Anda di halaman 1dari 32

HALAMAN SAMPUL

MONITORING SUHU PADA RUANG SERVER BERBASIS


ESP8266 MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT

PROPOSAL

Oleh

Aditya Juli Prasetyo


NIM 131910201072

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO STRATA 1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
2
3

HALAMAN JUDUL

MONITORING SUHU PADA RUANG SERVER BERBASIS


ESP8266 MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT

PROPOSAL

diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat
untuk menyelesaikan Program Studi Teknik Elektro (S1)
dan mencapai gelar Sarjana Teknik

Oleh

Aditya Juli Prasetyo


NIM 131910201072

PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO STRATA 1


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS JEMBER
2017
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Proposal berjudul MONITORING SUHU PADA RUANG SERVER BERBASIS


ESP8266 MENGGUNAKAN PROTOKOL MQTT telah disetujui pada:
4

hari, tanggal : Selasa, 07 Maret 2017


tempat : Fakultas Teknik Universitas Jember.

Dosen Pembimbing Utama, Dosen Pembimbing Anggota

Ike Fibriani, S.T., M.T. Dodi Setiabudi, S.T., M.T.


NIP 198002072015042001 NIP 198405312008121004
5

DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN SAMPUL...............................................................................i
HALAMAN JUDUL..................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................................iii
DAFTAR ISI...............................................................................................iv
DAFTAR TABEL.......................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................viii
BAB 1. PENDAHULUAN........................................................................1
1.1 Latar Belakang......................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................2
1.3 Batasan Masalah...................................................................2
1.4 Tujuan Penelitian..................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian................................................................3
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA...............................................................4
2.1 Teori.......................................................................................4
2.2 Sistem Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless).......................4
2.3 Arduino Uno R3....................................................................7
2.3.1 Spesifikasi Arduino Uno R3..........................................8
2.3.2 Daya dan Memori Pada Arduino Uno R3.....................9
2.3.3 Input dan Output............................................................9
2.3.4 Komunikasi...................................................................10
2.3.5 Pemrograman................................................................10
2.4 QoS (Quality of Service)........................................................11
2.4.1 Parameter Qos...............................................................11
BAB 3. METODE PENELITIAN............................................................14
3.1 Jenis Penelitian......................................................................14
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian.............................................14
6

3.2.1 Tempat Penelitian..........................................................14


3.2.2 Waktu Penelitian............................................................14
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel.........................................14
3.3.1 Populasi Penelitian........................................................14
3.3.2 Sampel Penelitian..........................................................14
3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel.........................................14
3.4 Variabel dan Definisi Operasional......................................14
3.4.1 Variabel..........................................................................14
3.4.2 Definisi Operasional......................................................14
3.5 Data dan Sumber Data.........................................................14
3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data.........................................14
3.6.1 Teknik Pengumpulan Data............................................14
3.6.2 Alat Perolehan Data......................................................14
3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data...................................15
3.7.1 Teknik Penyajian Data...................................................15
3.7.2 Teknik Analisis Data.....................................................15
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen (bersifat opsional)...15
3.9 Alur Penelitian......................................................................16
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................17
LAMPIRAN................................................................................................18
7

DAFTAR TABEL

Halaman
8

DAFTAR GAMBAR

Halaman
9

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Suhu merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh terhadap kinerja
perangkat keras khususnya yang berada di dalam ruang server. Di dalam ruang
server terdapat banyak sekali perangkat jaringan infrastruktur maupun komputer
server yang menjadi bagian yang paling sentral untuk menampung data - data
besar suatu perusahaan atau instansi. Salah satu dampak yang sangat berpengaruh
dalam ruang server apabila adanya kenaikan suhu diatas normal salah satunya
adalah pada aktivitas jaringan komputer yang lambat dikarenakan kurang
optimalnya kinerja pada perangkat keras ataupun error sistem pada komputer
server karena terlalu panas (overheat). Untuk itu diperlukan suatu perangkat yang
berfungsi untuk mengamati suhu, sehingga membantu para Administrator ruang
server untuk selalu mengetahui, memantau dan menjaga stabilitas ruangan agar
tercipta kondisi aman dan terkendali.
Board ESP8266 buatan pengembang Tiongkok Espressif merupakan sebuah
modul Wi-Fi dengan System on Chip (SoC) yang sudah tertanam di dalamnya.
Terdapat beberapa versi pada pengembangan modul ini. Board ini memiliki
ukuran yang sangat kecil, akan tetapi untuk jumlah pin, ESP8266 ini memiliki
jumlah yang berbeda-beda tergantung versi yang akan digunakan. Kelebihan yang
diusung oleh ESP8266 adalah board ini dapat digunakan sebagai adhoc access
point maupun sebagai klien secara bersamaan. Dengan didukung dengan wireless
standar IEEE 802.11 b/g/n, board ini dapat diakses melalui Wi-Fi tanpa
memerlukan sistem operasi. Kelebihan lain ESP8266 adalah memilki deep sleep
mode, sehingga penggunaan daya akan relatif jauh lebih efisien dibandingkan
dengan modul WiFi lain. (Sukindar, 2016)
Perkembangan teknologi yang sangat pesat saat ini memberikan banyak
manfaat bagi kebutuhan manusia dalam bidang teknologi untuk mempermudah
pekerjaan manusia diantaranya adalah pengiriman informasi yang cepat sehingga
setiap informasi dapat dipantau pada saat itu juga (real time). Di jaman sekarang
2

