atau kaidah-kaidah yang bersifat mengatur dan juga mengandung sifat yang
masalah antara berbagai pihak satu sama lain yang berkaitan dengan barang
mutupangan, dan telah diberi label dengan jujur, dan tepat sesuai hukum yang
berlaku.
untuk dapat memilih dan menggunakan produk secara tepat, benar dan aman. Di
lain pihak iklan dan promosi secara genca rmendorong konsumen untuk
10.635 produk yang datang dari luar daerah maupun dari luar negeri. Perubahan
rusak atau terkontaminasi oleh bahan berbahaya maka risiko yang terjadi akan
1996 tentang Pangan Pasal 1 angka (13) adalah nilai yang ditentukan atas dasar
kriteria keamanan pangan, kandungan gizi dan standar perdagangan terhadap bahan
makanan dan minuman. Saat ini makanan yang beredar di pasaran, tidak sedikit
mengandung zat yang dapat membahayakan tubuh manusia seperti zat pewarna
tekstil, pemanis buatan, formalin, boraks dan bahan berbahaya lainnya. Dinas terkait
seperti Badan Pengawasan Obat dan Makanan, Dinas Kesehatan, Dinas Perindustrian
dan Perdagangan sudah rutin melakukan sidak, pengawasan, dan pembinaan terhadap
industri rumah tangga. Namun makanan dengan zat yang berbahaya tetap saja
keamanan, mutu dan gizi pangan, maka perlu diwujudkan suatu sistem pembinaan
dan pengawasan yang efektif dibidang keamanan, mutu dan gizi pangan. Pembinaan
sesuai aturan yang berlaku, baik aturan yang diharuskan undang-undang, kebiasaan
maupun kepatutan.
Di samping itu, di dalam UUPK juga telah diatur mengenai pelaku usaha
sebagaimana tercantum pada pasal 8. Menurut pasal ini pelaku usaha dilarang
3
yang paling baik atas barang tertentu, tidak mengikuti ketentuan produksi secara
demikian, secara normatif telah ada ketentuan yang mengatur tanggung jawab
usaha, maka setiap pelanggaran yang dilakukan oleh pelaku usaha yang
bahkan tidak memenuhi ganti rugi atas tuntutan konsumen, maka konsumen
yang timbul melalui Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen atau dengan cara
Indonesia seperti :
harga pangan yang tiba-tiba manakala terjadi kenaikan gaji pegawai negeri atau
3. Biaya kemasan. Biaya kemasan meningkatkan harga makanan, biaya ini bisa
kemasan menarik agar konsumen tertarik untuk membeli produk, yang bagi
sebenarnya adalah lebih kecil dari berat yang tertera pada label kemasan.
Slackfilling suatu impresi yang diberikan oleh kemasan yang seolah-olah produk
cepat tergiur untuk membeli buah-buahan yang tampak matang pada bagian atas
kemasan. Tetapi begitu tiba di rumah kita kecewa, karena sebagian besar buah-
buahan yang kita beli belum matang atau bahkan rusak. Ini tidak terlihat karena
modifikasi pada alas timbang, sehingga makanan yang dibeli beratnya tampak
7. Pemberian Harga yang Ganjil Restaurant Fast Food dan Supermarket. Sering
mencantumkan harga yang ganjil misalnya harga sepotong ayam goreng Rp 2999
atau Rp 4508 atau sebungkus snack Rp 975. Manakala kita membayar dan
seharusnya mencantumkan salah satu alternatif tanggal berikut: Pull date (tanggal
dikonsumsi).
