Anda di halaman 1dari 57

B.

Pendekatan
dan
Metodologi
B.1. TANGGAPAN DAN SARAN TERHADAP KERANGKA
ACUAN KERJA
B.1.1 TANGGAPAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA
Menurut apa yang telah dijabarkan dalam Kerangka
Acuan Kerja (KAK) Jasa Konsultansi Penyusunan Perencanaan
Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri, didapatkan kesimpulan
antara lain:
1. Lama pekerjaan Penyusunan Penyusunan Perencanaan
Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri adalah selama 60
(enam puluh) atau 2 (dua) bulan sejak diterbitkan Surat
Perintah Mulai Kerja (SPMK).
2. Lokasi pekerjaan Penyusunan Penyusunan Perencanaan
Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri yaitu Kecamatan
Ngadiluwih, Kabupaten Kediri
3. Tenaga ahli yang berperan di dalam kegiatan, yaitu: 1
(satu) Ahli Arsitetkur, 1 (satu) Ahli Arsitektur Lansekap
dan 1 (satu) Ahli Sipil
4. Pekerjaan Penyusunan Penyusunan Perencanaan Taman
Ngadiluwih Kabupaten Kediri sebesar Rp 75.000.000,00
(tujuh puluh lima juta rupiah).

B.1.1.1 TANGGAPAN TERHADAP LATAR BELAKANG


Ketersediaan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan
(RTHKP) merupakan suatau kebutuhan utama, terwujud
sebagai elemen kota yang berperan penting dalam
pelestarian ekosistem lokal, pebaikan iklim mikro dan
meningkatkan nilai ekonomi lahan perkotaan.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan
dan jasa Kecamatan Ngadiluwih sebagai salah satu Ibu Kota
Kecamatan (IKK) di wilayah Kabupaten Kediri mempunyai
potensi untuk dikembangkan. Taman Kecamatan sebagai
area publik diharapkan menjadi sarana rekreatif yang
mencerminkan identitas daerah dan interaksi sosial yang
baik. Lokasi lahan yang berada di pusat Ibu Kota
Kecamatan, berdekatan dengan area pendidikan,
perkantoran perdagangan dan jasa memiliki kompleksitas
kegiatan yang sangat menarik untuk diwadahi dalam suatu
area publik yang menarik.
Sebagai wujud komitmen daerah untuk menyediakan
peningkatan ketersediaan Ruang Terbuka Hijau yang tertulis
dalam RENSTRA Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Kediri
2017-2021, maka Perencanaan Taman Kecamatan
Ngadiluwih dilakukan sebagai acuan kontruksi
pembangunan taman kecamatan yang dapat menumbuhkan
rasa bangga dan meningkatkan prestise lokal daerah.

B.1.1.2 PEMAHAMAN TERHADAP MAKSUD DAN TUJUAN


Maksud
Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri
dimaksudkan sebagai salah satu upaya mendorong
terwujudnya Taman Kecamatan yang reprensentatif,
mengangkat potensi lokal dan mewadahi beragam aktivitas
yang ada di site tersebut.
Tujuan
Tujuan Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri
adalah tersedianya acuan/pedoman bagi pelaksana
konstruksi dalam melaksanakan pekerjaan konstruksi
pembangunan Taman Kecamatan
B.1.1.3 PEMAHAMAN TERHADAP SASARAN
Sasaran Penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih
Kabupaten Kediri adalah Bertambahnya jumlah luasan
Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan dengan jenis
Taman Aktif yang berlokasi di IKK.

B.1.1.4 PEMAHAMAN TERHADAP DAERAH PERENCANAAN


Lokasi Kegiatan Penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih
Kabupaten Kediri adalah di Jl. Raya Ngadiluwih, lahan Ex.
Korcam Ngadiluwih, Kabupaten Kediri.

B.1.1.5 ELEMEN PERANCANGAN


Didalam KAK sudah dijelaskan beberapa elemen
perancangan yang terkait dengan pekerjaan perencanaan
Taman, elemen perancangan tersebut sebagai berikut.
a) Rancangan kegiatan dan konsep aktivitas di dalam
daerah perencananaan;
b) Rancangan sistem konstruksi, tipe, dan jenis material
perkerasan jalur pejalan kaki;
c) Pedoman perancangan tata perabot taman dan
elemen dekoratif;
d) Arahan penggunaan jenis vegetasi pada daerah
perancangan;
e) Rancangan sistem utilitas listrik dan penerangan yang
mendukung kegiatan yang diarahkan pada taman;
f) Rancangan sistem drainase, khususnya terkait saluran
pembuangan, dan kemiringan tapak; dan,
g) Rancangan struktur pendukung potensi lokal seperti
sport area, zona PK5 dll

B.1.1.6 PEMAHAMAN TERHADAP SUMBER PENDANAAN


Sumber pendanaan untuk pelaksanaan pekerjaan ini berasal
dari Anggaran
Pendapatan
dan Belanja
Daerah
(APBD) Tahun
Anggaran 2017. Kegiatan ini dilakukan secara kontraktual,
dengan alokasi dana sebesar Rp. 75.000.000,00 (Tujuh
puluh lima juta rupiah).

B.1.1.7 PEMAHAMAN TERHADAP NAMA DAN ORGANISASI


PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN
Nama Pejabat Pembuat Komitmen :
PUTUT AGUNG SUBEKTI, SE.MM

Satuan Kerja :
Dinas Lingkungan Hidup
B.1.1.8 PEMAHAMAN TERHADAP DATA TEKNIS
Data teknis yang digunakan sesuai dengan penjelasan KAK
meliputi Gambar Daerah Perancangan dalam format CAD
yang berisikan informasi terukur mengenai layaout lokasi
kegiatan eksisting dan rencana, perencanaan jaringan
drainase kota dan topografi.
B.1.1.9 PEMAHAMAN TERHADAP PERSYARATAN TEKNIS
Persyaratan teknis yang digunakan sesuai yang dijelaskan
dalam KAK meliputi sebagai berikut.
1. Umum
a. Persyaratan Arsitektur dan Lingkungan
1) Menjamin terwujudnya rancangan ruang terbuka
publik yang berangkat dari pendekatan
karakteristik lingkungan dan kegiatan eksisting,
sehingga seimbang, serasi dan selaras
lingkungannya.
2) Menjamin terwujudnya tata ruang hijau yang dapat
memberikan fungsi sebagai daerah resapan.
3) Menjamin rancangan ruang terbuka publik yang
tidak menimbulkan dampak negatif terhadap
lingkungan.
b. Persyaratan Konstruksi
1) Menjamin terwujudnya struktur jalur pejalan kaki
dan plaza yang dapat mendukung beban yang
timbul akibat perilaku alam dan manusia.
2) Menjamin keselamatan manusia yang disebabkan
oleh kegagalan struktur.
3) Menjamin perlindungan properti lainnya dari
kerusakan fisik yang disebabkan oleh kegagalan
struktur
c. Persyaratan Keandalan Struktur dan Material
1) Analisis pemilihan material dengan memperhatikan
pengaruh lingkungan terhadap keandalan material
dan faktor keamanan.
2) Tingkat kemudahan pengamatan kualitas (quality
control).
3) Penggunaan material yang mempunyai referensi
yang cukup sering digunakan dalam perancangan
taman sebelumnya.
4) Analisis struktur semua pengaruh yang berkaitan
dengan toleransi pelaksanaan, kecuali toleransi
yang sudah dilakukan dalam standard produk-
produk pembangunan yang berlaku di Indonesia.
5) Pengaruh tingkat kesulitan perawatan
(maintenance) dan masa hidup (life time) material
yang dipergunakan sehingga tingkat kesulitan di
kemudian hari dapat diminimalkan.
d. Sistem Instalasi Listrik
1) Sistem instalasi sumber daya
2) Sistem instalasi penerangan
3) Sistem pengkabelan

2. Khusus
a. Kesatuan rancangan fisik dengan lingkungan yang ada
disekitar, seperti integrasi jalus pejalan kaki, fugsi
bangunan penunjang maupun aktivitas eksisting.
b. Solusi dan batasan-batasan kotekstual seperti faktor
sosial, geografi, klimatologi dan lain-lain.
c. Penggunaan materil yang mampu bertahan minimum
lebih dari 5 tahun tehadap ketahanan cuaca, mudah
pemeliharaan dan modern.
Selain itu perlu diperhatikan pula hal-hal penting lainnya
seperti:
1) Rancangan hendaknya fungsional, efisien, menarik
namun tidak berlebihan.
2) Dengan batasan tidak mengganggu kegiatan dan
biaya investasi, pemeliharaan fisik terbangun
sepanjang umurnya hendaknya diusahakan
serendah mungkin.
3) Rancangan fisik dapat dilaksanakan dalam jangka
waktu yang relatif singkat dan bisa dimanfaatkan
secepatnya.
4) Perancangan taman hendaknya ikut meningkatkan
kualitas lingkungan lokasinya.
5) Rancangan hendaknya mengakomodasi prinsip-
prinsip design universal untuk kaum difable.

B.1.1.10PEMAHAMAN TERHADAP REFERENSI HUKUM


a. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang
Bangunan Gedung
b. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional
c. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruang
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 70 Tehun
2012 tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa Pemerintah Beserta Perubahannya
e. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007
tentang Penataan RTH Kawasan Perkotaan
f. Peraturan Menteri PU Nomor 5 Tahun 2008 tentang
Pedoman Penyediaan dan Pemanfaatan RTH di Perkotaan
g. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum RI Nomor
441/KPTS/1998 tentang Persyaratan Teknis Aksesbilitas
Pada Bangunan Umum dan Lingkungan
B.1.1.11TANGGAPAN TERHADAP LINGKUP KEGIATAN
1) Kegiatan Pekerjaan Pra Rancangan
a. Gambar pra-rancangan arsitektur lansekap yang
meliputi: siteplan, tampak dan potongan.
b. Garis besar persyratan teknis (outline spesification)
c. Perkiraan biaya pembangunan (premilinary cost
estimate)
2) Kegiatan Pekerjaan Pengembangan Rancangan
a. Gambar rancangan lansekap dan elemen pendukung
yang meliputi: siteplan, denah, tampak, potongan,
gambar detail dan jaringan utlitas dan animasi 3D
Gambar Perencanaan.
b. Menyusun perhitungan biaya pembangunan lengkap
dengan Bill of Quantity dan harga satuan pekerjaan.
c. Uraian penggunaan landscape item (spesifikasi secara
garis besar).
d. Penyusunan gambar pelaksanaan termasuk
rancangan detail untuk dokumen pelelangan.

