Anda di halaman 1dari 17

ACARA I

KARBOHIDRAT

A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Mengetahui cara melakukan isolasi amilum dari umbi/biji-bijian.
b. Melakukan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya.
2. Waktu Praktikum
Selasa, 06 Oktober 2015
3. Tempat Praktikum
Lantai II dan III, Laboratorium Kimia Dasar, Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.

B. LANDASAN TEORI

Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori
yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal
(kkal). Beberapa golongan karbohidrat menghasilkan serat-serat yang berguna bagi
pencernaan. Karbohidrat mempunyai peranan penting dalam menentukan karakteristik
bahan makanan, misalnya rasa, warna, tekstur, dan lain-lain. Dalam tubuh, karbohidrat
berguna untuk mencegah timbulnya ketosis, pemecahan protein tubuh yang berlebihan,
kehilangan mineral, dan membantu metabolisme lemak dan protein, serta dapat dibentuk
dari beberapa asam amino dan sebagian dari gliserol lemak. Sebagian besar karbohidrat
diperoleh dari bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan.
Hidrolisis dengan menggunakan asam menghasilkan pati yang strukturnya lebih
renggang, sehingga air lebih mudah menguap pada waktu pengeringan. Struktur pati yang
agak rapat akan lebih tinggi daya ikat airnya dan terjadi pemutusan ikatan hidrogen pada
rantai linier, serta berkurangnya daerah amorf yang mudah. Suspense pati dalam air
dipanaskan dalam suhu gelatinasi air akan dimasuki air. Suhu awal gelatinase adalah saat
terjadinya pembekuan granula pati sewaktu suhu dinaikkan. Suspensi pati dapat
dihidrolisis dengan penambahan asam encer. Selama pemanasan granula pati akan
mengembang dan akan terjadi penekanan antar granula, sehingga viskositas pati akan
naik. Hidrolisis dihentikan setelah dicapai kekentalan yang diinginkan. Pati yang
termodifikasi asam dibuat dengan mengontrol hidrolisis pati dengan asam dalam suatu
suspensi. Konversi berlangsung pada suhu 500 C di bawah suhu gelatinasi pati dan
prinsipnya adalah memotong ikatan -1,4-glukosida, dan -1,6-glukosida dari amilopektin
sehingga ukuran pati menjadi lebih kecil (Yusrin, 2010).
Pati atau karbohidrat dapat diperoleh dari berbagai jenis tumbuhan seperti ketela
pohon, ketela rambat, padi, pisang dan sebagainya, Di dalam tumbuh tumbuhan, pati
disimpan dalam batang, akar, buah atau biji sebagai cadangan makanan. Ditinjau dari
rumus kimianya pati adalah karbohidrat yang berbentuk polisakharida berupa polimer
anhidro monosakharid. Penyusun utama pati adalah amilosa dan amilopektin. Amilosa
tersusun atas satuan glukosa yang saling berkaitan melalui ikatan 1-4
glukosida,sedangkan amilopektin merupakan polisakharida yang tersusun atas 1-4
glikosida dan mempunyai rantai cabang 1-6 glukosida.
Hidrolisis adalah suatu reaksi peruraian antara suatu senyawa dengan air agar
senyawa tersebut pecah atau terurai. Pada reaksi hidrolisis pati dengan air, air akan
menyerang pati pada ikatan1-4 glukosida menjadi rantai yang lebih pendek. Hasilnya
berupa dekstrin, sirup atau glukosa, tergantung pada derajat pemecahan rantai
polisakharida dalam pati. Jika perbandingan suspensi dan waktu tepat, dekstrin yang
terbentuk akan terhidrolisis menjadi glucose.
KarbohIdrat Air Glukosa Reaksi antara pati dengan air berlangsung sangat lambat,
sehingga perlu bantuan katalisator, bisa berupa enzim atau asam. Katalisator yang sering
digunakan adalah katalisator asam, Katalisator asam yang sering digunakan adalah asam
khlorida, asam sulfat, asam nitrat dan asam yang sering digunakan dalam industri adalah
asam khlorida (HCl) karena garam yang terbentuk tidak berbahaya yaitu garam dapur
(NaCl). Disamping katalisator asam, dapat juga digunakan katalisator enzim yang berasal
dari fungi atau bakteri, sering juga dipakai kombinasi dari kedua. Hidrolisis tepung untuk
mendapatkan sirup atau gula cair dibuat pada kondisi operasi 140-150oC dan waktu