hampir semua peralatan dapat terhubung ke internet seperti hp, laptop, dll.
Teknologi yang menggunakan internet saat ini sudah berkembang dengan sangat
pesat. Selama ini pada sistem real time yang kita ketahui bahwa data yang dikirim
dari pengirim harus dapat diterima oleh penerima secara live atau langsung.
Sistem tersebut akan terganggu jika penerima maupun pengirim tidak terkoneksi
secara live. Hal itu yang membuat kegiatan monitoring menjadi kurang efisien.
Untuk menyiasati hal tersebut biasanyanya dipasang sistem penyimpanan data
agar data yang tidak terkirim secara langsung dapat di akses kembali saat
dibutuhkan.
MQTT adalah Messaging protocol yang ringan berjalan diatas TCP/IP
protocol, didesain untuk daerah/ lokasi dengan resource jaringan yang terbatas.
MQTT adalah protokol komunikasi yang ringan, terbuka dan sederhana, lebih
moderen daripada HTTP yang memiliki protocol overhead yang rendah, berjalan
pada latency yang tinggi dan dapat berjalan pada bandwidth yang rendah. (Satria,
Satrya, & Herutomo, 2015)
Pada penelitian ini dimaksudkan untuk mendapatkan performansi protokol
MQTT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode MQTT
publish dan subscribe. Pengujian performansi dilakukan dengan dua parameter uji
yaitu delay dan packet loss.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, berikut ini adalah beberapa masalah
yang akan diselesaikan dalam penelitian ini yaitu:
1. Bagaimana merancangan sistem monitoring suhu dengan menggunakan
protokol MQTT?
2. Bagaimana analisa hasil rancangan sistem monitoring suhu menggunakan
protokol MQTT berdasarkan parameter QoS?
3

1.3 Batasan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah penelitian diatas, agar pembahasan tidak
terlalu luas maka diperlukan suatu pembatasan masalah sebagai berikut.
1. Hanya membahas tentang Sistem telekomunikasi data dan sistem kerja alat.
2. Tidak membahas tentang elektronika pada alat.
3. Ruang yang digunakan yaitu Ruang Server Fakultas Teknik Universitas
Jember.
4. Pada pembahasan analisa hanya membahas data pada parameter QoS.
5. Performansi yang akan di ukur adalah parameter QoS.
6. Sensor yang digunakan adalah modul sensor suhu DHT11.
7. Arduino yang digunakan adalah Arduino Uno.
8. Penghubung jaringan pada Arduino menggunakan ESP8266.
9. PC dengan OS Linux untuk server MQTT.

1.4 Tujuan Penelitian


Penelitian yang diusulkan dalam proposal ini memiliki beberapa tujuan
sebagai berikut.
1. Merancang dan membuat alat monitoring yang dapat di akses di manapun
dengan jaringan internet.
2. Mengetahui kualitas alat dengan menganalisa cara kerja monitoring suhu
berdasarkan parameter QoS.

1.5 Manfaat Penelitian


Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai:
1. Langkah awal dalam pengembangan sistem monitoring suhu pada ruang
server berbasis ESP8266 menggunakan protokol MQTT Fakultas Teknik
Universitas Jember.
2. Produk alat monitoring suhu berbasis protokol MQTT.
4

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori
Bab tinjauan pustaka ini, diulas berbagai publikasi resmi yang berhubungan
dengan konsep Alat Monitoring Suhu Pada Ruang Server Berbasis ESP8266
Menggunakan Protokol MQTT dan mencakup aspek masalah dan penjelasan
faktor-faktor yang diduga berkaitan dengan penelitian ini. Seluruh teori dan
konsep pada tinjauan pustaka ini pada akhirnya nanti akan digunakan untuk
menunjang analisis pembahasan terhadap hasil penelitian yang akan dilakukan.
Berikut ini adalah teori dan konsep yang berhubungan dengan masalah studi
analisis yang akan dibahas.

