PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dalam penyusunan tugas ini adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui jenis jenis pemeliharaan rutin dan khusus pada jalan rel
2. Mengetahui berbagai kecacatan yang terjadi pada jalan rel
3. Mengetahui berbagai alat berat yang digunakan untuk pekerjaan
pemeliharaan jalan rel
1
1.3 Manfaat
Penulisan tugas ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Sebagai bahan referensi bagi siapa saja yang membacanya khususnya bagi
mahasiswa yang membutuhkan informasi mengenai pemeliharaan jalan rel
2. Untuk pihak pihak lain yang membutuhkannya.
2.4
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Umum
Jalan rel kereta api (UK: Railway Tracks, US: Railroad Tracks) atau biasa
disebut dengan rel kereta api, merupakan prasarana utama dalam
perkeretaapian dan menjadi ciri khas moda transportasi kereta api, karena
rangkaian kereta api hanya dapat melintas di atas jalan yang dibuat secara
khusus untuknya, yaitu rel kereta api. Rel inilah yang memandu rangkaian
kereta api bergerak dari satu tempat ke tempat yang lain. Rangkaian kereta atau
gerbong tersebut berukuran relatif luas sehingga mampu memuat penumpang
maupun barang dalam skala besar. Karena sifatnya sebagai angkutan massal
efektif, beberapa negara berusaha memanfaatkan secara maksimal sebagai alat
transportasi utama angkutan darat baik didalam kota, antar kota, maupun antar
negara.
3
Gambar 2.1 (a) Konstruksi jalan rel (b) skematik potongan melintang
Secara konstruksi, jalan rel dibagi dalam dua bentuk konstruksi, yaitu :
Gambar 2.2 Potongan jalan rel pada timbunan (a) dan galian (b)
4
2.4 Prinsip rel kereta api
Kereta api berjalan dengan roda besi, sehingga membutuhkan jalan khusus agar
dapat berjalan dengan baik. Untuk itulah dibuat jalan rel KA dengan
permukaan baja, sehingga roda baja KA beradu dengan jalan rel dari baja.
Jalan baja ini memiliki karakteristik dan syarat-syarat khusus yang berbeda
dengan jalan aspal, sehingga konstruksinya lebih rumit dan melibatkan banyak
komponen. Jalan rel KA harus dibangun dengan kokoh, karena setiap
rangkaian KA yang lewat memiliki beban yang berat, apalagi setiap harinya
akan dilalui berulang kali oleh beberapa rangkaian KA. Oleh karena itu,
konstruksi rel KA dibuat sebaik mungkin agar mampu menahan beban berat
atau istilahnya beban ganda (Axle Load) dari rangkaian KA yang berjalan di
atasnya, sehingga jalan baja ini dapat bertahan dalam waktu yang lama dan
memungkinkan rangkaian KA dapat berjalan dengan cepat, aman dan nyaman.
Merujuk pada bagan di atas, pada dasarnya konstruksi jalan rel KA terdiri atas
2 bagian. Bagian bawah adalah Track Foundation atau Lapisan
Landasan/Pondasi, dan bagian atas adalah Rail Track Structure atau Struktur
Trek Rel.Prinsipnya, jalan rel KA harus dapat mentransfer tekanan yang
diterimanya dengan baik yang berupa beban berat (axle load) dari rangkaian
KA melintas. Dalam arti, jalan rel KA harus tetap kokoh ketika dilewati
rangkaian KA, sehingga rangkaian KA dapat melintas dengan cepat, aman, dan
nyaman. Roda-roda KA yang melintas akan memberikan tekanan berupa beban
berat (axle load) ke permukaan trek rel. Oleh batang rel (rails) tekanan tersebut
diteruskan ke bantalan (sleepers) yang ada dibawahnya. Lalu, dari bantalan
akan diteruskan ke lapisan ballast dan sub-ballast di sekitarnya. Oleh lapisan
ballast, tekanan dari bantalan ini akan disebar ke seluruh permukaan tanah
disekitarnya, untuk mencegah amblesnya trek rel.
