Susunan Redaksi
Pelindung : Kepala BPKP - Pembina : Sekretaris Utama - Penasihat : Para Deputi Kepala BPKP - Penanggung Jawab: Triyono
Haryanto- Kontributor Ahli: Adil Hamonangan, Ratna Tianti Ernawati, Priti Pratiwi Bakti, Sudiro, Salamat Simanullang, Edy Karim,
Sri Penny Ratnasari, Bambang Utoyo, Alexander Rubi S., Riyani Budiastuti, Amdi Very Dharma - Kontributor Tetap: Heli Restiati,
Setya Nugraha, Ayi Riyanto, Tri Wibowo - Pemimpin Umum: Nuri Sujarwati - Wakil Pemimpin Umum: M. Muslihuddin - Pemimpin
Redaksi: Yan Eka Milleza - Pemimpin Administrasi: Harry Bowo - Redaktur Pelaksana: Harry Jumpono Kurniawan - Redaktur:
Pujito, Sudarsari Sjamsoe, Diana Chandra, Nani Ulina K. N - Sekretaris Redaksi: Betrika Oktaresa - Reporter: Rr. Sri Hartanti, Ayu Isni
Arum, Dony Perdana, Daniel Wawone Basar, Tien Saputri - Keuangan: Nurjana Ismet Tuah, Isnawati Ekarini - Desain Grafis: Idiya Zikra -
Administrasi: Nursanty Sinaga, R. Hanifah - Dokumentasi: Hilwiya Agustine, Edi Purwanto - Sirkulasi: Adi Sasongko, Endang Listiowati
dari redaksi
Mengisi Kemerdekaan
Pembaca setia,
Kepala BPKP dalam semangat peringatan hari salah satu poin yang dituangkan dalam Nawa Cita
kemerdekaan Indonesia menyampaikan kepada Pemerintah Indonesia menjadi sebuah penegas
seluruh pegawai BPKP untuk meniru semangat bahwa pengelolaan keuangan desa harus didampingi
para founding fathers ketika memperjuangkan untuk tercapainya tata kelola desa yang baik demi
cita-cita kemerdekaan dengan segala keterbatasan mewujudkan salah satu poin Nawa Cita di atas.
namun dapat mewujudkan sesuatu yang luar biasa.
Dalam edisi Warta Pengawasan kali ini, kami
Kewajiban sebagai pegawai BPKP adalah mengisi
ingin menyampaikan kegiatan-kegiatan yang
kemerdekaan dalam domain atau ruang lingkup
dilakukan oleh BPKP dalam rangka mengawal
BPKP.
pengelolaan keuangan desa. Termasuk di dalamnya
Melakukan pengawalan terhadap pengelolaan wawancara kru Warta Pengawasan dengan kepala
keuangan desa merupakan salah satu tugas domain desa yang penuh dengan gebrakan dan inovasi dalam
yang dipercayakan kepada BPKP. Membangun memimpin desanya.
Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
Redaksi
daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan,
Kepala BPKP bersama deputi dan para staf berfoto bersama usai parade fashion kemerdekaan
Alamat Redaksi/Tata Usaha: Gedung BPKP Pusat Lantai 1 Jl. Pramuka No. 33 Jakarta Timur 13120 Tel/Fax. 62 21 85910031, pes 0102 dan 0103,
Diterbitkan Oleh: Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Berdasarkan: Keputusan Kepala BPKP Nomor: Kep-204/K/SU/2013
Tanggal 26 Maret 2013 STT Nomor: 958/SK/Ditjen PPG/STT/1982 Tanggal 20 April 1982, ISSN 0854-0519
Homepage: www.bpkp.go.id - Email: warta_pengawasan@bpkp.go.id. Dilarang mengutip atau memproduksi seluruh atau sebagian isi majalah
tanpa seijin redaksi.
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 1
surat pembaca
Yth. Redaksi
Saya ucapkan terima kasih kepada Majalah Warta
Pengawasan. Dengan adanya majalah Warta Pengawasan
yang menyajina berita-berita mengenai auditor internal.
Usulan saya bagaimana apabila berita mengenai isu
nasional dan daerah yang terbaru juga bisa ditampilkan
Edi-Bawasda Prov. Lampung
Jawaban
Terima kasih kami ucapkan kepada Bapak atas apresi-
asinya terhadap majalah Warta Pengawasan. Usul Bapak
akan kami pertimbangkan, agar dapat menyajikan isu
nasional dan daerah yang terbaru pada majalah Warta
Pengawasan
Redaksi
Yth. Redaksi
Saya ucapkan terima kasih atas kiriman Majalah
Warta Pengawasan. Dengan adanya majalah Warta
Pengawasan wawasan saya bertambah, khususnya
artikel mengenai manajemen risiko, SPIP, akuntansi
dan Auditing. Untuk Kedepannya mohon ditambahkan
artikel mengenai SPIP dengan contoh yang lebih konkrit
SPIP di Pemkab/Pemkot yang sudah baik penerapannya.
Hartono - Inspektorat Kalsel
Jawaban
Terima kasih kami ucapkan atas perhatian Bapak
dan apresiasinya terhadap Majalah Warta Pengawasan.
Usul Bapak akan kami pertimbangkan demi perbaikan
Majalah Warta Pengawasan ke depan.
Redaksi
Ralat
Pada Majalah Warta Pengawasan Volume XXII/Edisi Hut ke-32 BPKP pada rubrik Auditing dengan judul
Audit TI: Sebuah Keniscayaan Mengawal Pengelolaan Teknologi Informasi Organisasi belum tertulis nama
penulisnya yang seharusnya Rahmad Karim Harahap PFA di Direktorat Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan
Daerah Wilayah II pada Deputi Penyelenggaraan Keuangan Daerah.
Demikian kami sampaikan ralat ini, agar menjadi maklum
Redaksi
2 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
round up
Pengawasan
Dana Desa
Pemerintahan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla sangat memperhatikan
pembangunan desa. Mulai dari infrastruktur, pendidikan, kesehatan, menjadi prioritas penting
U
dalam agenda kepemerintahan Joko Widodo.
ndang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tidak hanya sistem, Sumber Daya Manusia atau
tentang Desa yang telah diterjemahkan perangkat penyelenggara desa pun harus memiliki
kembali dalam Peraturan Pemerintah kapabilitas dalam mengelola dana tersebut. Bukan
Nomor 22 Tahun 2015 sebagai perubahan pekerjaan yang mudah dan cepat, mempersiapkan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2014 SDM desa agar kapabel dan profesional. Hal itu
tentang Dana Desa Yang Bersumber Dari Anggaran memerlukan waktu, dana, tenaga, dan komitmen
Pendapatan Dan Belanja Negara sebagai petunjuk semua pihak terkait. BPKP sebagai Auditor Presiden,
pelaksanaannya telah menjadi payung hukum buat siap membantu meningkatkan kapabilitas Aparat
perangkat desa dalam melakukan pengelolaan dana Pengawasan Instansi Pemerintah (APIP) dalam
desa. mengawal keuangan desa. APIP menjadi sangat
Untuk pengelolaan dana desa bukanlah hal berperan penting untuk memberikan asurrance
yang mudah, namun memerlukan sistem yang juga dan konsultansi bagi akuntabilitas dan pengelolaan
harus dibuat secara profesional. Mulai dari segi keuangan desa. APIP harus dapat melihat dimana
perencanaan, desa harus membentuk musyawarah titik kritis yang mungkin timbul dalam pengelolaan
desa untuk menentukan belanja bagi dana desa dana desa.
pada periode ke depan. Penatausahaannya pun harus Dengan adanya dana desa yang tepat sasaran,
menggunakan sistem yang telah memanfaatkan tepat jumlah, dan tepat waktu, serta dikelola
teknologi informasi. BPKP telah mengembangkan dengan efisien, efektif, dan ekonomis, diharapkan
aplikasi SIMDA DESA dalam membantu perangkat kesejahteraan masyarakat dapat meningkat dengan
desa melakukan penatausahaan keuangan desa yang cepat terutama bagi masyarakat desa dalam
tidak hanya bersumber dari APBN (dana desa), tetapi peningkatan kesejahteraannya.
juga yang berasal dari APBD prov/kab/kota. (HJK)
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 3
Laporan Utama
Saat ini, pengelolaan Keuangan Desa menjadi salah satu isu strategis pada Pemerintahan
Kabinet Kerja di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Hal ini tercermin dari salah satu poin
Nawa Cita yang menyebutkan Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan. Bagi Aparat Pengawasan Internal
Pemerintah (khususnya Inspektorat Kabupaten/kota), kondisi ini harus menjadi perhatian
B
tersendiri. Sesuai khitah-nya, APIP harus hadir untuk memberi keyakinan tujuan organisasi dapat
tercapai melalui efektivitas tata kelola, manajemen risiko, dan pengendalian intern.
agi sebagian kita mungkin agak meremehkan dengan mekanisme pengelolaan APBD Provinsi/
pengelolaan keuangan desa. Ah paling kabupaten/kota. Demikian juga dengan manajemen
dananya hanya segitu.. ga seberapa.... Tetapi asetnya. Dengan cepat kita segera berpikir, pengelolaan
jika kita cermati proses bisnis yang harus APBD provinsi/kota/kabupaten yang didukung dengan
diselenggarakan dan risiko-risiko yang mungkin muncul, SDM yang lebih baik dan berpengalaman saja masih
bisa jadi kita akan berpikir ulang untuk meremehkannya. sering terjadi penyimpangan, bagaimana dengan di desa
Undang-Undang yang ada telah mengatur bahwa yang kapasitas SDMnya sangat terbatas ? Jadi sangat
mekanisme pengelolaan keuangan desa saat ini mirip wajar jika kita merasa kuatir.