reaksi sekitar 20 25 menit. Reaksi hidrolisis dengan suhu tinggi biasanya dilakukan
pada tekanan lebih besar dari satu atmosfer supaya bahan tetap pada fase cair.
Glukosa adalah suatu gula monosakharida yang merupakan salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi manusia, hewan dan tumbuhan.
Glukosa merupakan salah satu hasil utama fotosintesis dan awal dari respirasi. Bentuk
alami D-glukosa disebut juga dekstrosa adalah heksosamonosakharida yang mengandung
enam atom karbon dengan berat molekul 180,18. Glukosa juga merupakan aldehid (-
CHO). Lima karbon dan satu oksigennya membentuk cincin yang disebut cincin pinarosa
bentuk stabil untuk aldose berkarbon enam. Glukosa dan fruktosa diikat secara kimiawi
menjadi sukrosa. Pati, selulosa dan glikogen merupakan polimer glukosa (Yuniwati,
2009).
Karbohidrat adalah sumber energi utama untuk manusia. Kebanyakan karbohidrat
yang kita konsumsi adalah tepung / amilum / pati, yang ada dalam gandum, jagung,
beras, kentang dan padi-padian lainnya. Karbohidrat menyediakan kebutuhan dasar yang
diperlukan tubuh. Tubuh menggunakan karbohidrat seperti layaknya mesin mobil
menggunakan bensin. Karbohidrat juga merupakan bahan yang penting dan sumber
tenaga yang terdapat dalam tumbuhan dan daging hewan. Selain itu, karbohidrat juga
menjadi komponen struktur penting pada makhluk hidup dalam bentuk serat (fiber),
seperti selulosa, pektin,serta lignin. Glukosa ialah monomer dari karbohidrat. Glukosa
dapat disintesis oleh tumbuhan hijau semasa proses fotosintesis. Glukosa termasuk
monosakarida yang disebut sebagai dekstrosa atau gula anggur. Tumbuh tumbuhan
menyimpan glukosa sebagai karbohidrat yang dinamai kanji dalam biji Perpindahan
Massa Karbohidrat Menjadi Glukosa bijian seperti beras, jagung, barli dan sebagainya.
Glukosa adalah suatu gula monosakarida yang merupakan salah satu karbohidrat
terpenting yang digunakan sebagai sumber tenaga bagi hewan dan tumbuhan. Glukosa
merupakan salah satu utama fotosintesis dan awal bagi respirasi. Bentuk alami (D-
glukosa) disebut juga dekstrosa, terutama pada industri pangan (Endahwati, 2010).
Dalam alam glukosa dihasilkan dari reaksi antara karbondioksida dan air dengan
bantuan sinar matahari dan klorofil dalam daun. Proses ini disebut fotosintesis dan
glukosa yang terbentuk terus digunakan untuk pembentukan amilum atau selulosa.
Amilum terbentuk dari glukosa dengan jalan penggabungan molekul-molekul glukosa
yang membentuk rantai lurus maupun bercabang dengan melepaskan molekul air. Dalam
dunia perdagangan dikenal sirup glukosa, yaitu suatu larutan glukosa yang sangat pekat,
sehingga mempunyai viskositas atau kekentalan yang tinggi. Sirup glukosa ini diperoleh
dari amilum melalui proses hidrolisis dengan asam (Poedjiadi, 2009:27).
Seperti halnya selulosa, pati merupakan polier glukosa, tetapi unit-unit
monosakaridanya terikat dengan ikatan 1,4--glikosida seperti pada maltose. Pati dapat
dipisahkan menjadi dua fraksi, yaitu fraksi yang larut dalam air dingin yang disebut
amilopektin, dan fraksi yang tidak larut dalam air dingin yang disebut amilosa. Pati yang
terdiri dari sekitar 20% berat amilosa yang tersusun oleh beberapa ratus molekul glukosa
terkat bersama oleh ikatan 1,4--glikosida (Wahjudi, 2005:106).
C. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat Praktikum
a. Blender
b. Corong Buchner
c. Filter flask
d. Gelas arloji
e. Gelas kimia 600 mL
f. Gelas ukur 100 mL
g. Kain penyaring
h. Kertas Whatmann
i. Penjepit kayu
j. Pipet tetes
k. Pipet volume 2 mL
l. Pisau
m. Pompa vakum
n. Rak tabung reaksi
o. Rubber bulb
p. Spatula
q. Tabung reaksi
r. Timbangan analitik
s. Water bath
2. Bahan-bahan Praktikum
a. Aquades (H2O)(l)
b. Etanol 95%(l)
c. H2SO4 pekat (l)
d. Indikator amilum 1 %
e. Larutan alfa naftol 10%
f. Larutan fruktosa 1%
g. Larutan glukosa 1%
h. Larutan HCl encer
i. Larutan iodine
j. Reagen benedict
k. Reagent saliwanoff
l. Ubi kayu
D. SKEMA KERJA
1. Isolasi amilum dari umbi-umbian

