Anda di halaman 1dari 18

TEORI MOTOR INDUKSI

Motor induksi sangat banyak digunakan di dalam kehidupan sehari-hari baik di industri
maupun di rumah tangga. Motor induksi yang umum dipakai adalah motor induksi tiga phasa
dan motor induksi satu phasa. Motor induksi tiga phasa dioperasikan pada sistem tiga phasa dan
banyak digunakan didalam berbagai bidang industri, sedangkan motor induksi satu phasa
dioperasikan pada sistem satu phasa yang banyak digunakan terutama pada penggunaan untuk
peralatan rumah tangga seperti kipas angin, lemari es, pompa air, mesin cuci dan sebagainya
karena motor induksi satu phasa mempunyai daya keluaran yang rendah.

Bentuk fisik dari motor induksi tiga phasa dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Motor induksi merupakan motor listrik arus bolak balik (AC) yang paling luas digunakan.
Penamaannya berasal dari kenyataan bahwa motor ini bekerja berdasarkan induksi medan
magnet stator ke statornya, dimana arus rotor motor ini bukan diperoleh dari sumber tertentu,
tetapi merupakan arus yang terinduksi sebagai akibat adanya perbedaan relatif antara putaran
rotor dengan medan putar (rotating magnetic field) yang dihasilkan oleh arus stator.

Belitan stator yang dihubungkan dengan suatu sumber tegangan tiga fasa akan menghasilkan
medan magnet yang berputar dengan kecepatan sinkron. Medan putar pada stator tersebut akan
memotong konduktor-konduktor pada rotor, sehingga terinduksi arus; dan sesuai dengan Hukum
Lentz, rotor pun akan ikut berputar mengikuti medan putar stator.
Perbedaan putaran relative antara stator dan rotor disebut slip. Bertambahnya beban, akan
memperbesar kopel motor, yang oleh karenanya akan memperbesar pula arus induksi pada rotor,
sehingga slip antara medan putar stator dan putaran rotor pun akan bertambah besar. Jadi, apabila
beban motor bertambah, putaran rotor cenderung menurun.

KEUNTUNGAN MOTOR INDUKSI

Konstruksi sangat kuat dan sederhana terutama bila motor dengan rotor sangkar.
Harganya relatif murah dan kehandalannya tinggi.
Effesiensi relatif tinggi pada keadaan normal, tidak ada sikat sehingga rugi gesekan kecil.
Biaya pemeliharaan rendah karena pemeliharaan motor hampir tidak diperlukan
Menghasilkan putaran yang konstan
Untuk pengasutan tidak memerlukan motor lain sebagai penggerak mula.

KERUGIAN MOTOR INDUKSI


Kecepatan tidak mudah dikontrol
Power faktor rendah pada beban ringan
Arus start biasanya 5 sampai 7 kali dari arus nominal

Berdasarkan jenis rotor yang digunakan, motor induksi tiga phasa dapat dibedakan
menjadi dua tipe yaitu :

1. Rotor Belitan

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan belitan kumparan tiga fasa sama seperti
kumparan stator. Kumparan stator dan rotor juga mempunyai jumlah kutub yang sama. Rotor
yang mempunyai tiga belitan yang mirip dengan belitan stator. Ketiga belitan tersebut biasanya
terhubung bintang. Ujung ujung belitan tersebut dihubungkan dengan slipring yang terdapat
pada poros rotor.

Belitan belitan tersebut dihubung singkat melalui sikat (brush) yang menempel pada
slipring. Jenis rotor belitan dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
2. Rotor Sangkar

Motor induksi jenis ini mempunyai rotor dengan kumparan yang terdiri atas beberapa batang
konduktor yang disusun sedemikian rupa hingga menyerupai sangkar tupai. Rotor yang terdiri
dari sederetan batang batang penghantar yang terletak pada alur alur sekitar permukaan rotor.
Ujung ujung batang penghantar dihubung singkat dengan menggunakan cincin hubung
singkat.maka jenis rotor sangkar dapat dilihat pada gambar berikut :
Adapun jenis konstruksi motor induksi terdiri dari :
a. Stator, bagian yang diam.
b. Rotor, bagian yang berputar.
c. Celah udara, adalah ruang antara stator dan rotor.
Konstruksi stator terdiri dari :
a. Rumah stator dari besi tuang.
b. Inti stator dari besi lunak atau baja silicon.
c. Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
d. Belitan stator dari tembaga.

