ABSTRAK
Prevalensi obesitas merupakan salah satu masalah yang meningkat secara tajam
dekade terakhir ini pada beberapa negara didunia. Obesitas didefenisikan sebagai
meningkatnya berat badan akibat akumulasi lemak tubuh yang berlebihan. Obesitas
pada anak merupakan konsekuensi dari asupan kalori (energi) yang melebihi jumlah
kalori yang dilepaskan atau di bakar melalui proses metabolisme di dalam tubuh.
Aktivitas fisik dan riwayat obesitas merupakan faktor yang menjadi penyebab obesitas.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk pengaruh faktor genetik, pola konsumsi dan
aktivitas fisik dengan kejadian obesitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pola konsumsi, aktivitas
fisik, keturunan dan faktor risiko yang dominan terhadap kejadian obesitas pada anak
sekolah dasar SBI Percobaan Ujung Gurun Padang. Jenis penelitian ini adalah kasus
kontrol dengan sampel penelitian adalah anak sekolah dasar SBI Percobaan Ujung
Gurun Padang yang berjumlah 70 orang, sampel masing masing : 35 kasus dan 35
kontrol. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober Desember 2012. Analisa data
dilakukan dengan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat (regresi logistik).
Hasil penelitian pada analisa bivariat menunjukkan ada pengaruh yang
signifikan antara faktor genetik (p = 0,026; OR = 4,580), pola konsumsi (p = 0,001; OR
= 6,303), aktivitas fisik (p = 0,001 OR = 6,444), terhadap kejadian obesitas pada siswa
SD SBI Percobaan Ujung Gurun Padang. Hasil uji regresi logistik sebagai variabel yang
paling dominan yang berpengaruh terhadap kejadian obesitas adalah variabel aktivitas
fisik (OR = 6,710).
Kejadian obesitas pada siswa SD SBI Percobaan Ujung Gurun Padang, dipengaruhi oleh
variabel asupan lemak, asupan energi, frekuensi makan, jenis makanan dan aktivitas
fisik terutama aktivitas fisik berat dan sedang, sedangkan variabel keturunan tidak
berpengaruh. Sesuai dengan hasil penelitian disarankan untuk menggiatkan kembali
monitoring status gizi siswa melalui UKS yang telah ada, mengadakan penyuluhan pola
hidup sehat secara berkala, penyuluhan gizi.
Alamat Korespondensi
*Yani Maidelwita, SKM, M.Biomed
Dosen Kopertis Wilayah X DPK di Prodi DIII Kebidanan
STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
Jln. Jamal Jamil Pondok Kopi Siteba Padang
Telp. 0751 442295
PENDAHULUAN prevalensinya meningkat dari 5%
menjadi 12,4%, pada kelompok usia 6-
Masalah gizi pada anak di 11 tahun prevalensinya meningkat dari
Indonesia akhir-akhir ini cenderung 6,5% menjadi 17%; dan pada kelompok
menunjukkan masalah gizi ganda yang usia 12-19 tahun prevalensinya
berarti di samping masih terus berkutat meningkat dari 5% menjadi 17,6%.
dalam menghadapi gizi kurang, dilain (Wahyu, 2008).
pihak pada golongan masyarakat Di Provinsi Sumbar, prevalensi
tertentu di kota besar, kita mulai kegemukan menurut indikator BB/TB
menghadapi gizi lebih atau obesitas. adalah sebesar 9,9%. Sembilan
(Subardja, 2004). kabupaten/kota masih memiliki masalah
Kegemukan dan obesitas adalah kegemukan pada balita di atas angka
kelebihan berat badan sebagai akibat provinsi yaitu Kabupaten Kepulauan
dari penimbunan lemak tubuh yang Mentawai, Tanah Datar, Lima Puluh
berlebihan (Sudilarsih, 2010). Pada Kota, Dharmas Raya, Pasaman Barat,
hakikatnya obesitas terjadi akibat Kota Padang, Padang Panjang,
interaksi faktor lingkungan (makan Bukittinggi, dan Payakumbuh
berlebihan atau kurangnya aktivitas (Riskesdas Sumbar ; 2009).