4 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 5
Laporan Utama
Risiko Fraud
Beberapa risiko kecurangan (fraud) yang dapat terjadi Risiko tingkat Aktivitas
dalam pengelolan keuangan desa, antara lain : Setiap aktivitas atau kegiatan desa memiliki risiko
1. Penggunaan Kas Desa secara tidak sah (Theft of yang melekat. Ada beberapa kegiatan utama Pemerintahan
Cash on Hand). Desa, seperti (a) Pemungutan Pendapatan Asli Desa (Hasil
Risiko ini merupakan penggunaan kas desa secara tidak Usaha, Hasil Aset, Swadaya/Gotong Royong, dan Lain-lain
sah oleh aparat atau pihak lainnya. Pencurian merupakan yang sah), (b) Pembinaan/Penyuluhan kepada masyarakat,
salah satu bentuk kecurangan yang menimbulkan (c) Pengelolaan Aset Desa, atau (d) penyusunan Laporan
kerugian keuangan desa hingga mengurangi kemampuan Penyelenggaraan Pemerintah Desa, termasuk Laporan
pemerintah desa dalam menjalankan tugas dan Pertanggungjawaban Realisasi Pelaksanaan APPBDes.
fungsinya. Setiap aktivitas tersebut memiliki risiko-risiko sesuai
karakteristik dan tujuan masing-masing aktivitas. Misalnya,
2. Mark up dan atau Kick Back pada Pengadaan kegiatan pemungutan Pendapatan Asli Desa yang bertujuan
Barang/Jasa memungut dan mengumpulkan pendapatan asli desa sesuai
Meninggikan harga beli barang/jasa dari harga wajarnya, ketentuan yang berlaku, memiliki risiko antara lain :
dan selanjutnya ada pengembalian sejumlah kas kepada 1. Kesalahan penetapan nilai tagihan.
aparat terkait merupakan bentuk kecurangan yang Pemerintah desa mengelola Pendapatan Asli Desa antara
sudah sering terjadi. Apalagi dalam kondisi sistem lain berupa hasil usaha (Badan Usaha Milik Desa atau
pengendalian pemerintaha desa yang belum matang, Tanah Kas Desa),atau Hasil Aset (Tambatan Perahu,
kemungkinan terjadinya risiko ini cukup tinggi. Hal Pasar Desa, Tempat Pemandian Umum atau Jaringan
ini tentunya dapat menimbulkan kerugian keuangan Irigasi) Pada pengelolaan ini ada risiko kesalahan
desa dan mengurangi kemampuan pemerintah desa penetapan tagihan yang harus disetor ke Kas Desa.
menjalankan tugas dan fungsinya. Jika risiko ini terjadi tentunya akan mengurangi potensi
pendapatan desa yang dapat dipungut, atau adanya
3. Penggunaan Aset Desa untuk kepentingan pribadi kerugian keuangan desa.
Aparat Desa secara tidak Sah (misuse atau larceny)
Aset desa, berupa sarana kantor, tanah desa, peralatan 2. Penerimaan Kas tidak disetor seluruhnya/sebagian
kantor ataupun kendaraan kantor seharusnya digunakan ke Kas Desa
untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi Risiko ini merupakan pemungutan hak desa yang
pemerintahan desa. Namun seringkali, peralatan tersebut tidak disetor seluruhnya atau sebagian ke kas desa
digunakan untuk kepentingan pribadi, atau bahkan oleh petugas yang memungut uang tersebut. Hal ini
dimiliki secara tidak sah. Ini risiko yang juga sering tentunya mengurangi jumlah pendapatan desa yang
terjadi pada institusi yang sistem pengendaliannya dapat dipergunakan untuk pembangunan desa dan hanya
belum matang seperti pada umumnya pemerintahan menguntungkan pribadi petugas pemungut.
desa. Hal ini dapat menganggu operasional institusi.
4. Pungutan Liar (illegal Gratuities) Layanan Desa Risiko-risiko di atas hanyalah sebagian dari risiko yang
Pungutan Liar adalah pungutan tidak sah yang dikenakan dapat muncul dalam pengelolaan Keuangan Desa. Masih
kepada masyarakat atas layanan yang diberikan oleh banyak risiko yang mungkin muncul dalam pengelolaan
instansi pemerintah. Pada instansi pemerintah yang keuangan desa. Selain itu, perbedaan karakteristik
masih kuat budaya memberi tip, hal ini menjadi dan strategic planning masing-masing desa juga dapat
risiko yang sangat tinggi kemungkinan terjadinya. mengubah daftar risiko tersebut.
Hal ini dapat mengakibatkan munculnya komplain, Pemerintah Pusat telah berupaya membangun sistem
bahkan menimbulkan kekisruhan dalam pelayanan pada pengendalian internnya melalui penerbitan beberapa
masyarakat. ketentuan, seperti Peraturan Pemerintah nomor 43 tahun
6 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
2014 dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 sebagai pelaksanaan pengawasan dengan memfokuskan
tahun 2014. Misalnya, untuk mencegah adanya program dan pada menilai terjadinya risiko-risiko yang ada.
kegiatan pada RPJMDes dan RKP Des serta APB Des yang Mungkin terlalu naif jika kita langsung mengharapkan
tidak sesuai aspirasi masyarakat, telah ditetapkan adanya Inspektorat Kabupaten dapat menerapkan Pengawasan
mekanisme Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa Berbasis Risiko sebagaimana praktik yang sudah dilakukan
(MusrenbangDes). Kegiatan itu harus diawali dengan pada negara maju. Penerapan konsep Risk based audit
tingkat dusun hingga tingkat desa. Selain itu masing-masing secara murni membutuhkan tingkat kematangan (maturity)
Pemerintah Kabupaten menerbitkan Peraturan Kepala yang cukup baik oleh institusi yang diperiksa. Namun
Daerah yang mengatur lebih detail pengelolaan keuangan setidaknya dengan mengidentifikasikan risiko-risiko oleh
desa tersebut. APIP sendiri, dapat dilakukan peningkatan fokus dan
Mekanisme yang dibangun tersebut belumlah cukup efektivitas dalam penyusunan tujuan dan langkah kerja
untuk mengantisipasi seluruh risiko yang mungkin terjadi. pemeriksaan.
Kepala Desa bersama dengan Badan Permusyawaratan Jika Inspektorat Kabupaten menghendaki pencegahan
Desa (BPH) perlu menerbitkan peraturan desa yang lebih terhadap kemungkinan terjadi risiko-risiko yang ada,
efektif untuk mencegah munculnya risiko-risiko tersebut. tentunya inspektorat harus segera melakukan evaluasi
Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efektivitas sistem terhadap efektivitas sistem pengendalian yang ada.
pengendalian yang ada. Inspektorat melakukan penilaian, bagaimana sistem
pengendalian untuk mencegah risiko entitas, risiko
Sikap APIP terhadap Risiko-risiko yang Ada. kecurangan, maupun risiko setiap aktivitas. Jika dijumpai
Pada pertengahan tahun 2015, Komisi Pemberantasan adanya kelemahan/kekurangan sistem, Inspektorat dapat
Korupsi menyampaikan adanya 14 potensi permasalahan memberikan masukan perbaikan sistem hingga mampu
terkait pengelolaan keuangan desa. Salah satunya adalah mencegah munculnya risiko tersebut.
efektivitas pengawasan oleh Inspektorat Daerah terhadap Namun jika Inspektorat lebih menekankan pada
pengelolaan keuangan desa masih lemah. Selain itu KPK fungsi detective control-nya, tujuan dan langkah kerja
menyatakan evaluasi dan pengawasan oleh Camat tidak pemeriksaan diarahkan untuk memberi penilaian apakah
jelas. risiko-risiko tersebut telah terjadi atau tidak. Inspektorat
Apa yang disampaikan oleh KPK tersebut tentunya perlu jangan hanya terpaku pada kepatuhan (compliance)
menjadi perhatian APIP. Beberapa hal harus dilakukan pengelolaan keuangan desa terhadap peraturan yang
untuk meningkatkan efektivitas pengawasan keuangan desa. berlaku. Dengan melakukan hal ini, diharapkan proses
Untuk menyikapi hal tersebut, salah satunya adalah dengan pengawasan dapat berjalan secara lebih efisien dan efektif.
melakukan pengawasan dengan pendekatan risiko. Secara (Tri Wibowo/ Widyaiswara Pusdiklatwas BPKP)
sederhana, pengawasan berbasis risiko ini sering diartikan
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 7
Laporan Utama
R
Presiden Joko Widodo, memberikan selamat kepada Kepala BPKP baru, Ardan Adiperdana
Sekretariat Negara, Kementerian
oad map terhadap upaya bahwa BPKP mempunyai tugas Perencanaan dan Pembangunan
pengawalan desa tersebut, menyelenggarakan urusan pemerin Nasional (BAPPENAS), Sekretariat
terungkap ketika para tahan di bidang pengawasan Kabinet, dan Staf Kepresidenan.
pimpinan BPKP melakukan dengar keuangan negara/ daerah dan pem Dalam pemaparan Kepala
pendapat dengan jajaran Komisi XI bangunan nasional. BPKP disampaikan pula mengenai
DPR RI di Jakarta khusus membahas Hal yang paling dominan diba tugas BPKP bersama dengan APIP
mengenai pengelolaan dana desa. has dalam rapat tersebut adalah peran lainnya melakukan koordinasi
Bagi BPKP, apa yang dikemu sentral BPKP dalam pembangunan dan sinergi dalam melaksanaan
kakan presiden tersebut merupakan nasional. Peraturan Presiden Nomor pengawasan intern pemerintah.
early warning, kendati secara 192 Tahun 2014 menyebutkan Selain itu, BPKP juga memiliki
makro tanggung jawab tersebut bahwa BPKP mempunyai tugas tanggung jawab dalam membina
bukan sesuatu hal baru seperti yang menyelenggarakan urusan pemerin peran APIP Kementerian/Lembaga
tertuang dalam Peraturan Presiden tahan di bidang pengawasan dan Pemerintah Daerah dalam
Nomor 192 Tahun 2014 disebutkan keuangan negara/daerah dan rangka peningkatan kapabilitas
8 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
APIP, sehingga secara bersama- dan mempertanggungjawabkan dalam rangka penyempurnaan regu
sama, APIP di Indonesia dapat penggunaan dana desa sesuai dengan lasi pengelolaan keuangan di desa.
menjangkau pengawalan pemba standar akuntansi pemerintahan. BPKP juga telah mengembangkan
ngunan nasional di berbagai bidang. ungkap Gus Irawan selaku Wakil piloting terhadap aplikasi Sistem
Ardan juga menyampaikan Ketua Komisi XI DPR RI. Informasi Manajemen Keuangan
pesan Presiden RI kepada APIP Atas harapan DPR RI tersebut, Desa (SimDes) di beberapa desa,
secara umum, dan BPKP secara khu Kepala BPKP menyatakan bahwa dan menginventarisasi kapasitas
sus, bahwa pelaksanaan pengelolaan selama beberapa bulan terakhir, kekuatan desa dalam melakukan
keuangan negara/daerah merupakan BPKP telah melakukan pengawalan pengelolaan keuangan desa. Kami
tugas dan tanggung jawab seluruh terhadap pengelolaan keuangan berusaha agar aplikasi SimDes
APIP di Indonesia. desa, sebagai contoh melakukan akan selesai dan dapat digunakan
Dalam pertemuan selama pemetaan risiko terhadap penge pada Juli 2015. BPKP juga tidak
hampir tiga jam yang diikuti 25 lolaan keuangan desa dan survey lupa berkoordinasi dengan pihak-
anggota DPR RI itu, pihak Komisi di beberapa desa. Pada tahun 2015 pihak terkait seperti Kementerian
XI DPR RI terkesan concern, khu ini, BPKP juga akan melakukan Dalam Negeri, Kementerian Desa
susnya terhadap pengelolaan dana pengkajian pengelolaan keuangan Pembangunan Daerah Tertinggal
desa. desa baik dana desa, pendapatan dan Transmigrasi, dan Pemerintah
Mohon pengelolaan alokasi desa, utang desa, maupun aset Daerah. Dan yang perlu diketahui,
dana desa ini menjadi perhatian kekayaan milik desa. seluruh biaya pengawasan terha
BPKP, karena kami khawatir apa BPKP juga telah menyusun dap pengelolaan keuangan desa dibe
ratur di desa tidak memiliki ke petunjuk pelaksanaan pengelolaan bankan pada anggaran BPKP.