Ubi kayu (singkong)


- Dikupas ditimbang 100 gram
- Ditambah air 200 mL
- Diblender

Ubi kayu yang telah halus


- Residu disaring dengan kain kasa

Endapan Filtrat

- Ditampung
- Diendapkan 20 menit
- Didekantasi

Endapan Filtrat

- Ditambahkan 200 mL, diamkan


- Didekantasi

Endapan Filtrat

- Ditambahkan 100 mL Etanol 95%


- Dikocok
- Disaring dengan kertas saring

Filtrat Pati basah

- Dikeringkan
- Ditimbang

Hasil
2. Uji kualitatif Karbohidrat
a. Reaksi Mollish

Tabung reaksi
- 2 mL larutan glukosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)

Hasil
(Adanya cincin ungu pada bidang batas 2
cairan menunjukkan adanya karbohidrat)

Tabung reaksi
- 2 mL larutan fruktosa
- 2 tetes larutan 10% alfa naftol
- Dialirkan 2 mL H2SO4 melalui dinding tabung
(perlahan)

Hasil

b. Reaksi Benedict

Tabung reaksi
- 2 mL larutan glukosa 1%
- 5 mL reagen benedict
-

Hasil

Tabung reaksi

- 2 mL larutan fruktosa 1%
- 5 mL reagen benedict
-

Hasil

c. Reaksi iodine

Tabung reaksi

- 1 mL larutan amilum 1%
- HCl encer beberapa tetes
- 2 tetes larutan iodine

Hasil
d. Reaksi Saliwanoff

Tabung reaksi

- 2 mL reagen saliwanoff
- 2 tetes larutan glukosa
- dalam penangas air (1 menit)

Hasil

Tabung reaksi

- 2 mL reagen saliwanoff
- 2 tetes larutan fruktosa
- dalam penangas air (1 menit)

Hasil

E. HASIL PENGAMATAN
1. Isolasi Amilum dari Umbi atau Biji-bijian

No Perlakuan Hasil

1 Ubi kayu dikupas, dipotong kecil-Warna ubi kayu = putih


Massa ubi kayu = 100 gram
kecil, ditimbang sebanyak 100 gram

2 100 gram ubi kayu + 200 ml aquades Warna aquades = bening


Terbentuk larutan kental berwarna kuning
lalu diblender samai halus
muda

3 Larutan disaring dengan kainFiltrat berwarna kuning dan endapannya


penyaring berwarna kuning muda tertahan pada kain
penyaring

4 Filtrat diendapkan 20 menit kemudianFiltrat dengan endapan mulai terpisah,


didekantasi terbentuk endapan berwarna putih dengan
filtrat berwarna kuning muda

5 Endapan + 200 ml aquades,Terbentuk endapan putih pada dasar gelas


diendapkan 20 menit kemudiankimia dengan filtratnya berwarna putih
didekantasi keruh