2.2 Sistem Komunikasi Tanpa Kabel (Wireless)


Teknologi wireless, memungkinkan satu atau lebih peralatan untuk
berkomunikasi tanpa koneksi fisik, yaitu tanpa membutuhkan jaringan atau
peralatan kabel. Teknologi wireless menggunakan transmisi frekuensi radio
sebagai alat untuk mengirim data, sedangkan teknologi kabel menggunakan kabel.
Teknologi wireless berkisar dari sistem komplek seperti Wireless Local Area
Network (WLAN) dan telepon seluler hingga peralatan sederhana seperti
handphone wireless, microphone wireless, dan peralatan lain yang tidak memroses
atau menyimpan informasi. Wireless Local Area Network (WLAN) merupakan
hubungan antara komputer yang satu dengan komputer dan/atau peripheral
lainnya dengan mempergunakan sedikit kabel. Jaringan komputer . tersebut
mempergunakan gelombang radio sebagai media transmisi datanya. Infomasi
(data) ditransfer dari satu komputer ke komputer lain menggunakan gelombang
radio. WLAN sering disebut jaringan nirkabel atau jaringan wireless. Disini juga
termasuk peralatan inframerah seperti remote control, keyboard, dan mouse
komputer wireless, dan headset stereo hi-fi wireless, semuanya membutuhkan
garis pandang langsung antara transmitter dan receiver untuk membuat hubungan
(Simarmata, 2014).
5

Jaringan wireless berfungsi sebagai mekanisme pembawa sinyal dari


peralatan satu ke peralatan yang lain. Berdasarkan jangkauan atau jaraknyanya
jaringan wireless dapat dibagi menjadi 4 jenis yaitu (Hartono dan Purnomo,
2011):

Gambar 2.1 Jarak Jaringan Wireless


(Sumber: Hartono dan Purnomo, 2011)

a. WPAN (Wireless Personal Area Network)


WPAN mewakili teknologi Personal Area Network Wireless seperti
bluetooth (IEEE 802.15) dan infrared (IR). Jaringan ini mengizinkan hubungan
peralatan personal dalam suatu area berkisar 30 feet =12 inch). Bagaimanapun
juga infrared membutuhkan hubungan langsung dan jangkauan yang lebih
pendek.
b. WLAN (Wireless Lokal Area Network)
WLAN mewakili Local Area Network Wireless, Seperti lab atau
perpustakaan, untuk membentuk suatu jaringan atau koneksi ke internet. Jaringan
sementara dapat dibentuk oleh beberapa pemakai membutuhkan access point.

c. WMAN (Wireless Metropolitan Area Network)


6

Teknologi ini mengizinkan koneksi dari berbagai jaringan dalam suatu area
metropolitan seperti bangunan-bangunan yang berbeda dalam suatu kota, yang
dapat menjadi alternatif atau cadangan untuk memasang kabel tembaga atau fiber.

d. WWAN (Wireless Wide Area Network)


WWAN meliputi teknologi dangan daerah jangkauan yang luas seperti
selular 2G, Cellular Digital Packet Data (CDPD), Global System for Mobile
Communications (GSM).

Tabel berikut akan mendeskripsikan lebih detail tentang jaringan telekomunikasi


tanpa kabel:
Tabel 2.1 Jarak Jaringan Wireless
Jenis Cakupan Area Performansi Standarisasi Penggunaan
WPAN Hanya Cukup, Bluetooth Bertukar data antara PDA
menjangakau kecepatan bisa IEEE 802.15 dengan laptop, koneksi ke
area sangat dekat mencapai 2 IrDa printer wireless.
seperti dalam Mbps
ruangan,
umumnya sekitar
30 feet
WLAN Dalam suatu Kuat, Wi-Fi IEEE Sama seperti jaringan kabel
gedung kecepatan 802.11 lain, WLAN bisa
perkantoran atau transfer dapat digunakan untuk bertukar
lab mencapai 54 data akses aplikasi
Mbps dikomputer lain dalam satu
kantor
WMAN Mencakup area Kuat Wimax Koneksi antar gedung
dalam satu kota 802.16 dalam satu kota

