Aplikasi CAP
Aplikasi CAP
PEMBAHASAN
Terdapat seorang pria di daerah kota metropolitan Jakarta yang ingin merubah jenis
kelaminnya menjadi seorang wanita (transgender) dengan cara operasi kelamin. Keinginan untuk
merubah jenis kelaminnya semakin mantap ketika teman-teman dekatnya yang memiliki
kesamaan perilaku yaitu feminin sudah ada yang melakukan operasi mengubah jenis kelamin
(transgender). Pada awalnya pria ini adalah seorang waria yang mencari nafkah dengan bekerja
sebagai pengamen jalanan. Kerasnya kehidupan di ibu kota membuat pria tersebut banting tulang
untuk menghidupi dirinya sendiri. Pria tersebut serta beberpa pengamen waria lainnya telah
memiliki komunitas dan tidak sedikit dari waria tersebut yang telah melakukan transgender
(operasi kelamin untuk mengubah jenis kelamin). Kebanyakan alasan dari waria tersebut
melakukan transgender adalah karena keinginan dari diri sendiri yang berperilaku condong ke
arah wanita/feminin. Selain alasan tersebut, para waria yang melakukan transgender dipengaruhi
oleh beberapa faktor, yang pertama didominasi karena adanya masalah keluarga. Perceraian
orang tua, penganiayaan, kekerasan rumah tangga, termasuk menjadi pemicu munculnya
masalah penyimpangan ini. Pengalaman kehidupan mereka yang pernah mengalami trauma saat
berhubungan dengan lawan jenis juga menjadi faktor pemicunya. Salah satu anggota komunitas
ini juga mengungkapkan bahwa memiliki perilaku layaknya wanita jauh lebih menyenangkan
daripada harus menjadi seorang pria. Mending gue jadi cewek, cewek itu lebih anggun, bisa
dandan, terus kalo mau belanja baju banyak pilihannya, gak cuman belanja celana jeans aja tapi
juga bisa belanja rok mini sama high heels yang banyak pilihannya ujar salah satu waria yang
telah melakukan transgender.
Dilihat dari penampilan para waria di komunitas ini terdapat waria yang sangat menyerupai
wanita (beberapa sudah melakukan transgender) dan ada pula yang berdandan seperti wanita
hanya pada saat mengamen. Waria yang melakukan transgender sebanyak 7 orang, waria yang
menyerupai wanita sebanyak 14 orang dan yang berdandan wanita hanya pada saat mengamen
sebanyak 7 orang. Terdapat 25% waria yang memiliki kondisi jiwa kurang stabil, mudah marah,
dan menyendiri serta 15% anggota memiliki riwayat perselisihan dengan lawan jenis.
1.4.5 Perencanaan
Dapat dilakukan pencegahan secara primer, sekunder, dan tersier.
Data Diagnosa Tujuan Dan Intervensi Keperawatan
Kriteria Hasil (NIC)
(NOC)
1. Jumlah 1. Koping 1. Mengenali 1. Primer
anggota komunitas faktor positif Pencegahan ini lebih
komunitas tidak dan negatif ditekankan kepada
ini efektif: yang masyarakat yang belum
sebanyak gangguan mempengaruhi menunjukkan perilaku
28 orang. identitas kemampuan transgender, dengan
2.Waria yang pribadi sosial untuk memberi pendidikan
melakukan pada menemukan kepada masyarakat tentang
transgender anggota keinginan dan pengertian transgender,
sebanyak 7 kelompok kebutuhan. tanda dan gejala,
orang, 2. mengidentifika penyebab, dampaknya
3. waria yang si solusi untuk serta pencegahannya.
menyerupai mengatasi Secara perlahan-lahan
wanita kegiatan yang mulai ditumbuhkan rasa
sebanyak tidak perhatian yang dimiliki
14 orang sewajarnya orang tua terhadap anaknya
dan dalam proses serta menanamkan nilai-
4. yang penyesuaian / nilai spiritualitas untuk
berdandan penyelesaian anak-anaknya.
wanita masalah.
hanya pada
saat
mengamen
sebanyak 7
orang.
