Anda di halaman 1dari 15

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

A. PENGERTIAN PERENCANAAN
1. Perencanaan sebagai keseluruhan proses pemikiran dan penentuan secara matang
dalam hal-hal yang akan dikerjakan dimasa yang akan datang. (Sondang P. Siagian,
1986:108)
2. Perencanaan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan
pada masa yang akan datang untuk mencapai tujuan yang akan ditentukan. (Fakry
Gaffar, 1987:14)
3. Perencanaan adalah suatu penerapan yang rasional dari analisis sistematis proses
perkembangan pendidikan dengan tujuan agar pendidikan itu lebih efeltif dan efisien
sesuai dengan kebutuhan dan kebutuhan para murid dan masyarakatnya. (Phillip H.
Coombs, 1982:1)
4. Perencanaan adalah keputusan yang diambil untuk melalukan tindakan selama
waktu tertentu (sesuai jangka waktu perencanaan) agar penyelenggaraan sistem
pendidikan menjadi lebih efektif dan efisien serta menghasilkan lulusan yang lebih
bermutu, dan relevan dengan kebutuhan pembangunan. (Nanang Fattah, 2001:50)

B. MANFAAT DAN PENTINGNYA PERENCANAAN


1. Dengan perencanaan diharapkan terdapatnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan mencapai tujuan.
2. Dengan perencanaan dilakukan sustu perkiraan terhadap hal-hal yang akan dilalui
pada masa pelaksanaan.
3. Perencanaan memberikan kesempatan memilih berbagai alternatif cara atau
kombinasi terbaik.
4. Perencanaan membantu penyelesaian dan efisiensi kerja serta membantu
menghindari kesalahan dalam usaha.
5. Perencanaan bagi pimpinan dalam rangka menjalankan fungsi-fungsi menajerialnya
serta pendelegasian wewenang.
6. Perencanaan sebagai suatu alat pengukur atau standar untuk mengadakan
pengawasan.
C. LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN PENGAJARAN
1. Lihat kurikulum dan silabus, dalam hal ini standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator, materi, pokok bahasan, kelas, semester/waktu pengajaran.
2. Jabarkan standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator dan tujuan itu ke dalam
tujuan-tujuan pengajaran yang meliputi aspek-aspek.
3. Usahakan agar tujuan pengajaran dapat diukur dengan membuat rencana penilaian.
4. Tentukan pendekatan dengan metode yang akan dipergunakan.
5. Carilah sebanyak mungkin sumber untuk memperkaya pelajaran serta tentukan alat
dan bahan pelajaran yang akan digunakan.
6. Buatlah gambaran teknik pelaksanaan secara singkat.
7. Lengkapi perencanaan pengajaran dengan lembar kerja siswa.

D. CIRI DAN KARAKTERISTIK PERENCANAAN PEMBELAJARAN


1. Rencana mempermudah tercapainya tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
2. Rencana bersifat luwes dan fleksibel.
3. Pragmatis dan bersifat praktis disertai dengan perhitungan logis dan rasional.
4. Rencana bersifat sederhana, sistematis, jelas dan mudah dipahami oleh para
pelaksana.
5. Ada skala prioritas berdasarkan kondisi sarana dan prasarana.
6. Rencana mempunyai daya guna.

