Anda di halaman 1dari 12

PERCOBAAN IV

OP-AMP dan RANGKAIAN OP-AMP

1 Tujuan Percobaan
1. Dapat menyusun rangkaian-rangkaian amplifier dari op-amp
2. Dapat menyusun rangkaian-rangkaian filter dari op-amp

2 Tinjauan Pustaka
Mengenal Op-Amp dan Cara Kerjanya
Operasional amplifier (Op-Amp) adalah suatu penguat berpenguatan
tinggi yang terintegrasi dalam sebuah chip IC yang memiliki dua input
inverting dan non-inverting dengan sebuah terminal output, dimana rangkaian
umpan balik dapat ditambahkan untuk mengendalikan karakteristik
tanggapan keseluruhan pada operasional amplifier (Op-Amp). Di dalam Op-
Amp terdapat suatu rangkaian elektronik yang terdiri atas beberapa
transistor, resistor dan atau dioda. Jikalau kepada IC jenis ini ditambahkan
suatu jenis rangkaian, masukkan dan suatu jenis rangkaian umpan balik,
maka IC ini dapat dipakai untuk mengerjakan berbagai operasi matematika,
seperti menjumlah, mengurangi, membagi, mengali, mengintegrasi, dsb. Oleh
karena itu IC jenis ini dinamakan penguat operasi atau operasional amplifier,
disingkat OpAmp. Namun demikian OpAmp dapat pula dimanfaatkan untuk
berbagai keperluan, misalnya
sebagai penguat audio,
pengatur nada, osilator atau
pembangkit gelombang, sensor
circuit, dsb. OpAmp banyak
disukai karena faktor
penguatannya besar (100.000
kali), yang biasanya dikenal
dengan sebuah IC dimana
Gambar 3.2.1 Simbol Op-Amp
banyak transistor digabungkan
dalam satu kristal semikonduktor. Dengan memakai teknologi IC banyak
transistor dan komponen elektronika lain biasa digabungkan menjadi satu
komponen dengan berbagai sambungan dan sifat tertentu yang canggih.
Rangkaian Op-Amp dalam IC modern merupakan pendekatan yang baik
untuk sifat Op-Amp ideal.
Prinsip kerja sebuah operasional Amplifier (Op-Amp) adalah
membandingkan nilai kedua input (input inverting dan input non-inverting),
apabila kedua input bernilai sama maka output Op-amp tidak ada (nol) dan
apabila terdapat perbedaan nilai input keduanya maka output Op-amp akan
memberikan tegangan output. Operasional amplifier (Op-Amp) dibuat dari
penguat diferensial dengan 2 input. Sebagai penguat operasional ideal ,
operasional amplifier (Op-Amp) memiliki karakteristik sebagai berikut :
Impedansi Input (Zi) besar = Impedansi Output (Z0) kecil= 0 Penguatan
Tegangan (Av) tinggi = Band Width respon frekuensi lebar = V0 = 0
apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada besarnya V1. Karakteristik
operasional amplifier (Op-Amp) tidak tergantung temperatur / suhu.

Mengenal Bagian, Jenis,


dan Macam Gambar 3.2.2 Rangkaian Dasar Operasional
Macam Op- Amplifier (Op-Amp) Penguat Diferensial Amp

Bagian-bagian dalam
Op amp :

1. Penguat Differensial, yaitu merupakan bagian input dari Op amp. penguat


differensial mempunyai dua input (input + dan input -)

2. Penguat Penyangga (Buffer), yaitu penguat penyangga sinyal output dari


penguat differensial agar siap untuk dimasukkan ke penguat akhir op amp.

3. Pengatur Bias, yaitu rangkian pengatur bias dari penguat differensial dan
buffer agar diperoleh kestabilan titik nol pada output penguat akhir

