F.

Klasifikasi

a. Batu kalsium
Batu jenis ini palimg banyak dijumpai yaitu kurang lebih 70-80% dari seluruh
batu saluran kemih. Kandungan batu ini terdiri atas kalsium eksalat, kalsium
postat atau campuran dari kedua unsur itu.
Factor terjadinya batu kalsium yaitu :
- Hiperkasiuria : kadar kalsium urin lebih dari 250-300 mg/ hari
- Hiperkasiuria : ekskresi oksalat urine melebihi 45 gr/hari
- Hiperurikosuria : kadar asam urat urine melebihi 850 mg/ hari
- Hipositrauria
b. Batu struvit

Batu ini juga disebut batu infeksi, karena terbentuknya batu ini
disebabkan oleh adanya infeksi saluran kemih.

c. Batu asam urat

Merupakan 5-10% dari seluruh batu saluran kemih diantara 75-80% batu
asam urat terdiri atas asam urat murni dan sisanya merupakan campuran
kalsium oksalat
d. Batu jenis lain
Batu siatim, batu xanthin, batu triamteran dan batu silikat sangat jarang
dijumpai, batu siatin didapatkan karena kelainan metabolism siatin yaitu
kelainan dalam absorbs siatin dimukosa usus, demikian batu xanthin
terbentuk karena penyakit bawaan berupa defiensi enzim

G. komplikasi

Menurut suharyanto dan madjid (2009) komplikasi yang timbul dapat

berupa kerusakan tubular dan iskemik partial. Selain itu dapat terjadi
obstruksi yang menyebabkan hidrofranin, infeksi dan gangguan fungsi ginjal
(wijaya dan Putri, 2013)

H. patofisiologi

Sebagian besar batu saluran kemih adalah idiopatik dan dapat bersifat
simtomatik ataupun asimtomatik. Terdapat beberapa teori terbentuknya
batu yaitu :

a. Teori inti matrika

Terbentuknya batu saluran kemih memerlukan adanya sukantansi organic
sebagai inti. Subatansi organic ini terutama terdiri dari mukupolisakarida
dan mukuprotein A yang akan mempermudah kristalisasi dan agresasi
substansi pembentuk batu.

I. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada pasien urolitiasis
adalah :
 a. Radiologi ginjal, ureter dan kandung kemih ( KUB radiografh)
b. Intra venoor pyelogram (IVP) : untuk mengetahui tempat
penumbuhan dan keparahannya dengan menilai keadaan anatomi
dan fungsi ginjal
c. Urinanalisa : menunujkan hematuria mikrosbosik atau gros, sel
darah putih, perubahan pH dan berintai kalsium, asam urat, atau
sintin yang menunjukan batu
d. Kultur urin : menandakan bakteri bila telah terjadi infeksi dan sel
darah putih mrningkat, BUN serum dan keratin meningkat bila trjadi
kerusakan ginjal
e. Pemeriksaan darah rutin ; terjadi peningkatan leukosit dan Leo
menandakan aktifnya prosen implamasi
f. Analisa batu : untuk memeriksa jenis batu yang sudah keluar
mencegah kekambuhan kembali
g. Foto abdomen : untuk skrining pemeriksaan kelainan pada saluran
perkemihan
(Muttaqin,2010 dan smeltzer, 2001)

J. Penatalaksanaan

Tujuan penatalaksanaan batu saluran kemihadalah menghilangkan obstruksi

mengobati infeksi, menghilangkan nyeri serta ,mencegah terjadinya gagal ginjal
dan mengurangi kemungkinan reburensi, ( Wijaya dan putrid, 2013)

a. Pengurangan nyeri
- Pemberian analgetik
- Mandi air hangat di area pinggul
- Pemberian cairan untuk meningkatkan tekanan hidrostatik pada ruangan
bi belakang batu sehingga mendorong panse batu ke bawah
b. Pengangkatan batu
Pemeriksaan sitonkopi dan parsase kateter uretral untuk menghilangkan
batu yang menyebabkan obstruksi
c. Bedah laparakopi
Dilakukan pembedahan untuk mengambil batu saluran kemih
d. Bedah terbuka
Untuk mengambil batu pada saluran ginjal