(Sumber: Hartono dan Purnomo, 2011)


7

Tabel 2.1 Jarak Jaringan Wireless (Lanjutan)


WWAN Mencakup area Rendah,
yang sangat luas, kecapatan
seperti koneksi data hanya
antar negara atau mencapai 170
benua Kbps

(Sumber: Hartono dan Purnomo, 2011)

Komponen utama jaringan wireless (Hartono dan Purnomo, 2011):


a. Network Adapter bisa berupa NIC wireless, external USB atau external PC
Card (NIC).
b. Wireless router berfungsi sebagai mengirimkan paket antara jaringan.
c. Wireless repeater, sebuah device yang mengirim dan menerima sinyal untuk
tujuan utama yaitu memperluas jangkauan. Repeater merupakan salah satu
cara untuk memperluas jangkauan wireless atau memperkuat sinyal.
d. Antena, merupakan perangkat yang digunakan untuk menaikkan nilai gain
dari suatu perangkat wireless.

2.3 Arduino Uno R3


Arduino berasal dari bahasa italia, ardui yang berarti sulit dan no yang
berarti tidak sehingga arti kata arduino adalah tidak sulit atau mudah. Arduino
adalah platform prototyping berbasis open-sourse elektronik yang mudah
digunakan (fleksibel) baik dari perangkat keras (hardware) maupun perangkat
lunaknya (software) dan hardwarenya memiliki prosesor Atmel AVR Atmega 328.
Arduino mempunyai input yang dapat menerima dari berbagai sensor dan
outpunya sebagai pengendali seperti lampu, motor, dan aktuator lainnya. Arduino
8

board mikrokontroler diprogram menggunakan bahasa pemrograman arduino


(berdasarkan wiring) berbasis bahasa C yang disederhanakan dengan bantuan
pustaka-pustaka (libraries) dan dalam lingkup pengembang berdasarkan
processing. Arduino dapat bekerja mandiri atau dapat juga berkomunikasi dengan
perangkat keras lain seperti komputer.

Gambar 2.2 Arduino Uno R3


(Sumber: Datasheet Arduino Uno R3 Atmega328)

1.1.1 Spesifikasi Arduino Uno R3

Arduino memiliki spesifikasi yang baik walaupun merupakan


mikrokontroler yang mudah untuk digunakan. Berikut merupakan spesifikasi
arduino (Sumber: Datasheet Arduino Uno R3 Atmega328).

1. Microcontroller Atmega 328


2. Operasi dengan daya 5v Voltage
3. Input Tegangan (disarankan) 7 -12 V
4. Input tegangan (batas) 6- 20 v
5. Digital I/O pins 14 (dimana 6 memberikan output PWM)
6. Analog input pin 6
7. DC lancar per I/O pin 40 mA
8. Saat 3.3 V pin 50 mA DC
9. Flash memory 32 KB (Atmega 328) yang 0,5 KB digunakan oleh bootloader
10. SRAM 2 KB (Atmega 328)
11. EEPROM 1 KB (Atmega 328)
12. Clock Speed 16 MHz
9

1.1.2 Daya dan Memori Pada Arduino Uno R3


Arduino Uno dapat diaktifkan memalui koneksi USB dengan catu daya
eksternal (otomatis). Eksternal (non-USB) daya dapat berasal baik dari AC-ke
adaptor-DC atau baterai. Adaptor ini dapat dihubungkan dengan menancapkan
plug jack pusat-positif ukuran 2.1 mm konektor Power. Ujung kepala dari baterai
dapat dimasukkan ke dalam Gnd dan Vin pin dari konektor Power.
Kisaran kebutuhan daya yang disarankan untuk board Uno adalah 7 sampai
12V, jika diberi daya kurang dari 7 volt kemungkinan pin 5v Uno dapat beroperasi
tetapi tidak stabil kemudian jika diberi daya lebih dari 12V, regulator tegangan
bisa panas dan dapat merusak board Uno.
Untuk memori, Atmega328 memiliki 32 KB (dengan 0,5 KB digunakan
untuk bootloader), 2 KB dari SRAM dan 1 KB EEPROM (yang dapat dibaca dan
ditulis dengan EEPROM library), (Sumber: Datasheet Arduino Uno R3
Atmega328).

