KASUS
Nama : Ny. F
Umur : 25 tahun
Tempuran
Agama : Islam
Pendidikan : SD
Suku : Jawa
Asuransi : Jampersal
III.2 ANAMNESIS
B. Keluhan tambahan :
Darah (-), cairan (-), kenceng-kenceng (-)
1
Pasien datang ke IGD RST dr Soedjono Magelang dengan keluhan
utama janin tidak bergerak sejak 3 hari SMRS. Sebelumnya pasien
tidak pernah merasakan hal tersebut. Tidak terdapat kenceng-kenceng
darah, cairan yang keluar dari jalan lahir,Pasien melakukan ANC di
Puskesmas > 5x selama kehamilan, tidak teratur tiap bulannya.
F. Riwayat Menstruasi :
Menarche : 17 tahun
Siklus : 28 hari
Lama haid : 7 hari
Banyak : 2-3x ganti pembalut
Dismenorrhea : (-)
HPHT : 4 / 03 / 2012
HPL : 11 / 12 / 2012
G. Riwayat Perkawinan :
Menikah satu kali, usia perkawinan 5 tahun, status masih menikah
H. Riwayat Persalinan :
Keguguran
Laki-laki, usia 1 tahun, spontan, bidan, 3100 gr
Hamil ini
2
J. Riwayat Operasi : Pasien belum pernah operasi sebelumnya
K. Riwayat ANC :
Kontrol ke puskesmas >5x selama kehamilan, tidak rutin. Hamil saat
ini mual (-), muntah (-), perdarahan (-), riwayat trauma (-), riwayat
infeksi (-)
L. Kebiasaan Hidup :
Merokok (-), Alkohol (-), minum obat & jamu (-)
TB : 150cm BB : 54kg
N : 100 x / menit
RR : 18 x / menit
Suhu : 36,5 C
hiperemis, T1 T1
3
Thorax :
B. STATUS OBSTETRIK
Inspeksi : Perut tampak buncit, letak, striae gravidarum (+),
Palpasi :
4
ANOGENITAL
o Inspeksi :
o Vaginal Touche :
Portio tebal-lunak, pembukaan (-), KK (+), STLD (-)
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
Hematologi tanggal 04-10-12
Hb 11,9g/dL 11.0-15.0
Ht 31,1 % 36.0-48.0
USG
Tampak janin tunggal, intra uterin, presenatasi bokong, gerakan janin
(-), BPD sesuai umur kehamilan 27 minggu, IUFD
5
III.4 DIAGNOSIS
IUFD dengan presbo pada multigravida hamil preterm
III. 6 PENATALAKSANAAN
Observasi Tanda-tanda
Observasi tanda-tanda inpartu
Induksi cytotex tab pervaginam
III. 7 PROGNOSIS
Ibu : Dubia ad Bonam
Janin : malam
Follow up
Tgl S O A P
S : 36,4
P : 24 x/mnt
St. Obstetri :
DJJ : (-)
His : (+)
6
Tanggal 04-10-12 pkl 10.15 WIB telah lahir spontan, mati, jenis kelamin laki-laki,
BB : 1300gr, Pb : 40cm, maserasi derajat 2, plasenta lahir spontan, perdarahan
kurang lebih 100cc, perineum utuh
Tgl S O A P
S : 36,2 C
P : 22 x/mnt
St. Puerperalis :
Abdo:
Perdarahan
pervaginam (+)
Desinfeksi
Stadium Narkose
Posisi pasien Litotomi
Dilakukan kuretase
Hasil :
o Jaringan sisa plasenta kurang lebih 25 cc
o Perdarahan 25 cc
Operasi selesai
KU pasien baik
Observasi KU+TTV
7
Amoxcicilin 3 x 500mg
Metilergo 3x1 tab
Asam mefenamat 3x500mg
Tanggal S O A P
S : 36,2 C 3x500mg
Pasien boleh
P : 22 x/mnt pulang
St. Puerperalis :
Abdo:
8
BAB IV
ANALISIS KASUS
Pada kasus ini wanita, 25 tahun dengan diagnosa kematian janin intra
uterin. Dalam kasus ini, diagnosis Intra Uterine Fetal Death ( IUFD ) ditegakkan
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang yang
disesuaikan dengan literatur.
Dari anamnesis didapatkan bahwa pasien dengan G3P2A1 lahir hidup 2.
