Anda di halaman 1dari 21

Kita sudah panjang lebar menggunakan kata margin dalam perdagangan forex.

Apa sebenarnya yang dimaksud dengan margin-Iengkapnya perdagangan forex


dengan sistem margin?

Definisi dan Pengertian Margin Trading


Dalam dunia forex margin trading merupakan bagian yang sangat penting dan
harus wajib dipahami setiap investor. Bisa dianggap margin merupakan darah
kehidupan (life blood). Di pasar saham, margin merupakan fasilitas yang
diberikan perusahaan pialang saham kepada investor. Dikatakan fasilitas, karena
memang perusahaan pialang saham memberikan semacam pinjaman kepada
investor. Namun, pinjaman ini tidak harus dikembalikan secara terjadwal,
sebagaimana pinjaman dari bank. Investor baru mengembalikan bila berhasil
menjual saham yang dibelinya dengan harga yang lebih tinggi dari harga
belinya. Atau sebaliknya, berhasil melikuidasi posisi jualnya (short selling),
dengan membeli dengan harga lebih rendah dari harga jual. Sebagai imbalan
atas fasilitas yang disediakan perusahaan pialang berjangka itu, investor harus
membayar bunga pinjaman dan fee.

Di pasar forex, margin bukan merupakan fasilitas yang diberikan perusahaan


pialang berjangka. Artinya, perusahaan pialang berjangka tidak perlu
"menalangi" kebutuhan dana investor yang melebihi dana yang dimilikinya untuk
berinvestasi. Konsep yang berbeda ini disebabkan pada perdagangan forex atau
umumnya future market tidak memerlukan penyerahan (non -delivery) barang
yang menjadi subjeknya misalnya saham. Margin dalam perdagangan forex
merupakan uang jaminan yang disetorkan investor kepada perusahaan pialang
berjangka, agar investor bisa melakukan transaksi melalui perusahaan pialang
berjangka tersebut.

Harga pasar GBP 1 = USD 1.8850


Beli: USD 10,000 (1 lot)
Nilai transaksi : Rp. USD 18,850 (USD 10,000 x GBP 1.8850)
Initial margin : 1%
Dibutuhkan dana : USD 100 (1 % x USD 10,000)

Ketika harga pasar GBP 1 = USD1,8950


Jual: USD 10,000 (1 lot)
Diperoleh hasil: USD 18,950 (USD 10,000 x GBP 1.8950)
Keuntungan : USD 100 (USD 18,950 - USD 18,850)
Rate of Return: 100% (USD 100/USD 100 x 100%)

Di sini kita melihat investor melakukan open position dengan membeli 1 lot GBP
(USD 10,000) dimana harga GBP adalah USD 1,8850. Dengan demikian, dana
yang dibutuhkan adalah USD 18,850, atau investor harus menyetor dana
sebesar itu sebagai modal transaksi 1 lot GBP. Tapi, karena perdagangan
dilakukan dengan sistem margin, dan margin yang ditetapkan adalah 1% dari
nilai kontrak, maka investor cukup menyetor modal USD 100 (1% x USD 10,000).
Lalu dari mana dana yang USD 9,900? Karena dalam future trading tidak ada
penyerahan maka tidak diperlukan kekurangan dana tersebut. Jadi untuk
membeli GBP senilai USD 10,000 itu, investor cukup menyediakan dana USD
100. Sedang dalam perdagangan saham, untuk bisa bertransaksi saham senilai
USD 100,000, investor harus menyetor margin USD 50,000. Kekurangannya USD
50,000 akan dipinjam dari perusahaan pialang saham.

Dalam UU No. 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan Berjangka Komoditi, margin


didefinisikan sebagai sejumlah uang atau surat berharga yang harus
ditempatkan nasabah kepada pialang berjangka, pialang berjangka kepada
anggota kliring berjangka, atau anggota kliring berjangka kepada lembaga kliring
berjangka, untuk menjamin pelaksanaan transaksi kontrak berjangka. Margin
disetorkan untuk setiap amanat nasabah yang ditempatkan kepada pialang
berjangka. Hal itu bertujuan sebagai jaminan pelaksanaan transaksi kontrak
berjangka yang dibuat berdasarkan amanat tadi.

Jenis-Jenis Margin

Meskipun dikatakan margin merupakan dana yang harus disetor oleh investor,
namun jumlah setoran tersebut berbeda-beda untuk setiap jenis margin. Kalau
begitu, ada banyak jenis margin? Memang demikianlah adanya. Berikut akan
dibahas satu per satu jenis-jenis margin tersebut.

Initial margin/original margin. Dalam bahasa Indonesia initial margin biasa


disebut margin awal, yaitu sejumlah uang yang disetor oleh investor pada saat
pembukaan account. Jumlahnya sesuai kesepakatan awal yang dibuat antara
investor dengan pialang berjangka, biasanya dinyatakan dalam persentase dari
nilai kontrak. Dalam commodity future lazimnya initial margin ditetapkan
berkisar 5 - 10% dari nilai kontrak. Besamya margin berbeda-beda sesuai dengan
nilai kontrak, waktu, dan gejolak harga yang terjadi. Dalam perdagangan forex
initial margin ditetapkan 1 % dari nilai kontrak. Jadi lebih kecil dari initial margin
pada perdagangan komoditi berjangka. Karena dalam perdagangan forex nilai
kontrak ada dua, yaitu size besar USD 100,000 dan size kecil 10,000 maka besar
nilai initial margin pada perdagangan forex adalah USD 1,000 (Rp. 10.000.000)
atau USD 100 (Rp. 1.000.000), jika kurs rupiah ditetapkan Rp. 10.000 per dollar
AS.

Variation margin. Dalam bahasa Indonesia istilah yang digunakan adalah margin
sela, yaitu merupakan tambahan margin yang disetor karena besaran margin
selanjutnya telah berada dibawah besaran margin awal, sebagai akibat
pergerakan harga yang berlawanan dengan yang diperkirakan semula.

Maintenance margin. Istilah yang digunakan dalam bahasa Indonesia adalah


margin minimum. Margin ini merupakan besaran nilai yang harus dijaga atau
dipelihara oleh investor dalam melakukan transaksi. Umumnya margin minimum
ini ditetapkan sekitar 75% - 80 % dari margin awal.