6 Endapan + 100 ml etanol 95% Warna awal etanol = bening


Warna larutan campuran = keruh

7 Larutan campuran disaring denganFiltrat berwarna bening


Pati berwarna putih dengan tekstur yang
buchner dan dikeringkan dengan
halus
pompa vakum

8 Pati kering kemudian ditimbang Berat kertas whatsmann kosong = 0,63


gram
Berat kertas whatsmann + pati = 11,18
gram
Berat pati = 10,55 gram

2. Uji Kualitatif Karbohidrat


a. Uji Reaksi Mollisch
- Glukosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml larutan glukosa 1% + 2 tetesWarna awal glukosa = bening


Warna awal -naftol = coklat tua
larutan -naftol 10%
Warna campuran = bening terdapat butiran
ungu mengapung di atas larutan

2 + 2 ml larutan H2SO4 pekat secaraTabung reaksi terasa panas


Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
perlahan-lahan melalui tabung reaksi
berwarna bening, lapisan tengah terbentuk
cincin ungu, lapiasan bawah berwarna
bening kekuningan

- Fruktosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml larutan fruktosa 1% + 2 tetes Warna awal fruktosa = bening kekuningan


Warna awal -naftol = coklat tua
larutan -naftol 10%
Warna campuran = bening terdapat butiran
ungu mengapung di atas larutan

2 + 2 ml larutan H2SO4 pekat secaraTabung reaksi terasa panas


Terbentuk tiga lapisan, lapisan atas
perlahan-lahan melalui tabung reaksi
berwarna bening, lapisan tengah terbentuk
cincin ungu kecoklatan, lapiasan bawah
berwarna ungu bening

b. Uji Reaksi Benedict


- Glukosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml larutan glukosa 1% + 5 mlWarna awal glukosa = bening


Warna awal reagen benedict = biru
reagen benedict
Warna campuran = biru

2 dalam penangas air Terbentuk larutan dan endapan merah bata


gelap dengan waktu yang lama

- Fruktosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml larutan fruktosa 1% + 5 mlWarna awal fruktosa = bening kekuningan


Warna awal reagen benedict = biru
reagen benedict
Warna campuran = biru

2 dalam penangas air Terbentuk larutan dan endapan merah bata


dengan waktu yang lebih cepat dari glukosa

c. Uji Iodine

No Perlakuan Hasil

1 1 ml larutan amilum 2% + beberapaWarna awal amilum = bening keruh


Warna awal HCl = bening
tetes HCl encer
Warna campuran = bening

2 + 2 tetes larutan iodine Warna awal iodine = bening kekuningan


Warna campuran = biru

d. Reaksi Saliwanoff
- Glukosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml reagen saliwanoff + 2 tetesWarna awal reagen saliwanoff = bening


larutan glukosa 1% kekuningan
Warna awal glukosa = bening
Warna campuran = bening kekuningan

2 dalam penangas air Larutan tetap berwarna bening kekuningan

- Fruktosa

No Perlakuan Hasil

1 2 ml reagen saliwanoff + 2 tetesWarna awal reagen saliwanoff = bening


larutan fruktosa 1% kekuningan
Warna awal fruktosa = bening kekuningan
Warna campuran = bening kekuningan

2 dalam penangas air Terbentuk larutan berwarna merah bata

F. ANALISIS DATA
1. Perhitungan
Kadar amilum dalam 100 gram singkong
massa amilum kering
amilum= 100
massa singkong
10,55
= 100
100
= 10,55 %

