Anda di halaman 1dari 176

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY

LEARNING DENGAN SCIENTIFIC APPROACH


UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN
PROSES SAINS SISWA SMA

SKRIPSI

disajikan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Kimia

oleh

Naila Ayadiya

4301410015

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2014
PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul: Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA telah disetujui untuk diajukan dalam sidang Panitia Ujian Skripsi
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Negeri Semarang
pada:
hari : Senin
tanggal : 11 Agustus 2014.

Semarang, Agustus 2014


Pembimbing

Dra. Woro Sumarni, M. Si.


NIP. 196507231993032001

ii
PENGESAHAN

Skripsi dengan judul


Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning dengan Scientific
Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains Siswa SMA
disusun oleh
Naila Ayadiya
4301410015
telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi FMIPA UNNES pada
hari Senin, tanggal 11 Agustus 2014.

Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,

Prof. Dr. Wiyanto, M. Si. Dra. Woro Sumarni, M. Si.


NIP. 196310121988031001 NIP. 196507231993032001

Penguji I, Penguji II,

Dr. Sri Susilogati Sumarti, M. Si. Drs. Eko Budi Susatyo, M. Si.
NIP. 195711121983032002 NIP. 19651111199031003

Anggota Penguji/

Pembimbing,

Dra. Woro Sumarni, M. Si.

NIP. 196507231993032001

iii
PERNYATAAN

Saya menyatakan bahwa yang tertulis dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
sendiri, bukan jiplakan dari temuan orang lain, baik sebagian atau seluruhnya.
Pendapat atau temuan orang lain dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk
berdasarkan kode etik ilmiah.

Semarang, Agustus 2014

Naila Ayadiya
NIM. 4301410015

iv
MOTTO

Ikhlas, semangat, keep fight, do the best (Naila Ayadiya).

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada:


1) Ibu Rianah, Bapak Isnaeni, Mas Amif,
dan Zaida. Terima kasih atas dukungan
material dan spiritual sebagai keluarga
yang luar biasa.
2) Sahabat sahabatku, Diana, Dita, Selly,
dan Keluarga Sastro Agastya. Terima
kasih telah menjadi teman sekaligus
keluarga yang selalu memberikan
motivasi.
3) Seluruh teman-teman Jurusan Kimia
Unnes angkatan tahun 2010.
4) Almamaterku.

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini sebagai syarat
memperoleh gelar sarjana pendidikan di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam dan
Matematika, Universitas Negeri Semarang.
Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu baik dalam penyusunan maupun penelitian skripsi ini.
Ucapan terima kasih penulis terutama disampaikan pada:
1. Rektor Universitas Negeri Semarang
2. Dekan FMIPA Universitas Negeri Semarang
3. Ketua Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Semarang
4. Dra. Woro Sumarni, M. Si., selaku pembimbing utama yang telah
memberikan ilmu, petunjuk dan bimbingannya sehingga sehingga penelitian ini
dapat terselesaikan.
5. Kepala SMA N 1 Kendal yang telah memberikan ijin dalam penelitian ini.
6. Dra. Wiwik Sri Lestari, selaku guru mata pelajaran kimia kelas XI SMA N 1
Kendal yang telah banyak membantu terlaksananya penelitian ini.
7. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Kimia FMIPA UNNES yang telah memberikan
ilmu yang berharga kepada penulis.
8. Ibu, Bapak dan keluarga yang selalu memberikan dukungan baik material
maupun spiritual dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
Tidak sanggup rasanya penulis untuk membalas budi dan jasa beliau. Hanya
doa terpanjat semoga Allah SWT memberikan balasan yang sesuai dengan amal
kebaikan beliau.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan
penelitian yang lebih baik.
.
Semarang, Agustus 2014
Penulis

vi
ABSTRAK

Ayadiya, Naila. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Discovery Learning


dengan Scientific Approach untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains
Siswa SMA. Skripsi, Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang. Dosen
Pembimbing: Dra. Woro Sumarni, M.Si.

Kata kunci: discovery learning; keterampilan proses sains siswa; scientific


approach

Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan


proses sains siswa SMA melalui model pembelajaran discovery learning dengan
scientific approach. Model pembelajaran discovery learning memberikan
kesempatan kepada siswa untuk dapat mengembangkan keterampilan proses sains
secara mandiri. Scientific approach digunakan agar pengembangan keterampilan
sains siswa lebih terarah dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya.
Penelitian terlaksana dalam dua siklus dimana masing-masing siklus terdiri atas
perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah teknik dokumentasi dan observasi. Penilaian keterampilan
proses sains siswa dilakukan dengan menggunakan instrumen lembar observasi.
Hasil analisis deskriptif setelah penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach ditunjukkan adanya peningkatan nilai keterampilan
proses sains siswa sebesar 17,44% dari siklus I ke siklus II. Kesepuluh indikator
keterampilan proses sains yang dinilai adalah mengamati, mengelompokkan atau
mengklasifikasikan, menafsirkan, meramalkan, mengajukan pertanyaan,
merumuskan hipotesis, merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan,
menerapkan konsep, dan mengkomunikasikan hasil. Berdasarkan hasil penelitian,
dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning
dengan scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa
SMA.

vii
ABSTRACT

Ayadiya, Naila. 2014. Applying Discovery Learning with Scientific Approach to


Improve High School Students Science Process Skills. Skripsi, Departement of
Chemistry, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Semarang State
University. Supervisor: Dra. Woro Sumarni, M.Si.

Keywords: discovery learning; scientific approach; the students science process


skills

The purpose of this classroom action research is to improve highschool


students science process skills through the applying of discovery learning model
with scientific approach. Discovery learning give the opportunity to student to
develop the science process skill by themselves. Scientific approach used to
manage the development of science process skill more guided and be responsible.
The research conducted in two cycles which each cycle consist of planning,
acting, observing, and reflecting. The assessment technique for students science
process skills is conducted by using observation sheet. Based on the observation
results, it is showed that there is significant increases of students science process
skill values by 17,44% from first cycle to second cycle. The science process skill
indicators that be observed are observing, grouping or classifying, interpretating,
predicting, asking question, formulating hypotheses, planning experiments, using
tools and materials, applying concepts, and communicating results. Based on the
research results, it can be inferred that applying discovery learning model with
scientific approach is able to improve the highschool students science process
skills.

viii
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................................................... ii

PENGESAHAN ..................................................................................................... iii

PERNYATAAN ................................................................................................... iv

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v

KATA PENGANTAR ............................................................................................ vi

ABSTRAK ....................................................................................................... ......... vii

ABSTRACT ....................................................................................................... viii

DAFTAR ISI ................................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ................................................................................................. xi

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. xii

BAB

1. PENDAHULUAN.............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang ......... .............................................................................. 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 5
1.3 Rumusan Masalah ................................................................................... 6
1.4 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.6 Pembatasan Masalah .............................................................................. 7
2. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 9
2.1 Model Pembelajaran Discovery Learning ................................................ 9
2.2 Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah) ................................................. 12
2.3 Keterampilan Proses Sains ...................................................................... 16

ix
2.4 Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning
dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains .................... 18
2.5 Kajian Penelitian yang Relevan ............................................................... . 19
2.6 Analisis Materi Pokok ............................................................................. . 21
2.7 Kerangka Berpikir .................................................................................. 28
2.8 Hipotesis Tindakan ................................................................................. 30
3. METODE PENELITIAN ................................................................................... 31
3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian ................................................................... 31
3.2 Sumber Data .......................................................................................... 31
3.3 Teknik dan Alat Pengumpul Data ............................................................ 31
3.4 Validasi Data .......................................................................................... 32
3.5 Hasil Uji Coba Instrumen ....................................................................... 38
3.6 Analisis Data ........................................................................................... 40
3.7 Indikator Kinerja ..................................................................................... 43
3.8 Prosedur Tindakan................................................................................... 43
4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................................... 46
4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................... 46
4.1.1 Pra-penelitian .......................................................................................... 46
4.1.2 Siklus I .................................................................................................... 48
4.1.3 Siklus II .................................................................................................. 55
4.2 Pembahasan ............................................................................................ 61
5. SIMPULAN DAN SARAN ................................................................................ 66
5.1 Simpulan ................................................................................................. 66
5.2 Saran ...................................................................................................... 66
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 67
LAMPIRAN .......................................................................................................... 70

x
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Indikator dan Sub-indikator KPS .................................................................. 16


2.2. Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi ........................................ 22
2.3. Jenis-jenis Sistem Koloid ............................................................................. 23
3.1 Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen ......................................... 33
3.2 Format Tabel Perhitungan Validitas Butir .................................................... 34
3.3 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS ................................................. 34
3.4 Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating ............................. 36
3.5 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif ........... 37
3.6 Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa ........................................................... 42
4.1 Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA 1 .................................. 47
4.2 Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I................................................ 53
4.3 Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I ................................................... 53
4.4 Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test ............................................ 60

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Kerangka Berpikir .......................................................................................... 29


3.1 Urutan Pelaksanaan PTK ................................................................................ 44
4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I ................................................................... 52
4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II ................................................................. 59
4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS pada Siklus I dan II ............................. 62
4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran ................................... 64

xii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tahun ajaran 2013/2014 adalah awal penerapan kurikulum baru oleh

pemerintah di bidang pendidikan. Kurikulum yang dimaksud adalah

kurikulum 2013 sebagai pengganti dari KTSP yang telah digunakan selama

enam tahun terakhir. Perubahan kurikulum dilakukan sebagai upaya untuk

memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia agar dapat bersaing di tingkat

internasional dan juga sebagai usaha untuk mengatasi perubahan yang

terjadi akibat arus globalisasi. Hal ini sesuai dengan pendapat Mulyasa

(2004: 4) yang menyatakan bahwa sistem pendidikan nasional senantiasa

harus dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan yang

terjadi baik di tingkat lokal, nasional, maupun global.

Proses pembelajaran dalam kurikulum 2013 diselenggarakan secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik

untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi

prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Penyusunan perencanaan

pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, serta penilaian proses

pembelajaran dengan strategi yang benar harus dipersiapkan dengan cermat

agar dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas ketercapaian standar

1
2

kompetensi lulusan. Standar kompetensi lulusan adalah kriteria mengenai

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan

keterampilan. Seluruh ilmu yang dipelajari dalam tiap satuan pendidikan

harus mampu memenuhi standar kompetensi lulusan yang diamanatkan oleh

pemerintah.

Pelaksanaan pembelajaran kurikulum 2013 mengamanatkan

penggunaan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (scientific approach)

adalah pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran,

penemuan, pengabsahan, dan penjelasan mengenai suatu kebenaran.

Pendekatan ini memberi kesempatan untuk meningkatkan kemampuan

siswa dalam melakukan observasi, bertanya, menalar, dan

mengkomunikasikan pengetahuan yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran yang berpendekatan scientific,

siswa dibimbing secara bertahap untuk mengorganisasikan dan melakukan

penelitian. Proses pembelajaran dengan scientific approach meliputi ranah

kognitif, psikomotorik, dan afektif sehingga dapat membentuk siswa yang

produktif, kreatif, inovatif, dan afektif melalui penguatan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.

Ilmu kimia sebagai salah satu mata pelajaran dalam satuan pendidikan

juga harus mampu melaksanakan amanat tersebut. Kimia merupakan ilmu

yang diperoleh dan dikembangkan berdasarkan eksperimen untuk mencari

jawaban atas pertanyaan apa, mengapa, dan bagaimana gejala-gejala alam

berlangsung, khususnya yang berkaitan dengan zat (Diknas, 2003: 7).


3

Pengenalan ilmu kimia dimulai sejak tingkat SMP, bergabung dengan

biologi dan fisika dalam mata pelajaran IPA. Pembelajaran kimia kemudian

dilanjutkan di tingkat SMA dan menjadi mata pelajaran mandiri yakni mata

pelajaran kimia.

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan, terlihat bahwa

pembelajaran kimia di SMAN 1 Kendal sudah cukup baik, yakni guru sudah

mengaitkan materi dengan hal-hal yang dialami dan mudah ditemukan siswa

dalam kehidupan sehari-hari. Sistem pembelajaran yang dilakukan guru

membuat hasil belajar kognitif siswa cukup tinggi, terlihat dari rata-rata

nilai siswa kelas XI pada semester ganjil tahun ajaran 2013/2014 adalah

80,75 dimana nilai tersebut lebih dari KKM yang hanya 77.

Peneliti juga telah melakukan wawancara dengan Dra. Wiwik Sri

Lestari sebagai salah satu guru kimia di SMAN 1 Kendal. Menurut Dra.

Wiwik Sri Lestari meskipun sudah dikaitkan dengan hal-hal yang ada dalam

kehidupan sehari-hari siswa masih pasif dalam proses pembelajaran. Guru

berfungsi sebagai sumber belajar utama yang menyajikan pengetahuan

kimia kepada siswa kemudian siswa hanya memperhatikan penjelasan dan

contoh yang diberikan oleh guru tanpa terlibat langsung dalam penemuan

dan pengonstruksian pengetahuan. Kegiatan pembelajaran masih kurang

mengembangkan proses interaksi antar peserta didik, antara peserta didik

dengan guru, dan sumber belajar pada suatu lingkungan. Selain itu,

berdasarkan wawancara dengan siswa, pembelajaran di laboratorium selama

kelas X dan XI hanya pernah dilakukan sebanyak tiga kali. Hal ini
4

dibenarkan oleh guru mata pelajaran kimia yang menyatakan bahwa

kegiatan praktikum hanya dilakukan pada materi-materi tertentu saja.

Kurangnya kegiatan praktikum menyebabkan rendahnya keterampilan

proses sains siswa.

Berdasarkan permasalahan yang ada, peneliti menerapkan model

pembelajaran discovery learning sebagai upaya meningkatkan keterampilan

proses sains. Model ini mengedepankan peran aktif siswa dalam

pembelajaran, sedangkan guru hanya sebagai fasilitator dalam membantu

siswa menemukan dan mengonstruksikan pengetahuan yang dipelajari.

Siswa bertugas untuk menyimpulkan suatu karakterisitik berdasarkan

simulasi yang telah dilakukan (De Jong & Joolingen, 1998: 180).

Menurut Roestiyah (2001: 20), discovery learning ialah suatu cara

mengajar yang melibatkan siswa dalam proses kegiatan mental melalui

tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca sendiri dan mencoba

sendiri, agar anak dapat belajar sendiri. Siswa secara aktif menemukan

sendiri konsep-konsep dalam pembelajaran dengan pengarahan secukupnya

dari guru. Proses penemuan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara, salah

satunya dengan melakukan kegiatan praktikum di laboratorium. Hal ini

sesuai dengan yang disampaikan oleh Kolb (1984), bahwa pengetahuan

secara terus-menerus diperoleh dari pengalaman dan pengujian oleh

individu. Pembelajaran discovery learning memungkinkan proses

pembelajaran yang lebih bermakna sehingga tertanam dengan baik dalam

pengetahuan yang diperoleh siswa (De Jong & Joolingen, 1998: 194).
5

Penelitian yang berjudul The Effect of Discovery Learning on

Students Success and Inquiry Learning Skills yang dilakukan oleh Ali

Gunay Balim (2009) menunjukkan bahwa penerapan discovery learning

dapat meningkatkan keterampilan inkuiri, kemampuan kognitif, dan daya

ingat siswa. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan dalam penelitian

tersebut dengan mendasarkan kegiatan siswa pada discovery learning dalam

pembelajaran sains penting untuk hasil belajar yang lebih bermakna.

Melalui kegiatan praktikum, siswa memperoleh pengalaman serta

bukti yang melalui proses pengujian oleh dirinya sendiri sehingga mereka

senantiasa mengetahui konsep dari pembelajaran yang dilaksanakan. Proses

menemukan sendiri konsep yang dipelajari akan memberikan motivasi

kepada siswa untuk melakukan penemuan-penemuan lain sehingga minat

belajarnya semakin meningkat. Oleh karena itu, model pembelajaran

discovery learning sesuai jika diterapkan dalam kegiatan praktikum karena

di dalamnya terdapat proses merencanakan, melaksanakan, dan melaporkan

hasil praktikum. Serangkaian keterampilan dalam praktikum ini dikenal

dengan Keterampilan Proses Sains (KPS).

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan observasi dan wawancara yang telah dilakukan, peneliti

mengidentifikasi masalah yang terkait kekurangan dalam proses

pembelajaran kimia:

(1) Siswa cenderung menunggu materi dari guru sehingga pembelajaran

kurang berkembang.
6

(2) Keterlibatan siswa selama proses pembelajaran masih kurang.

(3) Guru cenderung memprioritaskan penyampaian materi di kelas daripada

melaksanakan pembelajaran di laboratorium.

(4) Kegiatan praktikum jarang dilaksanakan sehingga keterampilan proses

sains siswa rendah.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian yang telah disampaikan, maka permasalahan yang

akan diteliti adalah:

Apakah keterampilan proses sains siswa dapat meningkat dengan penerapan

model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach?

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah:

Mengetahui adanya peningkatan keterampilan proses sains siswa dengan

penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific

approach.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai

berikut:

1.5.1 Manfaat bagi Siswa

(1) Meningkatkan keterampilan proses sains siswa.

(2) Melatih kemampuan siswa untuk berinteraksi dengan siswa lain, guru,

dan lingkungan.

(3) Meningkatkan partisipasi siswa dalam pembelajaran.


7

1.5.2 Manfaat bagi Guru

(1) Memberikan informasi atau wacana mengenai model pembelajaran

discovery learning.

(2) Memberikan informasi atau wacana mengenai scientific approach.

(3) Sebagai alternatif bagi guru dalam pembelajaran kimia untuk upaya

peningkatan KPS siswa.

1.5.3 Manfaat bagi Sekolah

Dapat memberikan sumbangan bagi sekolah dalam rangka perbaikan sistem

pembelajaran kimia dan sebagai bentuk inovasi pembelajaran yang dapat

diterapkan pada mata pelajaran lain.

1.5.4 Manfaat bagi Peneliti

Penelitian ini dapat digunakan oleh peneliti untuk menambah wawasan dan

sebagai acuan untuk mengembangkan penelitian berikutnya.

1.6 Pembatasan Masalah

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang

didasarkan pada masalah belajar yang muncul di kelas XI IPA 1, SMAN 1

Kendal. Berdasarkan identifikasi masalah, keterampilan siswa rendah dan

perlu adanya peningkatan.

Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan keterampilan praktikum

berdasarkan sepuluh indikator KPS. Indikator-indikator tersebut meliputi

keterampilan mengamati, mengelompokkan atau mengklasifikasi,

menafsirkan, meramalkan, merumuskan hipotesis, mengajukan pertanyaan,


8

merencanakan percobaan, menggunakan alat dan bahan, menerapkan

konsep, dan mengkomunikasikan hasil.

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester genap tahun

ajaran 2013/2014, materi koloid. Materi ini dipilih karena banyak

diaplikasikan dan dimanfaatkan untuk keperluan hidup manusia dan

pemanfaatan serta produk-produknya sering digunakan dalam kehidupan

sehari-hari.
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Model Pembelajaran Discovery Learning

Dewasa ini sudah banyak dikembangkan model-model pembelajaran

yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran. Pemilihan model

pembelajaran yang tepat sangat berperan dalam meningkatkan minat dan

semangat belajar siswa agar lebih aktif dan mencapai pemahaman konsep

yang maksimal.

Model pembelajaran discovery learning pertama kali diperkenalkan

oleh Jerome Bruner yang menekankan bahwa pembelajaran harus mampu

mendorong peserta didik untuk mempelajari apa yang telah dimiliki (RifaI

& Anni, 2011: 233). Menurut pandangan Bruner dalam Markaban (2008:

10) belajar dengan penemuan adalah belajar untuk menemukan, di mana

seorang siswa dihadapkan dengan suatu masalah atau situasi yang

tampaknya ganjil sehingga siswa dapat mencari jalan pemecahan.

Pembelajaran discovery learning memberikan kesempatan kepada siswa

untuk ikut serta secara aktif dalam membangun pengetahuan yang akan

mereka peroleh. Keikutsertaan siswa mengarahkan pembelajaran pada

proses pembelajaran yang bersifat student-centered, aktif, menyenangkan,

dan memungkinkan terjadinya informasi antar-siswa, antara siswa dengan

guru, dan antara siswa dengan lingkungan.