1.1.3 Input dan Output


Masing-masing dari 14v pin digital di Uno dapat digunakan sebagai input
dan output, dengan menggunakan fungsi pin Mode, gigital Write, dan digital
Read, beroperasi dengan daya 5 volt. Setiap pin dapat memberikan atau menerima
maksimum 40 mA dan memiliki internal pull-up resistor (secara default terputus)
dari 20-50 Kohms. Selain itu, beberapa pin memiliki fungsi khusus (Sumber:
Datasheet Arduino Uno R3 Atmega328):
1. Serial: 0 (RX) dan 1 (TX), digunakan untuk menerima (RX) dan
mengirimkan (TX) TTL data serial. Pin ini dihubungkan ke pin yang
berkaitan dengan chip serial Atmega8U2 USB-to-TTL.
2. Eksternal interrupts: 2 dan 3, pin ini dapat dikonfigurasi untuk memicu
interrupt pada nilai yang rendah, dengan batasan tepi naik atau turun, atau
perubahan nilai.
3. PWM: 3, 5, 6, 9, 10, dan 11. Menyediakan output PWM 8-bit dengan fungsi
analog Write.
10

4. SPI 10 (SS), 11 (Mosi), 12 (MISO), 13 (SCK). Pin ini mendukung


komunikasi SPI menggunakan SPI library
5. LED: 13, ada built-in LED terhubung ke pin digital 13. Ketika pin bernilai
High, LED on, ketika pin bernilai Low, LED off.
Uno memiliki 6 masukan analog, berlaber A0 sampai dengan A5, yang
masing-masing menyediakan 10 bit dengan A5, yang masing-masing
menyediakan 10 bit dengan resolusi (yaitu 1024 nilai yang berbeda).

1.1.4 Komunikasi
Arduino Uno memiliki sejumlah fasilitas untuk berkomunikasi dengan
komputer, Arduino lain, atau mikrokontroler lainnya. Atmega328 menyediakan
UART TTL (5V) untuk komunikasi serial, yang tersedia di pin digital 0 (RX) dan
1 (TX). Sebuah Atmega 8U2 sebagai saluran komunikasi serial melalui USB dn
sebagai port virtual com untuk perangkat lunak pada komputer. Firmware 8 U2
menggunakan driver USB standart COM, dan tidak ada driver eksternal yang
diperlukan. Namun pada windows diperlukan sebuah file inf. Perangkat lunak
Arduino terdapat monitor serial yang memungkinkan digunakan memonitor data
tekstual sederhana yang akan dikirim ke atau dari board Arduino . LED RX dan
TX di papan tulis akan berkedip ketika data sedang dikirim melalui chip USB-to
serial dengan koneksi USB ke komputer (tetapi tidak untuk komunikasi serial
pada pin 0 dan 1). Atmega328 juga mendukung 12C (TWI) dan komunikasi SPI
(Sumber: Datasheet Arduino Uno R3 Atmega328).

1.1.5 Pemrograman
Arduino memiliki bahasa pemrograman tersendiri yaitu bahasa arduino,
merupakan pengambangan dari bahasa C yang disederhanakan dan dipermudah
dengan libraries. Untuk mengcompile dan mengapload program ke board Arduino
dapat menggunakan software Arduino IDE (Integrated Development
Environment), (Sumber: Datasheet Arduino Uno R3 Atmega328).
11

2.4 QoS (Quality of Service)


QoS dirancang untuk membantu pengguna menjadi lebih produktif dengan
memastikan bahwa pengguna mendapatkan kinerja yang handal dari aplikasi-
aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan jaringan untuk
menyediakan layanan yang baik pada trafik jaringan tertentu melalui teknologi
yang berbeda-beda. QoS merupakan suatu tantangan yang besar dalam jaringan
berbasis IP dan internet secara keseluruhan. QoS adalah kemampuan suatu
jaringan untuk menyediakan layanan yang baik dengan menyediakan kapasitas
jaringan, mengatasi jitter dan delay (waktu tunda) (Yonathan at al, 2011).
Pada teknologi Qos ini memungkinkan dalam pengoptimalan jaringan yang
terjadi. Dengan adanya parameter QoS memungkinkan administrator jaringan
untuk dapat menangani berbagai efek akibat terjadinya konjesti pada lalu lintas
aliran paket dari berbagai layanan. Penanganan QoS dilakukan dengan
memanfaatkan sumber daya jaringan secara optimal.
QoS memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Pengkelasan paket untuk menyediakan pelayanan yang berbeda-beda untuk
kelas paket yang berbeda-beda.
2. Penanganan congestion (kongesti) untuk memenuhi dan menangani
kebutuhan layanan yang bebeda-beda.
3. Pengendalian lalu lintas paket untuk membatasi dan mengendalikan
pengiriman paket-paket data.
4. Pensinyalan untuk mengendalikan fungsi-fungsi perangkat yang mendukung
komunikasi didalam jaringan IP.

