Anda di halaman 1dari 9

Patent.

Paten adalah sebuah hak eksklusif yang dikeluarkan oleh perusahaan hak
paten yang memberikan kewenangan kepada penerima hak paten untuk
memproduksi, menjual atau mengendalikan penemuan untuk jangka waktu
tertentu sejak pemberian hak paten tersebut. Hak paten tidak dapat diperbarui,
perusahaan hanya dapat memperpanjang umur paten dengan mendapatkan hak
paten yang baru atas pengembangan dari rancangan awal. Harga perolehan hak
paten adalah kas yang dibayarkan untuk mendapatkan paten tersebut.
Copyright. Pemerintah memberikan copyright untuk memberikan pemilik hak
eksklusif tersebut untuk menghasilkan dan menjual karya seni atau publikasi.
Harga atas copyright adalah biaya mendapatkan dan mempertahankan copyright
tersebut.
Trademarks. Sebuah trademark adalah sebuah kata, frase atau simbol yang
mengidentifikasi sebuah produk atau bisnis, contohnya seperti Coca Cola, Game
Boy, Windows, dan Frappuccino. Trademark dapat meningkatkan penjualan dari
produk. Pemilik produk dapat mendaftarkan nama-nama tersebut pada unit
pemerintahan untuk mendapatkan hak proteksi atas nama-nama produk
tersebut.
Franchise dan license. Franchise adalah sebuah persetujuan kontraktual antara
seorang franchisor dengan franchisee.Franchisor memberikan hak kepada
franchisee untuk menjual produk tertentu, menyediakan jasa atau menggunakan
trademark tertentu. Lisensi adalah hak untuk menggunakan produk atau jasa
tertentu, seperti penggunaan jalan kota untuk jasa taksi, penggunaan lahan
publik untuk telepon dan tiang listrik.
Goodwill. Goodwill adalah bagian dari aktiva dalam neraca, yang mencerminkan
kelebihan pembayaran atas aktiva yang dibutuhkan perusahaan dibandingkan
dengan nilai pasar. Goodwill hanya akan dicatat perusahaan apabila perusahaan
membeli bisnis orang lain.
Aktiva tak berwujud mempunyai karakteristik penting, yaitu :
1. Kurang memiliki eksistensi fisik, tidak seperti aktiva berwujud seperti
property, pabrik, dan peralatan, aktiva tak berwujud memperoleh nilai dari hak
dan keistimewaan atau privilege yang diberikan pada perusahaan yang
menggunakannya.
2. Bukan merupakan instrument keuangan, aktiva seperti deposito bank,
piutang usaha, dan investasi jangka panjang dalam obligasi serta saham tidak
memiliki substansi fisik, tetapi tidak diklasifikasikan sebagai aktiva tak berwujud.
Aktiva ini merupakan instrument keuangan dan menghasilkan nilainya dari hak
untuk menerima kas atau ekuivalen kas di masa depan.
3. Bersifat jangka panjang dan menjadi subjek amortisasi, Aktiva tak
berwujud menyediakan jasa selama periode bertahun tahun. Investasi dalam
aktiva ini biasanya dibebankan pada periode masa mendatang melalui beban
amortisasi periodik.
Akuntansi untuk aktiva tak berwujud mempunyai masalah yang sama
dengan akuntansi aktiva jangka panjang lainya, yaitu menentukan nilai terbawa
awalnya, akuntansi untuk jumlah setelah akuisisi dalam kondisi bisnis normal
( amortisasi ), dan akuntansi untuk jumlah jika nilainya turun secara substansial
serta terus-menerus.