9
10

Model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori

belajar konstruktivis (Anyafulude, 2013: 2). Menurut pandangan

kostruktivisme, belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti,

wacana, dialog, dan pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses

asimilasi dan menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah

dipelajari (Rifai & Anni, 2011: 199).

Dalam pembelajaran discovery learning siswa tidak diberikan konsep

dalam bentuk finalnya, melainkan siswa diajak untuk ikut serta dalam

menemukan konsep tersebut. Siswa membangun pengetahuan berdasarkan

informasi baru dan kumpulan data yang mereka gunakan dalam sebuah

pembelajaran penyelidikan (De Jong & Joolingen, 1998: 193).

Keikutsertaan menemukan konsep dalam pembelajaran memberikan kesan

yang lebih mendalam kepada siswa sehingga informasi disimpan lebih lama

dalam memori para siswa. Proses menemukan sendiri konsep yang

dipelajari juga memberikan motivasi kepada siswa untuk melakukan

penemuan-penemuan lain sehingga minat belajarnya semakin meningkat.

Menurut Syah dalam Kemendikbud (2013: 5), prosedur yang harus

dilaksanakan dalam proses pembelajaran disvovery learning adalah:

(1) Stimulation (Stimulasi/Pemberian Rangsangan )

Kegiatan pertama yang harus dilakukan adalah memberikan

permasalahan yang menimbulkan rasa ingin tahu siswa untuk

melakukan penyelidikan yang lebih mengenai permasalahan tersebut.

Selain itu, siswa juga dapat diberikan kegiatan berupa jelajah pustaka,
11

praktikum, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan

pemecahan masalah.

(2) Problem Statement (Pernyataan/Identifikasi Masalah)

Langkah selanjutnya adalah memberikan kesempatan kepada siswa

untuk mengidentifikasi masalah-masalah yang ditemukan pada kegiatan

awal. Memberikan kesempatan siswa untuk mengidentifikasi dan

menganalisis permasalahan yang mereka hadapi, merupakan teknik

yang berguna dalam membangun siswa agar mereka terbiasa untuk

menemukan suatu masalah. Masalah yang telah ditemukan kemudian

dirumuskan dalam bentuk pertanyaan atau hipotesis.

(3) Data Collection (Pengumpulan Data)

Hipotesis yang telah dikemukakan, dibuktikan kebenarannya

melalui kegiatan eksplorasi yang dilakukan oleh siswa dengan

bimbingan guru. Pembuktian dilakukan dengan mengumpulkan data

maupun informasi yang relevan melalui pengamatan, wawancara,

eksperimen, jelajah pustaka, maupun kegiatan-kegiatan lain yang

mendukung dalam kegiatan membuktikan hipotesis.

(4) Data Processing (Pengolahan Data)

Data-data yang telah diperoleh selanjutnya diolah menjadi suatu

informasi yang runtut, jelas, dan bermakna. Pengolahan data dapat

dilakukan dengan berbagai cara, seperti diacak, diklasifikasikan,

maupun dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat

kepercayaan tertentu.
12

(5) Verification (Pembuktian)

Pada tahap ini siswa melakukan pemeriksaan secara cermat untuk

membuktikan kebenaran hipotesis awal yang telah dikemukakan.

Pembuktian didasarkan pada hasil pengolahan data yang telah

dilakukan pada tahap sebelumnya.

(6) Generalization (Menarik Simpulan/Generalisasi)

Tahap generalisasi atau penarikan simpulan adalah proses menarik

sebuah simpulan yang dapat dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk

semua kejadian atau masalah yang sama dengan memperhatikan hasil

verifikasi. Setelah penarikan simpulan, siswa harus memperhatikan

proses generalisasi yang menekankan pentingnya penguasaan pelajaran

atas makna dan kaidah atau prinsip-prinsip yang luas yang mendasari

pengalaman seseorang, serta pentingnya proses pengaturan dan

generalisasi dari pengalaman-pengalaman itu.

2.2 Scientific Approach (Pendekatan Ilmiah)

Sains bukanlah pengetahuan yang statis melainkan sebuah proses yang

terus menerus tentang penjelajahan dunia dan pencarian untuk mendapatkan

sebuah pengertian yang terpercaya mengenai hal tersebut (Jarrard, 2001: 2).

Sifat dinamis yang dimiliki oleh sains mengharuskan adanya pendekatan

yang sesuai dalam membelajarkan sains kepada siswa. Pendekatan

merupakan langkah-langkah yang diciptakan berorientasi pada pencapaian

tujuan yang telah ditetapkan (Saptorini, 2011: 50).


13

Pelaksanaan kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan ilmiah

dalam pelaksanaan proses pembelajaran. Pendekatan ilmiah adalah suatu

pendekatan yang menonjolkan dimensi pengamatan, penalaran, penemuan,

pengabsahan, dan penjelasan tentang suatu kebenaran. Oleh karena itu,

proses pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus dilaksanakan

berdasarkan nilai-nilai, prinsip-prinsip, dan atau kriteria ilmiah. Menurut

Komara (2013) terdapat beberapa kriteria suatu proses pembelajaran disebut

ilmiah, yakni :

(1) Materi pembelajaran berbasis fakta atau fenomena yang dapat

dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu.

(2) Penjelasan guru, respon peserta didik, dan interaksi edukatif guru-

peserta didik terbebas dari prasangka yang serta-merta, pemikiran

subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur berpikir logis.

(3) Mendorong dan menginspirasi peserta didik berpikir secara kritis,

analitis, dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan

masalah, dan mengaplikasikan substansi atau materi pembelajaran.

(4) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu berpikir hipotetik

dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu sama lain dari

substansi atau materi pembelajaran.

(5) Mendorong dan menginspirasi peserta didik mampu memahami,

menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon substansi atau materi pembelajaran.


14

(6) Berbasis pada konsep, teori, dan fakta empiris yang dapat

dipertanggungjawabkan.

(7) Tujuan pembelajaran dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun

menarik sistem penyajiannya.

Hasil pembelajaran yang dilakukan dengan pendekatan scientific

(Scientific Approach) diperoleh melalui kegiatan proses mengamati,

menanya, mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi,

mengasosiasi, dan mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 5).

Penjelasan masing-masing proses adalah sebagai berikut:

(1) Kegiatan mengamati bertujuan agar pembelajaran berkaitan erat dengan

konteks situasi nyata yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.

Proses mengamati fakta atau fenomena mencakup mencari informasi,

melihat, mendengar, membaca, dan atau menyimak.

(2) Kegiatan menanya dilakukan sebagai salah satu proses membangun

pengetahuan siswa dalam bentuk konsep, prinsip, prosedur, hukum dan

teori, hingga berpikir metakognitif. Tujuannnya agar siswa memiliki

kemapuan berpikir tingkat tinggi (critical thingking skill) secara kritis,

logis, dan sistematis. Proses menanya dilakukan melalui kegiatan

diskusi dan kerja kelompok serta diskusi kelas. Praktik diskusi

kelompok memberi ruang kebebasan mengemukakan ide/gagasan

dengan bahasa sendiri, termasuk dengan menggunakan bahasa daerah.

(3) Kegiatan mencoba bermanfaat untuk meningkatkan keingintahuan

siswa untuk memperkuat pemahaman konsep dan prinsip/prosedur


15

dengan mengumpulkan data, mengembangkan kreativitas, dan

keterampilan kerja ilmiah. Kegiatan ini mencakup merencanakan,

merancang, dan melaksanakan eksperimen, serta memperoleh,

menyajikan, dan mengolah data. Pemanfaatan sumber belajar termasuk

mesin komputasi dan otomasi sangat disarankan dalam kegiatan ini.

(4) Kegiatan mengasosiasi bertujuan untuk membangun kemampuan

berpikir dan bersikap ilmiah. Data yang diperoleh dibuat klasifikasi,

diolah, dan ditemukan hubungan-hubungan yang spesifik. Kegiatan

dapat dirancang oleh guru melalui situasi yang direkayasa dalam

kegiatan tertentu sehingga siswa melakukan aktivitas antara lain

menganalisis data, mengelompokkan, membuat kategori,

menyimpulkan, dan memprediksi/mengestimasi dengan memanfaatkan

lembar kerja diskusi atau praktik. Hasil kegiatan mencoba dan

mengasosiasi memungkinkan siswa berpikir kritis tingkat tinggi (high

order thinking skills) hingga berpikir metakognitif.

Pembelajaran dengan pendekatan ilmiah harus mengikuti beberapa

prinsip. Prinsip ini dibuat untuk membimbing guru dalam menyusun

langkah-langkah pembelajaran sehingga pendekatan yang digunakan terarah

dan sesuai. Menurut Kemendikbud (2013: 10) prinsip-prinsip tersebut

adalah sebagai berikut:

(1) Pembelajaran berpusat pada siswa;

(2) Pembelajaran membentuk students self concept;

(3) Pembelajaran terhindar dari verbalisme;


16

(4) Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip;

(5) Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa;

(6) Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi

mengajar guru;

(7) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk melatih kemampuan

dalam komunikasi;

(8) Adanya proses validasi terhadap konsep, hukum, dan prinsip yang

dikonstruksi siswa dalam struktur kognitifnya.

2.3 Keterampilan Proses Sains

Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan keterampilan-

keterampilan yang dimiliki oleh para ilmuwan untuk memperoleh dan

mengembangkan produk sains (Anitah, 2007: 8). KPS menekankan pada

pembentukan keterampilan memperoleh pengetahuan dan

mengkomunikasikan perolehannya. Keterampilan diartikan kemampuan

menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efisien dan efektif untuk

mencapai suatu hasil tertentu, termasuk kreativitas.

Indikator dan sub-indikator keterampilan proses sains dapat dilihat

pada Tabel 2.1.


17

Tabel 2.1 Indikator dan Sub-indikator KPS


Indikator Keterampilan
No. Sub-indikator Keterampilan Proses Sains
Proses Sains
1 Mengamati - Menggunakan sebanyak mungkin alat indera
- Mengumpulkan dan menggunakan fakta yang relevan
2 Mengelompokkan atau - Mencatat setiap pengamatan secara terpisah
klasifikasi - Mencari perbedaan dan persamaan
- Mengontraskan ciri-ciri
- Membandingkan
- Mencari dasar pengelompokkan atau penggolongan
3 Menafsirkan - Menghubungkan hasil-hasil pengamatan
- Menemukan pola dalam suatu seri pengamatan
- Menyimpulkan
4 Meramalkan - Menggunakan pola-pola hasil pengamatan
- Mengungkapkan apa yang mungkin terjadi pada keadaan
yang belum diamati
5 Mengajukan pertanyaan - Bertanya apa, mengapa, dan bagaimana.
- Bertanya untuk meminta penjelasan.
- Mengajukan pertanyaan yang berlatar belakang hipotesis.
6 Merumuskan hipotesis - Mengetahui bahwa ada lebih dari satu kemungkinan
penjelasan dari suatu kejadian.
- Menyadari bahwa suatu penjelasan perlu diuji
kebenarannya dengan memperoleh bukti lebih banyak
atau melakukan cara pemecahan masalah.
7 Merencanakan - Menentukan alat, bahan dan sumber yang akan
percobaan digunakan
- Menentukan variabel atau faktor penentu.
- Menentukan apa yang akan diukur, diamati, dicatat.
- Menentukan apa yang akan dilaksanakan berupa langkah
kerja
8 Menggunakan alat dan - Memakai alat dan bahan
bahan - Mengetahui alasan mengapa menggunakan alat/bahan.
- Mengetahui bagaimana menggunakan alat dan bahan.
9 Menerapkan konsep - Menggunakan konsep yang telah dipelajari dalam situasi
baru
- Menggunakan konsep pada pengalaman baru untuk
menjelaskan apa yang sedang terjadi
10 Mengkomunikasikan - Mengubah bentuk penyajian
hasil - Menggambarkan data empiris hasil percobaan atau
pengamatan dengan grafik atau tabel atau diagram
- Menyusun dan menyampaikan laporan secara sistematis
- Menjelaskan hasil percobaan atau penelitian
- Membaca grafik atau tabel atau diagram
- Mendiskusikan hasil kegiatan mengenai suatu masalah
atau suatu peristiwa.
(Widodo, 2009: 1)
18

2.4 Hubungan antara Model Pembelajaran Discovery Learning


dengan Scientific Approach dan Keterampilan Proses Sains

Discovery learning adalah suatu model pembelajaran dimana siswa

tidak diberikan pengetahuan dalam bentuk akhir, melainkan siswa berperan

aktif dalam menemukan dan membangun suatu konsep. Proses penemuan

konsep tersebut menggunakan langkah-langkah yang berorientasi pada

pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan ilmiah (Scientific

Approach) yang berdasar atas kinerja para ilmuwan dalam menemukan

sesuatu, merupakan pendekatan yang sesuai untuk membimbing siswa

dalam proses penemuan layaknya seorang ilmuwan sehingga apa yang

ditemukan benar-benar terpercaya dan teruji.

Penemuan konsep dalam discovery learning dapat dilakukan melalui

berbagai kegiatan, salah satunya praktikum. Pelaksanaan praktikum yang

dimaksud tidak hanya kegiatan yang membuat siswa memiliki keterampilan

dalam melaksanakan praktikum saja, melainkan keterampilan yang

melibatkan 10 indikator keterampilan proses sains. Siswa dituntut untuk

terlibat dalam proses penemuan sebuah jawaban dari permasalahan yang

diberikan, sehingga keterampilan praktikum siswa dapat disebut sebagai

keterampilan proses sains. Oleh karena itu, dengan menerapkan model

pembelajaran discovery learning dengan scientific approach diharapkan

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dalam lingkup materi

pokok.
19

2.5 Kajian Penelitian yang Relevan

2.5.1 Scientific Discovery Learning with Computer Simulations of Conceptual


Domains

Penelitian yang dilakukan oleh Ton de Jong dan Wouter R. van

Joolingen (1998) membahas mengenai penggunaan simulasi komputer

dalam pembelajaran dengan model Scientific Discovery Learning. Dalam

penelitiannya, De Jong dan Van Joolingen menyampaikan efektivitas dan

efisiensi pembelajaran discovery learning. Menurut mereka, tugas utama

siswa dalam pembelajaran discovery learning adalah mengetahui

karakteristik suatu model berdasarkan simulasi. Berdasarkan hasil penelitian

dapat disimpulkan bahwa discovery learning dengan simulasi dapat

menumbuhkan inisiatif siswa dalam proses pembelajaran.

2.5.2 The Effect of Discovery Learning on Students Success and Inquiry


Learning Skill

Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Ali

Gunay Balim (2009) bertujuan untuk mengetahui pengaruh discovery

learning pada kemampuan inkuiri, pencapaian akademik, dan ingatan

mengenai pengetahuan siswa. Objek penelitian adalah siswa kelas VII.

Balim menyatakan bahwa discovery learning adalah sebuah model yang

mendorong siswa untuk menarik simpulan berdasarkan aktivitas dan

pengamatan yang dilakukan oleh dirinya sendiri. Hasil dan simpulan dari

penelitian ini adalah model discovery learning dapat meningkatkan

pencapaian dan kemampuan inkuiri siswa.


20

2.5.3 Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing the


Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013
Academic Year

Tujuan utama dalam penelitian yang dilakukan oleh Ali Gholamian

(2013) adalah mempelajari pengaruh guided discovery learning sebagai

salah satu model aktif membelajarkan siswa yang memiliki keterampilan

berpikir kreatif. Penelitian ini dilakukan kepada siswa perempuan kelas VI

yang berjumlah 50 orang. Siswa tersebut kemudian dibagi menjadi kelas

eksperimen dan kelas kontrol. Kelas eksperimen diberi perlakuan dengan

guided discovery learning, sedangkan kelas kontrol dengan pembelajaran

tradisional. Setelah dilakukan analisis data dapat disimpulkan bahwa guided

discovery learning adalah sebuah langkah yang efisien untuk meningkatkan

keterampilan berpikir kreatif siswa.

2.5.4 Secondary School Students Assessment of Innovative Teaching Strategies


in Enhancing Achievement in Physics and Mathematics

Penelitian yang dilakukan oleh Agommuoh dan Ifeanacho (2013)

adalah sebuah penelitian deskriptif untuk meneliti penilaian siswa SMA

terhadap strategi pembelajaran inovatif dalam meningkatkan pencapaian

dalam fisika dan matematika. Pencapaian yang dimaksud meliputi

pengembangan keterampilan proses (mengobservasi, mengklasifikasikan,

mengkomunikasikan, mengukur, mengestimasi, dan memprediksi),

keterampilan pemecahan masalah dan penyelidikan, berpikir logis,

menghubungkan, dan kreatif. Penelitian dilakukan dengan memilih 190

siswa dari 394 sekolah dengan teknik purposive sampling. Hasilnya adalah

para siswa setuju bahwa strategi pembelajaran inovatif yang meliputi model
21

inkuiri, discovery learning, diskusi, bermain peran, simulasi, permainan,

kelompok belajar, brainstorming, dan strategi sejenis dapat meningkatkan

pencapaian dalam fisika dan matematika. Peneliti merekomendasikan

strategi pembelajaran inovatif yang telah diteliti untuk digunakan dalam

proses pembelajaran fisika dan matematika di sekolah.

2.6 Analisis Materi Pokok

Materi koloid memiliki beberapa sub-materi yang harus dipahami

dengan baik oleh siswa. Sub-materi dalam materi pokok koloid adalah

sistem koloid, sifat koloid, dan pembuatan koloid. Pemahaman yang baik

akan diperoleh siswa melalui proses pembelajaran yang efektif. Oleh karena

itu, peneliti menganalisis hal tersebut.

2.6.1 Sistem Koloid

2.6.1.1 Pengertian Sistem Koloid

Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di

dalam penggabungan ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya

masing-masing (Chang, 2008: 7). Berdasarkan ukuran partikel terlarut

dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu larutan, koloid, dan

suspensi (Davis, 2006: 425).

Koloid adalah campuran yang tidak mengendap atau memisah

menjadi fase yang berbeda (Jespersen et all, 2012: 264). Koloid terdiri

atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu dalam medium pendispersi.

Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut), sedangkan


22

medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium

pendispersi (pelarut).

Sistem koloid banyak dijumpai dalam bidang kimia terapan dan

kimia industri, baik dalam proses pembuatan maupun hasilnya (Kasmadi

& Gatot, 2008: 253). Hasil-hasil industri ini banyak kita gunakan dan

mudah kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari seperti kosmetik,

detergen, margarin, susu, dan lain sebagainya.

Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi.

Meskipun ketiganya merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai

sifat yang berbeda antar satu dan lainnya. Perbedaan antar campuran

tersebut dapat dilihat pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi


Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak Homogen secara Heterogen, baik secara
dapat dibedakan makroskopis tetapi makroskopis maupun
walaupun heterogen jika dilihat mikroskopis
menggunakan dengan mikroskop
mikroskop ultra ultra
Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya
< 1 nm antara 1 nm s.d 1000 > 1000 nm
nm
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase Terdiri atas dua fase
Stabil Pada umumnya stabil Tidak stabil
(tidak memisah
apabila didiamkan)
Tidak dapat disaring Hanya dapat disaring Dapat disaring
menggunakan menggunakan
penyaring biasa penyaring ultra
maupun penyaring
ultra
(Purba, 2004: 283)
23

2.6.1.2 Jenis-jenis Koloid

Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi

dan medium pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi

padat disebut sol, koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut

emulsi, dan koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih

(Parning et all, 2006: 161). Jenis-jenis koloid disajikan pada Tabel 2.3

Tabel 2.3 Jenis-jenis Sistem Koloid


Fase Medium
Jenis Contoh
terdispersi pendispersi
Busa Gas Cair Buih sabun, krim kocok
Busa padat Gas Padat Batu apung, marshmallow
Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan
Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara, asbut
Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu
Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju
Sol Padat Cair Cat, jelli (agar-agar)
Sol padat Padat Padat Panduan logam, mutiara
(Jespersen et all, 2012: 624)

Selain digolongkan berdasarkan fase terdispersi dan medium

pendispersinya koloid juga dibedakan berdasarkan sifatnya terhadap

pelarutnya. Koloid yang suka terhadap pelarutnya disebut koloid liofil,

contohnya adalah kanji, sabun, dan tepung. Sedangkan koloid yang takut

pelarutnya disebut koloid liofob, contohnya adalah sol emas, besi (II)

hidroksida, arsen (III) sulfat, dan lain-lain (Kasmadi & Gatot, 2008: 26).