Belitan stator dirangkai untuk motor induksi tiga fasa tetapi juga dapat di rangkai untuk
motor induksi satu fasa, disamping itu juga dirangkai untuk jumlah kutub tertentu. Maka jenis
stator motor induksi dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Konstruksi rotor terdiri dari :


a. Inti rotor bahannya sama dengan inti stator.
b. Alur dan gigi materialnya sama dengan inti, alur tempat meletakan belitan.
c. Belitan rotor bahannya dari tembaga, dari konstruksi lilitan akan memberikan dua macam
rotor yakni :
- Motor induksi dengan rotor sangkar
- Motor induksi dengan rotor belitan
d. Poros atau as.
Rotor dan stator membentuk rangkaian magnetis, berbentuk silindris yang simetris dan
diantaranya terdapat celah udara. Celah udara antara stator dan rotor, kalau terlalu luas maka
effisiensi rendah, sebalikanya jika terlalu sempit menimbulkan kesukaran mekanis pada mesin.
apabila ada beda perputaran maka akan menimbulkan slip.

SLIP MOTOR INDUKSI

Slip timbul karena adanya perbedaan antara kecepatan medan putar (synchronous speed) dan
kecepatan rotor (rotor speed). Slip dapat dihitung dengan persamaan berikut :

Slip dapat pula dinyatakan dalam persen, dan dinyatakan oleh persamaan :

Dimana kecepatan medan putar (synchronous speed) dinyatakan oleh persamaan :


Sedangkan kecepatan rotor dinyatakan oleh persamaan :

Daya Pada Motor Induksi

Pada motor induksi terjadi perubahan energi listrik menjadi energi mekanik dalam
bentuk putaran rotor. Pada motor induksi daya mekanik yang dihasilkan digunakan untuk
berbagai keperluan sesuai dengan yang diinginkan. Daya pada motor listrik dapat dihitung
menggunakan perhitungan per fasa maupun tiga fasa dan dapat dirumuskan sebagai berikut :

P1 = VP. IP. Cos


Atau
P3 = 3.
P1

P3 = 3. VP .IP . Cos

Harga tegangan fasa (VP) adalah :

VL
Vp=
3
Dimana :

P1 : Daya aktif satu fasa (W)

P3 : Daya aktif tiga fasa (W)

VL : Tegangan line-line (V)

Vp : Tegangan Perfasa (V)

I : Arus (A)

Cos : Faktor daya

RANGKAIAN EKIVALEN MOTOR INDUKSI

Kerja motor induksi seperti juga kerja transformator adalah berdasarkan prinsip induksi
elektromagnet. Kerja motor induksi tergantung pada tegangan dan arus induksi pada rangkaian
rotor dari rangkaian stator. rangkaian ekivalen motor induksi mirip dengan rangkaian ekivalen
trafo.rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Keterangan Gambar :

X 2 : Reaktansi kumparan rotor dalam ohm


Rc : Tahanan inti besi
Xm : Reaktansi rangkaian penguat dalam ohm perphasa
I : Arus yang mengalir pada kumparan stator bila motor tidak berbeban ( beban nol dalam
Amper perphasa )
I 2 : Arus rotor yang berpatokan pada stator

E1 : Tegangan induksi pada kumparan stator dalam Volt perphasa

FREKUENSI ARUS ROTOR

Pada waktu rotor masih diam maka frekuensi arus rotor sama dengan frekuensi arus stator ( f ).
Waktu rotor berputar maka frekuensinya ( f ) akan dipengaruhi oleh slip yang mengikuti

persamaan

Aliran Daya Aktif Motor Induksi

Kita dapat mengidentifikasi dan menghitung tiga hal penting dari motor induksi tiga fasa
berdasarkan diagram aliran daya pada gambar berikut, yaitu efisiensi, daya dan torsi dari motor
induksi.
Efisiensi. Dari definisinya, efisiensi merupakan rasio dari daya output dengan daya input, di
rumuskan dalam persamaan sebagai berikut:

Rugi-rugi I2R pada rotor. Rugi-rugi I2R pada rotor (Pjr) berhubungan dengan daya input
rotor Pr , dan digambarkan melalui persamaan berikut:

Daya Mekanik. Daya mekanik Pm yang dihasilkan oleh motor sama dengan daya yang
dikirim pada rotor dikurangi rugi-rugi pada rotornya.

Torsi Motor. Torsi, Tm dihasilkan oleh motor pada semua atau berapapun kecepatan
motornya, dengan persamaan:

ANALISA KUMPARAN

Untuk dapat menentukan model kumparan ini, kita harus melakukan analisa dari data data
kumparan motor. Untuk motor fasa tunggal umumnya direncanakan dengan model kumparan
penuh sehingga tidak perlu analisa lagi, tetapi untuk motor tiga fasa analisa ini mutlak perlu
karena ada yang direncanakan dengan model penuh (full winding) dan ada pula yang
direncanakan dengan model kumparan setengah penuh.

