Anda di halaman 1dari 18

II.1.

RELE PROTEKSI

Relay adalah suatu peralatan listrik yang berfungsi untuk melindungi,

mumutuskan atau menghubungkan satu rangkaian listrik dengan rangkaian listrik

lainnya, yang bekerja secara otomatis dan dapat dipakai sebagai kontrol jarak jauh.

Relay bekerja berdasarkan panas (temperatur) yang ditimbulkan oleh arus

yang mengalir melalui elemen-elemen pemanas bimetal. Dari sifat perlengkungan

bimetal akibat panas yang ditimbulkan, bimetal ini akan menggerakkan kontak-

kontak mekanis pemutus rangkaian listrik.

Relay akan bekerja apabila ada besaran listrik yang mengalir melalului

peralatan tersebut. Besaran-besaran yang bukan besaran listrik yang mengalir

melalui peralatan tersebut. Besaran-besaran yang bukan besaran listrik dirubah

dulu menjadi besaran listrik. Relay mempunyai kontak-kontak normal membuka

(normally open) dan normal menutup (normally close). Setiap sistem pengaman

berfungsi untuk mengisolir bagian yang terganggu.

II.2. Pengaman

Sistem pengaman pada motor induksi merupakan salah satu sarana

penelitian yang dapat digunakan untuk pengembangan pengetahuan mengenai

peralatan kelistrikan dan elektronika yang mempunyai cakupan cukup luas.


Dimana cakupan yang dimaksud penulis adalah sistem pengaman pada motor-motor

listrik dan peralatan yang digunakan.

Sebuah relay pengaman harus tahan dan mampu dalam mengalirkan dan

memutuskan arus dalam keadaan kerja normal. Arus kerja normal adalah arus yang

mengalir selama pemutusan tidak terjadi. Relay adalah suatu peralatan listrik yang

berfungsi untuk melindungi, mumutuskan atau menghubungkan satu rangkaian

listrik dengan rangkaian listrik lainnya, yang bekerja secara otomatis dan dapat

dipakai sebagai kontrol jarak jauh.

Gambar II.1 Rele


II.2.1. Komponen-Komponen Pengaman Dan Pengendali Motor

Berbagai macam komponen pengaman dan pengendali pada sebuah motor

listrik dapat dilihat melalui gambar di bawah ini:


Gambar II.2.Komponen Pengaman Dan Pengendali Motor

II.2.2. Komponen Pengaman

Komponen-komponen pengaman minimum pada sebuah motor listrik

adalah pengaman hubung singkat dan pengaman beban lebih. Untuk pengaman

hubung singkat biasanya digunakan pemutus daya atau sekring (fuse), sedangkan

untuk pengaman beban lebih digunakan Thermal Overlad Relay. Pemutus daya

yang banyak digunakan adalah MCCB (Moulded case Circuit Breaker).

Komponen-komponen pengaman yang lain adalah:

- Pengaman thermis

- Pengaman kehilangan fasa, dan lain-lain.

- Pengaman vibrasi motor

II.2.2.1. MCCB (Moulded Case Circuit Breaker)

MCCB terdiri dari:


- busur api
- Pengetripan
- Peralatan pengsaklaran

Pemadaman
Gambar II.3. MCCB
Dirakit dalam satu unit dan dimuat dalam kotak cetakan tahan panas dan bususr api.

MCCB dapat secara tomatis memutuskan rangkaian seketika bila terjadi hubung

singkat atau beban lebih. Karena karakteristik perilakunya baik dan mempunyai

kapasitas pemutusan arus besar dibandingkan dengan saklar konvensional yang

terdiri dari kombinasi saklar pisau dan sekring, iasecara luas dipergunakan sebagai

pemutus daya untuk panel distribusi dan control dari peralatan listrik pada suatu

bangunan, mesin industri dan sebagainya.

Pemutus daya untuk tegangan rendah, (600 volt atau kurang) dibuat dengan

merek: Moulded Case Circuit Breaker, Fuse Free Breaker, dan No Guse Breaker.