2. KLASIFIKASI AKTIVA TIDAK BERWUJUD


1. Cara akuisisi ( manner of acquisition ). Aktiva tak berwujud dapat diperoleh
dengan cara membelinya dari entitas lain. Seperti membeli wiralaba atau paten
dari orang lain. Cara lain untuk memperoleh aktiva tak berwujud adalah dengan
cara membuatnya sendiri melalui operasi, contohnya adalah paten dan merek
dagang.
2. Dapat diidentifikasi ( identifiability ). Beberapa kativa tak berwujud dapat
diidentifikasi secara terpisah dari perusahaan lainya. Contohnya hak pataen,
merek dagang , dan wiralaba. Aktiva tak berwujud lainya tidak dapat dipisahkan
tetapi nilainya dapat diturunkan dari nilai aktiva yang berhubungan denganya.
Contohnya adalah goodwill, yang nilainya dibedakan atas beberapa factor
seperti loyalitas konsumen atas kualitas produk, dan bukan dari kepemilikan
khusus.
3. Dapat dipertukarkan ( exchangeability ). Beberapa aktiva tak berwujud
dapat diidentifikasi dapat dijual maupun dibeli, atau dengan kata lain dapat
dipertukarkan. Contohnya termasuk paten, merek dagang dan wiralaba. Aktiv
atak berwujud lainya, yang dapat depertukarkan kecuali dengan menjual
perusahaan itu juga . Contohnya dalah biaya organisasi. Tidak ada pihak lain
yang mau membeli biaya organisasi ini secara terpisah ( terlepas dari
perusahaanya ). Goodwill adalah contoh aktiva tak berwujud yang tidak dapat
diidentifikasi dan tidak dapat dipertukarkan. Goodwill hanya hanya akan
memepunyai nilai jika dikombinasikan atau dihubungkan denan aktiva lainya dan
tidak dapat diperoleh kecuali dengan mengakuisisi aktiva lainya secara simultan.
4. Periode manfaat yang diharapkan ( period of expected benefit ). Beberapa
aktiva tak berwujud, seperti biaya organisasi, diharapkan dapat memeberikan
manfaat kepada perusahaan dalam jangka waktu yang tidak terbatas. Sebagai
contoh paten memeiliki umur hokum selama 17 tahun, dan periode manfaat
leasehold yang dicantumkan dalam kontrak lease.

3. CONTOH AKTIVA TIDAK BERWUJUD (Intangible Asset)


Berikut adalah contoh-contoh Aktiva Tidak Berwujud yang lumrah kita temui
dalam dunia usaha adalah :
a. Hak Sewa (Lease Hold)
Adalah hak yang diperoleh atas suatu sewa aktiva tertentu (sewa tempat
usaha, sewa gedung, sewa mesin) yang biasanya menggunakan kurun waktu
tertentu, disahkan oleh pejabat pembuat akte (notaris). Hak sewa dinyatakan
sebagai aktiva tetap (tak berwujud) karena dua alasan :
Hak sewa memberikan kontribusi nyata bagi perusahaan, atau dengan
kata lain, atas sumber daya (dana) yang dikeluarkan diharapkan hak sewa akan
memberikan manfaat kembali (berpotensi menghasilkan kas atau manfaat) di
masa yang akan datang.
Manfaat yang akan diterima oleh perusahaan atas kepemilikan hak sewa,
akan dinikmati oleh perusahaan untuk periode waktu lebih dari satu tahun buku.

Melihat batasan (bisa dikatakan syarat) di atas, maka kita dapat memilah-milah
atas kejadian sewa, apakah dibukukan sebagai aktiva tetap tak berwujud atau
sebagai biaya sewa.

Contoh Kasus :
Tempat Usaha (Tanah dan Gedung) PT. Royal Bali Cemerlang diperoleh dengan
cara menyewa selama 30 Tahun, dengan membayar sebesar Rp 750,000,000,-.
Dalam perjalanan usahanya PT. Royal Bali Cemerlang juga menyewa sebuah
mobil pick-up disewa Rp 150,000/hari.
Mengacu pada batasan aktiva tetap tak berwujud atas Hak Sewa yang telah
disebutkan sebelumnya, maka transaksi sewa yang ada pada PT. Royal Bali
Cemerlang hendaknya diperlakukan sebagai berikut :

Pencatatan :
Atas sewa tanah dan gedung di catat sebagai aktiva tak berwujud:
Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Lease Hold = Rp 750,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 675,000,000.-
[-Credit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
Pada saat penyetoran PPh Pasal 4(2) :
[-Debit-]. PPh Pasal 4(2) = Rp 75,000,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 75,000,000,-