Margin Call. Jenis margin ini mirip dengan margin sela, yaitu Jumlah dana yang
harus disetor kembali oleh investor. Hanya saja, dalam margin call setoran dana
harus dilakukan jika dana yang outstanding sudah berada di bawah maintenance
margin, bukan initial margin. Jika investor mendapat margin call berarti investor
harus menambah dananya sampai ke level initial margin, kalau tidak dilakukan,
posisinya akan ditutup oleh perusahaan pialang.

Perhitungan Transaksi Margin Trading

Meskipun margin memudahkan investor melakukan investasi, bukan berarti


kemudahan itu merupakan keuntungan bagi investor. Artinya, kalau investor
telah melakukan perdagangan dengan sistern margin pasti akan mendapat
keuntungan. Ingat, margin trading merupakan cara perusahaan pialang
berjangka untuk memperluas nasabahnya. Di sisi lain, bila investor
memanfaatkan margin trading, berarti investor telah memutuskan melakukan
investasi. Dengan investasi itu sudah melekat risiko yang harus ditanggungnya.
Bahkan dalam literatur investasi, margin trading merupakan salah satu strategi
investasi yang cenderung mendekati spekulasi. Sebab, jika terjadi kerugian
investasi dengan sistem margin ini akan menciptakan nilai yang lebih besar dari
investasi dengan sistem fisik/cash trading. Untuk itu, agar bisa memanfaatkan
margin trading secara menguntungkan, diperlukan teknik perhitungan yang
cukup rumit.

Untuk menjelaskan perhitungan itu, baiklah kita lanjutkan saja contoh yang
sudah kita miliki itu dengan menambah data berikut:
1. Sehari kemudian GBP meningkat harganya menjadi USD 1.8950 dan investor
menjual (berarti overnight/menginap)
2. Perusahaan pialang berjangka mengenakan fee USD5 per lot, untuk transaksi
open buy saja
3. Bunga untuk GBP dengan posisi open buy adalah Rp. 5.612 per hari

Apa yang terjadi? Kini aset investor menjadi USD 18,950 (USD 10,000 x USD
1.8950). Namun, transaksi dengan margin trading menghasilkan keuntungan dan
kerugian yang berbeda dengan transaksi cash trading. Pada transaksi margin
trading keuntungan bersih yang diterima investor adalah USD 89,44, Sedang
dengan sistem cash trading USD 100. Mana yang harus dipilih. Transaksi margin
atau transaksi cash?

Hati-hati! Kalau kita memperhatikan nilai absolutnya, tentu kita akan


menyarankan investor agar memilih transaksi cash, sebab nilai keuntungannya
lebih besar. Tetapi ingat! Untuk menghasilkan keuntungan USD 100 dengan
sistem transaksi cash itu, investor harus menanamkan uangnya sejumlah USD
18,850. Sebaliknya, untuk mendapatkan keuntungan USD 94,44 dengan sistem
perdagangan margin, investor cukup menanamkan uang USD 100. Di sinilah
pentingnya memahami ilmu keuangan.

Dalam teori keuangan terdapat indikator penting yang disebut rate of return on
equity (ROE), yaitu seberapa besar pengembalian yang didapat dengan
penanaman modal tertentu, yang dirumuskan sebagai keuntungan bersih dibagi
modal. Dalam contoh kita, dengan margin trading investor akan mendapatkan
ROE 94,44%, sedang dengan cash trading hanya mendapat ROE 0.53%. Jadi ROE
margin trading lebih besar dari ROE cash trading, dengan demikian sangat
menguntungkan kalau investor memilih transaksi dengan margin trading.

Bagaimanakah kondisi ini bisa dimanfaatkan oleh investor? Kondisi demikian


akan menguntungkan kalau investor mengetahui nilai tukar mata uang yang
dibelinya akan menguat, dan peningkatan itu nilainya bisa menutup seluruh
biaya, yang terdiri dari: fee, bunga dan pajak.

Apa yang terjadi, seandainya temyata nilai tukar GBP tidak menguat terhadap
USD, sebaliknya malah melemah? Apakah masih menguntungkan melakukan
transaksi dengan sistem margin trading? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita
lanjutkan lagi contoh kita di atas.

Misalnya, setelah posisi beli diambil temyata GBP turun menjadi USD 1.8800.
Dan setelah ditunggu satu hari (overnight), temyata GBP tetap saja di posisi itu.
Dengan demikian kini aset investor tinggal USD 18,800. Bagaimana, dengan
modal investor? Karena asetnya sudah menurun sebesar USD 50, maka modal
investor tinggal USD 50 (USD 100 - USD 50). Bila seluruh biaya, fee dan bunga
diperhitungkan, maka modal investor tinggal USD 44.44.

Apa yang terjadi dengan keadaan demikian? Bila investor ingin mempertahankan
portfolionya, berarti investor harus menyetor modal lagi kepada perusahaan
pialang berjangka, sebab perusahaan pialang berjangka memberikan fasilitas
initial margin 1 % dari kontrak. Dengan demikian, dengan total nilai kontrak 1 lot
(USD 10,000), maka modal investor harus USD 100. Karena modal yang tersisa
tinggal USD 44,44, maka investor harus menyetor USD 55,56 (USD 100 - USD
44,44).

Kapan investor harus menyetor tambahan modal itu? Tergantung peraturan yang
ada, dan juga ketentuan masing-masing perusahaan pialang berjangka. Ada
perusahaan pialang berjangka yang mengirim tagihan tambahan modal (ini yang
dimaksud ,margin call) setelah modal di bawah 30% dari initial margin. Ada pula
perusahaan pialang yang baru mengirim tagihan tambahan modal setelah modal
di bawah 25% dari initial margin. Dalam contoh kita, modal investor tinggal
44.44% (USD 44.44/USD 100 x 100%) dari initial margin untuk transaksi 1 lot.
Jadi ada kemungkinan akan menerima surat tagihan tambahan modal atau
terkena margin call, jika ketentuan perusahaan pialang tempatnya berinvestasi
menetapkan margin call 50% dari nilai initial margin. Tapi jika margin call
ditetapkan 30%, investor masih bisa mempertahankan posisinya, meskipun
harus membayar bunga overnight. Namun, bila investor tidak bersedia lagi
mempertahankan posisinya, dengan sendirinya perusahaan pialang berjangka
akan melikuidasi posisi beli tersebut, yaitu menjual GBP milik investor.

