Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Televisi adalah suatu media massa yang dinilai paling efektif saat ini.
Melalui sifat audio visualnya yang tidak dimilikia media massa lain,
perkembangan teknologinya yang begitu cepat dan penayangannya yang
mempunyai jangkauan yang relative tidak terbatas, televisi dapat menarik
banyak simpatik dari kalangan masyarakat luas.1
Perkembangan media informasi khususnya televisi, membuat dunia
semakin hari semakin dekat saja. Meskipun arus informasi yang mengalir
tersebut akan mempunyai dampak baik itu positif maupun negatif. Namun
hal itu tidak bias dielakanya karena perubahan jaman yang dinamis data ini.2
Tahun 1989 adalah tonggak perkembangan penyiaran (broadcasting)
di Indonesia setelah hampir 37 tahun TVRI menjadi single fighter dalam
berkiprah di dunia pertelevisian yakni dengan mengudaranya siaran televisi
swasta pertama di indonesia yaitu rajawali citra televisi indonesia (RCTI)
yang menyelenggarakan siaran terbatas. Pada awalnya TVRI adalah medium
pemerintah Soekarno yang berada pada sebuah yayasan untuk
memperkenalkan bangsa Indonesia pada dunia luar. 3
Karena tuntutan perkembangan teknologi informasi didunia maka
pemerintah Indonesia tidak ingin ketinggalan dengan melakukan terobosan-
terobosan berupa kemudahan perijinan pembangunan stasiun stasiun
televisi baru. Sebab sebelum tahun 1990-an, relatif hanya dikenal tontonan
siaran hiburan dan berita dari Televisi Republik Indonesia (TVRI). (RCTI),
Surya Citra Televisi (SCTV), Televisi Pendidikan/Keluarga Indonesia (TPI),

1 Darwanto S, Televisi Sebagai Media Pendidikan, Yogyakarta, Pustaka Pelajar,

2007, hlm.27

2 Ciptono Setyobudi. Teknologi Broadcasting Tv. Yogyakarta. Penerbit Graha Ilmu.

2006. Hlm 7.

3 Drs. Tommy Suprapto, Ms. Broadcasting. Yogyakarta. Penerbit Media Pressindo.

2006. Hlm 21.


Andalas Televisi (ANTEVE), dan Indosiar Visual Mandiri (INDOSIAR),
yang kini semuanya sudah mengudara (on air) secara nasional.4
Sejak pemerintah Indonesia membuka TVRI, maka selama 27 tahun
penotnton televisi di Indonesia hanya dapat menonton satu saluran televisi.
Barulah pada tahun 1989, pemerintah memberikan izin operasi kepada
kelompok usaha bimantara untuk membuka stasiun televisi RCTI yang
merupakan televisi swasta pertama di Indonesia.5
Produser adalah seseorang yang ditunjuk mewakili produser
pelaksana (Executive Producer) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki
oleh produser pelaksana. Oleh karena itu seorang produser harus memiliki
kemampuan berpikir dan menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan
(proposal) untuk satu program acara secara baik dan sistematis serta
mempunyai kemampuan untuk memimpin dan bekerja sama dengan seluruh
kerabat kerja dan unsur-unsur produksi yang terkait. Tugas-tugas pokok dari
seorang produser itu sendiri terdiri dari 8 bagian, yaitu:
1. Menciptakan dan mengembangkan ide untuk produksi acara televisi.
2. Membuat desain produksi.
3. Menentukan tim kreatif.
4. Menentukan satuan kerja produksi.
5. Bersama dengan pengarah acara memilih dan menentukan pengisi
acara.
6. Menyusun anggaran biaya produksi.
7. Melakukan koordinasi promosi dan publikasi.
8. Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.6
Tugas dan tanggung jawab :
1. Mencari dan mendapatkan ide berita untuk diproduksi
2. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario
film/program televisi.
3. Menyusun rancangan produksi
4. Menyusun rencana pemasaran

4 Ciptono Setyobudi. Op. cit. hlm 12

5 Drs. H. Abdul Ranchman, M Si, Dasar-Dasar Penyiaran, CV. Witra Irzani,

Pekanbaru, 2010, hlm. 10

6 Drs. Tommy Suprapto, MS. Broadcasting. Yogyakarta. Media pressindo, 2006.

Hlm 61.

2
5. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi
6. Mengawasi pelaksana produksi melalaui laporan yang diterima dari
semua departemen.
7. Bertanggung jawab atas kontrak secara hukum dengan berbagai pihak
dalam produksi yang dikelola.
8. Bertanggung jawab atas seluruh produksi
Hak Produser
1. Memilih dan menetapkan penulis scenario dan sutradara.
2. Menetapkan pemain dan kru produksi utama berdasarkan calon yang
telah ditetapkan dalam rancangan produksi dan juga berdasarkan
usulan sutradara dan manajer produksi
3. Mengarah dan memberikan pandangan (guide) kepada manajer
produksi, serta meletakan dasar-dasar strategi bagi pelaksanaan
produksi dan pengelola produksi (administrative).
4. Mendapatkan laporan dari semua department berupa progress report.
5. Berhak memberikan keputusan bila terjadi konflik di lapangan,
terutama bila produksi terganggu.
6. Memberhentikan/mengganti pemain/kruproduksi apabila terjadi
penyimpangan dalam pelaksanaan produksi tersebut yang merugikan
jalannya produksi.
7. Memberikan keputusan atas sebuah konsep kreatif sutradara yang
menyimpang dari rencana produksi.
8. Menghentikan produksi bila dalam pelaksanaan produksi terjadi
penyimpangan dari rancangan produksi yang telah disepakati.7

Pada dasarnya desain merupakan pola rancangan yang menjadi dasar


pembuatan sesuatu yang baru. Sebagai kata kerja, desain memiliki arti
proses untuk membuat dan menciptakan obyek baru. Sebagai kata benda
desain digunakan untuk menyebut hasil akhir dari sebuah proses kreatif,
baik itu berwujud sebuah rencana, proposal, atau berbentuk obyek nyata.
Sedangkan program televisi merupakan suatu rancangan kegiatan yang
disusun hingga menjadi sebuah acara yang ditayangkan oleh stasiun televisi.

7 Anton Mabruri, Manajemen Produksi Program Acara Televisi, PT. Grasindo,

Jakarta, 2013, hlm. 30

3
Masalah yang kerap terjadi pada desain program televisi adanya ketidak
samaan pendapat antara produser dan tim kreatf lainnya.
Adapun yang menjadi ketertarikan bagi peneliti bahwa dikarenakan
program dari acara WARTA RIAU terlalu mendominasi kejadian-kejadian
yang berada disekitar kota Pekanbaru, sedangkan diluar itu atau dikabupaten
lainnya masih banyak kejadian yang harus dikupas dan ditayangkan kepada
masyarakat Riau secara menyeluruh.

Kepuasan bagi pemirsanya dengan menayangkan acara yang menjadi


ungggulan masing-masing. Proses produser program ini dapat dilakukan
dengan adanya step by step agar mendapatkan penayangan berita, untuk
mengetahui proses program acara televisi maka, peneliti meneliti dan
menuangkannya dalam sebuah karya ilmiah yang berjudul ANALISIS
KERJA PRODUSER MEMBUAT DESAIN PRODUKSI PROGRAM
BERITA WARTA RIAU DI TVRI RIAU KEPRI penulis memilih
program berita WARTA RIAU karena penulis tertarik dalam program berita
ini.

B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari kesalahpahaman tentang konsep dan istilah yang
digunakan dalam penelitian ini, maka akan digunakan penegasan istilah
sebagai berikut :
1. Analisis adalah penyelidikan terhadap suatu peristiwa.8
2. Kerja Produser adalah seorang produser menyalurkan sebuah poyek
program atau film kepada seluruh pihak sambil mempertahankan
integritas, suara dan visi film tersebut.
3. Desain program televisi adalah proses pembuatan pola rancangan
dasar atau ide atau gagasan yang disusun kedalam sebuah naskah atau
script.9

8 Team Pustaka Phoenix, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Pustaka Phoenix, Jakarta

Barat, 2007, hlm. 45

4
4. Program berita adalah sebagai informasi baru tentang kejadian yang
baru , penting, dan bermakna (significant), yang berpengaruh pada
para pendengarnya serta relevan dan layak dinikmati oleh mereka.10
5. Warta Riau adalah program berita televisi yang mencakup tentang
informasi mengenai provinsi Riau.
6. TVRI Riau Kepri adalah Tv yang menayangkan program baik itu
berita dan reality show, berbagai macam kejadian dan kegiatan
seputar provinsi Riau

C. Rumusan Permasalahan
1. Identifikasi masalah
a. Bagaimana cara Kerja Produser Membuat Desain Produksi
Program Berita Warta Riau di TVRI Riau Kepri
b. Apa saja kendala yang membatasi Kerja Produser Membuat
Desain Produksi Program Berita Warta Riau di TVRI Riau Kepri
c. Apakah kerja Produser sudah maksimal dalam Program Warta
Riau di TVRI Riau Kepri
2. Batasan Masalah
Penelitian ini dilakukan mempunyai batasan terhadap masalah
yang diteliti, dalam hal ini peneliti ingin meneliti :
a. Analisis Kerja Produser Membuat Desain Produksi Program
Berita Warta Riau di TVRI Riau Kepri.
3. RumusanMasalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka penulis dapat
merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
Bagaimana Analisis Kerja Produser Membuat Desain Produksi
Program Berita Warta Riau di TVRI Riau Kepri?

