Anda di halaman 1dari 11

EKSPLORASI BIJIH BESI

DENGAN METODE GEOMAGNETIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Bahasa Indonesia

Yang dibina oleh Bapak Nanang Bustanul Fauzi S.S

Oleh

Hafizh Farhan Santoso

135090701111003

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN FISIKA

TAHUN 2014
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan suatu Negara dengan kawasan yang memiliki sumber
daya alam (mineral) yang melimpah seperti gas dan minyak bumi. Salah satu
sector yang enjadi andalan pemerintah Indonesia yaitu adalah sector
pertambangan. Melimpahnya sumber daya mineral dapat menjadi suatu
pemasukan yang menjanjikan. Seumber daya mineral adalah endapan mineral
berharga dalam bumi, baik yang masih berpotensi atau sudah diketahui.

Metode geofisika merupakan salah satu metode yang cukup menghasilkan


hasil yang memuaskan untuk memetakan sumber daya alam di bawah bumi. Ada
beberapa metode geofisika yang banyak digunakan untuk memetakan sumber
daya alam, diantaranya metode geolistrik, metode seismik, metode gaya berat,
metode self potensial (SP), dan metode magnetik.

Survei magnetik merupakan salah satu metode survey geofisika yang prinsip
kerjanya memanfaatkan variasi suseptibilitas magnetik batuan bawah permukaan
untuk menginterpretasi struktur geologi yang menjadi target penelitian, seperti
sesar, intrusi batuan beku, reservoir geotermal, endapan mineral logam, dan
sebagainya. Dengan aplikasi metode magnetic ini, diharapkan dapat memberikan
informasi yang lebih rinci tentang keberadaan bijih besi dibawah permukaan
bumi.

Sebelum memakai software tersebut, perlu dilihat peta topografi dengan


melihat anomaly tertinggi. Dilakukan dengan mengukur medan magnet total,
posisi lintang-bujur, waktu, dan ketinggian setiap titik penelitian. Dengan
menggunakan software mag2dc sehingga diharapkan akan diperoleh nilai
suseptibilitas, koordinat, dan kedalaman batuan-batuan bawah permukaan yang
kemudian dapat diprediksikan jenis batuannya.

Metode Geomagnet mempunyai beberapa kelebihan, metode ini sensitif


terhadap perubahan vertikal yang umumnya digunakan untuk mempelajari tubuh
intrusi, batuan dasar, urat hydrothermal yang kaya akan mineral ferromagnetic,
struktur geologi. Akuisisi data dan data proceding yang untuk metode ini tidak
serumit metoda gaya berat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apakah yang dimaksud dengan metode geomagnet?
2. Apa saja factor yang mempengaruhi data hasil yang mungkin
ditemukan?
3. Zona dengan spesifikasi apa saja yang terdapat potensi bijih besi?
4. Apa saja tata cara eksplorasi bijih besi?

1.3 Tujuan
Untuk menjelaskan metode eksplorasi Geomagnet
Untuk mengetahui factor yang mempengaruhi data hasil dengan
metode Geomagnet
Untuk mencari spesifikasi zona dengan potensi bijih besi
Untuk mengurutkan langkah-langkah dalam eksplorasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Metode Geomagnet


Dalam metode geomagnet, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa
dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan
magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi
secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu,
biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan
tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan
ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal.

Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga


tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Pada tahap akuisisi,
dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran. Untuk koreksi data
pengukuran dilakukan pada tahap processing. Sedangkan untuk interpretasi dari
hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali
magnetik.

Didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang


diinduksi oleh medan magnet bumi, Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat magnet material. Tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-
masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda
anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.
Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada
batuan semakin banyak.

Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan


interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan
mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet
yang dimunculkan sebagai anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada
medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau
mungkin juga bagian atas mantel.

Metode magnetic berdasarkan kepada teori potensial, sehingga sering


disebut sebagai metode potensial. Dalam metode magnetik harus
mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi. Data
pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual kompleks. Dengan
demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan
udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak
bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian
prospek benda-benda arkeologi.

2.2 Faktor yang mempengaruhi eksplorasi dengan metode


magnetik
Pada dasarnya nilai magnet yang diperoleh pada suatu titik yang sama
dengan perbedaan selang waktu akan diperoleh nilai yang berbeda, hal ini
dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain seperti kelembaban udara, magnet
yang diterima oleh alat, dan kondisi alat tersebut.