2.6.2 Sifat-sifat Koloid

Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan sejati dan

suspensi (Purba, 2004: 287). Sifat-sifat koloid, yaitu:


24

(1) Efek Tyndall

Efek Tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid.

Efek ini sering digunakan untuk membedakan larutan sejati dengan

koloid karena larutan sejati tidak menghamburkan cahaya.

(2) Gerak Brown

Gerak Brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat

diamati menggunakan mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat

tumbukan yang tidak seimbang antara fase terdispersi dengan medium

pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang

menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid

dapat mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi

(Purba, 2004: 288).

(3) Muatan Koloid

a. Elektroforesis

Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak

bermuatan. Muatan suatu partikel koloid dapat diketahui melalui

elektroforesis. Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid

dalam medan listrik.

b. Adsorpsi

Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai

macam zat pada permukaan. Penyerapan pada permukaan ini

disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi bukan hanya ion maupun zat

lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul netral.


25

Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang

industri dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu,

pembuatan norit, penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lain-

lain.

(4) Koagulasi

Penggumpalan partikel koloid disebut koagulasi. Koagulasi dapat

terjadi jika terdapat dua sol yang bermuatan bercampur, penetralan

elektroforesis muatan sol oleh elektroda, pemanasan sol, dan

penambahan elektrolit pada sol. Semakin besar valensi suatu elektrolit

semakin mudah menggumpalkan sol (Kasmadi & Gatot, 2008: 27).

Sifat partikel koloid yang dapat terkoagulasi (menggumpal)

dimanfaatkan dalam berbagai proses, contohnya penjernihan air,

penggumpalan karet dalam lateks, dan pembuatan mesin Cotrell pada

pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena pembentukan

delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa

koagulasi di alam.

(5) Koloid Pelindung

Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan

tetapi, di lain pihak koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal.

Perlindungan ini dilakukan dengan menambahkan suatu koloid

pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam sistem koloid

lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan


26

sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah

dalam pembuatan es krim, cat, dan tinta.

(6) Dialisis

Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang

mengganggu kestabilan koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan

memasukkan sistem koloid ke dalam suatu membran semipermeabel,

yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil seperti

ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapat dilewati oleh partikel

koloid. Proses dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan

hasil-hasil metaboliseme dalam darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini

dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita penyakit ginjal.

2.6.3 Pembuatan Koloid

Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun

suspensi (et all, 2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan

dengan mengelompokkan partikel larutan sejati sehingga berukuran seperti

partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi. Cara kondensasi Parning

pada dasarnya adalah proses pembuatan koloid melalui reaksi kimia terlebih

dahulu (Kasmadi & Gatot, 2008: 27). Sedangkan pembuatan koloid dari

suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi sehingga

berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun

penjelasan masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai

berikut:
27

(1) Cara kondensasi

a. Reaksi hidrolisis

Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya

digunakan dalam pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam.

b. Reaksi redoks

Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan

bilangan oksidasi. Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi

atau reduksi.

c. Pertukaran ion

Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid

dari zat-zat yang sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi

kimia.

(2) Cara dispersi

a. Cara mekanik (dispersi langsung)

Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase

terdispersi. Biasanya dilakukan dengan penggilingan atau

penggerusan menggunakan lumpang atau penggiling koloid. Hasil

penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan medium

pendispersi.

b. Homogenisasi

Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi.


28

c. Peptisasi

Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi

menjadi partikel koloid dengan bantuan zar pemeptisasi (pemecah).

d. Busur Bredig

Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi

dan kondensasi. Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol

logam.

2.7 Kerangka Berpikir

Materi kimia SMA memang membutuhkan pemahaman cukup tinggi

sehingga membuat siswa menjumpai banyak kesulitan dalam memahami

dan mendalaminya. Materi koloid berisi konsep-konsep yang banyak

dijumpai dalam kehidupan sehari-hari akan tetapi memerlukan pemahaman

yang tinggi dalam mempelajari konsep-konsep tersebut. Pembelajaran yang

cenderung bersifat verbalisme kurang cocok diterapkan dalam materi ini

karena siswa akan cenderung menghafal sehingga lebih mudah lupa. Siswa

akan lebih paham jika melakukan praktikum karena mereka dapat

menemukan dan menguji sendiri konsep yang dipelajari. Berdasarkan

masalah pembelajaran tersebut, peneliti menyusun suatu kerangka berpikir

mengenai penerapan model pembelajaran discovery learning dengan

scientific approach untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa

SMA. Penerapan model dan pendekatan ini mendorong siswa untuk aktif

dalam memahami konsep kimia sekaligus meningkatkan keterampilan


29

psikomotorik siswa karena siswa diajak untuk menemukan konsep melalui

berbagai kegiatan.

Masalah pembelajaran kimia di SMAN 1


Kendal

Observasi Wawancara

- Hasil belajar kognitif sudah baik ( > KKM 77)


- Siswa kurang aktif dalam pembelajaran XI IPA 1
- Kegiatan praktikum jarang dilakukan
- Hasil belajar psikomotorik kurang

Keterampilan psikomotorik siswa perlu ditingkatkan

Penelitian
Tindakan Penerapan model pembelajaran discovery learning
Kelas dengan scientific approach untuk meningkatkan
ketrampilan psikomotorik siswa melalui sepuluh
indikator KPS

Keterampilan psikomotorik
siswa meningkat

Gambar 2.1 Kerangka berpikir


30

2.8 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian teoretis dan kerangka berpikir, maka hipotesis

tindakan penelitian ini adalah penerapan model discovery learning dengan

scientific approach dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa.


BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi dan Subjek Penelitian

Penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas yang

dilakukan di kelas XI IPA 1 SMAN 1 Kendal tahun ajaran 2013/2014.

Teknik pemilihan kelas berdasarkan pertimbangan dari guru pengampu dan

pengamatan peneliti selama kegiatan PPL karena siswa kelas XI IPA 1

kurang aktif dalam pembelajaran dan KPS yang rendah sehingga perlu

ditingkatkan. Siswa kelas XI IPA 1 berjumlah 36 orang, terdiri atas 16 siswa

laki-laki dan 20 siswa perempuan.

3.2 Sumber Data

Data dalam penelitian ini meliputi penilaian psikomotorik siswa pada

keterampilan proses sains, penilaian afektif yang didasarkan pada hasil

pengamatan selama pembelajaran, dan penilaian kognitif siswa setelah

pembelajaran yang diperoleh melalui ulangan pada akhir bab.

3.3 Teknik dan Alat Pengumpul Data

3.3.1 Dokumentasi

Teknik dokumentasi dilakukan untuk mengumpulkan dokumen atau

data-data yang mendukung penelitian. Pengumpulan data meliputi daftar

nama siswa kelas XI IPA 1, nilai ulangan harian semester I, dan wawancara

dengan guru mata pelajaran kimia.

31
32

3.3.2 Observasi

Observasi atau pengamatan dilakukan untuk mengetahui kinerja siswa

dalam melaksanakan praktikum di laboratorium dan sikap siswa dalam

pembelajaran. Observasi dilaksanakan dengan menggunakan lembar

pengamatan yang telah melalui tahap validasi dan dilakukan oleh tiga

pengamat. Kisi-kisi lembar pengamatan kinerja di laboratorium

dikembangkan berdasarkan sepuluh indikator KPS dalam lingkup materi

koloid.

3.3.3 Tes

Metode tes digunakan untuk mengetahui pencapaian siswa dalam

aspek kognitif setelah pembelajaran. Tes yang diberikan berupa soal uraian

yang diberikan setiap akhir siklus.

3.4 Validasi Data

3.4.1 Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Pengujian validitas instrumen non-tes dilakukan secara expert validity

yaitu validitas yang disesuaikan dengan kurikulum dan dikonsultasikan serta

disetujui oleh ahli (Widodo, 2009: 60). Dalam hal ini ahli yang dimaksud

yaitu dosen dan guru pengampu.

Instrumen lembar observasi yang telah disetujui oleh para ahli

diujicobakan untuk mendapatkan validitas instrumen dan validitas butirnya.

Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu

dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen. Analisis faktor

dilakukan dengan beberapa langkah sebagai berikut:


33

(1) Mengklasifikasikan faktor-faktor sesuai instrumen yang digunakan.

Pada lembar observasi yang telah dibuat dengan 18 butir,

diklasifikasikan butir-butir tersebut kedalam 3 (tiga) faktor yaitu:

persiapan praktikum (faktor 1), pelaksanaan praktikum (faktor 2), dan

pelaporan praktikum (faktor 3). Dimana faktor 1 terdiri atas lima butir,

faktor 2 terdiri atas tujuh butir, dan faktor 3 terdiri atas lima butir.

(2) Membuat tabel analisis faktor berdasarkan pengklasifikasian faktor

yang telah dibuat sebelumnya.

Tabel 3.1 Format Data Analisis Faktor Uji Coba Instrumen


Skor Faktor 1 Skor Faktor 2 untuk Skor Faktor 3 Jml
untuk Butir No: Jml Butir No: Jml untuk Butir No: Jml
No. Skor
1 2 3
Res. Total
(X1) (X2) (X3)
(Y)
1 2 3 4 5 6 7 8 ... 12 13 14 ... 18
R-01
R-02
R-03
R-04
R-05

(3) Menghitung korelasi antara jumlah faktor 1 (X1) dengan jumlah total

(Y) sebagai r y1, jumlah faktor 2 (X2) dengan jumlah total (Y) sebagai

Ry2 dan jumlah faktor 3 (X3) dengan jumlah total (Y) sebagai Ry3. Bila

korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya lebih dari 0,3 maka

faktor tersebut merupakan konstruk yang kuat (Sugiyono, 2010: 178).

(4) Menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total (Y) untuk

mendapatkan validitas butir. Sesuai jumlah butir, maka ada 17 koefisien

korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka
34

dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga

harus diperbaiki (Sugiyono, 2010: 179).

Perhitungan korelasi sederhana dihitung menggunakan rumus:

( )
(Sudjana, 2005: 369)
{ }{ }

Keterangan :
ryi = korelasi antara Xi dengan Y
N = jumlah responden
= jumlah total Xi.Y
= jumlah total Xi
= jumlah total Y
= jumlah kuadrat total Xi
= jumlah kuadrat total Y
= 1, 2, 3

Tabel 3.2 Format Tabel Perhitungan Validitas Butir

No. Item Rhitung Rkritis Keputusan

R1 y 0,3 Valid/ Tidak valid


R2 y 0,3 Valid/ Tidak valid
R3 y 0,3 Valid/ Tidak valid
... 0,3 Valid/ Tidak valid
R17 y 0,3 Valid/ Tidak valid
R18 y 0,3 Valid/ Tidak valid

3.4.2 Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian

reliabilitas Raters dengan tiga observer. Data kemudian ditabulasikan

seperti dalam Tabel 3.3,

Tabel 3.3 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas KPS


Nilai Observer
Responden Xp (Xp)2
Rater 1 Rater 2 Rater 3 Rater 4
R1 x1 x10 x19 X28 X1 (X1)2
R2 x2 x11 x20 X29 X2 (X2)2
R3 x3 x12 x21 X30 X3 (X3)2
35

R4 x4 x13 x22 X31 X4 (X4)2


R5 x5 x14 x23 X32 X5 (X5)2
R6 x6 x15 x24 X33 X6 (X6)2
R7 x7 x16 x25 X34 X7 (X7)2
R8 x8 x17 x26 x35 X8 (X8)2
R9 x9 x18 x27 x36 X9 (X9)2
Xp XA XB XC
(Xp) (Xp)2
(Xp) 2
(XA) 2
(XB) 2
(XC)2
(Mardapi, 2000: 18)

Keterangan:
R1/ 2/ 3.. = responden atau subjek
A/ B/ C = observer
x1/ 2/ 3... = nilai dari para observer
np = jumlah responden
nr = jumlah raters atau observer

kemudian dihitung dengan rumus:

(1) Jumlah Kuadrat Total (JKT)


JKT = (

dbt = (np x nr) 1

(2) Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt)


JKt =

dbt = nr 1

(3) Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs)


JKs =

dbt = np 1

(4) Jumlah Kuadrat Residu (JKr)

JKr = JKT JKt JKs

dbs = (np - 1) x 2
36

Tabel 3.4 Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating


Variasi JK Db MK
JKT ... (np nr) - 1
JK antar raters ... nr - 1
JKs ... np - 1 (Vp)
JKr ... (np - 1) 2 (Ve)
(Mardapi, 2000: 19)

Reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:

Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer

adalah:

Keterangan:
R11 = reliabilitas penilaian untuk seorang rater atau observer
Rkk = reliabilitas rerata dari ketiga rater atau observer
Vp = varian untuk responden
Ve = varian untuk kesalahan
k = jumlah rater atau observer

3.4.3 Validitas Instrumen Penilaian Kognitif dan Afektif

Perangkat tes dikatakan telah memenuhi validitas konstruk setelah

diuji secara construct validity yaitu validitas yang disesuaikan dengan

kurikulum dan dikonsultasikan serta disetujui oleh ahli (Sugiyono, 2010:

177). Dalam hal ini, ahli yang dimaksud adalah dosen dan guru pengampu.
37

3.4.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas

instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha. Data yang

diperoleh ditabulasikan seperti dalam Tabel 3.5,

Tabel 3.5 Format Tabel Perhitungan Reliabilitas Instrumen


Penilaian Kognitif
No. Skor Jawaban
TOTAL TOTAL2
Responden 1 2 3 ... 25
R-01
R-02


R-36
Jumlah
Jumlah2

Kemudian dihitung dengan rumus:


[ ][ ]

Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)


k = banyaknya butir soal
= total varians butir
= total varians

a) Varians butir dihitung dengan cara sebagai berikut:


38

b) Total varians dihitung dengan cara sebagai berikut:

3.4.5 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif

Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi menggunakan rumus

Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang akan

diukur, rumus yang digunakan yaitu :

Keterangan:
: reliabilitas instrumen
: jumlah objek yang diamati
: beda peringkat pengamat 1 dan 2
(Sugiyono, 2006: 229)

3.5 Hasil Uji Coba Instrumen

3.5.1. Validitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Instrumen yang telah disetujui para ahli diuji cobakan pada kelas uji

coba. Data yang telah ditabulasikan dilanjutkan dengan analisis faktor, yaitu

dengan mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan menggunakan

( )
rumus: .
{ }{ }

Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh:

1) Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392

2) Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835

3) Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157.


39

Karena r y1, ry2, dan ry3 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat

dikatakan memiliki konstruk yang kuat.

Validitas butir didapat dengan menghitung korelasi antara skor butir

dengan skor total (Y). Sesuai jumlah butir, maka ada 18 koefisien korelasi

yang perlu dihitung. Bila harga korelasi dibawah 0,30 maka dapat

disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus

diperbaiki (Sugiyono, 2009: 179).

Berdasarkan hasil analisis data, diperoleh nomor butir 5, 8, 12, 14

dan 15 memiliki koefisien korelasi < 0,3 sehingga dinyatakan tidak valid.

Butir yang tidak valid ini diperbaiki karena mewaliki indikator KPS yang

diajarkan.

3.5.2. Reliabilitas Instrumen Penilaian Keterampilan Proses Sains

Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian

reabilitas Raters dengan tiga observer (Mardapi, 2000: 18). Setelah

dilakukan analisis data terhadap nilai KPS pada kelas uji coba, diketahui

reliabilitas untuk seorang rater atau observer sebesar 0,704083 dan

reliabilitas dari tiga observer sebesar 0,92246. Dengan = 5% pada n = 36,

diperoleh rtabel = 0,32. Nilai rhitung rtabel sehingga dapat dikatakan bahwa

instrumen sudah reliabel. Reliabilitas raters menunjukkan kesepahaman

antar tiga observer sehingga dengan menggunakan instrumen ini hasil

penelitian atau penarikan kesimpulan bisa dipertanggungjawabkan.


40

3.5.3. Reliabilitas Instrumen Penilaian Kognitif

Penilaian dalam ranah kognitif menggunakan soal essay. Reliabilitas

instrumen dihitung dengan menggunakan Cronbach Alpha.

Data yang diperoleh ditabulasikan kemudian dihitung dengan rumus

reliabilitas Cronbach-Alpha. Hasil perhitungan pada =5% dengan n=36

diperoleh rhitung = 0,794. Karena rhitung > 0,6 jadi instrumen reliabel.

3.5.4 Reliabilitas Instrumen Penilaian Afektif

Reliabilitas untuk instrumen lembar observasi afektif menggunakan

rumus Spearman Rank yaitu dengan pemberian rangking pada variabel yang

akan diukur. Perhitungan menunjukkan rho hitung=0,556. Nilai rho hitung >

0,399 sehingga lembar pengamatan reliabel dan terjadi kesepakatan antara

pengamat I dan II.

3.6 Analisis Data

Analisis data digunakan untuk mengolah data yang diperoleh setelah

mengadakan penelitian, sehingga didapat suatu kesimpulan tentang keadaan

yang sebenarnya dari obyek yang diteliti. Analisis data yang digunakan pada

penelitian ini adalah sebagai berikut:

3.6.1. Uji Normalitas Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa

Uji kenormalan dilakukan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak sehingga langkah selanjutnya tidak

menyimpang dari kebenaran dan dapat dipertanggungjawabkan. Uji statistik

yang digunakan adalah uji chi-kuadrat dengan rumus :


41

(Sudjana, 2005: 273)

Keterangan :
X2 = chi kuadrat
Oi = frekuensi hasil pengamatan
Ei = frekuensi yang diharapkan
K = banyaknya kelas

Harga X2hitung yang diperoleh dikonsultasikan dengan X2tabel dengan

taraf signifikan 5% dan derajat kebebasan (dk) = k 3. Data berdistribusi

normal jika X2 hitung < X2tabel (Sudjana, 2005: 273).

Setelah perhitungan diketahui bahwa data berdistribusi normal,

maka dilakukan uji statistika parametrik.

3.6.2. Uji Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa

Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa

telah mengalami peningkatan secara signifikan. Rumus yang digunakan

sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010: 96)

Keterangan:
Sd = standar deviasi
n = banyaknya siswa
B = selisih rata-rata

Hipotesis yang diuji dalam analisis ini yaitu :

Ho : 2 < 1 (nilai KPS belum meningkat secara signifikan)


42

Ha : 2 1 (nilai KPS meningkat secara signifikan)

Melalui uji pihak kiri, apabila t hitung > ttabel dengan dk = n-1, maka

peningkatan nilai keterampilan proses sains siswa signifikan atau berarti.

3.6.3. Analisis Presentase Peningkatan Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase peningkatan

nilai KPS siswa dari siklus I ke siklus II, dihitung dengan rumus berikut ini:

Keterangan:

= rata-rata nilai KPS siswa siklus I

= rata-rata nilai KPS siswa siklus II

3.6.4. Kategorisasi Nilai Keterampilan Proses Sains Siswa

Nilai KPS siswa dikonversikan pada skala 0 100 terlebih dahulu

dengan rumus sebelum nilai dikategorisasi:

(Sudjana, 2005: 47)

Kemudian nilai yang sudah dikonversikan, dikategorisasi sesuai ketentuan

pada Tabel 3.6.

Tabel 3.6 Ketentuan Kategori Nilai KPS Siswa


Rentang Nilai Kategori
85 x Sangat Baik
75 x < 85 Baik
65 x < 75 Cukup
x < 65 Kurang
43

3.6.4 Analisis Ketercapaian Indikator Keberhasilan

Analisis ini bertujuan untuk mengetahui presentase ketercapaian

klasikal (keberhasilan kelas). Rumus yang digunakan untuk mengetahui

presentase ketercapaian indikator keberhasilan yaitu:

Keterangan:
n = jumlah seluruh siswa
X = jumlah siswa
(Anonim dalam Melly, 2009: 40)

3.7 Indikator Kinerja

Indikator kinerja dalam penelitian tindakan kelas ini adalah lebih dari

sama dengan 70% dari jumlah siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai

keterampilan proses sains siswa dalam kategori minimal baik. Hal ini berarti

minimal 22 dari 36 siswa kelas XI IPA 1 mendapat nilai keterampilan

proses sains lebih dari sama dengan 75.