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian


1. Tujuan Penelitian
Tujuan utama dari penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui apa
saja yang dilakukan produser pada proses pra produksi, produksi

9 Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi, Pinus Book Publisher,

Yogyakarta, 2007, hlm. 47

10 Helena Olii, Berita dan Informasi, Jakarta, PT Indek, 2007, hlm. 25

5
sampai pasca produksi pada program berita warta riau di TVRI Riau
Kepri.
2. Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Teoritis/Akademis
Penelitian yang membahas tentang proses kerja produser
dalam program berita warta riau di TVRI, diharapkan dapat
menjelaskan bagaimana pentingnya seorang produser dalam
suatu program televisi
b. Kegunaan Praktis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menajdikan sebagai
bahan masukkan yang berarti bagi dunia pertelevisian
Indonesia pada umumnya, dan TVRI Riau Kepri khususnya
yang menayangkan program berita yang bersifat memberikan
informasi

E. Alasan Pemilihan Judul


Adapun alasan peneliti memilih judul Analisis Kerja Produser Membuat
Desain Produksi Produksi Program Berita Warta Riau Di Tvri Riau Kepri
1. Peneliti merasa tertarik dengan program yang menyajikan berita seputar
provinsi Riau
2. Peneliti merasa tertarik dengan penerapan berita pada proses penayangan
program berita Warta Riau
3. Peneliti merasa mampu untuk melakukan penelitian ini dari segi waktu,
biaya, tempat, dan tenaga
4. Sepengetahuan penulis, judul ini belum ada yang melakukan penelitian

F. Sistematika Penulisan
BAB I : Latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan
dan kegunaan penelitian, sistematika penulisan.
BAB II : Kajian teori, kajian terdahulu, kerangka pikir.
BAB III : Jenis dan pendekatan penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
sumber data, informen penelitian, teknik pengumpulan data, validasi data,
teknik analisis data.
BAB IV : Gambara umum (subjek penelitian)
BAB V : Hasil penelitian, pembahasan
BAB VI : Kesimpulan, saran.

6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PIKIR

A. Kajian Teori
Kajian teori memuat pokok-pokok pikiran yang menggambarkan dari
sudut mana masalah penelitian akan disorot. Untuk itu, perlu disusun
kerangka teori yang akan menjadi landasan piker bagi penulis dalam
menganalisis peneelitian.

1. Televisi
Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalanya, yaitu tele (bahasa
yunani) yang berarti jauh dari visi (videre-bahasa latin) yaitu berarti
penglihatan. Dengan demikian televisi di artikan dengan melihat jauh .11
Prinsip televisi ditemukan oleh paul nipkow dari jerman pada tahun
1884, namun baru tahun 1928 Vladmir Zworkyn (Amerika Serikat)
menemukan tabung kamera atau iconscope yang bias menangkap dan
mengirim gambar ke kotak bernama televisi. Iconscope bekerja mengubah
gambar dari bentuk gambar optis ke dalam gelombang radio. Zworkyn
dengan bantuan philio fransworth berhasil menciptakan pesawat televisi

11 J.B Wahyudi, Media Komunikasi Massa Televisi, Pustaka Umum Grafiti, Jakarta,

1989, hal.49

7
pertama yang dipertunjukkan kepada umum pada pertemuan Worlds Fair
pada tahun 1939.12

2. Jenis-jenis televisi
Pada televisi terdapat jenis-jenis nya sebagai berikut :
a. Televisi Analog
Televisi yang mengodekan informasi gambar dengan memfariasikan
voltase dan frekuensi dari sinyal.

b. Televisi Digital
Televisi yang menggunakan modulasi digital dan system kompresi
untuk menyebarluarskan video, audio, dan signal data ke pesawat
pancaran udara yang merupakan hasil dari berbagai bentuk gelombang
continue.

3. Fungsi Televisi
Televisi juga mempunyai fungsi untuk mempengaruhi penonton fungsi
televisi di bagi menjadi tiga yaitu :
a. Sebagai Media Pendidikan
Televisi sebagai media pendidikan karena pesan yang ditayangkan
mengandung nilai-nilai pendidikan. Ajakan kepada penonton untuk
melakukan hal yang positif mengajak untuk taat dan ibadah dan
menyadarkan penonton dari hal-hal yang tidak baik. Walaupun banyak
tayangan televisi yang merusak nilai-nilai positif.
b. Sebagai Media Hiburan
Televisi dalam menayangkan acaranya banyak yang bersifat
menghibur penonton. Hal tersebut agar mengajak penonton untuk tidak
konflik dan sebagai media informasi, menyajikan pengetahuan pesan dan
nilai-nilai baru yang dapat diterapkan di masyar akat.
c. Sebagai Media Sosial

12 H. Abdul Rachman, Dasar-Dasar Penyiaran, CV Witra Inzani, Pekanbaru, 2010,

Hal.6

8
Televisi dpat menyampaikan pesan-pesan social yang dapat
mempengaruhi penonton supaya memiliki jiwa social. Pesan yang
disajikan mengandung sebuah upaya social, interaksi, dan imitasi.

4. Program Siaran
Proses produksi bukan pekerjaan individual tetapi pekerjaan tim. Apabila
sebuah program televisi dapat dimengerti maknanya menghibur dan pemirsa
puas menyaksikannya apresiasi kesuksesan yang harus diberikan kepadda
TIM PRODUKSI yang bekerja, bukan kepada seseorang diantaranya saja.
Walaupun pemirsa mengetahuinya orang yang popular adalah mereka yang
muncul dilayar kaca atau salah satu diantaranya.
Dalam hal perencanaan program memutuskan untuk memproduksi
sendiri program yang diinginkan, maka tugas tersebut dilakukan oleh bagian
produksi atau department produksi stasiun penyiaran.
Kata kunci untuk memproduksi atau membuat program adalah ide atau
gagasan. Dengan demikian, setiap program selalu dimulai dari ide atau
gagasan ide atau gagasan inilah yang kemudian diwujudkan melalui
produksi. Ide atau gagasan dapat berasal dari mana saja dan dari siapa saja.
Terkadang gagasan untuk membuat program dapat berasal dari media massa,
misalnya dari siaran radio, surat kabar, dan sebagainya. Media massa
memberikan ide untuk membuat program.13
Proses yang bernilai atau berbobot hanya dapat diciptakan oleh seorang
produser yang memiliki visi. Visi tumbuh dari satu acuan mendalam yang
bermuara pada orientasi, religi, dan pemikiran-pemikiran kritis atau saranan
yang dipakai untuk menampilkan materi produksi.14
Hasil produksi yang memiliki visi akan memperlihatkan ke khasan dan
keunikan dari produksi itu. Untuk menghasilkan suatu kajian yang bernilai
dan bermakna, ada empat hal yang sangat penting didalam merencanakan,

13 Morissan, Manajemen Media Penyiaran, Jakarta : kencana, hal.266

14 Juariah, Proses Produksi Program Acara Tekat Di PT Yogyakarta Tugu Televisi

(Jogja Tv), Jurnal Komunikasi

9
memproduksi, dan menyiarkan suatu acara televisi. empat hal tersebut yaitu
15
:
a. Materi Produksi
Materi produksi dapat berupa apa saja. Kejadian pengalaman, hasil
karya, benda, binatang, manusia, merupakan bahan dapat diolah
menjadi produksi yang bermutu. Tetapi semua itu masih harus
dilengkapi dengan latar belakang yang jelas. Untuk itu perlu
melakukan riset yang mendalam agar semua data yang diperlukan
lengkap sehingga mudah diolah menjadi program yang baik.
b. Sarana Produksi
Sarana produksi menjadi sarana penunjang terwujudnya ide menjadi
hasil produksi tentu saja diperlukan kualitas alat standar yang mampu
menghasilkan gambar dan suara secara bagus.
c. Biaya Produksi
Merencanakan biaya untuk setiap produksi acara tidaklah mudah. Hal
ini perlu dipikirkan sampai sejauh mana produksi itu kiranya akan
memperoleh dukungan financial dari suatu pusat produksi.
d. Organisasi Pelaksanaan Produksi
Pada suatu acara produksi televisi akan melibatkan banyak orang,
seperti pengisi acara, crew, dan fungsionalis lembaga penyelenggara
agar melaksanakan Shooting, dapat berjalan lancar perlu menyusun
organisasi pelaksanaan produksi serapi-rapinya. Karena apabila suatu
organisasi produksi tidak diatur secara rapi akan menghambat
jalannya produksi.