4. Penguat Akhir, yaitu penguat yang merupakan bagian output dari Op


amp. Penguat Akhir ini biasanya menggunakan konfigurasi push-pull kelas B
atau kelas AB.
Dalam penggunaannya op-amp dibagi menjadidua jenis yaitu penguat linier
dan penguat tidak linier. Penguat linier merupakan penguat yang tetap
mempertahankan bentuk sinyal masukan, yang termasuk dalam penguat
iniantara lain penguat non inverting, penguat inverting, penjumlah, penguat
diferensial dan penguat instrumentasi. Sedangkan penguat tidak linier
merupakan penguat yang bentuk sinyal keluarannya tidak sama dengan bentuk
sinyal masukannya, diantaranya komparator, integrator, diferensiator, pengubah
bentuk gelombang dan pembangkit gelombang.
Macam macam Op-Amp Diantaranya :
1. Komparator (rangkaian pembanding ) .
Merupakan salah satu aplikasi yang memanfaatkanpenguatan terbuka (open-
loop gain) penguat operasional yang sangat besar. Ada jenis penguat
operasional khusus yang memang difungsikan semata-mata untuk penggunaan
ini dan agak berbeda dari penguat operasional lainnya dan umum disebut juga
dengan komparator .
Komparator membandingkan dua tegangan listrik dan mengubah keluarannya
untuk menunjukkan tegangan mana yang lebih tinggi.

di mana Vs adalah tegangan catu Gambar 3.2.3 Rangkaian


daya dan penguat operasional Pembanding
beroperasi di antara + Vs dan
Vs.)
2. Penguat Pembalik ( Inverting amplifier )
Sebuah penguat pembalik menggunakan umpan balik negatif untuk membalik
dan menguatkan sebuah tegangan.Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal
keluaran kembali ke masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180, maka
nilai keluaran tersebut secara efektif mengurangi besar masukan.Ini mengurangi
bati keseluruhan dari penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.

Di mana, Gambar 3.2.4 Rangkaian Penguat


Pembalik
(karena adalah virtual ground.

Sebuah resistor dengan nilai , ditempatkan di


antara masukan non-pembalik dan bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini
mengurangi galat karena arus bias masukan.
penguatan dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan Rin, yaitu:

Tanda negatif menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan.


Contohnya jika Rf adalah 10.000 dan Rin adalah 1.000 , maka nilai bati
adalah -10.000 / 1.000, yaitu -10.
3. Penguat tak pembalik (Non Inverting Amplifier )
penguat Non Inverting amplifier merupakan kebalikan dari penguat
inverting,dimana Input dimasukkan pada input non inverting sehingga polaritas
output akan sama dengan polaritas input tapi memiliki penguatan yang
tergantung dari besarnya Rfeedback dan Rinput.
Rumus penguatan penguat non-pembalik adalah sebagai berikut:

atau dengan kata lain:

Dengan demikian, penguat non-pembalik memiliki penguatan minimum bernilai


1. Karena tegangan sinyal masukan terhubung langsung dengan masukan pada
penguat operasional maka impedansi masukan bernilai .
4. penguat differensiator
Penguat diferensial digunakan untuk mencari selisih dari dua tegangan yang
telah dikalikan dengan konstanta tertentu yang ditentukan oleh nilai resistansi

yaitu sebesar untuk dan . Penguat jenis ini berbeda


dengan diferensiator.Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
Gambar 3.2.5 Rangkaian Penguat
Differensiator
Sedangkan
untuk R1 = R2dan Rf = Rg maka bati diferensial adalah:

5. rangkaian penguat penjumlah (Summing amplifier )


Penguat penjumlah menjumlahkan beberapa tegangan masukan, dengan
persamaan sebagai berikut:
Gambar 3.2.6 Rangkaian Penguat
Penjumlah

Saat , dan Rf saling bebas maka:

Saat , maka:
Keluaran adalah terbalik.

Impedansi masukan dari masukan ke-n adalah (di mana adalah


Virtual ground).
6. penguat integrator (Integrator Amplifier )
Penguat ini mengintegrasikan tegangan masukan terhadap waktu, dengan
persamaan:

Gambar 3.2.6 Rangkaian Penguat


Integrator

di mana adalah waktu dan


adalah tegangan keluaran pada .
Sebuah integrator dapat juga dipandang sebagai tapis pelewat-tinggi dan dapat
digunakan untuk rangkaian tapis aktif.
7. Differensiator
Mendiferensiasikan sinyal hasil pembalikan terhadap waktu dengan persamaan:

Gambar 3.2.7 Rangkaian


Differensiator
di mana dan adalah fungsi dari waktu.
Pada dasarnya diferensiator dapat juga dibangun dari integrator dengan cara
mengganti kapasitor dengan induktor, namun tidak dilakukan karena harga
induktor yang mahal dan bentuknya yang besar.Diferensiator dapat juga dilihat
sebagai tapis pelewat-rendah dan dapat digunakan sebagai tapis aktif.
1.3 Daftar Komponen dan Alat