Penjelasan :
(-). Transaksi sewa ini diakui sebagai perolehan Aktiva Tetap Tak Berwujud
(intangible asset) yaitu berupa Hak sewa (Lease Hold), karena sewa tersebut
berjangka waktu 30 tahun, yang artinya atas cost sewa yang dikeluarkan
sekarang, perusahaan akan memperoleh manfaat (menjadikannya sebagai
tempat usaha) untuk masa waktu yang lebih dari satu tahun buku, untuk itu
transaksi sewa ini eligable diakui sebagai aktiva tetap tak berwujud..
(-). Persewaan suatu aktiva, merupakan Taxable Object, yaitu PPh Pasal 4 (2),
diakui sekarang atau nanti tetap akan mengakui. Jika tidak di akui sekarang toh
nanti akan dikoreksi oleh pihak kantor pajak. Mengingat Conservatism principle,
bukankah setiap potensi pengeluaran maupun kewajiban, hendaknya diakui
sesegera mungkin ?

Atas sewa mesin & mobil dicatat sebagai biaya :


Pada saat pembayaran sewa dicatat :
[-Debit-]. Biaya Sewa = Rp 150,000,-
[-Credit-]. Kas = Rp 135,000,-
[-Credit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
Pada saat pembayaran PPh Pasal 23 :
[-Debit-]. PPh Pasal 23 = Rp 15,000,-
[-Credit-].Kas=Rp15,000,-
Catatan :
Sewa mobil yang biayar harian langsung diakui sebagai biaya, karena atas
pengeluaran perusahaan sebesar Rp 150,000,- perusahaan hanya akan
memperoleh manfaat selama satu hari (kurang dari 1 tahun buku).
Sewa jenis ini adalah obyek PPh Pasal 23, dimana perusahaan bertindak selaku
pemotong.

b. Organization Cost.
Adalah pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang terjadi sehubungan
dengan set-up perusahaan sebelum beroperasi, contohnya : pembayaran kepada
notaris. Pengeluaran ini diakui sebagai perolehan aktiva tak berwujud, karena
atas pengeluaran tersebut perusahaan akan memperoleh manfaat yang lebih
dari satu tahun buku juga, yaitu selama perusahaan masih beroperasi.

c. Perijinan (Permit & Licences)


Periijinan adalah hak perusahaan yang diperoleh dari pihak pemerintah
baik daerah maupun pusat untuk melakukan suatu aktivitas tertentu terkait
dengan bidang usahanya. Ijin-ijin perusahaan tentu ada jangka waktunya, dan
jika masa berlakunya telah habis maka ijin tersebut harus diperpanjang atau
diperbaharui. Namun demikian ijin usaha atau aktivitas tertentu atas terkait
dengan usaha biasanya memiliki jangka waktu 3 sampai 30 tahun, yang artinya
lebih dari satu tahun buku. Untuk itu izin diakui sebagai aktiva tetap tidak
berwujud.

d. Hak Patent
Hak Patent adalah hak yang diperoleh atas suatu penemuan tertentu.
Dimana atas penemuan tersebut, penemu akan memperoleh manfaat tertentu
untuk kurun waktu tertentu dan dapat diperpanjang. Penemuan tersebut bisa
berupa suatu produk, atau rekayasa, atau formula, atau system, atau cara
tertentu.

e. Merk Dagang (Trade Mark)


Merk Dagang (Trade Mark) yang biasa disingkat TM, adalah hak yang
diperoleh atas suatu merk komersial tertentu. Hak ini bisa berupa logo, tulisan,
bentuk, symbol, atau kombinasinya, yang mewakili suatu organisasi/perusahaan
tertentu.

f. Hak Penggandaan (Copyright)


Copyright adalah hak yang berikan atas suatu penulisan, baik itu berupa
karya ilmiah, puisi, novel, maupun lyric lagu, notasi lagu/irama tertentu, script
atau scenario film tertentu. Copyright meliputi hak untuk memperbanyak dan
mengedarkannya.