mampuan. Setidaknya ada upaya keuangan desa, bimbingan, kon Peran BPKP dalam mencipta
dari pihak BPKP untuk mendorong sultasi, dan melakukan persiapan kan Fiscal Space Beberapa Ang
para aparatur desa agar mampu internal pada seluruh Perwakilan gota Komisi XI DPR RI juga
mengelola dana desa secara tepat BPKP di daerah, serta workshop menanyakan mengenai bagaimana
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 9
Laporan Utama
10 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
penyaluran dana desa didasarkan berwenang, dan/atau lembaga yang Dana Desa dalam APBN
pada pengalokasian antara jumlah menyelenggarakan urusan peme diberikan secara bertahap dengan
Desa di setiap kabupaten/kota rintahan di bidang statistik; (5) mekanisme sbagai berikut: a. Tahun
dan rata-rata Dana Desa setiap Dana Desa setiap kabupaten/kota Anggaran 2015 paling sedikit
provinsi, menggunakan rumus angka ditetapkan dalam peraturan presiden sebesar 3% (tiga per seratus); b.
prosentase dalam penentuan bobot mengenai rincian APBN. Tahun Anggaran 2016 paling sedikit
luas wilayah, jumlah penduduk, dan Penyaluran Dana Desa dilaku 6% (enam per seratus); dan Tahun
angka kemiskinan setiap Desa. kan secara bertahap pada tahun Anggaran 2017 dan seterusnya
Pada PP yang baru dibuat berjalan dengan ketentuan: a. tahap sebesar 10% (sepuluh per seratus)
lebih mudah dengan aturan (1) Dana I bulan April sebesar 40% (empat dari anggaran Transfer ke Daerah.
Desa setiap kabupaten/kota dihitung puluh persen); b. tahap II pada bulan Dalam hal APBN belum dapat
berdasarkan jumlah Desa; (2) Dana Agustus sebesar 40% (empat puluh memenuhi alokasi anggaran Dana
Desa dialokasikan berdasarkan: a. persen); dan tahap III pada bulan Desa sebagaimana dimaksud, alokasi
alokasi dasar; dan b. alokasi yang Oktober (sebelumnya November) anggaran Dana Desa ditentukan
dihitung dengan memperhatikan sebesar 20% (dua puluh persen), berdasarkan alokasi anggaran Dana
jumlah penduduk, angka kemiskinan, demikian bunyi Pasal 22 PP Nomor Desa tahun anggaran sebelumnya
luas wilayah, dan tingkat kesulitan 22/2015. atau kemampuan keuangan negara,
greogafis desa setiap kabupaten/kota; Bagi Bupati/Wali Kota dapat bunyi Pasal 30A PP tersebut.
(3) Tingkat kesulitan ditunjukkan memberikan sanksi administratif PP tersebut ditandatangani
oleh indeks kemahalan konstruksi; jika SiLPA (Sisa Lebih Penggunaan pada tanggal 29 April 2015 oleh
(4) Data jumlah penduduk, angka Anggaran) sebesar 30 persen berupa Presiden Jokowi dan diundangkan
kem iskinan, luas wilayah, dan pemotongan Dana Desa pada tahun oleh Menkum HAM Yasonna Laoly.
indeks kemahalan konstruksi ber berikutnya. Hal itu sesuai dengan Dengan demikian PP nomor 60 tahun
sumber dari kementerian yang Pasal 27 ayat (3) PP Nomor 22/2015. 2014 sudah tidak lagi berlaku.
(DW/BO)
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 11
Laporan Utama
Banyak pengamat berpendapat, peluncuran program dana desa oleh Pemerintah Indonesia
seperti diibaratkan dua sisi mata uang. Program dana desa merupakan bentuk kepercayaan
dari pemerintah pusat kepada pemerintah desa agar dapat merencanakan dan melaksanakan
program dan kegiatan di desanya sendiri, sesuai dengan kebutuhan desa masing-masing.
K
Namun, kewenangan ini juga merupakan sebuah tantangan besar bagi pemerintah desa untuk
dapat mengelola dana desa dan mempertanggungjawabkannya dengan benar.
12 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 13
Laporan Utama
D
Deputi Kepala BPKP Bidang Politik, Hukum, Keamanan, Pembangunan
Manusia dan Kebudayaan Binsar H. Simanjuntak
14 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Pusat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta (30/7), merepresentasikan rakyat di desa terkait. Maka
Binsar H Simanjuntak menyampaikan bahwa terdapat sesuai dengan ciri entitas pelaporan dalam paragraf
empat poin yang mendasari KSAP menyusun 11 Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) Nomor 11 (PP Nomor 71 Tahun 2010 tentang SAP)
Desa. Pertama, KSAP dibentuk berdasarkan UU Desa dapat dikatakan merupakan Entitas Publik
Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan yang juga berfungsi sebagai Entitas Pelaporan dalam
Negara (Pasal 57) yang bertugas menyusun SAP konteks mempertanggungjawabkan dana publik yang
yang berlaku untuk pemerintah pusat dan pemerintah dikelolanya.
daerah. Kedua, KSAP menyusun PSAP Desa terutama Dalam simpulannya pada seminar tersebut, Binsar
dikarenakan tanggung jawab profesional atas tuntutan menekankan bahwa Desa memiliki karateristik khusus
akuntabilitas publik atas pengelolaan keuangan desa baik untuk pemerintahannya maupun pengelolaan
yang dipakai untuk peningkatan kesejahteraan rakyat. keuangannya. Terutama, Standar akuntansi untuk desa
Ketiga, terdapat dana pemerintah
pusat/daerah untuk transfer ke
pemerintah desa yang mencapai
90% total dana yang dikelola
pemerintah desa. Terakhir, PSAP Visi BPKP:
Desa yang dibuat KSAP dapat Auditor Presiden yang responsif, interaktif, dan terpercaya untuk
menjadi sarana akuntabilitas publik mewujudkan akuntabilitas keuangan negara yang berkualitas.
bagi pemerintah desa dalam bentuk
laporan keuangan. Misi BPKP:
Merujuk pada Peraturan Menyelenggarakan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 negara yang mendukung tata kelola kepemerintahan yang baik dan
tentang Pelaporan Keuangan bebas KKN.
dan Kinerja Instansi Pemerintah Membina penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.
dan Pada PP Nomor 71 Tahun Mengembangkan kapasitas pengawasan intern pemerintah yang
2010 tentang Standar Akuntansi profesional dan kompeten.
Pemerintahan (SAP), Pemerintah Menyelenggarakan sistem dukungan pengambilan keputusan yang andal
Desa bukan merupakan Entitas bagi presiden/pemerintah.
Pelaporan.
Berdasarkan karakteristik Nilai-Nilai BPKP (PIONIR):
yang dimiliki desa, antara lain; Profesional
dibentuk/ditetapkan dengan Integritas
peraturan perundang-undangan, Orientasi Pengguna
pimpinannya dapat dipilih oleh Nurani dan Akal Sehat
rakyat, memperoleh anggaran Independen
dari APBN dan atau ABPD, dan Responsibel
adanya kewajiban kepala desa
untuk mempertanggungjawabkan
pelaksanaan tugasnya kepada MOTTO:
Badan Permusyaratan Desa Membangun Good Governance dan Clean Government
(BPD) sebagai lembaga yang
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 15
Laporan Utama
D
Deputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Dadang Kurnia
Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.
eputi Kepala BPKP Bidang Pengawasan dan Kementerian Keuangan RI, termasuk sinkronisasi
Penyelenggaraan Keuangan Daerah Peraturan Pelaksanaan antar Kementerian yang belum
Dadang Kurnia pada seminar nasional mendukung pelaksanaan pemerintah desa.
bertajuk Tantangan Pengelolaan Dana Pada tingkat pemerintah provinsi, titik kritis berada
Desa yang Akuntabel di Balai Senat Universitas, pada ranah pembinaan dan pengawasan serta fasilitasi
Gedung Pusat Universitas Gajah Mada, Yogyakarta pendampingan yang dilakukan kepada pemerintah
(30/7), menyampaikan bahwa amanat baru yang desa. Kemudian, pada pemerintah kabupaten/kota
dimiliki oleh pemerintah desa di atas, harus terdapat titik kritis dalam hal kebijakan penghitungan
dihadapkan dengan beberapa titik kritis pengelolaan alokasi, seperti Dana Desa (APBN), Alokasi Dana
keuangan desa yang tidak hanya menerima dana Desa dan Bagi Hasil Retribusi/Pajak Daerah (APBD
desa dari APBN tetapi juga menerima bantuan Kabupaten/Kota). Selain hal tersebut, faktor sumber
keuangan dari provinsi, Alokasi Dana Desa, bantuan daya manusia di pemerintah kabupaten/kota juga
keuangan, dan Bagi Hasil/ Retribusi Daerah dari kab/ dapat menjadi titik kritis terutama di Kecamatan,
kota serta dari pihak . Titik kritis tersebut berada di Inspektorat, BPMPD, dan DPPKAD.
setiap tingkat pemerintahan. Di tingkat pemerintah Pada pemerintah desa sebagai pihak yang
pusat, titik kritis terletak pada koordinasi antara melaksanakan langsung pengelolaan keuangan desa,
Kementerian Dalam Negeri RI; Kementerian Desa, terdapat beberapa titik kritis yang harus menjadi
Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi , perhatian bersama, yaitu kondisi sumber daya manusia
16 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Kepala Desa, Perangkat Desa dan BPD. Kemudian pertama, tata kelola keuangan desa yang baik. Kedua,
terkait sarana dan prasarana desa, serta kebijakan perencanaan desa yang partisipatif, terintegrasi dan
tingkat desa juga menjadi salah satu titik kritis. selaras dengan perencanaan daerah dan nasional.
Titik kritis dalam proses pengelolaan keuangan Ketiga, berkurangnya penyalahgunaan kekuasaan/
desa dapat dilihat dari bisnis prosesnya. Mulai dari kewenangan yang mengakibatkan permasalahan
tahapan perencanaan, harus diperhatikan keselarasan hukum. Keempat, mutu pelayanan kepada masyarakat
perencanaan dalam RPJM dan RKP Desa dengan meningkat.
