Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
2.1.2. Etiologi
Penyebab biasanya tidak diketahui tetapi bias terjadi karena
- kelemehan otot pada jaringan penyokong
- Meningkatnya tekanan intra abdominal seperti batuk kronik, asites, konstipasi
b. Isi
1. Omentum
2. Usus : Seluruh / sebagian lingkaran usus
3. Kandung kencing
4. Ovarium dengan / tanpa tuba fallopi
5. Apendiks
6. Divertikel meckel
7. Cairan sebagian dari asites
c. Penutup
Berasal dari lapisan dinding abdomen yang keluar melalui lubang kantung. (Mowschenson M.
Peter, 1990 hal 190)
Kanalis inguinalis lateralis dibatasi dikraniolateral oleh annulus inguinalis internus yang
merupakan bagian dari fasia tranversalis dan aponeurosis. Musculus transverses abdominalis
dimedia bawah, diatas tuberkulum pubikum kanal ini dibatasi oleh annulus inguinalis eksternus.
2.1.4. Patofisiologi
Meningkatnya tekanan
Intra abdominalis
Scrotum
Tunika vaginalis
Radiografi
Pemeriksaan endoskopi
- Pada anak-anak : bila menangis timbul benjolan pada abdomen bagian bawah dapat mencapai
srotum/ labium majus.
Mula-mula benjolan ini baik pada anak-anak maupun orang dewasa, bila berbaring benjolan
akan hilang karena isi kantong hernia masuk kembali kedalam cavum abdomen. (Bratajaya,
cetakan I)
2.1.7. Komplikasi
Komplikasi pra bedah
a. Terjadi perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia, sehingga isi hernia tidak
dapat dimasukkan kembali. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis ireponibilis.
b. Terjadi penekanan terhadap dinding hernia akibat makin banyaknya usus yang masuk. Cicin
hernia menjadi telatif sempit dan menimbulkan gangguan penyaluran isi usus. Keadaan ini
disebut hernia inguinalis lateralis inkarserata.
c. Bila inkarserata dibiarkan maka lama kelamaan akan timbul edema sehingga terjadi penekanan
pembuluh darah dan terjadi nekrosis. Keadaan ini disebut hernia inguinalis lateralis strangulate.
2.1.8 Penatalaksanaan
a. Medis
- Antasida : dosis 15-30 ml (syrup) untuk menetralkan asam lambung
- Gavison : 2-3 tablet setiap hari untuk membentuk gel alkali lambung
- Metoklopramid : 10-20 mg ( perektal) setiap hari, 4 kali setiap hari selama 16 minggu.
Menghasilkan perbaikan frekuensi dan beratnya heatburn, antiemesis, gangguan peristaltic yang
lemah dan setelah pembedahan.
- Kolinergik : 25 mg betanol 4 kali setiap hari selama 2 bulan ( supositoria ) menghasilkan
perbaikan yang nyata terhadap keluhan heatburn dan dapat mengurangi pemakaian antasida.
- Simetidin : 1,6 gr perhari selama 4 minggu ( intravena ) menghambat sekresi asam lambung
b. Keperawatan
1. Pra operasi
- Pertahankan penghisapan oksigen
- Beri posisi semi fowler
- Bantu dengan prosedur diagnostic dan pra operasi
- Jaga agar kantong visera tetap lembab
- Beri obat-obatan
- Gunakan unit penghangat overhand
- Puasakan
- Gunakan tindakan kenyamanan
2. Pasca operasi
- Gunakan perawatan dan observasi secara rutin
- Gunakan tindakan kenyamanan
- Waspadai tanda-tanda signifikan
- Lakukan perawatan pasca operasi secara rutin
2.2.Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal dalam asuhan keperawatan yang bertujuan untuk
memberikan gambaran secara terus menerus mengenai keadaan pasien. Pengkajian yang benar
dan terarah akan memudahkan dalam merencanakan tindakan evaluasi dari tindakan yang telah
dilaksanakan. Pengkajian pada pasien dilakukan secara sistemik dan berisikan informasi
subjektif dan objektif dari pasien yang diperoleh melalui wawancara dan pemeriksaan fisik.