fisik) dan faktor genetis. Menurut Dietz Salah satu kelompok umur yang
dan Robinson dalam Subardja (2004), berisiko terjadinya gizi lebih adalah
sebagian besar obesitas pada anak kelompok umur usia sekolah. Hasil
disebabkan oleh interaksi lingkungan penelitian Husaini yang dikutip oleh
dengan faktor genetis (obesitas primer) Hamam (2005), mengemukakan bahwa,
dan hanya sebagian kecil (1%) dari 50 anak laki-laki yang mengalami
disebabkan oleh penyakit herediter gizi lebih, 86% akan tetap obesitas
familial atau bagian dari suatu penyakit hingga dewasa dan dari 50 anak
sistemik tertentu (obesitas primer). perempuan yang obesitas akan tetap
(Subardja, 2004). obesitas sebanyak 80% hingga dewasa.
Saat ini lebih dari sembilan juta Obesitas permanen, cenderung akan
anak di dunia berusia enam tahun ke terjadi bila kemunculannya pada saat
atas mengalami obesitas. Itu menurut anak berusia 5 7 tahun dan anak
laporan Dennis Bier dari Pediatric berusia 4 11 tahun, maka perlu upaya
Academic Society (PAS) dalam Tuti pencegahan terhadap gizi lebih dan
(2009). Sejak 1970, obesitas kerap obesitas sejak dini (usia sekolah)
meningkat di kalangan anak, hingga (Aritonang, 2003).
kini angkanya terus melonjak dua kali SD SBI Percobaan Ujung Gurun
lipat pada anak usia 2-5 tahun dan usia Padang merupakan salah satu SD
12-19 tahun, bahkan meningkat tiga kali unggulan dan favorit di kota Padang.
lipat pada anak usia 6-11 tahun. (Tuti : Pada umumnya siswa-siswi yang
2009) bersekolah di SD SBI Percobaan Ujung
Data dari dua survei yang Gurun Padang berasal dari keluarga
dilakukan Lembaga Survei Gizi dan menengah ke atas. Hal ini
Kesehatan Nasional (NHANES) pada memungkinkan bagi siswa-siswi untuk
periode 1976-1980 dan 2003-2006 mendapatkan kemudahan teknologi
menunjukkan bahwa prevalensi obesitas dalam melaksanakan proses belajar
terus meningkat secara nyata pada mengajar. Tidak hanya dalam hal
beberapa kelompok usia anak, yakni belajar mengajar, tapi hampir pada
pada kelompok usia 2-5 tahun semua aspek kehidupan.
Survey awal yang dilakukan menimbulkan penimbunan lemak
pada bulan September 2011, SD SBI berlebih di dalam tubuh (Wahyu, 2009).
Percobaan Ujung Gurun Padang Selain itu, kejadian obesitas
memiliki 12 kelas dari kelas 1 sampai pada anak sering dikaitkan dengan
kelas 6, yang berarti setiap tingkatan kejadian obesitas pada orang tua.
kelas memiliki dua kelas. Berdasarkan Menurut Whitney dan Hegarthy dalam
wawancara dengan salah seorang guru, Manurung (2009), genetik memegang
dari observasi dapat dilihat bahwa peranan penting dalam mempengaruhi
kegemukan pada anak kelas 4, 5 dan 6 berat dan komposisi tubuh seseorang.
terjadi sekitar 20 % di SD SBI Jika kedua orang tua mengalami
Percobaan Ujung Gurun ini. obesitas, kemungkinan bahwa anak-
Kejadian obesitas pada anak di anak mereka menderita obesitas 75-80
sekolah ini dipengaruhi oleh faktor %. Jika salah satu orang tua yang
sosial ekonomi keluarga yang umumnya mengalami obesitas, kemungkinan
menengah ke atas yang memungkinkan tersebut hanya 40 %. Sedangakan jika
mereka mendapatkan pola konsumsi tidak seorang pun dari orang tuanya
makanan yang berlebihan, mendapatkan mengalami obesitas, peluangnya relatif
kemajuan teknologi yang secara tidak kecil (kurang dari 10%).
