Anda di halaman 1dari 15

Strategi Pemanfaatan Sarana Prasarana

Pendidikan
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013
/12/31/strategi-pemanfaatan-sarana-
prasarana-pendidikan/
31/12/2013 Afid Burhanuddin Leave a comment

Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat urgen dalam kehidupan manusia. Dalam
kenyataannya, pendidikan telah mampu membawa manusia ke arah kehidupan yang lebih
beradab. Pendidikan juga merupakan investasi yang paling utama bagi bangsa, apalagi bagi
bangsa yang sedang berkembang. Pembangunannya hanya dapat dilakukan oleh manusia yang
dipersiapkan melalui pendidikan.

Oleh sebab itu, pendidikan harus dipersiapkan untuk menunjang pembangunan melalui
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan dalam pelaksanaannya yang diarahkan
pada proses yang tertib, teratur, dan terarah dengan media atau seni, yaitu manajemen.
Manajemen merupakan seni untuk melaksanakan pekerjaan melalui orang-orang untuk mencapai
tujuan yang telah disepakati. Berdasarkan riil manajemen mampu mencapai tujuan organisasi
dengan cara mengatur orang lain. Apalagi, manajemen atau pengelolaan merupakan komponen
integral dan tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan secara keseluruhan.Alasannya, tanpa
manajemen, tidak mungkin tujuan pendidikan dapat diwujudkan secara optimal, efektif, dan
efisien. Lembaga pendidikan yang menerapkan manajemen mutakhir bisa dikatakan merupakan
lembaga pendidikan modern.Begitu pula juka suatu lembaga atau institusipendidikan dikatakan
maju apabila mempunyai sarana dan prasarana pendidikan yang memadai berkaitan dengan
proses pendidikan ataupun akademik, baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Dalam
hal ini, yang berkaitan langsung dengan proses pendidikan, seperti gedung, kelas, media
pendidikan, meja, kursi, dan sebagainya. Sedangkan yang tidak berkaitan langsung, seperti
halaman sekolah, kebun, taman, dan jalan menuju sekolah. Sarana dan prasarana pendidikan
merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama dalam menunjang proses
pembelajaran di sekolah Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dan pendayagunaan dan
pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai.

Pengertian dan Perencanaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata perencanaan berasal dari kata rencana yang
mempunyai arti rancangan atau rangka dari sesuatu yang akan dilakukan atau dikerjakan pada
masa yang akan datang. Artinya, perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang akan
dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang digariskan. Dengan demikian, perencanaan merupakan
proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada
waktu yang akan datang, baik berkaitan dengan kegiatan-kegiatan operasional dalam pengadaan,
pengelolaan, penggunaan, pengorganisasian, maupun pengendalian sarana dan prasarana.

Berdasarkan deskripsi tersebut, pada dasarnya perencanaan merupakan suatu proses kegiatan
menggambarkan sebelumnya hal-halbyang akan dikerjakan kemudian dalam rangka mencapai
tujuan yang telah ditetapkan. Dalam hal ini, perencanaan yang dimaksud adalah marinci
rancangan pembelian, pengadaan, rehabilitasi, distribusi, atau pembuatan peralatan., dan
perlengkapan sesuai dengan kebutuhan.

Sarana pendidikan, yaitu perlengkapan yang secara langsung dipergunakan untuk proses
pendidikan, seperti meja, kursi, kelas, dan media pengajaran. Prasarana pendidikan ialah fasilitas
yang secara tidak langsung menunjang jalannya proses pendidikan, seperi halaman, kebun, dan
taman. Sarana dan prasarana pendidikan juga sering disebut dengan fasilitas atau perlengkapan
sekolah. Manajemen perlengkapan sekolah juga dapat diartikan sebagai proses kerja sama
pendayagunaan semua perlengkapan pendidikan secara efektif dan efisien.

E. Mulyasa menegaskan bahwa sarana pendidikan adalah pealatan dan perlengkapan yang secara
langsung dipergunakan dan menunjang proses pendidikan,khususnya proses belajar mengajar,
seperti gedung, ruang kelas, meja, kursi, serta alat-alat dan media pengajaran. Sedangkan yang
dimaksud prasarana pendidikan adalah fasilitas yang secara tidak langsung menunjang jalannya
proses pendidikan, seperi halaman, kebun, dan taman, dan sekolah, tetapi jika dimanfaatkan
secara langsung untuk proses belajar mengajar, seperti taman sekolah untuk pengajaran biologi,
halaman sekolah, sebagai sekaligus lapangan olahraga, komponen tersebut merupakan sarana
pendidikan. Hadari Nawawi mendefinisikan manajemen pembekalan sebagai usaha pelayanan
dalam bidang material dan fasilitas kerja lainnya bagi personal dalam satuan kerja di lingkungan
suatu organisasi guna meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja.