B.1.1.12TANGGAPAN TERHADAP KELUARAN


Keluaran yang dihasilkan dalam pekerjaan ini adalah:
1. Laporan Pendahuluan
Substansi mencakup konsep alternatif desain
2. Laporan Akhir
Substansi mencakup gambar rencana tapak, gambar kerja
dan detail arsitektural, Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Umum (RKS), Rencana Kerja dan Syarat Teknis, Rincian
Volume Pekerjaan dan Rencana Anggaran Biaya (RAB)

B.1.1.13 PEMAHAMAN TERHADAP PERALATAN, METERIAL,


PERSONIL, DAN FASILITAS DARI PEJABAT PEMBUAT
KOMITMEN
Peralatan, material dan personil disiapkan oleh penyedia jasa
B.1.1.14 PEMAHAMAN TERHADAP PERALATAN DAN METERIAL
DARI PENYEDIA JASA KONSULTANSI
Penyedia jasa perlu menyediakan fasilitas pendukung seperti
ruang kerja, transportasi dan peralatan pedukung lainnya

B.1.1.15 PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUP KEWENANGAN


PENYEDIA JASA
Penyedia jasa mempunyai lingkup kewenangan sesuai
dengan lingkup pekerjaan dan penyusunan laporan

B.1.1.16 PEMAHAMAN TERHADAP JANGKA WAKTU


PENYELESAIAN PEKERJAAN
Jangka waktu yang dibutuhkan dalam rangka pelaksanaan
seluruh kegiatan Penyusunan Penyusunan Perencanaan
Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri adalah 2 (dua) bulan
atau 60 (enam puluh) hari kalender.

B.1.1.17 PEMAHAMAN TERHADAP PERSONIL


Pengalaman di
Posisi Kualifikasi
bidangnya
Team Leader S1 Teknik Arsitektur
7 Tahun
(Arsitektur) SKA Madya Arsitek
Ahli Arsitektur S1 Teknik Arsitektur
5 Tahun
Lansekap SKA Muda Lansekap
S1 Teknik Sipil
Ahli Sipil 5 Tahun
SKA Muda Gedung
Cost Estimator S1 Teknik Sipil 2 Tahun
Surveyor SMA Sederajat 1 Tahun
Drafter SMA Sederajat 1 Tahun
Administrasi SMA Sederajat 1 Tahun

B.1.1.18 PEMAHAMAN TERHADAP JADWAL TAHAPAN


PELAKSANAAN PEKERJAAN
Jadwal tahapan pelaksanaan kegiatan penyusunan
Penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten
Kediri adalah sebagai berikut.
Bulan Ke-I Bulan Ke-II
Uraian
I II III IV V VI VII VIII
a
. Pendahuluan
1. Persiapan dan Koordinasi
2. Studi literatur
3. FGD
b
. Pengumpulan Data
1. Survei Lapangan
2. Wawancara
c
. Analisis
1. Pembuatan desain taman dan
fasilitas
2. Pembuatan jaringan detilitas
dan Gambar Detail
3. Menyusun perhitungan Biaya
4. Penyusunan gampar
pelaksanaan rancangan detail
d
. Tahap Perumusan Hasil
1. Penyusunan Laporan
Pendahuluan
2. Penyusunan Laporan Akhir
3. Pembuatan Animasi 3D
Gambar Perencanaan

B.1.1.19 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN PENDAHULUAN


Laporan Pendahuluan memuat uraian ringkas mengenai
rencana awal pelaksanaan pekerjaan berdasarkan sebagian
dari data primer dan sekunder yang sudah diperoleh, juga
metodologi serta pendekatan teknis pelaksanaan pekerjaan.
Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 bulan sejak
SPMK diterbitkan sebanyak 5 buku laporan.
B.1.1.20 PEMAHAMAN TERHADAP LAPORAN AKHIR
Laporan akhir memuat uraian perbaikan dari laporan-laporan
sebelumnya. Laporan harus diserahkaan selambat-lambatnya
saat pekerjaan berakhir sebanyak 5 buku laporan. Selain
menyerahkan dalam bentuk hardcopy juga dikumpulkan
dalam bentuk softcopy yang dimasukan dalam 5 (lima)
keping CD.

B.1.2 SARAN TERHADAP KERANGKA ACUAN KERJA


Kerangka Acuan Kerja, secara umum sudah menjelaskan
mengenai Latar Belakang, Tujuan Kegiatan dan Manfaat,
Ruang Lingkup dari segala aspek, hingga laporan yang
dibutuhkan. Namun konsultan mengidentifikasi masih
terdapat beberapa hal yang tidak dijelaskan, seperti rincian
kegiatan pekerjaan ini. maka diperlukan modifikasi atau
inovasi, seperti perihal uraian tugas dan tanggung jawab
masing-masing Tenaga Ahli tidak dijelaskan secara lebih
mendetail.

B.2. URAIAN PENDEKATAN, METODOLOGI DAN PROGRAM


KERJA
B.2.1 PENDEKATAN TEKNIS
Dalam Bab ini menjelaskan pemahaman penyedia jasa
terhadap tujuan kegiatan, lingkup serta jasa konsultansi
yang diperlukan, metodologi kerja dan uraian detil mengenai
keluaran. Penyedia Jasa akan menyoroti permasalahan yang
sedang dicarikan jalan keluarnya, dan menjelaskan
pendekatan teknis yang akan diadopsi untuk menyelesaikan
permasalahan. Penyedia Jasa juga menjelaskan metodologi
yang diusulkan dan kesesuaian metodologi tersebut dengan
pendekatan yang digunakan.
B.2.1.1 PENDEKATAN WILAYAH KABUPATEN KEDIRI

1. KONDISI ADMINISTRASI DAN GEOGRAFIS


Posisi geografis Kabupaten Kediri terletak antara 111 47 05
sampai dengan 112 18 20 BT dan 7 36 12 sampai dengan
8 0 32 LS. Adapun batas administrasi Kabupaten Kediri:
Sebelah Utara : Kabupaten Jombang dan Nganjuk
Sebelah Selatan : Kabupaten Blitar dan Tulungagung
Sebelah Timur : Kabupaten Malang dan Jombang
Sebelah Barat : Kabupaten Nganjuk dan Tulungagung

Luas Kabupaten Kediri adalah 1.386,05 Km 2 yang terbagi atas


26 (dua enam) Kecamatan, 343 Desa dan 1 Kelurahan. Lebih
jelasnya dapat lihat Tabel berikut

Tabel 1 Jumlah Desa/Kelurahan dan Rukun Warga Tahun 2015


Kecamata Desa/Kelurah
No. RW
n an
1 Mojo 20 148
2 Semen 12 83
3 Ngadiluwih 16 127
4 Kras 16 105
5 Ringinrejo 11 90
6 Kandat 12 120
7 Wates 18 159
8 Ngancar 10 77
9 Plosoklaten 15 102
10 Gurah 21 127
11 Puncu 8 75
12 Kepung 10 83
13 Kandangan 12 133
14 Pare 10 158
15 Badas 8 150
16 Kunjung 12 104
17 Plemahan 17 116
18 Purwosari 23 147
19 Papar 17 83
20 Pagu 13 79
21 Kayenkidul 12 108
Gampangrej
22 11 47
o
23 Ngasem 12 75
24 Banyakan 9 117
Kecamata Desa/Kelurah
No. RW
n an
25 Grogol 9 92
26 Tarokan 10 68
Jumlah 344 2773
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 2 Luas Wilayah Masing-Masing Kecamatan di Kabupaten Kediri


Luas
Kecamata
No. Wilayah
n
(Km2)
1 Mojo 102,73
2 Semen 80,42
3 Ngadiluwih 41,85
4 Kras 44,81
5 Ringinrejo 42,38
6 Kandat 51,96
7 Wates 76,58
8 Ngancar 94,05
9 Plosoklaten 88,59
10 Gurah 50,83
11 Puncu 68,25
12 Kepung 105,65
13 Kandangan 41,67
14 Pare 47,21
15 Badas 39,21
16 Kunjung 29,98
17 Plemahan 47,88
18 Purwosari 42,50
19 Papar 36,22
20 Pagu 24,86
21 Kayenkidul 35,58
Gampangrej
22 16,76
o
23 Ngasem 21,83
24 Banyakan 72,55
25 Grogol 34,50
26 Tarokan 47,20
Jumlah 1386,05
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

2. Topografi
Kondisi topografi Kabupaten Kediri terdiri dari dataran
rendah dan pegunungan menyebabkan Kabupaten Kediri pada
Tahun 2015 mempunyai curah hujan yang cukup tinggi dengan
jumlah curah hujan sebesar 1544 mm dan tingkat curah hujan
rata-rata sekitar 20,05 mm per hari, dimana lebih tinggi
dibandingkan Tahun 2014 dengan tingkat curah hujan rata-rata
sekitar 15,45 mm per hari. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
Tabel berikut.

Tabel 3 Curah Hujan, Hari Hujan dan Rata-rata Curah hujan per hari Tahun
2015
Curah Hari Rata-
No B u l a n Hujan Hujan rata
(mm) (hr) (mm/hr)
1 Januari 226 13 17,38
2 Februari 292 14 20,86
3 Maret 357 15 23,8
4 April 264 14 18,86
5 Mei 73 3 24,33
6 Juni - - -
7 Juli - - -
8 Agustus - - -
Septembe
9 - - -
r
10 Oktober 1 1 1
11 Nopember 81 5 16,2
12 Desember 250 12 20,83
Jumlah 1 544 77 20,05
2014 1 421 92 15,45
2013 2 404 117 20,56
2012 1 478 88 16,89
2011 1 715 109 15,81
2010 2 984 178 16,76
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016
Gambar 1. Administrasi Kabupaten Kediri
3. KONDISI PENGGUNAAN LAHAN
Penggunaan lahan Kabupaten Kediri Tahun 2015 terdiri dari
pertanian lahan sawah sebesar 47.520 Ha dan lahan bukan
sawah sebesar 91.085 Ha. Lebih detailnya sebagai berikut:

Tabel 4. Luas Wilayah Menurut Lahan Sawah dan Non Sawah Tahun 2015
(Ha)
Lahan
N Lahan
Kecamatan non Jumlah
o Sawah
Sawah
1. M o j o 1 530 8 743 10 273
2. S e m e n 1 474 6 568 8 042
3. Ngadiluwih 1 171 3 014 4 185
4. K r a s 1 948 2 533 4 481
5. Ringinrejo 1 286 2 952 4 238
6. K a n d a t 1 653 3 543 5 196
7. W a t e s 2 366 5 292 7 658
8. N g a n c a r 917 8 488 9 405
9. Plosoklaten 2 174 6 685 8 859
10
Gurah 2 289 2 794 5 083
.
11
Puncu 413 6 412 6 825
.
12
Kepung 2 250 8 315 10 565
.
13
Kandangan 1 888 2 279 4 167
.
14
Pare 1 945 2 776 4 721
.
15
Badas 2 279 1 642 3 921
.
16
Kunjang 2 339 659 2 998
.
17
Plemahan 3 503 1 285 4 788
.
18
Purwoasri 3 089 1 161 4 250
.
19
Papar 2 472 1 150 3 622
.
20
Pagu 1 661 806 2 467
.
21
Kayenkidul 2 335 1 242 3 577
.
22 Gampengrej
1 037 952 1 989
. o
23 Ngasem 1 262 608 1 870
Lahan
N Lahan
Kecamatan non Jumlah
o Sawah
Sawah
.
24
Banyakan 1 161 6 094 7 255
.
25
Grogol 1 532 1 918 3 450
.
26
Tarokan 1 546 3 174 4 720
.
Jumlah 47 520 91 085 138 605
2014 47 175 91 430 138 605
2013 47 124 91 481 138 605
2012 47 580 91 025 138 605
2011 47 166 91 439 138 605
2010 47 306 91 299 138 605
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Komposisi penggunaan lahan untuk lahan bukan sawah terdiri


dari tegal/kebun sebesar 25.579 Ha, Perkebunan sebesar 5.292
Ha, hutan rakyat sebesar 929 Ha dan hutan negara sebesar
22.095 Ha. Penjelasan lebih detailnya pada tabel berikut.