Data yang diperlukan untuk analisa :


1. Jumlah kumparan (C)
2. Langkah kumparan (Ys)
3. Jumlah kumparan setiap group (c/g)
4. Jumlah alur (S)

Kumparan fasa belah

Kumparan stator motor fasa belah terdiri dari dua macam kumparan yaitu Kumparan
Utama dan Kumparan Bantu. Kumparan Bantu diletakkan diatas Kumparan Utama
(kumparan utama yang pertama dimasukkan kedalam alur kemudian kumparan bantu) dan
saling digeserkan sebesar 90 listrik.

Syarat syarat kumparan motor fasa belah antara lain :

1. Kumparan utama dibuat dari kawat email yang berdiameter besar dan mempunyai
jumlah lilitan yang banyak, sehingga tahanan kumparan tersebut lebih kecil dan
reaktansinya besar.
2. Kumparan bantu dibuat dari kawat email yang berdiameter kecil dan mempunyai
jumlah lilitan yang sedikit, sehingga tahanan kumparannya lebih besar dan
reaktansinya kecil.

Bentuk kumparan motor fasa belah

Bentuk kumparan utama maupun kumparan bantu biasanya dibuat dengan bentuk konsentris.
Untuk kumparan utama dan kumparan bantu dapat digulung dengan menggunakan mal.
Pembagian kumparan utama dan kumparan bantu dapat bervariasi yaitu :
1. Alur untuk kumparan utama 50%, 60% dan 70%
2. Alur untuk kumparan bantu 50%, 40% dan 30%
PRINSIP KERJA MOTOR INDUKSI
Motor induksi bekerja berdasarkan induksi elektromagnetik dari kumparan stator ke
kumparan rotor. Garis garis gaya fluks yang diinduksikan dari kumparan stator akan memotong
kumparan rotornya sehingga timbul GGL (gaya gerak listrik/tegangan induksi) dank arena
penghantar rotor merupakan rangkaian yang tertutup, maka akan mengalir arus pada kumparan
rotor. Penghantar (kumparan) rotor yang dialiri arus ini berada dalam garis gaya fluks yang
berasal dari kumparan stator sehingga kumparan rotor akan mengalami gaya Lorenz yang
menimbulkan torsi yang cenderung menggerakkan rotor sesuai arah medan induksi stator. Pada
rangka stator terdapat kumparan stator yang ditempatkan pada slot slotnya yang di lilitkan pada
sejumlah kutub tertentu. Jumlah kutub ini menentukan kecepatan berputarnya medan stator yang
terjadi yang di induksikan pada rotornya. Makin besar jumlah katup akan mengakibatkan makin
kecil kecepatan putar medan stator dan sebaliknya. Kecepatan putar medan putar ini disebut
kecepatan sinkron.

Sistem kelistrikan PT. PUPUK SRIWIDJAJA

Distribusi sistem tenaga adalah sarana yang berfungsi untuk mengatur penyaluran tenaga dan
pembangkit ke pusat-pusat tenaga yang sangat menentukan tingkat kualitas pelayanan untuk
pengoperasian pabrik PT. PUSRI mempunyai empat tingkat kerja, yaitu:

1. Tegangan Sistem 13,8 KV , 3 fasa


Tegangan ini adalah tegangan sistem generator, karena generator dihubungkan langsung
dengan bus utama pada masing-masing plant, maka tegangan pada bus-bus utama
tersebut adalah 13,8 KV . Bus-Bus utama tersebut adalah :
Bus 13,8 KV SWGR, Bus 3 fasa , 50Hz , 2000 A pada Pusri II
Bus 13,8 KV SWGR, Bus 3 fasa , 50Hz , 2000 A pada Pusri III
Bus 13,8 KV SWGR, Bus 3 fasa , 50Hz , 2000 A pada Pusri IV
Bus 13,8 KV SWGR, Bus 3 fasa , 50Hz , 2000 A pada Pusri IB

Keempat bus tersebut terhubung secara interkoneksi melalui syn bus 13,8 KV . Dan bus-
bus ini daya disuplai ke beban pada masing masing plant. Beban dapat berupa motor
atau trafo penurunan tegangan (step down) yang dihubungkan ke beban dengan tegangan
yang lebih rendah. Tegangan sistem ini dipakai untuk melayani beban motor yang besar
dayanya lebih dari 2000 hp. Tegangan sistem ini dikategorikan tegangan tinggi.