1.1.6 Parameter Qos


Parameter QoS adalah parameter dimana kualitas dari jaringan itu diukur.
Parameter-parameter tersebut adalah sebagai berikut.
1. Throughput
12

Yaitu kecepatan (rate) transfer data efektif, yang diukur dalam bps.
Throughput merupakan jumlah total kedatangan paket yang sukses yang diamati
pada tujuan selama interval waktu tertentu dibagi oleh durasi interval waktu
tersebut.
Tabel 2.3 Throughput
Kategori Throughput Throughput (%) Indeks
Sangat Bagus 100 4
Bagus 75 3
Sedang 50 2
Jelek <25 1
(Sumber: TIPHON)

Persamaan perhitungan throughput:


Paket dataditerima
Throughput= (2.2)
Lama pengamatan

2. Packet Loss
Merupakan suatu parameter yang menggambarkan suatu kondisi yang
menunjukan jumlah total paket yang hilang, dapat terjadi karena collision dan
congestion pada jaringan. Nilai packet loss sesuai dengan versi TIPHON
(Telecomunications and Internet Protocol Harmonuzation Over Network) sebagai
berikut:
Tabel 2.4 Packet Loss
Kategori Degradasi Packet Loss Indeks
Sangat Bagus 0 4
Bagus 3 3
Sedang 15 2
Jelek 25 1
(Sumber: TIPHON)
Persamaan perhitungan packet loss:
Paket data dikirim paket data diterima
Packet loss= (2.3)
paket data dikirim
13

3. Delay
Adalah waktu yang dibutuhkan data untuk menempuh jarak dari asal ke
tujuan. Delay dapat dipengaruhi oleh jarak, media fisik, kongesti atau juga waktu
proses yang lama (Sumber: TIPHON).

2.5 ESP8266
Modul wireless ESP8266 merupakan modul low-cost Wi-Fi dengan
dukungan penuh untuk penggunaan TCP/IP. Modul ini di produksi oleh Espressif
Chinese. Dibawah ini adalah spesifikasi Umum ESP8266 :
1. 802.11 b/g/n
2. Integrated low power 32-bit MCU
3. Integrated 10-bit ADC
4. Integrated TCP/IP protocol stack
5. Integrated TR switch, balun, LNA, power amplier and matching network
6. Integrated PLL, regulators, and power management units
7. Supports antenna diversity
8. WiFi 2.4 GHz, support WPA/WPA2
9. Support STA/AP/STA+AP operation modes
10. Support Smart Link Function for both Android and iOS devices
11. SDIO 2.0, (H) SPI, UART, I2C, I2S, IR Remote Control, PWM, GPIO
12. STBC, 11 MIMO, 21 MIMO
13. A-MPDU & A-MSDU aggregation & 0.4s guard interval
14. Deep sleep power <10uA, Power down leakage current < 5uA
15. Wake up and transmit packets in < 2ms
16. Standby power consumption of < 1.0mW (DTIM3)
17. +20 dBm output power in 802.11b mode
18. Operating temperature range -40C ~ 125C
19. FCC, CE, TELEC, WiFi Alliance, and SRRC certied
14

Gambar 2.3 Modul ESP8266

(Sumber: Datasheet ESP8266)

1.1.7 Pemrograman ESP8266


Pemrograman pada ESP8266 dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:
1. Melalui AT command via serial komunikasi UART
2. Pemrograman ke mikrokontroler yang ada di ESP8266 menggunakan
Arduino IDE dengan Core yang sudah terinstall ESP8266.