2. Persamaan reaksi
a. Reaksi Molisch

OH OH OH H
H
CH2OH C
H
C
H
C
H
C O + H2SO4 C O +
O
pentosa furfural OH
alfa naftol
OH OH OH H
H
CH2OH C
H
C
H
C
H
C O + H2SO4 H3C C O +
O
5-hidroksi furfural OH
O

SO3H

O OH
H3C
cincin ungu yang terbentuk

b. Reaksi Benedict

O OH
2+
R C OH + Cu R CH2 + CuO
merah bata c. Reaksi Iodine

Iodine + Amilum Kompleks Iodin Amilum

d. Reaksi Saliwanoff
G. PEMBAHASAN

Karbohidrat merupakan sumber energi kalori utama dan merupakan sumber kalori
yang murah. Jumlah kalori yang dapat dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat adalah 4 Kal
(kkal). Umbi-umbian merupakan salah satu sumber karbohidrat yang disimpan dalam
bentuk polisakarida seperti pati/amilum. Amilum dapat diisolasi dengan mengekstrak ubi
dengan air. Selanjutnya endapan yang diperoleh diekstrak dengan etanol. Amilum dapat
diidentifikasi dengan meliputi reaksi molisch, reaksi benedict, reaksi iodine, dan reaksi
seliwanoff.
Pada praktikum kali ini dilakukan dua percobaan, yaitu isolasi amilum dari
umbi/biji-bijian dan identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida, dan polisakarida)
berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. Pada percobaan pertama yaitu isolasi
amilum, dalam percobaan ini digunakan umbi singkong. Amilum/Pati adalah polisakarida
yang terdapat dalam semua tanaman terutama dalam jagung, kentang, biji-bijian, ubi
akar, dan padi atau gandum. Pati bila dipanaskan dengan air, akan terbentuk larutan
koloidal. Dalam pati terdapat dua bagian, yaitu bagian yang larut dalam air disebut
amilosa (10-20%), dan bagian yang tak larut dalam air disebut amilopektin (80-90%).
Amilosa dan amilopektin mempunyai rumus empiris (C6H10O5), dan bila dihidrolisis
menunjukkan adanya sifat-sifat karbonil, dan pati tersusun atas satuan-satuan maltosa.
Bila pati yang terdapat dalam sel dihidrolisis oleh enzim maka pati akan pecah menjadi
bagian yang lebih kecil disebut dekstrin, sehingga diperoleh dimmer maltosa. Salah satu
polisakarida yang terdapat dalam tanaman disebut inulin yang bila dihidrolisis akan
memberikan warna kuning akan menghasilkan fruktosa dan sejumlah kecil dari glukosa.
Pada umbi-umbian atau bii-bijian pati ini merupakan energi simpanan.
Singkong terlebih dahulu dipotong kecil-kecil agar proses pemblenderan lebih
mudah dan cepat. Penambahan aquades untuk melarutkan dan mempermudah proses
pemblenderan singkong. Setelah diblender, terbentuk larutan kental berwarna kuning
muda. Larutan ini disaring menggunakan kain penyaring untuk memisahkan partikel yang
berukuran besar dengan yang berukuran kecil (endapan dan filtratnya), prinsipnya dengan
menahan partikel yang berukuran besar agar tidak mengalir/turun ke bawah melalui
celah-celah pada kain penyaring. Filtrat berwarna kuning dan endapannya berwarna
kuning muda tertahan pada kain penyaring. Filtrat diendapkan 20 menit. Ditunggu 20
menit agar endapan benar-benar terpisah dengan filtratnya. Terbentuk endapan berwarna
putih dengan filtrat berwarna kuning muda. Kemudian dilakukan dekantasi, dekantasi
merupakan proses pemisahan endapan dan filtratnya. Endapan dibiarkan turun kedasar,
kemudian filtratnya dituang keluar tabung dengan hati-hati agar endapan tidak terganggu.
Setelah itu endapan didekantasi kemudian ditambah aquades untuk melarutkan dan
menghidrolisis larutan dan diendapkan kembali, lalu terbentuk endapan putih pada dasar
gelas kimia dengan filtratnya berwarna putih keruh. Endapan didekantasi lalu ditambah
etanol 95% yang membuat warna menjadi keruh. Dalam hal ini fungsi alkohol 95%
adalah untuk melarutkan amilum secara sempurna (mengikat ekstrak amilum dalam
singkong) dan untuk mencuci endapan agar terbebas dari pengotor-pengotor sehinggga
pada akhirnya diperoleh amilum yang murni. Kemudian disaring dengan penyaring
Buchner yang sebelumnya telah dipasang kertas whatsmann untuk menyaring dan
menampung endapan (amilum).