Gambar 16. Sistim Interkoneksi GTG Pusri

2. Tegangan Sistem 2,4 KV , 3 fasa


Tegangan sistem 2,4 KV didapat dengan cara menurunkan tegangan busbar awal 13,8
KV dengan menggunakan trafo down . Selanjutnya trafo dihubungkan dengan busbar 2,4
KV busbar ini didistribusikan ke beban berupa motor apapun ke trafo step down untuk
diturunkan kembali tegangannya . Kapasitas beban yang terhubung dengan sistem
tegangan 2,4 KV ini berkisar antara 200 hp sampai 2000 hp, seperti Liquid Ammonia
Fees Pump, Circulator Pump Motor, Cooling tower, Fan Motor, dan sebagainya.
Tegangan ini dikategorikan sebagaia tegangan menengah
3. Tegangan Sistem 480 Volt , 3 Fasa
Tegangan ini didapat dengan cara menurunkan tegangan utama 13,8 KV dengan
menggunakan trafo step down. Tegangan ini digunakan oleh motor atau alat alat listrik
lain yang membutuhkanya. Peralatan yang membutuhkannya misalnya terdapat di :
Ammonia plant ( PUSRI IB , II , III , IV )
Urea plant ( PUSRI IB , II , III , IV )
Lampu- lampu sorot pabrik
Trafo-trafo tegangan

Kapasitas dan beban yang dilayani oleh tegangan sistem ini lebih kecil atau sama
dengan 200 hp

4. Tegangan Sistem 380 Volt, 3 Fasa 220 Volt


Digunakan untuk instalasi-instalasi baik untuk perkantoran maupun perumahan. Kedua
sistem ini dikategorikan tegangan rendah. Selain keempat tingkat dengan tegangan sistem
diatas tegangan utama PT. PUSRI juga menggunakan tegangan dengan tingkat yang
berbeda dengan tegangan utama untuk tujuan khusus , Misalnya :
Tegangan 110 Volt sebagai tegangan masukan alat kontrol atau alat instrumen.
Selain itu tegangan ini juga digunakan untuk komplek perumahan karyawan PT.
PUSRI.
Tegangan 220 Volt, sebagai tegangan pada perkantoran PT. PUSRI, Tegangan ini
berfungsi untuk penerangan di dalam perkantoran di samping AC dan peralatan
lain yang digunakan oleh perkantoran PT. PUSRI.
Tegangan 440 Volt Emergency , Tegangan ini Disuplai oleh generator diesel
melalui bus darurat 440 Volt . Sistem tegangan ini dibutuhkan oleh beberapa
peralatan yang tidak boleh mati terlalu lama dan bekerja pada tegangan tersebut
atau dibawahnya

Pada Pusri 1B terdapat 3 jenis pemeliharaan, yaitu :

1) Daily Patrol
Daily Patrol adalah jenis pemeliharaan yang rutin dilakukan untuk mengecek suatu
peralatan. Jadwal pemeliharaan rutin dapat diprogramkan, misalnya :
Pemeliharaan mingguan
Pemeliharaan bulanan
Pemeliharaan sementara
Pemeliharaan tahunan

2) Preventive Maintenance (PM)


Preventive Maintenance (PM) adalah tindakan pemeliharan dan perawatan yang di
lakukan untuk mencegah timbulnya kerusakan-kerusakan yang tidak terduga, dan
menemukan kondisi kerusakan pada waktu digunakan secara spesifik untuk tujuan
pencegahan. Adapun kegiatan Preventive Maintenance meliputi:
Inspeksi (inspection), adalah kegiatan pemeliharaan periodik untuk memeriksa
kondisi komponen peralatan peralatan produksi dan area sekitar peralatan
produksi. Lihat, rasa, dengar, adalah kegiatan pemeliharaan untuk memeriksa
kondisi peralatan melalui penglihatan, perasaan dan pendengaran.
Pemeliharaan berjalan (running maintenance), adalah kegiatan pemeliharaan
yang dilaksanakan tanpa mengehentikan kerja peralatan.
Penggantian komponen kecil (small repair), adalah kegiatan pemeliharaan yang
berupa penggantian komponen kecil.
Pemeliharaan berhenti (shutdown maintenance), adalah pemeliharaan yang dapat
dilakukan hanya pada saat peralatan produksi berhenti.