5. Proses Produksi Acara Berita Televisi


1. Pra produksi
Pra produksi sendiri terbagi dalam beberapa tahap, yaitu:
a. Tahap perencanaan (planning)
Mencari/mendata informasi yang masuk dari beberapa sumber media
cetal/audio visual dari dalam atau luar negeri. Mencari/mendata informs
berasal dari fakta peristiwa, pendapat realita yang sekitarnya atau dari
narasumber yang dapat dipercaya.16

15 Ibid

16 Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcast, (Bekasi:Laskar Aksara,
2011, Hlm. 62

10
b. Rapat redaksi (production meeting)
Diadakan rapat redaksi berita biasanya diadakan pagi dan sore , setiap
hari atau beberapa hari sebelum program berita on air, untuk
membicarakn atau membahas informasi yang masuk sebagai bahan
liputan berita, antara lain:
a. Mendata dan membahas seluruh informas berita yang masuk keruang
produksi.
b. Membicarakan nilai berita/news value yang akan diliput.
c. Menentukan jenis-jenis berita yang akan diliput.
Penugasan kru peliputan (program planning)
a. Menentukan/memerintah petugas reporter maupun camera person
berita yang akan melaksanakan liputan dilapangan yang dituangkan
pada daftar shooting planning
b. Memerintahkan kepada kepala redaktur untuk memantau
perkembangan peristiwa atau kejadian selama pelaksanaan tugas.
c. Mengadakan evaluasi berita-berita yang telah disiarkan, dan yang
akan disiarkan sehingga dapat mengetahui/menentukan berita mana
yang harus diikuti perkembangan isi berita selanjutnya.
2. Produksi
Persiapan produksi, sebelum melaksanakan tugas kru diharuskan
melakukan persiapan:
a. Reporter beserta kru lainnya mengadakan koordinasi, dan membahas
materi yang akan diliput.
b. Menyiapkan peralatan shooting (kamera,microphone, tape cassette,
tripod, lampu dan sebagainya.)
c. Menyiapakan transportasi (apakah menggunakan pesawat
terbang,kendaraan umum atau kendaraan dinas, paspor, tanda
pengenal, dan akomodasi lainnya)
d. Cheking peralatan khususnya kamera dan microphone, kondisi alat
tersebut apakah layak pakai
Pelaksanaan produksi
a. Melaksanakan shooting sesuai dengan persiapan produksi
sebelumnya
b. Sekembalinya dari lokasi melaksanakan shooting dilapangan.
Reporter dan camera person melakukan preview/checking hasil
shooting

11
3. Pascaproduksi
Setelah melaksanakan shooting di lapangan, kru selanjutnya
mempersiapkan pekerjaan:
a. Camera person dan reporter menyerahkan kaset/card hasil shooting
kepada news editor dengan data shooting (shooting list).
b. Proses editing
c. Membuat grafik untuk pendukung materi berita
d. Reporter membuat naskah berita yang disesuaikan dengan gambar/suara
yang dishooting (disinkronisasi)
e. Proses dubbing
f. Naskah diserahkan ke pemimpin redaksi (editor in chief)
g. Naskah yang sudah dicek oleh pimpinan redaksi selanjutnya diserahkan
kepadd editor/penata gambar atau disebtu editor berita. Dalam
pelaksanaan editing, reporter dan jruru kamera sebaiknya mendampingi
editor untuk memberitahukan gambar dan statement yang akan
ditampilkan17.
Kerja produksi televisi terdapat 20 proses yang harus dilalui, yaitu:
1. Executive Producer
Bertanggung jawab terhadap pembuatan pengembangan ide, baik
yang bersifat program regular maupun special. Executive producer
mulanya memberikan presentasi/masukan hasil olahan tim kratif ke
department programming.
2. Produser
Bertanggung jawab terhadap proses penciptaan dan pengembangan
suatu program sesuai dengan tema yang telah ditentukan dan disepakati
oleh production manager, executive produser ataupun dari management.18
3. Pengarah Acara
Seseorang yang bertanggung jwab secara teknis pelaksanaan
produksi program televisi, pengarah acara bertugas dilapangan untuk
mengendalikan produksi yang ditanganinya.
4. News Writer (Penulisan Berita)

17 Andi Fachrudin, Dasar-dasar Produksi Berita, Prenada Media Grup, Jakarta,

2012, hlm. 60.

18 Sony Set, Menjadi Perancang Program Televisi Professional, C.V Andi Offset,

Yogyakarta, 2008, Hlm. 43

12
Seseorang yang menulis, menyunting berita, menyusunnya kedalam
naskah berita, serta menyampaikan suatu pemikiran/ide terhadap suatu
peristiwa yang kreatif. Keahliannya harus mampu menggunakan bahasa
yang efektif, kalimat yang singkat, dan menarik.
5. Script Writer (Penulis Naskah)
Adalah seseorang yang bekerja membuat naskah untuk bahan siaran,
ia memiliki kemampuan mengubah ide dalam bentuk naskah yang
merupakan hasil dari sebuah imajinasi dari sebuah proses pengindraan
terhadap stimuli menjaadi suatu bentuk tulisan yang menarik dan
memiliki pesan yang baik bagi pemirsa.
6. Unit Manager
Seorang yang bertugas menyediakan kebutuhan logistic yang
diperlukan untuk setiap element produksi dan mengawasi setiap
penggunaan dana produksi, mengkoordinasi semua aktivitas produksi
dan penyiaran, menyusun dn mempertanggung jawabkan administrasi
keuangan.
7. Art Director (Penata Artistik)
Seseorang yang ahli dalam menata ruang/lokasi pengambilan gambar
sesuai dengan yang dikehendaki dalam scenario/floor plan dengan
menyiapkan gambar/visual untuk produksi siaran televisi dalam bentuk
tercetak.

8. Graphic Artist
Seseorang yang memiliki kemampuan menciptakan desain dan
menentukan variasi bentuk-bentuk visual untuk keperluan program ,
termasuk mengkreasikan bagan, grafis, title card.
9. Penata Cahaya
Seseorang yang menentukan pencahayaan untuk produksi televise
baik didalam atau diluar studio.
10. Audio/Video Engineering
Seseorang yang bertanggung jawab mengoperasikan peralatan
audio/video di stasiun televisi .
11. Technical Director
Seseorang yang bertanggung jawab berkaitan dengan teknik peralatan
produksi ketika suatu program dieksekusi, sekaligus penghubung atau

13
perantara yang prinsip antara pengarah acara dan kru teknik dalam proses
produksi
12. Reporter
Seseorang wartawan/jurnalis yang aktif bertugas mencari, mengelola
dan mengumpulkan bahan berita daru berbagai sumber informasi untuk
menulis serta melaporkannya melalui stasiun televisi tempatnya bertugas.
13. Camera Person (Juru Kamera)
Seseorang yang bertanggung jawab mengoperasikan kamera selama
produksi program siaran berlangsung
14. Sportcaster
Seseorang penyiar olahraga yang memiliki tugas dan tanggung jawab
yang sama seperti reporter.
15. Anchor (Telangkai)
Seseorang yang membawakan siaran berita, dimana tugasnya hanya
merangkai dari satu topic berita ke berita yang lainnya dengaan
membacakan lead.

16. Newscaster
Seseorang yang bertugas meliput berita, menyeleksi, mengolah dan
menyajikannya sendiri pada waktu tertentu sesuai jadwal siaran berita
yang special dipandu secara rutin.
17. Newsreader
Seseorang yang bertugas membacakan berita dari hasil liputan para
jurnalis yang sudah dirangkum redaksi. Ia boleh mengurangi atau
menambah kalimat yang akan dibacakan seizin dari produser berita
18. News Presenter
Seorang penyiar berita akan tetapi stasiun televisi yang bersangkutan
memberikan spesialisasi ulasan berita tentang topic dan bahasan khusus
yang sedang actual.
19. Editor Redaktur
Seseorang yang bertanggung jawab untuk memutuskan kebijaksanaan
umum berkaitan dengan editorial dan memproyeksikan jangka panjang.
20. Comprompter/teleprompter
Sebuah system peralatan yang merupakan sebuah alat bantu penyiar
dalam membacakan lead berita, sehingga penyiar berita tanpa tanpa
harus melihat naskah (menunduk) atau menghafalnya. Karena seluruh

14
naskah yang diketik dalam software dikomputer dapat ditampilkan pada
layar kaca disekitar lensa kamera di studio.19

6. Tinjauan tentang proses produksi acara televisi


Dalam proses produksi acara telivisi terdapat berbagai jenis program yang
dibedakan menjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya, yaitu:

1. Program informasi
Segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan
pengetahuan kepada pemirsa. Program informasi tidak hanya disajikan
dalam bentuk program berita, tapi juga berupa acara talk show yang
dalam acara tersebut berisi bincang-bincang dengan artis atau tokoh
masyarakat tertentu. Program ini juga dibedakan menjadi dua bagian
yaitu: berita keras (hard news) adalah segala informasi penting dan
menarik harus segera disiarkan oleh media karena sifatnya yang harus
segera diketahui audience
2. Prosedur Kerja Produksi Televisi
Pada saat membuat program televise seluruh profesi produser,
jurnalis, sutradara, editor dan quality control harus mengikuti
prosedur/persyaratan yang biasa dilakukan agar menghasilkan program
tv yang berkualitas. Tahapan produksi televise sebagai berikut :20
1. Preproduction planning: From Idea to Script
a. Program ideas
seluruh jenis program tekevisi yang disajikan kepada pemirsa
harus diawali dengan ide atau konsep.
b. Production model
Suatu metode untuk melihat langsung keterkaitan antara ide
yang sudah ada dan apa yang diharapkan bias terjadi pada audiensi
yang dituju

c. Program proposal

19 Andi fachrudin, dasar-dasar produksi berita, prenada media grup, Jakarta, 2012,

hlm. 60.