Corong Buchner adalah suatu perangkat laboratorium yang digunakan dalam


penyaringan vakum maupun filtrasi ( memisahkan endapan dari suatu campuran larutan
yang tidak larut ). Prinsip kerja dari corong Buchner adalah menyedot udara di ruang
corong agar air dapat menetes dan menurun sedangkan serbuk zat yang tidak larut tetap
didalam corongnya. Pada umumnya, corong Buchner terbuat dari porselen, kaca maupun
plastic. Lalu dikeringkan oleh pompa vakum, prinsipnya adalah dengan memberikan
tekanan udara pada penampung agar endapan menjadi kering. Adapun hasil penyaringan
diperoleh filtrat yang bening (alcohol) dan endapan amilum berwarna putih dengan
tekstur halus. Dengan terbentuknya larutan jernih (bening) dan endapan putih
menunjukkan bahwa amilum dapat diisolasi dari singkong. Berdasarkan hasil
penimbangan, diperoleh berat amilum kering sebesar 10,55 gram. Sementara itu kadar
amilum dalam 100 gram singkong diperoleh sebesar 10,55%. Kadar amilum yang
diperoleh ini sangat rendah dibandingkan dengan kadar pati dari literatur (sebesar 25-
35%). Hal ini dikarenakan pada proses dekantasi pertama dan kedua, masih terdapat
amilum yang larut dan belum mengendap seluruhnya di dasar gelas kimia. Hal ini
ditunjukkan oleh masih adanya larutan yang sedikit keruh di bagian atas endapan.
Sehingga ketika dilakukkan pemipetan atau dekantasi, amilum yang belum mengendap
akan ikut terbawa dan mempengaruhi jumlah amilum yang diperoleh.

Pada percobaan kedua, yaitu identifikasi karbohidrat (monosakarida, disakarida,


dan polisakarida) berdasarkan reaksi-reaksi dan perubahan warnanya. Uji kualitatif
karbohidrat bertujuan untuk mengetahui komponen penyusun suatu senyawa atau adanya
suatu karbohidrat. Uji kualitatif yang dilakukan pada percobaan ini meliputi reaksi
molisch, reaksi benedict, reaksi iodine, dan reaksi seliwanoff.
Uji yang pertama yaitu uji molisch, uji molisch adalah uji untuk membuktikan
adanya karbohidrat dengan memberikan warna ungu pada larutan atau setelah larutan
tersebut diberi reagent molisch dan asam sulfat maka larutan tersebut mengandung
karbohidrat. Pertama-tama glukosa ditetesi dengan larutan -naftol, larutan -naftol
berperan sebagai pereaksi molisch dan dapat memberikan warna, larutan menjadi bening
dan terdapat butiran ungu mengapung di atas larutan. Lalu ditambahkan larutan H 2SO4
pekat secara perlahan-lahan melalui tabung reaksi, tujuan ditambahkan nya asam sulfat
pekat adalah untuk menghidrolisis ikatan pada sakarida agar menghasilkan fulfular.
Tabung reaksi terasa panas karena terjadi perpindahan panas dari dalam keluar (eksoterm)
setelah ditambah H2SO4 pekat. Selain itu, terbentuk tiga lapisan, lapisan atas berwarna
bening, lapisan tengah terbentuk cincin ungu, lapiasan bawah berwarna bening
kekuningan. Pereaksi molisch (-naftol) bereaksi dengan furfular membentuk senyawa
kompleks berwarna ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap
karbohidrat dan akan membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa. Hal ini
menunjukan bahwa glukosa pada uji molisch, menunjukkan adanya kabohidrat.