Keputusan apa yang harus diambil investor? Memang tidak ada yang
merencanakan investasi untuk mendapat kerugian, tetapi bila ini terjadi temyata
yang melakukan transaksi dengan cash trading menderita kerugian lebih kecil,
yaitu 0.27% dibanding yang melalui transaksi dengan margin trading, yang
menderita kerugian 55.56%.

Jadi bila kondisi mata uang yang kita beli cenderung melemah, akan lebih aman
melakukan transaksi dengan cash trading. Tapi ini tetap rugi. Jika tetap ingin
mendapatkan keuntungan harus melakukan strategi short selling, mengambil
posisi jual lebih dulu baru melikuidasinya dengan posisi beli.

Dalam posisi investor berpotensi merugi, seperti ditunjukkan kasus kedua di


atas, ada dua kemungkinan yang bisa dilakukan, yaitu perusahaan pialang
berjangka melakukan margin call atau melikuidasi posisi investor. Jika yang
kedua yang dilakukan, maka tamatlah riwayat posisi investor dan investor harus
menanggung semua kerugian. Kerugian itu masih bisa dihindarkan jika investor
memenuhi panggilan perusahaan pialang untuk menambah modal. Sebab, ada
kemungkinan harga akan berbalik arah dan investor justru memetik keuntungan.
Karena itu, sangat penting memperhatikan margin dan margin call dari
perusahaan pialang.

Adapun manfaat dari margin dan margin call antara lain:


a. Margin memberikan investor kesempatan untuk mendapatkan leverage yang
tinggi. Dengan initial margin yang hanya 1 % dari nilai kontrak yang
sesungguhnya, memberikan peluang bagi investor untuk mendapatkan
keuntungan 100%.
b. Margin memberikan kepada investor fleksibilitas untuk memasuki posisi yang
di dalam pasar tunai (cash trading) terlalu mahal Untuk bertransaksi di pasar
saham, misalnya, seorang investor normalnya harus menyetor 100% modalnya
untuk transaksi . Kalaupun mendapatkan fasilitas margin, maksimal hanya 50%
dari kebutuhan modal. Dengan initial margin yang hanya 1%, investor forex
online trading memiliki kesempatan untuk masuk posisi lebih mudah dan murah.
c. Bagi perusahaan pialang berjangka, maintenance margin dan margin call
adalah faktor yang menentukan dalam memanajemen risiko. Karena investor
akan diperingatkan, agar segera menyetor tambahan modal ketika posisinya
berpotensi untuk merugi. Disamping itu, investor masih punya kesempatan
meraih keuntungan, seandainya harga berbalik arah.
d. Margin call merupakan suatu panggilan untuk membangunkan investor agar
bersikap realistis dalam bertransaksi, dan segera bertindak mengatur ulang
posisi perdagangan mereka. Tanpa, mekanisme margin call, investor bisa lupa
bahwa posisinya sedang dalam keadaan bahaya yang besar. Dengan demikian
margin call berfungsi sebagai wake up call bagi investor, untuk segera bertindak
mengambil keputusan yang cepat dan tegas, sehingga dapat mengurangi
bahaya dari risiko yang sedang mengancam posisinya.

Strategi Margin Trading

Kita sudah sampai pada pembahasan mengenai bagaimana kita menghitung


keuntungan atau kerugian dalam transaksi dengan sistem margin trading. Kali ini
kita meningkat pada topik strategi menghadapi transaksi margin trading.

Dalam kasus posisi GBP menguat menjadi USD 1,8950, apa yang harus dilakukan
investor? Melikuidasi? Menahan? Atau adakah keputusan lain? Dalam posisi
demikian sebenarnya ada tiga strategi yang bisa diambil, yaitu :

1. Tidak mengambil keputusan apa-apa (hold/menahan).


2. Melikuidasi dan mengambil keuntungan bersih USD 95.
3. Melipatgandakan keuntungan dengan menginvestasikan kembali keuntungan
yang diterima.

Jika investor mengambil keputusan pertama, berarti dia tidak mengubah


portofolio. Keputusan demikian akan menghadapi dua kemungkinan. Pertama,
GBP melemah dalam jangka waktu tertentu. Bila ini terjadi, investor bisa
bertahan sampai harga mendekati USD1.8850 kembali, kemudian melakukan cut
loss (memperkecil kerugian) sebelum merugi lebih besar. Sebenarnya investor
masih bisa memetik keuntungan, jika berhasil melikuidasi pada harga tertentu-di
atas USD 1.8850 (Jangan lupa perhitungkan fee, bunga dan pajak). Kemungkinan
kedua, kurs GBP terus menguat. Kalau ini yang terjadi, investor bisa melakukan
profit taking (memetik keun tungan) selama melakukan hold, dan kemungkinan
bisa mendapatkan keuntungan sebesar sesuai yang direncanakan.

Bila keputusan kedua yang diambil investor, berarti dia cukup puas dengan
keuntungan USD 95 (tanpa menginap). Dengan keputusan ini investor menikmati
ROE 95%. Keputusan ini cukup menguntungkan bila investor mempunyai cukup
informasi bahwa GBP sulit untuk menguat lagi.

Bagaimana kalau investor mengambil keputusan ketiga? Keputusan ini memang


bisa memperbesar keuntungan. Namun, sebagaimana kaidah investasi, semakin
besar keuntungan semakin besas pula risiko yang harus dihadapi. Pemilihan
keputusan menginvetasikan kembali keuntungan ini memang cocok bagi mereka
yang, bersikap spekulan, atau risk taker. Strategi menginvestasikan kembali
keuntungan memang berpotensi melipatgandakan keuntungan yang didapat.
Strategi ini adalah menggunakan keuntungan yang diperoleh, untuk membeli
lagi GBP atau mata uang lain.