20 Andy fachruddin. Hlm 2.

15
Setelah mendapatkan kejelasan ide, bagaimana proses
menyampaikan pesan dapat dikemukakan. Maka langkah
selanjutnya dapat dituangkan dalam proposal.
d. Preparing budget
Jika anda seorang independent producer, tidak cukup hanya
biayauntuk naskah, pengisi acara, kru produksi, peralatan rental, dan
pascaproduksiyang dibutuhkan. Independent producer juga harus
memperkirakan hal-hal seperti pita yang akan digunakan, peralatan
tertentu, property yang digunakan, makanan, honor kru, asuransi,
dan sewa lokasi shooting.
Pada saat bertemu dengan klien, independent producer lebih
baik memaparkan biaya dalam tiga tahapan, yaitu : praproduksi,
produksi dan pasca produksi.
e. Presenting the proposal
Sekarang proposal anda sudah siap untuk dipresentasikan.
Jika anda seorang independent producer, klien harus puas dengan
proposal yang disodorkan. Jika anda bekerja disebuah stasiun TV,
maka proposal bias langsung diserahkan kepada eksekutif produser
di institusi atau stasiun televise untuk disetujui.
f. Writing the script
jika seorang produser tidak menulis langsung script atau
naskah programnya, maka produser tersebut harus memperkerjakan
seorang penulis naskah. Tetapi ingat, penulis naskah harus bias
menerjemahkan ide yang ada dikepala sang produser21
2. Preproduction Planning : Coordination
Apabila langkah diatas diyakini sudah benar, maka anda bias mulai:
(1) mengumpulkan kru produksi (2) menyiapkan peralatan shooting,
kostum, dan property yang dibutuhkan (3) menetapkan jadwal produksi
(4) menyelesaikan masalah perizinan serta (5) publikasi dan promosi.
a. Schedules
Produser harus menetapkan orang-orang yang terlibat di
dalam produksi program acara untuk melakukan apa, kapan, dan
dimana. Buatlah jadwal serealistis mungkin dan berpegang
teguhlah pada jadwal yang sudah disepakati. Seorang prduser

21 Andy fachruddin. hlm 5

16
akan kesulitan akibat teledor masalah waktu, pengaturan jadwal
yang baik sangat mendukung suksesnya produksi berjalan dengan
baik.

b. Permits and clearances


Sebagian besar produksi melibatkan sarana umum yang tidak
punya hubungan dengan stasiun televise, dimana tempat produser
atau pengisi acara/pemain bekerja.
c. Promotion
Bekerjasama dan berkonsultasi dengan bagian promosi adalah
solusi terbaik untuk masalah ini. Melakukan promosi merupakan
langkah vital sehingga program yang berkualitas diketahui orang
banyak.
3. Line Producer: Host and Watchdog
Setelah poin-poin diatas telah dipenuhi, maka seorang produser
dapat menghubungi Line Producer agar dia bias mengambil alih tugas.
Line Producer adalah penanggung jawab harian produksi yang
dilakukannya. Mengurusi berbagai keperluan yang berkaitan dengan
produksi
3. Program Siaran
a. Produksi berita televisi
Departemen produksi atau redaksi stasiun berita televisi pada umumnya
telah memiliki desain produksi program berita sesuai dengan target audiensi
dan target market yang telah dirancang oleh tim kreatif. Fungsi dari tim
kreatif adalah mendisain setiap program televisi berdsarkan tren yang
berkembang sesuai visi dan misi dari stasiun televise tersebut.
b. Produksi nonberita televisi
Tahapan produksi televisi dalam arti yang luas dengan tujuan mencari
keuntungan sebesar-besarnya adalah meliputi aspek pemasaran, yaitu:
segmentasi (struktur audiensi), target (seleksi/menjangkai), positioning
(pencitraan produk pada otak audiensi), diferensiesi (focus kekuatan pada
suatu program), parameter rating, share dan strategi penetapan tariff (rate
card).

17
Tim Inti Produlsi Televisi (Berita dan Nonberita)22

Penanggung jawab produksi

Eksekutif produser

Produser

Pengarah acara Pengarah teknik Pengarah Penulis naskah

7. Teori Gatekeeper artistik


Dalam penelitian ini penulis mengambil teroi gatekeeper, sebagai acuan
yang mendasar dalam penulisan skripsi ini. Istilah gatekeeper ini pertama kali
dikenalkan oleh Kurt Lewin dalam bukunya Human Relation (1947), seorang
ahli psikologi dari Australia pada tahun 1947, kata tersebut merupakan sebuah
istilah yang berasal dari lapangan sosiologi, tetapi kemudian digunakan dalam
lapangan penelitian komunikasi massa. 23 John R, Bittner dalam mengistilahkan
gatekeeper sebagi individu-individu atau kelompok yang mamantau arus
komunikasi dalam saluran komunikasi massa. Jika diperluaskan maknanya
maka gatekeeper disebut sebagai orang yang berperan penting dalam media
massa cetak dan elektronik. Dengan demikian mereka yang disebut gatekeeper
antara lain produser, reporter, editor berita, atau orang lain di alam media massa
yang menentukan arus informasi yang di sebarkan. Semua saluran media massa
mempunyai sejumlah gatekeeper. mereka memainkan peranan dalam beberpa
fungsi. Mereka dapat menghapus pesan mereka bahkan bisa memodifikasi dan
menambah pesan yang kan di sebar,merekapun bisa menghentikan sebuah
informasi dan tidak membuka pintu gerbang (gate) bagi keluarnya informasi

22 Drs. Tommy Suprapto,MS. Broadcasting. Yogyakarta. Media Pressindo, 2006.

Hlm 60

23 Nurudin M Si, Pemgamtar Komunikasi Massa, Rajawali Pers, Jakarta, 2007,

hlm.118

18
yang lain. Beberapa hal yang dapat mempengaruhi hasil dari seorang atau
kelompok gatekeeper, yaitu ;

1. Kebijakan Perusahaan

Setiap perusahaan biasanya memiliki aturan-aturan pada hasil gambar yang


akan di tayangkan, karena hal tersebut dapat menjadikan idientitas suatu
perusahahan media massa, oleh karena itu, hasil seorang produser mengikuti
kebijakan perusahaan, jadi seorang gatekeeper akan menyesuaikan diri dengan
medianya 24

2. Pengaruh Budaya

Norma dan asas yang berlaku di masyarakat Indonesia bisa menjadi alasan
seorang gatekeeper msaenjalankan fungsinya, terutama seorang produser bisa
menghapus, mengedit atau menyensor gambar-gambar dengan masyarakat, 25

3. Fakta dilapangan

Seorang produser bisa menyuruh reporter yang bertugas di lapangan untuk


menambahkan data-data yang di perlukan sebelum disiarkan, dengan demikian
gatekeeper mempunyai fungsi sebgai berikut :

a. Menyiarkan informasi

b. Untuk membatasi informasi dengan mengeditnya sebelum

c. Untuk memperluas kuantitas informasi dengan menambahkan fakta dan


pandangan lain

d. Untuk menginterpretasikan informasi

24
Ibid, hlm. 123

25 Ibid, hlm. 124

19
8. Metode Gatekeeper

Metode teori gatekeeper adalah (M1,M2,M3) yang diterima dari sumber


yang berbeda-beda (S1,S2,S3) penapis informasi berfungsi sebagai penyeleksi
pesan-pesan yang akan di komunikasikan26. Dalam peneitian ini S1,S2,S3 adalah
sumber-sumber informasi M1,M2, dan M3 merupan pesan atau informasi yang
kan di oleh produser, produser berperan sebagi Gatekeeper yang akan menyaring
informasi-informasi yang masuk untuk diolah agar layak siar, karena R1,R2 dan
R3 menjadi audience dari informasi yang akan di sampaikan.