Tabel 5 Luas Lahan Pertanian Bukan Sawah Menurut Penggunaannya Tahun


2015 (Ha)

Perk Huta Padan Sementar


Hutan
N Kecamata Tegal/Kebu Ladang/Hu e- n g a Tidak Lainny
Negar
o n n ma buna Raky Rump Diusahak a
a
n at ut an

1 2 3 4 5 6 7 8 9
40 3.15
1 Mojo 3.321 - 2 - - - 4
4.94
2 Semen 1.017 - - - - - 9

3 Ngadiluwih 1.151 - - - - - -

4 Kras 883 - - - - - -

5 Ringinrejo 849 - - - - - -

6 Kandat 1.702 - - - - - -

7 Wates 2.387 - - - - - -
98 36 1.81 68
8 Ngancar 3.036 - 3 3 - - 9 8
2.20 44 42
9 Plosoklaten 1.341 - 0 - - - 0 8
Perk Huta Padan Sementar
Hutan
N Kecamata Tegal/Kebu Ladang/Hu e- n g a Tidak Lainny
Negar
o n n ma buna Raky Rump Diusahak a
a
n at ut an

10Gurah 781 - - - - - - -
1.70 3.19
11Puncu 727 - 2 - - - 1 -
3.55 11
12Kepung 2.256 - - - - - 4 4
90
13Kandangan 613 - - - - - 0 -

14Pare 851 - - - - - - -

15Badas 21 - - - - - - -

16Kunjang 33 - - - - - - -

17Plemahan 115 - - - - - - -

18Purwoasri 454 - - - - - - -

19Papar 414 - - - - - - -

20Pagu 119 - - - - - - -

21Kayenkidul 333 - - - - - - -
Gampengrej
22 o 110 - - - - - - -

23Ngasem 85 - - - - - - -
29 3.01 1
24Banyakan 1.359 - 5 7 - - 3 3
50
25Grogol 495 - - - - - 0 -
26 56
26Tarokan 1.126 - - 9 - - 5 -
5.29 92 22.08 1.24
Jumlah 25.579 - 2 9 - - 5 3
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

4. KONDISI KEPENDUDUKAN DAN SOSIAL BUDAYA


a. Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berjumlah
1.544.639 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak adalah
Kecamatan Pare dengan jumlah penduduk sebesar 100.239
jiwa dan jumlah penduduk terendah yaitu Kecamatan
Gampengrejo dengan jumlah sebesar 10.558 jiwa. Penjelasan
lebih detailnya pada tabel 6.
b. Kepadatan Penduduk
Kepadatan penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berkisar
antara 486 jiwa/Km2 sampai 2788 jiwa/Km2. Kepadatan
Penduduk tertinggi yaitu Kecamatan Ngasem dengan
kepadatan penduduk sebesar 2788 jiwa/Km2 dan kepadatan
penduduk terendah yaitu Kecamatan Ngancar dengan
kepadatan penduduk sebesar 486 jiwa/Km 2. Penjelasan lebih
detailnya pada tabel 7.
c. Laju Pertumbuhan Penduduk
Jumlah penduduk Kabupaten Kediri tahun 2015 berjumlah
1.544.639 jiwa. Sedangkan tahun 2014 jumlah penduduk
mencapai 1.492.588 jiwa. Pertumbuhan penduduk 3 tahun
terakhir mengalami peningkatan dan penurunan, hal ini
dikarenakan adanya e-ktp. Lebih lengkapnya dapat dilihat
pada tabel 8.

Tabel 6 Jumlah Kepala Keluarga dan Jumlah Penduduk Kabupaten Kediri


Tahun 2015
Jumlah KK Jumlah
Kecamatan
(Kepala Keluarga) Penduduk
1. Mojo 23 711 72 407
2. Semen 16 657 48 262
3. Ngadiluwih 25 466 74 439
4. Kras 20 509 60 671
5. Ringinrejo 17 665 52 348
6. Kandat 20 172 59 167
7. Wates 29 951 87 288
8. Ngancar 16 512 45 722
9. Plosoklaten 23 869 69 511
10. Gurah 26 284 78 926
11. Puncu 19 981 59 977
12. Kepung 26 399 79 452
13. Kandangan 16 648 49 372
14. Pare 32 320 100 239
15. Badas 21 046 63 145
16. Kunjang 12 510 36 891
17. Plemahan 20 152 59 355
18. Purwoasri 20 341 60 245
19. Papar 17 548 51 919
20. Pagu 13 121 37 893
Jumlah KK Jumlah
Kecamatan
(Kepala Keluarga) Penduduk
21. Kayenkidul 15 625 45 906
22. Gampengrejo 20 581 32 644
23. Ngasem 20 445 60 868
24.Banyakan 19 060 54 341
25.G r o g o l 15 296 44 681
26.T a r o k a n 20 128 58 970
Jumlah 531 997 1 544 639
2014 530 331 1 492 585
2013 505 656 1 603 041
2012 530 331 1 406 038
2011 455 018 1 576 160
2010 388 371 1 499 768
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 7 Kepadatan Penduduk Kabupaten Kediri Tahun 2015


Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Orang/km2)
1. Mojo 705
2. Semen 600
3. Ngadiluwih 1779
4. Kras 1354
5. Ringinrejo 1235
6. Kandat 1139
7. Wates 1140
8. Ngancar 486
9. Plosoklaten 785
10. Gurah 1553
11. Puncu 879
12. Kepung 752
13. Kandangan 1185
14. Pare 2123
15. Badas 1610
16. Kunjang 1231
17. Plemahan 1240
18. Purwoasri 1418
19. Papar 1433
20. Pagu 1524
21. Kayenkidul 1290
Gampengrej
22. 1948
o
Kepadatan
Kecamatan Penduduk
(Orang/km2)
23. Ngasem 2788
24. Banyakan 749
25. Grogol 1295
26. Tarokan 1249
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 8 Laju Pertumbuhan Penduduk di Kabupaten Kediri Tahun 2012-2015


No Kecamatan 2012 2013 2014 2015
1 Mojo 67 871 75 875 70 618 72 407
2 Semen 43 691 50 355 46 866 48 262
3 Ngadiluwih 66 024 77 686 72 332 74 439
4 Kras 56 679 62 461 58 172 60 671
5 Ringinrejo 48 201 54 570 50 807 52 348
6 Kandat 52 413 60 251 56 106 59 167
7 Wates 77 769 90 070 83 876 87 288
8 Ngancar 39 463 47 298 44 037 45 722
9 Plosoklaten 64 748 72 759 67 744 69 511
10 Gurah 67 969 80 636 75 084 78 926
11 Puncu 52 732 62 050 57 770 59 977
12 Kepung 75 685 82 867 77 145 79 452
13 Kandangan 48 017 51 206 47 676 49 372
14 Pare 93 654 103 845 96 708 100 239
15 Badas 60 436 66 823 62 215 63 145
16 Kunjang 31 691 37 581 34 998 36 891
17 Plemahan 51 411 60 108 55 977 59 355
18 Purwoasri 52 931 61 862 57 624 60 245
19 Papar 45 647 53 707 50 012 51 919
20 Pagu 34 179 39 482 36 764 37 893
21 Kayenkidul 40 584 46 816 43 601 45 906
Gampengrej
22 29 717 33 687 31 362 32 644
o
23 Ngasem 57 591 62 874 58 556 60 868
24 Banyakan 51 119 57 802 53 810 54 341
25 Grogol 41 718 47 536 44 249 44 681
26 Tarokan 54 098 62 834 58 479 58 970
Jumlah 1406 038 1603 041 1492 588 1544 639
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

5. KONDISI JARINGAN PRASARANA


a. Jaringan Prasarana Jalan
Jaringan jalan pada Kabupaten Kediri terdiri sebagai berikut.
Jaringan Jalan Kolektor Primer meliputi ruas jalan yang
menghubungkan Kertosono-Kediri di Kabupaten Kediri sebelah
utara dan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten Kediri
Tulungagung di wilayah Kabupaten Kediri bagian selatan
(Kecamatan Kras, Kecamatan Ngadiluwih). Jalan utama
menuju Kertosono dan Surabaya dengan fungsi Kolektor
Primer (Kecamatan Purwoasri, Kecamatan Papar, Kecamatan
Gampingrejo), ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten
Nganjuk dengan Kabupaten Kediri di wilayah Kabupaten Kediri
bagian barat dan ruas jalan yang menghubungkan Kabupaten
Kediri dengan Kabupaten Blitar di wilayah Kabupaten Kediri
bagian selatan serta ruas jalan yang menghubungkan
Kabupaten Kediri dengan Kabupaten Jombang dan Kabupaten
Malang di wilayah Kediri bagian timur. Jalan utama menuju
Nganjuk dengan fungsi Kolektor Primer (Kecamatan Tarokan).
Jalan utama menuju Jombang dengan fungsi Kolektor Primer
(Kecamatan Badas, Kecamatan Pare, Kecamatan Gurah). Jalan
utama menuju Blitar dengan fungsi Kolektor Primer
(Kecamatan Kandat, Kecamatan Ringinrejo). Jalan utama
menuju Malang dengan fungsi Kolektor Primer (Kecamatan
Kandangan)
Jaringan jalan lokal primer yang menghubungkan antar pusat-
pusat Kecamatan melalui jaringan jalan kolektor primer

Tabel 9 Jaringan Jalan Eksisting di Kabupaten Kediri


Klasifikasi Jalan
No. Ruas Jalan
Status Fungsi Kelas
Kolektor Primer
1 Kertosono-Kediri Provinsi III A
1
Kolektor Primer
2 Kediri-Tulungagung Provinsi III A
1
Nganjuk-Kediri- Kolektor Primer
3 Provinsi III A
Blitar 2
Kolektor Primer
4 Jombang-Kediri Provinsi III A
2
Kolektor Primer
5 Kediri-Malang Provinsi III A
2
Sumber: RTRW Kabupaten Kediri Tahun 2010-2030