Hamil 30 minggu datang ke IGD RST dr Soedjono Magelang dengan keluhan
utama janin tidak bergerak sejak 3 hari SMRS. Sebelumnya pasien tidak pernah
merasakan hal tersebut. Tidak terdapat kenceng-kenceng darah, cairan yang keluar
dari jalan lahir, Pasien melakukan ANC di Puskesmas > 5x selama kehamilan,
tidak teratur tiap bulannya.
Pasien tidak mengalami trauma dalam kehamilannya, pasien juga tidak ada
riwayat demam tinggi dan alergi selama hamil, riwayat keputihan disangkal,
Riwayat minum obat-obatan lama juga disangkal.
Pada pemeriksaan fisik yaitu pemeriksaan obstetri, inspeksi menjelaskan
tanda- tanda kehamilan pada pasien ini tidak sesuai dengan masa kehamilan.
Ukuran tinggi fundus uteri yang berkurang dari usia kehamilan ditemukan. Pada
palpasi, gerak janin (-), dan pada auskultasi dengan pemeriksaan Doppler tidak
terdengar bunyi jantung janin, hal ini turut membuktikan adanya kematian janin
intra uterin. Pada pemeriksaan laboratorium, hanya didapatkan pemeriksaan darah
rutin dalam batas normal pada wanita dengan kehamilan. Seharusnya dilakukan
pemeriksaan darah yang lebih lengkap yaitu fibrinogen untuk mengetahui ada
tidaknya permasalahan pada faktor pembekuan darah dari faktor janin terhadap
maternal. Pada pemeriksaan USG, ditemukan Janin Tunggal, Intra uterine, letak
presentasi bokong, DJJ (-). Didapatkan kesan janin IUFD disertai dengan
deskripsi yang menjadi dasar diagnosis IUFD, seperti tidak adanya gerakan janin
dan DJJ ( - ), sehingga dapat ditegakkan diagnosis IUFD dengan pasti.
Penyebab IUFD bisa karena faktor maternal, fetal dan plasental.
Berdasarkan anamnesis, pasien ini tidak ada riwayat trauma, infeksi, dan alergi
dalam kehamilannya ini. Pasien juga mengaku tidak punya kebiasaan minum
9
alkohol, merokok, dan minum obat- obatan lama. Namun melihat usia ibu 48
tahun, dapat merupakan faktor ibu yang terlalu tua saat kehamilan.
Faktor fetal belum dapat kita singkirkan karena sebaiknya dilakukan
pemeriksaan autopsi apakah terdapat kelainan kongenital mayor pada janin.
Pasien tidak memiliki binatang peliharaan, makan daging setengah matang, yang
menurut literatur dapat menyebabkan infeksi toksoplasmosis pada janin.
Inkompatibilitas Rhesus juga sangat kecil kemungkinannya mengingat pasien dan
suaminya dari suku yang sama.
10
Edukasi pada pasien ini ialah memberikan dukungan psikologis agar
pasien tidak terganggu akibat kematian janin yang dialaminya saat ini, dan
menyarankan kepada keluarga pasien untuk memberikan dukungan yang besar
untuk ibu.
11
BAB V
PENUTUP
V.1 KESIMPULAN
Pada pasien ini ditegakkan diagnosis kematian janin intra uterin (IUFD)
berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang.
Pengetahuan ibu mengenai pemeriksaan Ante Natal Care yang teratur dan
efektif sangat dibutuhkan untuk mengetahui kesejahteraan janin untuk
mendeteksi penurunan kesejahteraan janin dan komplikasi pada ibu dapat
dihindari.
Penatalaksanaan IUFD dibagi menjadi penanganan ekspektatif dan aktif.
Penanganan aktif lebih baik untuk mencegah komplikasi lebih lanjut pada
ibu dan mengurangi gangguan psikologis keluarga, terutama ibu.
Dukungan moril / psikologis dari pihak dokter dan keluarga sangat
berperan penting pada kasus IUFD.
Pada kasus ini, kemungkinan penyebab IUFD ialah faktor maternal atau
fetal . Namun, penyebab pasti hanya dapat ditegakkan bila pada bayi yang
dilahirkan dilakukan autopsi.
V.2 SARAN
12
misalnya menghitung gerakan janin dengan cara Cardif count, sehingga
bila terjadi penurunan kesejahteraan janin dapat di deteksi dini.
Pada kasus kematian janin intra uterin dapat ditentukan sebab kematian
dengan pemeriksaan autopsi, dengan syarat persetujuan dari pihak
keluarga.
13
DAFTAR PUSTAKA
14