Program Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten/ Untuk dapat menerapkan prinsip akuntabilitas
Kota, tingkat partisipasi BPD dan kualitas RKP tersebut diperlukan berbagai sumber daya dan sarana
Desa. Pada tahapan penganggaran, perlu diperhatikan pendukung, diantaranya SDM yang kompeten serta
unifikasi dan integrasi penyusunan anggaran, dukungan sarana teknologi informasi yang memadai
harmonisasi Kades & BPD, dan evaluasi APB Desa dan dapat diandalkan.
oleh Kecamatan. Oleh karena itu, sebagaimana diamanatkan dalam
Berikutnya, perlu perhatian khusus pada titik UU Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, Pemerintah
kritis pelaksanaan pengadaan barang/jasa, pemenuhan Pusat, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten/
kewajiban perpajakan, dan kewenangan Kepala Desa Kota, dan Kecamatan diharapkan dapat lebih
yang besar. mengefektifkan perannya masing-masing dalam
Titik kritis dalam tahap penatausahaan, antara melakukan pembinaan dan pengawasan pengelolaan
lain pada administrasi pembukuan, cara menyusun keuangan desa ini.
pertanggungjawaban, pencatatan kekayaan desa, dan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP)
konsep belanja barang dan belanja modal yang masih memiliki peran penting dalam pengawalan
rancu. Disisi pelaporan dan pertanggungjawaban, titik akuntabilitas pengelolaan keuangan desa baik dari sisi
kritisnya adalah pemahaman tentang jumlah laporan Assurance maupun Konsultansi dengan melakukan
yg harus dibuat dan standar pelaporannya. Terakhir, identifikasi titik kritis dalam pengelolaan keuangan
pengawasan merupakan titik kritis yang harus desa dalam rangka menentukan langkah pengawalan
diperhatikan terutama terkait efektifitas pengawasan sesuai peran masing-masing.
dan kesiapan aparat pengawasan khususnya APIP Pada seminar tersebut, Dadang juga menjelaskan
Kabupaten/Kota. tentang grand strategi yang dibuat BPKP dalam
Pemberian dana ke desa yang begitu besar, mengawal penyelenggaraan dana desa. Langkah
jumlah pelaporan yang beragam serta adanya titik operasional yang sudah dilakukan BPKP dalam
kritis dalam pengelolaan keuangan desa tentunya pengawalan akuntabilitas pengelolaan keuangan
menuntut tanggung jawab yang besar pula oleh Aparat desa, antara lain: kajian dan analisis peraturan terkait,
Pemerintah Desa. Oleh karena itu, Pemerintah Desa survey desa, menyusun Juklak Bimkon Pengelolaan
harus bisa menerapkan prinsip akuntabilitas dalam Keuangan Desa, koordinasi dengan kementerian
pengelolaan keuangan desa, dimana semua akhir terkait, pengembangan Aplikasi Sistem Tata Kelola
kegiatan penyelenggaraan Pemerintah Desa harus Keuangan Desa (SIMDA DESA) yang dilaunching
dapat dipertanggungjawabkan kepada masyarakat tanggal 13 Juli 2015. Untuk selanjutnya, BPKP akan
desa sesuai ketentuan sehingga terwujud Tata berperan aktif memberi masukan kepada kementerian
Kelola Pemerintahan Desa yang Baik (Good Village terkait menyangkut singkronisasi kebijakan, pemetaan
Governance). desa, sosialisasi dan pendampingan ke pemda, piloting
Pemerintah desa yang telah mewujudkan Good persiapan pengelolaan keuangan desa. (BO)
Village Governance, memiliki indikator, antara lain:
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 17
Laporan Utama
B
menuntut tanggung jawab yang besar pula.
PKP telah berupaya maksimal strategis yang perlu didukung sebagai langkah
untuk mewujudkan transparansi dan preventif terjadinya fraud sekaligus menjadi solusi
akuntabilitas keuangan. Salah satunya, untuk menstandarisasi pelaporan keuangan desa,
BPKP meluncurkan Aplikasi Sistem Tata pungkasnya.
Kelola Keuangan Desa. Peluncuran aplikasi ini juga
sebagai jawaban atas pertanyaan KPK dan anggota
Komisi XI tentang kepastian waktu penyelesaian
aplikasi yang dibangun BPKP, ujar Kepala BPKP
Ardan Adiperdana saat acara launching yang
dilaksanakan di Aula Gandhi BPKP pada 13 Juli lalu.
Dalam acara tersebut juga dihadiri beberapa pejabat
seperti Wakil Ketua KPK Zulkarnaen, Ketua Komisi
XI Fadel Muhammad, Gubernur Jawa Barat Ahmad
Heryawan, Gubernur Sulawesi Barat Anwar Adnan
Saleh, dan Bupati Mamasa Ramlan Badawi.
Dalam kesempatan yang sama, Fadel
Muhammad memuji langkah yang diambil oleh
BPKP ini. Menurutnya, aplikasi ini menjawab
keresahan beberapa pihak mengenai dampak dari
digelontorkannya dana yang berjumlah besar ke
desa-desa. Kami sangat mengkhawatirkan dana yang
sedemikian besar masuk ke desa, dan bagaimana
nantinya pelaksanaan di tingkat desa. Dikhawatirkan
dana besar menjadi musibah. Tiba-tiba kepala desa
banyak yang berurusan dengan aparat hukum, cetus
Fadel.
Wakil Ketua KPK Zulkarnain mengapresiasi
peluncuran SIMDA Desa tersebut sebagai salah
satu tahapan penting untuk mendukung pencapaian
tujuan dana desa. Hal ini tentunya menjadi langkah
18 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Sebelum di launching, BPKP telah melaksanakan informasi keuangan desa yang komprehensif, tepat,
piloting atas implementasi SIMDA Desa tersebut dan akurat kepada para stakeholder mereka.
pada 168 desa di Kabupaten Mamasa, Provinsi SIMDA Desa dibangun untuk menjawab
Sulawesi Barat. Deputi Kepala BPKP Bidang keresahan berbagai kalangan tentang tuntutan
Pengawasan Penyelenggaraan Keuangan Daerah pengelolaan dana desa yang akuntabel. Melalui
Dadang Kurnia mengungkapkan bahwa dalam SIMDA Desa, terdapat beberapa keuntungan
mengawal pengelolaan keuangan desa, BPKP yang dapat dicapai, antara lain: Aplikasi SIMDA
tidak dapat terjun langsung ke seluruh desa. Oleh Desa telah dibangun sesuai dengan regulasi yang
karena itu, BPKP membangun tools yang secara berlaku, Dengan penggunaan SIMDA Desa dapat
efektif dapat membantu pemerintah desa. Dengan mempermudah tatakelola keuangan desa, SIMDA
digunakannya SIMDA Desa maka dapat membantu Desa telah dibangun dengan mempertimbangkan
aparatur desa dalam mengelola dan menghasilkan kemudahan penggunaan aplikasi (user friendly),
dengan menggunakan aplikasi tersebut maka secara
otomatis sudah terdapat built-in internal control,
setelah di-install di masing-masing pemerintah desa
BPKP akan tetap memantaunya dengan memberikan
kesinambungan maintenance aplikasi, dan BPKP
memberikan petunjuk pelaksanaan implementasi dan
manual aplikasi untuk memudahkan pengguna.
Sebagai tindak lanjut atas peluncuran aplikasi
tersebut, BPKP melakukan beberapa langkah
sebagai implementasi penerapan Aplikasi SIMDA
Desa, salah satunya melakukan Diseminasi Tata
Kelola Keuangan Desa dan Aplikasi SIMDA Desa
di kalangan internal BPKP pada tanggal 5 sampai
dengan 7 Agustus 2015. Kegiatan tersebut ditujukan
untuk memberikan pemahaman secara umum dan
komprehensif kepada seluruh peserta dari seluruh
perwakilan BPKP di 33 provinsi mengenai arah
kebijakan mengenai pengelolaan keuangan desa,
peraturan-peraturan terkait pengelolaan keuangan
desa, dan pengoperasian teknis Aplikasi SIMDA
Desa. Setelah dilakukannya diseminasi tersebut,
seluruh perwakilan di setiap provinsi dapat langsung
bergerak melakukan pengawalan pengelolaan
keuangan desa.
(BO/DW)
Peluncuran SIMDA Desa
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 19
nasional
Sampai saat ini, tidak dapat dipungkiri masih terdapat koordinasi yang baik di antara
anggapan bahwa peran BPK RI dan BPKP tumpang keduanya, sudah tergambar dalam
tindih. Masih ada anggapan bahwa kedua instansi itu audiensi yang dilakukan antara BPK
seharusnya dilebur menjadi satu. Padahal, jika ditelaah RI dan BPKP yang dilaksanakan di
Kantor Pusat BPK, Jakarta (6/5).
lebih dalam, kedua instansi tersebut memiliki tugas dan
Audiensi tersebut dihadiri oleh Ketua
B
fungsi yang berbeda dan harus ada satu sama lain.
BPK RI Harry Azhar Azis, Wakil
Ketua Sapto Amal Damandari, dan
erbicara BPK RI dan Ditambahkan, keberadaan keduanya para wakil anggota BPK-RI, yaitu
BPKP, tidak dapat sangat penting dalam mencapai tata Agung Firman S, Agus Joko P,
dilepaskan dari role kelola yang efektif. Sebagai penegasan, Eddy M. Supardi, dan Moermahadi
auditor eksternal dan dalam policy paper tersebut juga Soerja D. Adapun delegasi BPKP
auditor internal. Hal tersebut telah dijelaskan bahwa dalam menjalankan dihadiri oleh Kepala BPKP Ardan
dijelaskan secara jelas dalam Institute perannya, keduanya harus independen, Adiperdana, Sekretaris Utama BPKP
of Internal Auditor (IIA) Policy objektif, memiliki sumber daya yang Meidyah Indreswari, Deputi Polhukam
Paper yang berjudul Internal baik, serta memiliki dan menerapkan dan PMK Binsar H. Simanjuntak,
audits relationship with external standar auditnya masing-masing. Deputi PKD Dadang Kurnia, Deputi
audit bahwa internal auditor sangat Mengacu pada hal tersebut, sema Akuntan Negara Gatot Darmasto, dan
berbeda dengan eksternal auditor. kin jelas bahwa BPK RI dan BPKP Deputi Investigasi Iswan Elmi. Selain
Namun, secara fungsi keduanya harus memiliki peran yang berbeda dan itu, hadir pula anggota VI DPR RI
saling melengkapi dalam kerangka harus selalu berkoordinasi dalam Bahrullah Akbar.
kerja pemberian jaminan dan selalu melaksanakan perannya. Terkait Pada kesempatan tersebut, Harry
berkoordinasi antara keduanya. penegasan peran dan membangun Azhar Azis menyampaikan bahwa
20 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
Laporan Utama
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 21
nasional
Presiden Jokowi
Lantik Kepala BPKP
Setelah menunggu hampir lima bulan tanpa pucuk pimpinan, akhirnya Badan Pengawasan
Keuangan dan Pembangunan (BPKP) memiliki pimpinan baru. Berdasarkan Keppres Nomor
24/M tahun 2015, Presiden RI, Joko Widodo melantik Deputi Kepala BPKP Bidang Perekonomian,
P
Ardan Adiperdana sebagai Kepala BPKP di Istana Negara, Jakarta (13/03).