g. Franchise
Adalah hak yang diperoleh untuk melakukan suatu usaha tertentu, atau
memasarkan produknya, sekaligus mengikuti pola usaha, cara pengelolaan,
penggunaan logo maupun penggunaan alat usaha tertentu yang aslinya dimiliki
oleh perusahaan yang memberikan hak franchise.

h.Goodwill
Adalah kelebihan-kelebihan, keistimewaan tertentu yang dimiliki oleh
perusahaan, yang oleh karenanya menjadi dinilai lebih oleh pihak lain.
Kelebihan/keisitimewaan tersebut bisa karena perusahaan memiliki reputasi
manajemen yang sangat bagus, menghasilkan suatu produk unggul yang sulit
dicari pesaingnya, letaknya strategis, dan lain-lain.

Catatan penting : Goodwill hanya diakui (dibuatkan perkiraan) jika terjadi suatu
transaksi, yang mana dalam transaksi tersebut perusahaan dinilai lebih oleh
pihak lain. Transaksi yang dimaksudkan bisa berupa : penjualan perusaahaan,
bergabung/berhentinya sekutu (anggota persero) baru, merger atau akuasisi.

4. AMORTISASI AKTIVA TIDAK BERWUJUD


Pengurangan nilai suatu aktiva tak berwujud yang secara berkala
dibebankan sebgai biaya disebut amortisasi (amortization). Amortisasi aktiva tak
berwujud pada umumnya dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus.
Dipandang dari sudut kemungkinan amortisasinya, aktiva tak berwujud dapat
digolongkan sebagai :
a) Aktiva tak berwujud yang adanya dibatasi dengan undang-undang,
peraturan atau persetujuan, misalnya hak paten, hak cipta dan hak merek.
b) Aktiva tidak berwujud yang tidak terbatas waktunya dan pada waktu
perolehannya tidak ada petunjuk mengenai usianya yang terbatas, misalnya
biaya pendirian dan biaya pra operasi.

Harga perolehan aktiva tak berwujud kategori :


a) Diamortisasikan selama jangka waktu yang dinyatakan dalam ketentuan.
Bila ternyata jangka waktu kegunaannya lebih lama atau lebih singkat dari
perkiraan semula, maka dapat dilakukan koreksi seperlunya. Aktiva yang
termasuk dalam kategori.
b) Diamortisasikan sesuai pertimbangan perusahaan, asalkan amortisasi
tersebut layak dan masuk akal. Amortisasi aktiva tak berwujud dicatat dengan
mendebit perkiraan biaya amortisasi dan mengkredit perkiraan akumulasi
amortisasi atau langsung ke perkiraan aktiva yang bersangkutan.

Perlakuan akuntansi untuk berbagai jenis aktiva tak berwujud


Cara Akuisisi
Jenis
Pembelian
Dibuat secara internal
1. Aktiva tak Berwujud yang dapat diidentifikasi secara terpisah ( hak paten,
merek dagang, dan biaya organisasi )
1.Di kapaitalisasikan pada biaya akuisisi.

2. Diamortisasi selama umur hukum atau estimasi masa manfaat mana yang
lebih singkat dengan umur maksimum 40 tahun.
1. Dibebankan atau dikapitalisasi tergantung pada aktiva tak berwujud tertentu.
2. jika di kapitalisasi, akan di amortisasi sebagai aktiva tak berwujud yang dibeli.
2.Aktiva tak berwujud yang tidak dapat diidentifikasi secara terpisah ( goodwill )

1. Dibebankan pada saat terjadinya.


2. Tidak tersedia pilihan untuk pengkapitalisasian, sehingga tidak akan ada
amortisasi

5. PENYAJIAN AKTIVA TIDAK BERWUJUD DALAM LAPORAN KEUANGAN


Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud dilaporkan tersendiri setelah
aktiva tetap berwujud. Pelaporan harus cukup jelas, bilamana perlu diberi
catatan tambahan, baik dalam laporan itu sendiri maupun dalam catatan atas
laporan keuangan. Selain itu, metode amortisasi yang digunakan dan jumlah
amortisasi untuk tahun yang bersangkutan juga disebutkan. Contoh penyajian
aktiva tetap dalam neraca adalah sebagai berikut :
PT TINOMBALA
Neraca sebagian