Berdasarkan RTRW Kabupaten Kediri, rencana jaringan jalan


fungsi primer di Kabupaten Kediri meliputi:
Jalan kolektor primer 1 didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Tulungagung.
Jalan kolektor primer 2 didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Nganjuk, Kediri-Malang dan Kediri-
Tulungagung (sisi barat sungai Brantas), dan Kediri (Pare)-
Jombang, Kediri-Blitar.
Jalan kolektor 3 Kabupaten didesain berdasarkan kecepatan
rencana paling rendah 40 (empat puluh) kilometer per jam
dengan lebar badan jalan paling sedikit 9 (sembilan) meter,
pada ruas jalan Kediri-Jombang (Perak), Blitar-Plosoklaten-Pare,
Antar Pusat PKL (Papar-Pare, Wates-Ngadiluwih) dan
Ngadiluwih-Mojo-Ponorogo.
Jalan lokal primer didesain berdasarkan kecepatan rencana
paling rendah 20 (dua puluh) kilometer per jam dengan lebar
badan jalan paling sedikit 7,5 (tujuh koma lima) meter, jalan
antar ibukota Kecamatan di Kabupaten Kediri.
b. Prasarana Penunjang Transportasi
Prasarana penunjang transportasi di wilayah Kabupaten Kediri
meliputi :
Terminal penumpang berada di 3 (tiga) Kecamatan dengan
tipe B yaitu di Kecamatan Pare, Kecamatan Purwoasri dan
Kecamatan Ngasem dan 2 (dua) sub terminal terdapat di
Pasar Pamenang Pare dan di Sambi Kecamatan Ringinrejo.
Saat ini terminal Purwoasri telah dialihfungsikan sebagai
terminal barang dan tempat uji KIR.
Di Kabupaten Kediri belum terdapat terminal barang. Jaringan
lintas angkutan barang yang ada saat ini melalui jalan klas II
dan beberapa jalan klas III. Terminal barang terdekat ada di
wilayah Kota Kediri yaitu di Kecamatan Pesantren-Banaran. Di
Kabupaten Kediri terdapat 1 (satu) jembatan timbang yaitu
jembatan timbang Pojok.
Stasiun Kereta Api di Kecamatan Purwoasri (Stasiun
Purwoasri), Kecamatan Papar (Stasiun Papar dan Stasiun
Minggiran), Kecamatan Gampingrejo (Stasiun Susuhan),
Kecamatan Ngadiluwih (Stasiun Ngadiluwih) dan Kecamatan
Kras (Stasiun Kras).
Jalur kereta api di Kabupaten Kediri merupakan jalur tunggal
yang menghubungkan kota-kota di bagian selatan Pulau Jawa
yaitu Bangil-Malang-Blitar-Tulungagung-Kediri-Kertosono.
Selain itu terdapat jalur rel kereta mati dari Kota Kediri menuju
Kabupaten Jombang melalui Kecamatan Gurah dan
Kecamatan Pare.
Untuk layanan angkutan barang yang dilayani oleh kereta api
KA 3508 (Surabaya-Kediri Dopos) dan Kereta Api KA 3510
(Surabaya-Kediri Dopos).
c. Jaringan Prasarana Listrik
Pemenuhan kebutuhan daya listrik penduduk Kabupaten
Kediri sebagian besar telah dipenuhi kebutuhan listrik melalui
Perusahaan Listrik Negara (PLN) APJ Kediri dan Mojokerto
(Sooko) telah mencapai sebagian besar wilayah yang ada.
Jaringan SUTT dan SUTET dari Gardu Induk (PLN APJ Kediri)
melintasi wilayah Kabupaten Kediri, arah selatan Kecamatan
Ngadiluwih-Kras-Blitar, arah timur melintasi Kecamatan
Plosoklaten-Puncu- Kepung dan Kandangan, arah utara
melintasi Kecamatan Ngasem-Pare-Badas-Jombang dan
Ngasem-Ngampengrejo-Tarokan-Nganjuk, sedangkan SUTT
dari Gardu Induk PLN APJ Mojokerto (Sooko) melintasi
Kecamatan Purwoasri-Kayen Kidul dan Gampengrejo.
d. Jaringan Prasarana Telekomunikasi
Prasarana telekomunikasi dan prasarana informatika yang
dikembangkan meliputi sistem kabel, sistem seluler, dan
sistem satelit. Arahan pengembangan, yang meliputi sistem
telekomunikasi jaringan kabel berupa optimalisasi jaringan
yang telah ada, peningkatan perkembangannya hingga
mencapai pelosok wilayah yang belum terjangkau sarana
prasarana telematika mendorong kualitas perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan, penyediaan infrastruktur
telematika, berupa pengadaan dan pengelolaan tower BTS
(Base Transceiver Station) secara bersama-sama,
meningkatkan pelayanan di wilayah terpencil (desa dan
dusun) sekitar gunung wilis (Semen, Grogol, Tarokan, Mojo
dan Banyakan), serta wilayah sekitar Gunung Kelud (Ngancar,
Plosoklaten dan Kepung), dengan memberi dukungan dalam
pengembangan kemudahan jaringan telekomunikasi, serta
sistem pengelolaan yang ada di bawah otorita tersendiri.
e. Jaringan Prasarana Air Bersih
Sistem prasarana sumberdaya air di wilayah Kabupaten Kediri
meliputi sungai, mata air, waduk, jaringan irigasi, jaringan air
bersih baik untuk permukiman maupun industri. Sungai
Brantas dan anak sungai yang menjadi bagian dari DAS
Brantas ditetapkan sebagai bagian dari sistem prasarana air
di wilayah kabupaten Kediri. Di wilayah Kabupaten Kediri
terdapat banyak sumber air ada 95 buah , sumber air dengan
debit rata-rata yang cukup besar adalah sebagai berikut:
Sumber Dlopo di Desa Karangrejo Kecamatan Gampengrejo
debit max 274-90, rata-rata 182 liter/detik.
Sumber Branggahan di Desa Branggahan Kecamatan
Ngadiluwih debit max 156-106, rata-rata 131 liter/detik.
Sumber Krenceng di Desa Krenceng Kecamatan Kepung
debit max 245-50, rata-rata 147,5 liter/detik.
Sumber Bening di Desa Gedangsewu Kecamatan Pare debit
max 295-60, rata-rata 177,5 liter/detik dan Sumber Corah
di Desa Pare, Sumber Nepen di Desa Krecek dan Sumber
Jombangan 2 di desa Tertek.
Sumber Supiturang, Ungkal, Soko, Pakel 1-3, Jarak di Desa
Brumbung Kecamatan Kepung.
Sumber Lamong, Suko, Sumurup, Prayang di Desa
Klampisan Kecamatan Kandangan.
Sumber Maten di Desa Mejono Kecamatan Pagu.
Sumber Supiturang, Ungkal, Soko, Pakel 1-3, Jarak di Desa
Brumbung Kecamatan Kepung.

Tabel 10 Sumber Air di Kabupaten Kediri Tahun 2015


LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015
LANJUTAN TABEL 10
SUMBER AIR DI KABUPATEN KEDIRI TAHUN 2015

Air tanah banyak dipergunakan oleh penduduk di kawasan


perencanaan sebagai sumber air bersih bagi penduduk yang ada
di wilayah Kabupaten Kediri kawasan dataran wilayah tengah
dari utara sampai selatan, merupakan wilayah dengan
ketersedian air tanah cukup tinggi. Berdasarkan observasi
lapangan potensi air tanah di kawasan perencanan dapat
dikatagorikan kepada 3 (tiga) klassifikasi yaitu:
Potensi Air tanah tinggi adalah kawasan dengan sumber air
tanah mudah didapat (sampai dengan kedalaman 15 meter).
Potensi Air tanah sedang adalah kawasan dengan sumber air
tanah didapat (sampai dengan kedalaman 50 meter)
walaupun kadang-kadang sulit dijumpai pada musim
kemarau;
Potensi Air tanah rendah/sangat rendah adalah kawasan
dengan sumber air tanah sangat sulit didapat
Di wilayah perencanaan mengalir banyak alur sungai / saluran
alam, antara lain: Sungai Brantas sebagai wilayah sungai
strategis nasional, Sungai Temas, Kunto, Bangi dan Sedayu.
Sedangkan sungai-sungai lainnya umumnya berupa sungai
musiman yang hanya berair pada musim penghujan, sedangkan
pada musim kemarau tidak berair atau kering.
Tabel 11 Nama Sungai menurut Daerah Irigasi di Kabupaten Kediri Tahun
2015
Debit Air
Daerah Kecamatan Panjang (0,000 M3/dt)
No. Sungai
(0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
1 Bakung Bakung Tarokan 11,80 48.058 0.175
2 Kolokoso Kolokoso Tarokan 15,76 9.246 0.050
3 Hardisingat Hardisingat Tarokan, Grogol 19,50 15.327 0.100
Bendomong
4 Bendomongal al Banyakan 19,00 9.732 0.030
Bendokroso
5 Bendokrosok k Banyakan 14,78 19.190 0.040
6 Kedak Kedak Semen, Mojoroto 22,40 5.104 0.029
7 Bruno Bruno Semen, Mojoroto 30,32 3.536 0.043
8 Surat Surat Mojo 10,32 6.177 0.003
9 Bruni Bruni Mojo 8,85 6.297 0.006
10 Pandansari Pandansari Mojo 18,30 0.305 -
11 Catut Catut Mojo, Karangrejo 14,00 0.125 -
12 Toyoaning Toyoaning Puncu, Papar 15,57 0.548 0.234
13 Dermo Dermo Pare, Papar 21,60 0.750 0.437
14 Mantren Mantren Pagu 9,00 1.202 0.340
15 Sumberwates Mantren Gampengrejo 10,69 0.332 0.081
16 Sukorejo Sukorejo Plosoklaten 30,00 1.825 1.271
17 Kalasan Kalasan Plosoklaten, Gampengrejo 32,95 2.441 1.165
18 Kresek Kresek Wates, Kota, Gampengrejo 27,60 3.537 0.690
19 Tawang Tawang Ngancar, Wates, Kota 9,21 0.170 0.083
Ngancar, Wates, Kandat,
20 Segaran Segaran Ngadiluwih 35.64 0.383 0.229
Ngancar, Wates, Kandat,
21 Sempu Sempu Ngadiluwih 20,93 1.605 0.288
22 Lanang Lanang Ringinrejo, Ngadiluwih 13,40 2.181 0.316
23 Selodono Selodono Ringinrejo, Ngadiluwih 8,57 0.915 0.179
24 Petung Petung Ringinrejo 19,06 0.488 0.132
25 Temas Temas Kras 6,25 0.465 -
26 Gedog Gedog Kras 3,87 - -
27 Serinjing Serinjing Kepung, Pare, Pagu, Papar 7,50 - -
28 Keling Keling Kepung, Purwoasri, Kunjang 29,25 7.725 1.673
29 Konto II Konto II Kepung 6.05 1.518 0.327
30 Batan Batan Kepung, Pare, Pagu, Kunjang 13.75 1.253 0.182
31 Pulosari Pulosari Pare 11.00 2.813 0.718
32 Ngino Ngino Plemahan, Purwoasri 10.00 1.110 0.223
Ampomangira Ampomangi
33 n ran Pare, Plemahan 6.00 0.452 0.044
34 Bringin Bringin Pare, Plemahan 18.78 2.958 0.038
35 Ketangi Ketangi Pare 6.00 0.944 0.156
36 Kunden Kunden Pare 16.00 0.490 0.056
Debit Air
Daerah Kecamatan Panjang (0,000 M3/dt)
No. Sungai
(0,00
Irigasi yang dilalui km) Max Min
37 Centong Centong Pare, Plemahan 12.50 0.301 0.035
38 Bangi Bangi Purwoasri 5.00 0.328 0.022
39 Nepen Nepen Pare 9.93 0.022 -
40 Konto Pait Konto Pait Kandangan 12.82 0.653 0.063
41 Sembung Sembung Kandangan 8.09 1.140 0.239
Mejonobang
42 Mejonobangi i Pare, Plemahan, Purwoasri 9.22 0.286 0.037
43 Kajar Kajar Kras 3.87 0.092 0.013
44 Sedayu Sedayu Kepung 6.70 2.181 0.139
45 Bening Bening Pare 8.00 0.200 -
46 Kuwang *) Lemurung Kandangan 5.10 0.113 0.025
Konto Konto
47 Surabaya Surabaya Kandangan 4.00 0.144 0.019
48 Sumurup Sumurup Kandangan 20.96 0.681 0.144
Konto II,
49 Konto Kediri *) Siman Kepung 25.00 11.930 2.160
Affoer
50 Affoer Besuk Besuk Kunjang, Purwoasri 7,50 - -
Sumber: Kabupaten Kediri
Dalam Angka, 2016
Ket. *) : BPSDA
: Kediri
Affoer Besuk = Pengairan
Jombang