2.6 DHT11
DHT11 adalah sensor Suhu dan Kelembaban (air temperature sensor), dia
memiliki keluaran sinyal digital yang dikalibrasi dengan sensor suhu dan
kelembaban yang kompleks. Teknologi ini memastikan keandalan tinggi dan
sangat baik stabilitasnya dalam jangka panjang. mikrokontroler terhubung pada
kinerja tinggi sebesar 8 bit. Sensor ini termasuk elemen resistif dan perangkat
pengukur suhu NTC. Memiliki kualitas yang sangat baik, respon cepat,
kemampuan anti-gangguan dan keuntungan biaya tinggi kinerja [6].
Setiap sensor DHT11 memiliki fitur kalibrasi sangat akurat dari kelembaban
ruang kalibrasi. Koefisien kalibrasi yang disimpan dalam memori program OTP,
sensor internal mendeteksi sinyal dalam proses, kita harus menyebutnya koefisien
kalibrasi. Sistem antarmuka tunggal-kabel serial terintegrasi untuk menjadi cepat
dan mudah. Kecil ukuran, daya rendah, sinyal transmisi jarak hingga 20 meter,
sehingga berbagai aplikasi dan bahkan aplikasi yang paling menuntut. Produk ini
4-pin pin baris paket tunggal. Koneksi nyaman, paket khusus dapat diberikan
sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Spesifikasi :
Pasokan Voltage: 5 V
Rentang temperatur :0-50 C kesalahan 2 C
Kelembaban :20-90% RH 5% RH error
Interface: Digital
15

Gambar 2. Sensor DHT11

Gambar diatas merupakan bentuk fisik dari sensor DHT11.Pada saat suhu
ruangan berubah maka, nilai resistansinya sensor DHT11 akan berubah.Sensor ini
sebagai pengindra yang merupakan elemen yang pertama-tama menerima energi
dari media untuk memberi keluaran berupa perubahan energi.

2.7 MQTT
Message Queuing Telemetry Transport (MQTT) adalah protokol transport
yang bersifat client server publish/ subscribe. Protokol yang ringan, terbuka dan
sederhana, dirancang agar mudah diimplementasikan. Karakteristik ini membuat
MQTT dapat digunakan di banyak situasi, termasuk penggunaanya dalam
komunikasi machine-to-machine (M2M) dan Internet of Things (IoT). Protokol ini
berjalan pada TCP/IP. Protokol MQTT membutuhkan transportasi yang
menjalankan perintah MQTT, byte stream dari client ke server atau server ke
client. Protokol transport yang digunakan adalah TCP/IP. TCP/IP dapat digunakan
untuk MQTT, selain itu TLS dan WebSocket juga dapat menggunakan TCP/IP.
(Satria, Satrya, & Herutomo, 2015)
Berikut merupakan fitur protokol MQTT:
1. Publish/ subscribe message pattern yang menyediakan distribusi message
dari satu ke banyak dan decoupling aplikasi.
2. Messagging transport yang agnostic dengan isi dari payload.
16

3. Menggunakan TCP/IP sebagai konektivitas dasar jaringan.


4. Terdapat tiga level Qualities of Service (Qos) dalam penyampaian pesan :
a. At most once, di mana pesan dikirim dengan upaya terbaik dari jaringan
TCP/IP. Kehilangan pesan atau terjadi duplikasi dapat terjadi.
b. At least once, dapat dipastikan pesan tersampaikan walaupun duplikasi
dapat terjadi.
c. Exactly once, dimana pesan dapat dipastikan tiba tepat satu kali.

1.1.8 MQTT Client


Setiap objek IOT dapat menjadi MQTT client yang mengirim atau
menerima data telemetri. Jenis MQTT client (subscriber atau publisher)
tergantung pada perannya dalam sistem serta dapat memproduksi atau
mengumpulkan data telemetri. Dalam kedua kasus, MQTT klien harus pertama
kali terhubung ke server menggunakan jenis tertentu dari pesan. Setelah
sambungan berhasil dibuat, klien harus mendeklarasikan dirinya sendiri apakah
dia adalah subscriber atau publisher. Dalam urutan untuk membedakan data yang
dikirim oleh publisher, digunakan topik untuk membedakannya. Misalnya, klien
dapat mempublikasikan suhu dan kelembaban menggunakan nilai string yang
berbeda untuk setiap nilai (misalnya temp/ 25 atau hum/ 40). Di sisi lain, jika
client MQTT ingin menerima data, ia harus subscribe topik tertentu. Untuk
membuat MQTT client dari sebuah perangkat, diperlukan library yang sudah
terinstal dan terkoneksi ke MQTT broker dengan penetapan jenis jaringan.
Misalnya, MQTT client bisa menjadi komputer kecil (Arduino atau Raspberry Pi)
yang terhubung ke jaringan wireless dengan library yang terinstal ke minimum
atau komputer yang menjalankan program grafis. Client yang mengimplementasi
protokol MQTT menjadi sederhana. Library pada client dapat menyederhanakan
proses writing MQTT pada aplikasi client. Library MQTT tersedia untuk berbagai
jenis bahasa pemrograman dan platform, misalnya, JavaScript, PHP, C, C ++,
Android, iOS dll. Untuk implementasi awal, Python library akan digunakan.
17