3.8 Prosedur Tindakan

Prosedur penelitian tindakan kelas pada penelitian ini didasarkan pada

pendekatan yang dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan,

tindakan, pengamatan, dan refleksi (Arikunto, 2006: 92). Adapun rancangan

penelitian dalam bentuk bagan adalah sebagai berikut:


44

Observasi Permasalahan Perencanaan

Tindakan
Siklus
I
Pengamatan

Perencanaan Refleksi

Tindakan
Siklus
II
Pengamatan

Refleksi
Gambar 3.1 Urutan Pelaksanaan PTK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan

dalam dua siklus dimana setiap siklus terdiri atas empat langkah yaitu

perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan

refleksi (reflecting). Berikut penjelasan mengenai empat tahap tersebut:

1. Perencanaan (Planning)

Langkah perencanaan merupakan skenario yang dilakukan untuk

melakukan tindakan, dimana di dalamnya dilakukan kolaborasi antara

peneliti dengan guru pengampu. Perencanaan tindakan meliputi

pembuatan RPP, persiapan bahan ajar, persiapan media pembelajaran,

dan instrumen penilaian.


45

2. Tindakan (Acting)

Langkah tindakan merupakan implementasi dari apa yang telah

direncanakan. Dalam penelitian ini tindakan untuk tiap siklus adalah

mengajarkan keterampilan praktikum sebagai keterampilan proses sains

dengan model pembelajaran discovery learning dengan scientific

approach.

3. Pengamatan (Observing)

Pelaksanaan tindakan dan pengamatan dilakukan secara bersamaan, dan

pengamatan dilakukan oleh tiga pengamat untuk menghindari

subjektivitas. Pengamatan dilakukan dengan instrumen lembar

observasi beserta panduan penilaian.

4. Refleksi (Reflecting)

Langkah refleksi merupakan langkah dimana pada tahap ini dianalisis

kemajuan keterampilan proses sains siswa dan kendala-kendala yang

muncul ketika dilaksanakan tindakan untuk perbaikan pada siklus

berikutnya.
BAB 4

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini terlaksana dalam dua siklus dan

dilakukan pada 6 Mei 2014 sampai 30 Mei 2014 pada materi koloid.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memperoleh data hasil penelitian

berupa angka-angka yang dianalisis untuk mengetahui ada atau tidaknya

peningkatan KPS siswa setelah model pembelajaran discovery learning

dengan scientific approach diterapkan dalam pembelajaran. Data-data

tersebut meliputi hasil observasi KPS siswa, hasil tes kognitif, dan hasil

observasi afektif yang dilaksanakan selama penelitian.

4.1.1 Pra-penelitian

Penelitian ini diawali dengan kegiatan pra-penelitian sebelum masuk

ke siklus I. Kegiatan pra-penelitian bertujuan untuk mengetahui masalah

belajar siswa secara spesifik. Kolaborasi dengan guru pengampu dilakukan

dalam kegiatan ini karena guru pengampu merupakan pihak yang paling

mengetahui keadaan siswa.

Identifikasi masalah belajar siswa dilakukan melalui dokumentasi

nilai, observasi, dan wawancara dengan guru dan beberapa siswa. Data nilai

kognitif disajikan pada Tabel 4.1.

46
47

Tabel 4.1 Analisis Nilai Ulangan Harian Siswa kelas XI IPA 1


Hasil Tes Pencapaian
Nilai tertinggi 92
Nilai terendah 60
Rata-rata nilai 79
Jumlah siswa yang tuntas 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 5
Presentase ketuntasan 86,11%

Berdasarkan Tabel 4.1, diketahui nilai kognitif siswa kelas XI IPA 1

sudah mencapai ketuntasan klasikal. Namun, berdasarkan observasi dan

wawancara yang telah dilakukan kegiatan praktikum hanya dinilai hasil

akhirnya saja dan selama 2 semester hanya dilakukan sebanyak tiga kali.

Keterampilan praktikum siswa rendah dan menurut guru pengampu perlu

adanya upaya peningkatan. Keterampilan praktikum yang dimaksud tidak

hanya keterampilan dalam melaksanakan kegiatan praktikum di

laboratorium, tetapi juga keterampilan dalam proses merencanakan dan

melaporkan praktikum. Serangkaian keterampilan ini disebut sebagai

keterampilan proses sains (KPS). Selain itu, partisipasi siswa dalam

pembelajaran masih rendah. Dalam rangka mengatasi masalah tersebut,

maka diterapkan model pembelajaran discovery learning dengan scientific

approach.

Setelah mengetahui masalah belajar yang dialami oleh siswa dan

menetapkan cara mengatasi masalah tersebut, peneliti mempersiapkan

instrumen penelitian yang akan digunakan. Instrumen-instrumen yang telah

dipersiapkan kemudian diujicobakan terlebih dahulu kepada siswa kelas XII


48

IPA 4 yang telah menerima materi koloid sebelumnya. Instrumen yang diuji

meliputi lembar observasi penilaian KPS, soal pretest, tes akhir siklus, dan

post-test, serta lembar observasi afektif. Uji coba dilaksanakan untuk

mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen sebelum digunakan. Soal-

soal untuk menguji aspek kognitif dan lembar pengamatan afektif siswa

telah dinyatakan valid oleh ahli dan berdasarkan analisis data seluruh

instrumen dinyatakan reliabel.

Berdasarkan hasil kegiatan pra-penelitian, peneliti mengembangkan

tahap kegiatan penelitian tindakan yang didasarkan pada pendekatan yang

dikembangkan oleh Lewin yang terdiri atas perencanaan, tindakan,

pengamatan, dan refleksi (Suharsimi, 2006: 92). Berikut pemaparan hasil

penelitian dalam siklus I dan II :

4.1.2 Siklus I

1. Perencanaan Siklus I

Perencanaan siklus I didasarkan pada identifikasi masalah yang

telah dilakukan. Perencanaan tindakan disusun untuk menguji secara

empiris hipotesis tindakan yang ditentukan (Elfanany, 2013: 55). Pada

penelitian ini perencanaan tindakan meliputi penyusunan rencana

pelaksanaan pembelajaran yang mencakup model pembelajaran

discovery learning dengan scientific approach dan mempersiapkan

instrumen penelitian berupa lembar observasi penilaian KPS, soal-soal

untuk mengetahui ketercapaian kognitif siswa, lembar pengamatan

afektif siswa, dan bahan ajar dengan materi pokok koloid.


49

2. Tindakan Siklus I

Tahap tindakan merupakan implementasi dari perencanaan

tindakan, yaitu realisasi model pembelajaran discovery learning dengan

scientific approach untuk meningkatkan KPS siswa. Sebelum masuk ke

pertemuan pertama siklus I, siswa dibagi menjadi sembilan kelompok

dan tiap kelompok diberi tugas untuk merancang praktikum pengamatan

larutan, koloid, dan suspensi.

Siklus I dilaksanakan dalam tiga pertemuan. Pada pertemuan

pertama diawali dengan kegiatan presentasi alur kerja yang sudah

ditugaskan oleh guru pada pertemuan sebelumnya. Presentasi dilakukan

oleh perwakilan kelompok, dilanjutkan dengan diskusi kelas untuk

menentukan alur kerja yang paling mungkin dilakukan dengan

bimbingan guru.

Berdasarkan hasil diskusi diperoleh satu rancangan yang digunakan

pada kegiatan praktikum. Dalam kegiatan praktikum yang dilaksanakan

di laboratorium siswa mempraktikkan cara menentukan jenis-jenis

campuran, mengetahui perbandingan sifat antara larutan, koloid, dan

suspensi, dan efek Tyndall.

Kegiatan presentasi dan diskusi kelas dilakukan setelah siswa

melaksanakan praktikum. Kegiatan ini membahas tentang hasil

praktikum dan materi-materi lain pada koloid yang tidak

dipraktikumkan. Materi tersebut adalah jenis-jenis koloid dan sifat-sifat


50

koloid. Tes akhir siklus I dilakukan setelah siswa berdiskusi. Laporan

praktikum I tiap individu dikumpulkan pada akhir pembelajaran.

3. Pengamatan Siklus I

Tahap pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan

tindakan. Teknik pengamatan dilaksanakan menggunakan format lembar

observasi terstruktur dan teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga

observer. Kisi-kisi lembar observasi dikembangkan berdasarkan 10

indikator keterampilan proses sains dalam lingkup materi pokok koloid.

Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum

sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur

kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu

campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep

yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil

percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat

siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan

pada praktikum pengamatan larutan, koloid, dan suspensi. Adapun butir

(5) mematuhi prosedur keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan

kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum, (7)

menimbang bahan dengan tepat, (8) mengukur volume larutan dengan

benar, (9) mencampur bahan, (10) mengamati sifat-sifat campuran

dengan teliti, (11) memasukkan campuran berdasarkan pengamatan, (12)

membersihkan dan merapikan kembali alat dan meja praktikum diamati

ketika siswa melaksanakan praktikum di laboratorium. Laporan siswa


51

dan diskusi kelompok pada akhir pertemuan siklus I dinilai dengan

lembar penilaian KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut: (13)

mengelompokkan berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil

praktikum berdasarkan konsep yang dipelajari, (15) menyimpulkan data

dari praktikum yang telah dilaksanakan, (16) menuliskan hasil

praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar, (17)

mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan

menarik, dan (18) mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas

berlangsung.

4. Refleksi Siklus I

Tahap refleksi merupakan tahap evaluasi terhadap pembelajaran

yang telah dilakukan. Refleksi dilakukan peneliti berkolaborasi dengan

guru pengampu. Peneliti bersama guru pengampu mengidentifikasi

kekurangan berdasarkan nilai siswa pada setiap indikator KPS untuk

memperbaiki proses pembelajaran pada siklus I. Nilai per indikator KPS

siklus I ditunjukkan pada Gambar 4.1.


52

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan

Gambar 4.1 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus I

Berdasarkan Gambar 4.1, nilai rata-rata tiap butir secara umum

sudah cukup baik ditunjukkan oleh dua dari sepuluh indikator

memperoleh nilai rata-rata baik (75 x < 85), tiga indikator

memperoleh nilai rata-rata cukup (65 x < 75), dan lima indikator

memperoleh nilai rata-rata kurang. Kelima indikator yang mendapat

nilai rata-rata kurang yakni: (1) merencanakan percobaan, (2)

mengajukan hipotesis, (3) mengamati, (4) mengkomunikasikan hasil,

dan (5) mengajukan pertanyaan sehingga dibutuhkan perbaikan.

Rendahnya nilai pada kelima indikator tersebut disebabkan

kurangnya pengetahuan siswa dalam membuat bagan alur kerja

berdasarkan langkah kerja yang mereka peroleh dan bagaimana

seharusnya sebuah hipotesis dirumuskan. Selain itu, siswa merasa takut

dan kurang percaya diri untuk menyampaikan pendapat dalam diskusi

kelas.
53

Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru

pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data

analisis hasil pretest dan tes akhir siklus I disajikan pada Tabel 4.2.

Adapun data analisis afektif siswa disajikan pada Tabel 4.3.

Tabel 4.2 Analisis Hasil Pretest dan Tes Akhir Siklus I


Data Pretest Tes Akhir Siklus I
Nilai tertinggi 80 84
Nilai terendah 30 63
Rata-rata nilai 71,86 75,22
Jumlah siswa yang tuntas 21 26
Jumlah siswa yang tidak
15 10
tuntas

Berdasarkan data pada Tabel 4.2, rata-rata nilai dari pretest ke tes

akhir siklus mengalami peningkatan dari 71,86 menjadi 75,22. Proporsi

ketuntasan pada pretest adalah 52, 78% dan meningkat menjadi 72,22 %

pada tes akhir siklus I. Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran yang

dilakukan memberikan pengaruh positif pada aspek kognitif siswa.

Tabel 4.3 Analisis Hasil Afektif Siswa pada Siklus I


Kriteria Proporsi Siswa
Sangat Baik 7/36 siswa
Baik 18/36 siswa
Cukup 8/36 siswa
Kurang 3/36 siswa
Sangat Kurang 0/36 siswa

Dari Tabel 4.3 diketahui bahwa 25 siswa aspek afektifnya sudah baik

dan 11 siswa masih memerlukan bimbingan dan motivasi tambahan dari

guru.
54

Berdasarkan hasil penilaian pada siklus I rata-rata nilai KPS siswa

sebesar 62,89. Hal ini menunjukkan bahwa jumlah siswa yang

memperoleh nilai KPS dalam kategori minimal baik kurang dari 70%

dan indikator keberhasilan dalam penelitian belum tercapai.

Setelah melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru pengampu,

maka rancangan untuk dilakukan pada siklus II agar terjadi peningkatan

KPS adalah dengan: (1) memberikan tugas tambahan kepada siswa

untuk menggambarkan alur kerja di kertas manila sehingga alur kerja

yang dibuat lebih jelas, (2) jelajah pustaka mengenai bagian-bagian

neraca ohauss dan gelas ukur, (3) jelajah pustaka mengenai perumusan

hipotesis dan ciri-ciri hipotesis yang baik sehingga hipotesis yang dibuat

selanjutnya lebih baik, (4) guru memberikan motivasi kepada siswa

untuk meningkatkan daya jelajah mengenai materi dan berani

menyampaikan pendapat ketika diskusi kelas berlangsung sehingga

pengetahuan yang diperoleh semakin berkembang.

Tindakan yang direncanakan untuk dilakukan pada siklus II sesuai

dengan pendapat Roestiyah (2001: 22), yang menyatakan bahwa dalam

discovery learning siswa dibiarkan menemukan sendiri atau mengalami

proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan memberikan

instruksi. Hal ini juga sesuai dengan yang disampaikan oleh Aktamis &

Ergin (2008 : 5), bahwa tujuan dalam pembelajaran sains adalah untuk

membuat seseorang menggunakan keterampilan proses sains.


55

4.1.3 Siklus II

1. Perencanaan Siklus II

Perencanaan siklus II didasarkan pada hasil refleksi siklus I.

Perencanaan pada pembelajaran siklus II, dilakukan dengan revisi pada

RPP kemudian dilakukan pembelajaran yang sama seperti pada siklus I

dengan penekanan pada lima indikator yang nilainya masih rendah.

2. Tindakan Siklus II

Siklus II dilakukan dalam dua pertemuan. Sebelum masuk pada

pertemuan pertama siklus II, siswa diberi tugas membuat rancangan

praktikum pembuatan koloid lengkap dengan alur kerja yang dibuat

pada kertas manila. Selain itu, siswa juga ditugaskan untuk

menggambar bagian-bagian neraca ohauss dan gelas ukur. Siswa juga

melaporkan jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik

dalam penelitian.

Pertemuan pertama dilaksanakan di kelas dengan kegiatan

presentasi alur kerja praktikum pembuatan koloid oleh kelompok

terpilih. Kegiatan dilanjutkan dengan diskusi menentukan cara kerja

yang paling mungkin dilaksanakan dengan bimbingan guru.

Penugasan oleh guru kepada siswa untuk membuat alur kerja di

kertas manila memberikan efek positif pada pembelajaran, yakni alur

kerja yang dibuat lebih mudah dipahami. Selain itu, kelompok terpilih

tidak perlu menggambar kembali alur kerja di papan tulis sehingga

waktu yang digunakan lebih efektif untuk berdiskusi.


56

Jelajah pustaka mengenai ciri-ciri hipotesis yang baik memberikan

pengetahuan baru kepada siswa mengenai penyusunan hipotesis. Siswa

mendapat pengetahuan baru bahwa hipotesis menggunakan kalimat

negatif dan terdapat hubungan antar-variabel dalam hipotesis tersebut.

Berdasarkan hasil diskusi diperoleh suatu rancangan yang

digunakan pada kegiatan praktikum. Pada siklus II siswa melakukan

praktikum pembuatan koloid secara berkelompok. Pembuatan koloid

yang dipraktikkan oleh siswa meliputi pembuatan koloid secara

kondensasi dan dispersi. Kelompok praktikum pada siklus II sama

dengan siklus I. Pengulangan kegiatan yang dilakukan sebagai upaya

penguatan keterampilan praktikum yang telah dipelajari sebelumnya.

Jelajah pustaka yang dilakukan siswa mengenai bagian-bagian

neraca ohauss dan gelas ukur menyebabkan pekerjaan siswa lebih

teratur dan tidak gaduh. Masing-masing siswa sudah mengetahui cara

penggunaan alat dan bahan sehingga suasana kelas lebih kondusif.

Siswa diminta menyampaikan laporan sementara secara lisan

setelah siswa selesai melaksanakan praktikum kepada guru. Kemudian

guru menunjukkan beberapa hasil percobaan dan memulai diskusi.

Setelah diskusi selesai guru memberikan tugas kepada siswa agar

menyelesaikan dan mengumpulkan laporan praktikum secara individu

pada pertemuan selanjutnya. Selanjutnya dilakukan tes akhir siklus II

untuk mengukur aspek kognitif siswa setelah model pembelajaran

discovery learning dengan scientific approach diterapkan pada siklus II.


57

3. Pengamatan Siklus II

Tahap pengamatan atau observasi dilaksanakan bersamaan dengan

pelaksanaan tindakan sama seperti pada siklus I. Teknik pengamatan

dilaksanakan menggunakan format lembar observasi terstruktur dan

teruji, serta penilaian dilakukan oleh tiga observer. Kisi-kisi lembar

observasi dikembangkan berdasarkan 10 indikator keterampilan proses

sains dalam lingkup materi pokok koloid.

Butir-butir KPS yang meliputi : (1) mampu merancang praktikum

sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas, (2) membuat bagan alur

kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur, (3) memprediksi suatu

campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada konsep

yang telah dipelajari, dan (4) mengajukan hipotesis awal mengenai hasil

percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan sementara) diamati pada saat

siswa melakukan diskusi menentukan alur kerja yang akan digunakan

pada praktikum pembuatan koloid. Adapun butir (5) mematuhi prosedur

keselamatan kerja, (6) mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan

sebelum melaksanakan praktikum, (7) menimbang bahan dengan tepat,

(8) mengukur volume larutan dengan benar, (9) mencampur bahan, (10)

mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti, (11) memasukkan

campuran berdasarkan pengamatan, (12) membersihkan dan merapikan

kembali alat dan meja praktikum diamati ketika siswa melaksanakan

praktikum di laboratorium. Laporan sementara siswa dan diskusi kelas

pada akhir kegiatan praktikum siklus II dinilai dengan lembar penilaian


58

KPS siswa pada butir-butir sebagai berikut: (13) mengelompokkan

berdasarkan data pengamatan, (14) menganalisis hasil praktikum

berdasarkan konsep yang dipelajari, (17) mempresentasikan hasil

praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik, dan (18)

mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung. Butir

KPS (15) menyimpulkan data dari praktikum yang telah dilaksanakan,

(16) menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan

sistematika yang benar diamati setelah siswa menyelesaikan laporan

praktikum.

4. Refleksi Siklus II

Tahap refleksi merupakan tahap dimana peneliti mengevaluasi

tindakan dengan melihat ketercapaian indikator keberhasilan. Nilai

setiap indikator KPS siswa pada siklus II juga diidentifikasi untuk

mengetahui apakah solusi pada refleksi siklus I dapat mengatasi

kekurangan-kekurangan yang muncul. Nilai per indikator KPS siklus II

dapat dilihat pada Gambar 4.2.


59

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan

Gambar 4.2 Nilai Tiap Indikator KPS Siklus II

Data yang ditunjukkan oleh Gambar 4.2 menunjukkan adanya

peningkatan pada lima indikator yang berada pada kategori kurang di

siklus I. Indikator-indikator tersebut adalah : (1) merencanakan

percobaan, (2) mengajukan hipotesis, (3) mengamati, (4)

mengkomunikasikan hasil, dan (5) mengajukan pertanyaan.