Pemtuus daya dapat dikelompokkan sebagai tipe elektromagnetik termal dan tipe

elektromagnetik penuh. Rating arus nominal MCCB (dalam ampere) adalah sebagai

berikut : 10; 15; 15; 20; 30; 40; 50; 60; 75; 100; 125; 150; 175; 200; 225; 250; 300;

350; 400; 500; 600; 700; 800 A. Contoh karakteristik arus-waktu dari sebuah MCCB

ditunjukkan pada Gambar II.4


Gambar II.4 .Karakteristik Arus MCCB
II.2.2.2. Thermal Overload Relay

Gambar II.5 TOR

Thermal Overload Relay (TOR) digunakan untuk mengamankan motor

listrik terhadap beban lebih. Rele ini bekerja berdasarkan efek thermal dari arus

listrik. Jika arus yang mengalir dalam TOR ini melebihi nilai setelannya akan

terjadi pemutusan yang waktunya tergantung kepada arus. Makin besar arus ini,

makin singkat waktu pemutusannya. Pemutusan diperlambat secara thermis,

misalnya dengan menggunakan elemen dwilogam. Elemen-elemen dwilogam

tersebut dipasang di dalam TOR. Kalau arus melalui TOR ini terlalu besar,
elemen-elemen tersebut akan menjadi bengkok sehingga saklarnya akan

membuka.

Elemen-elemen dwilogam ini dapat dipanaskan secara langsung atau secara tidak
langsung. Pada pemanasan langsung arus mengalir melalui elemen dwilogam
sedangkan pada pemanasan tidak langsung arus mengalir melalui kawat tahanan
yang dililitkan pada elemen dwilogam. Cara yang terakhir ini digunakan untuk arus-
arus kecil. Wiring diagram thermal overload relay ditunjukkan pada Gambar II.6

Gambar. II.6.. Wiring diagram thermal overload relay

II.3. KOMPONEN KENDALI

Terdiri dari:

a.Magnetic Contactor

b. Relay kendali

c.Time Delay Relay (timer)

d. Berbagai macam

switch: Push-button

switch, Pressure

switch,

Flow switch,

Level switch,

Proximity switch, limit switch, dan lain-lain berikut gambar macam-macam


switch:
Gambar II.7 Jenis-jenis Switch

II.3.1. Magnetic Contactor dan Rele Kontrol

Magnetic Contactor dapat dipergunakan pada rangkaian:

Pengasutan

Pengereman

Pengendalian motor dan peralatan listrik


Magnetic contactor mempunyai kemampuan untuk pengsaklaran arus lebih seperti

arus asut motor, tetapi tidak mempunyai kemampuan untuk memutus arus

abnormal seperti dalam hal hubung singkat motor. Alat lain yang mempunyai

prinsip kerja dan kegunaan yang hamper sama adalah rele control. Bedanya rele

control digunakan untuk arus kecil. Wiring diagram magnetic contactor dan rele

control masing-masing ditunjukkan pada Gambar II.4 dan II.5.a.

Gambar II.8.. wiring diagram magnetic contactor

Dengan menggunakan magnetic contactor:

Memungkinkan beberapa operasi motor listrik atau peralatan listrik

lainnya dilaksanakan dari satu atau lebih tempat,

Rangkaian control dapat diinterlock untuk mencegah kesalahan dan

bahaya operasi,

Peralatan control dapat dipasang pada tempat yang jauh,

Kontrol otomatis dan semi otomatis dapat dilakukan

Untuk memberikan informasi yang berhubungan dengan penggunaan magnetic

contactor yang sesuai untuk berbagai macam dan jenis ekerjaan untuk beban

resistif maupun motor listrik dapat diketahui dari Utilization


category yang terdapat pada catalog yang diterbitkan oleh pabrik pembuat

magnetic contactor tersebut. Utilization category yang dimaksud adalah:

AC 1 : Non inductive loads (resistive load)

AC 2 : Startong, plugging (slip ring motor)

AC 3 : Starting, stopping (squirrel cage motor)

AC 4 : Starting, plugging, inching (squirrel cage motor)

Utilization category AC 3 merupakan kategori untuk standard duty sedangkan AC

2, dan AC 4 merupakan category heavy duty. Disamping itu, hal ini yang menjadi

dasar dari pemilihan magnetic contactor antara lain adalah:

Rated operating current (Ie)

Tegangan nominal kumparan

Jumlah auxiliary contact

Gambar II..8a Gambar II.b8


II.3.2 .Time Delay Relay

Prinsip kerja dan kegunaan dari time delay relay mirip rele kontrol,

bedanya kontak-kontak time deay reay tidak langsung bekerja ketika

kumparannya diberi tegangan melainkan tertunda kerjanya sesuai dengan setelan

waktunya. Wiring diagram time delay relay

Gambar II.9..

II.4. Gangguan - Gangguan Yang Terjadi Terhadap Sistem

Proteksi Pada Motor Induksi Tiga Phasa

Pada prinsipnya setiap peralatan, baik peralatan mekanis, elektris dan lain

sebagainya tidak akan luput dari gangguan. Khusunya pada peralatan eletris,

seperti motor-notor listrik, generator, jaringan transmisi distribusi, manusia selalu

berusaha mengamankan peralatan tersebut dari gangguan. Ini disebabkan karena

peralatan itu sendiri mempunyai harga yang mahal.