5.Terdapat 25%
waria yang
memiliki
kondisi
jiwa kurang
stabil,
mudah
marah, dan
menyendiri
6. 15% anggota
memiliki
riwayat
perselisihan
dengan
lawan jenis.
3. Memperlihatkan 2. Sekunder
peningkatan fungsi Pencegahan ini dapat
di komunitas dilakukan dengan
berdasarkan melakukan pemantauan
aktivitas ehari-hari. kesehatan terutama
kesehatan jiwa dan
membantu dalam
konseling penyelesaian
masalah pada anggota
komunitas.
3. Tersier
Pencegahan tersier ini
dilakukan agar yang telah
memiliki gangguan tidak
menyebarkan kepada
masyarakat yang lain. Hal
yang dapat dilakukan
dengan cara menganjurkan
untuk tidak melakuakan hal
yang melanggar norma di
depan publik dan mengajak
masyarakat yang masih
normal untuk mengikuti
mereka. Agar proses ini
berjalan baik, dianjurkan
juga para transgender untuk
sering mengunjungi klinik
maupun tempat konsultasi
yang lain.
1.2.4 Implementasi
1. Cognitive Implementation
Memberikan sosialisasi warga kampus yang tinggal di daerah yang sama dengan
komunitas transgender tersebut. Isi dari sosialisai ini adalah menjelaskan apakah itu
transgender, bagaimana ciri-cirinya dan juga bagaimana sebaiknya keluarga dirumah
dapat mencegah terjadinya gangguan tersebut. Pada cognitive implementation kita
dapat memberikan pertanyaan atau memberi kesempatan pada masyarakat untuk
bertanya agar terdapat umpan balik
2. Interpersonal Implementation
Pada tahap ini kita dapat mengkoordinasi kegiatan-kegiatan apa saja yang dapat
dilakukan untuk mengurangi resiko bertambahnya jumlah transgender yang ada di
Universitas Jakarta dan wilayah sekitar kampus dengan warga dan orang-orang yang
berperan penting di wilayah tersebut (dosen maupun tokoh masyarakat yang ada,
khususnya tokoh agama). Sebagai perawat pada tahap ini dapat menjadi konselor
dengan memberikan layanan bagi anggota komunitas lesbian maupun yang tidak
untuk mendpatkan bimbingan bagaimana menjalani hidup yang baik dan tidak
melanggar norma yang berlaku dengan harapan dapat mengikuti saran yang diberikan
dan dapat mengubah sikapnya.
3. Technical Implementation
Untuk melakukan pendidikan kesehatan tentang transgender atau bagaimana cara
pencegahan yang dapat dilakukan pada mahasiswa, warga kampus dan warga yang
ada di daerah kampus, perawat harus membuat bahan presentasi yang disesuaikan
dengan tempat dan tingkat pendidikan di tempat tersebut. perawat bisa menjelaskan
dengan media powerpoint yang akan ditampilkan melalui proyektor yang ada di
kampus. Dalam materi tersebut juga diselingi dengan contoh ilustrasi dari transgender
itu sendiri sehingga masyarakat lebih paham apa itu lebian.
Daftar Pustaka
Anderson, E.T., and McFarlane, J. 2000. Community as partner: Theory and practice in nursing,
3rd.ed. Philadelpia: Lippincott.
Allender, J.A., and Spradley, B.W. 2001. Community health nursing : Concepts and practice,
4th.ed. Philadelpia: Lippincott.
Hidayat Aziz Halimul. 2004. Pengantar Konsep Keperawatan Dasar. Jakarta: Salemba Medika.
Mubarak, Iqbal Wahit. 2009. Pengantar dan Teori Ilmu Keperawatan Komunitas 1. Cv Sagung
Seto : Jakarta.
Potter & Perry, 2005, Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik,
Jakarta: EGC.
Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, edisi 9. Jakarta: EGC.