Tugas yang diberikan kepada siswa untuk meningkatkan daya

jelajah membuat siswa lebih tertarik dan memahami materi praktikum

yang dilaksanakan sehingga berdampak baik pada kemampuan siswa

dalam merencanakan percobaan, mengajukan hipotesis, mengamati, dan

mengkomunikasikan hasil.

Motivasi yang diberikan oleh guru mampu meningkatkan

keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat. Siswa menjadi lebih

percaya diri dalam menyampaikan gagasan dan berperan aktif dalam

pembelajaran.
60

Berdasarkan data hasil observasi, diperoleh rata-rata nilai KPS

siswa adalah 76,17. Dari data tersebut diketahui 75% atau sebanyak 27

dari 36 siswa mendapat nilai lebih dari sama dengan 75 dan berada pada

kategori minimal baik. Hal ini berarti indikator keberhasilan dalam

penelitian telah tercapai.

Selain mengevaluasi hasil penilaian KPS, peneliti dan guru

pengampu juga mengevaluasi aspek kognitif dan afektif siswa. Data

analisis tes akhir siklus II dan post-test disajikan pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4 Analisis Hasil Tes Akhir Siklus II dan Post-test


Tes Akhir Post-test
Data
Siklus II
Nilai tertinggi 92 91
Nilai terendah 67 70
Rata-rata nilai 79,77 80
Jumlah siswa yang tuntas 34 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 2 5

Berdasarkan data pada Tabel 4.4, proporsi ketuntasan tes akhir

siklus II dan post-test sekurang-kurangnya 85%. Hal ini menunjukkan

bahwa aspek kognitif telah mencapai ketuntasan klasikal dan

pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran discovery

learning dengan scientific approach memberikan pengaruh positif bagi

kemampuan kognitif siswa.

Hasil identifikasi nilai KPS, tes akhir siklus II, dan ulangan harian

siswa dapat disimpulkan bahwa kekurangan-kekurangan pada siklus I

dapat diatasi dengan baik dan indikator keberhasilan PTK sudah

tercapai pada siklus II.


61

4.2 Pembahasan

Tujuan utama dari penelitian tindakan kelas adalah melakukan

perbaikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan hasil belajar siswa

melalui sejumlah tindakan yang dirancang sebaik-baiknya. Untuk mencapai

perbaikan dan peningkatan kualitas secara maksimal, rumusan tindakan itu

tidak cukup hanya dilakukan satu kali saja melainkan bersiklus secara spiral.

Jumlah siklus yang muncul pada penelitian tindakan kelas tergantung pada

tingkat ketercapaian perbaikan dan peningkatan kualitas. Ketika indikator

keberhasilan yang dipatok sudah tercapai, maka siklus penelitian dapat

dihentikan (Elfanany, 2013: 98). Pada penelitian ini karena pada siklus I

indikator keberhasilan belum tercapai, maka tindakan dilanjutkan ke siklus

II dengan beberapa perbaikan dari siklus I. Pada siklus II indikator

keberhasilan sudah tercapai, maka siklus pada penelitian ini dihentikan pada

siklus II.

Berdasarkan proses tindakan yang dilaksanakan dalam dua siklus

tersebut, dapat diidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa dari nilai rata-rata

kelasnya. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I sebesar 62,89 dan

siklus II sebesar 76,17. Hasil perhitungan diperoleh peningkatan rata-rata

nilai KPS siswa sebesar 13,28 %.

Data yang diperoleh dari penilaian tiap siklus menunjukkan nilai KPS

siswa pada siklus I dan siklus II berdistribusi normal sehingga analisis data

yang digunakan adalah analisis statistika parametrik. Berdasarkan uji

peningkatan menggunakan uji t dengan derajat kebebasan 5% dan dk = 35,


62

diperoleh peningkatan yang signifikan dari nilai KPS pada siklus I ke siklus

II. Hal ini sesuai dengan pernyataan diFuccia (2012 : 64), bahwa praktikum

yang dilakukan secara berkelanjutan dimana pengembangan kurikulum

sains dikembangkan berdasarkan kegiatan praktikum dan penilaian

didasarkan pada proses aktivitas siswa mampu meningkatkan keterampilan

praktikum siswa. Peningkatan nilai KPS juga sejalan dengan hasil penelitian

yang dilakukan oleh Oloyede (2010) dan Balim (2009), yang menyatakan

bahwa guided discovery mampu meningkatkan kemampuan siswa dalam

kimia.

Guru mengidentifikasi peningkatan nilai KPS siswa pada setiap

indikator KPS. Identifikasi nilai setiap indikator KPS bertujuan untuk

mengetahui kekurangan pembelajaran dan langkah perbaikannya agar

indikator keberhasilan tercapai. Peningkatan nilai per indikator KPS pada

siklus I dan II dapat dilihat pada Gambar 4.3.

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Keterangan:
1. Merencanakan percobaan 6. Mengamati
2. Meramalkan 7. Menafsirkan
3. Mengajukan hipotesis 8. Menerapkan konsep
4. Menggunakan alat dan bahan 9. Mengkomunikasikan hasil
5. Mengelompokkan 10. Mengajukan pertanyaan

Gambar 4.3 Peningkatan Nilai Tiap Indikator KPS Pada Siklus I dan II
63

Dari Gambar 4.3, ditunjukkan bahwa peningkatan yang tinggi terjadi pada

indikator merencanakan percobaan, meramalkan, dan mengajukan hipotesis.

Indikator ini meningkat karena siswa mulai terbiasa untuk melakukan jelajah

pustaka dan memahami pembuatan diagram alur kerja. Selain itu, siswa juga

mengetahui perumusan hipotesis yang baik setelah mendapat masukkan dari guru

untuk mencari informasi mengenai perumusan hipotesis.

Indikator menggunakan alat dan bahan, mengamati, mengelompokkan, dan

menerapkan hasil tidak mengalami peningkatan yang terlalu tinggi karena

menurut guru pengampu indikator-indikator tersebut adalah indikator yang dinilai

pada tahap pelaksanaan praktikum yang memerlukan pembiasaan untuk

meningkatkannya. Namun, peningkatan ini dinilai baik karena dapat dicapai

dalam dua siklus.

Indikator nilai KPS secara keseluruhan menunjukkan bahwa penerapan

model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach efektif untuk

meningkatkan keterampilan proses sains siswa. Penjelasan mengenai keberhasilan

penelitian yang telah dilakukan sesuai dengan piramida belajar pada Gambar 4.4

yang disampaikan Dale dalam Ambarjaya (2012: 115), bahwa dalam

pembelajaran discovery learning dengan scientific approach siswa melakukan

beberapa kegiatan sekaligus yang terdapat dalam piramida belajar. Kegiatan

jelajah pustaka adalah kegiatan dalam bentuk verbal, kegiatan diskusi kelompok

sebagai pembelajaran dalam bentuk partisipasi, dan melakukan eksperimen

sebagai bentuk melaksanakan. Kegiatan-kegiatan tersebut dapat meningkatkan

pencapaian dalam pembelajaran. Selain itu ilmu dikembangkan atas dasar bukti
64

dan yang paling utama bukti tersebut diperoleh melalui percobaan yang dilakukan

dengan hati-hati (Reid, 2008: 53).

Gambar 4.4 Piramida Belajar atau Efektivitas Model Pembelajaran


(Ambarjaya, 2012: 115 )

Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa keterampilan proses

sains siswa meningkat secara signifikan setelah penerapan model pembelajaran

discovery learning dengan scientific approach. Peningkatan tersebut terjadi

karena model pembelajaran discovery learning berlandaskan pada teori-teori

belajar konstruktivis (Anyafulude,2013: 2). Menurut pandangan kostruktivisme,

belajar adalah proses aktif siswa dalam mengonstruksi arti, wacana, dialog, dan

pengalaman fisik dimana di dalamnya terjadi proses asimilasi dan

menghubungkan pengalaman atau informasi yang sudah dipelajari (Rifai & Anni,

2011: 199). Selain itu, scientific approach yang digunakan dalam pembelajaran

menyebabkan pengetahuan yang diperoleh siswa lebih bermakna karena

pengetahuan tersebut diperoleh melalui kegiatan proses mengamati, menanya,


65

mencoba atau mengumpulkan data dan atau informasi, mengasosiasi, dan

mengkomunikasikan (Kemendikbud, 2013: 5).

Penelitian dengan keberhasilan tindakan yang telah tercapai bukan berarti

penelitian berlangsung tanpa adanya kendala. Berdasarkan evaluasi dari peneliti,

kendala yang muncul berasal dari kondisi siswa dan fasilitas sarana dan prasarana

di sekolah.

Siswa yang tidak terbiasa mengenal alat-alat di laboratorium dengan benar

menyebabkan siswa kesulitan dalam melaksanakan praktikum sesuai rancangan

praktikum. Siswa belum dapat membedakan alat-alat laboratorium kimia yang

tercantum dalam rancangan praktikum seperti gelas kimia, gelas ukur, batang

pengaduk, spatula, dan gelas arloji sehingga membutuhkan waktu tersendiri untuk

mengenalkan dan siswa pada alat-alat laboratorium.

Kegiatan jelajah pustaka yang dilakukan oleh siswa membutuhkan fasilitas

yang memadai. Fasilitas seperti perpustakaan yang lengkap dan adanya jaringan

internet dibutuhkan agar siswa dapat memperoleh informasi yang luas. Hal ini

menyebabkan ketergantungan siswa pada ketersediaan sarana dan prasarana yang

memadai dari sekolah.

Beberapa kendala yang muncul digunakan sebagai dasar pemberian saran

untuk perbaikan penelitian berikutnya. Pemberian saran diharapkan mampu

memperbaiki hasil penelitian tindakan kelas berikutnya sehingga bermanfaat

dalam perbaikan kualitas pembelajaran dan hasil belajar kedepan.


BAB 5

PENUTUP

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian dan pembahasan dapat ditarik beberapa simpulan

sebagai berikut:

1. Aspek kognitif siswa mendapat pengaruh positif dari pembelajaran dengan model

pembelajaran discovery learning dengan scientific approach dengan

meningkatnya rata-rata nilai dari 75,22 tes akhir siklus I menjadi 79,77 pada

siklus II.

2. Penerapan model pembelajaran discovery learning dengan scientific approach

dapat meningkatkan keterampilan proses sains siswa dengan peningkatan

signifikan sebesar 13,28%.

5.2 Saran

Dari beberapa kendala yang muncul dalam penelitian, peneliti memberikan

saran untuk pelaksanaan model pembelajaran discovery learning dengan scientific

approach sebagai berikut:

1. Guru setidaknya sudah memastikan bahwa siswa telah mengenal alat-alat yang

dipakai dalam praktikum dengan baik sebelum melaksanakan kegiatan praktikum,

sehingga tidak perlu mengenalkan alat-alat praktikum setiap melaksanakan

kegiatan praktikum dan alokasi waktu untuk KBM pun menjadi lebih efisien.

2. Sarana dan prasarana yang lengkap meliputi perpustakaan dan jaringan internet

perlu diperhatikan untuk memaksimalkan jelajah pustaka yang dilakukan siswa.

66
DAFTAR PUSTAKA

Agommuoh, P.C. & Ifeanacho A.O. 2013. Secondary School Students Assessment of
Innovative Teaching Strategies in Enhancing Achievement in Physics and
Mathematics. ARPN Journal of Science and Technology. 3: 200-206

Aktamis, H. & Ergin, . 2008. The Effect of Scientific Process Skill Education on
Students Scientific Creativity, Science Attitude, and Academic Achievement. Asia-
Pacific Forum on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology.
9 (1): 1-21

Ambarjaya, B.S. 2012. Psikologi Pendidikan dan Pengajaran. Jakarta: Center for Academic
Publishing Service

Anitah. 2007. Pendekatan Keterampilan Proses Sains. Diunduh di


http://www.modelpembelajaran.org/ tanggal 10 Juni 2012

Anyafulude, Joy Chinelo. 2013. Effects of Problem-Based and Discovery-Based


Instructional on Students Academic Achievement in Chemistry. Asia-Pacific Forum
on Science Learning and Teaching Journal of Science and Technology. 3: 151-156

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Balim, A.G. 2009. The Effect of Discovery Learning on Students Success and Inquiry
Learning Skills. Eurasian Journal of Educational Research. 35 : 1-20

Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd ed) Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston

diFuccia, D. 2012. Trends in Practical Work in German Science Education. Eurasia Journal
of Mathematics, Science & Technology Education. 8(1): 59-72

Diknas. 2003. Acuan Kurikulum Mata Pelajaran Kimia. Jilid 1 dan 2. Jakarta: Depdiknas

De Jong, Ton & Wuter R. van Joolingen. 1998. Scientific Discovery Learning With
Computer Simulation of Conceptual Domains. Review of Educational Research. 68
(2): 179-201

Elfanany, B. 2013. Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Araska

Gholamian, Ali. 2013. Studying the Effect of Guided Discovery Learning on Reinforcing
the Creative Thinking of Sixth Grade Girl Students in Qom during 2012-2013
Academic Year. Journal of Applied Science and Agriculture. 8(5):576-584

Jarrard, D. 2001. Scientific Methods. Tersedia di www. google.com/books (diakses 8


Januari 2014)

67
68

Jespersen, Neil D., James E. Brady, & Alison Hyslop. 2012. Chemistry: The Molecular
Nature of Matter(6th ed). USA: john Wiley and Sons

Kasmadi, I.S & Gatot Luhbandjono. 2008. Kimia Dasar II. Semarang: FMIPA Universitas
Negeri Semarang

Kemendikbud. 2013. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning). Jakarta :


Kemendikbud

Kolb, D.A. 1984. Experimental Learning Experience as the Source of Learning and
Development. New Jersey: Prentice Hall. Inc

Komara, Endang. 2013. ENDANG_KOMARA_Guru_Besar_Pendidikan Scientific dalam


Kurikulum 2013. Tersedia di http:// www. academia.edu/ (diakses pada 19 Desember
2013 )

Mardapi, Djemari. 2000. Azas Performance-Based Evaluation. Yogyakarta. Universitas


Negeri Yogyakarta

Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika SMK.


Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga
Kependidikan Matematika

Melly. 2009. Dasar-dasar Psikometri. Jakarta: Balai Pustaka

Mulyasa. 2004. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: Remaja Rosdakarya

Oloyede, O.I. 2010. Comparative Effect of the Guided Discovery and Concept Mapping
Teaching Strategies on Sss Students Chemistry Achievement. Humanity & Social
Sciences Journal. 5(1) : 01-06

Parning, Horale, & Tiopan. 2006. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira

Purba, M. 2004. Kimia Untuk SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga

Reid, N. 2008. A Scientific Approach to the Teaching of Chemistry. Chemistry Education


Research and Practice. 9: 51-59

Rifai, Ahmad & Catharina Anni. 2011. Psikologi Pendidikan. Semarang: Universitas
Negeri Semarang

Roestiyah, N.K. 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta

Saptorini. 2011. Strategi Pembelajaran Kimia. Semarang: Universitas Negeri Semarang

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung: Tarsito

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta


69

Widodo, A.T. 2009. Pengembangan Assesmen Pembelajaran Pendidikan Kimia. Semarang:


PPG LP3 UNNES

Widodo, Wahono. 2009. Keterampilan Proses Sains. Tersedia di http://


www.wordpress.com/ (diakses 20 Desember 2013)
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Silabus ........................................................................................................... 72
2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ................................................................. 77
3. Soal Pre-test .................................................................................................... 96
4. Kunci Jawaban Soal Pre-test ............................................................................ 97
5. Panduan Penilaian Pre-test............................................................................... 98
6. Soal Tes Akhir Siklus I ................................................................................... 99
7. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus I ................................................................... 100
8. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus I .............................................................. 101
9. Soal Tes Akhir Siklus II .................................................................................. 102
10. Kunci Jawaban Tes Akhir Siklus II .................................................................. 103
11. Panduan Penilaian Tes Akhir Siklus II ............................................................. 104
12. Soal Ulangan Koloid ........................................................................................ 105
13. Kunci Jawaban Ulangan Harian Koloid ............................................................ 106
14. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi KPS ..................................................... 108
15. Lembar Observasi Keterampilan Proses Sains .................................................. 110
16. Petunjuk Pengisian Lembar Observasi KPS...................................................... 111
17. Panduan Penilaian Observasi KPS ................................................................... 112
18. Perbaikan Butir Instrumen KPS ....................................................................... 116
19. Data Nilai KPS Siswa pada Kelas Uji Coba ..................................................... 117
20. Validitas Instrumen Lembar Observasi KPS ..................................................... 119
21. Validitas Butir Instrumen Lembar Observasi KPS ............................................ 121
22. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Uji Coba ................................................ 122
23. Reliabilitas Instrumen Lembar Observasi KPS ................................................. 125
24. Data Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas XI IPA ............................................. 128
25. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus I ................................ 129
26. Data Nilai KPS Per-rater pada Kelas Eksperimen Siklus II ............................... 132
27. Daftar Nilai KPS dalam Skala 0 s.d 100 ........................................................... 135
28. Uji Normalitas Data KPS Siklus I ................................................................... 136
29. Uji Normalitas Data KPS Siklus II ................................................................... 138
30. Uji Peningkatan Nilai KPS ............................................................................... 140

70
71

31. Lembar Penilaian Afektif Siswa ...................................................................... 141


32. Acuan Penilaian Afektif Siswa ......................................................................... 142
33. Uji Reliabilitas Lembar Observasi Afektif ........................................................ 145
34. Nilai Afektif Siswa Kelas Eksperimen ............................................................. 147
35. Uji Reliabilitas Soal ........................................................................................ 149
36. Data Hasil Kognitif Siswa Kelas Eksperimen ................................................... 153
37. Dokumentasi Penelitian ................................................................................... 155
38. Batas Nilai r pada Korelasi Spearman-Rank .......................................... 157
39. Tabel r Kritik Product Moment .............................................................. 158
72

SILABUS

Lampiran 1
Nama Sekolah : SMAN 1 Kendal

Mata Pelajaran : KIMIA

Kelas/Semester : XI/ 2

StandarKompetensi : 5. Menjelaskan sistem koloid dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari

AlokasiWaktu : 12 x 45 menit (12 JP)

Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Alat/ Bahan
Instrumen
5.1Membuat berbagai - Merancang dan - Mengelompok - Siswa - Penilaian - Soal pre- 12 x 45 - Internet
sistem koloid melakukan kan larutan, mengeksplor aspek test menit - Slide
dengan bahan- percobaan koloid, dan pengetahuan awal psikomotorik - Lembar presentasi
bahan yang ada di pembuatan suspensi mengenai materi siswa/ KPS Observasi - Buku
sekitarnya koloid dan dengan koloid melalui dengan KPS Kimia
jenis-jenis bertanggung kegiatan jelajah melakukan - Lembar Kelas XI
koloid dalam jawab, pustaka dengan praktikum di Observasi
kerja kelompok berpikir kritis penuh rasa ingin laboratorium Afektif
di laboratorium dalam tahu dan berpikir kimia - Soal
menganalisis kritis (Stimulasi) - Penilaian ulangan
data, dan teliti - Siswa aspek afektif harian
mengidentifikasi dengan
permasalahan melakukan
yang ditemukan presentasi dan
pada kegiatan diskusi
jelajah pustaka - Penilaian
dengan teliti dan aspek kognitif
berpikir kritis dengan
(Identifikasi melakukan
Masalah) ulangan harian

72
- Siswa merancang pada akhir bab
73

Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Alat/ Bahan
Instrumen
dan melakukan
percobaan
pengelompokkan
koloid dalam
kerja kelompok
di laboratorium
dengan terampil,
bertanggung
jawab, dan teliti
(Pengumpulan
Data)
- Siswa presentasi
dan berdiskusi
- Mengkomuni- mengenai sistem
kasikan jenis- koloid, jenis-jenis
jenis sistem sistem koloid dan
koloid dan contohnya
contohnya dengan
dengan komunikatif,
komunikatif, bertanggung
bertanggung jawab, berpikir
jawab, kritis, dan penuh
berpikir kritis rasa ingin tahu
dalam (Verifikasi dan
menentukan Generalisasi)
kredibilitas
sumber, dan
penuh rasa
ingin tahu