Ada tiga macam magnet,yaitu medan magnet utama yang bersumber dari
dalam bumi dan berubah terhadap waktu, medan luar yang bersumber dari luar
bumi dan merupakan hasil ionisasi di atmosfer yang ditimbulkan oleh sinar
ultraviolet dari matahari, dan medan anomali yang sebagian besar bersumber dari
batuan yang mengandung material magnetik didalamnya.

Selain itu, juga ada beberapa factor lain yang mempengaruhi, seperti
struktur bumi itu sendiri dan kurang ketelitian pada saat proses pengambilan data,
koreksi yang dilakukan kurang sesuai atau kurang tepat dan pada saat mencari
nilai suseptibilitas magnetik pada software Mag2DC kurang tepat sehingga
mempengaruhi nilai yang diperoleh. Seharusnya pengolahan data hasil penelitian
dilakukan dengan sangat teliti, karena dapat mempengaruhi hasil akhir dari proses
pengolahan data yaitu nilai suseptibilitas magnetiknya.

2.3 Spesifikasi penentuan zona berpotensi


2.4 Langkah Eksplorasi bijih besi
Secara garis besar ada beberapa tahapan dalam tata cara eksplorasi. Ada 3,
yaitu kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, kegiatan pekerjaan lapangan, dan
sesudah pengerjaan lapangan.

Kegiatan sebelum pekerjaan lapangan, kegiatan ini bertujuan untuk


mengetahui gambaran mengenai prospek mineral yang ada dalam bumi. Kegiatan
ini meliputi studi literatur dan penginderaan jarak jauh. Serta penyediaan peralatan
yang akan digunakan seperti peta topografi, peta geologi, alat pemboran inti, alat
ukur topografi, palu dan kompas geologi, loupe, magnetic pen, GPS, pita ukur,
kamera, alat gali, magnetometer, kappameter dan peralatan geofisika, Alat tulis,
tas lapangan, dan kantong sample, cangkul, linggis, balincong, parang serta alat
pendukung lainnya diperlukan agar kegiatan saat berlangsungnya penelitian
berjalan ancar.

Kegiatan pekerjaan lapangan yang dilakukan adalah penyelidikan geologi


meliputi pemetaan, pembuatan paritan dan sumur uji, pengukuran topografi,
survey geofisika dan pemboran inti.

Kegiatan setelah pekerjaan lapangan yang dilakukan antara lain adalah


analisis Laboratorium (meliputi analisis kimia dan fisika), pengolahan Data,
penentuan Sumber Daya dan Cadangan, serta pembuatan laporan.

Dalam melakukan eksplorasi sumberdaya alam, terdapat beberapa


rangkaian kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk mendapatkan data pendukung
sebagai input guna mendapatkan hasil dari daerah prospek dan cadangan. Adapun
rangkaian kegiatan eksplorasi meliputi pemetaan geologi, pengukuran topografi,
dan pengukuran geofisika (geomagnet dan geolistrik dipole-dipole).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R.J. 1996. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.


Cambridge University press.

Masturyono. 1989. Estimasi Kedalaman Basement Dengan Metode Magnet.


Universitas Indonesia.

Sukendar, Asikin. 1990. Geologi Struktur Indonesia. Geologi-ITB.

Waynick, A.H. 1965. Geomagnetism and Aeronomy. American Geophysical


Union. Washington DC.
1. Pemetaan Geologi

* Landsat, analisa foto udara, citra landsat, berguna untuk melihat kemungkinan-
kemungkinaterdapatnya aspek mineralisasi;

* Mapping, pemetaan geologi permukaan (pemetaan tinjau, semi detail, detail,


pengukuran penampang stratigrafi). Daerah yang memiliki fitur sama dengan
daerah yang telah ditambang akan memberikan kandungan sumberdaya yang
hampir sama;

* sumur uji (Testpit) dan paritan, berguna untuk mendapatkan data-data atau
melihat ekstensi litologi batuan secara vertikal.