E. DEFINISI DAN TEORI PEMBELAJARAN


Pembelajaran terjemahan dari kata instruction yang dalam bahasa Yunani disebut
intructus atau instuere yang berarti menyampaikan pikiran. Intruksional adalah
penyampaian pikiran atau ide yang telah diolah secara bermakna melalui pembelajaran.
1. Menurut Robert S. Zais (1976:246) ada 3 hal yang dapat diperhatikan dalam proses
pembelajaran:
a. Belajar menghasilkan perubahan tingkah laku anak yang relatif permanen.
b. Anak memiliki potensi dan kemampuan yang merupakan benih kodrati untuk
ditumbuhkembangkan tanpa henti.
c. Perubahan atau pencapaian ideal itu tidak tumbuh alami linier sejalan proses
kehidupan.
2. Behaviorisme
Memandang bahwa belajar adalah mengubah perilaku siswa dari tidak bisa menjadi
bisa, dari tidak mengerti menjadi mengerti, tugas guru adalah mengontrol stimulus
dan lingkungan belajar agar perubahan mendekati tujuan yang diinginkan. Menurut
teori ini adalah belajar adalah hubungan antara stimulus dan respon.
3. Teori Konstruktivisme
Belajar adalah mengembangkan berbagai strategi untuk mencatat dan memperoleh
berbagai informasi. Siswa harus aaktif menemukan informasi-informasi, guru
mengontrol stimulus tetapi menjadi partner siswa dalam proses penemuan berbagai
informasi yang diperoleh.
Menurut teori ini ada 4 kompeten belajar yang dikembangkan siswa membangun
pemahamannya sendiri dari hasil mereka belajar.
Siswa membangun pemahamannnya sendiri dari hasil mereka belajar
Pelajaran baru sangat tergantung pada pelajaran sebelumnya
Belajar dapat ditingkatkan dengan interaksi sosial
Penugasan-penugasan dalam belajar dapat meningkatkan kebermaknaan proses
pembelajaran
4. Gagne (1985)
- Belajar isyarat
- Belajar stimulasi-respon
- Belajar rangkaian
- Belajar asosiasi verbal
- Belajar membedakan
- Belajar konsep
- Belajar hukum
- Belajar pemecahan masalah
5. Demar Hamalik (2006:239)
a. Pembelajaran adalah upaya mengorganisasi lingkungan untuk menciptakan
kondisi belajar bagi peserta didik.
b. Pembelajaran adalah upaya mempersiapkan peserta didik untuk menjadi warga
masyarakat yang baik.
c. Pembelajaran adalah suatu proses membantu siswa menghadapi kehidupan
masyarakat sehari-hari.
TUJUAN PENDIDIKAN

A. TUJUAN UMUM
Tujuan pendidikan adalah sebagai rumusan dari kualitas pengetahuan, kemampuan, dan
sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah menyelesaikan suatu program
pengajaran di sekolah.

B. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL


Dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 pasal 3 dinyatakan bahwa Pendidikan
Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

C. TUJUAN INSTITUSIONAL
Tujuan institusional adalah tujuan untuk mencapai tujuan umum yang dirumuskan dalam
bentuk kompetensi lulusan setiap jenjang pendidikan.
Dalam Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Bab V pasal 26 dijelaskan bahwa tujuan pendidikan adalah untuk meletakkan dasar
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

D. ISI RUMUSAN TUJUAN DALAM PENGAJARAN


Manurut Benyamin Bloom dengan istilah Taksonomi Bloom ada 3 ranah tingkah laku
manusia dalam belajar.
1. Domain kognitif
a. Pengetahuan
b. Pemahaman
c. Penerapan
d. Analisis
e. Sintesis
f. Evaluasi
2. Domain afektif
a. Penerimaan
b. Pemberian respon
c. Penilaian
d. Pengorganisasian
e. Kakterisasi
3. Domain psikomotor
a. Persepsi
b. Kesiapan
c. Tanggapan terbimbing
d. Mekanisme
e. Respon nyata yang kompleks
f. Penyesuaian
g. Penciptaan