B. Kajian Terdahulu
1. Dari peneliti terdahulu Surakarta, 4 juli 2011 yang ditulis dalam skripsi
Dina Prasiwi dari universitas sebelas maret (Proses Kerja Reporter Dan
Produser Dalam Program Pawartos Enjing Di PT. Yogyakarta Tugu Televisi
Jogja Tv), rumusan masalanya dikarenakan penulis ingin mengetahui proses
berkembangnya stasiun televisi mulai dari awal sampai nantinya
berkembang menjadi stasiun televisi nasional seperti stasiun televisi
nasional lainnya yang sudah lebih dulu berkembang. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatis deskriptif, data yang
didapat melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Hasil dari
penilitian ini penulis sudah mendapatkan cukup banyak pengalaman didunia
kerja secara langsung, khususnya di dunia broadcasting yang sebelumnya
belum pernah penulis dapatkan dibangku perkuliahan. Skripsi ini bertujuan
untuk mengetahui proses kerja reporter dan produser, Kesimpulan dari
penelitian yang dilakukan oleh dini prasiwi salah satunya adalah seorang
produser berperan sangat penting dalam pelaksanaan suatu program yang
akan ditayangkan dalam sebuah televisi. Produser harus bisa cekatan dan
juga harus bias menghandle masalah apapun yang terjadi dalam produksi
program televisi.

26 Ibid, hlm.129

20
Kerangka pikir
Dari latar belakang kerangka teoritis maka penulis melanjutkan kerangka
pikir sebagai tolak ukur dalam penelitian ini agar tidak terjadi penyimpangan
dan kesalah pahaman dalam melanjutkan kejenjang skripsi dan untuk memahami
penelitian ini karena merupakan bagian dari bagan alur kerja dalam mencari atau
memecahkan permasalahan terhadap penelitian, dimulai dari rumusan
permasalahan sampai mencapai tujuan dan alur pemikiran peneliti sudah didasari
landasan teori yang medukung penulis yang akan diterapkan untuk mendapatkan
sebuah gambaran

Produser

Penetapan sumber dan tahapan seleksi

Desain program

Hasil program

Untuk mengetahui penerapan desain program pada Analisis Kerja Produser


Mendesain Program Berita Warta Riau di Tvri Riau Kepri di jelaskan
indikator-indikator sebagai berikut :

Produser
Produser adalah seseorang yang ditunjuk mewakili produser pelaksana
(Executive Producer) untuk melaksanakan apa yang dikehendaki oleh produser
pelaksana. Oleh karena itu seorang produser harus memiliki kemampuan
berpikir dan menuangkan ide/pemikiran dalam satu tulisan (proposal) untuk satu

21
program acara secara baik dan sistematis serta mempunyai kemampuan untuk
memimpin dan bekerja sama dengan seluruh kerabat kerja dan unsur-unsur
produksi yang terkait

Penetapan sumber dan tahapan seleksi


Penetapan sumber adalah dimana berita-berita yang didapat produser untuk
disiarkan. Penetapan sumber bisa berasal dari orang, arsip, observasi, riset.
Tahapan seleksi disini yang dimaksud adalah ketika semua arsip berita-berita
didapat maka produser akan memilih/menyeleksi berita yang layak dan
bermanfaat untuk ditayangkan kepada khalayak.

Desain program
Proses pembuatan pola rancangan dasar atau ide atau gagasan yang disusun
kedalam sebuah naskah atau script hingga menjadi rancangan kegiatan acara
yang layak ditayangkan oleh stasiun televisi. Desain program terbagi dari
beberapa bagian :
1. Menentukan tim kreatif
2. Menentukan satuan kerja produksi
3. Menentukan dan memilih pengisi acara
4. Menyusun anggaran biaya produksi

Hasil program
setelah melaksanakan shooting dilapangan kru selanjutnya mempersiapkan
pekerjaan:
1. Melakukan koordinasi promosi dan publikasi
2. Melakukan evaluasi terhadap acara yang ditangani.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Dan Pendekatan Penelitian

1. Metode Penelitian

22
Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif bertujuan untk
menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui pengumpulan data
sedalam-dalamnya. Riset ini tidak mengutamakan besarnya populasi atau
sampling bahkan populasi atau sampling sangat terbatas. Jika data yang
terkumpul sudah mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti,
maka tidak perlu mencari sampling lain. Disini yang lebih ditekan kedalam
(kualitas) data bukan banyaknya (kuantitas) data.27

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian dilakukan di stasiun TVRI Riau Kepri yang berpusat di kota
Pekanbaru Riau, jl. Durian no 26, Pekanbaru, Riau. Adapun waktu penelitian
dilakukan selama 2 bulan sejak bulan November s/d desember 2015

3. Subjek dan Objek Penelitian


Subjek penelitian ini adalah Produser TVRI Riau Kepri. Objek peneliti
ini adalah program berita Warta Riau mulai dari awal siaran sampai akhir
siaran

4. Sumber Data
a. Sumber Data Primer
Data primer menurut Widoyoko merupakan data yang diperoleh dari
sumber pertama, atau dengan kata lain data yang pengumpulannya
dilakukan sendiri oleh peneliti secara langsung seperti hasil wawancara.
Jadi peneliti menggunakan hasil wawancara serta dokumen-dokumen
yang dikeluarkan dari TVRI Riau Kepri
b. Sumber Data Sekunder
Sumber data sekunder menurut Widoyoko merupakan data yang
diperoleh dari sumber data kedua. Data sekunder merupakan data
penunjang yang digunakan untuk menunjang penelitian.

5. Informan Penelitian
a. Informan Kunci

27 Rachmat Kriyanto, Teknis Praktisi Riset Komunikasi, penerbit Kencana, Jakarta,

2006, hlm. 56

23
Informan penelitian merupakan pelaku atau subjek yang bertindak
sebagai professional di dalam bidangnya28. Dalam pengumpulan data,
peran informan sangat penting karena informasi yang dimiliki oleh
informan sangat dibutuhkan untuk menjawab penelitian ini, maka penulis
memilih secara purposif beberapa informan yang memiliki informasi
yang akurat. Adapun informan dalam penelitian adalah 2 orang, yaitu
Produser dan Editor.

b. Informan Pendukung
Pihak-pihak yang bertindak sebagai fokus pelengkap dalam
wawancara dan dapat memberikan informasi pelengkap yang dapat
membantu peneliti untuk memahami objek yang diteliti. Sedangkan yang
menjadi informan pelengkap dari penelitian ini adalah Kameramen,
Asisten Produksi dan Audioman.
6. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Obeservasi menurut Widoyoko, sebagai pengamatan dan pencatatan
secara sistematik terhadap unsur-unsur yang Nampak dalam suatu gejala
pada objek penelitin. Unsur-unsur yang Nampak itu disebut dengat data
atau informasi yang harus diamati dan dicatat secaara benar dan lengkap.
Metode ini digunakan untuk melihat dan mengamati secara langsung
keadaan dilapangan agar peneliti memperoleh gambaran yang lebih luas
tentang permasalahan yang diteliti.29 Adapun observasi yang akan
dilakukan adalah dengan melihat langsung kegiatan prses kerja produser
dari on air nya program acara warta riau hingga selesai.
b. Wawancara

Menurut Widoyoko, wawancara merupakan proses tanya jawab atau


dialog secara lisan antara pewawancara (interviewer) dengan responden
28 Rosady Ruslan, Metode Public Relations dan Komunikasi,(Jakarta : PT Raja

Grafindo Persada, 2013, hlm. 232

29 Eko Putro Widoyoko, Teknik Penyusunan Instrument Penelitian, (Yogyakarta:

Pustaka Pelajar, 2012), hlm. 46

24
atau orang yang di interviewe (interviewee) dengan tujuan untuk
memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.30 Adapun
wawancara yang dilakukan yaitu kepada produser program berita warta
riau di TVRI kepri riau.

c. Dokumentas

Menurut Widoyoko, dokumentasi merupakan suatu cara


pengumpulan data yang dilakukan dengan menganalisis isi dokumen
yang berhubungan dengaan masalah yang diteliti. Dalam arti sempit
dokumen berarti barang-barang atau benda-benda tertulis, sedangkan
dalam arti yang lebih luas, dokumen bukan hanya yang berwujud tulisan
saja tetapi dapat berupa benda-benda peninggalan seperti prasasti dan
symbol-simbol lainnya.31 Dokumentasi yang akan dilakukan adalah
dengan mengambil gambar atau foto-foto yang dapat mewakili gambar
kegiatan yang berhubungan proses kerja produser program berita warta
riau.

7. Validitas data
Dalam penelitian kualitatif menurut Pujileksono, instrument utamanya
adalah manusia, karena itu yang diperiksa adalah keabsahan datanya. Untuk
menguji kredibilitas data penelitian peneliti menggunakan teknik
triangulasi.32 Triangulasi data adalah sebagai gabungan atau kombinasi
berbagai metode yang dipakai untuk mengkaji fenomena yang saling terkait

30 Ibid., hlm. 40

31 Ibid., hlm. 49.

32 Sugeng Pujileksono, Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Malang: Intrans

Publishing. 2015), hlm. 144.