Pada dasarnya, tujuan diadakannya perencanaan sarana dan prasarana pendidikan prasekolah
adalah (1) untuk menghindari terjadinya kesalahan dan kegagalan yang tidak diinginkan; dan (2)
untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaannya. Salah rencana dan
penentuan kebutuhan merupakan kekeliruan dalammenerapkan kebutuhan sarana dan prasarana
yang kurang/ tidak memamndang kebutuhan ke depan, dan kurang cermat dalam menganalisis
kebutuhan sesuai dengan dana yang tersedia dan tingkat kepentingan.

Secara umum, perencanaan sarana dan prasarana pendidikan bertujuan untuk memberikan
layanan secara profesional di bidang sarana dan prasarana pendidikan dalam rangka
terselenggaranya proses pendidikan secara efektif dan efisien. Secara rinci, tujuannya adalah
sebagai berikut :

1. Untuk mengupayakan pengadaan sarana dan parasarana pendidikan melalui sistem


perencanaan dan pengadaan yang hati
hati dan sesama. Sarana dan prasarana pendidikan yang didapatkan diharapkan
berkualitas tinggi, sesuai dengan kebutuhan, dan dengan dana yang efisien.
2. Untuk mengupayakan pemakaian sarana dan prasarana secara tepatdan efisien.

3. Untuk mengupayakan pemeliharaan sarana dan prasarana sehingga keberadaannya selalu


dalam kondisi siap pakai dalam setiap saat.

Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan dilakukannya perencanaan sarana dan prasarana
pendidikan persekolahan, yaitu : (1) dapat membantu dalam menentukan tujuan; (2) meletakkan
dasar-dasar dan mentukan langkah-langkah yang akan dilakukan; (3) menghilangkan
ketidakpastian; dan (4) dapat dijadikan sebagai suatu pedoman atau dasar untuk melakukan
pangawasan, pengendalian, dan penilaian agar nantinya kegiatan dapat berjalan secara efektif
dan efisien. Inti manajemen sarana dan prasarana pendidikan ini adalah tugasnya untuk mengatur
dan menjaga sarana dan prasarana pendidikan agar memberikan konstribusi secara optimal dan
berarti pada jalannya proses pendidikan.

Dalamperencanaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan, ada beberapa persyaratan


yang harus diperhatikan sebagai berikut.

1. Perencanaan pengadaan sarana dan prasaranapendidikan persekolahan harus dipandang


sebagai bagian integral dari usaha peningkatan kualitas proses belajar mengajar.

2. Perencanaan harus jelas. Untuk mencapai hal tersebut, kejelasan suatu rencana dapat
dilihat pada :

1. Tujuan dan sasaran atau target yang harus dicapai serta ada penyusunan perkiraan
biaya/harga keperluan pengadaan.

2. Jenis dan bentuk tindakan/kegiatan yang akan dilaksanakan.

3. Petugas pelaksana, misalnya guru, karyawan, dll.

4. Bahan dan peralatan yang dibutuhakan

5. Kapan dan dimana kegiatan dilaksanakan.

6. Harus diingat bahwa suatu perencanaan yang baik adalah yang realistis, artinya
rencana tersebut dapat dilaksanakan.

3. Berdasarkan atas kesepakatan dan keputusan bersama dengan pihak-pihak yang terlibat
dalam perencanaan.

4. Mengikuti pedoman (standar) jenis, kuantitas, dan kualitas sesuai dengan skala prioritas.

5. Perencanaan pengadaan sesuai dengan plafon anggaran yang disediakan.

6. Mengikuti prosedur yang berlaku


7. Mengikutsertakan unsur orangtua peserta didik.

8. Fleksibel dan dapat menyesuaikan dengan keadaan, perubahan, situasi, dan kondisi yang
tidak disangka-sangka.

9. Dapat didasarkan pada jangka pendek (1 tahun), jangka menengah (4-5 tahun ), dan
jangka panjang (10-15 tahun).

Macam-macam Sarana dan Prasarana Pendidikan

Sarana pendidikan bisa diklasifikasikan menjadi beberapa macam sarana pendidikan, yaitu
ditinjau dari sudut : (1) habis tidaknya dipakai; (2) bergerak tidaknya pada saat digunakan; (3)
hubungannya dengan proses belajar mengajar.