E. MENURUT ABDURRAHMAN ABDULLAH


Tujuan pendidikan Islam dapat diklasifikasikan menjadi 4 dimensi
1. Tujuan Pendidikan Jasmani (Al-Ahduf Al-Jasmiyah)
Yaitu mempersiapkan diri untuk mengemban tugas khalifah di bumi melalui
keterangan keterampilan fisik.
2. Tujuan Pendidikan Rohani (Al-Ahdaf Al-Ruhaniyah)
Yaitu meningkatkan jiwa untuk pengabdian dan kesetiaan hanya kepada Allah SWT
dan melaksanakan moralitas Islami yang diteladani oleh Nabi Muhammad SAW.
3. Tujuan Pendidikan Akal (Al-Ahdaf Al-Aqliyah)
Yaitu pengarahan untuk kecerdasan dan menemukan kebenaran serta sebab-
sebabnya dengan menelaah tanda-tanda kekuasaan Allah sehingga dapat mencapai
kebenaran ilmiah, kebenaran empiris, dan kebenaran meta empiris atau kebenaran
filosofis.
4. Tujuan Pendidikan Sosial (AlAhdaf Al-Ijtimaiyah)
Yaitu pembentukan kepribadian yang utuh yang menjadi bagian dari komunitas
sosial yang hidup di masyarakat.
KURIKULUM 2013 PAUD

A. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,
kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Undang-undang ini mengamanatkan bahwa pendidikan harus dipersiapkan secara
terencana, bersifat holistik dan integratif.

B. Karakteristik Kurikulum 2013 PAUD


1. Mengoptimalkan perkembangan anak yang meliputi aspek nilai agama dan moral,
fisik motorik, kognitif, bahasa, sosial emosional, dan seni tercermin dalam
keseimbangan sikap, pengetahuan dan keterampilan.
2. Menggunakan pembelajaran tematik dengan pendekatan saintifik dalam pemberian
rangsangan pendidikan.
3. Menggunakan penilaian dalam memantau perkembangan anak.
4. Memperdayakan peran orang tua dalam proses pembelajaran
5. Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi

C. Tujuan Kurikulum 2013


Kurikulum 2013 pendidikan Anak Usia Dini bertujuan untuk mendorong
berkembangnya potensi anak agar memiliki kesiapan untuk menempuh pendidikan
lanjutnya.

D. Kerangka Dasar Kurikulum


1. Landasan Filosofis
Kurikulum 2013 PAUD yang dikembangkan dengan sejumlah landasan filosofis
yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi anak agar menjadi
manusia Indonesia berkualitas, sebagaimana yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.
2. Landasan Psikologis
Kurikulum 2013 PAUD ini dikembangkan dengan mengacu pada cara mendidik
anak sebagai individu yang unik, maka pembelajarannya pun harus disesuaikan
dengan tahapan perkembangan dan proses potensi anak.
3. Landasan Sosiologis
Kurikulum 2013 PAUD ini dikembangkan sesuai dengan tuntutan dan norma-norma
yang berlaku di masyarakat setempat.
4. Landasan Yuridis
a. Undang-Udang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
b. Undang-Udang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2005 tentang Rencana Pemebangunan
Jangka Panjang Nasional, beserta segala ketentuannya yang dituangkan kedalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
d. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan, yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
2013
e. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2013 tentang Pengembangan Anak Usia
Dini Holistik-Integratif

E. Ruang Lingkup Kurikulum


1. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan kegiatan belajar,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
Silabus disusun secara sistematis dan berisi komponen-komponen yang saling
berkaitan untuk memenuhi target pencapaian kompetensi dasar.
2. Perencanaan Semester
Perencanaan semester merupakan program belejar yang berisi jaringan-jaringan
tema yang ditata secara urut dan sistematis, alokasi waktu yang diperlukan untuk
setiap jaringan tema dan sebarannya ke dalam semester I dan II.
3. Tema
Tema merupakan alat atau wadah untuk mengenalkan berbagai konsep kepada anak
didik secara utuh.
Dalam pembelajaran, tema diberikan dengan maksud:
1. Untuk menyatukan isi kurikulum ke dalam satu kesatuan utuh, memperkaya
perbendaharaan anak didik dan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2. Agar anak mampu mengenal berbagai konsep secara mudah dan jelas.

