Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan kebutuhan dasar bagi setiap orang. Masalah kesehatan
difokuskan pada penyakit yang diderita manusia untuk dilakukan penyembuhan.
Konsep pencegahan dan pemeliharaan kesehatan kurang diperhatikan oleh semua
pihak, terutama oleh petugas kesehatan sehingga seringkali masalah penyakit tidak
terselesaikan dengan baik dan tuntas. Status kesehatan masyarakat yang rendah
dapat mempengaruhi beberapa aspek kehidupan manusia seperti menurunnya
semangat kerja sehingga dapat menurunkan produktifitas seseorang, mempengaruhi
tingkat sosial ekonomi dan juga dapat mempengaruhi mutu sumber daya itu sendiri.
Tabel 1
Rekapitulasi Penyakit di Puskesmas Bontomarannu
Kabupaten Gowa Tahun 2003
Tabel 3
Rekapitulasi Penyakit di Puskesmas Bontomarannu
Kabupaten Gowa Tahun 2005
Tabel 5
Rekapitulasi Penyakit di Puskesmas Bontomarannu
Kabupaten Gowa Tahun 2007
C. Tujuan Pengamatan
D. Manfaat Pengamatan
1) Manfaat Praktis
Bagi pelaksana program, kiranya dapat dijadikan sebagai masukan untuk
perencanaan dan pengembangan surveilans penyakit ISPA di masa yang akan
datang.
2) Manfaat Ilmiah
Diharapkan dapat mengaplikasikan dan menerapkan ilmu yang diperoleh.
3) Manfaat Bagi Pengamat
Bagi pengamat sendiri merupakan pengalaman berharga dalam memperluas
wawasan dan pengetahuan tentang pencegahan dan pengobatan ISPA di
lapangan.
4) Manfaat Bagi Masyarakat
Dapat mengetahui bagaimana perkembangan penyakit ISPA dan bagaimana
cara pencegahan sampai pengobatannya
BAB II
TINJAUAN TEORI
c. ISPA Berat
Seseorang dinyatakan menderita ISPA berat jika dijumpai gejala-
gejala ISPA ringan atau ISPA sedang didertai gejala-gejala berikut :
Bibir atau kulit membiru
Lubang hidung kembang kempis ( dengan cukup lebar ) pada
waktu bernapas
Kesadaran menurun
Sela iga tertarik kedalam pada waktu bernapas
Penderita ini harus di rawat di rumah sakit atau Puskesmas
a. Faktor Infeksi
Terdiri dari lebih 300 jenis bakteri, virus dan riketsia. Bakteri penyebab
ISPA antara lain dari Genus Streptokokus, Stafilokokus, Pnemokokus,
Hemofilus, Bordetella dan Korinobakterium. Virus penyebab ISPA antara
lain adalah golongan Mikosovirus, Adenovirus, Koronavirus, Pikonavirus,
Mikoplasma, dan Herpesvirus
b. Faktor Lingkungan
Cuaca dan Musim
Di Negara dengan 4 musim, kejadian ISPA cenderung meningkat
pada musim dingin; dinegara tropis yang umumnya memiliki 2 musim,
ISPA 2 atau 3 kali lebih seering terjadi pada musim hujan.
Kepadatan Penduduk
David Morley (1973) menekankan, yang paling bertanggung jawab
terhadap terjadinya ISPA adalah kepadatan penghuni di dalam atau di
5. Epidemiologi
ISPA bersama- sama dengan malnutrisi dan diare merupakan penyebab
kesakitan dan kematian utama pada anak balita di Negara berkembang ( Sjarma,
et al.,1998 )
ISPA mengakibatkan sekitar 20-30 % angka kematian anak balita ( Depkes
RI. 2000 ) ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan berobat
dipuskesmas dan 15 30 % kunjungan berobat di bagian rawat jalan dan rawat
inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA ( Dirjen P2ML.,2000 )
4. Kegiatan Surveilans
a. Kegiatan Bersifat Rutin
3. Kompilasi data
Kompilasi data dilakukan dengan cara merekapitulasi angka kejadian
penyakit perbulan, ini dilakukan dengan rutin.