Aktiva Tetap
Tambang batu bara, atas dasar
Harga perolehan, dikurangi deplesi Rp 95.400.000
Gedung dan peralatan, atas
Dasar harga perolehan .........Rp 2.207.100.000
Kurangi: Akumulasi depresiasi 1.229.000.000

987.100.000
Jumlah aktiva tetap ... Rp 1.073.500.000
Aktiva tak berujud
Hak Paten 410.000.000
Jumlah ..... Rp 1.483.500.000
6. ANALISIS BIAYA RISET DAN PENGEMBANGAN
Banyak perusahaan melakukan pengeluaran yang cukup besar jumlahnya untuk
riset dan pengembangan dalam rangka mendapatkan produk baru atau proses
yang lebih baik. Pada perusahaan raksasa seperti IBM, Toyota, atau Mitsubishi,
pengeluaran untuk keperluan ini mungkin melebihi anggaran belanja sebuah
Negara sedang berkembang.
Riset dan pengembangan memiliki sejumlah masalah akuntansi :
1. kadang-kadang sulit untuk mengaitkan pengeluaran pada proyek tertentu
2. seringkali terdapat ketidakpastian mengenai manfaat dari pengaluaran
tersebut.
Oleh karena itu, pengeluaran untuk riset dan pengembangan biasanya dicatat
sebagai biaya pada waktu terjadi pengeluaran. Perlakuan seperti ini tidak
memperhatikan apakah pengeluaran akan berhasil atau tidak berhasil.
Sebagai contoh, misalkan PT Muria melakukan pengeluaran sebesar Rp.
30.000.000 untuk biaya riset dan pengembangan. Riset dan pengembangan ini
telah menghasilkan dua penemuan yang sangat berhasil dan memperoleh dua
hak paten. Walaupun demikian, pengeluaran untuk riset dan pengembangan
tidak dapat dimasukan dalam harga perolehan hak paten, melainkan tetap harus
diperlakukan sebagai biaya pada periode dikeluarkannya biaya tersebut.
Pencatatan
Anggaplah bahwa untuk memperoleh suatu hak paten, perusahaan telah
mengeluarkan uang sebesar Rp.25.000.000. Perolehan ini dicatat sebagai berikut
:
(D) Hak paten 25.000.000
(K) Bank 25.000.000

Anggaplah juga masa manfaat hak paten tersebut adalah 10 tahun. Amortisasi
tahunan dari hak paten ini, dengan demikian adalah :
10 % x Rp.25.000.000 = Rp.2.500.000

Ayat jurnal yang harus dibuat adalah :


(D) Biaya amortisasi 2.500.000
(K) Hak paten 2.500.000
Untuk menggambarkan pencatatan biaya riset dan pengembangan, anggaplah
bahwa suatu perusahaan telah mengeluarkan biaya riset dan pengembangan
sebesar Rp.10.000.000 dalam tahun 199 A dan Rp.12.000.000 selama tahun 199
B .Biaya riset dan pengembangan ini merupakan biaya rutin yang selalu
dianggarkan oleh perusahaan. Ayat jurnal yang perlu dibuat untuk mencatat
transaksi yaitu :
199 A
(D) Biaya riset dan pengembangan 10.000.000
(K) Bank 10.000.000
199 B
(D) Biaya riset dan pengembangan 12.000.000
(K) Bank 12.000.000
Apabila riset dan pengembangan tersebut diatas dilakukan untuk suatu produk
tertentu yang dapat diidentifikasikan secara spesifik, maka isi debit dari ayat-
ayat jurnal diatas diganti dengan pos aktiva : Biaya riset dan pengembangan
belum dialokasikan .Apabila, kemudian dapat dipastikan bahwa riset dan
pengembangan untuk produk spesifik tadi dinyatakan gagal ayat jurnal berikut
yang perlu dibuat :

(D) Biaya riset dan pengembangan 22.000.000


(K) Biaya riset dan pengembangan
belum dialokasikan 22.000.000

Anda mungkin juga menyukai