atau ganti rugi atas pemakaian barang dan/atau jasa yang diproduksi oleh pelaku
usaha. Penuntutan ganti rugi oleh konsumen kepada pelaku usaha dapat dilakukan
kesehatan atau pemberian santunan berkaitan dengan barang atau jasa yang
berat timbangan merupakan salah satu tindakan yang melanggar hukum, hal
tersebut sesuai dengan Pasal 1365 KUH Perdata yang menyatakan bahwa tiap
memberikan ganti rugi atas timbulkan kerugian tersebut. Jadi, setiap orang yang
dirugikan dapat menuntut ganti rugi secara perdata kepada pelaku usaha makanan
6
(produsen). Selain itu, konsumen dapat menggugat pelaku usaha untuk menuntut
ganti rugi
hak-hak konsumen tidak dapat diberikan oleh satu aspek hukum saja, melainkan
oleh seperangkat sistim hukum yang mampu memberikan perlindungan yang terus
menerus sehingga terjadi persaingan yang jujur yang secara langsung maupun
Konsumen adalah segala upaya yang menjamin adanya kepastian hukum untuk
perekonomian yang terjadi secara pesat di dalam era perekonomian modern ini
telah menghasilkan berbagai jenis dan variasi dari barang dan/atau jasa yang dapat
yang dirugikan dan Permasalahan yang dihadapi konsumen tidak hanya sekedar
bagaimana memilih barang, tetapi jauh lebih kompleks dari itu yang menyangkut
7
pada kesadaran semua pihak, baik pengusaha, pemerintah maupun konsumen itu
pelaku usaha sesuai dengan UU No.8 Tahun 1999 pasal 3. bahwa tujuan dari UU
PK adalah melindungi kepentingan konsumen, dan di satu sisi menjadi pecut bagi
jasa
mendorong iklim berusaha yang sehat yang mendorong lahimya perusahaan yang
dengan konsumen. (Pasal I ayat 2 UU No.8 Thn 1999) di luar Pengadilan, karena
lain :
perlindungan konsumen.
H. Memanggil dan menghadirkan saksi, saksi ahli dan atau setiap orangyang
ahli, atau setiap orang sebagai mana dimaksud pada huruf g dan huruf h,
K. Memutuskan dan menetapkan ada dan /atau tidak adanya kerugian dipihak
konsumen.
Konsumen.
N Jenis Penyelesaian
no makanan dan
minuman Selesai Tidak selesai Jenis pengaduan
2 OatMeal Kadarluasa
1 kasus
3 Daging ayam 3 kasus - Tanpa Daging ayam yang
kemasan putusan 1 tidak layak
kasus
4 Minyak Kecurangan dalam
goreng - Tanpa promosi
putusan4
kasus
kasus
10 Makanan 1 kasus Kadarluarsa
ringan
11 Jajanan bakso Kecurangan dalam
bakar - Gugatan di pembuatan bahan
tolak 1kasus
Majelis BPSK kota Pekanbaru dan pelapor tidak diberitahu tata cara dalam
Tahun 1999 pasal 49 ayat 4 yaitu : anggota setiap unsur sebagaimana dimaksud
pada ayat 3 adalah anggota sebagaimana terdiri atas unsur pemerintah, unsur
sebanyak-banyaknya 5 orang.
Pemerintah Kota Pekanbaru melebihi dari yang mana sudah tertulis di Undang-
Undang No 8 Tahun 1999 pasal 49 ayat 4. Namun untuk melihat jumlah anggota
Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dapat dilihat pada data berikut ini :
I. UNSUR PEMERINTAH
IV SEKETARIAT
Zulkarnain,S.Sos
Riswenti, SE
Dari data diatas tersebut maka dapat diketahui bahwa jumlah anggota
tetapkan Pemerintah Kota Pekanbaru saat sekarang sangat tidak memadai atau
tersendiri dan tidak bersatu dengan ruangan atau kantor Dinas lainnya. Sebagai
Bertitik tolak dari gejala-gejala diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
B. PerumusanMasalah
merupakan penggerak agar tujuan dari organisasi dapat tercpai secara defektif dan
efisien.
terlebih dahulu ditentukan siapa yang melakukan atau yang menjadi subjek. Maka
dari itu kenyataan mengenai kegiatan yang dilakukan pihak BPSK kota Pekanbaru
sangat diperlukan karena untuk mengetahui sejauh mana suatu perkerjaan telah
dilakukan dan mencapai hasil yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana yang
ada.Oleh karena itu, peimplementasian belum berjalan dengan baik yang terlihat
15
dari beberapa sebab antara lain kurang instasi terkait untuk melakukan secara
langsung, dan suatu harapan yang ingin dicapai dari penelitian ini dan bagaimana
setiap tugas dapat dijalankan dengan baik dan dilakukan dengan ekstra. Maka
1. Tujuan Penelitian
2. Kegunaan Penelitian
pekanbaru.
Perlindungan Konsumen.
Impelementasi Kebijakan.