Berdasarkan pengkajian yang didapat setelah operasi yaitu :
Aktivitas / Istirahat
Gejala : ketidak mampuan unutk melakukan aktivitas sehari-hari karena adanya luka jahit yang
terasa nyeri
Tanda : luka belum sembuh dan masih basah
Sirkulasi
Gejala : tekanan darah normal
Tanda : tekanan darah 120/80 mmHg, nadi 74 x / menit
Integritas ego
Gejala : peningkatan factor resiko
Tanda : ansietas, peka terhadap rangsangan
Makan /cairan
Gejala : tidak ada gangguan dalam pemasukan nutrisi dan cairan
Tanda : turgor kulit bagus, konjungtiva tidak anemi
Hygiene
Gejala : peningkatan kebutuhan bantuan dalam membersihkan badan
Tanda : dibantu oleh orang lain dalam mengelap badan
Pernafasan
Gejala : pernafasan normal
Tanda : tidak ada riwayat infeksi saluran nafas
Keamanan
Gejala : resiko tinggi terhadap infeksi
Tanda : luka masih basah
Interaksi social
Gejala : ketergantungan terhadap orang sekitar dalam melakukan aktifitas
Tanda : semua aktifitas dibantu oleh orang lain
2. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya luka insisi pembedahan daerah operasi
ditandai dengan luka masih basah, peningkatan suhu tubuh
Tujuan : Tidak ada infeksi
KH : Tidak ada tanda-tanda infeksi dan luka mongering
I : Periksa luka jahitan setiap hari
R:
Luka basah akan memungkinkan terjadi infeksi
I : Bersihkan luka dengan tehnik steril
R:
Menghindari terjadinya kontaminasi
I : Ganti perban setiap hari
R:
Mengurangi resiko terjadinya infeksi
I : Ukur vital sign setiap hari
R:
Adanya demam sebagai tanda adanya infeksi
I : Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian antibiotic
R:
Mencegah terjadinya infeksi
3. Retensi perkemihan berhubungan dengan nyeri, trauma, dan akibat anastesi selama
pembedahan abdomen bawah ditandai dengan abdomen mengeras, peristaltic menurun, urin sulit
untuk keluar
Tujuan : Pasien dapat berkemih tanpa kesulitan
KH : Dalam 8-10 jam pasca pembedahan pasien berkemih tanpa kesulitan dan mengeluarkan
urin sebanyak =100 ml setiap perkemihan.
I : Kaji dan dokumentasikan distensi suprapubik atau laporan pasien tentang tidak dapat
berkemih
R:
Temuan ini dapat memberikan tanda bila ada kerusakan jaringan lanjut dan perlu pemeriksaan
lebih lanjut
I : Pantau haluan urine, dokumentasikan dan laporkan berkemih sering < 100 ml
R:
Untuk mengidentifikasi indikasi kemajuan / penyimpangan dari hasil yang diharapkan
I : Kolaborasi dalam pemberian antibiotic
R:
Untuk mengatasi dan mencegah infeksi
4. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien
sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas
Tujuan : Pasien mengetahui perawatan luka setelah pembedahan
KH : Memperlihatkan rasa tenang dan nyaman
I : Terangkan tentang penyakit dan pengobatan
R:
Pasien mengerti dan mau bekerja sama
I : Beri motivasi pada pasien
R:
Agar pasien tidak cemas
I : Beri informasi tentang pengobatan
R:
Agar pasien mengetahui tentang pengobatan penyakitnya
2.4. Implementasi
Implementasi merupakan penerapan dari rencana tindakan yang telah ditetapkan pada tahap
perencanaan. Diarahkan untuk mengatasi masalah dalam pencapaian tujuan kegiatan yang
dilakukan oleh perawat bersama keluarga dan tim kesehatan lainnya. Untuk mencapai
keberhasilan, tindakan yang diberikan harus berorientasi pada standard an prinsip keperawatan.
