1. Penyemenan dibagi menjadi dua, yaitu Primary Cementing
(Penyemenan utama) dan Secondary Cementing (Penyemenan Kedua atau Penyemenan perbaikan) 2. Secondary Cementing adalah penyemenan ulang yang dimana untuk
menyempurnakan primary cementing atau memperbaiki penyemenan
yang rusak.
3. Squeeze cementing diartikan sebagai suatu proses yang dimana bubur
semen (cement slurry) didorong dibawah tekanan sampai pada titik
tertentu didalam sumur untuk melakukan perbaikan
4. Fungsi Squeeze Cementing antara lain :
Mengurangi water-oil ratio, water- gas ratio atau gas-oil ratio
Menutup formasi yang sudah tidak produktif lagi.
Menutup zona lost circulation.
Memperbaiki kebocoran yang terjadi di casing.
Memperbaiki primary cementing yang kurang memuaskan
Menutup atau meninggalkan sumur (abandonment well)
Melakukan directional drilling sebagai landasan whipstock, yang
dikarenakan adanya perbedaan compressive strength antara semen dan
formasi maka akan mengakibatkan bit berubah arahnya.
Menutup zona air di bawah zona minyak agar water-oil ratio
berkurang pada open hole completion.
1 2
5. Faktor faktor yang harus di pertimbangkan dalam menentuk
an metode dari thickening time yaitu :
Temperatur sumur yang tinggi akan mempercepat reaks
i hydrasi jadi mengurangi thickening time bubur cement
Tekanan makin tinggi akan mengurangi thickening time Makin tinggi filtration
loss akan mempercepat theckening time
Penghentian sementara pada waktu pemompaan ceme
nt akan mengurangi theckening time.
6. Dengan melakukan pengukuran Volume total squeeze cementing
Diperlukan beberapa data-data lapangan seperti , kedalaman perforasi,
kedalaman dari packer, diameter tubing, densitas semen , setelah itu di
analisa dan di dapat Volume cement slurry,Sak semen dan Volume
squeeze.
7. Squeeze Cementing harus benar-benar sempurna dan tidak terjadi rongga-
rongga pada tempat yang disemen menyebabkan kerusakan casing akibat
mengembangnya udara atau fluida lainnya yang masuk dalam rongga
tersebut akibat terkena temperatur dan tekanan yang tinggi.