Makin mahal suatu peralatan, maka pengaman yang dilakukan juga

semakin banyak, demi menjaga peralatan tersebut dari kerusakan terutama pada

peralatan-peralatan fital penggunaannya. Oleh karena itu selalu dibutuhkan suatu

peralatan pengaman yang jauh lebih baik dari yang telah ada. Jalan pemikiran ini

juga berhubungan dengan teloah semakin berkembangnya peralatan elektronik

yang digunakan pada perelatan elektrik, sehingga pada perbedaan yang timbul

antara bidang elektronik dengan bidang listrik yang semakin sempit, bahkan telah

berbaur sama sekali.

Dibawah ini akan diuraikan beberapa gangguan yang terdapat khusus pada

motor induksi tiga phasa, serta dapatlah ditentukan jenis proteksi apa yang

digunakan pada motor tersebut sebagai pengaman. Dengan demikian diharapkan

motor tidak akan mengalami kerusakan

Gambar II.10 , Motor Rusak


II.4.1. Gangguan Beban Lebih

Gangguan ini dapat terjadi, disebabkan oleh pembebanan yang berlebihan pda

poros motor. Pembebanan yang berlebihan disini, dimakdudkan adalah

pembebanan yang dilakukan pada motor melebihi kemampuannya. Seperti kita

ketahui, suatu motor listrk, dalam pembuatannya telah direncanakan sedemikian

rupa untuk bekerja pada batas-batas yang telah ditentukan seperti tegangan arus

dan dayanya. Besaran-besaran ini dikenal dengan teraan (rating) dari motor.

Gambar II.11 Beban Lebih


Dengan bekerjanya motor pada beban lebih, berarti motor harus memberikan

daya pada beban melebihi dari daya mempunya sendiri. Dan keadaan ini sama

dengan semakin besarnya motor menarik arus dari jala-jala / sumber daya listrik,

melebihi dari rating arusnya. Rating arus ini sebanding dengan penampang

konduktor yang digunakan pada kumparannya. Jadi, bila kapasitas arus yang telah

ditentukan pada konduktor dilampaui, maka akan dapat mengakibatkan kerusakan

pada kumparan motor.

Pada motor-motor kenaikan dari arus ratingnya ini juga dapat menimbulkan

panas yang berlebihan pada kumparannya. Ini berhubungan erat dengan daya tahan

panas isolasi kumparan. Oleh sebab itu, pada motor-motor besar, disamping

pengaman yang dilakukan pada arus lebih, juga dilakukan pada panas yang

ditimbulkan.

II.4.1.1. Proteksi Beban Lebih

Biasanya, untuk mengamankan motor induksi yang bekerja dibawah tegangan

1000 Volt AC dari beban lebih, digunakan bimetal over load protection

(Proteksi beban lebih bentuk bimetal).

Proteksi ini bekerja karena adanya panas yang disebabkan oleh beban lebih.

Seperti kita ketahui yang dimaksud dengan beban lebih adalah arus yang

mengalir pada motor melebihi dari harga nominalnya. Jadi bimetal relay

mendapt pana lngsung dari arus tersebut dan ini dapat distel pada range

tertentu. Penyetelan ada yang dapat secara otomatis atau secara manual. Pada

motor-motor besar biasanya relay ini dihubungkan dengan kumparan sekunder

dari trafo arusnya.


II.4.1.2. Gangguan Salah Satu Phasanya Terputus

Gangguan seperti ini biasanya jarang terjadi bila perawatan suplaynya

dilakkan dengan baik. Namun dalam keadaan cuaca buruk seperti badai, hujan,

salju, angin kencang dan sebagainy, kemungkinan timbulnya gangguan akan

semakin besar. Sebab keadan cuaca seperti di atas dapat menimbulkan terputusnya

salah satu phasa. Akibat salah satu phasanya terputus, arus pada phasa lainnya akan

naik menjadi 3 kali. Kenaikan arus ini dapat merusak isolasi kumparan, karena

suatu isolasi mempunyai batas arus tertentu. Lewat batas yang ditentukan maka

kemungkinan isolasi akan menjadi kontak satu sama lainnya. Bila ini terjadi akan

menyebabkan hubungan singkat pada kumparan.

II.4.1.3 Proteksi Gangguan Bila Salah Satu Phasanya Terputus

Proteksi ini dimaksudkan untuk mengamankan motor dari kerusakan

apabila suatu motor induksi tiga phasa sedang bekerja, salah satu phasanya putus.