4. System pelaporan
System pelaporan penyakit ISPA dilaporkan dengan system surveilans
terpadu perbulan, kemudian data hasil masuk kebagian evaluasi dan
perencanaan dan dilaporkan ke DINKES dan DEPKES
METODE SURVEILANS
A. Jenis Praktek
Pengamatan ini bersifat survei deskriptif, dengan pengamatan ini
dimaksudkan untuk mengkaji distribusi penyakit ISPA dan pelaksanaan
surveilans dari tahun 2003-2007 di Puskesmas Bontomarannu, Kab. Gowa yang
mencakup umur, jenis kelamin, jenis pelayanan waktu per bulan dan asal
daerah. Metode yang digunakan untuk memperoleh fakta, semua karakteristik
variabel digunakan dengan cara praktek surveilans epidemiologi.
D. Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan melalui pengolahan data di Puskesmas
Bontomarannu Gowa tahun 2003 2007 yang mengumpulkan data ini adalah
Muhammad Faizal, Meyril S. Tuhuleruw, Arfa Wahyuni Latar, Nurilma B, Rajal
Rasyid. Sumber pengambilan data adalah Kharmawati. SKM ( Tata Usaha ) dan
E. Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dengan menggunakan
computer dengan menggunakan program word dan excel, disajikan dalam bentuk
narasi, grafik dan table. Data ini diolah oleh Muhammad Faizal, Meyril S.
Tuhuleruw, Arfa Wahyuni Latar, Nurilma B, Rajal Rasyid
F. Analisis Data
Data yang telah diolah selanjutnya dianalisis secara deskriptif untuk
mengetahui gambaran distribusi dan permasalahan dalam pelaksanaan surveilans
penyakit ISPA di Puskesmas Bontomarannu, Kab Gowa tahun 2003 - 2007.
G. Lokasi Praktek
Tempat pengamatan ini dilaksanakan di Puskesmas Bontomarannu, Kab.
Gowa
A. Hasil
1. Gambaran Umum Tentang Puskesmas Bontomarannu
1) Geografis dan Demografis
Puskesmas Bontomarannu terletak di Kelurahan Bontomanai, Kecamatan
Bontomarannu, Kabupaten Gowa dengan batas batas wilayah sebagai berikut
a. Sebeleh Utara berbatasan dengan Kec. Sombaopu
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kec. Patallassang
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kab.Takalar
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kec. Pallangga
Luas wilayah kerja Puskesmas Bontomarannu sekitar 25,31 km2 yang terdiri
dari 9 Desa atau Kelurahan. Jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas
Bontomarannu adalah 28.187 jiwa, jumlah rumah tangga 5580 dengan
kepadatan penduduk 536. Jumlah penduduk di Kecamatan Bontomarannu pada
tahun 2006 sebanyak 28.187 jiwa yang terdiri dari 13.945 jiwa laki-laki dan
14.242 jiwa perempuan ( Laporan Tahunan Puskesmas Bontomarannu 2006)
4) Program Unggulan
MTBS : Manejemen Terpadu Balita Sakit
RBM : Rehabilitas Bersumberdaya Masyarakat
QA : Quality Asurance KIA
2. Gambaran Surveilans
1) Analisis Atribut Penyakit ISPA
a) Kesederhanaan (Simplicity)
(Kesederhanaan dalam bentuk analisis data dan penyajian data)
Data diolah dengan menggunakan komputer dan penyajiannya dalam
bentuk excel.
b) Fleksibilitas
(Kemampuan selektif dan adaptif terhadap perubahan)
Sistem surveilans di Puskesmas Bontomarannu terus mengalami perubahan
sesuai dengan perkembangan teknologi. Yang dulunya dengan cara manual
saja, sekarang dengan menggunakan komputerisasi walaupun tidak banyak
jumlahnya.
c) Ketepatan Waktu (Time Lines)
(Ketepatan waktu dalam setiap pelaporan ke instansi terkait yaitu Dinas
Kesehatan).
b) Koleksi Data
Adalah kumpulan data yang diperoleh dari hasil survei di Puskesmas
Bontomarannu, kab. Gowa tahun 2003 2007.
Menurut data dari tahun 2003-2007, terdapat 36.096 orang yang menderita
penyakit ISPA
c) Analisis Data
Adalah kegiatan lanjutan dari pengolahan data yang tujuannya untuk
mengartikan informasi yang diperoleh guna menjawab persoalan yang
dipertanyakan.
Penderita ISPA pada tahun 2003-2007 di Puskesmas Bontomarannu
d) Interpretasi Data
e) Diseminasi Data
Adalah penyebarluasan data.