- Mengkomuni- - Siswa
kasikan proses mengeksplor

73
74

Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Alat/ Bahan
Instrumen
pembuatan pengetahuan awal
koloid melalui mengenai materi
percobaan koloid melalui
dengan teliti, kegiatan jelajah
terampil, pustaka dengan
bertanggung penuh rasa ingin
jawab, dan tahu dan berpikir
penuh rasa kritis (Stimulasi)
ingin tahu - Siswa
mengidentifikasi
permasalahan
yang ditemukan
pada kegiatan
jelajah pustaka
dengan teliti dan
berpikir kritis
(Identifikasi
Masalah)
- Siswa merancang
dan melakukan
percobaan
pembuatan koloid
dalam kerja
kelompok di
laboratorium
dengan terampil,
bertanggung
jawab, dan teliti
(Pengumpulan
Data)
- Siswa presentasi
dan berdiskusi
mengenai sistem

74
75

Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Alat/ Bahan
Instrumen
koloid, jenis-jenis
sistem koloid dan
contohnya
dengan
komunikatif,
bertanggung
jawab, berpikir
kritis, dan penuh
rasa ingin tahu
(Verifikasi dan
Generalisasi)

5.2Mengelompokkan - Sifat-sifat - Mengkomuni- - Siswa - Penilaian - Lembar -


sifat-sifat koloid koloid dan kasikan sifat- mengeksplor aspek afektif Observasi
dan penerapannya penerapannya sifat sistem pengetahuan awal dengan Afektif
dalam kehidupan dalam koloid dengan mengenai materi melakukan - Soal
sehari-hari kehidupan komunikatif, koloid melalui presentasi dan ulangan
sehari-hari bertanggung kegiatan jelajah diskusi harian
jawab, pustaka dengan - Penilaian
berpikir kritis penuh rasa ingin aspek kognitif
dalam tahu dan berpikir dengan
menentukan kritis (Stimulasi) melakukan
kredibilitas - Siswa ulangan harian
sumber, dan mengidentifikasi pada akhir bab
penuh rasa permasalahan
ingin tahu yang ditemukan
- Menjelaskan pada kegiatan
pemanfaatan jelajah pustaka
sifat koloid dengan teliti dan
dalam berpikir kritis
kehidupan (Identifikasi
sehari-hari Masalah,
dengan Pengumpulan

75
76

Penilaian
Materi Kegiatan Alokasi Sumber/
Kompetensi Dasar Indikator Bentuk
Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Alat/ Bahan
Instrumen
komunikatif, Data, dan
bertanggung Pengolahan
jawab, Data)
berpikir kritis - Siswa presentasi
dalam dan diskusi kelas
menentukan mengenai sifat-
ketepatan sifat koloid dan
fakta pemanfaatan-nya
pernyataan, dalam kehidupan
dan penuh sehari-hari
rasa ingin dengan
tahu komunikatif,
bertanggung
jawab, berpikir
kritis, dan penuh
rasa ingin tahu
(Verifikasi dan
Generalisasi)

76
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


(RPP)
Satuan Pendidikan : SMAN 1 Kendal
Mata Pelajaran : Kimia
Kelas/ Semester : XI/ 2
Materi Pokok : Koloid
Alokasi Waktu : 12 x 45 menit

A. STANDAR KOMPETENSI
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
B. KOMPETENSI DASAR
1. Membuat berbagai sistem koloid dengan bahan-bahan yang ada di sekitarnya.
2. Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
C. INDIKATOR
1. Kognitif
Produk
a. Menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
b. Mencontohkan jenis-jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif,
dan bertanggung jawab.
c. Menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab.
d. Mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan kehidupan sehari-
hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
e. Menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
Proses
a. Mampu mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri,
berpikir kritis, dan penuh rasa ingin tahu.
b. Mampu menjawab pertanyaan pada LKS mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan
bertanggung jawab.
c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab,
berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentuka kekuatan argument
atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu.
d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan
bertanggung jawab dan cermat.

77
78

2. Psikomotor
a. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk menentukan suatu campuran termasuk
larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik, dan
bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan.
b. Melaksanakan praktikum secara berkelompok untuk memahami cara pembuatan koloid
baik secara kondensasi, maupun dispersi dengan teliti, cermat, bekerjasama dengan baik,
dan bertanggung jawab.
3. Afektif
a. Karakter :
- Kerja sama
- Teliti
- Cermat
- Mandiri
- Kreatif
- Berani
- Bertanggung jawab
b. Keterampilan Sosial
- Memperhatikan penjelasan orang lain
- Menghargai pendapat orang lain
- Mengemukakan pendapat
D. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Kognitif
Produk
a. Siswa dapat menjelaskan jenis-jenis sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab.
b. Siswa dapat mencontohkan masing-masing jenis koloid yang ada di kehidupan sehari-hari
dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
c. Siswa dapat menjelaskan sifat-sifat sistem koloid dengan benar dan bertanggung jawab.
d. Siswa dapat mencontohkan pemanfaatan sifat-sifat koloid dalam bidang industri dan
kehidupan sehari-hari dengan cermat, kreatif, dan bertanggung jawab.
e. Siswa dapat menjelaskan pembuatan sistem koloid dengan tepat dan bertanggung jawab
Proses
Dengan melaksanakan tugas untuk mempelajari media pembelajaran berupa slide presentasi
dan pustaka-pustaka lainnya, maka siswa dapat:
79

a. Mengolah informasi dari kegiatan jelajah pustaka mengenai koloid secara mandiri, berpikir
kritis, dan penuh rasa ingin tahu.
b. Menjawab pertanyaan pada hand-on mengenai koloid dengan mandiri, cermat dan
bertanggung jawab.
c. Mampu melakukan diskusi mengenai koloid dengan komunikatif, bertanggung jawab,
berpikir kritis dalam menentukan fakta yang tepat serta menentukan kekuatan argument
atau pernyataan, dan penuh rasa ingin tahu.
d. Mampu menarik simpulan dari kegiatan diskusi dan praktikum mengenai koloid dengan
bertanggung jawab dan cermat
2. Psikomotor
Dengan melaksanakan praktikum secara berkelompok di laboratorium, maka siswa dapat:
a. Menentukan suatu campuran termasuk larutan, koloid, atau suspensi dengan teliti, cermat,
dan bertanggung jawab berdasarkan data hasil pengamatan.
b. Memahami cara pembuatan koloid baik secara kondensasi maupun dispersi dengan teliti,
cermat, dan bertanggung jawab.
3. Afektif
a. Karakter
Kegiatan belajar-mengajar ini berpusat pada siswa, sehingga siswa dapat mengembangkan
karakter sebagai berikut:
- Kerja sama
- Teliti
- Cermat
- Mandiri
- Kreatif
- Berani
- Bertanggung jawab
b. Keterampilan Sosial
Proses pembelajaran ini berpusat pada siswa sehingga siswa dapat mengembangkan
perilaku sosial yang positif, antara lain:
- Memperhatikan penjelasan orang lain
- Menghargai pendapat orang lain
- Mengemukakan pendapat
80

E. MATERI PEMBELAJARAN
1. SISTEM KOLOID
1.1 Pengertian Sistem Koloid
Campuran adalah penggabungan dua atau lebih zat di mana di dalam penggabungan
ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (Chang, 2008: 7).
Berdasarkan ukuran partikel terlarut dalam campuran, campuran dibagi menjadi 3, yaitu
larutan, koloid, dan suspensi (Davis et all, 2006: 312).
Sistem koloid adalah suatu bentuk campuran yang keadaannya terletak antara larutan
dan suspensi (Purba, 2004: 282). Koloid terdiri atas fase terdispersi dalam ukuran tertentu
dalam medium pendispersi. Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi (terlarut),
sedangkan medium atau zat yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium
pendispersi (pelarut).
Suatu campuran ada yang sudah terbentuk menjadi koloid secara alamiah dan ada
yang diproses sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem koloid. Hal ini disebabkan
sistem koloid merupakan satu-satunya cara untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat
yang tidak saling melarutkan menjadi campuran yang homogen dan stabil pada tingkat
makroskopis (Purba, 2004: 287).
Sistem koloid berbeda dengan larutan maupun suspensi. Meskipun ketiganya
merupakan campuran tetapi ketiganya mempunyai sifat yang berbeda antar satu dan lainnya.
Perbedaan antar campuran tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Perbandingan Sifat Larutan, Koloid, dan Suspensi
Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak dapat Homogen secara Heterogen, baik
dibedakan walaupun makroskopis tetapi secara makroskopis
menggunakan mikroskop heterogen jika dilihat maupun
ultra dengan mikroskop ultra mikroskopis
Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya antara Ukuran partikelnya
< 1 nm 1 nm s.d 1000 nm > 1000 nm
Terdiri atas dua
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase
fase
Pada umumnya stabil
Stabil (tidak memisah apabila Tidak stabil
didiamkan)
Tidak dapat disaring
Hanya dapat disaring
menggunakan penyaring
menggunakan penyaring Dapat disaring
biasa maupun penyaring
ultra
ultra
(Purba, 2004: 283)
81

1.2 Jenis-jenis Koloid


Penggolongan sistem koloid didasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium
pendispersinya. Koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol. Koloid yang
mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi. Koloid yang mengandung fase terdispersi
gas disebut buih (Parning et all, 2006: 161).
Tabel 1.2 Jenis-jenis Sistem Koloid
Fase Medium
Jenis Contoh
terdispersi pendispersi
Buih sabun, krim
Busa Gas Cair
kocok
Batu apung,
Busa padat Gas Padat
marshmallow
Aerosol cair Cair Gas Kabut, awan
Aerosol padat Padat Gas Asap, debu di udara
Emulsi Cair Cair Krim, mayonais, susu
Emulsi padat Cair Padat Mentega, keju
Sol Padat Cair Cat, jelli (agar-agar)
Sol padat Padat Padat Paduan logam, mutiara
(Sutresna, 2007: 298)
2. SIFAT-SIFAT KOLOID
Koloid memiliki sifat khas yang berbeda dengan larutan dan suspensi (Purba, 2004:
287). Sifat-sifat koloid , yaitu:
(1) Efek tyndall
Efek tyndall adalah terhamburnya cahaya oleh partikel koloid. Efek ini sering digunakan
untuk membedakan larutan sejati dengan koloid karena larutan sejati tidak
menghamburkan cahaya.
(2) Gerak brown
Gerak brown adalah gerak zig-zag partikel koloid. Gerak ini dapat diamati menggunakan
mikroskop ultra. Gerak Brown terjadi akibat tumbukan yang tidak seimbang antara fase
terdispersi dengan medium pendispersi. Gerak Brown merupakan salah satu faktor yang
menstabilkan koloid karena dengan adanya gerak Brown partikel koloid dapat
mengimbangi gaya gravitasi sehingga tidak terjadi sedimentasi (Purba, 2004: 288).
(3) Muatan Koloid
a. Elektroforesis
Partikel koloid ada yang bermuatan dan ada yang tidak bermuatan. Muatan suatu
partikel koloid dapat diketahui melalui elektroforesis. Elektroforesis adalah
pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
82

b. Adsorpsi
Partikel koloid yang bermuatan dapat menyerap berbagai macam zat pada
permukaan. Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi. Zat yang diadsorpsi
bukan hanya ion maupun zat lain yang bermuatan, tetapi juga molekul-molekul
netral. Kemampuan adsorpsi partikel koloid dimanfaatkan dalam bidang industri
dan kehidupan sehari-hari, antara lain pemutihan gula tebu, pembuatan norit,
penjernihan air, pembuatan deodoran, dan lain-lain.
(4) Koagulasi
Suatu campuran yang berupa koloid dapat digumpalkan dengan menggunakan sel
elektroforesis atau dengan penambahan elektrolit. Penggumpalan partikel koloid ini
disebut koagulasi. Sifat partikel kolid yang dapat terkoagulasi (menggumpal)
dimanfaatkan dalam proses penjernihan air, penggumpalan karet dalam lateks, dan
pembuatan mesin Cotrel pada pembuangan gas di pabrik-pabrik. Selain itu fenomena
pembentukan delta di muara sungai juga merupakan salah satu contoh peristiwa koagulasi
di alam.
(5) Koloid Pelindung
Pada beberapa proses, suatu koloid perlu untuk dipecahkan. Akan tetapi, di lain pihak
koloid perlu dijaga supaya tidak menggumpal. Perlindungan ini dilakukan dengan
menambahkan suatu koloid pelindung, yakni suatu koloid yang ditambahkan dalam
sistem koloid lainnya untuk menstabilkan sistem koloid tersebut. Contoh pemanfaatan
sifat koloid yang dapat digunakan sebagai koloid pelindung adalah dalam pembuatan es
krim, cat, dan tinta.
(6) Dialisis
Dialisis adalah suatu proses untuk menghilangkan ion-ion yang mengganggu kestabilan
koloid. Sistem kerja dialisis adalah dengan memasukkan sistem koloid ke dalam suatu
membran semipermeabel, yakni membran yang dapat dilewati oleh partikel-partikel kecil
seperti ion dan molekul sederhana tetapi tidak dapt dilewati oleh partikel koloid. Proses
dialisis secara alamiah terjadi dalam proses pemisahan hasil-hasil metaboliseme dalam
darah oleh ginjal. Adaptasi proses ini dilakukan dalam proses cuci darah bagi penderita
penyakit ginjal.
(7) Koloid Liofil dan Liofob
Koloid yang medium pendispersinya cair dibedakan menjadi koloid liofil dan liofob.
Koloid liofil adalah koloid yang suka dengan cairan, sedangkan koloid liofob adalah
koloid yang tidak suka cairan. Jika medium pendispersinya berupa air maka menjadi
83

koloid hidrofil (suka air) dan koloid hidrofob (takut air). Pemanfaatan sifat ini diadaptasi
untuk membuat suatu emulgator, yakni suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada
salah satu ujungnya dan sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan
suatu emulsi, contohnya sabun, detergen, putih telur.
3. PEMBUATAN KOLOID
Suatu sistem koloid dapat dibuat dari larutan sejati maupun suspensi (Parning et all,
2006: 170). Pembuatan koloid dari larutan sejati dilakukan dengan mengelompokkan partikel
larutan sejati sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara kondensasi.
Sedangkan pembuatan koloid dari suspensi dilakukan dengan memperkecil partikel suspensi
sehingga berukuran seperti partikel koloid, cara ini disebut cara dispersi. Adapun penjelasan
masing-masing cara pembuatan sistem koloid adalah sebagai berikut:
(1) Cara kondensasi
a. Reaksi hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Reaksi ini umumnya digunakan dalam
pembuatan koloi-koloid basa dari suatu garam.
b. Reaksi redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai dengan perubahan bilangan oksidasi.
Koloid yang terjadi merupakan hasil oksidasi atau reduksi.
c. Pertukaran ion
Reaksi pertukaran ion umumnya dilakukan untuk membuat koloid dari zat-zat yang
sukar larut (endapan) yang dihasilkan pada reaksi kimia.
(2) Cara dispersi
a. Cara mekanik (dispersi langsung)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil ukuran partikel fase terdispersi. Biasanya
dilakukan dengan penggilingan atau penggerusan menggunakan lumpang atau
penggiling koloid. Hasil penggerusan atau penggilingan kemudian diaduk dengan
medium pendispersi.
b. Homogenisasi
Dilakukan dengan menggunakan mesin homogenisasi.
c. Peptisasi
Cara ini dilakukan dengan memecah partikel besar dari suspensi menjadi partikel
koloid dengan bantuan zat pemeptisasi (pemecah).
84

d. Busur bredig
Mekanisme Busur Bredig merupakan gabungan dari cara dispersi dan kondensasi.
Biasanya digunakan dalam pembuatan sol-sol logam.
4. METODE, MODEL, DAN PENDEKATAN
Metode : Penugasan, praktikum, diskusi kelompok.
Model : Discovery Learning
Pendekatan : Scientific Approach
5. LANGKAH-LANGKAH PEMBELAJARAN
1. Pertemuan/ Siklus : 1/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
meminta siswa mengamati demonstrasi campuran yang dibuat
oleh temannya kemudian guru memberikan pertanyaan:
Stimulus
- Apa yang kalian rasakan ketika minum air yang
ditambahkan gula?
- Bagaimana jika hanya gula saja?
- Bagaimana bila dalam campuran air dan gula ditambahkan 10 Tanya
kopi? Apa yang kalian rasakan? menit Jawab
- Apa yang dimaksud dengan campuran?
- Apa saja jenis-jenis campuran?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan
Problem
pembelajaran.
Statement
85

Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Prakti-
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai 5 menit
kum
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan
sebelumnya.
Elaborasi
Data 1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
Collection mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum
berdasarkan diskusi kelompok 25
menit
Data
2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan
Processing
alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
Verifica-tion Konfirmasi
and 1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
Generali- memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi. 5 menit
zation
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi
dengan bantuan guru.
Diskusi
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan 5 menit
Tugas
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan
selanjutnya.
Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada 40
siklus I menit
86

2. Pertemuan/ Siklus : 2/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Pendahuluan
Stimulus 1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
menyajikan campuran teh, kopi, dan susu kemudian 10 Tanya
memberikan pertanyaan: menit Jawab
Problem
Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya!
Statement
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia?
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai Prakti-
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan kum
sebelumnya. 10
2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masing- menit
masing kelompok.
3. Siswa mempersiapkan diri untuk praktikum dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar
praktikum.
87

Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
Data melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang
Collection
diberikan.
2. Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan untuk
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan 45
yang dilakukan. menit

Data 3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
Processing hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
Verification jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada
guru.
Konfirmasi
1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains
20
siswa pada tahap pelaksanaan praktikum
menit
2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
Generali-
zation guru.

Penutup
Diskusi
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum 5 menit
Tugas
dengan bantuan guru.
88

3. Pertemuan/ Siklus : 3/ I
Materi : Sistem Koloid dan Sifat-sifat Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Pendahuluan
1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
menayangkan beberapa contoh koloid kemudian memberikan
Stimulus
pertanyaan:
Apa yang dimaksud dengan sistem koloid? 10 Tanya
Apakah semua koloid sama? menit Jawab
Guru menayangkan efek tyndall kemudian mengajukan
Problem pertanyaan:
Statement Apakah koloid mempunyai sifat lain selain efek tyndall?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Mengapa sistem koloid penting bagi kehidupan?
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai Presen-
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan 5 menit tasi
sebelumnya.
2. Siswa mempersiapkan diri untuk melaksanakan kegiatan
presentasi.
89

Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Elaborasi
Data 1. Siswa dalam kelompok dengan berani dan bertanggung jawab
Collection melaksanakan kegiatan presentasi sub-bab yang telah
ditentukan.
2. Siswa dalam kelas diberikan kesempatan untuk
25
mengembangkan keterampilan bertanya dan berdiskusi dengan
menit
bimbingan guru.

Data 3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
Processing hasil diskusi.
4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan akhir kepada guru.
Konfirmasi
1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
Verifica-tion
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi. 5 menit
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
Generali-
dilaksanakan.
zation
Penutup
1. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempersiapkan Diskusi
praktikum pada pembelajaran selanjutnya. 5 menit
Tugas

40
Siswa melaksanakan test akhir siklus I
menit
90

4. Pertemuan/ Siklus : 4/ II
Materi : Pembuatan Sistem Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Pendahuluan
Stimulus 1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
memberikan pertanyaan: 10 Tanya
Problem
Apa saja hasil industri yang berupa koloid yang sering kita menit Jawab
Statement
gunakan dalam kehidupan sehari-hari?
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
mengidentifikasi masalah dengan mengacu pada tujuan
pembelajaran.
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai 5 menit Presen-
dengan kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan tasi
sebelumnya.
Elaborasi

Data
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab

Collection mempresentasikan dan menggambarkan alur kerja praktikum


25
berdasarkan diskusi kelompok
menit
Data 2. Siswa dengan bimbingan guru berdiskusi untuk menentukan
Processing alur kerja yang sesuai untuk pelaksanaan praktikum pada
pertemuan selanjutnya.
Konfirmasi
1. Guru memberikan komentar terhadap pertanyaan dan
Verifica-tion
memberikan penjelasan jika terdapat miskonsepsi. 5 menit
Generali-
2. Bersama-sama siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah
zation
dilaksanakan.
91

Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Penutup
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan diskusi
dengan bantuan guru.
Diskusi
2. Guru memberikan tugas kepada siswa untuk membuat laporan 5 menit
Tugas
praktikum sementara untuk dikumpulkan pada pertemuan
berikutnya dan mempersiapkan praktikum pada pertemuan
selanjutnya.

