Sifat Negara
Sifat Negara
Secara etimologi istilah "negara" adalah terjemahan dari kata-kata asing, bahasa
Inggris "state", bahasa jerman "staat", dan bahasa Perancis "etat". Kata state,
staat, dan etat itu diambil oleh orang-orang Eropa dari bahasa Latin pada abad ke-15, yaitu
kata status atau statum yang berarti keadaan tetap dan tegak. Sementara itu di Indonesia, kata
"negara" berasal dari bahasa Sansekerta nagari atau nagara, yang berarti kota. Pada abad ke-
5, kata nagara sudah dikenal luas, seperti adanya Kerajaan Tarumanegara di Jawa Barat. Jadi,
kata "negara" sudah dikenal di masyarakat kita jauh sebelum bangsa Eropa.
Berdasarkan pengamatan dan penelitian yang dilakukan para ahli ketatanegaraan,
mereka mencoba memberikan pengertian negara. Pengalaman dan sudut pandang mereka
yang berbeda menyebabkan pengertian yang mereka berikan berbeda pula. Berikut ini
beberapa pengertian negara dari para ahli:
George Jelllinek dalam bukunya Aligemeine Staatslehre: Negara adalah organisasi
yang dilengkapi dengan suatu kekuatan yang asli yang di dapat bukan dari suatu
kekuatan yang lebih tinggi derajatnya.
Roger H, Soltau dalam bukunya Education for Politics: Negara adalah alat
(agency) atau wewenang (authority) yang mengatur atau mengendalikan persoalan-
persoalan bersama atas nama masyarakat.
Harold J. Laski dalam bukunya The State in Theory and Practice: Negara adalah
suatu masyarakat yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat
memaksa dan yang secara sah lebih agung daripada individu atau kelompok yang
merupakan bagian dari masyarakat.
Max Weber dalam bukunya From Max Weber Essays In Sociology: Negara
adalah suatu masyarakat yang mempunyai monopoli dalam penggunaan kekerasan
fisik secara sah dalam suatu wilayah.
Mac Iver dalam bukunya Modern State: Negara adalah asosiasi yang
menyelenggarakan penertiban di dalam suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan
berdasarkan sistem hukum yang diselenggarakan oleh suatu pemerintahan yang untuk
maksud tersebut diberi kekuasaan memaksa.
R. Kranenburg dalam bukunya Algemene Staatsieer: Negara adalah suatu
organisasi yang timbul karena kehendak dari suatu golongan atau bangsanya sendiri.
Miriam Budiarjo dalam bukunya Dasar-dasar Ilmu Politik: Negara adalah suatu
daerah teritorial yang rakyatnya diperintah oleh sejumlah pejabat dan yang berhasil
menuntut dari warga negaranya ketaatan pada peraturan perundang-undangannya
melalui penguasaan (kontrol) monopolistis dari kekuasaan yang sah.
Lantas, seperti apa sifat negara? Meskipun pengertian negara seperti yang telah
diuraikan di atas bervariasi, pada hakikatnya negara mempunyai sifat yang selalu sama. Prof.
Miriam Budiardjo menjelaskan sifat negara sebagai berikut:
Sifat memaksa: Negara mempunyai sifat memaksa dalam arti mempunyai kekuasaan
untuk memakai kekerasan fisik secara legal agar peraturan perundang-undangan
ditaati sehingga penertiban dalam masyarakat tercapai dan timbulnya anarki dapat
dicegah. Sarana untuk melakukan hal itu antara lain polisi, tentara, dan lembaga
pengadilan.
Sifat monopoli: Negara mempunyai sifat monopoli dalam menetapkan tujuan
bersama dari masyarakat. Dalam hal ini negara dapat menyatakan, bahwa suatu aliran
kepercayaan atau aliran politik tertentu dilarang hidup dan disebarluaskan, oleh
karena dianggap bertentangan dengan tujuan masyarakat.
Sifat mencakup semua: Semua peraturan perundang-udangan berlaku untuk semua
orang tanpa kecuali. Keadaan demikian memang perlu, sebab kalau seseorang
dibiarkan berada di luar lingkup aktivitas negara, maka usaha negara ke arah
tercapainya masyarakat yang dicita-citakan akan gagal.