22 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
nasional
Jadi nanti kita melakukan penga yang pengambil keputusan dan ditetapkan, terang Ardan. Menurut
wasan dalam mereka memastikan para menyelesaikan permasalahan supaya pejabat karir BPKP ini, lembaganya
wajib bayar menaati ketentuan. Dari program tadi bisa mencapai target, telah menyiapkan metode khusus
situ mungkin saja ada peningkatan jelasnya. agarmonitoring tidak mengganggu
penyetoran PNBP, ungkapnya. Pengawasan tidak hanya berjalannya proyek. Sehingga
ketikamonitoringberjalan, proyek
juga tidak berhenti.Bisa dengan
proses pelaporan secara berkala. Nanti
semua akan koordinasikan, jelasnya.
Sebagaimana diketahui, dalam
Peraturan Presiden Nomor 192 Tahun
2014 disebutkan, BPKP mempunyai
tugas menyelenggarakan urusan
pemerintahan di bidang pengawasan
keuangan negara/daerah dan
pembangunan nasional.
Dalam melaksanakan tugasnya
itu, BPKP menyelenggarakan fungsi
di antaranya: perumusan kebijakan
nasional pengasan intern terhadap
akuntabilitas keuangan negara/daerah
dan pembangunan nasional meliputi
kegiatan yang bersifat lintas sektoral,
kegiatan kebendaharaan umum
negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku BUN, dan
kegiatan lain berdasarkan penugasan
Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantik Ardan Adiperdana sebagai Kepala BPKP
di Istana Negara, Jakarta, Jumat (13/3). dari Presiden. Selain itu, BPKP
juga melakukan pengawasan intern
terhadap perencanaan dan pelaksaan
Selain itu, doktor lulusan Universitas diberlakukan untuk proyek-pro pemanfaatan aset negara/daerah.
Indonesia ini mengingatkan bahwa yek besar, melainkan juga proyek Semoga sebagai dirijen BPKP
BPKP akan fokus pada pengawasan kecil yang dianggap rawan yang baru, yang sangat paham dengan
APBN-P 2015, yang dimulai dari penyimpangan.Tentunya ada organisasi yang dipimpinnya, Ardan
fase perencanaan. Monitoringkan koordinasi dan sinkronisasi, sehingga Adiperdana dapat membawa biduk
memberikan assesmentkepada hal pihak yang melakukan monitoring besar ini menjadi lebih berwibawa
yang menghambat. Kita berikan tadi betul-betul bermanfaat untuk sebagai pe ngawal akuntabilitas
informasinya kepada pihak-pihak mencapai target yang sudah keuangan negara! (mil/nuri/santi/idy)
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 23
nasional
P
dan mengancam sendi-sendi demokrasi yang menjunjung tinggi transparansi, akuntabilitas, dan
integritas, maka pemberantasan korupsi pun harus dilakukan secara sistemik pula.
ertanyaan penting yang Mengutip Pasal 6 UU Nomor pidana korupsi (TPK) yang telah
layak dikedepankan: 30 Tahun 2002 tentang Komisi dilakukan oleh lembaga-lembaga
apakah pemberantasan Pemberantasan Korupsi, salah negara baik yang memiliki fungsi
korupsi yang menitik satu tugas KPK adalah melakukan penegakan hukum atau fungsi-
beratkan pada kebijakan penindakan fungsi koordinasi dan supervisi fungsi pendukung lainnya.
sudah menyelesaikan permasalahan dengan instansi yang berwenang Salah satu manifestasi koor
korupsi secara efektif dan optimal? melakukan pemberantasan tindak dinasi tersebut adalah sinergi KPK
Tanpa bermaksud mendikotomikan pidana korupsi dan melakukan dan BPKP terkait Koordinasi dan
keduanya, aspek pencegahan korupsi monitor terhadap penyelenggaraan Supervisi Pencegahan (Korsupgah)
dinilai tidak kalah penting dari pemerintahan negara. Dalam rangka korupsi yang telah dirintis sejak
aspek represif lantaran efek yang itulah, KPK merasa perlu untuk 2012. Awalnya, kedua institusi
dihasilkan ternyata memberikan menyampaikan kepada publik ini memfokuskan kegiatannya
dampak yang jauh lebih besar. upaya-upaya pemberantasan tindak pada bidang pelayanan publik,
24 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
nasional
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 25
nasional
26 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
nasional
Peran audit internal baik di sektor publik maupun privat semakin strategis sejak
datangnya era reformasi. Pemerintah berupaya melakukan perbaikan pengelolaan
negara yang transparan dan akuntabel, melalui reformasi di segala bidang. Di sisi lain,
M
dunia usaha juga tidak mau ketinggalan zaman.
enyambut datang Dalam pidato kuncinya di yang kompeten, kapabel, dan juga
nya Masyar akat hadapan kurang lebih 640 peserta penuh integritas, ungkap mantan
Ekonomi ASEAN dari kalangan auditor internal, baik Kepala BPKP ini.
(MEA) pada akhir sektor publik maupun swasta, dan Sebagaimana diketahui, SNIA
2015, pemerintah semakin gencar manajemen puncak pemerintahan tahun ini merupakan perhelatan yang
mendorong terselenggaranya praktik sektor privat, Mardiasmo berharap, ke-10 yang diselenggarakan oleh
tata kelola yang baik (governance). Aparat Pengawasan Intern Peme YPIA. Selain Mardiasmo, turut hadir
Proses tata kelola yang baik tersebut rintah (APIP) di sektor publik mau Inspektur Utama Badan Pemeriksa
perlu didukung dengan peningkatan pun auditor internal di sektor swasta Keuangan (BPK) Mahendri Sumardjo;
kualitas dan kompetensi dari para dapat bersinergi dengan baik sehingga Deputi Bidang Kelembagaan dan
pelaku utamanya, antara lain dari nantinya era MEA dapat memberikan Tata Laksana KemenPAN-RB Rini
para auditor internalnya. Mengan manfaat yang optimal bagi bangsa Widyantini; Deputi Kepala BPKP
tisi
pasi hal tersebut, Yayasan Indonesia. Dalam banyak hal, auditor Bidang Polhukam, Pembangunan
Pendidikan Internal Auditor (YPIA) internal swasta diakui selangkah lebih Manusia, dan Kebudayaan Bin
menyelenggarakan Seminar Nasional maju di depan APIP. Oleh karena sar H Simanjuntak; dan Walikota
Internal Auditor (SNIA) yang diha itu, kompetensi APIP sudah seha Pekalongan Muhammad Basyir
diri. Seminar yang digelar di Hotel rusnya lebih ditingkatkan. Untuk Ahmad Ayawie sebagai narasumber
Sultan, Solo (15-16 April 2015) itu mendukung pemerintahan yang baru, utama dalam seminar tersebut.
dibuka oleh Wakil Menteri Keuangan yang berorientasi pada kepentingan Panel kedua menghadirkan Kepala
Mardiasmo. rakyat, harus didukung oleh APIP Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 27
nasional
28 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
nasional
P
erubahan lingkungan organisasi yang meliputi dan consulting?
perkembangan teknologi, perubahan budaya PL: Menurut standar IIA, standar tersebut tidak
dan politik, globalisasi, dan juga perubahan menentukan proporsi antara penugasan assurance
sistem manajemen, menuntut kompetensi dengan consulting pada rencana penugasan auditor.
seorang auditor internal yang semakin meningkat. Namun pimpinan unit auditor internalnya harus
Tantangan dari perubahan lingkungan harus dihadapi menetapkan rencana berbasis risiko untuk menentukan
auditor secara profesional. prioritas aktifitas audit internal yang sejalan dengan
Di sela-sela acara Seminar Nasional Internal Auditor tujuan organisasi. Hal tersebut tergantung proses bisnis
(SNIA) di Solo, pada pertengahan April lalu, Tim dan tujuan organisasi.
Warta Pengawasan (WP) mewancarai lebih lanjut Phil WP: Pada akhir 2014 lalu, Presiden Joko Widodo
Leifermen (PL), Governor Board of IIA Indonesia. telah menerbitkan Peraturan Presiden Nomor 192
Berikut petikan wawancaranya: tentang BPKP. Presiden menaruh harapan besar
WP: Lingkungan termasuk internal dan eksternal kepada BPKP untuk melaksanakan pengawasan pada
yang berubah secara terus menerus membutuhkan seluruh aspek pengelolaan keuangan negara untuk
profesi auditor internal untuk memahami dan ber mewujudkan masyarakat yang adil dan sejahtera.
adaptasi dengan perubahan. Bagaimana sebaiknya Bagaimana pendapat Anda?
peran auditor internal untuk aktifitas penjaminan PL: Hal tersebut merupakan sebuah kepercayaan
kualitas (assurance) dan konsultatif (consulting)? besar dari Presiden kepada BPKP sebagai auditor
PL: IIA memberikan definisi auditor internal agar internal pemerintah. Lebih besar kewenangan lebih
independen dan objektif untuk melaksanakan akti besar pula tanggungjawabnya. Dengan kewenangan
vitas assurance dan consulting. Definisi ini harus di yang baru BPKP dapat melakukan rencana akselerasi
sinkronkan dengan kondisi organisasi. Kebanyakan dalam membantu instansi pemerintahan mencapai
peran yang selama ini dilakukan auditor internal adalah tujuannya.
aktifitas assurance. Namun proses bisnis berubah setiap BPKP dapat melakukan pendekatan yang sistematik
saat dan untuk itu dibutuhkan peran auditor internal dan berdisiplin untuk mengevaluasi dan memperbaiki
untuk kegiatan consulting. Jadi kedua peran tersebut efektifitas pengendalian risiko, dan proses tata kelola.
harus dilaksanakan auditor internal dalam proses bisnis Namun BPKP harus hati-hati. Karena saat Anda
organisasi. IIA merangkum bahwa auditor internal harus memiliki kekuatan yang besar, hal ini dapat membuat
melakukan kedua peran tersebut. Anda bangga dan bertindak kurang hati-hati atau
WP: Dalam melakukan perencanaan penugasan melanggar hukum. Ini adalah kepercayaan yang besar
pengawasan intenal, bagaimana manajemen melaku pada BPKP. BPKP harus mengelola kesempatan ini
kan alokasi sumber daya untuk kegiatan assurance secara efektif dan efisienn (Tardo/Bw/Tien/Ayu)
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 29
reformasi birokrasi
It is not the strongest of the species that survive, nor the most
K
intelligent, but rather the one most adaptable to change. Kalimat
ini adalah kata-kata yang diucapkan oleh Charles Darwin yang
ita melihat banyak menyatakan bahwa bukan mahluk yang paling kuat atau yang
contoh ketidak paling pintar yang mampu bertahan untuk hidup lama tetapi
mampuan suatu dia yang memiliki kemampuan untuk beradaptasi dengan
organisasi atau perubahan.
perusahaan untuk beradaptasi
dengan lingkungan yang telah mengetahui apa yang dilakukan Awareness, Desire, Knowledge, Ability
membuatnya hilang selamanya, salah oleh pemerintah dalam mencapai dan Reinforcement.
satunya adalah KODAK yang didirikan tujuan mensejahterakan masyarakat.