a. Prinsip Pemilihan Tema


1. Kedekatan
Artinya tema hedaknya dipilih mulai dari tema yang terdekat kearah tema
yang semakin jauh dari kehidupan anak.
2. Kesederhanaan
Artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang sederhana ke
pada tema-tema yang rumit bagi anak.
3. Kemenarikan
Artinya tema hendaknya dipilih mulai dari tema-tema yang menarik minat
anak
4. Keinsidentalan
Artinya peristiwa atau kejadian disekitar anak (sekolah) yang terjadi pada
saat pembelajaran berlangsung hendaknya dimasukkan kedalam
pembelajaran walaupun tidak sesuai dengan tema yang dipilih pada hari itu.
b. Langkah-langkah Pemilihan Tema
1. Mengidentifikasi tema yang sesuai dengan hasil belajar dan indikator dalam
kurikulum.
2. Menata dan mengurutkan tema berdasarkan prinsip-prinsip pemilihan tema.
3. Menjabarkan tema ke dalam sub-sub tema agar cakupan tema lebih terurai.
4. Memilih sub tema yang sesuai.
ASPEK-ASPEK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI

A. Aspek Perkembangan Intelektual (Kecerdasan/Kognitif)


Aspek perkembangan kognitif merupakan kemampuan seorang anak aktif membangun
sendiri pengetahuan mereka tentang dunia.
Aspek ini diawali dengan perkembangan kemampuan mengamati, melihat hubungan dan
memecahkan masalah sederhana. Kemudian berkembang ke arah pemahaman dan
pemecahan masalah yang lebih rumit.
Ada 4 fase pada perkembangan intelektual
1. Fase sensorimotor, yaitu rentang usia 0 2 tahun
Pada fase ini anak berinteraksi dengan dunia sekitar melalui pancaindera, mulai dari
gerakan refleks yang dimiliki sejak lahir, menghisap, menggenggam, melihat,
melempar hingga pada akhir usia 2 tahun, anak sudah dapat menggunakan satu benda
dengan tujuan berbeda.
2. Fase praoperasional, yaitu rentang usia 2 7 tahun
Pada fase ini merupakan fase permulaan anak untuk membangun kemampuannya
dalam menyusun pikirannya. Oleh sebab itu, cara berpikir anak pada fase ini belum
stabil dan tidak terorganisasi secara baik.
Dalam masa ini, imajinasi anak juga mulai berkembang sehingga mereka sering
melakukan imitasi atau maniru perilaku orang lain, menggunakan benda-benda di
lingkungan sekitarnya.
3. Fase operasi kongkrit, yaitu rentang waktu 7 12 tahun
Anak sudah punya kemampuan untuk berpikir secara logis dengan syarat objek yang
menjadi sumber berpikir logis tersebut hadir secara kongkrit.
4. Fase Operasi Formal yaitu usia 12 tahun
Anak dapat berpikir secara abstrak, misalnya kemampuan untuk mengemukakan ide-
ide, memprediksi kejadian yang terjadi, melakukan proses berpikir ilmiah.

B. Aspek Perkembangan Fisik Motorik


Aspek perkembangan fisik motorik merupakan perkembangan pengendalian gerakan
jasmaniyah melalui gerakan pusat saraf, urat saraf dan otot terkoordinasi (Hurlock:1998).
Motorik anak perlu dilatih agar dapat berkembang dengan baik. Perkembangan motorik
anak berhubungan erat dengan kondisi fisik dan intelektual.
Ada 2 jenis perkembangan fisik motorik
a. Perkembangan motorik kasar, merupakan perkembangan gerak anak yang meliputi
penggunaan otot-otot besar dan sebagian atau seluruh anggota tubuh dalam
melakukan gerakan.
b. Perkembangan motorik halus, merupakan perkembangan gerak anak yang meliputi
penggunaan otot-otot kecil dan sebagian anggota tubuh tertentu dalam melekukan
gerakan.