Hasil data yang diperoleh dari berbagai sumber disebarluaskan untuk
menambah wawasan masyarakat tentang penyakit ISPA
h) Orang
Orang yang terdiagnosa sebagai penderita Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Tabel 8
Distribusi Frekuensi Penyakit ISPA Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003 2007
UMUR TAHUN
JUMLAH
(TAHUN 2007
2003 2004 2005 2006
) n % n %
n % n % n % n %
11, 10, 625 7,4 3162 8,8
<1 693 705 521 7,6 618 7,7
0 8
14 1229 19, 1170 17, 1050 15, 1437 18,0 151 17,8 6396 17,
15 19 276 4,4 294 4,5 336 5,0 375 4,7 412 4,9 1693 4,7
21, 21, 23, 182 21,5 7857 21,
20 44 1324 1400 1565 1743 21,8
0 4 0 5 8
45 54 554 8,8 538 8,2 579 8,5 759 9,5 762 9,0 3192 8,8
55 59 217 3,5 216 3,3 269 3,9 335 4,3 362 4,3 1399 3,9
60 69 494 7,8 594 9,1 561 8,2 741 9,3 812 9,6 3202 8,8
>70 181 2,9 295 4,5 348 5,1 290 3,6 315 3,7 1429 4,0
JUMLA 846 100 3609 100
6301 100 6532 100 6816 100 7978 100
H 9 6
Sumber :Rekam Medik di Puskesmas Bontomarannu, Kab. Gowa
Tabel 9
Proporsi Penderita ISPA Berdasarkan Umur
Di Puskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003-2007
UMUR TAHUN
2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006 - 2007
(TAHUN) PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHAN
N (%) N (%) N (%) (%)
<1 1,73 -26,09 18,6 1,13
14 -4,80 -10,26 36,86 5,08
59 1,21 24,80 11,71 13,57
10 14 -4,34 12,37 -5,32 1,55
15 19 6,52 14,29 11,61 9,87
20 44 5,74 11,79 11,37 4,70
45 54 -2,98 7,62 31,09 0.40
55 59 -0,46 24,54 24,54 8,06
60 69 20,24 -5,56 32,09 24,48
>70 62,98 17,97 -16,67 8,62
JUMLAH 3,67 4,35 17,05 6,15
7000
6000
5000
4000
3000
2000
Jumlah Penderita
1000
0
JENIS TAHUN
KELAMIN 2003 2004 2005 2006 2007 JUMLAH
n % n % n % n % n % n %
Laki-Laki 2675 42, 2585 39, 3041 44, 3508 44, 3912 46, 1572 43,
5 6 6 0 2 1 6
Perempuan 3626 57, 3947 60, 3775 55, 4470 56, 4557 53, 2037 56,
5 4 4 0 8 5 4
Jumlah 6301 100 6532 100 6816 100 7978 100 8469 100 3609 100
6
Sumber :Rekam Medik di Puskesmas Bontomarannu,Kab. Gowa
Tabel 11
Proporsi Penderita ISPA
Berdasarkan Jenis Kelamin DiPuskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003-2007
TAHUN
JENIS 2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007
KELAMIN
PERUBAHA
PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA
N
N (%) N (%) N (%)
(%)
Laki-Laki -3,36 17,64 15,36 11,52
Perempuan 8,85 -4,36 18,41 1,95
JUMLAH 3,67 4,35 17,05 6,15
Berdasarkan data di atas, penderita ISPA untuk laki -laki dan perempuan hampir
semua tahun mengalami peningkatan, penurunan hanya dialami laki-laki pada
tahun 2003-2004 dan perempuan pada tahun 2005-2006.
Grafik 2
perempuan; 56%
laki-laki; 44%
Berdasarkan grafik di atas, terlihat bahwa jenis kelamin Perempuan lebih rentan
menderita penyakit ISPA dibandingkan Laki-laki. Dimana jumlah ini terus
mengalami peningkatan. Hal ini disebabkan karena perempuan memiliki jumlah
waktu berada dalam dapur lebih banyak sehingga paparan asap yang mengeluarkan
gas CO berkotribusi terhadap tingginya kejadian ISPA ( salah satu faktor penyebab
ISPA).
