Pengelolaan Sampah
Pengelolaan Sampah
1
Konsep Pengurangan dlm Pengelolaan Konsep pembatasan (reduce) jumlah sampah
Sampah menurut UU-
UU-18/2008 yg akan terbentuk dpt dilakukan melalui:
Terdapat 2 kelompok utama pengelolaan sampah, yaitu:
a. Pengurangan sampah (waste minimization), terdiri dari a. Efisiensi Penggunaan SDA
pembatasan terjadinya sampah (R1), guna-ulang (R2) dan daur-ulang b. Rancangan produk yg mengarah pd penggunaan
(R3)
bahan atau proses yg lebih sedikit menghasilkan
b. Penanganan sampah (waste handling), terdiri dari:
sampah, dan sampahnya mudah untuk diguna-
Pemilahan: dlm bentuk pengelompokan dan pemisahan sampah sesuai
dgn jenis, jumlah, dan/atau sifat sampah. ulang dan didaur-ulang
Pengumpulan: dlm bentuk pengambilan dan pemindahan sampah dr c. Menggunakan bahan yg berasal dari hasil daur-
sumber sampah ke tempat penampungan sementara atau tempat
pengolahan sampah terpadu.
ulang limbah
Pengangkutan: dlm bentuk membawa sampah dr sumber dan/atau dari d. Mengurangi penggunaan bahan berbahaya
tempat penampungan sampah sementara atau dr tempat pengolahan
sampah terpadu menuju ke tempat pemrosesan akhir
e. Menggunakan eco-labeling
Pengolahan: dlm bentuk mengubah karakteristik, komposisi, dan jumlah
sampah.
Pemrosesan akhir sampah: dlm bentuk pengembalian sampah dan/atau
residu hasil pengolahan sebelumnya ke media lingkungan secara aman.
2
Seni Furoshiki dalam Pembatasan
Sampah melalui 3R di Jepang
Di Jepang, terdapat seni membuat kantong dari kain biasa
untuk membawa barang keperluan sehari-hari termasuk
barang yg dibeli dari toko/pasar, yaitu Furoshiki.
Kain tsb sebelum digunakan, biasanya dilipat secara
rapi, dan disimpan dalam tas tangan yg digunakan
sehari-hari.
Jepang termasuk negara dengan kebijakan.
Pemerintahnya yg sangat mendorong upaya 3R,
termasuk upaya pembatasan limbah, bukan saja
terhadap penghasil sampah rumah tangga, juga
terhadap kegiatan industri dan pengusaha lainnya.
1. Masyarakat bebasis daur-bahan (material-cycle 60% sampah kota di Jepang merupakan wadah
society) dan pembungkus. Berdasarkan UU-tentang
2. Pengelolaan limbah dan kebersihan Recycling Wadah dan Pengemas, maka yg
3. Penggunaan secara efektif sumberdaya diatur untuk didaur-ulang adalah:
4. Recycling wadah dan pengemas
1. Gelas/botol (tidak berwarna, coklat dan hijau)
5. Recycling peralatan rumah tangga
2. Botol PET (untuk minuman beralkohol dan non
6. Recycling sisa makanan
alkohol, serta botol saus kedele)
7. Recycling puing bangunan
8. Recycling end-of-life Kendaraan 3. Wadah dan pembungkus dari kertas
9. Promosi produk hijau 4. Wadah dan pembungkus dari plastik
3
Mekanisme EPR di Jepang
Dalam hal alat2 elektronik rumah tangga, berdasarkan UU-
untuk wadah dan pengemas tentang peralatan rumah tangga, maka setiap pengusaha yg
memproduksi/menjual mempunyai kewajiban untuk mendaur-
Pemerintah kota bertanggung jawab untuk membiaya ulang paling tidak 60% AC, 55% TV set, 50% refrigerataor
pengumpulan, pemilahan dan penyimpanan, sedang dan 50% mesin cuci untuk di-reproduksi.
pengusaha bertanggung jawab untuk biaya recycling
Mekanisme yg diterapkan adalah sebagai berikut :
dan pemrosesan.
Konsumen membayar biaya pengumpulan barang bekasnya:
Pengusaha bertanggung jawab terhadap TV (2.835 Yen), AC (3.675 Yen), kulkas (4.830 Yen) dan
pengemas/wadah yg mereka buat/mereka jual bersama mesin cuci (2.520 Y). Kurs 1 Yen = Rp. 85
produknya. Pengusaha retailer yg menjual barang tsb sebelumnya
Untuk melaksanakan kewajiban tsb, Pemerintah Jepang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengangkut
menugaskan Japan Containers and Packaging menuju titik pengumpulan yg telah ditentukan.
Recycling Association (JCPRA) untuk melaksanakan Pabrik dan importir bertanggung jawab mendaur-ulang
aktivitas daur-ulang atas nama pengusaha yg membayar barang yg mereka buat atau import yg telah dikumpulkan oleh
recycling-fee kepada JCPRA retailer.
4
Indirect recycling: misalnya botol minuman di atas, ternyata dari sudut
kualitas bahan kurang baik, sudah pecah dan bercampur dengan gelas
warna lain yang, serta pengotor lain. Untuk memisahkan dibutuhkan
upaya yg mengakibatkan biayanya menjadi mahal. Maka pemanfaatan
lanjut adalah bahan ini digunakan sbg campuran bahan pelapais
dasar pembuatan jalan.
Plastik yg ternyata tidak dapat digunakan sbg bahan baku pembuatan
wadah yg baik, akan mengalami penurunan derajat, misalnya
digunakan untuk bahan baku barang yg tidak membutuhkan
persyaratan estetika (warna, dsb) atau sifat-sifat lain. Atau SEKIAN DAN TERIMA KASIH
dimanfaatkan sebagai sumber enersi (a) memproduksi gas bahan
bakar dalam prirolisis atau (b) bahan bakar langsung dalam pabrik
semen dalam eco-cement.
Proses indirect recycling ini dinilai mempunyai level yang terendah,
Biasanya, bila sebuah bahan telah mengalami proses indirect
recycling, akan sulit dan mahal biayanya bila hendak didaur-ulang
kembali, apalagi bila hendak dikembalikan pada posisi sebagai raw-
material aslinya. Penanganan akhir dari bahan yg demikian adalah
biasanya landfilling atau insinerasi.
Jadi sebetulnya landfilling atau insinerasi adalah digunakan sebagai
upaya menangani limbah yg telah tidak mempunyai nilai lagi untuk
didaur-ulang.