5
2.5 Komponen struktur jalan rel
Struktur jalan rel dibagi ke dalam dua bagian struktur yaitu terdiri dari
kumpulan komponen-komponenjalan rel yaitu :
1. Struktur bagian atas, atau dikenal sebagai superstructure yang terdiri dari
komponen-komponen seperti rel (rail), penambat (fastening) dan bantalan
(sleeper, tie).
2. Struktur bagian bawah,atau dikenal sebagai substructure, yang terdiri dari
komponen balas (ballast), subbalas (subbalast), tanah dasar (improve
subgrade) dan tanah asli (natural ground). Tanah dasar merupakan lapisan
tanah di dibawah subbalas yang berasal dari tanah asli tempatan atau tanah
yang didatangkan (jika kondisi tanah asli kurang baik), dan telah
mendapatkan perlakuan pemadatan (compaction) atau diberikan perlakuan
khusus (treatment). Pada kondisi tertentu, balas juga dapat disusun dalam
dua lapisan, yaitu : balas atas (top ballast) dan balas bawah (bottom
ballast).
6
METODOLOGI PENELITIAN
7
BAB IV
PEMBAHASAN
8
Pemeliharaan harian dilakukan oleh pekerja sepanjang tahun. Pemeliharaan
harian dilakukan oleh pekerja yang tergabung dalam regu, yang tiap regu
dikepalai oleh seorang kepala regu. Untuk pekerjaan pemeliharaan harian ini,
jalur jalan rel dibagi dalam beberapa bagian panjang (petak jalan rel). satu
petak jalan rel sekitar 6 kilometer. Tiap tiap regu bertugas dan bertanggung
jawab atas pemeliharaan jalan rel pada petak jalan rel dimaksudkan agar
komponen dan struktur jalan rel selalu dalam keadaan baik. Pemeliharaan
harian meliputi:
a. Pemeriksaan harian oleh regu,
b. Pengetatan (tightening) baut yang kendor,
c. Pengetatan komponen struktur penambat,
d. Pembersihan celah jalu flens pada wesel, persilangan, dsb,
e. Pemberian pelumas pada balok gelincir wesel,
3. Pemeliharaan berkala
Yaitu pemeliharaan jalan rel yang dilakukan secara berkala dalam interval
waktu tertentu, misalnya dua kali dalam setahun, setiap dua atau tiga tahun,
dan sebagainya. Pada pemeliharaan ini pengontrolan dan evaluasi dilakukan
secara menyeluruh terhadap:
a. Lebar sepur dan alinyemen,
b. Kedudukan dan dimensi rel,
c. Wesel dan persilangan.
9
d. Pengontrolan dan perbaikan lengkung,
e. Pengrontrolan lebar sepur, peninggial rel, pelerbaran sepur,
f. Pemeriksaan dan perbaikan wesel,
g. Pembersihan badan jalan rel.
Kerja perbaikan jalan rel oleh JNR dibagi pada tiga kelompok operasi, yaitu:
operasi A, operasi B, dan operasi C, yang masing masing kelompok tersebut
mempunyai periode waktu sendiri. Operasi A yang diantaranya ialah
penggantian bagian bagian yang rusak serta memadatkan bagian bagian yang
mulai gembur dilakukan tiap tahun. Pekerjaan levelling atau menyelaraskan
tinggi rel dan penyetelan sambungan rel, termasuk pada operasi B yang
dilakukan dua kali dalam setahun. Operasi C menangani
pemeliharaan/perbaikan skala kecil tanpa jadwal berkala, kapa saja dan dimana
saja terjadi kerusakan atau hal lain yang dipandang perlu dilakukan perbaikan.
