Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DISUSUN OLEH :
Nama : Siti Khadijah
Nim : 14.IK.414
Menyetujui,
...... ......
NIK. NIK.
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui,
...... ......
NIK. NIK.
A. Definisi
Fraktur adalah patah tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau
tenaga fisik. Kekuatan otot dan sudut dari tenaga tersebut, keadaan tulang,
dan jaringan lunak di sekitar tulang akan menentukan apakah fraktur yang
terjadi itu lengkap atau tidak lengkap (Price dan Wilson, 2006).
Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang dan ditentukan sesuai
jenis dan luasnya (Brunner & Suddarth, 2001).
Fraktur adalah hilangnya kontinuitas tulang, tulang rawan, baik yang
bersifat total maupun sebagian. (Muttaqin, Arif. 2008)
Mandibula adalah tulang rahang bawah, tulang yang tidak teratur dan
merupakan satu-satunya tulang kepala yang dapat bergerak (Watson,2002).
Fraktur mandibula adalah rusaknya kontinuitas tulang mandibula yang
dapat disebabkan oleh trauma baik secara langsung atau tidak langsung.
B. Etiologi
Klasifikasi Fraktur (Chairuddin, 2003)
Klasifikasi Etiologis:
1. Trauma langsung: benturan pada tulang mengakibatkan fraktur ditempat
tersebut.
2. Trauma tidak langsung: tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang
jauh dari area benturan.
3. Fraktur patologis: fraktur yang disebabkan trauma yamg minimal atau
tanpa trauma. Contohfraktur patologis: Osteoporosis, penyakit metabolik,
infeksi tulang dan tumor tulang.
Klasifikasi Klinis
1. Fraktur tertutup, merupakan fraktur tidak menyebabkan robek pada kulit
2. Fraktur terbuka, merupakan dengan luka pada kulit atau robek dan ujung
tulang menonjolsampai menembus kulit
3. Fraktur komplit adalah patah pada seluruh garis tengah tulang dan
biasanya mengalami pergeseran
4. Fraktur tidak komplit, patah hanya terjadi pada sebagian dari garis tengah
tulang
Klasifikasi Radiologis
1. Lokalisasi/letak fraktur seperti diafisis, metafisis, intra-artikular.
2. Konfigurasi/sudut patah dari fraktur :
a. Fraktur transversal
b. Fraktur oblik
c. Fraktur spiral
d. Fraktur kominutif
e. Fraktur segmental
f. Fraktur Impaksi/kompresi
3. Menurut ekstensi:
a. Fraktur total
b. Fraktur tidak total (fracture crack)
c. Fraktur buckle/torus
d. Fraktur garis rambut
e. Fraktur greenstick
f. Fraktur avulse
g. Fraktur sendi
4. hubungan antara fragmen dengan fragmen lainnya yaitu tidak bergeser
dan Bergeser (bersampingan, angulasi, rotasi, distraksi, overiding,
impaksi)
FRAKTUR MANDIBULA
Diskontinuitas tulang pergeseran frakmen tulang
Nyeri
Pergeseran frag Tlg laserasi kulit: spasme otot tek. Ssm tlg > tinggi dr
kapiler
Kerusakan
integritas
jaringan putus vena/arteri tekanan kapiler reaksi stres klien
deformitas
perdarahan pelepasan histamin melepaskan katekolamin
gg. fungsi
protein plasma hilang memobilisai asam lemak
syok hipovolemik
Defisit
edema
perawatan diri bergab dg trombosit
makan
Kekurangan
Volume Cairan penekanan pembuluh emboli
Dalam Tubuh
darah
Gangguan perfusi
jaringan
D. Manifestasi Klinik
1. Tidak dapat menggunakan anggota gerak
2. Nyeri pembengkakan
3. Terdapat trauma
4. Gangguan fungsi anggota gerak
5. Deformitas
6. Kelainan gerak
E. Komplikasi
1. Malunion : tulang patah telahsembuh dalam posisi yang tidak seharusnya.
2. Delayed union : proses penyembuhan yang terus berjlan tetapi dengan
kecepatan yang lebih lambat dari keadaan normal.