Untuk memperjelas strategi ini, baiklah kita lanjutkan saja kasus yang dihadapi
investor kita. Pada strategi ini berarti investor akan terus menginvestasikan
keuntungannya. Pada saat awalnya, misalnya pada pukul 10.00 pagi, investor
membeli 1 lot (USD 10,000) GBP, dengan harga USD 1,8850. Dengan demikian
total aset investor adalah USD 18,850. Dengan margin trading 1%, berarti modal
yang dibutuhkan USD 100.

Selanjutnya, pada pukul 13.00, harga GBP naik menjadi USD 1.8950. Pada posisi
ini investor mengambil strategi menginvestasikan kembali keuntungannya, yaitu
USD 95 (melikuidasi dengan menjual GBP, kemudian membeli kembali pada
harga baru). Untuk memudahkan, hasil perdagangan ini kita sebut saja trade I.
Laba dari trade I inilah yang digunakan untuk membeli GBP, yang sekarang
harganya sudah USD 1,8950. Jadi investor menambah kepemilikan GBP sejumlah
1 lot lagi, menjadi 2 lot. Dengan demikian, total aset yang dimiliki investor
sekarang adalah USD 37,900 (USD 20,000 x USD 1,8950).
Berikutnya, misalnya, pada pukul 15.00, kurs GBP meningkat lagi menjadi USD
1,9000. Apa yang terjadi jika investor tetap mempertahankan strategi
menginvestasikan kembali keuntungannya?

Kali ini, dengan naiknya GBP sebesar USD 0.005 total aset meningkat menjadi
USD 38,000. Jika investor melakukan likuidasi pada trade II ini keuntungan yang
diterima investor adalah USD 100 (USD 38,000 - USD 37,900). Keuntungan pada
trade II dinvestasikan kembali untuk membeli 1 lot GBP dengan harga USD
1.9000. Dengan demikian aset investor kini menjadi 3 lot (USD 30,000) dengan
nilai USD 57,000 (USD 30,000 x 1.9000).

Misalnya, setelah ditunggu sampai penutupan pasar, kurs GBP tidak naik. Tapi
investor tetap menahan posisinya, sehingga harus menginap (overnight) dan
dikenakan bunga 0.56%. Tapi pada pukul ll.00 hari berikutnya, investor
mendapati kurs GBP naik menjadi USD 1,9050. Karena sudah mendapati GBP
naik terus-menerus, investor kita berpendapat GBP akan segera melemah, dan
menurut hasil analisisnya memang menunjukkan demikian. Untuk
mengantisipasi kondisi itu, investor melikuidasi posisinya dengan menjual
seluruh 3 lot GBP pada trade III. Trade III ini memberi keuntungan USD150.

Dengan demikian, investor telah melipatgandakan modalnya dari USD 100


menjadi USD 443,32. Jadi, hanya dengan memulai investasi sebesar USD 100,
investor bisa menjadikan jumlah uangnya menjadi 3 kali lipat lebih atau 300%
lebih hanya dalam waktu 24 jam. Inilah hebatnya, strategi margin trading.

Short Selling

Salah satu kelebihan investasi perdagangan forex adalah adanya leverage atau
two way opportunity, yaitu kesempatan mencetak keuntungan baik dalam
kondisi harga sedang naik maupun sedang menurun. Dalam kondisi harga
sedang naik, strategi yang digunakan adalah perdagangan konvensional, yaitu
membeli dahulu dengan harga murah baru kemudian menjualnya. Inilah yang
dilakukan pada transaksi sektor riil. Dalam perdagangan forex, jika kondisi harga
sedang menurun, investor bisa melakukan strategi short selling, yaitu melakukan
penjualan lebih dulu -dengan harga yang masih tinggi baru membeli ketika harga
sudah murah / menurun. Pada investasi forex, short selling menjadi pengetahuan
wajib dan pekerjaahui seluk beluk short selling ini.

Apa dan bagaimana perdagangan forex dengan short selling itu? Pada
prinsipnya, short selling adalah melakukan penjualan suatu barang atau jasa
yang tidak dimiliki oleh penjual. Mengapa bisa terjadi, seseorang yang tidak
memiliki suatu barang atau jasa untuk dijual dapat melakukan penjualan?
Bagaimana seandainya pembeli menuntut penjual untuk segera menyerahkan
barang atau jasanya? Di sinilah perbedaan berinvestasi di sektor riil dengan
berinvestaii di perdagangan forex.

Di pasar barang misalnya sektor riil, pedagang kambing, tidak mungkin bisa
menjual kambing yang tidak dimilikinya kepada pembeli. Alasannya? Pertama,
tentu pembeli ingin melihat dulu wujud kambing yang akan dibelinya, apakah
gemuk, sehat, kurus atau bagaimana? Kedua, kalaupun penjual berhasil
mendapatkan kambing yang akan dijualnya, dia harus membelinya terlebih
dahulu. Ketiga, di pasar barang perdagangan terjadi secara spot atau tunai,
artinya pembayaran dilakukan begitu terjadi transaksi.

Sedang di pasar forex, penjual dan pembeli tidak bisa langsung saling bertemu
dan menyaksikan barang yang akan diperdagangkan. Untuk mempermudah
pemahaman mengenai mekanisme short selling barangkali lebih baik
diilustrasikan dengan contoh.

Misalnya ada tiga investor, sebut saja A, B dan C. Sedang mata uang yang
dijadikan ajang short selling adalah GBP. Misalnya A bertindak sebagai pelaku
short selling, dengan menjual GBP kepada C. Mengapa A berani melakukan
tindakan itu?
Pertama, perdagangan forex terjadi secara future, artinya penyerahan dilakukan
kemudian malah dalam praktik commodity future trading/bursa komoditi
berjangka penyerahan ini tidak pernah ada-sehingga A tidak harus segera
menyerahkan GBP kepada C.
Kedua, A berkeyakinan bahwa harga GBP akan menurun di waktu kemudian
(setelah A menjual GBP kepada C). Informasi penurunan harga GBP di waktu
kemudian itu merupakan kunci sukses short-selling.
Kita lanjutkan contoh diatas, katakan A melakukan short selling dengan menjual
1 lot (USD 10,000) GBP dengan kurs USD 1.8850 pada pukul 11.00. A berani
menjual GBP dengan harga 1,8850, karena dari analisis tehnikal A mendapatkan
hasil GBP akan melemah terhadap dollar AS menjadi USD 1,8700 pada pukul
15.00 (setelah penjualan terjadi). Jika C bersedia membeli 1 lot GBP yang di jual
A, maka kelak C akan menyerahkan uang sejumlah USD 1.8850 kepada A.