6. KONDISI PEREKONOMIAN
Potensi ekonomi wilayah berdasarkan data PDRB Kabupaten
Kediri Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2015, diketahui bahwa
sektor pertanian merupakan sektor pemberi kontribusi terbesar
pada PDRB Kabupaten Kediri yaitu sebesar Rp. 8.084.525,81 juta,
sektor berikutnya adalah sektor perdagangan Rp. 5.951.991,30
juta, sektor berikutnya yaitu industri pengolahan sebesar
5.817.380,99 juta.
Sedangkan sektor-sektor lainnya memberikan kontribusi
dibawah ke 3 sektor pada PDRB Kabupaten Kediri tahun 2015.
Untuk melihat PDRB Kabupaten Kediri Atas Dasar Harga Berlaku
Dan Konstan, dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 12 PDRB Kabupaten Kediri Atas Harga Berlaku Tahun 2011-2015


(dalam juta rupiah)
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian,
5,409,282.6 6.015.458.5 6,604,650.1 7.363,449.1 8,084,525.8
A Kehutanan dan
2 4 0 4 1
Perikanan
Pertambangan
B 371,817.29 384.834.72 406,677.61 473,507.00 511,878.06
& Penggalian
Industri 4,058,480.2 4.387.903.7 4,794,904.6 5.288,546.1 5,817,380.9
C
Pengolahan 3 0 1 5 9
Pengadaan
D 15,561.07 15.734.09 15,429.39 15,521.80 17,310.85
Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
E Sampah, 11,557.97 13.032.05 14,417.65 15,196.55 16,851.45
Limbah dan
Daur Ulang
1,873,733.5 2,102.765.5 2,392,269.9 2.659,166.6 2,864,788.7
F Konstruksi
4 3 2 9 3
Perdagangan
Besar dan
Eceran; 3,932,142.1 4,363.555.0 4,974,860.0 5.438,838.3 5,951,991.3
G
Reparasi Mobil 3 9 0 1 0
dan Sepeda
Motor
Transportasi
H dan 332,731.13 367.843.55 428,706.33 497,509.31 555,683.72
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 250,453.03 283.291.50 319,572.99 366,900.95 415,548.20
Makan Minum
Informasi dan 1,089.794.5 1,228,503.0 1.366.269.7 1,534,632.8
J 974,862.38
Komunikasi 7 2 0 9
Jasa Keuangan
K 336,577.52 388.963.93 453.324.41 512,440.37 570,699.75
dan Asuransi
L Real Estate 408,213.18 443.849.98 499,801.34 545,040.89 599,959.79
Jasa
M,N 60,382.18 66.397.27 75,321.13 82,551.16 90,193.09
Perusahaan
Administrasi
Pemerintahan,
1,029.288.5 1.061,143.8 1,144,075.6
O Pertahanan 871,989.68 972.280.88
4 4 5
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa 1,119,718.5 1,239,148.4 1.363,454.4 1,527,144.3
P 986,555.84
Pendidikan 0 3 1 5
Jasa Kesehatan
Q dan Kegiatan 153,042.54 174.072.10 192,442.41 215,527.47 239,542.98
Sosial

R,S,T,U Jasa Lainnya 377,639.06 400.613.54 433,895.59 488,702.15 540,808.34


Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
20,425,021. 22.590.109. 25,103,213. 27.753.765. 30,483.015.
PDRB dengan MIGAS
39 54 46 87 94
20,422,280. 22.587.100. 25,099.586. 27.749.972. 30.479.105.
PDRB tanpa MIGAS
98 35 35 47 36
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tabel 13 PDRB Kabupaten Kediri Atas Harga Konstan Tahun 2011-2015


(dalam juta rupiah)
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
1 2 3 4 5 6 7
Pertanian,
5,107,160.8 5,350,567.9 5,472,147.3 5,636,344.9 5,801,783.9
A Kehutanan dan
3 2 1 5 2
Perikanan
Pertambangan
B 354,499.31 359,025.73 364,895.97 372,303.84 380,515.27
& Penggalian
Industri 3,788,373.2 3,958,273.7 4,138,138.0 4,392,590.5 4,659,607.0
C
Pengolahan 8 5 0 5 1
Pengadaan
D 15,895.52 17,172.90 17,533.23 17,554.60 17,874.38
Listrik dan Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan
E Sampah, 11,366.63 12,019.45 12,865.49 13,217.91 13,915.57
Limbah dan
Daur Ulang
1,791,683.2 1,924,867.8 2,081,708.5 2,205,395.1 2,272,104.7
F Konstruksi
7 1 6 7 2
Perdagangan
Besar dan
Eceran; 3,761,107.4 4,063,983.0 4,421,628.0 4,673,195.8 4,908,709.2
G
Reparasi Mobil 2 2 4 4 1
dan Sepeda
Motor
Transportasi
H dan 324,434.29 352,074.66 385,583.78 422,548.67 450,064.46
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan 241,060.13 256,179.30 274,804.30 293,634.59 314,004.08
Makan Minum
Informasi dan 1,050,559.2 1,176,449.2 1,300,912.2 1,444,336.4
J 949,180.16
Komunikasi 6 4 4 0
Jasa Keuangan
K 320,182.45 350,194.71 388,479.06 414,005.61 434,503.19
dan Asuransi
L Real Estate 388,024.97 414,768.74 444,911.34 474,695.11 498,309.66
Jasa
M,N 55,689.54 59,091.65 64,173.72 68,828.90 72,574.00
Perusahaan
Kateg Lapangan
2011 2012 2013 2014 2015
ori Usaha
Administrasi
Pemerintahan,
O Pertahanan 821,262.73 847,271.43 868,278.92 873,838.77 909,000.53
dan Jaminan
Sosial Wajib
Jasa 1,041,021.6 1,105,194.7 1,174,418.3
P 915,848.48 978,650.19
Pendidikan 7 2 4
Jasa Kesehatan
Q dan Kegiatan 147,351.46 161,571.98 172,911.34 189,399.71 196,838.75
Sosial

R,S,T,U Jasa Lainnya 361,784.74 382,050.18 407,927.55 435,645.18 456,885.16

19,354,905. 20,538,322. 21,733,457. 22,889,306. 24,005,444.


PDRB dengan MIGAS
21 68 51 36 66
19,352,310. 20,535,529. 21,730,484. 22,886,269. 24,002,323.
PDRB tanpa MIGAS
95 47 05 10 29
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

7. POTENSI PEREKONOMIAN
Potensi perekonomian di Kabupaten Kediri terdiri dari pertanian
tanaman pangan, pertanian hortikultura, perikanan dan
perikanan.
a. Pertanian Tanaman Pangan
Pertanian tanaman pangan merupakan sektor andalan di
Kabupaten Kediri, komoditi utamanya adalah padi.

Tabel 14 Luas Panen, Rata-rata Produksi per Hektar dan Produksi Tanaman
Bahan Pangan di Kabupaten Kediri Tahun 2011 - 2015
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
No Tanaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1 Padi
- Luas Panen (Ha) 53 602 51 278 51 083 51 118 56 082
- Rata-rata
(Kw) 59 60 60 60 60
Hasil
- Produksi (Ton) 316 330 305 549 305 342 305 684 335 425

2 Jagung
- Luas Panen (Ha) 46 275 50 156 49 398 50 664 51 480
- Rata-rata
(Kw) 59 63 61 63 63
Hasil
- Produksi (Ton) 274 019 313 721 302 042 318 023 324 262

3 Ubi Kayu
- Luas Panen (Ha) 4 449 4 809 3 472 4 773 4 667
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
No Tanaman
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
- Rata-rata
(Kw) 201 205 205 369 307
Hasil
- Produksi (Ton) 89 384 98 526 71 130 175 957 143 431

4 Ubi Jalar
- Luas Panen (Ha) 120 419 255 235 322
- Rata-rata
(Kw) 173 179 182 397 341
Hasil
- Produksi (Ton) 2 082 7 508 4 652 9 323 10 990

5 Kacang Tanah
- Luas Panen (Ha) 3 079 3 564 3 610 3 446 3 037
- Rata-rata
(Kw) 13 13 20 13 14
Hasil
- Produksi (Ton) 4119 4 694 7 156 4 360 4 231

6 Kedelai
- Luas Panen (Ha) 454 337 118 265 1 238
- Rata-rata
(Kw) 12 12 12 12 14
Hasil
- Produksi (Ton) 543 418 147 316 1 689

7 Kacang Hijau

- Luas Panen (Ha) 42 57


- - -
- Rata-rata
(Kw) 11 11
Hasil - - -
- Produksi (Ton) 47 65
- - -
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Dilihat dari perkembangan produksi dari tahun 2011 sampai


dengan 2015 produksi padi mengalami naik turun, di tahun
2014 mengalami penurunan sebesar 3 persen dibandingkan
tahun 2011. Sedangkan untuk komoditi jagung selama empat
tahun terakhir juga mengalami peningkatan tetapi pada tahun
2013 mengalami penurunan sebesar 3,67 persen, begitu juga
untuk palawija lainnya juga naik turun dari tahun ketahun,
tetapi untuk tahun 2013 komoditi ubi kayu dan ubi jalar
mengalami penurunan produksi yang cukup besar masing-
masing 36,52 persen dan 61,39 persen.
b. Pertanian Hortikultura (Sayur dan Buah-buahan)
Empat tahun terakhir komoditi sayuran cenderung mengalami
peningkatan, tetapi pada tahun 2013 semua komoditi sayuran
unggulan di Kabupaten Kediri mengalami penurunan, kecuali
bawang merah, kangkung, tomat dan cabe rawit.