Siswa melaksanakan pre-test untuk persiapan praktikum pada 40


siklus II menit
92

5. Pertemuan/ Siklus : 5/ II
Materi : Pembuatan Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Sintak
Discovery Kegiatan Pembelajaran Waktu Metode
Learning
Pendahuluan
Stimulus 1. Guru membuka kelas dan memeriksa kehadiran siswa.
2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran kepada siswa.
3. Guru menstimulus ingatan dan rasa ingin tahu siswa dengan
10 Tanya
memberikan pertanyaan:
menit Jawab
Sebutkan jenis campuran berdasarkan ukuran partikelnya!
Problem
4. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk
Statement
mengidentifikasi masalah dengan mengajukan pertanyaan:
Apakah semua koloid menguntungkan bagi manusia?
Kegiatan Inti
Eksplorasi
1. Guru mengkondisikan siswa untuk berkelompok sesuai dengan Prakti-
kelompok yang telah dibentuk pada pertemuan sebelumnya. kum
10
2. Guru membagikan lembar kerja praktikum kepada masing-
menit
masing kelompok.
3. Siswa mempersiapkan diri untuk praktikum dengan
mengambil alat dan bahan yang diperlukan sesuai lembar
praktikum.
93

Elaborasi
1. Siswa dalam kelompok dengan teliti dan bertanggung jawab
melaksanakan kegiatan praktikum berdasarkan petunjuk yang
diberikan.
Data
2. Siswa dalam kelompok diberikan kesempatan untuk
Collection
mengembangkan keterampilan proses sains dalam percobaan 45
yang dilakukan. menit
Data
Processing 3. Siswa dalam kelompok secara aktif, teliti, dan cermat mencatat
hasil pengamatan pada lembar kerja yang telah disediakan.
Verifica-tion 4. Siswa dalam kelompok secara aktif, jujur, dan bertanggung
jawab mengisi dan mengumpulkan laporan sementara kepada
guru.
Konfirmasi
Generali-
1. Guru dan observer menilai kondisi keterampilan proses sains
zation 20
siswa pada tahap pelaksanaan praktikum
menit
2. Siswa mengevaluasi hasil praktikum dengan dipandu oleh
guru.
Penutup
Diskusi
1. Siswa mengutarakan kesimpulan setelah melakukan praktikum 5 menit
Tugas
dengan bantuan guru.
94

6. Pertemuan/ Siklus : 6/ II
Materi : Pembuatan Sistem Koloid
Waktu : 2 x 45 menit
Kegiatan Pembelajaran : Ulangan Harian
6. MEDIA DAN SUMBER BELAJAR
a. Media
Buku Kimia SMA Kelas XI Semester II
Lembar Kerja Siswa
Alat praktikum
Bahan praktikum
Laptop
LCD Proyektor
Spidol dan white board
b. Sumber Belajar
Buku Kimia yang relevan
a. Chang, Raymond. 2008. Kimia Dasar: Konsep-konsep Inti (3rd ed) Jilid 1. Jakarta:
Erlangga
b. Davis, Raymond. 2006. Modern Chemistry. USA: Holt, Rinehart, and Winston
c. Parning, Horale, & Tiopan. Kimia SMA Kelas XI Semester Kedua. Jakarta: Yudhistira
d. Purba, Michael. 2002. Kimia SMA Kelas XI 2B. Jakarta: Erlangga
e. Sutresna, Nana. 2007. Cerdas Belajar Kimia untuk Kelas XI Jilid 2. Bandung: Grafindo
Media Utama
Internet
Slide presentasi
7. PENILAIAN
a. Ranah kognitif
Prosedur : Tes tertulis
Jenis tagihan : Tugas individu
Bentuk soal : Soal essai
Instrumen : rubrik penilaian kognitif
b. Ranah afektif
Prosedur : Observasi
Jenis tagihan : Diskusi
Instrumen : Lembar Pengamatan
95

c. Ranah Psikomotorik
Prosedur : Observasi langsung
Jenis tagihan : Tugas kelompok
Instrumen : Lembar Pengamatan KPS
96
Lampiran 3
SOAL PRE-TEST
Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !
1. Apa yang dimaksud dengan campuran?
2. Suatu campuran terdiri atas dua fase, tetapi campuran ini nampak homogen jika dilihat
dengan mata biasa, dan keruh. Apakah jenis campuran tersebut? Sebutkanlah tiga contoh
jenis campuran tersebut dalam kehidupan sehari-hari!
3. Data dari beberapa larutan sebagai berikut:
Larutan Warna Larutan Setelah Penyaringan Berkas Cahaya
1 Cokelat Keruh Terlihat
2 Biru Jernih Tak terlihat
3 Kuning Agak keruh Terlihat
4 Kuning Jernih Tak terlihat
5 Cokelat Jernih Tak terlihat

Berdasarkan data tersebut, pasangan larutan yang tergolong koloid adalah...


Jelaskan jawaban kalian!
4. Efek Tyndall adalah salah satu cara untuk membedakan larutan sejati dengan koloid.
Bagaimana perbedaanya?
5. Sistem koloid adalah cara yang digunakan untuk menyajikan suatu campuran dari zat-zat
yang tidak saling melarutkan secara homogen dan stabil pada tingkat makroskopis.
Sebagai contoh suatu sistem koloid adalah mayonaise. Mayonaise adalah sistem koloid cair
dalam cair, yakni emulsi air dalam minyak. Pada umumnya, air dan minyak tidak dapat
bercampur, namun karena penambahan suatu emulgator (zat pengemulsi) kedua zat
tersebut dapat membentuk campuran yang lebih stabil (koloid). Apakah yang disebut
dengan emulgator?
6. Ada berapa cara pembuatan koloid?Sebutkan!
7. Sebutkan perbedaan mendasar antara cara dispersi dan kondensasi!
8. Suatu sistem koloid dibuat dengan menggerus suatu zat sehingga partikelnya berukuran
seperti partikel koloid.
a. Disebut apakah mekanisme pembuatan koloid tersebut?
b. Mekanisme tersebut termasuk cara dispersi atau kondensasi? Jelaskan!

----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 4 97

KUNCI JAWABAN SOAL PRE-TEST

1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih di mana dalam penggabungan ini zat-
zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing.
2. Koloid: susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll
3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3, karena setelah penyaringan masih
keruh atau agak keruh dan berkas cahaya terlihat.
4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat, sedangkan pada koloid berkas sinar terlihat.
5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan
sifat liofob pada ujung lainnya sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi.
6. Terdapat dua cara pembuatan koloid, yakni cara dispersi dan kondensasi.
7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi:
- cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar
(suspensi) menjadi partikel koloid.
- cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan
sehingga berukuran menjadi partikel koloid
8. Jawaban:
a. Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik
b. Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi karena memecah partikel berukuran suspensi
menjadi partikel yang berukuran koloid
98
Lampiran 5

PANDUAN PENILAIAN PRE-TEST

1. Campuran adalah penggabungan dua zat atau lebih (skor 1) di mana dalam penggabungan
ini zat-zat tersebut mempertahankan identitasnya masing-masing (skor 2).
2. Koloid (skor 1)
susu, santan, agar-agar, awan, kabut, asap,dll (skor 2 jika ketigs contoh benar, skor 1 jika
dua contoh benar, skor 0,5 jika satu contoh benar).
3. Larutan yang termasuk koloid adalah larutan 1 dan 3(skor 1), karena setelah penyaringan
masih keruh atau agak keruh (skor 1) dan berkas cahaya terlihat (skor 1).
4. Pada larutan sejati berkas sinar tidak terlihat (skor 1,5), sedangkan pada koloid berkas sinar
terlihat (skor 1,5).
5. Emulgator adalah suatu koloid yang mempunyai sifat liofil pada salah satu ujungnya dan
sifat liofob pada ujung lainnya (skor 1,5) sehingga dapat menstabilkan suatu emulsi (skor
1,5).
6. Terdapat dua cara pembuatan koloid (skor 1), yakni cara dispersi (skor 1) dan kondensasi
(skor 1).
7. Perbedaan cara dispersi dan kondensasi:
- cara dispersi adalah pembuatan koloid dengan cara pemecahan partikel besar
(suspensi) menjadi partikel koloid. (skor 1,5)
- cara kondensasi adalah pembuatan koloid dengan cara menggumpalkan larutan
sehingga berukuran menjadi partikel koloid (skor 1,5)
8. Jawaban:
- Mekanisme pembuatan koloid adalah dengan cara mekanik (skor 1)
- Mekanisme tersebut tersebut cara dispersi(skor 1) karena memecah partikel berukuran
suspensi menjadi partikel yang berukuran koloid (skor 1)
99
Lampiran 6
SOAL TES AKHIR SIKLUS I

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !


1. Terdapat beberapa campuran sebagai berikut:
a. cuka + air
b. air + susu
c. obat batuk sirup
d. air + minyak
e. air + minyak + sabun
Identifikasi campuran tersebut dan kelompokkan menjadi larutan, koloid, atau suspensi!
2. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi koloid-koloid berikut ini:
a. sol
b. emulsi
c. buih
3. Sebutkan nama dan contoh sistem koloid yang terbentuk dari :
a. zat padat yang terdispersi dalam gas
b. zat gas yang terdispersi dalam padatan
c. zat cair yang terdispersi dalam padatan
4. Sebutkan fase terdispersi dan medium pendispersi sistem koloid berikut:
a. stirofoam
b. buih sabun
c. stainless steel
5. Sebutkan sifat koloid dalam peristiwa berikut:
a. cahaya lampu yang menerobos kabut
b. obat norit yang digunakan untuk mengobati orang yang sakit perut
c. penjernihan air menggunakan tawas

----oSELAMAT MENGERJAKANo----
Lampiran 7 100

KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS I

1. cuka + air : larutan


air + susu, air+minyak+sabun : koloid
obat batuk sirup, air+minyak : suspensi
2. Sol : padat dalam cair
Emulsi : cair dalam cair
Buih : gas dalam cair
3. Nama dan contoh sistem koloid
a. Sol gas, contoh asap, udara yang berdebu
b. Buih padat, contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem
c. Emulsi padat, contoh agar-agar, tahu, mentega, keju
4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi
Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi
Stirofoam Gas Padat
Buih sabun Gas Cair
Stainless steel Padat Padat

5. Efek koloid:
a. efek Tyndall
b. Adsorpsi
c. Koagulasi
101
Lampiran 8
PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS I

1. cuka + air, alkohol + air : larutan


air + susu, air+minyak+sabun : koloid
obat batuk sirup, air+minyak : suspensi
(tiap jawaban yang benar skornya 0,5 )
2. Sol : padat dalam cair (skor 1)
Emulsi : cair dalam cair (skor 1)
Buih : gas dalam cair (skor 1)
3. Nama dan contoh sistem koloid
a. Sol gas (skor 0,5); contoh asap, udara yang berdebu (skor 0,5)
b. Buih padat (skor 0,5); contoh: batu apung, styrofoam, sponge, busa, kue apem (skor 0,5)
c. Emulsi padat (skor 0,5); contoh agar-agar, tahu, mentega, keju (skor 0,5)
4. Fase terdispersi dan mendium pendispersi
Sistem Koloid Fase terdispersi Medium Pendispersi
Stirofoam Gas (skor 0,5) Padat (skor 0,5)
Buih sabun Gas (skor 0,5) Cair (skor 0,5)
Stainless steel Padat (skor 0,5) Padat (skor 0,5)

5. Efek koloid:
a. Efek Tyndall (skor 1)
b. Adsorpsi (skor 1)
c. Koagulasi (skor 1)
Lampiran 9 102

SOAL TES AKHIR SIKLUS II

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !


1. Apa perbedaan pembuatan koloid secara dispersi dan kondensasi?
2. Tentukan termasuk cara dispersi atau kondensasi pembuatan koloid berikut:

No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan


a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer

b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas.


Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam
c.
air.
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS

e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air


Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari
f.
elektrode Au dalam air

----oSELAMAT MENGERJAKANo----
103
Lampiran 10
KUNCI JAWABAN TES AKHIR SIKLUS II

1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah:


- Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi
partikel berukuran koloid, biasanya dilakukan dengan cara kimia
- Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga
berukuran seperti partikel koloid, biasanya dilakukan dengan cara fisika
2. Tabel
No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan
a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer Kondensasi

b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas. Kondensasi


Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam Dispersi
c.
air.
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS Dispersi

e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air Kondensasi


Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari Dispersi
f.
elektrode Au dalam air
Lampiran 11 104

PANDUAN PENILAIAN TES AKHIR SIKLUS II

1. Perbedaan pembuatan koloid dengan cara kondensasi dan dispersi adalah:


- Kondensasi : Pembuatan koloid dengan menggumpalkan partikel-partikel larutan menjadi
partikel berukuran koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara kimia (skor 0,5)
- Dispersi : Pembuatan koloid dengan memecah partikel-partikel suspensi sehingga
berukuran seperti partikel koloid (skor 1), biasanya dilakukan dengan cara fisika (skor 0,5)
2. Tabel
No. Proses pembuatan koloid Cara pembuatan
a. Mencampurkan larutan AgNO3 dan HCl encer Kondensasi (skor 0,5)

b. Menambahkan larutan jenuh FeCl3 ke dalam air panas. Kondensasi (skor 0,5)
Memasukkan serbuk belerang yang sudah digerus ke dalam Dispersi (skor 0,5)
c.
air.
d. Mengalirkan gas H2S ke dalam larutan NiS Dispersi (skor 0,5)

e. Mereaksikan CuSO4 dengan Na2S dalam air Kondensasi (skor 0,5)


Sol emas dibuat dengan melompatkan bunga api listrik dari Dispersi (skor 0,5)
f.
elektrode Au dalam air
Lampiran 12 105

SOAL ULANGAN KOLOID

Kerjakan soal-soal di bawah ini dengan jelas dan tepat !


1. Sebutkan perbedaan dari larutan, koloid, dan suspensi!
2. Lengkapilah daftar berikut:
Nama
Fase Medium
No Sistem Contoh
Terdispersi Pendispersi
Koloid
1. Sol
2. Gas Cair
3. Mentega
4. Aerosol Asap
padat
5. Cair Gas

3. Jelaskan mengapa tidak terdapat sistem koloid gas dalam gas?


4. Mengapa koloid penting bagi kehidupan kita?
5. Efek Tyndall adalah salah satu sifat koloid yang dapat digunakan untuk membedakan
sistem koloid dengan larutan sejati. Apa yang dimaksud dengan efek Tyndall? Sebutkan
salah satu contoh peristiwa efek Tyndall yang dapat kita temukan dalam kehidupan sehari-
hari!
6. Sebutkan faktor-faktor yang menstabilkan koloid!
7. Sebutkan pemanfaatan dari sifat-sifat koloid berikut:
a. Koagulasi
b. Koloid Pelindung
c. Dialisis
8. Pabrik-pabrik pada suatu industri pada umumnya menggunakan pengendap Cottrel pada
cerobong asapnya. Apa fungsi pengendap Cottrel pada cerobong asap tersebut? Apa sifat
koloid yang dimanfaatkan dalam peristiwa tersebut?
9. Jelaskan mengapa keringat yang ada di baju tidak dapat hilang ketika hanya dicuci
menggunakan air tetapi dapat dibersihkan saat dicuci menggunakan detergen!
10. Agar-agar adalah makanan yang kaya akan serat dan baik bagi kesehatan. Agar-agar
adalah salah satu sistem koloid yang dibuat secara dispersi. Mekanisme apakah yang
digunakan dalam pembuatan agar-agar? Berikan contoh lain pembuatan koloid dengan cara
dispersi!

----oSELAMAT MENGERJAKANo----
106
Lampiran 13
KUNCI JAWABAN ULANGAN HARIAN KOLOID

1. Perbedaan larutan, koloid, dan suspensi


Larutan Koloid Suspensi
Homogen, tidak dapat Homogen secara Heterogen, baik
dibedakan walaupun makroskopis tetapi secara makroskopis
menggunakan mikroskop heterogen jika dilihat maupun
ultra dengan mikroskop ultra mikroskopis
Ukuran partikelnya Ukuran partikelnya antara Ukuran partikelnya
< 1 nm 1 nm s.d 1000 nm > 1 nm
Terdiri atas dua
Terdiri atas satu fase Terdiri atas dua fase
fase
Pada umumnya stabil
Stabil (tidak memisah apabila Tidak stabil
didiamkan)
Tidak dapat disaring
Hanya dapat disaring
menggunakan penyaring
menggunakan penyaring Dapat disaring
biasa maupun penyaring
ultra
ultra
- dapat menyebutkan 8 atau lebih sifat dengan benar : skor 3
- dapat menyebutkan 5 7 sifat dengan benar : skor 2
- dapat menyebutkan kurang dari 5 sifat dengan benar : skor 1
2. Masing-masing jawaban yang benar nilainya 0,25
Nama
Fase Medium
No Sistem Contoh
Terdispersi Pendispersi
Koloid
1. Padat Cair Sol Cat, tinta
2. Gas Cair Buih Gelembung
sabun,
whipped
cream
3. Cair Padat Emulsi padat Mentega
4. Padat Gas Aerosol Asap
padat
5. Cair Gas Aerosol cair Kabut, awan,
hair spray

3. Gas dalam gas akan membentuk suatu campuran homogen (skor 1,5) jadi campuran
tersebut adalah larutan bukan koloid (skor 1,5).
4. Karena koloid merupakan satu-satunya cara untuk membuat dua zat yang tidak saling
melarutkan(skor 1,5) menjadi lebih stabil (skor 1,5).
5. Efek Tyndall adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh koloid. (skor 1,5)
107

Contoh: lampu kendaraan pada cuaca berkabut, asap rokok yang tertangkap lampu
proyektor di bioskop terlihat lebih terang, cahaya matahari yang masuk melalui celah kecil
(skor 1,5)
6. Faktor-faktor yang menstabilkan koloid:
- muatan koloid (skor 1,5)
- gerak brown (skor 1,5)
7. a. Koagulasi :penjernhan air (skor 1)
b. Koloid Pelindung : es krim (skor 1)
c. Dialisis : cuci darah bagi penderita gagal ginjal (skor 1)
8. Fungsi pengendap Cottrell adalah untuk menarik partikel debu (skor 1) pada asap agar gas
buangan yang dikeluarkan oleh pabrik lebih bersih (skor 0,5) dan untuk mendapatkan
kembali partikel-partikel yang masih dapat dimanfaatkan (skor 0,5), seperti bijih-bijih
logam berharga.
Sifat koloid yang dimanfaatkan: adsorpsi (skor 0,5), koagulasi (skor 0,5).
9. Karena keringat merupakan minyak yang tidak dapat bercampur dengan air (skor 1).
Penambahan detergen berfungsi sebagai emulgator (skor 2) yang dapat membuat minyak
dan air menggumpal dan larut ketika dibersihkan.
10. Pembuatan agar-agar dilakukan dengan mekanisme peptisasi (skor 2) yang termasuk dalam
cara pembuatan koloid secara dispersi. Contoh lain pembuatan koloid dengan cara dispersi
adalah pembuatan sol belerang (skor 1).
Lampiran 14
108

KISI-KISI INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI


KETERAMPILAN PROSES SAINS

No. Indikator KPS Kinerja yang dinilai dalam lembar observasi Nomor
Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti 10
1. Mengamati Memasukkan campuran berdasarkan data atau
11
fakta yang diperoleh ke dalam tabung reaksi
Mengelompokkan atau
2. Mengelompokkan berdasarkan hasil pengamatan 13
klasifikasi
Menuliskan simpulan dari praktikum yang
3. Menafsirkan 15
telah dilaksanakan
Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-
4. Meramalkan sifat tertentu didasarkan pada konsep yang telah 3
dipelajari.
Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil
5. Merumuskan hipotesis percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan 4
sementara).
Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi
6. Mengajukan pertanyaan 18
kelas berlangsung.
Mampu merancang praktikum sesuai dengan
1
sistematika yang tepat dan jelas
Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan
Merencanakan 2
7. sesuai prosedur
percobaan
Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan
minimal menggunakan alas kaki dan jas 5
praktikum.
Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan
6
sebelum melaksanakan praktikum
Menimbang bahan dengan tepat menggunakan
7
Menggunakan alat dan timbangan yang sudah dikalibrasi
8.
bahan Mengambil larutan dengan volume yang benar
8
menggunakan gelas ukur.
Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS
9
pada gelas beker dengan label yang sesuai.