2. Pengukuran Topografi

Metoda yang digunakan pada pengukuran topografi dipergunakan yaitu poligon


tertutup. Peralatan yang digunakan adalah Theodolite (T-0) yang banyak
dipergunakan untuk pengukuran di lapangan baik untuk perencanaan bangunan,
irigasi, jalan raya, transmigrasi, bendungan, lapangan terbang dan lainnya.
Poligon tertutup menggunakan satu titik ikat yang mana merupakan titik pertama
juga merupakan titik terakhir dengan membuat titik ikat bantu yang berjarak 50
meter antar titik ikat yang satu dengan yang lainnya baik ke arah depan/belakang
dengan spasi 20 meter ke arah samping kiri/kanan dengan tujuan untuk membuat
peta grid topografi sehingga mempermudah untuk menentukan lokasi titik test pit,
pengambilan conto, dan pengukuran geofisika.

3. Pengukuran Geofisika

Pengukuran geofisika merupakan kegiatan yang dilakukan setelah kegiatan


pengukuran topografi dan pemetaan geologi. Metoda pengukuran geofisika yang
dilakukan terdiri dari dua metoda yaitu geomagnet dan geolistrik.

Pengukuran geofisika dimaksudkan untuk mendapatkan data dan menentukan


model geologi bawah permukaan yang ditampilkan dalam bentuk peta anomali
geomagnet, peta anomali geolistrik, penampang geomagnet, dan penampang
geolistrik.

a. Geomagnet

Metoda ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang
diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya
perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi
tergantung dari susceptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga
Susceptibilitas ini sangat penting didalam pencarian benda anomali, karena
sifatnya yang sangat khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.
Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral-mineral magnetik
pada batuan semakin banyak.

Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval
antar titik ukur 10 m dan jarak antar lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan
mineral-mineral tertentu dapat dikenal dengan baik dalam eksplorasi geomagnet,
yang dimunculkan sebagai anomali. Anomali yang diperoleh merupakan hasil
distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik dari kerak
bumi atau mungkin juga dari bagian atas mantel.

b. Geolistrik (Metoda Resistivity Dipole-Dipole)

Dalam pengukuran geolistrik dilakukan pengukuran di sepanjang lintasan ukur


yang telah dibuat sebelumnya oleh tim topografi. Jarak antar titik ukur yaitu 10 m,
sedangkan jarak antar lintasan adalah 50 m.

Pengukuran geolistrik bertujuan untuk mengetahui variasi harga tahanan jenis


semu batuan bawah permukaan yang mencerminkan adanya perbedaan jenis
lapisan batuan.

Bila arus listrik diinjeksikan ke dalam bumi melalui dua buah elektroda arus,
kemudian diukur peda potensial yang ditimbulkan oleh adanya injeksi arus
tersebut pada dua buah elektroda potensial, maka akan diperoleh harga tahanan
jenis semu berdasarkan susunan elektroda dipole-dipole.

Nilai resistivitas yang dihitung bukanlah nilai resistivitas bawah permukaan yang
sebenarnya, namun merupakan nilai semu yang merupakan resistivitas dari bumi
yang dianggap homogen yang memberikan nilai resistansi yang sama untuk
susunan elektroda yang sama. Hubungan antara resistivitas semu dan resistivitas
sebenarnya sangat komplek (Loke, 2000), sehingga untuk menentukan nilai
resistivitas bawah permukaan yang sebenarnya diperlukan perhitungan secara
inversi dengan menggunakan bantuan komputer.

Harga tahanan jenis semu yang terukur dipengaruhi oleh adanya perbedaan harga
tahanan jenis masing-masing lapisan batuan bawah permukaan.
Untuk mengukur variasi harga resistivitas semu (tahanan jenis semu) perlapisan
batuan di bawah permukaan bumi dengan menggunakan metoda dipole-dipole,
maka dilakukan penempatan sepasang elektroda arus ( A dan B ) dan sepasang
elektroda potensial ( M dan N) di permukaan bumi pada satu garis lurus, dimana
untuk elektroda-elektroda arus A dan B diletakkan berdekatan demikian juga
elektroda-elektroda potensia M dan N.

Pelaporan

Hasil dari penyelidikan semua tahapan eksplorasi dituangkan dalam sebuah


laporan akhir penyelidikan. Pembuatan laporan ini merupakan kegiatan terakhir
seluruh pekerjaan eksplorasi yang berisi uraian teknis dan non-teknis. Laporan
terdiri dari babbab yang berisi Pendahuluan, Kegiatan penyelidikan, Hasil
Penyelidikan dan Kesimpulan. Laporan dilengkapi dengan sari, daftar isi, daftar
gambar, daftar foto, daftar tabel dan lampiran, serta daftar pustaka.

Anda mungkin juga menyukai