D. Konsep Teoritis
dalam penelitian ini. Maka perlu adanya teori-teori yang sesuai dengan
yang diharapkan.
ketika kelompok orang bertujuan mencapai hasil secara kolektif yang diharapkan
17
terlebih di era globalisasi yang semakin maju dewasa ini. Demikian pula
aturan yang sudah ditetapkan sesuai situasi dan kondisi setempat oleh person
pejabat yang berwenang. Disamping itu kebijakan atau policy dapat juga kita
katakan atau kita pergunakan untuk menunjuk perilaku seorang, aktor (misalnya
sejumlah aktor dalam suatu bidang kegiatan tertentu menurut, (Inu Kencana
1999:105).
demi kepentingan orang-orang yang tidak berdaya dalam masyarakat agar mereka
dapat hidup dan ikut berpartisipasi dalam pemerintah menurut, (Keban, 2004:56).
18
rangkaian pilihan-pilihan yang saling berhubungan yang dibuat oleh lembaga atau
kebijakan.
badan-badan ini pulalah yang setiap hari secara langsung berhubungan dengan
politik dan warga negara juga mempunyai fungsi sebagai pelaksana kebijakan.
kebijakan dengan kata lain tergantung kepada mereka yang terkena dampak
jelas, yaitu mulai dari program ke proyek dan kegiatan. Model tersebut
19
di ambil penyelesaiannya.
Yaitu megetahui apa tujuan yang ingin di capai dari pengambilan suatu
kebijakan tersebut.
pemerintah
harus selalu ada agar tuntutan kebijaksanaan bisa direalisasikan menjadi hasil
20
indikator ini menilai sejauh mana standar dan tujuan menjelaskan keseluruhan
kebijakan.
Yaitu kebijaksanaan mencakup lebih dari sekedar standard dan sasaran, tapi
implementasi. Sumberdaya ini dapat berupa dana maupun insentif lainya yang
Yaitu persepsi pelaksana dalam organisasi dimana program itu diterapkan, hal
ini dapat berubah sikap menolak, netral dan menerima yang berkaitan dengan
1) Komunikasi
kebijakan tersebut. Untuk itu perlu memahami arah penyampaian kebijakan. Tipe
komunikasi yang diajukan oleh Edward III termasuk kepada tipe komunikasi
pekerjaan)
d. Perintah-perintah
program
Terdapat tiga indikator yang dapat dipakai dalam mengukur keberhasilan variabel
komunikasi yaitu :
a) Transmisi; penyaluran komunikasi yang baik akan dapat menghasilkan suatu
dalam melaksanakan kebijakan. Tetapi pada tataran yang lain hal tersebut justru
akan menyelewengkan tujuan yang hendak dicapai oleh kebijakan yang telah
ditetapkan.
c) Konsistensi; perintah yang diberikan dalam melaksanakan suatu komunikasi
haruslah konsisten dan jelas untuk diterapkan atau dijalankan. Karena jika
atau program itu dirumuskan (telah memenuhi kejelasan perintah dan arahan,
arahan atau informasi) tanpa ada dukungan sumberdaya yang memadai , maka
sesuai dengan yang diharapkan. Memadai yang dimaksud adalah jumlah para
pelaksana harus sesuai dengan jumlah tugas yang dibebankan atau tanggung
baik teknis maupun manajerial. Indikator sumber daya terdiri dari beberapa
elemen, yaitu :
yang sering terjadi dalam implementasi kebijakan salah satunya disebabkan oleh
dibidangnya. Penambahan jumlah staf dan implementor saja tidak cukup, tetapi
diperlukan juga kecukupan staf dengan keahlian dan kemampuan yang diperlukan
Implementor harus mengetahui apa yang harus mereka lakukan saat mereka diberi
perintah. Kedua, informasi mengenai data kepatuhan dari para pelaksana terhadap
Tetapi dalam konteks yang lain, ketika wewenang formal tersebut ada, maka
3) Sikap (disposisi)
adalah disposisi. Hal-hal penting yang perlu dicermati pada variabel disposisi,
kebijakan haruslah orang-orang yang memiliki dedikasi pada kebijakan yang telah
ditetapkan.
b. Insentif; Edward menyatakan bahwa salah satu teknik yang disarankan untuk
insentif. Oleh karena itu, pada umumnya orang bertindak menurut kepentingan
keuntungan atau biaya tertentu mungkin akan menjadi faktor pendorong yang
membuat para pelaksana kebijakan melaksanakan perintah dengan baik. Hal ini
organisasi.
