KLP 2 A1 Guru Sebagai Demonstran
KLP 2 A1 Guru Sebagai Demonstran
Lokal : A1
Peranan guru adalah terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan kemajuan perubahan
tingkah laku dan perkembangan siswa yang menjadi tujuannya (Wrightman, 1977). Guru
merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Proses
dalam pengertiannya disini merupakan interaksi semua komponen atau unsur yang terdapat
dalam belajar mengajar yang satu sama lainnya saling berhubungan dalam ikatan untuk
mencapai tujuan. Yang termasuk komponen belajar-mengajar antara lain tujuan instruksional
yang hendak dicapai, materi pelajaran, metode mengajar, alat peraga pengajaran, dan evaluasi
sebagai alat ukur tercapai-tidaknya tujuan.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan tingkah laku pada diri individu berkat
adanya interaksi antara individu dan individu dengan lingkungannya.
Mengajar merupakan suatu perbuatan yang memerlukan tanggung jawab moral yang
cukup berat. Berhasilnya pendidikan pada siswa sangat bergantung pada pertanggung
jawaban guru dalam melaksanakan tugasnya. Mengajar merupakan suatu perbuatan atau
pekerjaan yang bersifat unik, tetapi sederhana.
A. Tugas Guru
Tugas guru sebagai profesi meliputi mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik
berarti meneruskan dan mengembangkan nilai nilai hidup. Mengajar berarti meneruskan
dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sedangkan melatih
mengembangkan keterampilan keterampilan pada siswa. Tugas guru dalam bidang
kemanusiaan di sekolah dapat menjadikan dirinya sebagai orang tua kedua. Tugas dan
peran guru tidaklah terbatas didalam masyarakat, bahkan guru pada hakikatnya merupakan
komponen strategis yang memilih peran yang penting dalam menentukan gerak maju
kehidupan bangsa. Bahkan keberadaan guru merupakan faktor condisio sine quanon yang
tidak mungkin digantikan oleh komponen manapun dalam kehidupan bangsa sejak dulu,
terlebih lebih pada era kontemporer ini.
Yang akan dibahas di bawah ini adalah peran guru sebagai demonstrator.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Demonstrator merupakan orang yang
melakukan demonstrasi, dimana demonstrasi merupakan peragaan yang ditunjukan dengan
melakukan suatu cara cara menerapkan sesuatu. Dalam hal ini, artinya guru berperan
sebagai demonstrator, lecturer, atau pengajar, guru hendaknya mampu dan terampil dalam
memahami kurikulum, dan senantiasa menguasai bahan atau materi pelajaran yang akan
diajarkannya serta senantiasa mengembangkannya dalam arti meningkatkan
kemampuannya dalam hal ilmu yang dimilikinya karena hal ini akan sangat menentukan
hasil belajar yang dicapai oleh siswa, apalagi untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami
anak didik, guru harus berusaha membantunya dengan cara memeragakan apa yang
diajarkan secara didaktis (mendidik). Dengan demikian, anak didik akan lebih mudah
memahami apa yang diajarkan sehingga apa yang guru inginkan sejalan dengan
pemahaman muridnya.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi
mengubah atau menggeser peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi
pembelajaran di depan kelas (demonstrator) menjadi fasilitator. Sehubungan dengan itu,
sebagai orang yang bertugas menjelaskan sesuatu, guru harus berusaha membuat sesuatu
menjadi jelas bagi peserta didik, dan berusaha lebih terampil dalam memecahkan masalah.
Untuk itu, terdapat beberapa hal yang perlu dilakukan guru dalam pembelajaran sehingga
proses belajar-mengajar menjadi lebih menarik.
1. Berpikir Egosentris, artinya guru seperti itu berpikir hanya menurut dirinya sendiri.
Dalam mengajar guru ini tidak memperhatikan suasana kelas apakah siswanya siap
untuk menerima pelajaran atau tidak. Guru harus menggunakan bahasa yang mudah
dipahami oleh siswa sehingga materi yng disampaikan oleh guru dapat dengan
mudah dimengerti oleh siswa tanpa harus guru mengulang penyampaian materinya
dan menyalahkan muridnya ketika ada murid yang sulit untuk memahami materi
yang disampaikan.
2. Tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengeluarkan pendapatnya dan
merasa apa yang disampaikan adalah sesuatu yang paling benar serta harus diterima.
Seharusnya antara guru dan siswa saling berbagi ilmu.
3. Tidak menguasai materi. Saat proses pembelajaran seharusnya guru tidak lagi
membawa setumpuk buku dan membaca buku saat mengajar di depan kelas sehingga
hal ini menyebabkan kurangnya konsentrasi terhadap materi dan siswanya.
DAFTAR REFERENSI
Isjoni. 2007. Dilema Guru Ketika Pengabdian Menjadi Kritikan. Sinar Baru Algesindo:
Bandung.
Subini, Nini. 2012. Awas Jangan Jadi Guru Karbitan!. PT Buku Kita: Jakarta.
Usman, Moh. Uzer. 2011. Menjadi Guru Profesional Edisi 2. PT Remaja Rosdakarya:
Bandung.
Wahyu, Y. Istiyono dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Karisma
Publishing Group: Batam.