1. Jika ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai

Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana
pendidikan yang habis dipakai dan sarana pendidikan tahan lama.

1. Sarana Pendidikan yang Habis Dipakai

Sarana pendidikan yang habis dipakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa
habis dalam waktu yang relatif singkat, seperti kapur tulis, spidol, penghapus dan spu, serta
beberapa bahan kimia yang digunakan dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Selain itu,
ada beberapa sarana pendidikan yang berubah bentuk, misalnya kayu, besi,dan kertas karton.
Sedangkan, contoh sarana pendidikan yang berubah bentuk adalah pita mesin tulis, bola lampu,
kertas. Semua contoh tersebut merupakan sarana pendidikan yang apabila dipakai satu kali atau
beberapa kali bisa habis dipakai atau berubah sifatnya.

1. Sarana Pendidikan yang Tahan Lama keseluruhan bahan atau alat yang fdapat digunakan
secara terus-menrus dalam waktuyang relatif lama, seperti bangku, kursi, mesin tulis,
komputer, dan peralatan olahraga.

Sarana pendidikan yang tahan lama, yaitu

1. Ditinjau dari Bergerak Tidaknya Pada Saat Digunakan

1. Sarana Pendidikan yang Bergerak

Sarana pendidikan yang bergerak adalah sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindah
sesuai dengan kebutuhan pemakainnya, seperti lemari arsip, bangku, dan kursi yan bisa
digerakkan atau dipindahkan ke mana saja.
1. Sarana Pendidikan yang Tidak Bergerak

Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak, yaitu semua sarana pendidikan yang tidakbisa
ataurelatif sangat sulit untuk dipindahkan, seperti tanah, bangunan, seumur dan menara, serta
saluran air dari PDAM/semua yang berkaitan dengan itu seperti pipanya, yang relatif tidak
mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.

1. Ditinjau dariHubungannya dengan Proses Belajar Mengajar

Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis hubungannya dengan proses
belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara
langsung digunakan dalam proses belajar ,mengajar, seperti kapur tulis, spidol (alat pelajaran).
Alat peraga, alat praktik, dan media/sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru/dosen
dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan
proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor.

Adapun prasarana pendidikan dapat diklasifikasikan menjadi dua macam. Yaitu Pertama,
praarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti
ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua,
Prasarana pendidikan yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar,
seperti ruang kantor, kantin, masjid/mushola, tanah, jalan menuju lembaga, kamar kecil, ruang
usaha kesehatan, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.

Dengan demikian, manajemen sarana dan prasarana yang baik diharapkan dapat mencipatakan
sekolah yang bersih, rapi, dan indah sehingga menciptakan kondisi yang menyenangkan bagi
guru maupun peserta didik untuk berada di sekolah dalam menjalankan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) untuk meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM).Apalagi, m,asyarakat
sekarang mempunyai kepercayaan yang kuat pada manfaat ilmu pengetahuan dan teknologi
sebagai sarana untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.oleh karena itu,motiwasi orang
tua menyekolahkan anaknya kesuatu lembaga pendidikan didasari oleh amsumsi bahwa sekolah
memberikan ketrampilan dasar.orang yang tidak sekolah setidak tidaknya pandai
membaca,menulis, dan berhitang dalam setiap masyarakat modern. Selain itu, anak juga
memperoleh sejumlah pengetahuan yang membekali anak danmemperluas pandangan dan
pemahaman tentang masalah masalah dunia.

Sekolah sebagai lembaga pendidikan turut mendidik generasi muda agar hidup dan menyesuikan
diri dengan perubahan perubahan yang cepat akibat perkembangan ilmu pengetahuan dan
tegnologi.dalam hal ini, sekolah merupakan agen ofchange,yaitu sebagai lembaga pendidikan
yang menjadi wahana pengubah manusia menjadi insan paripurna.

Maka , yang perlu diperhatikan pada lembaka pendidikan seperti sekolah adalah dapat
menyediakan sarana dan prasarana di lingkungn sekolah guna menunjang pendidikan yang
beroriantasi pada ilmu pengetahuan dan tegnologi. Hal ini kaitannya dengan sarana dan
prasarana yang ada dilingkungan sekolah trsebut, apakah dapat memenuhi kebutuhan pendidikan
yang diharapkan oleh masyarakat sebagai users pendidikan.
Pengadaan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pengadaan adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyediakan semua jenis sarana dan
prasarana pendidikan persekolahan yang sesuai kebutuhan dalam rangka mencapai tujuan yang
ditetapkan. Sedangkan, Ary H. Gunawan mendevinisikan pengadaan sebagai segala kegiatan
untuk menyediakan semua keperluan barang/ benda/jasa bagi keperluan pelaksanaan tugas.dalam
konteks persekolahan , pengadaan merupakan segala kegiatan yang dilakukan dengan cara
menyediakan semua keperluan barang atau jasa berdasarkan hasil perencanaan dengan makissud
untuk menunjang kegiatan pembelajaran agar bejalan secara evektif dan evisien sesuai dengn
tujuan yang diinginkan.