Tabel 15 Produksi Sayuran di Kabupaten Kediri Tahun 2011 2015 (Kw)


Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
128,27
Bawang Merah 75,686 81,986 85,501 122,877
1
Sawi 36,285 33,320 25,365 18,084 19,428
Kacang Panjang 68,378 63,021 52,209 58,787 53,650
Mentimun 86,260 84,625 83,268 68,841 66,425
Kangkung 16,125 5,620 7,239 12,681 5,402
Bayam 1,249 232 60 232 0
Tomat 89,392 88,505 90,297 42,287 82,359
120,43 108,64
Terong 94,249 42,438 81,326
6 2
Petai 10,789 10,124 7,356 10,961 9,047
Cabe merah 133,20
87,317 85,591 45,382 36,220
besar 7
201,31 259,13 340,37 224,17
Cabe rawit 233,401
6 9 6 3
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Tanaman buah-buahan potensi besar untuk dikembangan di


Kabupaten Kediri. Kecamatan Kepung, Ngancar, Plosoklaten,
Puncu dan Kandangan merupakan penghasil komoditi buah-
buahan terbesar.

Tabel 16 Produksi Buah-buahan di Kabupaten Kediri Tahun 2011 2015


(Kw)
Jenis Tanaman 2011 2012 2013 2014 2015
Alpokat 24,455 22,408 25,279 34,245 47,023
Rambutan 88,602 96,780 106,237 158,615 160,178
Jambu biji 9,355 9,116 11,117 15,907 18,724
Jeruk Siam besar 3,603 3,397 9,812 7,249 14,643
Sawo 15,307 10,569 8,396 11,026 12,199
Salak 5,171 7,441 7,522 5,879 6,410
Belinjo 87,460 80,972 68,528 81,080 81,086
Duku/Langsep 108 200 ... 580 464
Semangka 25,524 39,011 20,456 40,267 47,857
Durian 25,524 39,011 34,323 40,267 47,857
Jenis Tanaman 2011 2012 2013 2014 2015
Belimbing 3,672 3,640 5,780 8,406 11,634
Sirsak 35,900 39,215 26,546 37,196 51,629
Nanas 293,597 1,597,486 1,638,499 1,681,418 1,150,735
Mangga 688,309 418,090 605,786 418,090 418,090
Pepaya 923,017 995,772 924,121 472,837 272,248
Pisang 141,046 121,555 123,869 149,077 104,210
Nangka 38,011 37,998 39,373 50,464 50,470
Sukun 32,289 27,885 28,366 30,265 30,319
Jambu air 7,056 7,337 2,994 32,000 32,977
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016
Tanaman perkebunan yang merupakan produk andalan
Kabupaten Kediri adalah tebu, cengkeh, dan kelapa. Pada lima
tahun terakhir hampir semua tanaman perkebunan
pertumbuhannya tidak setabil,dari tahun ke tahun seperti
halnya tanaman pangan (padi dan palawija),kecuali pada
tanaman tebu,kopi,cengkeh dan kenanga yang empat tahun
terakhir selalu mengalami peningkatan, kecuali tebu pada
tahun 2015 mengalami penurunan 98 persen.

Tabel 17 Luas Panen dan Produksi Tanaman Perkebunanan di Kabupaten


Kediri
Tahun 2011 2015
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
Tebu
Luas (Ha) 21170 20934 24002 22760 21789
Produksi (ton) 209285 209340 261858 245322 2338
Tembakau
Luas (Ha) - - - - 220
Produksi (ton) - - - - 333
Kelapa
Luas (Ha) 4856 4919 4253 4756 4786
Produksi (ton) 2769 2751 2460 2740 3108
Kopi
Luas (Ha) 797 837 926 905 907
Produksi (ton) 294 314 574 565 51
Cengkeh
Luas (Ha) 1423 1574 1485 1656 1656
Produksi (ton) 570 653 246 276 276
Jambu mete
Luas (Ha) 810 858 317 314 314
Produksi (ton) 311 254 674 662 66
Kapuk Randu
Luas (Ha) 1452 1421 620 652 651
Produksi (ton) 223 219 152 158 156
Kenanga
Luas (Ha) 336 358 200 238 232
Jenis
2011 2012 2013 2014 2015
Tanaman
Produksi (ton) 1151 1151 1666 1582 1512
Lada
Luas (Ha) - - - - -
Produksi (ton) - - - - -
Kakao
Luas (Ha) 1264 1385 1189 1218 1204
Produksi (ton) 241 332 359 391 388
Nilam
Luas (Ha) 208 242 199 199 196
Produksi (ton) 1078 1138 9530 9530 9
Sumber: Kediri dalam Angka, 2016

c. Peternakan
Komoditi ternak besar yang dominan di Kabupaten Kediri
adalah sapi potong, sedang ternak kecil yang dominan adalah
kambing. Untuk populasi unggas yang paling banyak
jumlahnya adalah ayam ras petelor. Daerah sentra ternak sapi
potong ada di Kecamatan Wates, kambing Kecamatan Mojo
dan ayam ras petelor terdapat di Kecamatan Puncu, Pare, dan
Wates.

Tabel 18 Perkembangan Populasi Ternak di Kabupaten Kediri Tahun 2011


2015
Jenis Ternak 2011 2012 2013 2014 2015
Sapi Potong 268,230 287,943 181,727 192,631 202,263
Sapi Perah 12,387 13,437 8,558 9,029 9,390
Kerbau 468 475 382 382 371
Kuda 289 292 293 292 295
Babi 2,870 2,985 3,024 2,945 2,986
Kambing/Domba 147,283 170,411 175,411 177,959 180,287
Ayam Kampung *) 1,203 1,243 1,263 1,281 1,298
Ayam Ras Petelur *) 10,359 10,941 11,137 11,240 11,332
Itik dan Entok *) 231 239 241 244 247
Kelinci 11,431 10,958 10,970 11,014 11,058
Keterangan : *) RIbuan Ekor
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

Produksi daging, telor dan susu di Kabupaten Kediri dari


beberapa tahun terakhir mengalami kenaikan dan penurunan,
terutama daging sapi pada tahun 2014 mengalami penurunan
sebesar 9 persen.

Tabel 19 Produksi Daging, Telor dan Susu di Kabupaten Kediri Tahun 2011
2015
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
1 2 3 4 5 6
1Daging (Kg)
2,682,03 3,516,90 3,095,77 2,823,98
1.1 Sapi 0 0 9 92,841,910
1.2 Kerbau - 7,213 6,787 5,469 5,104
1.3 Kuda - - - 856 644
1.4 Kambing & Domba 823,956 827,213 846,504 851,573 807,065
1.5 Babi 54,243 31,027 54,489 54,515 54,560
11,137,3 10,971,5 11,311,7 12,063,3 12,227,06
1.6 Ayam/Uanggas 97 76 44 63 4
2Telor (kg)
2.1 Ayam Kamung 505,452 365,493 365,580 412,395 472,198
50,304,6 52,749,4 50,788,7 51,250,0 50,930,88
2.2 Ayam Ras 09 13 54 09 7
1,023,11
2.3 Itik/Itik Manila 4 809,256 933,058 823,926 840,365
2.4 Entok & Angsa 263,882 38,184 253,243 223,613 106,922
3Susu (Kg)
11,278,4 11,684,9 12,001,9 12,172,9 12,250,70
3.1 Susu Sapi 92 24 47 27 5
Sumber: Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016

d. Perikanan
Jenis budidaya ikan yang banyak dikembangkan di
Kabupaten Kediri adalah jenis budidaya kolam air tawar. Nilai
produksi terbesar adalah jenis ikan lele dan ikan nila untuk
jenis ikan konsumsi.
Sentra produksi ikan diperairan umum adalah Kecamatan di
pinggiran aliran sungai Brantas dan sentra produksi budidaya
ikan dikolam air tawar adalah Kecamatan Badas.
Tabel 20 Produksi dan Nilai Produksi Ikan Menurut Jenis Budidayanya
di Kabupaten Kediri Tahun 2015
Nilai
Jenis Produksi
Produksi
Budidaya (Kg)
(Ribuan Rp)
Perairan
156.361 1.595.298
Umum
Budidaya 14.857.65
207.824.830
Kolam 0
16.132.32
UPR *) 451.590.941
7
Keterangan : *) Unit Pembenihan Rakyat
Sumber : Kabupaten Kediri dalam Angka, 2016
B. 2.2 PENDEKATAN TERHADAP TAMAN
1.Asal Mula Konsep Taman
Pembuatan taman yanng dilaukan oleh para
penguasa kuno dalam bentuk penataan lahan pertanian
dengan variasi pengairannya merupakan wujud pengakuan
akan keindahan alam. Pohon yang rindang, bunga warna-
warni, aliran air, batu-batu dan berbagai elemen lain
dianggap sebagai karunia alam yang memiliki nilai estetika
tinggi. Bentuk-bentuk itu kemudian dibawa ke lahan
pertaniannya untuk dijadikan taman yang setiap saat
dapat dinikmati. Suatu konsep taman untuk kegiatan
bersenag-senang.

2.Unsur Vegetasi
Unsur hijau/Vegetasi adalah suatu bahan utama
dalam pengembangan ruang- ruang peralihan diantara
bahan-bahan struktur dan perkerasan dengan lingkungan
alamiah. Bahan-bahan tersebut digunakan untuk
memperlembut garis-garis bangunan dan untuk
mengurangi daerah perkerasan yang terlihat luas. Selain
itu fungsi tanaman dan pepohonan dalam arsitektur
adalah sebagai penguat karakter rancangan.
Faktor faktor yang perlu diperhatikan dalam
pemanfaatan vegetasi adalah :
1) Vegetasi sebagai elemen pembentuk dan penguat
ruang figure ruang terbuka.
2) Vegetasi ditujukan untuk menjaga dan
mempertahankan kelestarian lingkungan, sistem
ekologis lingkungan secara klimatologis sebagai
pengatur iklim, penyaring udara kotor serta media
konservasi tanah dan estetika kawasan.
3) Tanaman dapat dipakai sebagai dinding, atap, dan
lantai. Dinding dapat dibentuk oleh border. Atap dapat
dibentuk oleh pohon yang membentuk kanopi atau oleh
tanaman merambat pada pergola. Lantai dapat
digunakan rumput atau groundover.
4) Tata letak vegetasi yang sudah ada dapat dijadikan
pertimbangan dalam mendapatkan suatu ruang yang
diperoleh dari susunan suatu tanaman. Selain itu dapat
memberi nilai tambah pada lingkungan secara
estetis, visual, psikologis, sosial maupun ekologis.
5) Jenis vegetasi yang digunakan sebagai tata hijau
disesuaikan dengan iklim, kondisi dan fungsi kawasan
serta ketersediaan tanaman di lingkungan sekitar.