Apa yang terjadi selanjutnya? Misalnya, analisis yang dilakukan A tepat, pada
pukul 15.00 kurs GBP menunjuk angka USD 1,8700 Dengan segera A melakukan
order beli. Kebetulan B bersedia menjual 1lot GBP kepada A pada kurs USD
1,8700. Jadi kelak A harus menyerahkan uang kepada B sejumlah USD 187,000.

Dengan demikian, pada saat settlement :


1). A menerima uang sejumlah USD 188,500 dari C.
2). A segera membayar USD 187,000 kepada B.
3). A menerima 1 lot GBP dari B.
4). A memberikan 1 lot GBP kepada C.

Dengan strategi short selling yang dilakukan A itu, dihasilkan keuntungan USD
1,500. .

Kapan Short Selling Menguntungkan?

Apakah short selling selalu menguntungkan? Tentu saja tidak. Bagaimana ini bisa
terjadi? lni terjadi jika : Pertama, Analisis A salah, misalnya perhitungan analisis
teknikal yang dilakukan A tidak akurat sehingga keputusan short selling yang
diambil A tidak tepat. Katakan pada pukul 15.00 dan sesudahnya ternyata kurs
GBP justru menguat menjadi USD 1,8950. Dengan demikian, ketika A harus
menunaikan kewajibannya meyerahkan 1 lot GBP kepada C, A harus membeli
GBP pada harga USD 1,8950. Kalau kebetulan,B bersedia menjual 1 lot GBP pada
harga USD 1,8950, maka kelak A harus menyerahkan uang sejumlah USD
189,500 kepada B.

Dengan demikian, pada saat settlement :


1). A menerima uang sejumlah USD 188,500 dari C
2). A membayar sejumlah USD 189,500 kepada B
3). A menerima 1 lot GBP dari B
4). A memberikan 1 lot GBP kepada C

Di sini A menderita rugi USD1,000, ditambah dengan fee untuk pialang


berjangka, akibat short-selling.

Kedua, kerugian bisa terjadi kalau A tidak berhasil mendapatkan 1 lot GBP.
Artinya, tidak ada satupun investor yang bersedia mejual GBP, dengan berbagai
alasan. Dalam perdagangan forex keadaan itu tidak akan pernah terjadi, sebab
semua transaksi dijamin penyerahannya oleh KBI.

Dalam transaksi saham kejadian seperti itu-gagal serah-masih mungkin terjadi.


Untuk mengatasi masalah kerugian akibat tidak berhasilnya mendapatkan
saham ini, bisa dipecahkan dengan cara meminjam saham kepada pihak lain.
Tentu saja dengan disertai biaya tertentu (semacam bunga). Pihak yang bisa
bertindak memberikan pinjaman saham bisa datang dari sesama investor,
perusahaan pialang atau LKP (Lembaga Kliring dan Penjaminan).

Catatan Untuk Short Selling

Dari pengalaman A itu, ada pelajaran berharga yang bisa dijadikan referensi bagi
investor, di antaranya :
1. Short selling merupakan tindakan spekulasi, sehingga tidak semua investor
sanggup melakukannya. Short selling cocok bagi investor yang mengharapkan
pendapatan dalam jangka pendek, dan memiliki sikap berani mengambil risiko.
2. Faktor informasi dan ketepatan analisis memegang peranan penting dalam
mendukung ketepatan pengambilan keputusan. lnformasi yang akurat dan
analisis yang tajam menjamin ketepatan perkiraan, sehingga memungkinkan
investor bisa mendapat keuntungan. SebaIiknya, bila informasi tidak akurat,
demikian pula dengan analisis yang tidak mendalam, akan menyebabkan
perkiraan tidak tepat, sehingga investor berpotensi menderita kerugian.
3. Dalam praktik perdagangan forex di BBJ, pihak-pihak yang terlibat dalam short
selling yakni investor A, B dan C, tidak pernah saling kenal, apalagi bertemu. Dan
gagal serah maupun gagal bayar tidak akan pernah terjadi. Sebab semua
transaksi dijamin keberhasilannya oleh KBI. Jadi tidak perlu khawatir melakukan
short selling dalam investasi forex.
Dasar Hukum Perdagangan Forex

Pertanyaan terpenting bagi investor FOREX, sebelum melakukan investasi adalah


bagaimana legalitas perdagangan FOREX? Kemana harus melapor jika terjadi
kesalahan perdagangan yang menyebabkan kerugian pada investor?
Perdagangan forex masuk dalam perdagangan berjangka, di bawah pengawasan
Departemen Perdagangan, dan diatur dalam bentuk undang-undang, yaitu UU
No. 32 Tahun 1997. Ini dilakukan karena sifat bisnisnya yang kompleks, berisiko
tinggi dan melibatkan banyak pihak di dalamnya. Dengan adanya, kepastian
hukum maka masyarakat dapat terlindungi dari praktik-praktik perdagangan
yang merugikan.

Pengaturan Perdagangan Berjangka

Ada dua lapis pengaturan di dalam perdagangan berjangka. Lapis pertama


dilakukan oleh Bursa Berjangka dalam hal ini Bursa Berjangka Jakarta / BBJ dan
lembaga kliring berjangka -dalam hal ini Kliring Berjangka Indonesia / KBI melalui
self regulation. Lapis kedua dilakukan oleh Badan Pengawas Perdagangan
Berjangka Komoditi (BAPPEBTI), yang mewakili pemerintah (Departemen
Perdagangan). Ketiga lembaga itu bersama-sama mengatur perdagangan
berjangka di Indonesia agar tercipta pasar berjangka yang adil dan jujur.