Penadaan sarana dan prasarana merupakan fungsi oprasional pertama dalam menejenent satana
dan prasaran pendidikan persekolahan. Fungsi ini pada hakikatnya merupakan serangkaian
kegiatan untuk menyediakan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan sesuai dengan
kebutuhan, baik berkaitan dengan jenis dan spesifikasi,jumlah , waktu maupun tempat, dengan
harga, maupun sumber yang dipertanggungjawabkan.

Untuk mengadakan perencaan kebutuhan alat pelajaran, dapat melai tahap tahap sebagai berikut.

1. Mengadakan analisis terhadap materi pelajaran mana yang membutukan alat atau media
dalam penyampaiannya. Dari analisis materi ini, dapat `didaftar alat alat atau media apa
yang dibutuhkan. Ini dilakukan oleh dosen pengampu/guru bidang studi.

2. Apabila kebutuhan yang diajukan ternyata melampoi kemampuan daya beli atau daya
pembuatan, harus diadakan seleksi menurut skala prioritas terhadap alat alat yang
mendesak pengadaannya.

3. Mengadakan infentarisasi terhadap alat atau media yang telah ada . alat yang sudah ada
perlu dilihat kembali, lalu mengadakan re-infentarisasi. Alat yangperlu diperbaiki atau
diubah disendirikan untuk diserahkn kepada orang yang dapat memperbaiki.

4. Mengadakan seleksi terhadap alat pelajaran atau media yang masih dapat dimanfaatkan,
baik dengan reparasi atau modifikasi maupun tidak.

5. Mencari dana (bila belum ada). Kegiatan dalam tahap ini adalah mengadakan
perencanaan tentang bagaimana cara memperoleh dana, baik dari dana rutin maupun non-
rutin.

6. Menunjuk seseorang (bagian perbekalan)untuk melaksanaan pengadaan alat.penunjukan


ini sebaiknya mengingat beberapa hal, yaitu keahlian, kelincahan
berkomunikasi,kejujuran,dan sebagainya dan tidak hanya seorang.

Beberapa alternatif cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan tersebut
adalah sebagai berikut.
1. Pembelian

Pembelian merupakan cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan
dengan jalan sekolah membayar sejumlah uang tertentu kepada penjual atau penyalur untuk
mendapatkan sejumlah saranadan prasarana sesuai dengan kesepakatan kedua belah pihak.

1. Pembuatan sendiri

Pembuatan sendiri merupakan cara pemenuhan kebutuhan srana dan prasarana pendidikan
persekolahan dengan jalan membuat sendiri yang biasanya dilakukan oleh guru, siswa, atau
pegawai. Pemilihan cara ini harus mempertimbakan tingkat efektivitas dan efesienya apabila
dibandingkan dengan cara pengadaan sarana dan prasarana pendidikan yang sifatnya sederhana
dan murah,misalnya alat-alat peraga yang dibuat oleh guru atau peserta didik.

1. Penerimaan Hibah atau Bantuan

Penerimaan hibah atau bantuan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasaran pendidikan
persekolahan dengan jalan pemberian secara cuma-Cuma dari pihak lain.penerima hibah atau
bantuan harus dilakukan dengan membuat berikut acara.

1. Penyewaan

Penyewaan adalah cara pemenuhan kebutuhan sarana dan prasaranapendidikan persekolahan


dengan jalan pemanfaatan sementara barang milik pihak lain untuk kepentingan sekolah dengan
cara membayar berdasarkan perjanjian sewa-menyewa. Pemenuhan kebutuhan sarana dan
prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila kebutuhan sarana dan
prasarana bersifat sementara dan temporer.

1. Pinjaman.

Pinjaman merupakan penggunaan barang secara Cuma-Cuma untuk sementara waktu dari pihak
lain untuk kepentingan sekolah berdasarkan penjanjian pinjam-meminjam. Pemenuhan
kebutuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara ini hendaknya dilakukan apabila
kebutuhan sarana dan prasarana bersifat sementara dan temporer dan harus mempertimbangkan
citra baik sekolah yang bersangkutan.