3. Non union : tulang yang tidak menyambung kembali
F. Penatalaksanaan Medik
1. Konservatif : Immobilisasi, mengistirahatkan daerah fraktur.
2. Operatif : dengan pemasangan Traksi, Pen, Screw, Plate, Wire
( tindakan Asbarg)
G. Pemeriksaan Penunjang
1. X.Ray
2. Bone scans, Tomogram, atau MRI Scans
3. Arteriogram : dilakukan bila ada kerusakan vaskuler.
4. CCT kalau banyak kerusakan otot.
H. Rencana Asuhan Keperawatan
I. Pengkajian
1. Pengkajian primer:
a. Airway
Adanya sumbatan/obstruksi jalan napas oleh adanya penumpukan
sekret akibat kelemahan reflek batuk
b. Breathing
Kelemahan menelan/ batuk/ melindungi jalan napas, timbulnya
pernapasan yang sulit dan / atau tak teratur, suara nafas terdengar
ronchi /aspirasi
c. Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap
lanjut, takikardi, bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia,
kulit dan membran mukosa pucat, dingin, sianosis pada tahap
lanjut
2. Pengkajian sekunder
a. Aktivitas/istirahat
1) kehilangan fungsi pada bagian yangterkena
2) Keterbatasan mobilitas
b. Sirkulasi
1) Hipertensi ( kadang terlihat sebagai respon nyeri/ansietas)
2) Hipotensi ( respon terhadap kehilangan darah)
3) Tachikardi
4) Penurunan nadi pada bagiian distal yang cidera
5) Cailary refil melambat
6) Pucat pada bagian yang terkena
7) Masa hematoma pada sisi cedera
c. Neurosensori
1) Kesemutan
2) Deformitas, krepitasi, pemendekan
3) kelemahan
d. Kenyamanan
1) nyeri tiba-tiba saat cidera
2) spasme/ kram otot
e. Keamanan
1) laserasi kulit
2) perdarahan
3) perubahan warna
4) pembengkakan lokal
6. Meningkatkan
sirkulasi perifer
7. Kolaborasi pemberian dan meningkatkan
antibiotik. kelemasan kulit
dan otot terhadap
tekanan yang
relatif konstan
pada imobilisasi.
7. Untuk mencegah
infeksi
3 Kekurangan Setelah dilakukan 1. Pertahankan catatan intake 1. Menjaga
Volume tindakan dan output yang akurat keseimbangan
Cairan Dalam keperawatan 2. Monitor status hidrasi volume cairan
Tubuh b/d selama 1 x 6 jam, (kelembaban membran 2. Mengetahui
hilangannya masalah mukosa, nadi adekuat, kualitas
volume cairan kekurangan tekanan darah ortostatik) pemasukan
secara aktif volume cairan 3. Dorong keluarga untuk volume cairan
(Nanda, dalam tubuh membantu pasien makan 3. Mendapatkan
2013) teratasi 4. Tawarkan nutrisi yang
minuman/makanan ringan adekuat.
KH: (snack, jus buah, buah 4. Mengoptimalkan
1. Mempertahanka segar ) pemasukan
n urine output volume cairan
sesuai dengan
usia dan BB, BJ
urine normal,
HT normal
1. Te
kanan darah,
nadi, suhu
tubuh dalam
batas normal
2. Tid
ak ada tanda
tanda dehidrasi,
Elastisitas
turgor kulit baik,
membran
mukosa
lembab, tidak
ada rasa haus
yang berlebihan
4 Gangguan Setelah dilakukan 1. Monitor vital sign 1. Mengetahui
perfusi tindakan 2. Monitor adanya daerah yg perubahan
jaringan b/d keperawatan hanya peka terhadap sirkulasi
rasa nyeri selama 1xshift panas/dingin/tajam/tumpul 2. Mengetahui
(Nanda, status sirkulasi 3. Observasi kulit daerah yang
2013) baik mengalami
4. Batasi gerakan pada rahang gangguan
KH: 5. Kolaborasi pemberian 3. Mengetahui
TTV dalam batas analgetik adanya lesi /
normal laserasi
4. Untuk menjaga
sirkulasi darah di
rahang