Pengaturan Perdagangan Forex

Karena termasuk dalam perdagangan berjangka maka perdagangan forex diatur


dalam UU NO 32 tahun 1997, khususnya bab VII. Undang-undang ini mencakup
ketentuan mengenai hal-hal yang bersifat umum, kelembagaan, perizinan,
mekanisme perdagangan, pembukuan/pelaporan dan penerapan hukum.

Bab VII dari UU No. 32 Tahun 1997 mengatur pelaksanaan perdagangan


berjangka yang antara lain membahas pedoman perilaku pialang berjangka,
yaitu perusahaan yang diberi hak melaksanakan order jual dan beli nasabah atau
investor. Pasal 51 dari Undang-Undang perdagangan berjangka ini menjelaskan
bahwa pialang berjangka sebelum melaksanakan transaksi kontrak berjangka
untuk nasabah, berkewajiban menarik margin dari nasabah untuk jaminan
transaksi tersebut di mana margin tersebut dapat berupa uang dan/atau surat
berharga tertentu. Pialang berjangka wajib memperlakukan margin milik
nasabah-termasuk tambahan dana hasil transaksi nasabah yang bersangkutan-
sebagai dana milik nasabah. Dana milik nasabah ini wajib disimpan dalam
rekening yang terpisah dari rekening pialang berjangka di bank yang disetujui
oleh Bappebti. Dana simpanan itu hanya dapat ditarik dari rekening terpisah,
untuk pembayaran komisi dan biaya lain sehubungan dengan transaksi kontrak
berjangka atau untuk keperluan lain atas perintah tertulis dari nasabah yang
bersangkutan.

Dengan jaminan pasal 51 UU No. 32 Tahun 1997 ini, investor tidak perlu khawatir
dana yang disetornya ke perusahaan pialang akan disalahgunakan. Meski
demikian, bukan berarti investor boleh memilih sembarang pialang, harus
dicermati juga kapabilitas dan kredibilitasnya.

Seperti telah disebut sebelumnya, dalam perdagangan forex ada dua sistem,
yaitu sistem fisik dan sistem margin. Dalam contoh perdagangan forex yang
menggunakan sistem margin, kita bisa mengetahui dengan setoran modal yang
relatif kecil, investor dapat melakukan transaksi dengan kontrak yang besarnya
beberapa kali lipat dari nilai dana yang diinvestasikan.

Perdagangan forex sistem margin ini memakai harga spot, dimana para peserta
pasar memiliki keleluasaan untuk mengambil posisi tertentu, untuk membeli
atau menjual suatu mata uang tertentu dan melikuidasi posisinya (menjual) pada
batas jatuh tempo tertentu. Namun, sekalipun memakai harga spot, tetapi
karena jenis investasi ini memungut margin nasabah, maka perdagangan forex
dengan sistem margin masuk dalam wilayah UU No. 32 Tahun 1997.

Untuk memperjelas dan mempertegas UU tersebut, pada tanggal 28 Nopember


2002, BBJ mengeluarkan SK No 037/DIR BBJ/11/02 yang mengatur mengenai
perdagangan forex dengan sistem margin. Isi SK tersebut pada intinya adalah,
untuk setiap produk perdagangan forex dengan sistem margin, baik yang melalui
bursa ataupun bersifat OTC (over the counter) tidak melalui bursa harus
didaftarkan di BBJ, dan semua margin harus masuk ke KBI dalam rekening
terpisah (segregated account).
Jadi bila ada produk perdagangan forex dengan sistem margin yang margin-nya
tidak masuk ke KBI dalam rekening terpisah, merupakan produk yang illegal dan
perusahaan pialangnya menjadi perusahaan pialang yang illegal pula. Dari
sinilah investor sudah harus berhati-hati di dalam melakukan investasi forex.
Sebagai langkah awal, harus dipastikan bahwa produk yang diinvestasi benar
benar produk legal, yaitu ada jaminan dari KBI dan diawasi oleh Bappebti.

Badan Pengawas

Salah satu kelebihan dalam berinvestasi diperdagangan berjangka khususnya


forex dengan adanya badan pengawas dari pemerintah. Di dalam UU No. 32
Tahun 1997 pemerintah Indonesia menetapkan bahwa Badan Pengawas
perdagangan berjangka merupakan unit kerja yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada Menteri Perdagangan, yang bernama Badan
Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI).

Untuk mencapai tujuannya sebagai badan pengawas, BAPPEBTI diberi


kewenangan yang cukup luas. Pada dasarnya kewenangan itu diarahkan untuk
menjamin terwujudnya integritas pasar, integritas keuangan dan perlindungan
bagi investor nasabah. Salah satu kewenangannya adalah melakukan
pemeriksaan perizinan dan memerintahkan pemeriksaan serta penyidikan
terhadap pihak yang diduga melakukan pelanggaran terhadap ketentuan
perundang-undangan di bidang perdagangan berjangka.

Bursa Berjangka

Bursa berjangka adalah suatu organisasi berdasarkan keanggotaan, dan


berfungsi menyediakan fasilitas bagi terselenggaranya serta terawasinya
kegiatan perdagangan kontrak berjangka, agar sesuai dengan undang-undang
dan peraturan-peraturan perdagangan berjangka yang berlaku.

Bursa berjangka harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT) dengan


pemegang saham para perusahaan pialang berjangka. Pemegang saham ini
minimum terdiri dari sebelas badan usaha yang tidak berafiliasi satu dengan
yang lainnya. Meskipun berbadan hukum PT. Bursa berjangka berbeda dengan
PT pada umumnya, karena membawa misi khusus, yaitu mengelola
perdagangan berjangka yang mengutamakan pelayanan terbaik dan
memberikan kemudahan bagi anggotanya dalam melakukan transaksi.

Untuk menghindari kepemilikan Bursa berjangka oleh satu orang/kelompok,


setiap pemegang saham hanya boleh memiliki satu saham. Jika kegiatan bursa
mulai mengarah pada hal-hal yang rnerugikan masyarakat kegiatan bursa dapat
dihentikan.

Di Indonesia, badan usaha pertama yang menjadi penyelenggara kegiatan


perdagangan berjangka adalah BBJ atau Jakarta Futures Exchange (JFX).