1. Pendaur-ulangan

Pendaurulangan adalah pengadaan sarana dan prasarana pendidikan dengan cara memanfaatkan
barang yang sudah tidak di terpakai menjadi barang yang berguna untuk kepentingan sekolah.

1. Penukaran

Penukaran merupakan cara pemenuhan kebutuhan saranadan prasarana pendidikan dengan jalan
menukarkan sarana dan prasarana yang dimiliki dengan sarana dan prasarana yang dibutuhkan
organisasi atau instansi lain. Pemilihan cara pengadaan srana dan prasarana jenis ini harus
mempertimbangkan adanya sling menguntungkan di antara kedua belah pihak dan
sarana/prasarana yang dipertukarkan harus merupakan sarana dan prasarana yang sifatnya
berlebihan atau dipandang dan dinilai sudah tidak berdaya guna lagi.

1. Perbaikan atau rekondisi

Perbaikan merupakan cara pemenuhan sarana dan prasarana pendidikan dengan jalan
memperbaiki sarana dan prasarana yang telah mengalami kerusakan, baik dengan perbaikan satu
unit sarana dan prasarana maupun dengan jalan penukaran instrumen yang baik di antara
instrumen sarana dan prasarana yang rusak sehingga instrumen-ibstrumen yang baik tersebut
dapat disatukan dalam satu unit atau beberapa unit, dan pada akhirnya satu atau beberapa unit
sarana dan prasarana tersebut dapat dioperasikan atau difungsikan.

Dalam pengadaan barang, baik yang dilakukan sendiri oleh sekolah maupun dari luar sekolah,
hendaknya dapat dicatat sesuai dengan keadaan dan kondisinya. Hal itu dimaksudkan sebagai
upaya pengecekan serta melakukan pengontrolan terhadap keluar masuknya barang/sarana dan
prasarana milik sekolah. Catatan tersebut dituangkan dalam format pengadaan sarana dan
prasarana pendidikan yang disajikan dalam bentuk tabel sebagai rujukan bagi sekolah dalam
melakukan aktivitas pengadaan sarana dan prasarana untuk sekolah.

Inventarisasi/Pencatatan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Inventarisasi/pencatatan merupakan kegiatan permulaan yang dilakukan pada saat serah terima
barang yang harus diselenggarakan oleh pihak penerima. Inventarisasi dilakukan dalam rangka
usaha penyempurnaan pengurusdan pengawasan yang efektif terhadap barang-barang milik
negara maupun swasta.

Secara khusus, inventarsisasi dilakukan dengan tujuan-tujuan sebagai berikut :

1. Untuk menjaga dan menciptakan tertib administrasi sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu sekolah.

2. Untuk menghemat keuangan sekolah, baik dalam pengadaan maupun untuk pemeliharaan
dan penghapusan sarana dan prasarana sekolah.

3. Sebagai bahan atau pedoman untuk menghitung kekayaan suatu sekolah dalam bentuk
materiil yang dapat diniliai dengan uang.

4. Untuk memudahkan pengawasan dan pengendalian sarana dan prasarana yang dimiliki
oleh suatu sekolah.

Daftar inventarisasi barang yang disusun dalam suatu organisasi yang lengkap, teratur, dan
berkelanjutan dapatmemberikan manfaat, yakni sebagai berikut.
1. Menyediakan data dan informasi dalam rangka menentukan kebutuhan dan menyusun
rencana kebutuhan barang.

2. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam pengarahan


pengadaan barang.

3. Memberikan data dan informasi untuk dijadikan bahan/pedoman dalam penyaluran


barang.

4. Memberikan data dan informasi dalam menentukan keadaan barang (tua,rusak,lebih)


sebagai dasar untuk menetapkan penghapusannya.

5. Memberikan data dan informasi dalam rangka memudahkan pengawasan dan


pengendaliam barang.

Adapun kegiatan inventarisasi sarana dan prasarana pendidikan meliputi dua hal, yaitu
pencatatan perlengkapan dan pembuatan kode barang.

1. Pencatatan Perlengkapan

Tugas pengelola ialah mencatat semua perlengkapan yang ada atau yang dimiliki oleh lembaga
dalam buku inventaris, baik itu barang yang bersifat inventaris maupun non inventaris. Barang
inventaris, seperti meja, bangku,papan tulis, dan sebagainya. Sedangkan, barang non inventaris,
seperti barang-barang yang habis dipakai, misalnya kapur tulis, karbon, kertas, dan sebagainya.