langsung berhubungan dengan aktivitas Berdasarkan uraian dan
fisik sehari-hari, misalnya alat-alat informasi diatas, maka penulis tertarik
permainan yang mengandalkan mengadakan penelitian mengenai
kecepatan jari-jari tangan dan mata Pengaruh Faktor Genetik, Pola
daripada gerak tubuh, seperti konsumsi dan Aktivitas Fisik dengan
playstation, nonton TV, dan game Kejadian Obesitas Pada Anak Kelas 4-6
online. SD SBI Percobaan Ujung Gurun
Beberapa faktor yang Padang Tahun 2011.
menyebabkan terjadinya gizi lebih
(obesitas) pada anak usia sekolah, METODE PENELITIAN
antara lain sosial ekonomi yang
mempengaruhi pola konsumsi, Jenis penelitian adalah
ketidakseimbangan antara asupan energi penelitian deskriptif analitik. Penelitian
dengan energi yang digunakan. Selain ini bertujuan untuk melihat pengaruh
itu faktor yang mempengaruhi gizi faktor genetik, pola konsumsi dan
lebih, adalah umur, jenis kelamin, aktivitas fisik terhadap kejadian
tingkat sosial ekonomi, faktor obesitas di SD SBI Percobaan Padang
lingkungan, aktivitas fisik, kebiasaan pada Tahun 2011. Desain Penelitian
makan dan faktor neuropsikologik serta yang digunakan adalah case control.
faktor genetika (Suhendro, 2003). Penelitian dilaksanakan pada bulan
Pola aktivitas yang minim Oktober Desember 2012.
berperan besar dalam peningkatan
resiko obesitas pada anak. Kegemukan
Populasi dan sampel
dan obesitas pada anak yang kurang
Populasi dalam penelitian ini
beraktivitas fisik maupun berolahraga
adalah seluruh siswa- siswi di kelas 4-6
disebabkan oleh jumlah kalori yang
SD di Sekolah Dasar SBI Percobaan
dibakar lebih sedikit dibandingkan
Padang Tahun 2011. Sampel dalam
kalori yang diperoleh dari makanan
penelitian ini adalah diambil secara total
yang dikonsumsi sehingga berpotensi
sampling yaitu seluruh siswa pada kelas
4-6 SD SBI Percobaan Ujung Gurun
Padang yang mengalami obesitas yang menggunakan kuesioner penelitian,
berjumlah 35 orang. Sampel terdiri dari Food Frequency Questionaire (FFQ).
kasus dan kontrol. Untuk mengurangi Pengumpulan data dilakukan
kemungkinan adanya bias, maka kasus oleh peneliti dibantu oleh 1 (satu) orang
dan kontrol diambil dalam satu populasi mahasiswa Prodi DIII Kebidanan
dengan kriteria : STIKes MERCUBAKTIJAYA Padang
a. Kasus adalah siswa- siswi di kelas dan 1 orang mahasiswa D3 Gizi
4-6 SD di Sekolah Dasar SBI Poltekes Padang sebagai enumerator.
Percobaan Padang yang menderita Enumerator sebelumnya dilatih dan
obesitas. Kasus diukur status diberi pengarahan terlebih dahulu,
gizinya dengan menggunakan terutama tentang cara pengukuran dan
metode antropometri dengan indeks wawancara yang baik, pemahaman isi
berat badan menurut tinggi badan kuesioner, dan cara mengisinya.
dan dibandingkan dengan grafik
Pengolahan dan Analisa Data
CDC 2000. Adapun jumlah kasus
Pengolahan data dilakukan
dalam penelitian ini adalah 35
dengan menggunakan langkah editing,
orang siswa yang obesitas.