tahun 1880. Setelah 135 tahun dalam Partipatif menghendaki pemerintah Awareness
kesuksesan Kodak harus menyerah memberikan kesempatan seluasnya Langkah awal dalam melakukan
dengan perubahan yang datang dari kepada masyarakat untuk memberikan manajemen perubahan adalah men
kemajuan teknologi, ia berhenti berusaha masukan dalam merumuskan kebijakan ciptakan kesadaran dan pemahaman
dan menghilang dari peredaran. Hal ini pembangunan yang berdampak kepada bahwa perubahan tersebut diperlukan.
berbeda dengan Fujifilm yang mampu masyarakat luas. Perubahan yang Dalam survey yang dilakukan pada
beradaptasi dengan perubahan dengan terjadi tersebut apabila dihadapi dengan tahun 2005 terhadap 411 perusahaan,
sukses. business as usual akan berdampak suatu alasan utama untuk menolak perubahan
Bagaimana dengan organisasi saat hilangnya kepercayaan masyarakat adalah kurangnya pemahaman tentang
pemerintahan? Hal yang sama juga terhadap pemerintah. alasan dilakukannya perubahan.
terjadi. Tuntutan perubahan datang Menarik apa yang dinyatakan Pertanyaan-pertanyaan yang umumnya
dari berbagai penjuru. Di Indonesia, oleh Stephen Covey, If we keep muncul dalam suatu perubahan adalah,
sebagai contoh, tuntutan akan perubahan doing what were doing, were going - Mengapa perubahan tersebut
dalam manajemen birokrasi datang to keep getting what were getting. diperlukan?
dari masyarakat yang menginginkan Jika kita terus melakukan apa yang - Mengapa perubahan tersebut harus
pemerintah untuk lebih akuntabel, kita lakukan sekarang, maka kita akan terjadi saat ini?
transparan dan partisipatif. Akuntabilitas terus memeroleh apa yang kita peroleh - Apa yang salah dengan apa yang
pemerintah ditunjukkan dengan adanya sekarang. dilakukan saat ini?
laporan pertanggung jawaban kepada Agar proses manajemen perubahan - Apa yang akan terjadi jika tidak ada
masyarakat yang berkualitas dan dapat berjalan efektif diperlukan tahapan yang perubahan?
dipercaya. Transparansi menghendaki sistematis. Dalam kolom ini, penulis Membangun pemahaman ini tidak
pemerintah untuk membuka kebijakan menjelaskan suatu model manajemen hanya semata melalui komunikasi yang
dan bisnis prosesnya kepada masyarakat perubahan yang dikembangkan oleh efektif (Hiatt, 2006) karena membagi
melalui penerapan e-government Proci yang disebut dengan ADKAR. informasi tidak selalu menghasilkan
sehingga masyarakat dapat ADKAR adalah singkatan dari pemahaman. Banyak faktor yang
30 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
reformasi birokrasi
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 31
manajemen
S
Oleh: Frolie F. Toar
adar atau tidak, dalam pendidikan, perusahaan, organisasi Harus diakui, kondisi arsip
kehidupan sehari-hari politik, organisasi kemasyarakatan, saat ini belum dimanfaatkan sepe
baik untuk urusan dinas dan perseorangan dalam pelaksanaan nuhn ya dengan optimal dalam
maupun pribadi, kita tak kehidupan bermasyarakat, berbangsa, proses manajemen pemerintahan.
bisa lepas dari apa yang disebut dan bernegara. Bagi suatu organisasi, Berdasarkan pengalaman penulis
dengan arsip. Bukti pembayaran, arsip juga menjadi suatu aset yang selama ini menjadi arsiparis, dapat
dokumen kepemilikan, dan surat berfungsi sebagai pusat ingatan diidentifikasi beberapa pemicunya:
perjanjian yang disimpan adalah untuk menyusun rencana atau a.Kesadaran dan kepedulian apa
salah satu contoh arsip yang akrab program kegiatan berikutnya. Untuk rat pemerintah pusat maupun
dengan kita. Begitu pun dalam suatu institusi pengawasan seperti BPKP, daerah masih sangat rendah dan
organisasi, baik pemerintah maupun istilah arsip demikian familiar. Paling masih sangat dipinggirkan atau
privat, arsip berperan penting dalam tidak, kita tahu bersama bahwa arsip diabaikan bahkan ditelantarkan
kelangsungan hidup suatu organisasi. pengawasan dibagi dua: permanent maka menyebabkan arsip tidak
Selain berguna dalam pengambilan file dan current file. dapat dikelola dengan baik.
keputusan, arsip juga dapat dijadikan Bagi sebagian besar orang terma b.Kualitasdan jumlah SDM
sebagai alat buktibila terjadi masalah, suk organisasi, masalah kearsipan penyelenggara kearsipan masih
alat pertanggungjawaban manajemen, belum sepenuhnya menjadi perhatian sangat minim.
dan alat transparansi birokrasi. serius. Untuk itu jangan disalahkan c.Apresiasi terhadap arsiparis
Secara definisi, mengutip Pasal apabila mendengar istilah arsip, masih rendah. Imbasnya, minat
1 angka 2 Undang-Undang Nomor maka terbetik pada benak sebagian pegawai untuk menekuni profesi
43 Tahun 2009 tentang Kearsipan, orang tumpukan berkas berdebu yang bidang kearsipan pun menjadi
Arsip dimaksudkan sebagai rekaman disimpan dalam ruangan yang kotor berkurang.
kegiatan atau peristiwa dalam ber tak terawat. Sangat disayangkan, d.Pembinaan SDM kearsipan
bagai bentuk dan media sesuai dengan sampai saat ini banyak orang yang melalui diklat belum berke
perkembangan teknologi infor menyepelekan pentingnya arsip. sinambunganyaitu pegawai
masi dan komunikasi yang dibuat Arsip hanya dianggap sebagai yang telah dididik tidak diman
dan diterima oleh lembaga negara, onggokan kertas yang tak berguna faatkan atau ditugaskan di
pemerintahan daerah, lembaga dan tak bernilai. bidang kearsipan.
32 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
manajemen
Solusi agar peduli arsip Terwujudnya suatu tujuan pihak-pihak yang membutuhkan,
Sekedar mengingatkan kembali, apabila kita menerapkan de sekaligus memublikasikan arsip
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun ngan baik langkah langkah yang dilarang untuk disampaikan
2008 tentang Sistem Pengendalian sebelumn ya, namun ketika kepada pihak lain. Tak hanya
Intern Pemerintah bertujuan untuk kita tidak menjalankan sesuai itu, sistem informasi terkait
memberikan keyakinan yang dengan aturan maka kita akan kearsipan juga harus di-up date
memadai bagi tercapainya proses mengalami risiko. Upaya untuk secara berkelanjutan.
efektivitas dan efisiensi, pencapaian meminimalisasi risiko arsip 5. Pemantauan Pengendalian
tujuan penyelenggaraan pemerintah yang tidak terkelola dengan Intern
negara, keandalan pelaporan ke baik dapat dilakukan beberapa Untuk memastikan apakah
uangan, pengamanan aset negara langkah berikut: tata pengelolaan arsip di suatu
dan ketaatan terhadap peraturan Pengguna arsip harus me organisasi sudah berjalan dengan
perundang-undangan. Terinspirasi mahami sekaligus mengek baik dan benar pemimpin
PP 60/2008 tentang SPIP, arsip dapat sekusi Standard Operating instansi atau atasan langsung
dikelola menurut lima pilar SPIP. Procedures (SOP) untuk perlu melakukan pemantauan.
Uraiannya adalah sebagai berikut: mendap atkan arsip yang Pemantauan ini dilaksanakan
1. Lingkungan Pengendalian diinginkan. secara rutin dan berkelanjutan,
Setiap pimpinan instansi di Petugas di Central File
wajibkan untuk menciptakan mencatat lalu lintas Arsip
dan memelihara lingkungan dengan tertib dan disiplin.
pengendalian yang menimbul 3. Kegiatan Pengendalian
kan prilaku positif dan kondusif. Untuk Kegiatan Pengendalian
untuk mendapatkan ha dilaksanakan dalam bentuk
sil yang maksimal, perlu Pembinaan SDM, Pengendalian
adanya Diklat atau Work dan pengelolaan Sistem Infor
shop penatausahaan arsip, masi, Pengendalian fisik atas
tidak hanya untuk arsiparis aset, Pencatat yang akurat dan
melainkan seluruh pegawai. tepat waktu. Untuk mengen
Tujuannya, agar semua pihak dalikan arsip, langkah-langkah mengevaluasi, merekomendasi
serius dan satu suara meng berikut bisa menjadi pilihan: dan tindaklanjut rekomendasi,
anggap arsip sebagai sesuatu Sosialisasi SOP Pengelolaan Terbukti, SPIP dapat menjadi
yang pantas mendapatkan arsip untuk semua pegawai solution maker untuk penatausahaan
perhatian. Workshop mengenai Penge arsip yang lebih baik. Harus
Arsiparis wajib mencatat lolaan Arsip bagi petugas dicatat, pentingnya arsip bagi suatu
semua arsip yang ada seka yang ada di Central File organisasi bak senjata bagi pejuang
ligus menyimpannya sesuai Diklat Tata Pengelolaan di medan tempur. Semoga ke depan,
dengan petunjuk pengelo Arsip untuk Petugas yang arsip tak lagi dipandang sebagai
laan arsip. Untuk itu, diperlu ada di Central file. seonggok berkas tak berharga, me
kan ruangan untuk arsip aktif 4. Informasi dan Komunikasi lainkan identitas kolektif organisasi
(Central File) dan arsip in Pengelola kearsipan hendaknya yang menggambarkan keberhasilan,
aktif (Record Center) yang menginformasikan arsip apa kegagalan, pertumbuhan dan kejayaan
aman dan nyaman. saja yang bisa dipublikasikan organisasi yang bersangkutan!