Pelaksanaan kegiatan pencatatan atau pengaminidtrasian barang inventaris dilakukan dalam buku
induk barang inventaris, buku golongan barang inventaris, buku catatan barang non-inventaris,
daftar laporan triwulan, mutasi barang inventaris, daftar rekap barang inventaris.

1. Pembuatan Kode Barang

Kode barang merupakan sebuah tanda yang menunjukkan pemilikan barang. Sandi atau kode
yang dipergunakan melambangkan nama atau uraian kelompok/jenis barang adalah berbentuk
angka bilangan (numerik) yang tersusun menurut pola tertentu agar mudah diingat dan dikenali,
serta memberi petunjuk mengenai formulir nama yang harus dipergunakan untuk tempat
mencatat jenis barang tertentu.Di samping itu pula, penyusunan angka nomor kode ini
diusahakan agar memungkinkan dilakukan pengembangan, terutama oleh mereka yang secara
langsung menangani pencatatan barang.

Tujuannya adalah untuk memudahkan semua pihak dalam mengenal kembali semua
perlengkapan, baik dilihat dari segi kepemilikan, penanggung jawab, maupun jenis dan
golongannya.

Pemeliharaan dan Penataan Sarana Prasarana Pendidikan


Pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan adalah kegiatan untuk melaksanakan pengurusan
dan pengaturan agar semua sarana dan prasarana selalu dalam keadaan baik dan siap untuk
digunakan secara berdaya guna dan berhasil guna dalam mencapai tujuan pendidikan.
Pemeliharaan merupakan kegiatan penjagaan atau pencegahan darikerusakan suatu barang
sehingga barang tersebut kondisinya baik dan siap digunakan. Pemeliharaan mencakup segala
daya upaya yang terus-menerus mengusahakan agar peralatan tersebut tetap dalam keadaan baik.
Pemeliharaan dimulai dari pemakaian barang, yaitu dengan cara hati-hati dalam
menggunakannya. Pemeliharaan yang bersifat khusus harus dilakukan oleh petugas yang
mempunyai keahlian sesuai dengan jenis barang yang dimaksud.

Ary H. Gunawan menyatakan bahwa agar setiap barang yang kita miliki senantiasa dapat
berfungsi dan digunakan dengan lancar tanpa banyak menimbulkan gangguan/hambatan. Oleh
karena itu, barang-barang tersebut perlu dirawat secara baik dan kontinue untuk menghindarkan
adanya unsur-unsur pengganggu/perusaknya. Pemeliharaan atau perawatan adalah kegiatan rutin
untuk mengusahakan agar barang tetap dalam keadaan baik dan berfungsi baik pula. Oleh sebab
itu, jika diidentifikasi, tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ini adalah
sebagai berikut.

1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan.Hal ini sangat penting, terutama jika
dilihatdari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan


sehingga diperoleh hasil yang optimal.

3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin
dan teratur.

4. Untuk menjamin keselamatan orang tua siswa yang menggunakan alat tersebut.

Dalam pemeliharaan, ada 4 macam apabila ditinjau darisifatnya, yaitu (1) pemeliharaan yang
bersifat pengecekan, (2) bersifat pencegahan; (3) bersifat perbaikan ringan; (4) bersifat perbaikan
berat. Apabila ditinjau dari waktu perbaikannya, adadua macam, yaitu (1) pemeliharaan sehari-
hari (menyapu, mengepel lantai, dan sebagainya. (2) pemeliharaan berkala (pengontrolan
genting, pengapuran tembok, dan sebagainya). Manfaat pemeliharaan sarana dan prasarana
pendidikan sangat menunjang bagi keberlangsungan efektivitas kegiatan Belajar Mengajar
(KBM). Manfaat lain antara lain adalah sebagai berikut.

1. Jika peralatan terpelihara baik, umumnya akan awet yang berarti tidak perlu mengadakan
penggantian dalam waktu yang singkat.

2. Pemeliharaan yang baik mengakibatkan jarang terjadi kerusakan yang berarti biaya
perbaikan dapat ditekan seminim mingkin.

3. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, akan lebih terkontrol sehingga menghindar
kehilangan.
4. Dengan adanya pemeliharaan yang baik, enak dilihat dan dipandang.

5. Pemeliharaan yang baik memberikan hasil pekerjaan yang baik.

Ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam menata ruangan, antara lain sebagai berikut.

1. Suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memungkinkan semua personel tata
usaha dapat menempuh jarak yang sependek-pendeknya dalam setiap menyelesaikan
pekerjaan ketatausahaannya.

2. Bagian-bagian kantor lembaga yang memiliki tugas atau fungsi yang sama dan saling
berkaitan hendaknya ditempatkan secara berdekatan.