3. Jenis Pelayanan
Terdapat beberapa jenis pelayanan di Puskesmas Bontomarannu Gowa yaitu
ASKES, JPS, dan UMUM. Dimana pasien dapat memilih dari ketiga jenis pelayanan
tersebut yang sesuai dengan kemampuan mereka. Jenis pelayanan ini dapat dilihat
pada tabel dan grafik di bawah ini:
Tabel 12
Distribusi Frekuensi Penyakit ISPA Berdasarkan Jenis Pelayanan
Di Puskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003 2007
Tabel 13
Proporsi Penderita ISPA
Berdasarkan Jenis Pelayanan DiPuskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003-2007
Jenis TAHUN
2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007
Pelayana PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA
n N (%) N (%) N (%) N (%)
ASKES 41,46 5,17 22,95 40,44
JPS -3,67 13,38 12,92 -5,60
UMUM 9,23 -3,34 20,82 15,20
JUMLA
3,67 4,35 17,05 6,15
H
Berdasarkan data di atas, jenis pelayanan yang di peroleh penderita ISPA. ASKES
terus mengalami peningkatan, JPS mengalami peningkatan 2004-2005 dan 2005-
2006, dan tahun yang lain mengalami penurunan. Untuk UMUM terjadi
peningkatan hampir semua tahun hanya pada tahun 2004-2005 yang mengalami
penurunan.
Grafik 3
5000
4500
4000
3500
3000
Berdasarkan grafik di atas, Pasien yang menggunakan jenis pelayanan UMUM dan
JPS lebih banyak dibandingkan ASKES, hal ini disebabkan karena tidak adanya
biaya yang harus dikeluarkan oleh pasian yang mengunakan JPS, sedangkan
pelayanan untuk UMUM memang tinggi karena pasien sendiri tidak mengurus atau
tidak memiliki Asuransi maupun jaminan kesehatan yang lain
2. Kerakteristik Waktu
Jumlah kunjungan penderita ISPA setiap tahunnnya berbeda dan terus
mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat berdasarkan distribusi jumlah
penderita penyakit ISPA berdasarkan bulan pada periode 2003-2007
Tabel 14
Tabel 15
Proporsi Penderita ISPA
Berdasarkan Bulan Di Puskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003-2007
TRIWULAN TAHUN
2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007
PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA
PERUBAHAN
N N N
(%)
(%) (%) (%)
I (Jan-Maret) -23,85 8,60 5,24 -1,27
II (Apr-Sept) 53,02 -5,38 6,78 13,72
III (Jul-Sept) 0,36 -1,21 29,57 10,85
IV (Okt-Des) -18,11 18,28 27,12 1,56
JUMLAH 3,67 4,35 17,05 6,15
Berdasarkan data di atas, tahun 2003-2004 terjadi peningkatan pada bulan April
sampai September dan bulan-bulan yang lain mengalami penurunan. Untuk tahun
2004-2005 hampir semuanya mengalami peningkatan, penurunan hanya terjadi pada
Grafik 4
3000
2500
2000
1000
500
0
2003 2004 2005 2006 2007
Berdasarkan grafik di atas, dilihat dari keseluruhan frekuensi penderita ISPA yang
paling tinggi di temukan pada Triwulan III (juli-sept). Tergantung cuaca pada bulan
tersebut.
3. Karakteristik Tempat
Tabel 16
Distribusi Frekuensi Penyakit ISPA Berdasarkan Asal Daerah
Di Puskesmas Bontomarannu
Kab. Gowa Periode 2003 2007
Asal Daerah TAHUN
2003 2004 2005 2006 2007
n % n % n % n % n %
Borongloe 165 26,3 179 27,4 1938 28,4 1066 13,4 115 13,
8 3 2 6
Bontomanai 162 25,8 167 25,7 1822 26,7 2114 26,5 224 26,
8 8 2 5
Sokkolia 517 8,2 465 7,1 513 7,5 537 6,7 517 6,1
Pakatto 138 21,9 145 22,3 1471 21,6 1743 21,8 180 21,
2 9 1 3
Nirannuang 275 4,4 318 4,9 235 3,4 312 3,9 326 3,8
Bili-bili - - - - - - 192 2,4 212 2,5
Romangloe 596 9,5 478 7,3 494 7,2 355 4,5 371 4,4
Mata Allo 245 3,9 341 5,2 343 5,0 408 5,1 427 5,0
Romanglomp - - - - - 1251 15,7 142 16,
oa 1 8
Jumlah 630 100 653 100 6816 100 7978 100 846 100
1 2 9
Sumber :Rekam Medik di Puskesmas Bontomarannu,Kab. Gowa
TAHUN
2003-2004 2004-2005 2005-2006 2006-2007
Asal Daerah PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA PERUBAHA
N (%) N (%) N (%) N (%)
Borongloe 8,14 8,09 -45,00 8,07
Bontomanai 3,07 8,58 16,03 6,05
Sokkolia -10,06 10,32 4,68 -3,72
Pakatto 5,57 0,82 18,50 3,33
Nirannuang 15,64 -26,19 32,77 4,49
Bili-bili - - - 10,42
Romangloe -19,80 3,35 -8,14 4,51
Mata Allo 39,18 0,59 18,95 4,66
Romanglomp 13,59
- - -
oa
0
Borongloe
Asal Daerah
Berdasarkan grafik di atas, penderita ISPA tahun 2003 lebih banyak di daerah
Bontomanai dibandingkan dengan daerah lainnya. Hal ini disebabkan letak
Puskesmas Bontomarannu yang berada di Daerah tersebut (Bontomanai) sehingga
pasien dapat dengan mudah datang ke Puskesmas tersebut.