Pada fruktosa ditetesi dengan larutan -naftol, menghasilkan larutan berwarna


bening dan terdapat butiran ungu mengapung di atas larutan. Lalu ditambahkan larutan
H2SO4 pekat secara perlahan-lahan melalui tabung reaksi, tabung reaksi terasa panas
karena terjadi perpindahan panas dari dalam keluar (eksoterm) setelah ditambah H 2SO4
pekat. Selain itu, terbentuk tiga lapisan, lapisan atas berwarna bening, lapisan tengah
terbentuk cincin ungu kecoklatan, lapiasan bawah berwarna ungu bening. Pereaksi
molisch (-naftol) bereaksi dengan furfular membentuk senyawa kompleks berwarna
ungu yang disebabkan oleh daya dehidrasi asam sulfat pekat terhadap karbohidrat dan
akan membentuk cincin berwarna ungu pada larutan glukosa. Hal ini menunjukan bahwa
fruktosa pada uji molisch, menunjukkan adanya kabohidrat. Pada uji molisch sebaiknya
penetesan asam sulfat pekat dilakukan secara hati-hati karna jika tidak, hasil larutan akan
terlalu pekat dan cincin ungu yang terbentuk tidak terlihat.

Pada uji kedua yaitu uji benedict, uji Benedict bertujuan untuk mengetahui adanya
gula pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna
khususnya menjadi merah bata. Benedict terdiri dari campuran Na2Co3 + CuSO4+
Natrium sitrat. Pertama-tama glukosa ditambahkan reagen benedict dan menghasilkan
warna biru. Reagen benedict digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula
pereduksi dalam suatu cairan. Monosakarida yang bersifat redutor, dengan diteteskannya
Reagen akan menimbulkan endapan merah bata. Selain menguji adanya gula pereduksi,
juga berlaku secara kuantitatif, karena semakin banyak gula dalam larutan maka semakin
gelap warna endapan. Setelah dipanaskan beberapa menit dengan penangas air, campuran
glukosa dan reagen terbentuk larutan dengan endapan merah bata gelap dengan waktu
yang lama, ini adalah reaksi positif sehingga pada percobaan ini larutan mengandung gula
pereduksi karena memberikan reaksi positif. Perlakuan yang sama juga pada fruktosa
yaitu ditambahkan reagen benedict dan menghasilkan warna biru. Reagen benedict
digunakan untuk menguji atau memeriksa kehadiran gula pereduksi dalam suatu cairan.
Setelah dipanaskan beberapa menit dengan penangas air, campuran fruktosa dan reagen
terbentuk larutan dengan endapan merah bata gelap dengan waktu yang lebih cepat dari
glukosa, ini adalah reaksi positif sehingga pada percobaan ini larutan mengandung gula
pereduksi karena memberikan reaksi positif.
Pengujian yang ketiga adalah uji iodine. Uji Iodine bertujuan untuk
mengidentifikasi polisakarida. Reagent yang digunakan adalah larutan iodine yang
merupakan I2 terlarut dalam potassium iodide. Reaksi antara polisakarida dengan iodin
membentuk rantai poliiodida. Polisakarida umumnya membentuk rantai heliks
(melingkar), sehingga dapat berikatan dengan iodin, sedangkan karbohidrat berantai
pendek seperti disakarida dan monosakarida tidak membentuk struktur heliks sehingga
tidak dapat berikatan dengan iodin. Amilum dengan iodin dapat membentuk kompleks
biru. Pertama-tama amilum ditambah beberapa tetes HCL encer yang menghasilkan
warna bening pada larutan. Penambahan HCl pada pengujian karbohidrat memiliki
memiliki fungsi yang sama dengan pereaksi lainnya seperti, HSO 4. Keduanya berfungsi
untuk menghidrolisis polisakarida menjadi monosakarida penyusunnya. Perlakuan
selanjutnya yaitu penambahan 2 tetes larutan iodine, sebagai reagen dan untuk
mengidentifikasi polisakarida pada amilum. Warna larutan berubah menjadi biru, Warna
biru terbentuk karena adanya reaksi antara amilum dengan molekul iodin. Dalam hal ini,
Pati yang terkandung didalam kentang mengalami suasana asam sehingga amilum
terhidrolisis dan mudah berikatan dengan iodin serta membentuk warna biru pada larutan
tersebut. Amilum bereaksi dengan molekul iod karena struktur amilum pada larutan
berbentuk heliks yang berbentuk kumparan sehingga dapat diisi oleh molekul iod di
dalamnya. Hal ini disebabkan oleh struktur molekul iodin dan terbentuklah warna biru.
Pati dalam suasana asam bila dipanaskan dapat terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
sederhana, hasilnya diuji dengan iodium yang akan memberikan warna biru.