3. Tata ruang yang ideal pada dasarnya adalah tata ruang yang menempatkan para personel
dan alat-alatnya berdasarkan alur proses kerjaannya.

4. Kantor yang baik adalah kantor yang punya ventilasi. Oleh karena itu, meja dan perabot
lainnya harus diatur sedemikian rupa sehingga tiap bagian kantor mendapatkan cahaya
dan pertukaran udara yang cukup.

5. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memanfaatkan ruangan semaksimal
mungkin. Oleh karena itu, suatu tata ruang yang baik adalah tata ruang yang
menggunakan seluruh ruang yang ada, baik ruang lantai maupun dindingnya.

6. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang dapat dengan mudah disusun kembali bila
diperlukan.

7. Tata ruang yang baik adalah tata ruang yang memisahkan pekerjaan yang berbunyi keras
dan mengganggu pekerjaan lainnya.

Dalampenggunaan perlengkapan lembaga sekolah pun, harus memerhatikan prinsip-prinsip


efektivitas dan efisiensi.Prinsip efektivitas berarti semua penggunaan harus ditujukan semata-
mata untuk memperlancar pencapaian tujuan pendidikan. Sedangkan, prinsip efisiensi berarti
penggunaan semua perlengkapan secara hemat dan dengan hati-hati.Hal ini juga berarti bahwa
perlengkapan yang digunakan harus sesuai dengan fungsinya sehingga dapat mengurangi
kerusakan pada barang tersevut. Misalnya, penggunaan komputer yang digunakan untuk
keprluan kantor, bukan untuk yang lainnya.

Penghapusan Sarana dan Prasarana Pendidikan

Penghapusan adalah kegiatan meniadakan barang-barang milik lembaga dari daftar inventaris
berdasarkan peraturan perundang-undangan dan pedoman yang berlaku. Penghapusan sarana dan
prasarana merupakan kegiatan pembebasan sarana dan prasarana dari pertanggungjawaban yang
berlaku dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
Adapun tujuan penghapusan barang, yaitu mencegah atau membatasi kerugian terhadap barang
yang memerlukan dana besar dalam pemeliharaan, mencegah terjadinya pemborosan biaya besar
pengamanan perlengkapan yang tidak berguna lagi, membebaskan lembaga dari tanggng jawab
pemeliharaan dan pengamanan, serta meringankan beban inventarisassi. Penghapusan sarana dan
prasarana dilakukan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Penghapusan
sebagai salah satu fungsi manajemen sarana dan prasarana pendidikan persekolahan harus
mempertimbangkan alasan-alasan normatif tertentu dalam pelaksanannya. Muara
berbagaipertimbangan tersebut tidak lain adalah demi efektivitas dan efisiensi kegiatan
persekolahan.

Penghapusan sarana dan prasarana pendidikan di sekolah dilakukan bertujuan untuk hal-hal
berikut.

1. Mencegahatau sekurang-kurangnya membatasi kerugian/pemborosan biaya pemeliharaan


sarana dan prasarana yang kondisinya semakin buruk, berlebihan, atau rusak dan sudah
tidak dapat digunakan lagi.

2. Meringankan beban kerja pelaksanaan inventaris.

3. Membebaskan ruangan dari penumpukan barang-barang yang tidak dipergunakan lagi.

4. Membebaskan barang dari tanggung jaab pengurusan kerja.

Beberapa alasan tersebut yang dapat dipertimbangkan untuk menghapus sesuatu sarana dan
prasarana harus memenuhi sekurang-kurangnya salah satu syarat di bawah ini :

1. Dalam keadaan sudah tua atau rusak berat sehingga tidak dapat diperbaiki atau
dipergunakan lagi.

2. Perbaikan akan menelan biaya yang besar sehingga merupakan pemborosan.

3. Secara teknis dan ekonomis, kegunaannya tidak seimbang dengan besarnya biaya
pemeliharaan.

4. Tidak sesuai lagi dengan kebutuhan masa kini.

5. Penyusutan di luar kekuasaan pengurus barang (misalnya, barang kimia).

6. Barang yang berlebih jika disimpan lebih lama akan bertambah rusak dan tak terpakai
lagi.

7. Dicuri, terbakar dan musnah sebagai akibat bencana alam.


Adapun Suharsimi Arikunto menjelaskan bahwa barang yang dapat dihhapuskan dari daftar
inventaris harus memenuhi syarat-syarat di bawah ini.