25
4) Struktur Birokrasi
atau para pelaksana kebijakan mengetahui apa yang seharusnya dilakukan, dan
adanya kerjasama banyak orang, ketika stuktur birokrasi tidak kondusif pada
kebijakan yang tersedia, maka hal ini akan menyebabkan sumber daya-sumber
daya menjadi tidak efektif dan menghambat jalannya kebijakan. Birokrasi sebagai
2. Perlindungan Kosumen
Nomor 8 Tahun 1999 Pasal 1 butir 2 menyebutkan bahwa konsumen adalah setiap
orang pemakai barang dan atau jasa yang tersedia dalam masyarakat, baik bagi
kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, maupun makhluk hidup lain dan
26
a) Kebutuhan pokok, yaitu memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan untuk
c) Informasi, yaitu hak untuk dilindungi dari merek atau iklan-iklan yang menipu
d) Pilihan, yaitu hak untuk memilih barang atau jasa pada tingkat harga dan
h) Lingkungan, yaitu hak untuk hidup dan bekerja pada lingkungan yang tidak
tercemar dan tidak berbahaya, yang memungkinkan suatu kehidupan yang lebih
manusiawi.
yang melakukan akad dengan pihak lain dalam suatu bisnis untuk memperoleh
barang dan jasa dari pihak yang mengadakannya). Menurut Janus Sidabalok,
Philip Kotler konsumen adalah semua individu dan rumah tangga yang
Hornby konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan/ atau jasa yang
tersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang
kesehatan dan keselamatan konsumen, hak atas kenyamanan, hak dilayani dengan
baik oleh produsen maupun pasar, hak untuk mendapatkan barang atau jasa yang
disebabkan oleh faktor bahwa konsumen adalah pelaku ekonomi yang penting,
karena tanpa adanya konsumen dalam produksi barang atau jasa, maka suatu
perekonomian tidak akan berjalan. Bila produk/jasa yang dihasilkan tidak sesuai
E. Kerangka Pikiran
Pekanbaru
- Tujuan
Standar dan Tujuan - Hasil
Sosialisasi
Implementasi Kondisi
kebijakan ekonomi, - sarana
Tentang - Fasilitas
sosial dan
Perlindungan - Biaya
politik
Konsumen operasional
sosialisasi - Informasi
- pendekat
an
- Transmisi
Komunikasi - Kejelasan
- konsisten
Struktur - fragment
Birokrasi asi
- SOP
29
F. Konsep Operasional
1. Implementasi adalah sebagai suatu proses, hasil dan sebagai akibat. Sebagai
minuman .
b) .Keuangan yaitu suatu badan tidak bisa berdiri dan berjalan begitu
baik.
atau publik dan adanya efek atau dampak yang timbul dari
dan pengetahuan.
G. Metode Penelitian
1. Lokasi Penelelitian
pokok dan fungsi pada perlindungan konsumen. Hal ini berdasarkan pertimbangan
melaksanakan tugas dan fungsi serta perlu dianalisa untuk mengetahui sejauh
2. Informanpenelitian
Dalam penelitian ini, menggukan informan sebagai objek informasi
ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama makin membesar. Dalam
penentuan sample, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi karna
informasi yang di dapat dari kedua orang ini dirasa belum lengkap maka penelliti
mencari orang lain yang dipandang lebih tau dan dapat melengkapi data yang
diberikan oleh dua orang sebelumnya, begitu selanjutnya hingga jumlah sample
2. Masyarakat/Konsumen
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari hasil pengamatan secara
2. Wawancara
3. observasi
b. Data sekunder
laporan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian dan juga buku-buku yang
Data dalam teknik ini pengumpulan data ini adalah menggunakan proses
pengumpulan data agar dapat sesuai dengan penelitian yang penulis lakukan
1. Wawancara
teknik ini juga dilakukan pengedaran sejumlah pertanyaan yang diberikan pada
2. Observasi
langsung terhadap objek yang akan di teliti. Langkah ini dilakukan sebagai tahap
akhir dalam pengumpulan data agar objektifitas dari data yang telah diberikan
3. Studi kepustakaan
5. Analisa Data
hubungan, tidak menguji hipotrsis atau membuat predeksi. Akan tetapi, peneliti
data informasi yang dikumpulkan serta berpedoman pada landasan teori dan
pokok permasalahannya serta membantu mencari pemecahan yang baik dan tepat
DAFTAR KEPUSTAKAAN
DOKUMEN