Club 2013
3

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sebagai Penggerak Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam
Sumedang, 17 Maret 2014
Pengusul,

Rio Alfajri
Biodata Anggota
A. IdentitasDiri

1 Nama Lengkap Muhammad Fadhil Ibrahim


2 Jenis Kelamin Laki-Laki
3 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
4 NIM 170210120018
5 Tempat dan Tanggal Lahir Jakarta, 6 Agustus 1992
6 E-mail mfadhilibrahim@yahoo.com
7 Nomor Telepon / HP 085715655318
B. RiwayatPendidikan

SD SMP SMA
Nama Institut SDS Hang Tuah I P.M. Darussalam
Jurusan - -
TahunMasuk Lulus 1999-2004 2005 2010

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No NamaPertemuanIlmiah / Seminar JudulArtikelIlmiah WaktudanTempat

1 Padjajaran Berprestasi Summit Wisata Pulau Koruptor Juni 2013, UNPAD

2 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, institusi, atau asosiasi lainnya)

No JenisPenghargaan InstitutPemberiPenghargaan Tahun

1 PKM Gagasan Tertulis DIKTI 2013

2 - - -

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sebagai Penggerak Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam
Sumedang, 17 Maret 2014
Pengusul

(Muhammad Fadhil Ibrahim)


Biodata Anggota

A. Identitas Diri

1 Nama Lengkap Maryani

2 Jenis Kelamin P

3 Program Studi Ilmu Hubungan Internasional

4 NIM 170210130003

5 Tempat dan Tanggal Lahir Ciamis, 14 September 1995

6 E-mail Maryani_84@rocketmail.com

7 Nomor Telepon / HP 085793127186

B. Riwayat Pendidikan

SD SMP SMA

Nama Institut SDN 1 Langkapsari, SMPN 1 SMAN 1 Banjarsari,


Ciamis Banjarsari, Ciamis Ciamis

Jurusan IPA

Tahun Masuk - Lulus 2001 - 2007 2007 - 2010 2010 - 2013

C. Pemakalahan Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah / Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat

1 - - -

2 - - -

D. Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari pemerintah, institute, atau asosiasi lainnya)

No Jenis Penghargaan Institut Pemberi Penghargaan Tahun

1 Juara III LCC Pemilu KPU Jawa Barat 2012


Gubernur

2 Juara I dan II Komisariat Banjarsari 2011 dan 2012

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam
pengajuan Hibah PKM-GT Safety Point System di Daerah Rawan Bencana Alam di Indonesia
Sebagai Penggerak Kesadaran Masyarakat terhadap Respon Bencana Alam
Sumedang, Maret 2014
Pengusul

( Maryani)
Susunan Organisasi Pembagian Tugas

No Nama / NIM Program Bidang Alokasi Uraian Tugas


Studi Ilmu Waktu
(jam/minggu)
1 Animbyo C. Ilmu Sosial dan 17 Koordinasi dengan
Putra/ Hubungan Politik pihak administratif
170210120092 Internasional eksternal terkait dan
menyelidiki seberapa
jauh kondisi kekinian
dapat berubah dengan
implementasi gagasan.
Selain itu juga
mengilustrasikan
gagasan.
2 Maryani/ Ilmu Sosial dan 17 Melakukan riset
170210130003 Hubungan Politik mengenai pihak-pihak
Internasional yang terlibat dalam
implementasi gagasan
dan menguraikan peran
masing-masing.

3 Rio Alfajri/ Ilmu Sosial dan 17 Melakukan penelitian


170210120086 Hubungan Politik tentang solusi yang
Internasional pernah ditawarkan
terkait dengan
penanggulangan
bencana dan menyusun
langkah strategis.
4 Adi Putra Ilmu Sosial dan 17 Mencari data tentang
Manurung/ Hubungan Politik kondisi kekinian yang
170210120056 Internasional tentang
penanggulangan
bencana di Indonesia
dan mereview ulang
dan membuat
ringkasan.
5 Muhammad Ilmu Sosial dan 17 Meriset tentang data-
Fadhil Hubungan Politik data bencana yang ada
Ibrahim/ Internasional di Indonesia dan juga
170210120018 membuat simpulan
serta prediksi hasil
yang akan dicapai.

Anda mungkin juga menyukai