koding, processing, cleaning, Analisis
b. Kontrol adalah siswa- siswi di kelas
data dilakukan secara komputerisasi
4-6 SD di Sekolah Dasar SBI
menggunakan program SPSS. Analisis
Percobaan Padang yang
data suatu penelitian, biasanya melalui
mempunyai berat badan normal
prosedur bertahap antara lain : Analisa
sesuai dengan baku CDC-2000
Univariat, bivariat dan multivariat.
laki-laki dan perempuan. Kasus
Analisa univariat dilakukan tabulasi
diukur status gizinya dengan
frekuensi, baik untuk variabel
menggunakan metode antropometri
independen maupun dependen. Analisa
dengan indeks berat badan menurut
Bivariat yaitu menggunakan uji chi
tinggi badan dan dibandingkan
square dengan menggunakan derajat
dengan baku CDC-2000, maka
kemaknaan 0,05 (derajat kepercayaan
jumlah control yang diambil adalah
95%). Sedangkan Analisa Multivariat
sebanyak 35 orang siswa yang tidak
menggunakan pendekatan analisa untuk
mengalami obesitas.
mengetahui faktor yang paling
Jenis dan Teknik Pengumpulan Data berpengaruh digunakan Teknik analisa
Data primer terdiri dari data multivariat dengan uji regresi logistik.
hasil wawancara dan pengukuran, yaitu
berat badan dan tinggi badan responden, HASIL DAN PEMBAHASAN
jenis kelamin, umur, karakteristik orang
1. Karakteristik Subjek penelitian
tua, pola konsumsi makanan, aktivitas
Hasil penelitian terhadap 70
fisik dan keturunan. Data tentang
orang siswa SD Percobaan Ujung
obesitas yang dikumpulkan dengan cara
Gurun Padang, berdasarkan
melakukan pengukuran berat badan dan
karakteristiknya dapat dilihat pada table
tinggi badan. Data pola konsumsi
berikut ini :
dilakukan dengan cara wawancara
langsung pada responden dengan
Tabel 1 Distribusi Siswa Kelas 4-6 Sekolah Dasar SBI Percobaan Ujung
Gurun Berdasarkan Karakteristiknya
Karakteristik Responden Obes Tidak Obes pvalue
f % f %
Umur Responden
- Umur 9 10 tahun 23 57,5 17 42,5 0,227
- Umur 11 12 tahun 12 40 18 60
Jumlah 35 50 35 50
Jenis Kelamin
- Laki-laki 13 52 12 48 1,000
- Perempuan 22 48,9 23 51,1
Jumlah 35 50 35 50
Tabel 2. Distribusi Faktor Genetik Orang Tua Siswa Kelas 4-6 Sekolah
Dasar SBI Percobaan Ujung Gurun Berdasarkan Faktor Genetik
Faktor Genetik Obes Tidak Obes OR (95% CI) Pvalue
f % f %
Obesitas 13 76,5 4 23,5
4,580 1,316 15,932 0,026
Tidak Obesitas 22 41,5 31 58,5
Jumlah 35 50 35 50
pengaruh yang bermakna antara faktor
Hasil penelitian didapatkan genetik keluarga dengan kejadian
bahwa dari 17 siswa yang memiliki orang obesitas. Nilai OR 4,580 (95% CI : 1,316-
tua obesitas, terdapat 13 (77,5 %) siswa 15,932) artinya siswa yang obesitas
yang mengalami obesitas dan 4 (23,5%) risikonya 4,580 kali lebih besar akan
siswa yang tidak obesitas. Sedangkan dari mengalami obesitas dibandingkan
53 siswa yang memiliki orang tua tidak kelompok tidak obesitas apabila
obesitas, terdapat 22 (41,5%) siswa mempunyai orang tua obesitas.