3) Breakdown Maintenance
Jenis perawatan ini hanya bisa dilakukan apabila mesin sama sekali mati karena ada
kerusakan atau kelainan dan tidak mungkin dapat dioperasikan. Untuk dapat
memperbaikinya maka prinsip kerja dari peralatan yang bersangkutan harus dapat
dikuasai.Dengan dikuasainya prinsip kerja peralatan tersebut maka diagnosa terhadap
kerusakan dapat dilakukan dengan cepat dan tepat.

Alat yang digunakan pada rangkaian Pengendali


1. Kontaktor
adalah saklar yang bekerja berdasarkan elektromagnetik digunakan untuk
membuka dan menyambung rangkaian listrik (load). Kemagnitan akan timbul
apabila kumparan magnit ( coil ) dialiri arus listrik , terjadinya kemagnitan pada coil
akan mengakibatkan kontak yang bergerak akan tertarik Kontaktor bekerja untuk
merubah kontak-kontak Normally Open (NO) dan Normally Close (NC).
Berdasarkan fungsinya kontak pada kontaktor terdiri dari 2 macam yaitu
a. Kontak Utama
Kontak utama dirancang lebih luas dan tebal sehingga mampu dialiri arus
listrik yang relative besar ,Kontak utama terdiri dari 1,3 dan 5 dihungkan
dengan sumber listrik R, S , dan T sedangkan kontak 2,4 dan 6
dihubungkan dengan beban motor listrik 3 fasa U, V dan W atau beban
lainya
b. Kontak Bantu
Untuk kontak bantu konstruksi nya dirancang lebih tipis sehingga hanya
digunakan untuk bagian control saja dengan arus yang relative kecil .

4) Push Button
Push botton disebut juga saklar tekan atau tombol tekan. Bekerja pada saat tombol
ditekan akan merubah kontak NO menjadi NC dan NC menjadi NO.

5) Time Delay Relay

TDR (Time Delay Relay) sering disebut juga relay timer atau relay penunda batas
waktu banyak digunakan dalam instalasi motor terutama instalasi yang membutuhkan
pengaturan waktu secara otomatis. Fungsi dari peralatan kontrol ini adalah sebagai
pengatur waktu bagi peralatan yang dikendalikannya. Timer ini dimaksudkan untuk
mengatur waktu hidup atau mati dari kontaktor atau untuk merubah sistem bintang ke
segitiga dalam delay waktu tertentu. Kumparan pada timer akan bekerja selama
mendapat sumber arus. Apabila telah mencapai batas waktu yang diinginkan maka
secara otomatis timer akan mengunci dan membuat kontak NO menjadi NC dan NC
menjadi NO.

Peralatan Proteksi kontrol motor


1. Thermal Overload Relay (THOR)

Thermal Over Load Relay adalah peralatan kontrol listrik yang berfungsi untuk
memutuskan jaringan listrik jika terjadi beban lebih.Jaringan listrik akan putus bila arus
yang melewati lebih besar dari setting arus Thermal Over Load dengan melalui proses
panas yang terdapat pada relay. Pada saat mereset kembali memerlukan waktu untuk
mengaktifkan kembali karena perlu proses pendinginan temperature terlebih dahulu.

2. Circuit Breaker ( CB )

Adalah peralatan pemutus, yang berfungsi untuk memutus rangkaian listrik dalam keadaan
berbeban (berarus). CB dapat dioperasikan pada saat jaringan dalam kondisi normal maupun
pada saat terjadi gangguan. Karena pada saat bekerja, CB mengeluarkan (menyebabkan
timbulnya) busur api, maka pada CB dilengkapi dengan pemadam busur api.

1. Fuse
Fuse atau Sekering adalah komponen yang berfungsi sebagai pengaman dalam
Rangkaian Elektronika maupun perangkat listrik. Fuse (Sekering) pada dasarnya terdiri
dari sebuah kawat halus pendek yang akan meleleh dan terputus jika dialiri oleh Arus
Listrik yang berlebihan ataupun terjadinya hubungan arus pendek (short circuit) dalam
sebuah peralatan listrik / Elektronika. Dengan putusnya Fuse (sekering) tersebut, Arus
listrik yang berlebihan tersebut tidak dapat masuk ke dalam Rangkaian Elektronika
sehingga tidak merusak komponen-komponen yang terdapat dalam rangkaian Elektronika
yang bersangkutan. Karena fungsinya yang dapat melindungi peralatan listrik dan peralatan
Elektronika dari kerusakan akibat arus listrik yang berlebihan, Fuse atau sekering juga
sering disebut sebagai Pengaman Listrik

Anda mungkin juga menyukai