Anda di halaman 1dari 2

Peningkatan Emisi dan Konsentrasi Gas CO2

Pencemaran udara yang disertai dengan meningkatnya kadar gas CO 2 di udara akan
menjadikan lingkungan kota menjadi lingkungan yang tidak sehat.
Pada lingkungan yang tidak tercemar, konsentrasi oksigen dan karbon-dioksida masing-
masing sekitar 20,95% dan 0,03% (300 ppmv). Konsentrasi gas CO2 pada masa sebelum
maraknya industri sebesar 275 ppmv sedangkan pada masa sekarang konsentrasinya sebesar 350
ppmv. Jika laju penambahan penggunaan bahan bakar minyak dan gas tidak berubah, maka
dalam kurun waktu 60 tahun mendatang konsentrasi gas CO 2 akan meningkat menjadi 550
ppmv. Perubahan konsentrasi gas ini dari 275 menjadi 550 ppmv akan mengakibatkan
peningkatan suhu udara sebesar 5 oF (2,78oC) (Http://www.physics.uci.edu/
~silverma/resourxces.ppt. 2007). Sementara Keeling dan Whorf (2005) menya-takan dari
pantauan yang dilakukan pada 4 buah menara dengan ketinggian 7 meter dan 1 buah menara
dengan ketinggian 27 meter di Mauna Loa, Hawaii menunjukkan bahwa konsentrasi gas ini
pada tahun 1959 sebesar 315,98 ppmv dan pada tahun 2004 menjadi 377,38 ppmv
(http://en.wikipedia.org/ wiki/Carbon dioxide 2006). Oleh sebab itu konsentrasi gas ini di
atmosfer harus diturunkan ke tingkat yang aman yakni 300 - 350 ppm.
Saat ini banyak dibicarakan masalah sequestration dan sink. Sequestration didefinisikan
sebagai removing carbon dioxide from the air atau process of increasing carbon content of a
carbon pool other than atmosphere, sedangkan sink didefinisikan sebagai any process or
mechanism which removes a greenhouse gas from the atmosphere (Wikipedia 2005).
Telah dijelaskan bahwa konsentrasi gas CO2 di atmosfer terus meningkat. Peningkatan
kadar gas CO2 di udara sebagian besar berasal dari pembakaran bahan bakar minyak dan gas.
Penambahan gas ini sebesar 7,81 Gt (7,81x109 ton) CO2 setara dengan 2,13 Gt Karbon akan
mengakibatkan peningkatan sebesar 1 ppmv CO2 (Trenbeth 1981) dalam (CDIAC 2005).
Gas CO2 memiliki berat jenis 1,5 kali lebih besar daripada udara, merupakan salah satu gas
rumah kaca yang kemudian mengakibatkan pemanasan global. Peningkatannya sebesar 100
ppmv akan mengakibatkan peningkatan suhu udara sekitar 1oC. Hal ini disebabkan karena gas ini
mampu menyerap gelombang panjang yang panjangnya 4.26 m (asymmetric stretching
vibrational mode) (http://www. wikipedia-mirror.co.za/wiki/Infrared_spectroscopy 2006).
Dampak Buruk
Akibat adanya pemanasan global, flora dan fauna yang sensitif terhadap perubahan suhu
udara akan bergerak ke arah kutub atau ke tempat yang lebih tinggi. Peningkatan suhu sebesar
1oC akan mengakibatkan satwa liar pindah sejauh 100-150 km mendekati kutub atau 150 m ke
tempat yang lebih tinggi (http://mason.gmu.edu/~klargen/111lectclimatechange.htm 2006).
Pengaruh buruk lainnya akibat dari pemanasan global adalah cuaca menjadi lebih ekstrim,
meningkatnya evapotranspirasi, meningkatnya suhu udara dan permukaan air laut serta mudah
terjadinya kebakaran hutan dan kelangkaan air (http://en.wikipedia.org/wiki/Effects_of_global_
warming 2006). Selain dari baha-ya yang telah disebutkan di atas, pemanasan global juga akan
mengakibatkan mencairnya es di kutub, sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan
tenggelamnya kota-kota pantai. Dampak ini akan sangat dirasakan pada daratan dan pulau kecil
yang terletak pada 40o - 70o LU (Landsberg dan Gower 1997). Metro TV pada tanggal 18
Agustus menyiarkan bahwa kutub Selatan mengalami penyusutan permukaan es yang terparah.
Jika hal ini dibiarkan, maka diperkirakan es yang menyelimuti kutub Selatan akan hilang pada
tahun 2030.

Anda mungkin juga menyukai