mengalami yang obesitas dan 31 ( 58,5%) Menurut hasil penelitian
siswa yang tidak obesitas. Padmiari (2002), bahwa ada keterkaitan
Dari hasil uji statistik yang yang erat kejadian obesitas dengan orang
diperoleh nilai p < 0,05 artinya ada tua yang kedua-duanya gemuk atau salah
satunya untuk menurun ke anaknya lebih sedikit ahli kesehatan yang menilai
besar, dimana ibu dapat meningkatkan bahwa faktor genetik bukanlah hal utama
risiko kejadian obesitas sebesar 2,69 kali dalam peningkatan resiko kegemukan dan
(95 % IC : 1,38 5,22), sedangkan ayah obesitas pada anak. Hal ini mengacu pada
hanya sebesar 1,99 kali (95 % IC : 1,02 fakta bahwa tidak terdapat perubahan
3,92). genetik yang bermakna pada manusia
Hal senada di ungkapkan oleh selama kurun waktu tiga dasawarsa
WHO (2000) yang menyatakan bahwa terakhir, sedangkan peningkatan
risiko relatif seorang anak untuk menjadi prevalensi kegemukan dan obesitas di
obesitas bila di dalam suatu keluarga seluruh dunia menunjukkan fenomena
terdapat anggota keluarga lainnya yang sebaliknya. (Wahyu, 2009)
obesitas adalah sebesar 4,7 sampai 8,6 Hal ini juga sesuai dengan
kali lebih sering. Senada dengan hal Hipotesis Barker menyatakan bahwa
tersebut, hasil studi Anjali (2004) perubahan lingkungan nutrisi intrauterin
menyatakan faktor keturunan sebesar 70 menyebabkan gangguan perkembangan
% mempengaruhi kejadian obesitas. Hal organ-organ tubuh terutama kerentanan
senada dinyatakan oleh Loos (2003) terhadap pemrograman janin yang
prevalensi obesitas dimana anggota dikemudian hari bersama-sama dengan
keluarga lainnya mengalami obesitas pengaruh diet dan stress lingkungan
bahwa 30 70 % merupakan pengaruh merupakan predisposisi timbulnya
biologis atau kontribusi keturunan. berbagai penyakit dikemudian hari.
Anak yang obesitas cenderung Mekanisme kerentanan genetik terhadap
akan mengalami obesitas hingga dewasa obesitas melalui efek pada resting
dimana 40 70 % anak-anak yang metabolic rate, thermogenesis non
obesitas akan tetap obesitas hingga exercise, kecepatan oksidasi lipid dan
dewasa. Hasil studi ini diperkuat lagi oleh kontrol nafsu makan yang jelek.
Dhriti, dkk (2005) dikutip dalam Dengan demikian kerentanan terhadap
Simatupang (2008) yang menyatakan obesitas ditentukan secara genetik
bahwa dalam satu keluarga dimana kedua sedang lingkungan menentukan ekspresi
orangtuanya diklasifikasikan mengalami fenotipe. (Newnham, 2002)
obesitas ternyata 19,8 % anak- anaknya
akan mengalami obesitas. Hal ini dapat 3. Pola Konsumsi
dibandingkan dengan hanya 6,7 % bila Pola Konsumsi adalah gambaran
kedua orang tuanya tidak obesitas. kebiasaan makan yang dilihat dari
Anak yang memiliki orang tua asupan makanan yang meliputi jumlah
obesitas memiliki resiko mengalami makanan yang dikonsumsi, frekuensi
obesitas lebih besar bila dibandingkan makan dalam sehari dan banyaknya
dengan anak yang tidak memiliki riwayat jenis makanan yang dikonsumsi dalam
obesitas. Tapi bukan tidak mungkin sehari yang ditanyakan dengan
seorang anak yang tidak memiliki riwayat menggunakan food frequency
obesitas mengalami obesitas. Tidak questionaire.
Tabel 3. Distribusi Pola Konsumsi Siswa Kelas 4-6 Sekolah Dasar SBI
Percobaan Ujung Gurun Berdasarkan Asupan Makanan
Pola Konsumsi Obes Tidak Obes OR (95% CI) pvalue
f % f %
> 2345 Kkal/hari 26 70,3 11 29,7
6,303 2,225-17,852 0,001
2345 kkal/hari 9 27,3 24 72,7
Jumlah 35 50 35 50