Pada percobaan uji seliwanoff yang bertujuan untuk uji spesifik karbohidrat
golongan ketosa (karbohidrat yang mengandung gugus keton). Pertama-tama reagen
saliwanoff ditetesi larutan glukosa yang menghasilkan warna bening kekuningan.
Penambahan reagen seliwanoff bertujuan karena HCl yang terkandung dalam pereaksi
seliwanoff mengdehidrasi fruktosa menghasilkan hidroksi furfural sehingga furfural
mengalami kondensasi setalah menambahan resorsinol membentuk larutan berwarna
merah kecoklatan yang sesuai dengan fruktosa dan sukrosa. Setelah itu larutan
dipanaskan menggunakan penangas air selama beberapa menit, pemanasan dilakukan
untuk mempercepat reaksi. Warna larutan tidak berubah yaitu tetap bening kekuningan.
Perlakuan yang sama juga dilakukan terhadap larutan reagen seliwanoff ditambah
fruktosa. Tetapi setelah dilakukan pemanasan, terbentuk larutan berwarna merah bata.
Hal ini menunjukkan bahwa fruktosa mengandung gugus keton sedangkan glukosa tidak.

H. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :
1. Pada percobaan ini amilum diisolasi dari ubi kayu atau singkong, dalam singkong atau
ubi kayu kadar amiliumnya cukup banyak yaitu sekitar 25 -35 %, namun pada
praktikum ini pati yang diperoleh hanya 10,55 gram dari 100 gram singkong atau
10,55 %.
2. Uji molisch pada glukosa dan fruktosa memberikan uji positif dengan terbentuknya
cincin ungu pada larutannya. Uji benedict bertujuan untuk mengetahui adanya gula
pereduksi dalam suatu larutan dengan indikator yaitu adanya perubahan warna
khususnya menjadi merah bata. Tes iodin dilakukan untuk mengidentifikasi
polisakarida. Hasilnya terbukti bahwa amilum termasuk polisakarida. Adanya gugus
keton dapat diuji dengan uji Saliwanoff. Hasil positifnya memberikan warna merah
pada fruktosa karena termasuk karbohidrat yang mengandung gugus fungsi keton.

DAFTAR PUSTAKA

Edahwati, Luluk. 2010. Perpindahan Massa Karbohidrat menjadi Glukosa dari Buah Kersen
dengan Proses Hidrolisis. Surabaya : FTI-UPNV.

Poedjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia. Depok: Universitas Indonesia Press.

Wahjudi, dkk. 2005. Kimia Organik II. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Yuniwati, Murni. 2009. Kinetika Reaksi Hidrolisis Pati Pisang Tanduk dengan Katalisator
Asam Chlorida. Yogyakarta : Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta.

Yusrin, Mukaromah. 2010. Proses Hidrolisis Onggok Dengan Variasi Asam pada Pembuatan
Ethanol. Semarang : Universitas Muhammadiyah Semarang.

Anda mungkin juga menyukai