Bentuk bentuk dasar tanaman dapat dikelompokkan ke


dalam 4 golongan, yaitu :
1) Bentuk vertikal (aspiring)

Bentuk vertikal kadangkala berbentuk kolumnar atau


piramidal (cemara, agates, melinjo), penting dalam tanaman
terutama dalam bentuk :
- Memberi aksen yang kuat, apabila disusun di antara
tanaman yang lebih pendek atau yang pertumbuhannya
berpola horizontal.
- Dapat disusun sebagai bingkai (enframement) dari suatu
pandangan yang baik atau indah.
- Dapat disusun sebagai tabir hijau (sceen).

- Bentuk Bulat (globular)

2) Bentuk bulat dapat dimanfaatkan untuk membentuk


gerombolan tanaman besar, border (penyekat), atau
pemagaran.
3) Bentuk Horisontal (spreading)

Bentuk ini dapat memberi kesan luas atau lebar serta


kesan pendek suatu bidang.

4) Bentuk menjuntai (weeping)

Bentuk menjuntai dapat membantu


menciptakan suasana garis yang
lunak dan romantik. Bentuk ini
berguna untuk menciptakan aksen
yang menarik diantara tanaman
yang berkesan kaku/tegak.

Di samping bentuk-bentuk di atas, masih ada bentuk-bentuk


khusus misalnya bentuk kipas seperti tanaman pisang
kipas, atau bentuk tidak teratur (pada kebanyakan
tanaman memanjat)
Untuk menerapkan tanaman penghijauan yang ada di
kawasan CBD, dapat dilakukan dengan penentuan luasan
area yang ditanami tanaman (pohon, perdu, semak,
tanaman penutup tanah/groundcover dan rumput). Tetapi
karena jenis tidak sama ukuran tajuknya terhadap ruang
dibawahnya juga tidak sama luasnya. Selain itu jumlah
oksigen yang dihasilkan masing-masing pohon tersebut tidak
sama.

B.2.3 METODOLOGI DAN RENCANA KERJA


Memenuhi tuntutan pelaksanaan pekerjaan seperti yang
tercantum di dalam Kerangka Acuan Kerja (KAK), maka
konsultan membuat suatu pendekatan secara teoritis
terutama berkenaan dengan metode dan diagram alur
kegiatan yang dapat dijadikan dasar dalam kegiatan
penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten
Kediri.

B.2.3.1 PENDEKATAN TERHADAP PELAKSANAAN PEKERJAAN


Dalam kegiatan persiapan pelaksanaan pekerjaan,
dilakukan kegiatan koordinasi dan kajian awal. Adapun
metode yang digunakan antara lain Metode Rapat
Koordinasi berupa diskusi untuk mendapatkan data awal
lokasi dan penerima manfaat dari rencana ini, dan Metode
Desk Study. Pekerjaan ini memiliki kecenderungan sifat
studi yang memerlukan dukungan kegiatan kajian, baik
terhadap literatur berupa tulisan, jurnal, dan hasil studi
terkait, hingga berbagai jenis regulasi dan kebijakan yang
terkait dengan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis
Kabupaten Kediri. Desk Study mencakup kegiatan
pengumpulan materi baik yang bersifat teoritis maupun
empiris (hasil studi/pelaksanaan kegiatan sejenis). Bahan-
bahan yang dikumpulkan meliputi produk legal peraturan
perundangan, baik untuk nasional maupun daerah yang
terkait pengembangan kawasan perkotaan dan perdesaan.
Adapun data dan informasi yang dikumpulkan dan
dikaji dalam desk study ini antara lain bertujuan untuk
menghasilkan :
Pemahaman mengenai kebijakan terkait pengembangan
kawasan perkotaan dan perdesaan, seperti RTRW, RDTR,
Rencana Kawasan perkotaan dan perdesaan, RPJM dan
sebagainya;
Pemahaman kawasan terkait isu, potensi dan persoalan,
sejarah perkembangannya.

A. Metode Pelaksanaan Survey


Metode pelaksanaan survey terkait dengan pengumpulan
data dan informasi yang dilakukan pada tahap awal dari
suatu kegiatan. Kegiatan ini pada intinya berusaha
mengumpulkan informasi yang sebanyak-banyaknya namun
tepat sasaran untuk dapat memberikan gambaran awal
kondisi dan untuk proses analisa persoalan yang ada di
lapangan informasi sebagai bahan guna penyusunan strategi
dan model pengembangan. Terkait dengan metode
pengumpulan data dan informasi, persiapan yang dilakukan
adalah dengan menggunakan stakeholders approach guna
memperoleh dukungan dari pemerintah daerah dan
stakeholder lain terkait dalam rangka pelaksanaan kegiatan.
Untuk itu perlu dilakukan beberapa kegiatan persiapan,
antara lain :
Identifikasi stakeholder terkait dan berwenang dalam
masalah perencanaan taman dengan nilai sosial;
Upaya memperoleh contact person daerah untuk
menunjang pelaksanaan kegiatan dan penyesuaian jadwal
kegiatan di daerah;
Need assessment survey, guna memperoleh rincian
kebutuhan pelaksanaan pekerjaan serta menyusun
rancangan pelaksanaan kegiatan survey dan observasi di
daerah serta penyiapan perangkat pendukung kegiatan;
Penyiapan tim survey, yaitu pembagian tim pelaksana
survey yang terdiri dari tenaga ahli pekerjaan.
1. Survey Data Sekunder
Survey data sekunder adalah suatu metoda untuk
mengumpulkan data dan informasi yang disajikan secara
tertulis. Adapun data dan informasi yang dimaksud dapat
berupa data atau informasi yang dikemas dalam bentuk buku
dan artikel baik dalam bentuk hard copy maupun soft copy
yang diperoleh melalui internet maupun institusi terkait.
Survey data sekunder ini dilakukan terhadap instansi
Pemda/institusi terkait dengan pengembangan kawasan
perkotaan dan perdesaan guna memperoleh data mengenai
lokasi perencanaan, serta data pendukung lainnya.
2. Survey Primer
Survey primer dilakukan dengan 2 (dua) teknik survey, yaitu:
(1) Observasi lapangan, yaitu pengamatan secara visual
untuk mengetahui dan mencatat secara rinci mengenai
keadaan yang sebenarnya di lapangan. Semua data dan
informasi hasil survey visual dicatat dalam peta-peta
sederhana disertai dengan sketsa, foto, dan catatan-catatan
ringkas lainnya yang diangap perlu. Peta-peta dapat berupa
peta dasar dari kota pada skala survey. Sketsa-sketsa, foto,
dan catatan-catatan dapat ditempelkan pada peta dan
seluruh hasil studi diperagakan atau diterbitkan sebagai
sebuah laporan. Peta lainnya harus saling melengkapi
sebagai serial segi-segi mendetail dari bentuk kota; dan (2)
Ground truth survey, merupakan metoda teknis yang
bertujuan untuk membandingkan/mengkonfirmasi
data/informasi sekunder dengan kondisi nyata di lapangan.
Metode ini dapat memperlihatkan adanya perubahan
tertentu dalam rentang waktu antara suatu data sekunder
dikompilasikan oleh instansi terkait dengan perkembangan
yang telah terjadi hingga saat terakhir (waktu dilakukannya
survey primer).
3. Wawancara
Metode wawancara ini merupakan salah satu teknik untuk
mengumpulkan data dan informasi langsung dari pelaku yang
mengalami secara langsung kejadian-kejadian yang terkait
dengan perkembangan ruang. Wawancara dilakukan dengan
tujuan agar pewawancara dapat menggali tidak saja apa
yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, tetapi juga
apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian.
Selain itu wawancara ini dilakukan agar hal yang ditanyakan
kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas
waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang,
dan juga masa mendatang. Jenis wawancara yang digunakan
adalah wawancara semi terstruktur artinya pelaksana
kegiatan mengajukan pertanyaan-pertanyaan secara lebih
bebas dan leluasa, tanpa terikat oleh suatu susunan
pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Tetapi
untuk lebih mengarahkannya, sudah disiapkan guideline
pertanyaan inti untuk lebih lanjut dikembangkan secara
spontan sesuai dengan perkembangan situasi wawancara itu
sendiri.

B. Metode Analisis
1. Root Cause Analysis
Root Cause Analysis (RCA) merupakan pendekatan
terstruktur untuk mengidentifikasi faktor-faktor berpengaruh
pada satu atau lebih kejadian-kejadian yang lalu agar dapat
digunakan untuk meningkatkan kinerja).
Root cause merupakan alasan yang paling mendasar
terjadinya kejadian yang tidak diharapkan. Apabila
permasalahan utama tidak dapat diidentifikasi, maka
kendala-kendala kecil akan makin bermunculan dan masalah
tidak akan berakhir. Oleh karena itu, mengidentifikasi dan
mengeliminasi akar suatu permasalahan merupakan hal yang
sangat penting. Root cause analysis merupakan suatu proses
mengidentifikasi penyebab-penyebab utama suatu
permasalahan dengan menggunakan pendekatan yang
terstruktur.
Selain itu, pemanfaatan RCA dalam analisis perbaikan
kinerja dapat memudahkan pelacakan terhadap faktor yang
mempengaruhi kinerja. Root Cause(s) adalah bagian dari
beberapa faktor (kejadian, kondisi, faktor organisasional)
yang memberikan kontribusi, atau menimbulkan
kemungkinan penyebab dan diikuti oleh akibat yang tidak
diharapkan.
Tahapan Umum Saat Melakukan Root Analysis dengan
why why analisis
1. Menentukan masalahnya dan area masalahnya
2. Mengumpulkan tim untuk brainstorming sehingga kita
bisa memiliki berbagai pandangan, pengetahuan,
pengalaman, dan pendekatan yang berbeda terhadap
masalah
3. Melakukan gemba (turun ke lapangan) untuk melihat area
aktual, obyek aktual, dengan data aktual.
4. Mulai bertanya menggunakan Why Why
5. Setelah sampai pada akar masalah, ujilah setiap jawaban
dari yang terbawah apakah jawaban tersebut akan
berdampak pada akibat di level atasnya.
6. Pada umumnya solusi tidak mengarah pada menyalahkan
ke orang tapi bagaimana cara melakukan perbaikan
sistem atau prosedur.
7. Jika akar penyebab sudah diketahui maka segera
identifikasi dan implementasikan solusinya.
8. Monitor terus kinerjanya untuk memastikan bahwa
masalah tersebut tidak terulang lagi.
Metode Analisis Akar Masalah ada 6 Sebagai
Berikut:
1. Event Tree Analysis
Ini adalah teknik analisis untuk mengidentifikasi dan
mengevaluasi urutanperistiwa dalam skenario kecelakaan
yang potensial. ETA menggunakan struktur pohon
logikavisual yang dikenal sebagai pohon kejadian (ET). Tujuan
dari ETA adalah untuk menentukanapakah suatu kejadian
akan berkembang menjadi sebuah kecelakaan serius atau
jika peristiwatersebut dapat dikendalikan oleh sistem
keselamatan dan prosedur yang diterapkan dalam
desainsistem. ETA dapat menghasilkan berbagai
kemungkinan hasil keluaran dari sebuah kejadianawal, dan
dapat memprediksi kemungkinan terjadinya kecelakaan
untuk setiap hasil keluaran.