C. Aspek Bahasa
Aspek bahasa merupakan kemampuan seorang anak dalam berbahasa, yaitu kemampuan
berbicara, mengolah kata, dan lain-lain.
Aspek bahasa berkembang dimulai dengan peniruan bunyi dan suara berlanjut ke
meraba. Pada awal sekolah dasar, berkembang kemampuan berbahasa sosial yaitu bahasa
untuk mememahmi perintah, ajakan, serta hubungan anak dengan teman-temannya atau
orang dewasa.
Bahasa merupakan alat untuk berkomunikasi dengan orang lain dan komunikasi
berlangsung dalam satu interaksi sosial.

D. Aspek Perkembangan Sosial Emosional


Perkembangan sosial emosisonal merupakan perkembangan ketika seorang anak belajar
berinteraksi dengan lingkungan sekitar juga belajar bagaimana mengekspresikan dan
menyampaikan emosinya.
Aspek ini sangat dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya, baik keluarga, sekolah, teman
sebaya, maupun lingkungan masyarakat.

E. Aspek Perkembangan Keagamaan


Manusia dilahirkan dalam keadaan lemah, baik fisik maupun psikis. Walaupun dalam
keadaan seperti itu ia telah memiliki kemampuan bawaan. Potensi bawaan ini
memerlukan pengembangan melalui bimbingan dan pemeliharaan yang mantap lebih-
lebih pada usia dini.
Menurut penelitian Ernest Harms, perkembangan keagamaan anak itu melalui beberapa
fase sebagai berikut:
1. The Fairy Stage (Tingkat Dongeng)
Tingkatan ini mulai usia 3 6 tahun. Pada tingkat ini konsep mengenal Tuhan lebih
banyak dipengaruhi oleh fantasi dan emosi, yaitu anak menghayati konsep ketuhanan
sesuai dengan tingkat perkembangan intelektualnya.
2. The Realistic Stage (Tingkat Kenyataan)
Tingkat ini dimulai sejak anak masuk sekolah dasar hingga sampai ke usia
adolescence. Pada masa itu ide ketuhanan anak sudah mencerminkan konsep-konsep
yang berdasarkan kenyataan (realis).
3. The Individual Stage (Tingkat Individual)
Pada tingkat ini adak telah memiliki kepekaan emosi yang paling tinggi sejalan
dengan perkembangan usia mereka.
KOMPETENSI YANG AKAN DICAPAI
MELALUI KEGIATAN PEMBELAJARAN

A. Keterkaitan Aspek Perkemabangan dengan Kompetensi


Kurikulum 2013 PAUD merupakan kurikulum yang berbasis kompetensi, proses belajar
yang dilakukan diarahkan untuk tercapainya kompetensi sikap spiritual, sikap sosial,
pengetahuan dan keterampilan yang melibatkan 6 aspek perkembangan secara terpadu.
Pencapaian seluruh aspek perkembangan tersebut tidak dapat dipisahkan antara aspek
perkembangan, melainkan merupakan satu kesatuan yang utuh.

B. Kompetensi
Kompetensi dibedakan menjadi dua, yaitu Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
1. Kompetensi Inti
Merupakan gambaran pencapaian Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan Anak
pada akhir layanan PAUD usia enam tahun.
Kompetensi mencakup:
a. Kompetendi Inti 1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
b. Kompetendi Inti 2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial
c. Kompetendi Inti 3 (KI-3) untuk kompetensi inti sikap pengetahuan
d. Kompetendi Inti 4 (KI-4) untuk kompetensi inti sikap keterampilan
2. Kompetendi Dasar
Merupakan tingkat kemampuan dalam konteks muatan pembelajaran, tema
pembelajaran, dan pengalaman belajar yang mengacu pada kompetensi inti.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai pengelompokkan
kompetensi inti.
a. Kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
b. Kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan
KI-2;
c. Kelompok 3: kelompok kompetensi dasasr pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3;
d. Kelompok 4: kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
Pelaksanaan pembelajaran untuk mencapai kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan dilakukan melalui pembelajaran langsung dan tidak langsung,
pembelajaran dilakukan secara terintegrasi dan tidak terpisah.
Pembelajaran langsung adalah proses pembelajaran melalui interaksi langsung antara
anak dan pendidik yang dirancang dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Mingguan
(RPPM) dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH), terkandung dalam
Kompetensi Inti 3 (Pengetahuan) serta Kompetensi Inti 4 (Keterampilan).
Pembelajaran tidak langsung adalah proses pembelajaran yang tidak dirancang secara
khusus namun terjadi dalam proses pembelajaran langsung, yang terkandung dalam
Kompetensi Inti 1 (Sikap Spiritual) dan Kompetensi Inti 2 (Sikap Sosial).
RAMBU-RAMBU PEMBELAJARAN PAUD