1. IC op-amp
2. Resistor dan kapasitor
3. Potensiometer
4. Osiloskop
5. Multimeter
6. Disket / flashdisk
7. Milimeterblock
8. Pulpen / pensil
9. Penggaris / mistar

1.4 Cara Kerja

1 Amplifier membalik

1 Buatlah rangkaian sperti gambar 3.1

2 Setting Rg=1K sehingga 1000 mark sesuai dengan 10V

Gambar
3.1
Rangkaian percobaan Inverting amplifier

3 Ukur tegangan dengan osiloskop/multimeter untuk posisi nol


4 Ukur tegangan output Uo sesuai dengan tegangan input Ui seperti pada
table 3.1

Tabel 3.1 Pengukuran tegangan input output(positif) untuk amplifier membalik

No Rt 100 300 500 700 1000 setting


1 Ui 1 3 5 7 10 Volt
2 Uo Volt

5 Sekarang hubungkan A1 dengan -15V dan ulangi langkah percobaan


sebelumnya dan catat hasilnya pada table 3.2.

Tabel 3.2 Pengukuran tegangan input output(negatif) untuk amplifier membalik

No Rt 100 300 500 700 1000 setting


1 Ui -1 -3 -5 -7 -10 Volt
2 UO Volt

2 Amplifier tak membalik

1 Buatlah Rangkaian Seperti gambar 3.2

Gambar 3.2

Rangkaian percobaan NonInverting amplifier


2 Hubungkan Rg pada Vcc +15V dan setting Rg sehingga U1 berharga 10V

3 Naikkan teg input U1 dengan mengoperasikan Rt dan ukur Ua sebagai


fungsi Ui dan isikan hasil pengamatan pada table 3.3
Tabel 3.3 Pengukuran tegangan input output (positif )untuk amplifier tak
membalik

Ui 0 0.5 1 . 10 Volt
UO Volt

4 Hubungkan Rg pada Vcc -15V dan lakukan setting seperti sebelumnya


serta ulangi pengukuran sesuai dengan table 3.4
Tabel 3.4 Pengukuran tegangan input output (negatif )untuk amplifier tak
membalik

Ui 0 -0.5 -1 . -10 Volt


Uo Volt

3 Pengikut tegangan (voltage follower)

1 Buatlah rangkaian seperti gambar 3.3

Gambar 3.3

Rangkaian percobaan untuk pengikut tegangan

2 Hubungkan Rg pada Vcc +15V dan setting Rg sehingga U1 berharga 10V

3 Naikkan teg input U1 dengan mengoperasikan Rt dan ukur Uo sebagai


fungsi Ui dan isikan hasil pengamatan pada table 3.5

Tabel 3.5 Pengukuran tegangan input output (positif )untuk pengikut tegangan

Ui 0 0.5 1 . 10 Volt
Uo Volt

4 Hubungkan Rg pada Vcc -15V dan lakukan setting seperti sebelumnya


serta ulangi pengukuran sesuai dengan table 3.6
Tabel 3.6 Pengukuran tegangan input output (negatif )untuk pengikut
tegangan

Ui 0 -0.5 -1 . -10 Volt


Uo Volt

Amplifier penjumlah

1 Buatlah rangkaian seperti


gambar 3.4

Gambar 3.4 Rangkaian


percobaan amplifier penjumlah

2 Hubungkan potensiometer 10 putaran ke +15V dan atur resistor variable


1K sehingga posisi 1000 berhubungan dengan 10V

3 Setting potensiometer 10 putaran ke nol. Ukur Uo


4 Input Ui dibiarkan open dan ukur Uo=f(Ui) dengan Ui=1V dan 2V

5 Hubungkan R3=10K ke ground dan ukur Uo=f(Ui) seperti langkah 4

6 Ganti R3 1K dengan 100W hubungkan ke ground da lakukan seperti


langkah 4

7 Set FG1 sehingga Ui=2V pada R1. Set juga FG2 sehingga Ui=3V pada
R3. Ukur Uo=f(Ui + Ui)

8 Set FG1 dan FG2 seperti pada langkah 7. tapi Fg2 dihubungkan ke -15V.
ukur Uo= f(Ui Ui)

Anda mungkin juga menyukai