*(Penulis adalah Arsiparis pada
2. Penilaian Risiko dan dikomunikasikan kepada Perwakilan BPKP Sulawesi Utara
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 33
manajemen risiko
Penerapan manajemen risiko diwajibkan pertama kali di organisasinya masih minim, baik
bidang perbankan di seluruh dunia melalui regulasi dari dari segi payung hukum maupun
Bank Committee on Banking Supervison (BCBS) yang dikenal segala hal terkait implementasinya.
dengan sebutan Basel II. Dalam regulasi tersebut dijelaskan Membangun sebuah mana
bahwa terdapat tiga pilar penting yang harus dijalankan, jemen risiko di dalam organisasi
salah satunya adalah menyusun suatu kerangka kerja dalam memang tidak mudah, terlebih pada
D
menangani semua risiko yang mungkin dihadapi oleh bank. instansi pemerintah yang kompleks
dan memiliki struktur organisasi
i Indonesia, kewa Lalu, bagaimana dengan yang besar di dalamnya. Namun,
jiban tersebut di penerapan manajemen risiko di hal tersebut bukan lah sebuah
p e rt e g a s d e n g a n sektor pemerintahan yang akrab penghalang yang akan menghambat
terbitnya Peraturan dengan istilah Government Risk diterapkannya manajemen risiko
Bank IndonesiaNomor 5 Management (GRM), khususnya pada instansi pemerintah. Terkait
Tahun 2003Tentang Pedoman di Indonesia?. Pada Peraturan penerapan Government Risk Mana
Manajemen Risiko Per b ank Pemerintah No. 60 Tahun 2008 gement (GRM), terdapat beberapa
anyang mengharuskan semua bank tentang Sistem Pengendalian Intern negara yang dapat dijadikan
melakukan pengelolaan risiko. Pemerintah (SPIP), terdapat lima rujukan bagi Indonesia. Inggris,
Tidak hanya di sektor per unsur pengendalian intern yang mulai menerapkan GRM pada
bankan, penerapan manajemen salah satunya adalah penilaian risiko. tahun 2004 dengan diterbitkannya
risiko juga mulai gencar dilakukan Dalam peraturan tersebut dijelaskan pedoman berjudul Management
pada sektor privat lainnya. bahwa instansi pemerintah wajib of Risk Principle and Concepts,
Perusahaan-perusahaan go public melaksanakan penilaian risiko, namun lebih akrab disebut dengan
menerapkan manajemen risiko yaitu melakukan identifikasi risiko, The Orange Book karena memang
dengan merujuk pada berbagai analisis risiko, dan menetapkan warna sampul dan huruf di dalamnya
framework seperti Committee of struktur pengendalian untuk berwarna oranye. Dalam pedoman
Sponsoring Organizations of the menangani risiko. Hampir tujuh tersebut dijelaskan sebuah kerangka
Treadway Commission (COSO) atau tahun sejak peraturan terseb ut dan proses manajemen risiko, mulai
ISO-31000, yang kemudian dikenal ditetapkan, jumlah instansi peme dari membangun sebuah model
dengan Enterprise Risk Management rintah yang sudah menerapkan manajemen risikonya sampai
(ERM). manajemen risiko di lingkungan dengan siklus proses manajemen
34 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
manajemen risiko
risiko dilaksanakan. Hasilnya, saat the Prime Minister and Cabinet risiko (risk owner). Karena, dalam
ini seluruh organisasi pemerintah di Australian Government, dijelaskan merancang manajemen risiko harus
Inggris sudah menerapkan proses bahwa elemen kunci efektivitas ditetapkan pihak yang bertanggung
manajemen risiko sesuai dengan manajemen risiko yang pertama jawab menangani risiko, sesuai
pedoman The Orange Book adalah mengembangkan rencana den gan struktur organisasinya.
tersebut. penerapan manajemen risiko Menyusun kategori risiko, mulai
Menyeberang ke benua lainnya, bekerja sama dengan para pemangku dari risiko strategis, operasional,
di sebelah selatan Indonesia, kepentingan (stakeholders) dan atau kepatuhan dapat membantu
Australia juga mengalami perkem melibatkan seluruh unit kerja dalam menentukan struktur
bangan yang sangat pesat dalam dalam or pertanggungjawaban tersebut.
hal penerapan manajemen risiko. Ketiga, mengidentifikasi risiko
Bahkan, Australia, dan juga ne awal dan jalur eskalasi yang
gara tetangganya, Selandia Baru, jelas untuk pembuatan keputusan
dapat disebut sebagai salah yang tepat. Jalur ini perlu dibentuk,
satu kiblat manajemen risiko. disepakati dan yang penting, diuji
Hal ini ditunjukkan dengan melalui contoh-contoh risiko
standar manajemen risiko untuk memastikan efektif ketika
Australian Standard/ diterapkan.
New Zealand Standard Terakhir, dalam penerapan
4360:2004 telah manajemen risiko harus memper
dijadikan acuan penerapan timbangkan risiko baik operasional
manajemen risiko bukan dan strategis. Perencanaan
hanya oleh organisasi di risiko, mitigasi dan
dua negara tersebut saja, pengelolaannya harus
melainkan juga di negara- dilakukan dengan
negara lain. Pengakuan seimbang, baik pada risiko di tingkat
tersebut makin dipertegas dengan ganisasi yang memiliki keahlian, operasional maupun strategis. Cara
dikembangkannya standar tersebut kompetensi dan latar belak ang terbaik untuk mengelola seluruh
menjadi AS/NZS ISO 31000:2010. yang berbeda untuk memas risiko, baik risiko strategis maupun
Di sektor pemerintahan Australia, tikan adanya saran yang terbaik operasional adalah memiliki
penerapan proses manajemen risiko terinformasikan dalam penyusunan sumber daya manusia kompeten
juga berh asil diadopsi dengan rencana penerapan manajemen yang bersama-sama terlibat da
baik oleh organisasi-organisasi risiko. Terutama, unit kerja teknis lam implementasi manajemen
pemerintahannya. Hal positif inilah biasanya lebih baik dalam hal risikonya. Dengan mengacu pada
yang harus dijadikan rujukan bagi memberikan informasi dalam empat elemen di atas, diharapkan
Indonesia untuk keberhasilan identifikasi risiko, memberikan penerapan manajemen risiko di
penerapan GRM-nya. Salah satu hal saran strategi penanganan, dan saran Indonesia, khususnya di sektor
yang dapat dijadikan rujukan adalah dalam menetapkan toleransi risiko pemerintahan dapat dijalankan
elemen-elemen yang menjadi faktor (risk tolerance). dengan lebih efektifn
efektifnya penerapan manajemen Kedua, dalam penerapan proses
risiko di Australia. Dalam pedoman manajemen risiko, perlu ditetapkan (BO)
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 35
warta daerah
Saatnya auditor internal pemerintah tak hanya sekadar mampu membuat daftar dosa,
U
tetapi juga harus sanggup menyodorkan solusi pemecah masalah!
ngkapan bernada tata kelola pemerintahan yang baik dalam mendorong terwujudnya
keprihatinan sekaligus sehingga tidak terdapat temuan yang peran APIP yang profesional sebagai
terselip tekad tersebut disampaikan oleh APIP kepada pemberi assurance dan consulting
dapat dimaklumi, KPK? Atau sebaliknya, apakah ini dalam mewujudkan akuntabilitas
mengingat kualitas Aparat pertanda kinerja APIP yang hanya pengelolaan keuangan dan ki
Pengawasan Intern Pemerintah masih bermain pada aspek ketaatan nerja pemerintah pusat dan daerah.
(APIP) saat ini sebagian besar masih dan belum bisa menyentuh level Untuk itu, AAIPI telah melengkapi
perlu banyak dibenahi. Berdasarkan optimalisasi zero corruption? dirinya dengan perangkat tersendiri
data KPK, selama sepuluh tahun Kini, harapan untuk menjadikan mengenai Kode Etik Profesi, Standar
pertama berdirinya lembaga anti APIP sebagai institusi yang kapabel, Audit Intern dan Telaah Sejawat
rasuah itu, Direktorat Pengaduan profesional, dan mandiri, disematkan yang akan menjamin kualitas
Masyarakat KPK hanya menerima pada Asosiasi Auditor Intern pelaksanaan pengawasan dari para
dua belas informasi indikasi tipikor Pemerintah Indon esia (AAIPI). anggota AAIPI.
dari enam inspektorat K/L. Fakta ini Organisasi yang didirikan akhir Saat yang sama, AAIPI terus
menimbulkan pertanyaan, apakah November 2012 itu memiliki visi melebarkan kepengurusannya
hal tersebut sudah merepresentasikan menjadi organisasi profesi terdepan hingga kelak setiap provinsi akan
36 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
warta daerah
memiliki pengurus wilayah. Sejauh penandatanganan Piagam Internal AAIPI Kalsel yang baru terbentuk.
ini AAIPI telah memiliki dua puluh Audit Inspektorat Kalsel. Acara Saya berharap, AAIPI ini menjadi
pengurus wilayah, di mana tiga berlangsung di di Aula Idham Chalid, wadah yang dapat meningkatkan
provinsi terakhir adalah Provinsi Kantor Gubernuran, Banjarbaru semangat dan niat baik untuk mem
Kepulauan Riau, Kepulauan Bangka (11/3). Sebagaimana diketahui, bangun daerah lebih baik lagi ke
Belitung dan Bengkulu. Namun Piagam Internal Audit adalah depan, ujar gubernur yang berhasil
disadari bahwa, yang terpenting dokumen vital yang mendefinisikan membawa APBDKalsel menembus
bukan hanya terbentuknya pengurus tujuan, wewenang, dan tanggung angka Rp2,2 triliun. Rudi juga
wilayah, tetapi jauh lebih penting jawab audit internal. Piagam ini juga menginginkan AAIPI menjadi ajang
adalah bagaimana AAIPI mampu menetapkan posisi kegiatan audit penyamaan persepsi atas temuan-
bersinergi dengan instansi terkait internal dalam organisasi sekaligus temuan audit yang mungkin terjadi.
dan menumbuhkan partisipasi kewenangan akses terhadap catatan, Perlu kiranya digarisbawahi
aktif dalam organisai AAIPI untuk personel, dan properti fisik yang tentang harapan Gubernur Kalsel
mendorong peningkatan kualitas dan relevan. yang terakhir. Kinerja APIP bukan
profesionalisme pengawasan intern. Di hadapan Plt Kepala BPKP ditentukan oleh banyaknya temuan
Meidyah Indreswari, Direktur audit, akan tetapi yang diukur dalam
Pengukuhan AAIPI Wilayah Eksekutif DPN AAIPI Sidik kinerja APIP adalah bagaimana
Saat Dewan Pengurus Wilayah Wiyoto, dan Kepala Perwakilan memberikan rekomendasi yang dapat
AAIPI Kalsel periode 2014-2017 BPKP Kalsel, Edy Karim, Gubernur ditindaklanjuti oleh manajemen
dikukuhkan oleh Gubernur Rudi Kalsel memberikan ucapan selamat obyek pemeriksaan dan agar temuan
Arifin, acara dilanjutkan dengan dan apresiasi kepada pengurus DPW tersebut tidak berulang di kemudian
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 37
warta daerah
I r w a n P r a y i t n o da
l am Mendukung Program
mengakui bahwa untuk Menyejahterakan Rakyat.
peran APIP semakin Menurut Binsar, APIP sebag ai
strategis, dan terus tulang punggung AAIPI memiliki
bergerak mengikuti beberapa strategi untuk mengop
kebutuhan zaman. timalkan kinerjanya. Diantaranya,
Irwan berharap APIP mengintensifkan sinergi dengan
m a m p u m e n j a d i BPK, sesama APIP dan Aparat
agen perubahan yang Penegak Hukum. Terdapat kondisi
memiliki nilai tambah. obyektif tentang kinerja pemerintah
Sebagai pengawas yang harus diperbaiki. Praktik KKN
intern pemer intah, yang masih tinggi, di mana pada
APIP hendaknya tahun 2014 skor IPK Indonesia
mendukung misi 34, peringkat 107 dari 175 negara.
m e n c i p t a k a n Di sisi lain, 325 kepala daerah, 76
pemerintahan yang anggota DPR/DPRD, dan 19 menteri
Deputi Kepala BPKP Bidang PIP Bidang Polsoskam Binsar H. Simanjuntak selaku Ketua
bersih dan pelayanan saat ini berhadapan dengan APH.
Standar Audit Dewan Pengurus Nasional (DPN) AAIPI publik yang baik, Hal tersebut hendaknya menjadi
ujar Irwan yang juga perhatian serius para APIP, ingat
hari. Dengan demikian APIP dapat didaulat sebagai Binsar.
menjadi solusi terhadap jalannya Ketua Dewan Pembina AAIPI Kiranya AAIPI dapat me
pemerintahan. Wilayah Sumbar. Acara dilanjutkan ngemban amanah mulia menjadi
Sebelumnya, kegiatan yang dengan penandatanganan Piagam wadah auditor pemerintah untuk
serupa juga dilakukan di AAIPI Pengawasan Intern oleh seluruh meningkatkan kompetensi dan
Sumatera Barat, yaitu pengukuhan Walikota/Bupati bersama Inspektur profesionalismenyan (Hjk/Edi/Tan/
kepengurusan AAIPI Wilayah Kabupaten/Kota se Sumatera Barat. Tin)
Provinsi Sumatera Barat periode Dalam keynote speech-nya,
2015-2018 di Aula Perwakilan Binsar H. Simanjuntak mema
BPKP Provinsi Sumatera Barat, parkan Peran Strategis APIP
Padang (17/2). Dihadiri oleh Deputi
Kepala BPKP Bidang PIP Bidang
Polsoskam Binsar H. Simanjuntak
selaku Ketua Standar Audit Dewan
Pengurus Nasional (DPN) AAIPI
Deputi Kepala BPKP Bidang
Investigasi Iswan Elmi selaku
Deputi Pembina BPKP Sumbar,
Kepala Perwakilan BPKP Sumbar
Arman Sahri Harahap, dan kepala
daerah serta Inspektur se - Sumbar.
Selanjutnya, dalam pesan
tertulisnya yang dibacakan oleh
Ahli Keuangan Provinsi Sumbar
Hansastri, Gubernur Sumbar Gubernur Kalsel - Rudi Arifin Menyaksikan Penandatangan Pengurus AAIPI wilayah Kalesel
38 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/ 2015
manajemen risiko
Kepala Pusat Pembinaan JFA Plt. Kepala Pusat Pendidikan
BPKP dan Pelatihan Pengawasan
Sri Penny Ratnasari BPKP
Slamet Hariadi
Pertanyaan Pertanyaan
Mohon informasi mengenai diklat bagi auditor trampil Yth Kepala Pusbin JFA
pelaksana lanjutan yang akan naik pangkat/jabatan ke Apakah untuk mengikuti diklat jfa harus minimal
auditor penyelia. Apakah harus mengikuti diklat dan 2 (dua) tahun telah bertugas di APIP. Trimakasih atas
lulus USA terlebih dahulu? perhatiannya
Apa landasan hukumnya terimakasih.Mohon balasan Febrianto Saputra
segera.terima kasih Badan Pengawas Daerah Kota Sabang, Nangroe
Joko, Aceh Darussalam
Badan Pengawas Daerah Kota Magelang, Jawa
Tengah Jawaban
Yth Saudara Febrianto Saputra
Jawaban: Tidak ada peraturan yang mengatur bahwa untuk
Yth Saudara Joko menjadi peserta diklat JFA harus mempunyai pengalaman
Apabila Sertifikat yang bapak miliki saat ini adalah kerja di bidang pengawasan selama minimal 2 tahun.
Sertifikat kelulusan Pembentukan Auditor Terampil, Persyaratan bagi peserta Diklat adalah untuk diklat
maka sertifikat tersebut dapat dipergunakan sebagai salah pembentukan Auditor menurut Perka BPKP nomor PER-
satu syarat untuk kenaikan jabatan ke Auditor Penyelia. 1274/K/JF/2010 adalah
Sesuai dengan Pasal 9 Peraturan Kepala BPKP nomor: Pendidikan minimal D3 untuk Diklat Pembentukan
15 Tahun 2014 tentang Perubahan Perka BPKP Nomor: Auditor Terampil pangkat minimal II/c dan
PER-1274/K/JF/2010 bahwa sebagai pemenuhan jam S1/D IV untuk Diklat Pementukan Auditor Ahli
pelatihan hanya berlaku sebagai salah satu penilaian dengan pangkat minimal III/a
kelulusan sertifikasi penjenjangan bagi Auditor Pelaksana Diusulkan oleh Pimpinan Unit APIP
Lanjutan dan Auditor Penyelia. Demikian semoga Saudara terinformasikan.
Keikutsertaan dalam pelatihan dibuktikan dengan Salam,
sertifikat disertai dengan surat keterangan dari pimpinan Kapusbin JFA
unit APIP bahwa yang bersangkutan telah mengikuti
diklat teknis auditor atau workshop sekurang kurangnya Pertanyaan
40 jam pelatihan dan penilaian sikap professional yang Yth Kepala Pusbin JFA
penilaiannya dilakukan oleh Pimpinan APIP. Bagaimana pengakuan dan penilaian AK, untuk
Salam, kegiatan Auditor yang mendapat tugas tambahan melalui
Kapusbin JFA Surat Keputusan dari pimpinan sebagai :
1. Pejabat Pembuat Komitmen
2. Pejabat Pengadaan Brg/Jasa
3. Anggota pendamping Tim Anggaran
4. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD
Warta Pengawasan
vol xxII/ Edisi Hut ke-70 ri/2015 39
manajemen risiko
5. Staf Administrasi yang membantu PPK harus memiliki kompetensi sesuai dengan materi Karya
Mohon penjelasan, sehingga kami selaku Ketua Tim Tulis Ilmiah yang diuji, serta memiliki obyektivitas agar
Penilai AK tidak salah dalam melakukan penilaian.Atas proses pengujian yang dilakukan dapat berjalan efektif dan
kerjasamanya kami haturkan terima kasih. objektif. Jadi ada beberapa hal yang akan saya tanyakan:
Daniel S. Toding 1. Apakah tim penguji melibatkan dari akademisi?
Badan Pengawas Daerah Kabupaten Sidoarjo, misalkan demikian berarti kami mau tidak mau harus
Provinsi Jawa Timur menganggarkan misalnya untuk honor tim penguji
Jawaban tersebut karena berasal dari luar instansi.
Yth.Saudara Daniel S. Toding 2. Jika tidak perlu melibatkan tim akademisi asalkan
Melaksanakan kegiatan tambahan karena duduk tim penguji mempunyai kompetensi sesuai dalam
sebagai sebagai Ketua/Anggota dalam SK sebagai: Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 911/K/
a. Pejabat Pembuat Komitmen; JF/2005, bisakah anggota dalam Tim Penguji terdiri
b. Pejabat Pengadaan barang/jasa; dari PFA dan Pejabat Struktural pada Inspektorat kami
c. Anggota pendamping Tim Anggaran; sesuai dengan Keputusan Kepala BPKP tersebut?
d. Pejabat Penatausahaan Keuangan (PPK) SKPD; 3. Mohon kami minta informasi lampiran-lampiran
e. Staf Administrasi yang membantu PPK Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 911/K/
tidak diberikan angka kredit. Kegiatan-kegiatan JF/2005, karena keputusan yang kami download
tersebut bukan merupakan kegiatan tugas fungsi pokok pada website BPKP tidak dilengkapi dengan lampiran-
pengawasan Jabatan Fungsional Auditor. lampirannya, mohon dikirimkan peraturan lengkapnya
Demikian penjelasan dari kami. ke email muhar13s@gmail.com.
Salam, Demikian dari kami, atas bantuannya kami ucapkan
Kapusbin JFA terima kasih
Muharis
Inspektorat Provinsi Bangka Belitung,
Pertanyaan Pangkalpinang
Yth, Kepala Pusbin JFA.
Perkenalkan nama saya: Muharis Debit Eka Yth Saudara Muharis
Wahyudi, Jabatan Auditor Pertama pada Inspektorat Tim Penguji Karya Tulis Ilmiah (Tim Penguji KTI):
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Saat ini kami a. tidak perlu melibatkan anggota dari Akademisi;
sedang menyusun Karya Tulis Ilmiah berupa tinjauan b. Anggota Tim Penguji KTI bisa/cukup terdiri dari
atau ulasan Ilmiah, yang rencananya tidak dipublikasikan. para PFA dan Pejabat Struktural yang ada di Instansi
Namun terkendala dengan penilaian karya tulis kami, APIP setempat.
karena Inspektorat kami belum menyusun Tim Penguji. Lampiran Keputusan Kepala BPKP no KEP-911/K/
Teman sekantor kami bilang kalau Tim Penguji harus JF/2005 berupa lampiran SK Tim, Form Pengujian dan
melibatkan dari akademisi, sedangkan kalau kami pahami Rekomendasi Tim Penguji telah kami kirim ke alamat
pada Keputusan Kepala BPKP Nomor KEP- 911/K/ email muhar13s@gmail.com silahkan dicek kembali.
JF/2005, bahwa Tim Penguji tidak perlu melibatkan Salam,
Tim Akademisi, menurut keputusan tersebut pada Bab Kapusbin JFA
IV Huruf A angka 1 alenia empat menyatakan bahwa
Pejabat yang ditugaskan sebagai Anggota Tim Penguji
Pembaca, rubrik ini kami sediakan untuk anda yang mempunyai masalah dengan Jabatan Fungsional
Auditor (JFA), baik seputar aturan-aturan JFA, angka kredit maupun sertifikasinya. Pengasuh rubrik ini
adalah Mbak Penny dan Mas Slamet. Surat yang ada layangkan untuk rubrik ini, hendaknya ditujukan ke
40 Warta Pengawasan
VOL XXII/ Edisi HUT ke -70 RI/warta_pengawasan@bpkp.go.id
2015 atau redaksi Warta Pengawasan
Peringatan HUT ke-70 RI di BPKP
Perwakilan BPKP Provinsi Jawa Tengah memperingati HUT Ke-70 RI dengan mengendari mobil Jeep Nuansa peringatan HUT ke-70 RI di perwakilan BPKP Provinsi Gorontalo
BPKP Pusat menggelar booth stand gedung juang 45 di sudut lobi kantor pusat BPKP Nuansa peringatan HUT ke-70 RI di perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Tengah
Geliat peringatan HUT Ke-70 RI di perwakilan BPKP Provinsi Riau dengan pengibaran bendera merah Geliat peringatan HUT Ke-70 RI di perwakilan BPKP Provinsi Sumatera Utara dengan penyebaran
puti di atas pesawat tempur kuno leaflet BPKP mengawal pengelolaan keuangan negara/daerah