25
dari sudut pandang dan perspektif yang berbeda pada saat mengumpulkan
dan menganalisis data. Triangulasi meliputi 4 hal, yaitu:
1. Triangulasi metode
Triangulasi metode dilakukan dengaan cara membandingkan informasi atau
data dengaan cara metode yang berbeda
2. Triangulasi antar peneliti
Triangulasi antar peneliti dilakukan manakala penelitian dilakukan secara
kelompok, dilakukan dengan peneliti yang kompeten atau ahli dibidangnya
dan bebas dari konflik kepentingan.
3. Triangulasi sumber data
Triangulasi sumber data adalah menggali kebenaran data atau informasi
melalui berbagai sumber data yang berbeda
4. Triangulasi teori
Hasil akhir penelitian kualitatif dapat berupa rumusan informasi. Informasi
selanjutnya dibandingakan dengan perspektif teori yang relevan untuk
menghindari bias individual penelitin atas temuan atau kesimpulan.
Triangulasi teori dapat meningkatkan kedalaman pemahaman asalkan
peneliti mampu menggali pengetahuan teoritik secara mendalam atas hasil
analisis data yang telah diperoleh.
Dalam penelitian kualitatif ini, peneliti menerapkan triangulasi sumbaer data
yaiutu menggali kebenaran data melalui proses wawancara observasi dan
dokumentasi.

8. Teknik Analisa Data

Menurut Miles dan Huberman dalam Pujileksono, analisis data dalam


penelitian kualitatif dilakukan pada saat pengumpulan data berlangsung dan
setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis ini
dilakukan melalui 3 tahap33, yaitu:

a. Reduksi data (data reduction)

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemutusan perhatian


melalui penyederhanaan, pengabstrakan, tranformasi data kasar yang
muncul dari catatan-catan yang tertulis di lapangan. Tahapan reduksi

33 Ibid., hlm. 152.

26
data meliputi membuat ringkasan, mengkode, menelusur tema,
membuat gugus-gugus, membuat partisi, dan menulis memo.

b. Penyajian data (data display)

Penyajian data dimaksudkan untuk memahami apa yang terjadi,


merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang dipahami dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, dsb.

c. Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and


verification)

Pekerjaan analisa data dalam hal ini adalah mengatur, mengurutkan,


mengelompokkan, memberikan kode dan mengkategorikannya. Proses
analisa data dilakukan dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari
berbagai sumber.34

BAB IV
GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Sejarah Singkat TVRI Riau-Kepri


TVRI Riau - Kepri pada awalnya merupakan stasiun produksi Pekanbaru
yang diresmikan pada tanggal 3 November 1998. Stasiun produksi Pekanbaru
merupakan stasiun produksi yang terakhir berdasarkan urutan peresmian TVRI yang
ada di pulau Sumatera. Dengan kata lain, Provinsi Riau merupakan daerah yang
paling terakhir memiliki stasiun penyiaran dan produksi diantara 7 provinsi di
Sumatera.
Siaran TVRI di Riau pada awalnya juga merupakan sektor transmisi yang
mengelola 14 stasiun pemancar yang berkekuatan 100 10.000 watt yang tersebar

34 Lexy J. Meleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2012, hlm. 280

27

27
di berbagai Kabupaten / Kota serta didukung 30 pemancar mini dengan kekuatan 10
watt di beberapa kecamatan daerah terpencil yang merelay siaran TVRI Stasiun
Pusat Jakarta.
Pembangunan sarana dan prasarana TVRI Stasiun Produksi Pekanbaru
dimulai pada tahun 1995. TVRI Stasiun Produksi Pekanbaru melaksanakan tugas
hanya memproduksi siaran dan berita yang dikirim ke TVRI Stasiun Pusat. TVRI
Stasiun Pekanbaru melaksanakan uji coba mengudara melalui sistem playback
pertama kali pada bulan Januari 1999.
Pada tahun 1999 juga dibangun sarana dan prasarana untuk melengkapi
fasilitas yang telah ada atas bantuan APBD Pemda TK.1 Riau yang meliputi ruang
pemberitaan, gudang, ruang pemancar, dan menara Galvanized 35 meter dengan
kekuatan pemancar 500 watt. Sehingga mulai November 1999 TVRI Stasiun
Produksi Pekanbaru dapat menyelenggarakan siaran local 1,5 jam yang dilaksanakan
3 kali dalam seminggu mulai pukul 16.00 17.30 WIB.
Semenjak tahun 2000 berdasarkan PP Nomor 36/2000 terjadi perubahan
status TVRI menjadi Perusahaan Jawatan (Perjan) TVRI, maka SP Pekanbaru
menjadi Perjan TVRI Pekanbaru. Sejak bulan Juli 2001 Perjan TVRI Pekanbaru
mengembangkan siarannya dari 3 kali seminggu menjadi setiap hari dan menambah
mata acara untuk program siarannya.
Pada tahun 2002, sesuai dengan PP Nomor 9/2002 TVRI berubah status
menjadi Perseroan PT TVRI, maka Perjan TVRI Pekanbaru juga berubah menjadi
PT TVRI (PERSERO) Stasiun Riau. PT TVRI Stasiun Riau menambah jam siaran
yang sebelumnya 1,5 jam menjadi 2 jam pukul 15.00 17.00 WIB.
Kemudian semenjak dikeluarkannya PP Nomor 11/2005 tentang
Penyelenggaraan Lembaga Penyiaran Publik dan PP Nomor 13/2005 tentang
Lembaga Penyiaran Publik TVRI, TVRI berubah dari PT menjadi LPP (Lembaga
Penyiaran Publik) dan mulai berlaku sejak tahun 2007 dibawah Kementrian
Komunikasi dan Informasi RI. Dengan demikian PT TVRI Stasiun Riau berubah
status lagi menjadi LPP TVRI Stasiun Riau atau dikenal TVRI Riau Kepri.
Mulai tahun 2007 program siaran TVRI Stasiun Riau mengacu pada pola
acara yang menyajikan acara-acara yang dikemas dalam bentuk dialog interaktif,
features, dunia pendidikan, paket acara budaya dan hiburan muatan local melayu
yang disiarkan secara langsung maupun playback dengan jam siaran 4 jam setiap

28
hari mulai pukul 15.00 19.00 WIB. Dan sejak tahun 2010 dengan diresmikannya
pemancar digital, TVRI Riau - Kepri bersiaran dengan sistem digital dan jumlah jam
siar menjadi 9 jam setiap hari, mulai pukul 13.00 22.00 WIB.
Sekarang TVRI Riau - Kepri dipimpin oleh Kepala Stasiun yang dibantu 3
orang Kepala Seksi dan 2 orang Kasubag dan 5 orang Kasi. Berdasarkan data
jangkauan transmisi TVRI Riau bahwa TVRI Riau - Kepri telah mampu menjangkau
lokasi hampir seluruh wilayah Riau dan Kepulauan Riau sebagai berikut:35

Tabel 4.1
Jangkauan Transmisi TVRI Riau Kepri

Satuan Jangkauan Cakupan Coverage


No Daya
Transmisi (km) (km2) Area
1 Pekanbaru 2,40 50 7,854 Kota Pekanbaru, Kampar: Kec.
Tambang, Kec. Kampar, Kec.
Siak Hulu, Siak: Kec. Tualang
2 Dumai 80 20 1,256 Kota Dumai
3 Siak 200 35 3,848 Kota Siak, Kec. Siak, Kec
Mempora, Kec Bungaraya
4 Sungai Pakning 200 35 3,848 Kec. Sei Pakning, Kec. Bukit
Batu, Kec. Bengkalis
5 Pasir Pangaraian 80 20 1,256 Kota Pasir Pangaraian, Kec.
Rambah, Kec. Rambah Samo,
Kec. Rambah Hilir
6 Selat Panjang (tidak 3,000 45 6,362 Kota Selat Panjang, Kec. Tebing
aktif) Tinggi, Kec. Rangsang, Kec
Merbau
7 Baserah 250 38 4,536 Kec. Kuantan Hilir, Kec.
Cerenti, Kec. Benai, Taluk
Kuantan

35 Dokumentasi TVRI Riau - Kepri

29
8 Batam 250 38 4,53 Pulau Batam
Pulau Batam, Karimun, Kec.
2000 65 13,266
Bintan Barat, Kota Tanjung
Pinang
9 Natuna 200 35 3,848 Kota Ranai, Kec. Bungaran
Timur
10 Terempa (tidak aktif)
11 Kijang 15 5 79 Kijang, Kec. Bintan Timur
12 Dabo 8 3 28 Kota Dabo, Kec. Singkep
13 Rengat (tidak aktif)
Jumlah 6,758 338 38,067

B. Manajemen
TVRI Riau - Kepri dikelola dengan menerapkan fungsi-fungsi manajemen
yang professional, baik pada divisi Pemasaran dan iklan maupun redaksi yang
didukung dengan tenaga rata-rata keluaran Strata satu (S1) yang mempunyai
semengat tinggi dan sumber daya manusia yang trampil, dan tangguh.

C. Visi
Terwujudnya TVRI sebagai media utama penggerak pemersatu
bangsa.Adapun maksud dari Visi adalah bahwa TVRI di masa depan menjadi aktor
utama penyiaran dalam menyediakan dan mengisi ruang publik, serta berperan
dalam merekatkan dan mempersatukan semua elemen bangsa.

D. Misi
1. Menyelenggarakan siaran yang menghibur, mendidik, informatif secara netral,
berimbang, sehat, dan beretika untuk membangun budaya bangsa dan
mengembangkan persamaan dalam keberagaman.
2. Menyelenggarakan layanan siaran multiplatfrom yang berkualitas dan berdaya
saing.
3. Menyelenggarakan tata kelola lembaga yang modern, transparan dan akuntabel.
4. Menyelenggarakan pengembangan dan usaha yang sejalan dengan tugas
pelayanan publik.
5. Menyelenggarakan pengelolaan sumber daya proaktif dan andal guna
meningkatkan pelayanan publik dan kesejahteraan pegawai.

30
E. Klasifikasi Redaksi TVRI Riau - Kepri
1. Produser
Produser yaitu pimpinan dari suatu produksi dan diatas produser ada
produser eksekutif ( kepala stasiun ) dan produser pelaksana ( kepala bidang ).

2. Reporter
Reporter yaitu orang yang bertugas melakukan liputan kelapangan (hunting
berita ataupun undangan) dan mencatat data - data yang akan dibuat menjadi naskah
suatu berita yang kemudian ditayangkan.

3. Kameraman
Kameraman yaitu orang yang bertugas mengoperasikan perangkat alat rekam
seperti kamera untuk didokumentasikan.
4. Penyiar ( new reader/ castor, host/ presenter )
Penyiar bertugas sebagai pembaca berita atau host yang membawakan suatu
jenis acara tertentu.
5. Pengarah acara ( PD/ Program Director )
1 minggu 1 kali menjadi Program Director. Pengarah acara bertanggung
jawab terhadap siaran. Pengarah acara juga menangani berita harian dan paket siaran
seperti:
a. Warta Riau
b. Akademi Dai Cilik
c. Lagu Pilihan Pemirsa
d. Rona Melayu
e. Calon Bintang.36

6. Asissten Pengarah Acara ( FD/ Floor Director )

36 Dokumentasi TVRI Riau - Kepri

31
Asissten Pengarah Acara ( FD ) bertugas membantu tugas dari Program
Director. FD bertugas memberikan kode-kode siaran langsung kepada penyiar
(Host) sebagai tanda masuk dan keluar siaran.
7. Dokumentasi (Teleprompter )
Dokumentasi bertugas menyimpan data-data seperti kaset rekaman/ video
yang telah diliput. Dokumentasi juga bertugas sebagai Teleprompter, yaitu yang
bertugas mengoperasikan jalannya teks pada computer yang dihubungkan kepada
monitor penyiar saat sedang terjadinya siaran.
8. Editor
Editor bertugas mengedit gambar hasil liputan agar terlihat bagus, dan
memprogram video yang akan ditampilkan.
9. Redaksi ( EIC )
Tugas Keredaksian Adalah sebgai berikut:
a. Melakukan penugasan liputan
b. Melakukan koreksi naskah (Struktur kalimat, penggunaan 5W+1H,
kekefektifitasan, balance beritanya).
c. Dubbing, yaitu mengedit suara dari video melalui studio dubbing sehingga
dapat dilakukan penyesuaian pada saat berita disiarkan.
d. Editing
e. Sinkronisasi
f. Mengirimkan berita ke Jakarta ( TVRI Nasional ).
g. Melakukan penyusunan berita.
10. Komputer Grafik
Komputer grafik merupakan orang yang bertugas menangani tampilan
(Layout) pada saat siaran.

F. Tugas Dan Tanggung Jawab Pelaksana Produksi


1. Produser
Produser adalah seorang yang bertanggung jawab terhadap perencanaan
suatu acara siaran. Seperti pada penjelasan awal, bahwa lima acuan siaran yang
pertama adalah ide. Ide ini dapat langsung dari produser atau dari orang lain,
selanjutnya ide ini dituangkan menjadi suatu naskah setelah sebelumnya

32
dikumpulkan data-data yang diperlukan, penulis naskah melaksanakan tugasnya
sesuai dengan format yang telah direncanakan. Seorang produser harus mempunyai
kepekaan dalam hubungannya dengan kepentingan khalayak penonton sehingga
setiap ide yang diproduksi dapat mewakili kepentingan penonton. Setelah ide
dituangkan ke dalam naskah maka produser membuat langkah-langkah berikutnya,
yaitu :
a. Merencanakan susunan artis (pengisi acara) bersama pengarah acara
(Program Director)
b. Merencanakan kegiatan
c. Merencanakan anggaran produksi yang di sesuaikan dengan rencana
kegiatan
d. Membentuk unit pelaksana produksi
e. Menyusun organisasi pelaksana
f. Merencanakan peralatan yang akan dipergunakan
g. Mengawasi setiap tahap pelaksanaan produksi sampai pada penyiaran
acara
h. Mengevaluasi hasil kerja.
2. Pengarah Acara (Director / Program Director)
Program director (Pengarah acara) adalah orang yang mempunyai profesi
untuk melaksanakan ide dari produser menjadi suatu karya audio visual. Naskah dari
produser harus dapat diterjemahkan oleh pengarah acara ke dalam suatu susunan
gambar dan suara. Pengarah acara bertugas untuk mengatur dan mengendalikan
produksi suatu acara siaran hingga pada penayangannya.
Dalam melaksanakan tugasnya, pengarah acara bertindak sebagai pimpinan
dan panutan dari seluruh kerabat kerjanya, karena itu ia harus bertindak secara
konseptual. Tugas yang kompleks dari seorang pengarah acara pada umumnya tidak
bisa ditangani sendiri, oleh karena itu pengarah acara selalu dibantu oleh asisten
pengarah acara (assistant director).
3. Technical Director (TD)
Technical Director adalah seorang yang bertanggungjawab penuh dalam
mempersiapkan segala peralatan dan tenaga teknik yang diperlukan dalam setiap

33
produksi acara siaran televisi. Ia juga selalu memberikan saran yang bersifat teknis
kepada Program Director (Pengarah Acara) pada saat pertemuan produksi.
4. Floor Director (FD)
Floor Director biasanya dirangkap oleh Assistant Director yang merupakan
wakil Pengarah Acara di dalam studio, dimana FD akan bertindak sebagai
penghubung dalam menyampaikan pesan - pesan Pengarah Acara kepada kerabat
kerja dan para artis berupa tanda - tanda saat akan di mulai dan berakhirnya suatu
adegan atau suatu acara.
5. Penata Lampu (Lighting Director)
Lighting Director bertanggungjawab terhadap keberhasilan tata cahaya di
studio baik secara artistik maupun membuat keadaan natural sesuai dengan tuntutan
naskah.
6. Penata Suara (Audio Technician)
Penata Suara yaitu petugas teknisi yang mempunyai profesi khusus mengatur
perimbangan suara dari berbagai sumber, dengan jalan melakukan perekayasaan
dalam penempatan mikrofon dan mengatur level suara melalui peralatan audio
system.
7. Switcher
Switcher bertugas untuk pergantian gambar baik atas permintaan Pengarah
Acara atau sesuai dengan shooting script yang telah disusun sebelumnya.
8. Editor Penyunting / Pemadu Gambar
Editor bertugas untuk menyeleksi, memadukan gambar dan suara sesuai
dengan naskah atau shooting script, agar gambar dan suara menjadi sinkron dan
menjadi suatu paket acara siaran sesuai dengan yang di kehendaki oleh naskah.
9. Operator Kamera (Camera Operator)
Adalah orang yang mengoperasikan kamera guna menghasilkan gambar
sesuai dengan perintah Pengarah Acara atau tuntutan shooting script. Itu sebabnya
seorang kamerawan adalah tangan kanan Pengarah Acara, karena harus selalu
berhubungan agar memudahkan untuk menginterpretasikan rasa seni yang dimiliki
oleh seorang Pengarah Acara. Seorang kamerawan harus mempunyai rasa seni,
terutama seni komposisi gambar. Dengan adanya rasa seni atau sense of art dari

34
seorang kamerawan maka akan membantu menghasilkan sebuah karya artistik
audio-visual yang tinggi.
Sebenarnya masih banyak lagi kerabat kerja lainnya yang terlibat dalam
suatu produksi acara siaran televisi seperti Penata Rias, Penata Busana, Unit
Manajer, dan lain-lain. Itu semuanya dalam pelaksanaannya di bawah kendali
Pengarah Acara. Oleh sebab itu, Pengarah Acara sebagai orang pertama dalam
pelaksanaan produksi harus memiliki kemampuan Human Relations yang baik di
dalam menghadapi kerabat kerjanya.
G. Gambar 4.2
Struktur Organisasi TVRI Riau - Kepri

35
(Sumber : TVRI Riau-Kepri)

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bab ini, penulis akan menajabarkan uraian dari data-data hasil
penelitian yang penulis lakukan dengan judul Analisis Kerja Produser
Mendesain Produksi Program Berita Warta Riau di TVRI Riau Kepri.
Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara yang dilakukan di
kantor PT. TVRI Riau yang beralamat di Jl. Durian Pekanbaru Riau. Pada Rabu
14 desember 2016 pukul 14:37 WIB.

Untuk itu teknik pengumpulan data sesuai dengan apa yang dikemukakan
dalam pendahuluan, yaitu menggunakan wawancar, observasi dan dokumentasi,
yang mana penulis langsung melihat proses produksi program Warta Riau di
TVRI Riau Kepri

Pada tahap ini penulis akan menjabarkan hasil penelitian yang didapat dari
hasil wawancara kepada informan. Yang menjadi informan pada penelitian ini
adalah bapak tri haryono selaku produser

Pada pembahasan berikut ini, data yang didapat berasal dari wawancara yang
dilakukan kepada informan yang diambil dan dipilih berdasarkan kepada
karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai sangkut pautnya dengan

36
penelitian ini. Informan yang dipilih adalah orang-orang yang mengetahui
tentang Analisis Kerja Produser Medesain Produksi Program Berita WARTA
RIAU di Tvri Riau Kepri. Penelitian yang dilakukan oleh penulis berpedoman
pada indikator-indikator yang telah ada pada bab II.

Obeservasi dilakukan dengan cara melaksanakan pengamatan secara


langsung terhadap proses pelaksanaannya dan dokumentasi merupakan salah
satu cara dalam menyelesaikan karya tulis ini yang dapat dipergunakan dalam
pengumpulan data. Dat yang diperoleh melalui dokumentasi ini berupa tulisan
atau dokumentasi lainnya yang menunjang dan dapat menambah keakuratan
data diperoleh oleh wawancara dan observasi.

Sebagaimana yang telah penulis paparkan pada bab II, untuk penulis
melakukan analisa dengan metode deskriptif kualitatif yang mana telah
dikemukakan oleh Rachmat kriyantono dalam bukunya yang berjudul Riset
Komunikasi yang mendefinisikan metode deskriptif kualitatif adalah
menggambarkan peristiwa, perilaku, atau objek tertentu lainnya. Riset kualitatif
bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan sedalam-dalamnya melalui
pengumpulan data sedalam-dalamnya.37

Wawancara ini dilaksanakan dengan cara komunikasi langsung dengan


mengajukan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan permasalahan
dalam penelitian. Wawancara ini diajukan kepada bapak tri haryono selaku
produser.

1. Penetapan Sumber dan Tahapan seleksi

Penetapan sumber dan tahapan seleksi adalah merupakan langkah awal yang
dibutuhkan seorang produser untuk mendesain produksi program berita yang
akan disajikan kepada masyarakat.

37 Kriyantono, Rachmat. Riset Komunikasi. Kencana Prenada Media Group 194-

195

37
a. Apa itu sumber
berita

Dari hasil wawancara penulis dengan Bapak Tri Haryono selaku


produser di Tvri Kepri menjawab bahwasanya

tempat atau darimana asalnya berita itu diperoleh. Bagi seorang


pencari berita atau wartawan, kegiatan pertama yang mereka lakukan
ialah mencari berita. Mereka akan mendatangi kantor polisi, rumah sakit,
pengadilan, atau instansi pemerintah maupun swasta

Dan dari hasil wawancara dengan Editor penulis juga menemukan


beberapa defenisi dari apa itu sumber berita yaitu

seorang wartawan harus memiliki sumber berita untuk dibuat atau


diolah menjadi berita yang akurat dan aktual. Pada dasarnya sumber
berita itu ada 2 (dua) 1. Peristiwa, kenapa peristiwa dijadikan sumber
berita? Karna segala sesuatu kejadian dappat dijadikan sumber untuk di
informasikan atau disiarkan dan peristiwa itu menyangkut orang bnyak.
2. Manusia, biasanya manusia diartikan sebagai sumber berita, karena ia
terlibat langsung dalam peristiwa-peristiwa itu.

b. Siapa saja yang bisa menjadi sumber berita

Dari hasil wawancara penulis dengan bapak tri haryono selaku


produser program warta riau menjawab bahwasanya

banyak sumber berita yang dapat ditemukan. Pada kenyataannya


sumber berita selalu berpangkal pada manusia. Meskipun demikian tidak
semua manusia bisa dijadikan sumber berita. Yang tepat untuk dijadikan
sumber berita adalah manusia yang terlibat langsung dengan kejadian,
manusia yang melihat langsung kejadian dan memeliki wewenang
langsung suatu masalah yang dijadikan berita. Misalnya : polisi yang
bertugas menangani langsung peristiwa kejahatan.

38
c. Dimana bisa mencari sumber berita

Dari hasil wawancara penulis dengan bapak tri haryono selaku


produser program warta riau menjawab bahwasanya

sumber berita bisa ditemukan dimana saja, tergantung topic yang


akan dijadikan berita. Misalnya saja seorang wartawan mengangkat
topic berita tentang (isu kekerasan yang dialami perempuan rokan hulu)
maka wartawan harus mencari sumber beritanya di rokan hulu dengan
tokoh-tokoh masyarakat rokan hulu.

Dan dari hasil wawancara penulis dengan editor dimana bisa mencari
sumber berita beliau menjawab bahwasanya

sumber berita bisa dicai tergantung dari kejadian atau peristiwa


apap yang terjadi dihari itu. Misalnya ada peritiwa kriminal maka
seorang wartawan akan mencari sumber beritanya di kapolda riau atau
ditempat kejadian perkara dengan mencari saksi sebagai sumber berita.

d. Kenapa seorang produser memerlukan sumber untuk mendisain program


berita

Dari hasil wawancara penulis dengan bapak tri haryono selaku


produser program warta riau menjawab bahwasanya

karena sumber berita adalah faktor-faktor penting untuk mendesain


prigram berita dan juga berguna untuk menentukan tim kreatif ataupun
tim-tim yang akan terlibat untuk sebuag desain program berita.

e. Bagaimana cara menentukan tahapan seleksi atau memilih sumber berita

Dari hasil wawancara penulis dengan bapak tri haryono selaku


produser program warta riau menjawab bahwasanya

39
dengan cara kita harus memastikan dulu apakah berita itu benar
adanya atau hanya sekedar isu belaka. Dan apakah berita itu layak untuk
disajikan kepada masyarakat. Setelah kami tim produksi berita yang
melakukan desain program memiliki banyak sumber berita kami akan
memilih berita mana saja yang faktual dan aktual yang akan dijadikan
program maka disanalah terjadinya tahapan seleksi atau memilih
sumber berita.

40
DAFTAR PUSTAKA

Darwanto, S. 2007. Televisi Sebagai Media Pendidikan. Yogyakarta : Pustaka


Pelajar

Fachrudin, Andi. 2012. Dasar-Dasar Produksi Berita. Jakarta : Prenada Media Grup

Juariah. Proses Produksi Program Acara Tekad Di PT Yogyakarta Tugu Televisi


(jogja tv). jurnal Komunikasi

Kriyantono, Rachmat. 2006. Teknik Pratisi Riset Komunikasi. Jakarta : Kencana.

Mabruri, Anton. 2013. Manajemen Produksi Program Acara Televisi. jakarta : PT.
Grasindo

Maleong J, Lexy. 2012. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : Reamaja


Rosdakarya

Morissan. 2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta : kencana

Nurudin. 2007. Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta : Rajawali pers

41
Olii, Helena. 2007. Berita dan Informasi. Jakarta : PT indek

Pujileksono, Sugeng. 2015. Metode penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang:


Intran Publishing.

Rahmawati, Indah dan Rusnandi, Dodoy. 2011. Berkarier di Dunia Broadcasting.


Bekasi : Laskar Aksara

Ranchman, Abdul. 2010. Dasar-Dasar Penyiaran. Pekanbaru : CV. Witra Irzani

Ruslan, Rosady. 2013. Metode Public Relations dan Komunikasi. Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada.

Setyobudi, Ciptono. 2006. Teknologi Broadcasting Tv. Yogyakarta : penerbitan graha


ilmu

Suprapto, Tommy. 2006. Broadcasting. Yogyakarta : penerbit ,media pressindo

Set, Sony. 2008. Menjadi Perancang Program Televisi Profesional. Yogyakarta : CV


andi offset

Team Pustaka Phoenix. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta Barat :
Pustaka Phoenix.

Widoyoko, eko putro. 2012. Teknik Penyusunan Intrumen Penelitian. Yogyakarta:


pustaka pelajar.

Wahyudi, J.B. 1989. Media Komunikasi Massa Televisi. Jakarta : Pustaka Umum
Grafiti

42

Anda mungkin juga menyukai