Keadaan ini menimbulkan suatu ketidak seimbangan phasa karena daya yang

disuplay ke motor hanya ada dua kumparan, ini akan mengakibatkan panas yang

cukup besar pada motor.

Terputusnya salah satu phasa pada motor induksi tiga phasa yng sedang

berputar akan mengakibatkan arus pada statornya menjadi tidak seimbang dan

menimbulkan panas yang berlebihan pada motor. Untuk motor-motor ukuran kecil,

hal ini tidak menjadi masalah dan pengamannya cukup menggunakan relay

thermal. Berbeda halnya dengan motor-motor besar (50 HP keatas), keadaan ini

dapat merusak isolasi pada kumparan motor akibat panas yang ditimbulkan oleh

kejadian diatas cukup tinggi. Oleh sebab itu, terputusnya salah satu phasa pada

motor induksi tiga phasa yang sedang bekerja perlu proteksi.

Selama salah satu phasanya terputus besar arus pada phasa yang tidak

terganggu akan naik menjadi 3 kali. Kenaikan arus in kan menimbulkan panas pada
motor serta ketidak seimbangan pada arus rotor, sehingga pada stator muncul arus

negatif. Komponen arus ini menimbulkan medan putar yang baru, yang arahnya

berlawanan dengan medan putar utamanya.

Dengan demikian ada dua komponen arus dengan frekwensi yang berbeda,

diinduksikan ke body motor dan konduktor rotor. Untuk mengatasi hal ini, maka

motor harus dilengkapi dengan proteksi arus negatif (negatif sequence current

protection)

II.4.2. Gangguan Hubungan Singkat

Gangguan hubungan singkat disini dimaksudkan adalah terjadi hubungan

singkat antara kumparan. Gangguan ini dapat terjadi karena kerusakan isolasi pada

kumparan. Seperti yang telah diuraikan diatas akibat salah satu phasanya terputus

maka pada phasa yang sehat, terjadi kenaikan arus sebesar 3 kali. Dan ini dapat

mengakibatkan tembusnya isolasi sehingga fungsi sebagai konduktor yang akan

menghubungkan satu kumparan dengan kumparan lainnya. Hal ini karena isolasi

menerima panas yang berlebihan, akibat beban lebih panas ini akan merubah sifat

kimia dari isolasi, yang tadi padat berubah menjadi cair. Panas ini juga dapat

menimbulkan hubungan singkat pda kumparan. Gangguan hubungan singkat akan

menimbulkan arus yang besar pada konduktor kumparan yang dapat merusak

kumparan tersebut.

Oleh sebab itu pada motor-motor listrik umumnya dan pada motor induksi

khusunya, gangguan ini harus dicegah sedemikian rupa sehingga tidak

membahayakan atau menimbulkan kerusakan pada motor.

II.4.2.1. Proteksi Gangguan Hubungan Singkat

Alat proteksi ini dihubungkan pada motor, pada masing-masing phasany

antara feeder dengan motor. Kadang-kadang untuk mendapatkan keandalan yang

lebih tinggi. Proteksi hubungan singkat ini di koordinasikan dengan suatu proteksi
beban lebih. Range arus pada proteksi beban lebih ini biasanya di stel antara 1,5

sampai dengan 10 kali arus rating (untuk sesaat), dapat dikategorikan sebagai arus

hubungan singkat dan ini diproteksi oleh arus hubungan singkat.

Untuk proteksi arus hubungan singkat, dapat dipilih satu dari beberapa

bentuk dibawah ini, yaitu :

1. HRC (High Repturing Capacity) fuse

2. Relay hubung singkat yang dikombinasikan dengan CB (Circuit Breaker).

3. Setting over current relay yang bekerja seketika untuk membuka Circuit

Breaker.

Dari ketiga jenis diatas, pengguanaan HRC fuse sebagai proteksi. Dan ini

akan memperoleh penggunaan circuit breaker yang ekonomis, karena hanya


membutuhkan kapasitas daya yang rendah

Setelan Arus
Untuk menentukan setelan arus yang akan di set pada rele arus lebih, maka kita
harus menggunakan rumus tergantung type rele atau pabrik pembuatannya. Pada
pembahasan Laporan Akhir ini, gardu induk Seduduk Putih menggunakan rele arus
lebih Areva Micom. Rumus untuk menentukan setelan arus pada rele Micom ini
adalah sebagai berikut :
I .Tms
Is=
t

Is = Arus penyetelan

I = Arus gangguan

Tms = Setelan waktu

t = Waktu setting
Gambar 2.6. Rele Arus Lebih Type Areva Micom

Anda mungkin juga menyukai