B. Pembahasan
1) Alur Pelayanan Puskesmas Bontomarannu
DATANG
AMBIL NOMOR
KAMAR KARTU
GIZI
GIGI DAN MULUT KIA / KB PERIKSA UMUM LAB
SANITASI
PULANG
KET : Pasien datang, kemudian menuju ke loket untuk mengambil No. Urut sekaligus
melakukan registrasi pasien. Pasien selanjutnya akan masuk ke ruangan atau
kamar yang sesuia dengan keperluan atas keluhanya, misalnya jika ada keluhan
dari pasien terkait rongga mulut dapat menuju ke ruangan pemeriksaan gigi dan
mulut, kemudian juka terkait masalah KIA atau KB bisa menuju ke ruangan
Pemeriksaan KIA. Jika ada masalah kesehatan yang lain, pasien bisa menuju ke
ruangan pemerikasaan umum ( gizi, laboratorium, dan sanitasi ). Jika ada pasien
gawat darurat maka pasien akan dievakuasi langsung ke ruang gawat darurat,
Seterusnya pasien akan di anjurkan untuk mengambil obat ke bagian Apotik,
dan bisa segera pulang.
ALUR POLIK PELAYANAN UMUM
DATANG
AMBIL KARTU
APOTIK
LAB
PULANG
Ket : Pasien yang datang menuju ke loket untuk mengambil No. Urut sekaligus
melakukan registrasi pasien, untuk pasien ibu dan anak memiliki ruagan pemeriksaan
tersediri, untuk penderita > 15 thn akan diperikasa lebih dulu tekanan darahnya,
selanjutnya semua pasian akan menuju ke ruangan dokter untuk pemeriksaan yang
lebih jelas, setelah itu pasien dapat menandatangani register sesuai jenis pelayanan
yang di pakai ( ASKES, JPS, dan UMUM ), bila diperlukan akan dilakukan
pemeriksaan di Laboratorium, Seterusnya pasien akan di anjurkan untuk mengambil
obat ke bagian Apotik, dan bisa segera pulang.
Di input ke komputer
Keterangan: per hari/ ruangan
(pembukuan registrasi)
Penyakit. ISPA atau Non-ISPA. Setelah itu diinput ke komputer terpadu per bulan
Dilaporkan ke DEPKES,
ke DINKES jika
dibutuhkan
Time ( waktu )
Distribusi penyakit ISPA dilihat berdasarkan bulan dalam periode lima
tahun terakhir yaitu 2003 sampai 2007.
Place ( tempat )
Penyakit ISPA berdasarkan tempat ( asal daerah ) semuanya berasal dari
Kecamatan Bontomarannu.
B. Saran
1.
2. Untuk mengatasi frekuensi penderita ISPA sebaiknya registrasi ISPA yang ada
lebih diaktifkan untuk pengumpulan dan penyaringan kasus pada suatu
populasi di daerah-daerah tertentu sehingga angka kejadian penyakit ini dapat
ditekan
3. Dalam pelaksanaan surveilans di Puskesmas Bontomarannui diharapkan
penambahan jumlah fasilitas penginputan data (komputer) dan peningkatan
kualitas SDM (operator penginputan data).