A. Karakteristik Cara Belajar Anak Usia Dini


1. Anak belajar secara bertahap
2. Cara berpikir anak bersifat khas
3. Anak belajar satu sama lain dalam lingkungan sosial
4. Anaka belajar melalui bermain

B. Prinsip-prinsip Pembelajaran PAUD


1. Belajar melalui bermain
2. Berorientasi pada perkembangan anak
3. Berorientasi pada kebutuhan anak
4. Berpusat pada anak
5. Pembelajaran aktif
6. Pembelajaran aktif
7. Berorientasi pada pengembangan kecakapan hidup
8. Didukung oleh lingkungan yang kondusif
9. Berorientasi pada pembelajaran yang demokratis
10. Pemanfaatan media belajar, sumber belajar, dan narasumber

C. Pembelajaran Tematik Terpadu


Pembelajaran tematik terpadu di PAUD adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan
tema untuk menggantikan berbagai macam kegiatan, sehingga dapat memberikan
pengalaman yang bermakna kepada peserta didik.
Dalam model ini kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk satu tema, sub tema, sub-sub
tema dirancang untuk mencapai secara bersama-sama kompetensi sikap, pengetahuan
dan keterampilan dengan mencakup sebagian atau seluruh aspek pengembangan.

D. Pendekatan Saintifik di PAUD


Proses pendekatan saintifik dapat dipadankan dengan suatu proses ilmiah.
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar
peserta didik secara aktif membangun kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan
melalui tahapan mengamati, menanya, mengunmpulkan informasi, menalar, dan
mengkomunikasikan.
Dengan menggunakan saintifik dapat mendorong anak berpikir kritis, analitis dan
memiliki kemampuan memecahkan masalah dan mendorong anak mencari tahu dari
berbagai sumber melalui observasi dan bukan hanya diberitahu.
Pelaksanaan Pendekatan Saintifik
a. Mengamati
Mengamati dilakukan untuk mengetahui objek diantaranya dengan menggunakan
indera seperti melihat, membaca buku, mendengar, menghidu, merasa, dan meraba.
b. Menanya
Anak didorong untuk bertanya, baik tentang objek yang telah diamati maupun hal-
hal lain yang ingin diketahui.
c. Mengumpulkan Informasi
Mengumpulkan informasi dilakukan melalui beragam cara, misalnya: dengan
melakukan, mencoba, mendiskusikan, membaca buku, menanya, dan menyimpulkan
hasil dari berbagai sumber.
d. Manalar
Menalar merupakan kemampuan meng- hubungkan informasi yang sudah dimiliki
dengan informasi yang baru diperoleh sehingga mendapatkan pemahaman yang lebih
baik tentang suatu hal
e. Mengkomunikasikan
merupakan kegiatan untuk menyampaikan hal-hal yang telah dipelajari dalam
berbagai bentuk, misalnya melalui cerita, gerakan, dan dengan menunjukkan hasil
karya berupa gambar, berbagai bentuk dari adonan, boneka dari bubur kertas, kriya
dari bahan daur ulang, dan hasil anyaman.

E. Sumber Belajar
Untuk mendukung kegiatan belajar, perlu dipersiapkan sumber-sumber belajar yang
dapat memperkasa pengalaman anak, antara lain buku-buku, teman, orang tua, audio
visual, dan lingkungan sekitar.

Anda mungkin juga menyukai