2. Fault Tree Analyis


Berikut Penjelasan dengan menggunakan teknik Fault
Tree Analysis. Fault Tree Analysis adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mengidentifikasi resiko yang berperan
terhadap terjadinya kegagalan. Metode ini dilakukan dengan
pendekatan yang bersifat top down, yang diawali dengan
asumsi kegagalan atau kerugian dari kejadian puncak (Top
Event) kemudian merinci sebab-sebab suatu Top Event
sampai pada suatu kegagalan dasar (root cause).

3. Failure Mode & Effect Analyis ( FMEA)


Failure Mode and Effect Analysis (FMEA) adalah
pendekatan sistematik yang menerapkan suatu metode
pentabelan untuk membantu proses pemikiran yang
digunakan oleh engineers untuk mengidentifikasi mode
kegagalan potensial dan efeknya.
Secara umum, FMEA (Failure Modes and Effect Analysis)
didefinisikan sebagai sebuah teknik yang mengidentifikasi
tiga hal, yaitu:
1. Penyebab kegagalan yang potensial dari sistem, desain
produk, dan proses selama siklus hidupnya,
2. Efek dari kegagalan tersebut,
3. Tingkat kekritisan efek kegagalan terhadap fungsi sistem,
desain produk, dan proses.
4. Systematic Couse and Analysis Tool (SCAT)
SCAT adalah suatu tool yang digunakan untuk
mengevaluasi dan menginvestigasi incident dengan
menggunakan SCAT chart.

Uraian tentang lima blok dalam SCAT Sebagai Berikut:


2. Pada blok pertama diisi tentang diskripsi dari incident
3. Blok yang kedua diisi tentang berbagai hal yang dapat
memicu timbulnya kecelakaan
4. Blok ketuga berisikan tentang immediate cause.
5. Blok yang kempat berisikan basic cause
6. Blok yang kelima berisikan tentang tindakan yang dapat
dilakukan untukmensukseskan loss control program.

5. Bird dan Lotfus -Loss Cousation


Ini teori telah membawa dasar untuk mendapatkan hasil
investigasi yang cukup akurat pada zamannya dan masih
sering digunakan oleh beberapa perusahaan maupun
individu untuk mendapatkan hasil investigasi kecelakaan
maupun incident yang terjadi dilapangan.
6. FishBone / Tulang ikan Diagram
Ini faktor penyebab bukan solusinya

Diagram Sebab Akibat


Cause Effect Diagram dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa,
Ph.D pada tahun 1943 dan sering disebut Diagram
Ishikawa
Tools dalam menganalisa mutu dengan tujuan
mengetahui secara menyeluruh hubungan antara
kegagalan dengan penyebabnya dengan menemukan
faktor- faktor yang merupakan sebab pada suatu
masalah.
Kepala ikan adalah akibat Effect dan satu panah tebal
diagram menuju Effect.

5 Faktor Utama Dalam Diagram Fishbone antar


lain:
1. Manusia
2. Metode kerja
3. Lingkungan
4. Mesin / alat
5. Material / bahan
Dalam Menganalisi Masalah ada beberapa langkah
Langkah 1. Menyepakati Pernyataan Masalah
Misal: Bahaya Potensial Pembersihan Kabut Oli.
Katagori 6 M Dalam Teori fishbone
1. Machine (mesin atau teknologi),
2. Method (metode atau proses),
3. Material (termasuk raw material, consumption, dan
informasi),
4. Man Power (tenaga kerja atau pekerjaan fisik) / Mind
Power(pekerjaan pikiran: kaizen, saran, dan sebagainya),
5. Measurement (pengukuran atau inspeksi), dan
6. Milieu / Mother Nature (lingkungan).

Langkah 2. Mengidentifikasi Kategori-Kategori


Dari garis horisontal utama, buat garis diagonal yang
menjadi cabang
setiap cabang mewakili sebab utama dari masalah
yang ditulis.

Langkah 3. Menemukan Sebab-Sebab Potensial


Dengan Cara Brainstorming
Setiap kategori mempunyai sebab-sebab yang perlu
diuraikan melalui sesi brainstorming.
Tentukan di bawah kategori yang mana gagasan tersebut
harus ditempatkan, misal: Mengapa bahaya potensial?
Penyebab: Karyawan tidak mengikuti prosedur! Karena
penyebabnya karyawan (manusia), maka diletakkan di
bawah Man.
Sebab-sebab ditulis dengan garis horisontal sehingga
banyak tulang kecil keluar dari garis diagonal.
Pertanyakan kembali Mengapa sebab itu muncul?
sehingga tulang lebih kecil (sub-sebab) keluar dari
garis horisontal tadi, misal: Mengapa karyawan disebut
tidak mengikuti prosedur? Jawab: karena tidak
memakai APD
Satu sebab bisa ditulis di beberapa tempat jika sebab
tersebut berhubungan dengan beberapa kategori.

Contoh Diagram Fishbone yang laiinya

Studi Kasus : Analisis Akar Masalah


1. Identifikasi Insiden yang akan di investigasi
2. Tentukan Tim Investigator
3. Kumpulkan data & informasi(Observasi ,Dokumentasi,
Interview )
4. Petakan Kronologi kejadian ( Narrative Chronology,
Timeline, Time Person Grid.)
5. Identifikasi CMP ( Care Management Problem )
( Brainstorming, Brainwriting )
6. Analisis Informasi ( 5 Whys, Analisis Perubahan ,
FishBone )
7. Rekomendasi dan Rencana Kerja untuk Improvement

B.3 JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN


Tabel 1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Penyusunan
Penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri

Bulan Ke-I Bulan Ke-II


Uraian I V VI VII
I II III V
V I I I
a
. Pendahuluan
1. Persiapan dan Koordinasi
2. Studi literatur
3. FGD
b
. Pengumpulan Data
1. Survei Lapangan
2. Wawancara
c
. Analisis
1. Pembuatan desain taman dan fasilitas
2. Pembuatan jaringan detilitas dan
Gambar Detail
3. Menyusun perhitungan Biaya
4. Penyusunan gampar pelaksanaan
rancangan detail
d
. Tahap Perumusan Hasil
1. Penyusunan Laporan Pendahuluan
2. Penyusunan Laporan Akhir
3. Pembuatan Animasi 3D Gambar
Perencanaan
B.4 KOMPOSISI TIM DAN PENUGASAN
Tabel 21 Komposisi Tenaga Ahli dan Penugasan dalam Penyusunan Penyusunan Perencanaan
Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri Tahun 2017
Tenaga
Nama
Perusahaa Ahli Lingkup Posisi Jumlah
Personi Tugas dan Wewenang
n Lokal/Asin Keahlian diusulkan Orang
l
g
Lokal Ahli Team Leader 1 Melaksanakan koordinasi antara Tim
Arsitektur Konsultan dengan Pengguna Jasa serta
pihak pihak lain yang terkait dalam
kegiatan penyusunan materi selama
kegiatan berlangsung
Merencanakan/ mengelola seluruh
kegiatan Tim Konsultan untuk mencapai
tujuan sebagaimana yang
dipersyaratkan dalam Kerangka Acuan
Kerja baik dari sisi waktu, kualitas
maupun kuantitasnya.
Bertanggung jawab atas pengendalian
personil Tim Konsultan yang terlibat
dalam kegiatan ini, sehingga pekerjaan
dapat diselesaikan sesuai target yang
ditetapkan.
Mengkonsolidasikan hasil pekerjaan
setiap personil dan melaporkannya
kepada Pengguna Jasa.
Melaksanakan pembahasan dengan
Pengguna Jasa.
Tenaga
Nama
Perusahaa Ahli Lingkup Posisi Jumlah
Personi Tugas dan Wewenang
n Lokal/Asin Keahlian diusulkan Orang
l
g
Membantu tim dalam penyelesaian
pekerjaan ini.
Berkoordinasi dengan ahli ahli lain
dalam organisasi pelaksana pekerjaan.
Ahli Merumuskan rancangan dan analisis
Lokal Arsitektur 1 yang berhubungan estetika lansekap.
Lansekap Bertanggung jawab terhadap Ketua Tim
menyangkut tugas dan tanggung
jawabnya sebagai Ahli Lansekap .
Berkoordinasi dengan ahli ahli lain
dalam organisasi pelaksana pekerjaan.
Membantu tim dalam penyelesaian
Lokal Ahli Sipil 1
pekerjaan ini.
Merumuskan rancangan tipe bangunan
dan perencanaan gudang
Membantu tim dalam pelaksanaan
Cost
Lokal 1 perhitungan biayan dan harga satuan
Estimator
pekerjaan
Melakukan survey primer dan survey
Lokal Surveyor 1
sekunder
Membantu tim dalam pembuatan
Lokai Drafter 1
gambar detail perencanaan
Bertanggungjawab terhadap
Lokal Administrasi 1 pengelolaan dokumen dan surat yang
dibutuhkan dalam pekerjaan ini.
B.5 JADWAL PENUGASAN TENAGA AHLI
Tabel 22 Jadwal Penugasan Tenaga Ahli dalam Penyusunan
Penyusunan Perencanaan Taman Ngadiluwih Kabupaten Kediri
JUMLAH
N MINGGU KE
TENAGA (PERSONIL) ORANG/
O.
1 2 3 4 5 6 7 8 BULAN
Nasional
Tenaga Ahli
Team Leader Ahli
1 2
Arsitektur
Ahli Arsitektur
2 1,5
Lansekap
3 Ahli Sipil 1,5
Tenaga Pendukung
1 Cost Estimator 1,5
2 Surveyor 1
3 Drafter 1
4 Administrasi 2
TENAGA ASING
1
2
Total 10,5

Anda mungkin juga menyukai