Lembaga Kliring Berjangka

Lembaga kliring perjangka atau biasa disebut lembaga kliring adalah lembaga
pelengkap dari bursa berjangka yang harus ada dalam sistem perdagangan
berjangka. Berdasarkan UU No. 32/1997, lembaga kliring terpisah dari bursa
berjangka dan merupakan institusi tersendiri.

Lembaga kliring berfungsi menyelesaikan dan menjamin kinerja semua transaksi


yang dilakukan di bursa berjangka dan telah didaftarkan. Lembaga kliring akan
bertindak sebagai penjual terhadap investor yang memiliki posisi beli yang
masih terbuka -belum dilikuidasi. Sebaliknya, juga sebagai pembeli terhadap
investor yang memiliki posisi jual yang masih terbuka. Lembaga kliring juga
bertindak sebagai penjamin atas dana nasabah, khususnya bila terjadi kepailitan
pada pialang berjangka, di mana investor menyetor dananya sebagai modal.

Untuk itu lembaga kliring wajib memiliki kemampuan keuangan yang kuat.
Selanjutnya untuk menjamin terlaksananya kegiatan menjaminan dan
penyelesaian transaksi secara lancar dan baik, lembaga kliring diberi wewenang
membuat peraturan tata tertib sendiri, termasuk pelaporan, pemantauan dan
pemeriksaan terhadap anggotanya.

Lembaga Kliring pertama di Indonesia, yang sekarang menjalankan tugasnya


sebagai pendamping BBJ adalah PT Kliring Berjangka Indonesia (KBI).

Pialang Berjangka
Pialang berjangka merupakan unsur utama dan berada di garis terdepan dalam
kegiatan perdagangan berjangka. Kegiatan utamanya adalah sebagai perantara
bahasa sehari-harinya disebut makelar antara investor jual dan investor beli
yang melakukan transaksi di perdagangan berjangka. Tindakan pialang
berjangka ini untuk dan atas perintah/amanat dari pihak investor.

Jadi jelasnya, jika kita ingin membeli atau menjual forex di BBJ, kita tidak boleh
langsung ke BBJ, melainkan harus meminta jasa pialang berjangka. Untuk
perdagangan forex yang menganut sistem margin, pialang berjangka berhak
menarik margin (uang jaminan) atas setiap transaksi sesuai dengan peraturan
yang berlaku.

Pialang berjangka adalah satu-satunya badan usaha yang boleh menerima


amanat (order) dari nasabah dan meneruskannya untuk ditransaksikan di bursa.
Urusan nasabah dalam hubungannya dengan bursa dan lembaga kliring diwakili
Pialang Berjangka ini. Oleh karena itu, syarat untuk menjadi pialang berjangka
tidaklah mudah. Diperlukan kemampuan modal yang cukup dan keahlian yang
memadai. Dan yang terpenting, memiliki integritas pribadi dan reputasi bisnis
yang baik.

Pialang berjangka harus berbadan hukum perseroan terbatas (PT). Selain itu
supaya legal, pialang berjangka harus mejadi anggota bursa dan mendapatkan
izin usaha terlebih dahulu dari Bapebti sebelum beroperasi. Untuk melindungi
investor, pialang berjangka diwajibkan memiliki pedoman perilaku sebagaimana
yang tertulis didalam pasal 49 s/d 56 dari UU No.32/1997.

Dalam hubungannya dengan lembaga kliring, pialang berjangka terbagi dalam


dua kategori keanggotaan yaitu pialang berjangka yang merangkap sebagai
anggota kliring dan pialang berjangka non anggota kliring.

Hanya transaksi yang didaftarkan pialang berjangka berstatus anggota kliring


yang memperoleh jaminan dari lembaga kliring. Oleh karena itu pialang
berjangka anggota kliring harus memiliki kemampuan yang lebih besar
dibandingkan dengan pialang non-anggota kliring.
Memulai Investasi di Forex Online Trading

Persiapan Investasi

Kini tibalah saatnya kita membahas bagian terpenting dari buku ini, yaitu
bagaimana melakukan investasi di forex margin on-line trading. Menu ini
disajikan agar kita bisa melakukan investasi dengan benar dan bila harus
menghadapi risiko kerugian, itu bukan disebabkan oleh ketidakmengertian kita,
melainkan kondisi ekternal yang memang diluar kontrol kita.

Untuk memulai investasi di Forex Online Trading, investor sebaiknya melakukan


langkah-langkah sebagai berikut :
1. Memilih Pialang
Ada banyak perusahaan pialang berjangka yang menjual jasa pialangnya di
Indonesia, pada saat ini terutama pialang berjangka konvensional baik
perusahaan pialang yang berskala besar maupun yang berskala kecil. Masing-
masing perusahaan berlomba untuk memberikan layanan yang sebaik-baiknya
kepada nasabah. Bahkan tidak sedikit perusahaan pialang yang menjanjikan
keuntungan yang besar bagi nasabahnya, apabila nasabah itu menjadi investor
dan melakukan investasi melalui jasa perusahaan pialang tersebut.

Lalu bagaimana caranya memilih pialang berjangka yang begitu banyak itu?
Yang pertama dan utama tentu tergantung bagaimana kita menyikapinya
dengan baik. Namun, ada prinsip yang baik untuk dipegang dalam memilih
pialang berjangka, terutama untuk penilaian awal, yaitu makin murah fee yang
ditawarkan perusahaan pialang biasanya pelayanan yang diberikan tidak
lengkap, sebaliknya perusahaan pialang berjangka mengenakan fee yang mahal,
biasanya memberikan pelayanan dan fasilitas yang lebih baik.