2.5. Evaluasi
Merupakan tahap akhir dari suatu proses keperawatan atau penilaian dari proses keperawatan
yang telah dilaksanakan dimana perawat mencari kepastian keberhasilan dan juga mengetahui
sejauh mana masalah pasien dapat teratasi.
Dalam mengevaluasi akan ditemukan 4 kemungkinan yang dapat menentukan keperawatan
selanjutnya yaitu :
- Masalah pasien dapat diatasi seluruhnya
- Masalah pasien dapat diatasi sebagian
- Masalah pasien sama sekali tidak dapat diatasi
- Muncul masalah baru
Jika tujuan perawatan belum tercapai dengan baik maka perawat harus melakukan pengkajian
kembali terhadap pasien ( reassessment )
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.1.1. Identitas Pasien
Inisial pasien : Tn. I
Umur : 54 Tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa Indonesia
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Karya Perdamaian Stabat
Nama penanggung jawab
Nama : Ny. A
Umur : 48 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Tinggal Serumah
Keluarga pasien tidak ada yang mengalami penyakit seperti yang dialami pasien. Salah satu
orang tua dan mertua dari pasien sudah meninggal karena usia yang sudah tua.
2.Pola Eliminasi
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
1. BAB : 1 x sehari, konsistensi agak keras
2. BAK : 4-6 x sehari tidak ada kesukaran
b. Selama dirawat dirumah sakit
1. BAB : 1 x dalam 2 hari agak sukar
2. BAK : 3-4 x sehari agak terasa nyeri saat BAK
4.Pola Hygiene
a. Sebelum dirawat dirumah sakit
1. Mandi : 2 x sehari
2. Cuci rambut : 2 x sehari
3. Gosok gigi : 2 x sehari
b. Selama dirawat dirumah sakit
1. Mandi : 2 x sehari dilap dibantu oleh keluarga
2. Cuci rambut : tidak pernah
3. Gosok gigi : 1 x sehari
3.1.8.Pemeriksaan fisik
a. Vital sign
Temperature : 40C
HR : 74 kali permenit
RR : 24 kali permenit
TD : 120/80 mmHg
b. Kepala
Warna rambut hitam, bersih, tidak berketombe
c. Mata
Lengkap, simetris, sclera tidak ikterik, konjungtiva tidak anemis
d. Mulut
Mukosa mulut lembab, rongga dan tonsil tidak ada peradangan, gigi lengkap
e. Telinga
Simetris, tidak ada infeksi, jumlah serumen normal
f. Hidung
Simetris, tidak ada polip
g. Leher
Simetris, tidak ada pembengkakan pada kelenjar tiroid
h. Muka/ wajah
Tidak ada kelainan hanya tampak mengerutkan kening dan sesekali tampak meringis menahan
sakit
i. Abdomen
Adanya penonjolan yang mencapai ke scrotum akibat hernia
j. Genitalia
Adanya luka pada scrotum akibat pembedahan
k. Integumen dan otot
Kulit lembab, dan tonus otot menurun
l. Data psikologis
Pasien mencemaskan keadaan dirinya yang merasakan nyeri akibat bekas pembedahan dan tidak
dapat melakukan aktifitas
m. Data spiritual
Pasien taat beribadah kepada Allah SWT
3.1.9.Pemeriksaan Penunjang
Tanggal pemeriksaan jenis pemeriksaan hasil
30 april 2008 Rontgen toraks Paru-paru dan jantung normal
30 april 2008 Endoskopi Penurunan usus kedaerah
Inguinal
30 april 2008 Darah lengkap Normal
30 april 2008 Konsul paru & jantung Normal
3.1.10.Program Dokter
a. Istirahat ditempat tidur / tirah baring
b. Infus Ringer Laktat 30 gtt/menit
c. Injeksi Cefotaxim 1 gr / 12 jam
d. Injeksi Tramadol 1a / 8 jam
e. Injeksi Ulsikur 1 gr / 8 jam
f. Asam Mefenamat 3 x 1 tablet
g. B. Complex 3 x 1 tablet
h. Ciproflaxacin 2 x 1 tablet
i. Diet MB
3.2.Perencanaan
RENCANA TINDAKAN
Nama : Tn.I
Umur : 54 Tahun
Ruangan : Anggrek II
No. Diagnosa keperawatan Hasil yang diharapkan (tujuan sasaran) Rencana tindakan
rasionalisasi Paraf/ nama
1 Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit
dan luka masih basah
Nyeri teratasi
KH : Memeperlihatkan rasa nyaman, luka kering - Kaji tingkat nyeri
- Kolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotik -Untuk mengetahui skala nyeri yang
terjadi
-Pasien dapat merasa tenang dan nyaman
-Mencegah terjadinya infeksi
-Untuk mengurangi nyeri dan mencegah infeksi
2 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
Dapat melakukan aktifitas sendiri
KH : Nyeri tidak ada lagi - Bantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Ajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Ajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam -Agar kebutuhan terpenuhi
- Beri informasi tentang pengobatan -Pasien mengerti dan mau bekerja sama
Tanggal No.Dx Implementasi dan Observasi Hasil Evaluasi (perkembangan) Paraf/ nama
02-05-2008/ jam 10.00 wib-selesai 1.
2.
S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2.
S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
2.
- Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic
- Membantu pasien dalam memenuhi kebutuhannya
- Mengajarkan pasien untuk menggerakkan badannya
- Mengajarkan pasien tehnik reksasi dan napas dalam
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : MAsalah belum teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah sebagian teratasi
P : Intervensi dilanjutkan
05-05-2008/ jam 10.15-selesai 1.
2.
- Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic
S : Pasien mengatakan tidak dapat melakukan aktifitas dan takut untuk bergerak
O : Kebutuhan pasien dibantu oleh keluarga dan perawat
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
06-05-2008/ jam 10.00 wib - selesai 1. - Mengkaji tingkat nyeri
- Menciptakan lingkungan yang terapeutik
- Mengganti perban setiap hari
- Mengkolaborasi dalam pemberian analgesic dan antibiotic
S : Pasien mengatakan nyeri pada daerah operasi dan luka masih basah
O : Pasien tampak meringis menahan sakit
A : Masalah sudah teratasi
P : Intervensi dihentikan
BAB IV
PEMBAHASAN
Dalam menerapkan asuhan keperawatan pada pasien post operatif secara umum penyusun tidak
menemukan hambatan. Hal ini disebabkan sifat dan kooperatif pasien dan keluarga serta bantuan
dari perawat dan tim kesehatan lainnya. Namun penyusun menemukan kesenjangan antara
teoritis dengan kenyataan yang ditemukan pada pasien. Untuk lebih jelasnya berikut akan
dibahas sejauh mana kegiatan yang dilakukan melihat keberhasilan dan kesenjangan.
4.1.Pengkajian
Dalam pengkajian sebagian data yang ditemukan pada pasien sama dengan data yang ada pada
teoritis namun ada data yang ada pada teoritis tetapi tidak ditemukan pada kasus. Yaitu pada
pengkajian fisik adanya peningkatan suhu tubuh, tetapi dalam kasus suhu tubuh pasien normal.
4.2.Diagnosa Keperawatan
Pada teoritis dicantumkan 4 diagnosa yang dapat ditegakkan pada pasien dengan hernia
inguinalis lateralis. Sedangkan pada kasus Tn I. dari data pendukung yaitu data subjektif dan
objektif ditemukan 3 diagnosis yaitu :
a. Nyeri berhubungan dengan insisi pembedahan ditandai dengan pasien meringis menahan sakit
dan luka masih basah
b. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan nyeri ditandai dengan kebutuhan pasien dibantu oleh
keluarga dan perawat
c. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan regiment post operatif ditandai dengan pasien
sering bertanya tentang penyakitnya pada perawat dan dokter serta pasien tampak cemas
Dalam kasus ditemukan diagnosa baru yang tidak terdapat dalam teoritis yaitu diagnosa ke 2
pada kasus. Diagnosa ini dapat ditegakkan karena sangat mengganggu pasien dan dalam setiap
kegiatan yang seharusnya dilakukan pasien sendiri sekarang harus dibantu oleh orang lain.