10
Pemeliharaan jalan rel yang secara khusus diadakan sewaktu diperlukan
disebut sebagai pemeliharaan khusus. Pemeliharaan khusus ini biasanya
dilakukan Karena keadaan yang mendesak akibat dari:
a. Kereta api anjlok (derailment)
b. Kecelakaan kereta api
c. Kerusakan pada rel dan bantalan yang disebabkan oleh ausan dana tau
koyakan yang berlebih, sehingga memerlukan penggantian segera. \
11
2. Angkat sambungannya sampai sedikit (beberapa mm) daripada dasarnya
3. Padatkan balas di bawah bantalan bantalan sambungan. Bantalan yang
paling dekat dengan sambungan harus sangat padat, semakin jauh dari
sambungan, maka kepadatannya berkurang
4. Biarkan sambungan dilalui beberapa kereta api. Apabila sambungan sudah
terlihat kokoh dan tidak turun lagi, baut baut sambungan dikencangkan
hingga akhirnya balas diratakan dan diatur kembali.
4.2.2 Balas dalam kondisi kotor
Apabila balas yang kotor hanya terdapat setempat, perbaikannya dilakukan
seperti pembersihan kotoran pada balas. Apabila bagian yang kotor dalam jarak
yang cukup panjang dan dianggap belum perlu diganti baru, perbaikannya
dilakukan dengan membuat saringan saringan balas (balastdrain) untuk
mengeluarkan air. Saringan saringan yang dibuat di sebelah kiri dan kanan dari
sumbu sepur secara berloncatan kira kira 3 meter. Dasarnya dibuat sedikit lebih
dalam (10 cm) dari dasar balas, dan miring ke luar 1 : 15.
Ada metode yang mengeruk dan membersihkan seluruh lapisan balasnya yang
ada di ujung bantalan, yaitu yang disebut (ballasshoulder).
Kedua metode ini biasanya tidak banyak hasilnya, Karena yang dikeluarkan
dari dalam balas hanya airnya, bukan kotorannya. Apabila balasnya sudah
kotor atau mati, perbaikannya dilakukan dengan mengganti baru.
12
Gambar 4.2 Ballas Regulator
Ballas Regulator berguna untuk mengatur posisi balas, membuat profil balas.
Saat pemeliharaan, alat ini digunakan untuk mengatur ulang dan
mendistribusikan balas ke sisi kanan dan kiri sepur.
4.3.3 Alat alat lain
Alat alat diatas adalah alat alat yang paling sering digunakan. Adapun alat lain
yang memiliki fungsi khusus, yaitu sebagai berikut.
1. Crib consolidator machine
Untuk memadatkan permukaan balas di antara dua bantalan
2. Flash butt welding machine
Untuk menyambung rel dengan sistem las
3. Ballas cleaner machine
Untuk membersihkan dan menyaring balas yang kotor
4. Universal permanent way motor vehicle machine
Mesing serba guna untuk membuat parit, mengeruk balas, pasir, dsb
5. Track relaying system machine
Untuk menyusun bantalan dan merakit jalan rel
6. Hydraulic rail treader machine
untuk memasang rel pada bantalan tersusun
13
BAB V
SIMPULAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan hasil pengumpulan data berasal dari benda tertulis seperti buku-
buku, dokumen, peraturan-peraturan, dan sebagainya, maka dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut :
Pemeliharaan jalan rel yang secara umum harus dilakukan, secara garis besar
dapat dikelompokan dalam dua kategori, yaitu;
a. Pemeliharaan rutin (routine maintenance)
b. Pemeliharaan khusus (special maintenance)
Pemeliharaan rutin yang dimaksud di sini meliputi pemeliharaan harian dan
pemeliharaan berkala, sedangkan pemeliharaan jalan rel yang secara khusus
diadakan sewaktu diperlukan disebut sebagai pemeliharaan khusus.
Pemeliharaan dilaksanakan untuk memperbaiki beberapa kecacatan pada jalan
rel seperti :
1. Rel bengkok di satu tempat
2. Alat alat penambat rel kendor, sehingga timbul pelebaran rel setempat
3. Bantalan yang sudah lapuk
4. Bantalan kendor
5. Laspelat aus atau patah
6. Sambungan rel turun
7. Balas kotor
Dalam pelaksanaanya tentu membutuhkan beberapa alat berat untuk
mengembalikan kecacatan pada rel ke kondisi awal. Seperti pada tabel dibawah
ini :
14
Tabel 5.1 Alat alat yang digunakan dalam kegiatan pemeliharaan jalan rel
15