Di samping prinsip dasar tersebut, ada beberapa kriteria lain yang harus dilihat
untuk disikapi dalam menilai baik tidaknya sebuah perusahaan pialang berjangka
di antaranya:
a. Legalitas : Ini adalah faktor utama untuk disikapi dalam memilih perusahaan
pialang. Perusahaan pialang berjangka yang baik itu bukan dilihat dari besar dan
mewahnya kantor perusahaan itu. Tetapi dilihat dari perizinan atas
keterlibatannya di dalam kegiatan pialang yang diterbitkan oleh Bappebti, dan
sekaligus sebagai anggota BBJ serta KBI. Dengan legalitas ini dana nasabah
dilindungi oleh lembaga tersebut. Sehingga, jika terjadi kesalahan yang
merugikan, investor bisa mengadukan masalah tersebut kepada lembaga-
lembaga yang terkait.
b. Domisili : Alamat perusahaan pialang jelas, dan terdaftar di BAPPEBTI. Kalau
bisa kita mendapatkan informasi, bahwa alamat perusahaan tersebut tidak
sering berpindah-pindah.
c. Transparan : Perusahaan pialang yang baik adalah dapat dipercaya dan jujur
dalam mengemban amanat investor, terutama menyangkut penempatan,
pengelolaan dan penggunaan dana nasabah dalam suatu rekening terpisah
(segregated account). Ini memang agak sulit dideteksi secara dini, kita
memerlukan waktu dan pengalaman berhubungan dengan perusahaan pialang
untuk mengetahui tingkat transparansi ini.
d. Komplain : Di perusahaan pialang berjangka yang besar biasanya dilengkapi
divisi komplain. Divisi ini melayani semua permasalahan-permasalahan yang
berkenaan dengan nasabah. Apabila terjadi kesalahan-kesalahan menyangkut
pengelolaan dana kita dapat menanyakan langsung kepada divisi ini.

2. Menentukan Margin
Seperti telah dijelaskan pada bab mengenai initial margin, bahwa besarnya initial
margin pada perdagangan forex adalah 1% dari nilai kontrak, yaitu USD 1,000
untuk nilai kontrak USD 100,000 dan USD 100 untuk nilai kontrak USD 10,000.
Jika dirupiahkan tinggal mengalikan kurs yang berlaku. Masing-masing
perusahaan pialang berjangka mempunyai kebijaksanaan sendiri dalam
menentukan kurs rupiah.

Ada yang menentukan rate nilai tukar (kurs) mata uang rupiah sebagai sarana
transaksi secara tetap (fixed rate) dan ada juga yang mengikuti kurs pasar
(floating rate). Sebagai contoh, jika perusahaan menggunakan kurs tetap berarti
kita akan mendapatkan kurs yang sama atas rupiah kita saat kita mendeposit
modal dengan saat mencairkannya.

Kuncinya, apakah initial margin dan kurs yang ditetapkan tersebut sesuai dengan
kemampuan kita untuk memulai investasi. Prinsipnya, semakin banyak nilai
investasi (semakin tinggi initial margin) semakin tinggi juga tingkat risiko yang
akan dihadapi. Untuk itu kita harus pintar-pintar memillh perusahaan pialang
berjangka yang akan kita gunakan untuk memfasilitasi investasi kita.

3. Memahami Agreement
Untuk menggunakan perusahaan pialang berjangka lazimnya dimulai dengan
suatu kesepakatan atau perjanjian yang disebut juga dengan agreement. Dalam
menyikapi kesepakatan itu kita harus membaca dan mengerti betul apa yang
menjadi hak dan kewajiban kita sebagai nasabah. Resiko-resiko apa saja yang
akan kita hadapi dikemudian hari? Apabila ada yang belum dipahami sebaiknya
ditanyakan dulu kepada pihak yang berkompeten. Sehingga kita betul-betul
mengerti, supaya tidak terjadi kesalahpahaman di kemudian hari. Apabila kita
sudah menanda tangani agreement tersebut berarti kita dianggap telah
memahami pasal demi pasal dari agreement tersebut.

4. Memastikan Segregated Account


Segregated account adalah suatu rekening terpisah, yaitu tempat
penyimpanan/penitipan dana nasabah, oleh perusahaan pialang berjangka.
Keberadaan dan perkembangan rekening ini selalu diaudit dan dimonitor oleh
suatu lembaga kliring yang dikenal sebagai Kliring Berjangka Indonesia (KBI).
Selain sebagai lembaga pengawasan dan monitoring, KBI juga berfungsi sebagai
lembaga penjamin dana nasabah. Artinya, dana kita akan dijamin jika, misalnya,
perusahaan pialang berjangka tempat kita menyetor dana bangkrut.

5. Memastikan Injection dan Withdrawal


Injection adalah penambahan dana yang dilakukan oleh nasabah akibat margin
yang tersedia tidak mencukupi untuk melakukan transaksi. Sedang withdrawal
adalah penarikan dana yang dilakukan oleh nasabah atas rekeningnya.

6. Meminta User ID dan Password


User ID adalah identitas nasabah yang berfungsi untuk masuk ke platform
transaksi. Biasanya User ID ini berbentuk nama nasabah yang diberi kode-kode
tertentu. Password adalah semacam kunci rahasia atau PIN yang diberikan
kepada nasabah. Fungsinya sama dengan pin yang ada di kartu ATM yaitu untuk
pembuka akses ke platform. Password ini sifatnya sangat rahasia yang terdiri
dari beberapa digit angka atau huruf atau bisa kombinasi dari keduanya. Kedua
fasilitas ini harus dimiliki investor Forex Online Trading. Tanpa dua hal itu,
investor tidak akan bisa melakukan investasi di Forex Online Trading. Dan
keduanya disediakan oleh perusahaan pialang berjangka. Yang perlu
diperhatikan dalam dua hal fasilitas ini adalah kepastian bahwa password benar-
benar hanya diketahui investor.

Tahap-tahap Perencanaan Investasi Anda Setelah anda Menginvestasikan Dana :


1. Jangan pernah bertransaksi banyak lot dengan modal minimal. Jika anda
menginvestasikan dana sebesar USD 5,000 berarti anda hanya mempunyai 5 lot.
Transaksikan dana anda minimal 20%-30% dari dana yang kita investasikan,
sedangkan sisanya sebagai tahanan jika harga bergerak di luar dari prediksi kita.
2. Perhatikan arah pergerakan harga dan berita. Jangan melawan trend dan ikuti
berita mengenai data-data ekonomi dan berita lainnya yang akan dirilis karena
dapat menjadi acuan dalam pergerakan pasar.
3. Disiplinkan untuk membatasi keuntungan dan kerugian dengan memasang
limit dan stop loss.
4. Jika tidak yakin gunakan order system.
5. Dont be greedy.

Anda mungkin juga menyukai