4.3.Perencanaan
Dalam merumuskan rencana tindakan penulis tidak menemukan kesenjangan yang berarti antara
teoritis dengan kasus. Hal ini disebabkan perencanaan yang dirumuskan mengacu pada teoritis
dan perioritas masalah yang ada. Namun ada beberapa intervensi yang ada pada teoritis namun
tidak dicantumkan pada kasus karena penyusun menyesuaikan dengan keadaan pasien.
4.4.Implementasi
Implementasi dilakukan setelah rencana tindakan sesuai kebutuhan pasien dan diharapkan dalam
bentuk tindakan yang nyata dalam melaksanakan tindakan tersebut hamper semua rencana
tindakan dapat diterapkan.
4.5.Evaluasi
Semua tujuan tercapai dengan penempatan waktu yang relative sesuai dengan yang telah
ditetapkan. Keberhasilan pencapaian tujuan tersebut juga didukung oleh sikap-sikap pasien dan
keluarga yang kooperatif.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil asuhan keperawatan yang telah dilakukan terhadap pasien hernia inguinalis lateralis
pada Tn.I diruang Anggrek II RSU Dr.RM.Djoelham Binjai maka dapat diambil kesimpulan.
1. Pengkajian
Dalam melaksanakan pengkajian penulis tidak menemukan kesulitan yang berarti yang dapat
dikumpulkan, diperoleh dengan mudah karena adanya kerja sama antara pasien, keluarga dan
penyusun serta tim kesehatan lainnya.
2. Perencanaan
Untuk mengatasi masalah tersebut perlu direncanakan beberapa tindakan keperawatan dengan
menentukan tujuan dan rasionalnya dari tindakan tersebut.
3. Tindakan Keperawatan / Implementasi
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan ini sangat diperlukan kerja sama yang baik dengan
pasien, keluarga dan tim kesehatan lainnya agar pelaksanaan tindakan keperawatan ini dapat
berkesinambungan maka dalam tindakan ini dapat mendelegasikan wawancara kepada perawat
lain yang dipercaya.
4. Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan dalam menetapkan rencana tindakan untuk kasusu ini ternyata semua
masalah dapat teratasi.
5.2. Saran
Berdasarkan penerapan proses keperawatan yang dilakukan pada Tn. I diriang Anggrek II RSUD
Dr.RM.Djoelham binjai, maka penulis ingin memberikan saran yang mungkin dapat
dipertimbangkan dan berguna bagi kita semua. Diantaranya :
1. Dalam melaksanakan pengkajian, untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap dan
menyeluruh perlu ditingkatkan pendekatan secara biopsikososial, baik melalui komunikasi
maupun observasi.
2. Untuk membuat rencana tindakan yang sesuai perlu ditingkatkan dan penembangan
pengetahuan serta keterampilan yang berpatokan pada teoritis dengan menggunakan sarana dan
prasarana yang ada.
3. Dalam mengevaluasi keberhasilan tindakan yang dilakukan hendaknya berpedoman pada
tujuan dan criteria hasil yang telah disusun.
4. Diharapkan kepada pasien dan keluarga agar lebih terbuka dalam memberikan informasi yang
diperlukan serta lebih meningkatkan hubungan kerja sama terhadap tim kesehatan dan lebih
kooperatif terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang dilakukan.
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif, 2002. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, jilid 2, Media Eusculapius
FKUI, Jakarta.
Martin, Tucter Susan, 1998. Standar Praktek Keperawtan Pasien, EGC, Jakarta.
Mowschenson, M. Peter, 1990. Segi Praktis Ilmu Bedah, Edisi 2, Binarupa Aksara,
Jakarta.