1. Dalam keadaan rusak berat dan tidak dapat diperbaiki lagi.

2. Perbaikan akan menelan biaya besar.

3. Secara teknis dan ekonomis, kegunaan tidak seimbang dengan biaya pemeliharaan.

4. Tidak sesuai dengan kebutuhan sekarang.

5. Barang kelebihan jika disimpan dalam jangka yang lama akan rusak.

6. Ada penurunan efektivitas kerja.

7. Dicuri, terbakar atau musnah akibat bencana alam.

Adapun tahap-tahap dalam penghapusan adalah dengan cara pemilihan barang yang akan
dihapuskan, memperhitungkan faktor-faktor penghapusan dengan cara
(pelelangan,menghibahkan,membakar, dan sebagainya), disaksikan oleh atasan, dan membuat
berita acara tentang pelaksanaan penghapusan.

Ada beberapa cara dalam penghapusan saranadan prasarana pendidikan di sekolah yang salah
satunya adalah penglelangan dan pemusnahan. Pengha[pusan sarana dan prasarana pendidikan di
sekolah dengan cara lelang adalah menghapus dengan menjual barang-barang sekolah melalui
Kantor Lelang Negara. Sedangkan, cara lain adalah dengan pemusnahan. Penghapusan jenis ini
adalah penghapusan barang inventaris yang dilakukan dengan memperhitungkan faktor-faktor
pemusnahan ditinjau dari segi uang. Oleh karena itu, penghapusan dibuat dengan perencanaan
yang matang dan dibuat surat pemberitahuan kepada atasan dengan menyebutkan barang-barang
apa yang hendak disingkirkan.

Kesimpulan

Sarana dan prasarana pendidikan merupakan salah satu sumber daya yang penting dan utama
dalam menunjang proses pembelajaran di sekolah.Untuk itu, perlu dilakukan peningkatan dalam
pendayagunaan dan pengelolaannya agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai. Setiap sekolah
dituntut memiliki kemamdirian untuk mengatur dan mengururs kepentingan sekolah menurut
kebutuhan dan kemampuan sendiri serta berdasarkan pada aspirasi dan partisipasi warga sekolah
dengan tetap mengacu pada peraturan dan perundang-undangan pendidikan nasional yang
berlaku.

Pengadaan sarana dan prasarana pendidikan persekolahan adalah sebagai berikut :


1. Pembelian

2. Pembuatan sendiri

3. Penerimaan Hibah atau Bantuan

4. Penyewaan

5. Pinjaman

6. Pendaur-ulangan

7. Penukaran

8. Perbaikan atau rekondisi

Tujuan dalam pemeliharaan sarana dan prasarana pendidikan ini adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengoptimalkan usia pakai peralatan.Hal ini sangat penting, terutama jika
dilihatdari aspek biaya karena untuk membeli suatu peralatan akan jauh lebih mahal jika
dibandingkan dengan merawat bagian dari peralatan tersebut.

2. Untuk menjamin kesiapan operasional peralatan untuk mendukung kelancaran pekerjaan


sehingga diperoleh hasil yang optimal.

3. Untuk menjamin ketersediaan peralatan yang diperlukan melalui pengecekan secara rutin
dan teratur.

4. Untuk menjamin keselamatan orang tua siswa yang menggunakan alat tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Minarti Sri, Manajemen Berbasis Sekolah. 2011. Jogjakarta : AR-RUZZ MEDIA..

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. 2007. Bandung : Remaja Rosda Karya


Dari hasil observasi dan jawaban angket siswa ditemukan bahwa fasilitas
di laboratorium masih kurang lengkap, ini dilihat dari alat-alat di
laboratorium yang kurang memadai. Disamping itu penataan laboratoium
juga masih kurang baik, karena laboratorium di sekolah tersebut tidak
memiliki bak kran air dan sirkulais udara yang kurang baik. Multifungsi satu
laboratorium sebagai 3 laboratorium sekaligus yaitu lab fisika, kimia dan
biologi menyebabkan lab tersebut kurang spesifik untuk kimia.

Kegiatan praktikum disekolah masih jarang dilakukan, hanya sekitar 1 kali


dalam semester bahkan belum tentu setiap semester dilakukan. Temuan

Penggunaan media juga masih jarang dilakukan di kelas XII jurusan pertanian
SMK PABA Binjai ini bisa dilihat dari hasil angket siswa. Media yang biasanya
digunakan guru ketika pembelajaran berlangsung adalah alat peraga objek
nyata. Koleksi buku-buku di perpustakaan juga masih kurang. Bahkan buku-
buku terbitan terbaru hanya ada beberapa buah saja. Khusus untuk buku
materi ajar kimia jurusan pertanian masih kurang.

Anda mungkin juga menyukai