BAB 3. METODE PENELITIAN

Pembahasan pada bab metode penelitian ini dijelaskan beberapa hal pokok
yaitu obyek penelitian, tahap penelitian, tempat dan waktu penelitian, alat dan
bahan, langkah-langkah dalam pengambilan data dan manajemen penelitian di
lapangan, pengolahan data serta software yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Tahap Penelitian


Penyusunan laporan ini memiliki beberapa tahap untuk memperoleh
informasi yang dibutuhkan, adapun tahap pengambilan data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
18

Observasi

Perumusan Masalah

Studi Pustaka

Identifikasi Data yang Dibutuhkan

Perancangan Sistem

Pengujian Alat

Pengambilan dan Analisa Data

Kesimpulan

Gambar 3.1 Kerangka Penelitian


Tahap penelitian ini dilakukan observasi dengan melihat dan menentukan
tema objek yang akan diteliti. Selanjutnya yaitu merumuskan suatu masalah dari
beberapa masalah yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan
dengan objek yang diteliti. Tahap berikutnya mengumpulkan dan mempelajari
literatur tentang metode monitoring suhu ruangan dengan menggunakan protokol
MQTT. Setelah mengumpulkan landasan teori hal yang perlu dilakukan adalah
mengidentifikasi data yang dibutuhkan untuk menganalisa performa dari alat yang
akan di buat. Setelah itu kita dapat menentukan software dan user interface yang
digunakan. Tahap selanjutnya yaitu merancang atau membuat alat monitoring
berbasis ESP8266 menggunakan protokol MQTT. Jika alat telah selesai dirancang
19

tahap selanjutnya yaitu uji karakteristik. Parameter yang diukur adalah delay dan
packet loss. Selanjutnya untuk pengambilan data dilakukan dengan parameter
lebar bandwith dan waktu. Untuk parameter lebar bandwith dibagi menjadi tiga,
yaitu kondisi dengan low bandwith, kondisi dengan medium bandwith, dan
kondisi dengan high bandwith. Kemudian untuk parameter waktu dibagi menjadi
dua yaitu waktu siang dan waktu malam. Tahap akhir dari penelitian ini yaitu
membuat kesimpulan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian


1.1.9 Tempat Penelitian
Adapun tempat dan waktu penelitian, pengujian dan analisis dilakukan
secara umum dilakukan di :
Tempat : Ruang Server Fakultas Teknik Universitas Jember
Waktu : Maret 2017 2017
1.1.10 Waktu Penelitian
3.3 Penentuan Populasi dan Sampel
1.1.11 Populasi Penelitian
1.1.12 Sampel Penelitian
1.1.13 Teknik Pengambilan Sampel
3.4 Variabel dan Definisi Operasional
1.1.14 Variabel
a. Variabel terikat (dependent variabel)
b. Variabel bebas (independent variabel)
1.1.15 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


. Operasional Pengukuran Data

Variabel terikat
20

No Variabel Definisi Cara Hasil Pengukuran Skala


. Operasional Pengukuran Data

Pengetahua Kemampuan Wawancara Rasio


1 n remaja responden dengan Interval
tentang dalam kuesioner Ordinal
perencanaan mengetahui Nominal
perkawinan segala sesuatu
tentang
perencanaan
perkawinan

Variabel bebas

3.5 Data dan Sumber Data


3.6 Teknik dan Alat Perolehan Data
1.1.16 Teknik Pengumpulan Data
Wawancara, observasi, tes atau pengukuran dll.
1.1.17 Alat Perolehan Data
Tape recorder, video recorder, bath room scale, sphygmomamometer,
kuesioner, alat ukur, proses dan lain-lain.
3.7 Teknik Penyajian dan Analisis Data
1.1.18 Teknik Penyajian Data
1.1.19 Teknik Analisis Data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
c. Analisis Multivariat
3.8 Validitas dan Reliabilitas Instrumen (bersifat opsional)
21

3.9 Alur Penelitian

Gambar 3.1. Alur penelitian


22

DAFTAR PUSTAKA

Achmadi. 2010. Dasar-Dasar Penyakit Berbasis Lingkungan. Jakarta: PT. Raja


Gafindo Persada.

Anggraeni. 2010. Stop Demam Berdarah Dengue. Bogor: Cita Insan Madani.

Budiarto, E. 2003. Pengantar Epidemiologi. Jakarta: EGC.


23

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai