Laporan Mikrobiologi Sterilisasi
Laporan Mikrobiologi Sterilisasi
STERILISASI
Disusun oleh:
Nim : 1209065041
Kelompok : 5
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MULAWARMAN
2013
BAB I
PENDAHULUAN
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses yang dilakukan bertujuan
untuk mematikan semua mikrooragnisme yang ada di sebuah benda. Pensterilan terbagi
menjadi 3 cara yaitu, secara mekanik, secara kimia dan secara fisika, sterilisasi secara
mekanik adalah sterilisasi menggunakan alat, sterilisasi secara kimia adalah sterilisasi
menggunakan bahan kimia seperti alkohol dan lain lain, dan terakhir sterilisasi secara fisika
adalah sterilisasi dengan menggunakan saringan. Bila panas digunakan bersama-sama
dengan uap air maka biasa disebut sterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dilain
pihak sterilisasi kimiawi dapat dilakukuan dengan cara menggunakan gas atau radiasi
pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilisasi ( Hadioetomo, 1990 ).
Selain itu, ada pula cara sterilisasi yang dapat digunakan antara lain:
1.Sterilisasi Uap (Panas Lembab)
Sterilisasi Uap dilakukan menggunakan autoclave dengan prinsipnya memakai uap air
dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121, tekanan yang
biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi untuk
media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media
yang terlalu lama menyebabkan :
1.Penguraian gula.
2.Degradasi vitamin dan asam-asam amino.
3.Inaktifasi sitokinin zeatin riboside.
4.Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar.
Bila ada kelembapan (uap air) bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang
lebih rendah dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri
oleh uap air panas adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein
esensialorganisme.
Kondisi yang dibutuhkan untuk sterilisasi uap dengan menggunakan autoclave adalah :
1.Suhu 115,5, waktu 30 menit
2.Suhu 121,5, waktu 20 menit
3.Suhu 126,5, waktu 15 menit
Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-
bahan lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap
penembusan uap air, larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah,
penutup karet dan plastik, dan media untuk pekerjaan mikrobiologi.
1.Sterilisasi Gas
Sterilisasi gas digunakan dalam pemaparan gas atau uap untuk membunuh mikroorganisme
dan sporanya. Meskipun gas dengan cepat berpenetrasi ke dalam pori dan serbuk padat,
sterilisasi adalah fenomena permukaan dan mikroorganisme yang terkristal akan dibunuh.
Sterilisasi yang digunakan dalam bidang farmasi untuk mensterilkan bahan-bahan dan
menghilangkan dari bahan yang disterilkan pada akhir jalur sterilisasi, gas ini tidak inert,
dan kereaktifannya terhadap bahan yang disterilkan harus dipertimbangkan misalnya
thiamin, riboflavin, dan streptomisin kehilangan protein ketika disterilkan dengan etilen
oksida. Sterilisasi gas berjalan lambat waktu sterilisasi tergantung pada keberadaan
kontaminasi kelembaban, temperatur dan konsentrasi etilen oksida. Konsentrasi minimum
etilen oksida dalam 450 mg/L, 271 Psi, konsentrasi ini 85C dan 50% kelembaban relatif
dibutuhkan 4-5 jam pemaparan.
Di bawah kondisi sama 1000 mg/L membutuhkan sterilisasi 2-3 jam. Dalam pensterilan
digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida, formaldehid,
propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan
untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.
Aksi antimikrobialnya adalah gas etilen oksida mengadisi gugus SH, -OH, -COOH,-NH2
dari protein dan membentuk ikatan alkilasi sehingga protein mengalami kerusakan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi sterilisasi ini termasuk kelembaban, konsentrasi gas,
suhu dan distribusi gas dalam chamber pengsterilan. Penghancuran bakteri tergantung pada
adanya kelembaban, gas dan suhu dalam bahan pengemas, penetrasi melalui bahan
pengemas, pada pengemas pertama atau kedua, harus dilakukan, persyaratan desain khusus
pada bahan pengemas.
2.Sterilisasi dengan Radiasi
Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan/produk dan alat-alat medis yang peka
terhadap panas (termolabil) dan jika residu etilen oksida tidak diharapkan. Pengukuran
presisi dari dosis radiasi, yang tidak berhubungan dengan suhu, adalah merupakan faktor
kontrol dalam sterilisasi radiasi selama dengan waktu radiasi. Monitoring dan kotrol proses
sangat sederhana, tetapi kehati-hatian akan keamanan harus dilakukan oleh operator
sterilisasi. Prinsip sterilisasi radiasi adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung
mengenai DNA dari inti sel sehingga mikroba mengalami mutasi. Ada dua macam radiasi
yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar ) dan arus partikel kecil
(sinar dan ).
3.Sterilisasi dengan penambahan bahan kimia
Menurut Lay dan Hastowo (1992), bahan yang menjadi rusak bila disterilkan pada suhu
yang tinggi dapat disterilkan secara kimiawi dengan menggunakan gas. Bahan kimia yang
sering digunakan antara lain :
a. Alkohol, daya kerjanya adalah mengkoagulasi protein. Cairan alkohol yang umum
digunakan berkonsentrasi 70-80 % karena konsentrasi yang lebih tinggi atau lebih
rendah kurang efektif.
b. Khlor, Gas khlor dengan air akan menghasilkan ion hipokloride yang akan
mengkoagulasikan protein sehingga membran sel rusak dan terjadi inaktivasi enzim.
c. Yodium, daya kerjanya adalah bereaksi dengan tyrosin, suatu asam amino dalam emzim
atau protein mikroorganisme. Antiseptik berbasis iodium tidak tepat bila digunakan pada
sterilisasi alat medis atau gigi, karena dapat meninggalkan noda.
d. Formaldehida 8 % merupakan konsentrasi yang cukup ampuh untuk mematikan sebagian
besar mikroorganisme. Daya kerjanya adalah berkaitan dengan amino dalam protein
mikrobia. Bahan ini bekerja secara lambat dan memerlukan tingkat kelembaban relative
sekitar 70%. Formaldehide biasa dijual dalam bentuk polimer padat paraformaldehide
dalam bentuk flakes atau tablet atau dalam bentuk formalin.
e. Glutaraldehide, bahan ini bersifat non korosif dan bekerja lebih cepat daripada
formaldehid, hanya diperlukan beberapa jam untuk membunuh bakteri. Bahan ini aktif
melawan bakteri vegetatif, spora, jamur, virus yang mengandung lipid maupun yang
tidak.
f. Gas etilen oksida, gas ini digunakan terutama untuk mensterilkan bahan yang dibuat dari
plastik.
h. Natrium diklorososianurat, bahan ini berbentuk bubuk, berisi 60% klor. Diterapkan pada
tumpahan darah atau cairan yang bersifat memiliki bahaya biologi lain selama 10 menit
baru kemudian dilanjutkan dengan pembersihan yang lebih lanjut.
i. Kloramina, bahan ini berbentuk serbuk berisi 25% klor, dan hamper tidak berbau. Bahan
ini dapat digunakan untuk membasmi kuman air pada minuman. Ketika digunakan pada
konsentrasi akhir dengan hanya mengandung 1-2 mg/L klor.
j. Klor dioksida, bahan ini adalah sebuah germisida kuat dan bekerja secara cepat. Bahan
aktif ini didapat dengan cara mereaksikan asam klorida dengan natrium hipoklorit.
k. Senyawa fenolik, senyawa ini aktif melawan bakteri vegetatif dan virus lipid, namun
tidak aktif dalam melawan spora. Senyawa ini biasanya berupa Triklosan dan
Klorosilenol yang biasa digunakan sebagai antiseptik.
l. Senyawa Amonium Kuartener, banyak digunakan sebagai campuran dan juga
dikombinasikan dengan germisida lain, seperti alkohol.
m. Hidrogen peroksida dan peracis, merupakan oksidan kuat dan germisida efektif yang
berspektrum luas. Bahan ini dinilai lebih aman bagi manusia dan lingkungan daripada
klor.
Media adalah suatu bahan yang terdiri daricampuran zat-bermacam-macam cara hara
(nutrein) yangberguna untuk membiakan mikroba. Dengan mempergunakan bermacam-
macam medium dapat dilakukan isolasi.
Perbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologis dan perhitungan jumlah mikrobah supaya
mikroba dapat tumbuh lebih baik dalam suatu media, maka medium tersebut harus
memenuhi syarat-syarat antara lain:
1. Harus mengandung semua zat hara yang mudahdigunakan olehmikroba.
2. Harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan PH yang sesuai dengan
kebutuhan mikroba yang dibiakan.
3. Tidak mengandung zat-zat yangdapatmemperhambat pertumbuhanmikroba.
4. Harus berada dalam keadan steril sebelum digunakan agar mikroba yang diinginkan
dapat tumbuhdengan baik.
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
1. Autoclave
2. Labu Erlenmeyer
3. tabung Reaksi
4. Pipet Hisap
5. Cawan Petri
6. Hot Plate
7. Timbangan
8. Kapas
9. Alumunium Foil
10. Spatula
11. Batang Pengaduk
12. Stirer
13. Botol sample gelap
14. kawat ose
15. medical sterilizer
16. kertas saring
17. corong
3.1.2 Bahan
1. Aquadest
2. PDA ( Potato Dextrose Agar)
3. NA ( Nutrient Agar )
4. Kertas
5. Dexstrose
6. Agar
7. Pepton
3.2.1 Sterilisasi
1. pertama semua alat seperti labu erlenmeyer, cawan petri, yang akan disterilkan
dicuci dulu dengan sabun sampai bersih
2. setelah itu dibilas dengan aquades, lalu dikeringkan, dan setelah itu untuk cawan petri,
keseluruhannya dibungkus dengan alumunium foil, sedangkan untuk labu erlenmeyer,
cukup pada bagian mulutnya saja
3. lalu labu dan cawan petri dimasukkan kedalam oven/inkubator dengan suhu 180C
selama 3 jam
BAB IV
4.2 Pembahasan
4.2.1 Autoclave
Autoclave adalah alat yang digunakan untuk mensterilkan alat-alat yang akan digunakan
Untuk proses kimia. Alat ini terbentuk dari dari baja tebal biasanya berlapis stainless steel
atau galvanis. Autoclave dirancang dengan tutup yang sangat rapat. Kegunaan utama dari
alat ini yaitu untuk membunuh mikroorganisme yang bandel diatasi dengan pemanasan,
penurunan kadar air dan antibiotik biasa.
4.2.2 Prinsip Kerja
Prinsip kerja alat ini sama dengan prinsip kerja kukusan (alat sederhana untuk menanak
nasi) hanya saja memiliki tekanan sehingga menghasilkan panas yang lebih tinggi. Hal ini
bertujuan untuk lebih menyempurnakan proses sterilisasi. Tahap sterilisasi sebenarnya
cukup singkat yaitu dengan suhu 121C selama 15 menit. Namun waktu keseluruhan mulai
dari pemanasan awal (kenaikan suhu) sampai pendinginan (penurunan suhu) bisa mencapai
kurang lebih 2 jam-an. Yang perlu diperhatikan selama mengoperasikan alat ini adalah: tulis
siapa pengguna (nama, waktu dan lab.) sebelum memulai, selalu memakai sarung tangan
tahan panas, isilah air sesuai ukuran yang ditentukan sebelum memulai, jangan membuka
autoclave sebelum suhu dingin (dibawah 60C).
4.2.3 Fungsi Autoclave
mensterilkan alat-alat yang akan digunakan Untuk proses kimia atau membebaskan media
yang ingin dipakai dari pengaruh dan kontaminasi mikroba. Sehingga mikroba tidak
mengkontaminasi/mempengaruhi proses kimia yang akan dilakukan berikutnya
4.2.4 jenis jenis Autoclave
gravity displacement autoclave
Udara dalam ruang autoclave dipindahkan hanya berdasarkan gravitasi, prinsipnya adalah
memanfaatkan keringanan uap dibandingkan dengan udara, sehingga udara terletak
dibawwah uap.
BAB V
PENUTUP
5.1Kesimpulan
a. sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses yang dilakukan bertujuan untuk
mematikan semua mikroorganisme yang ada di sebuah benda. Pensterilan terbagi
menjadi 3 cara yaitu, secara mekanik, secara kimia dan secara fisika, sterilisasi secara
mekanik adalah sterilisasi menggunakan alat, sterilisasi secara kimia adalah sterilisasi
menggunakan bahan kmia seperti alkohol dll, dan terakhir sterilisasi secra fisika adalah
sterilisasi dengan menggunakan saringan. Bila panas digunakan bersama-sama dengan
uap air maka disebutsterilisasi panas kering atau sterilisasi kering. Dilain pihak
sterilisasi kimiawi dapat dilakukuan dengan cara menggunakan gas atau radiasi
pemilihan metode didasarkan pada sifat bahan yang akan disterilisasi ( Hadioetomo,
1990 ).
b. Didalam percobaan yang dilakukan, terdapat alat-alat sebagai berikut, yaitu Autoclave,
Labu Erlenmeyer, pipet hisap, cawan petri, Hot plate, Timbangan, Kapas, Alumunium
Foil, Spatula, Batang Pengaduk, Stirer, Botol Sample Gelap, Kawat Ose, Medical
Sterilizer, Kertas Saring, dan corong
c. Proses sterilisasi dilakukan dengan cara, pertama alat dicuci hingga bersih dan dibilas
dengan aquades, lalu alat di bungkus dengan alumunium foil, dan dimasukan dalam
oven, dengan suhu 180C selama 3 jam.
d. proses pembuatan PDA adalah, pertama timbang dekstrose seberat 5 gram dan agar
seberat 7,5 gram, lalu masukan extract kentang kedalam labu erlenmeyer, dan lalu
masukan Dextrose dan agar, kedalam labu, selanjutnya masukan stirrer, tutup mulut labu
erlenmeyer dengan alumunium foil, dan terakhir taruh labu erlenmeyer yang sudah
berisi bahan-bahan, diatas hotplate
e. proses pembuatan NA adalah, pertama timbang pepton seberat 2,5 gram dan agar seberat
7,5 gram, lalu masukan extract daging kedalam labu erlenmeyer, dan lalu masukan
pepton dan agar, ke dalam labu, selanjutnya masukan stirrer, tutup mulut labu
erlenmeyer dengan alumunium foil dan terakhir taruh labu erlenmeyer yang sudah berisi
bahan-bahan, diatas hotplate
5.2 Saran
Sebaiknya dalam proses sterilisasi dan pembuatan media harus diperhatikan kebersihannya
baik itu alat-alat, bahan-bahan yang digunakan dan juga untuk praktikan yang melakukan
percobaan, untuk mengurangi kontaminasi. Kelompok dibagi menjadi dua, untuk membuat
PDA (Potato Dextrose Agar) dan Membuat NA (Natrium Agar), agar lebih cepat selesai.
DAFTAR PUSTAKA
Dwijoseputro.1990.Dasar-Dasar Mikrobiologi.Djambatan:Jakarta.