109
109

Membersihkan dan merapikan kembali alat


yang digunakan dan membersihkan meja 12
praktikum
Menganalisis hasil praktikum berdasarkan
9. Menerapkan konsep 14
teori yang sudah ada
Menuliskan hasil praktikum pada laporan
16
Mengkomunikasikan praktikum dengan sistematika yang benar
10.
hasil Mempresentasikan hasil praktikum dengan
17
komunikatif, kreatif, dan menarik.
Lampiran 15 110

LEMBAR OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS

Nama Observer : ..............................


Siklus : ..............................

Kinerja yang Dinilai Nilai

1. Mampu merancang praktikum sesuai dengan sistematika yang tepat dan jelas
2. Membuat bagan alur kerja yang mudah dibaca dan sesuai prosedur
3. Memprediksi suatu campuran yang memiliki sifat-sifat tertentu didasarkan pada
konsep yang telah dipelajari.
4. Mengajukan hipotesis awal mengenai hasil percobaan melalui tafsiran ilmiah (dugaan
sementara).
5. Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal menggunakan alas kaki dan
jas praktikum.
6. Mengecek kebersihan dan kesiapan alat dan bahan sebelum melaksanakan praktikum
7. Menimbang bahan dengan tepat menggunakan timbangan yang sudah dikalibrasi.
8. Mengambil larutan dengan volume yang benar menggunakan gelas ukur.
9. Mencampur bahan sesuai dengan petunjuk di LKS pada gelas beker dengan label
yang sesuai.
10. Mengamati sifat-sifat campuran dengan teliti.
11. Memasukkan campuran berdasarkan data atau fakta yang diperoleh ke dalam tabung
reaksi
12. Membersihkan dan merapikan kembali alat yang digunakan dan
membersihkan meja praktikum.
13. Mengelompokkan berdasarkan data pengamatan
14. Menganalisis hasil praktikum berdasarkan teori yang sudah ada
15. Menuliskan simpulan dari praktikum yang telah dilaksanakan
16. Menuliskan hasil praktikum pada laporan praktikum dengan sistematika yang benar
17. Mempresentasikan hasil praktikum dengan komunikatif, kreatif, dan menarik.
18. Mengajukan suatu permasalahan ketika diskusi kelas berlangsung.
111
Lampiran 16
PETUNJUK PENGISIAN LEMBAR OBSERVASI KPS

Berikut ini petunjuk pengisian lembar observasi:


1. Observer mengisi kolom nama observer dan siklus terlebih dahulu.
2. Pastikan observer sudah memahami panduan penilaian pada setiap butir dalam lembar observasi.
3. Nilai ditulis pada kolom nilai dengan skala nilai 1 s.d 4 dengan ketentuan sebagai berikut :
4 = sangat baik
3 = baik
2 = cukup
1 = kurang
4. Butir nomor 1 s.d 5 merupakan tahap perencanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
sebelum siswa melakukan praktikum.
5. Butir nomor 6 s.d 12 merupakan tahap pelaksanaan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
saat siswa melakukan praktikum.
6. Butir nomor 13 s.d 18 merupakan tahap pelaporan praktikum sehingga nilai pada butir ini diisi
setelah siswa melakukan praktikum.
Lampiran 17 112

PANDUAN PENILAIAN OBSERVASI KETERAMPILAN PROSES SAINS


No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai
Membuat rancangan praktikum yang sesuai dengan:
tujuan praktikum
4
alat dan bahan yang digunakan
sistematika yang tepat
1
Sesuai dengan tujuan praktikum serta alat dan bahan yang
3
digunakan, tetapi sistematika kurang tepat
Hanya sesuai dengan tujuan praktikum 2
Tidak ada yang sesuai 1
Membuat bagan alur kerja dengan:
jelas 4
sesuai prosedur
2
Cukup jelas dan sesuai prosedur 3
Tidak jelas tetapi sesuai prosedur 2
Tidak jelas dan tidak sesuai prosedur 1
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
4
dengan skor = 3
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
3
dengan skor = 2
3
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
2
dengan skor = 1
Dapat menjawab Soal Pretest pada butir soal nomor 2
1
dengan skor = 0
Hipotesis yang diajukan:
Sesuai dengan tujuan
4
Memuat hubungan antar variabel
Menggunakan kalimat negatif
4 Hanya sesuai dengan tujuan dan memuat hubungan antar
3
variabel
Hanya memuat hubungan antar variable dan menggunakan
2
kalimat negatif
Tidak ada yang memenuhi 1
113

No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai


Mematuhi prosedur keselamatan kerja dengan minimal
menggunakan:
4
alas kaki
5 jas praktikum
*)Hanya menggunakan jas praktikum dan alas kaki 3
*)Hanya menggunakan alas kaki 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Mengecek kebersihan dan kesiapan alat
4
Alat lengkap dan bersih
6 Alat dan bahan lengkap tetapi ada yang kurang bersih 3
Alat bersih tetapi ada yang tidak lengkap 2
Alat tidak bersih dan tidak lengkap 1
Mengkalibrasi timbangan sebelum digunakan
Menimbang kaca arloji sebelum menimbang bahan 4
Menimbang bahan dengan tepat
7
*)Hanya mengkalibrasi dan menimbang bahan 3
*)Hanya menimbang bahan 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Meletakkan gelas ukur pada bidang datar untuk
mengetahui volume larutan
Membaca volume berdasarkan lengkung meniskus 4
Mengukur volume dengan tepat menggunakan gelas
ukur
8
*)Hanya meletakkan gelas ukur pada bidang datar dan
3
mengukur volume
*)Hanya mengukur volume 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Melabeli gelas beker sesuai dengan campuran yang akan
diisikan
9 Mencampur bahan sesuai dengan prosedur 4
Memasukkan bahan ke dalam gelas beker dengan label
yang sesuai
114

No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai


*)Hanya melabeli gelas beker dan mencampur bahan sesuai
3
dengan prosedur
*)Hanya mencampur bahan sesuai dengan prosedur 2
)
* Tidak ada yang memenuhi 1
Mengocok campuran sebelum diamati sifat-sifatnya
Mengamati sifat efek Tyndall dari samping tabung reaksi 4
Mengamati sifat-sifat campuran sesuai dengan prosedur
10 *)Hanya mengocok campuran dan mengamati sifat-sifat
3
campuran sesuai dengan prosedur
*)Hanya mengamati sifat-sifat campuran 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Melabeli tabung reaksi sesuai dengan campuran yang
akan diisikan
Memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan
4
dalam prosedur
Memasukkan bahan ke dalam tabung reaksi dengan
11 label yang sesuai
)
* Hanya melabeli tabung reaksi dan memasukkan bahan
3
yang sesuai ketentuan dalam prosedur
*)Hanya memasukkan bahan yang sesuai dengan ketentuan
2
dalam prosedur
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Membersihkan alat yang digunakan
Merapikan alat yang digunakan 4
Membersihkan meja praktikum
12
*)Hanya membersihkan dan merapikan alat yang digunakan 3
*)Hanya membersihkan alat yang digunakan 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
Mengelompokkan hasil praktikum dengan tepat 4
)
* Hanya 75 % yang tepat 3
13 )
* Hanya 50 % yang tepat 2
*)Tidak ada yang tepat 1
115

No Tingkat Ketercapaian Keterampilan Proses Sains Nilai


Menganalisis hasil praktikum dengan 100% tepat 4
*)Hanya 75 % yang tepat 3
14 )
* Hanya 50 % yang tepat 2
)
* Hanya 25 % yang tepat 1
15 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 4
mendapat skor =20
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 3
mendapat skor: 15 < skor 19
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 2
mendapat skor: 10 < skor 14
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 1
mendapat skor: 5 < skor 9
16 Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 4
mendapat skor =20
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 3
mendapat skor: 15 < skor 19
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 2
mendapat skor: 10 < skor 14
Berdasarkan panduan penilaian laporan praktikum, siswa 1
mendapat skor: 5 < skor 9
17 Mempresentasikan hasil praktikum dengan: 4
Sistematis
Lengkap
Komunikatif dan kreatif
*)Hanya 2 (dua) yang memenuhi 3
*)Hanya 1 (satu) yang memenuhi 2
*)Tidak ada yang memenuhi 1
18 Pertanyaan berupa analisis atau penerapan yang sesuai 4
materi
Pertanyaan berupa pemahaman tentang materi 3
Pertanyaan berupa pengetahuan tentang materi 2
Pertanyaan tidak berhubungan dengan materi 1
116
Lampiran 18

PERBAIKAN BUTIR INSTRUMEN KPS


No. Pertanyaan yang belum Pertanyaan yang sudah diperbaiki
Butir diperbaiki
5 Mematuhi prosedur keselamatan
Mematuhi prosedur keselamatan
kerja dengan minimal
kerja dengan minimal menggunakan
menggunakan alas kaki, jas
alas kaki dan jas praktikum
praktikum, dan sarung tangan.
8 Mengambil larutan dengan
Mengukur volume larutan dengan
volume yang benar menggunakan
benar menggunakan gelas ukur.
gelas ukur
12 Menjaga meja praktikum tetap rapi
Membersihkan dan merapikan
dan bersih serta menyimpan sisa
kembali alat yang digunakan dan
bahan yang tidak terpakai pada
tempatnya. membersihkan meja praktikum
14 Menganalisis hasil praktikum
Menganalisis hasil praktikum
berdasarkan konsep yang sudah
dipelajari berdasarkan teori yang sudah ada
15 Menuliskan simpulan dari
Menyimpulkan data dari praktikum
praktikum yang telah
yang telah dilaksanakan
dilaksanakan
DATA NILAI KPS SISWA PADA KELAS UJI COBA

Lampiran 19
Faktor 1 Jumlah Faktor 2 Jumlah Faktor 3 Jumlah Skor
Responden
1 2 3 4 5 (X1) 6 7 8 9 10 11 12 (X2) 13 14 15 16 17 18 (X3) (Y)
R-01 2,0 2,0 2,0 4,0 3,0 13,0 3,3 2,3 3,3 2,3 3,7 2,3 3,0 20,3 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 49,0
R-02 2,0 2,0 3,0 4,0 3,3 14,3 3,7 2,7 3,3 2,7 3,3 2,3 3,0 21,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 51,0
R-03 2,0 2,0 3,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,7 3,3 2,3 3,7 2,3 3,3 21,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 50,7
R-04 2,0 2,0 3,0 4,0 3,0 14,0 3,0 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,7 17,3 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 47,0
R-05 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 2,7 2,0 2,3 2,3 2,0 2,0 2,0 15,3 3,0 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 14,7 44,0
R-06 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,0 2,3 2,3 2,0 2,0 2,7 16,7 2,7 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 14,3 45,0
R-07 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,0 2,3 17,0 3,7 2,0 3,0 3,0 2,7 1,0 15,3 46,3
R-08 3,0 3,0 1,0 4,0 3,0 14,0 3,3 3,3 2,7 2,3 3,7 2,3 2,7 20,3 4,0 2,0 3,0 3,0 2,7 3,7 18,3 52,7
R-09 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 3,3 3,7 2,7 2,3 3,3 2,7 3,0 21,0 3,3 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,3 46,3
R-10 2,0 2,0 1,0 4,0 2,0 11,0 4,0 4,0 3,7 2,7 3,3 3,0 3,3 24,0 3,7 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,7 48,7
R-11 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 3,7 3,7 3,3 2,7 3,3 2,3 3,0 22,0 3,7 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 13,7 47,7
R-12 2,0 2,0 1,0 4,0 3,0 12,0 4,0 4,0 2,7 2,0 3,3 2,3 3,0 21,3 4,0 1,0 3,0 3,0 2,0 1,0 14,0 47,3
R-13 2,0 2,0 3,3 1,0 3,0 11,3 4,0 4,0 3,3 2,7 3,7 2,3 3,0 23,0 1,3 1,0 3,0 2,0 1,7 1,0 10,0 44,3
R-14 2,0 2,0 3,3 1,0 3,3 11,7 4,0 4,0 3,7 2,7 3,3 3,0 3,0 23,7 1,0 1,0 3,0 2,0 1,7 1,0 9,7 45,0
R-15 2,0 2,0 2,7 4,0 3,0 13,7 3,3 3,7 3,0 2,3 3,7 3,0 3,0 22,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 10,3 46,0
R-16 2,0 2,0 3,3 4,0 3,0 14,3 3,7 3,7 3,0 2,3 3,7 2,3 3,3 22,0 1,0 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 10,3 46,7
R-17 3,0 3,0 3,3 2,0 2,0 13,3 3,3 3,0 3,0 2,3 2,7 3,3 3,3 21,0 3,3 1,0 3,0 2,0 2,3 1,0 12,7 47,0
R-18 3,0 3,0 1,3 2,0 3,0 12,3 3,3 3,3 3,3 2,7 3,3 3,7 3,0 22,7 3,3 1,0 3,0 2,0 2,3 3,7 15,3 50,3
R-19 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,3 2,7 17,7 3,3 1,0 3,0 3,0 2,3 1,0 13,7 48,3
R-20 3,0 3,0 4,0 2,0 3,0 15,0 3,3 3,0 2,7 2,3 3,0 2,3 2,3 19,0 3,0 1,0 3,0 3,0 2,3 1,0 13,3 47,3
R-21 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,7 3,3 2,3 2,3 3,0 2,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 52,3
R-22 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,0 2,7 2,0 2,3 2,7 2,3 3,3 18,3 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 50,7
R-23 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,3 3,3 2,0 2,3 2,7 3,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,3 52,3
R-24 3,0 3,0 4,0 4,0 3,0 17,0 3,7 3,3 2,7 2,7 3,7 2,7 3,3 22,0 3,3 2,0 3,0 3,0 3,3 1,0 15,7 54,7
R-25 2,0 2,0 2,0 4,0 2,7 12,7 2,3 2,3 2,3 2,0 2,7 2,0 2,3 16,0 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 1,0 15,0 43,7
R-26 2,0 2,0 2,0 4,0 3,0 13,0 2,7 2,7 2,3 2,0 2,7 2,3 3,0 17,7 3,0 2,0 3,0 3,0 3,0 1,0 15,0 45,7

117
7
117
Faktor 1 Jumlah Faktor 2 Jumlah Faktor 3 Jumlah Skor
Responden
1 2 3 4 5 (X1) 6 7 8 9 10 11 12 (X2) 13 14 15 16 17 18 (X3) (Y)
R-27 2,0 2,0 2,0 1,0 2,7 9,7 3,0 2,3 2,0 2,3 2,3 2,0 3,0 17,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 1,0 14,0 40,7
R-28 2,0 2,0 2,0 1,0 3,0 10,0 3,7 3,3 3,0 2,0 3,3 2,7 3,0 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 3,0 1,0 14,0 45,0
R-29 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,7 2,7 3,0 2,0 3,3 2,0 3,3 20,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 42,3
R-30 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,3 2,7 3,0 2,3 3,3 2,7 3,7 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 43,3
R-31 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 3,3 2,7 3,0 2,3 3,7 2,7 3,3 21,0 3,0 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,3 43,3
R-32 2,0 2,0 1,0 1,0 3,0 9,0 2,7 2,3 2,0 2,0 2,7 2,0 3,3 17,0 2,7 2,0 3,0 2,0 2,3 1,0 13,0 39,0
R-33 3,0 3,0 2,0 3,3 2,7 14,0 2,7 2,7 3,3 2,3 2,7 2,0 3,3 19,0 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 44,3
R-34 3,0 3,0 2,0 3,3 2,3 13,7 2,3 3,3 3,7 2,3 2,7 2,0 3,3 19,7 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 44,7
R-35 3,0 3,0 2,0 1,0 3,0 12,0 2,7 2,7 3,7 2,3 2,7 2,0 3,3 19,3 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 42,7
R-36 3,0 3,0 2,0 4,0 3,0 15,0 3,7 3,7 3,7 2,3 3,3 2,3 3,3 22,3 3,0 1,0 2,0 2,0 2,3 1,0 11,3 48,7

118
Lampiran 20 119

VALIDITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS


Validitas yang digunakan untuk menentukan keabsahan instrumen ini adalah validitas konstruk
dengan analisis faktor. Berdasarkan data nilai dari kelas uji coba didapatkan data sebagai berikut:

Responden X1 X2 X3 Y Y2 X1.Y X2.Y X3.Y X12 X22 X32


U-01 13,0 20,3 15,7 49,0 2401,0 637,00 996,33 767,67 169,0 413,4 245,4
U-02 14,3 21,0 15,7 51,0 2601,0 731,00 1071,00 799,00 205,4 441,0 245,4
U-03 14,0 21,0 15,7 50,7 2567,1 709,33 1064,00 793,78 196,0 441,0 245,4
U-04 14,0 17,3 15,7 47,0 2209,0 658,00 814,67 736,33 196,0 300,4 245,4
U-05 14,0 15,3 14,7 44,0 1936,0 616,00 674,67 645,33 196,0 235,1 215,1
U-06 14,0 16,7 14,3 45,0 2025,0 630,00 750,00 645,00 196,0 277,8 205,4
U-07 14,0 17,0 15,3 46,3 2146,8 648,67 787,67 710,44 196,0 289,0 235,1
U-08 14,0 20,3 18,3 52,7 2773,8 737,33 1070,89 965,56 196,0 413,4 336,1
U-09 12,0 21,0 13,3 46,3 2146,8 556,00 973,00 617,78 144,0 441,0 177,8
U-10 11,0 24,0 13,7 48,7 2368,4 535,33 1168,00 665,11 121,0 576,0 186,8
U-11 12,0 22,0 13,7 47,7 2272,1 572,00 1048,67 651,44 144,0 484,0 186,8
U-12 12,0 21,3 14,0 47,3 2240,4 568,00 1009,78 662,67 144,0 455,1 196,0
U-13 11,3 23,0 10,0 44,3 1965,4 502,44 1019,67 443,33 128,4 529,0 100,0
U-14 11,7 23,7 9,7 45,0 2025,0 525,00 1065,00 435,00 136,1 560,1 93,4
U-15 13,7 22,0 10,3 46,0 2116,0 628,67 1012,00 475,33 186,8 484,0 106,8
U-16 14,3 22,0 10,3 46,7 2177,8 668,89 1026,67 482,22 205,4 484,0 106,8
U-17 13,3 21,0 12,7 47,0 2209,0 626,67 987,00 595,33 177,8 441,0 160,4
U-18 12,3 22,7 15,3 50,3 2533,4 620,78 1140,89 771,78 152,1 513,8 235,1
U-19 17,0 17,7 13,7 48,3 2336,1 821,67 853,89 660,56 289,0 312,1 186,8
U-20 15,0 19,0 13,3 47,3 2240,4 710,00 899,33 631,11 225,0 361,0 177,8
U-21 17,0 20,0 15,3 52,3 2738,8 889,67 1046,67 802,44 289,0 400,0 235,1
U-22 17,0 18,3 15,3 50,7 2567,1 861,33 928,89 776,89 289,0 336,1 235,1
U-23 17,0 20,0 15,3 52,3 2738,8 889,67 1046,67 802,44 289,0 400,0 235,1
U-24 17,0 22,0 15,7 54,7 2988,4 929,33 1202,67 856,44 289,0 484,0 245,4
U-25 12,7 16,0 15,0 43,7 1906,8 553,11 698,67 655,00 160,4 256,0 225,0
U-26 13,0 17,7 15,0 45,7 2085,4 593,67 806,78 685,00 169,0 312,1 225,0
U-27 9,7 17,0 14,0 40,7 1653,8 393,11 691,33 569,33 93,4 289,0 196,0
U-28 10,0 21,0 14,0 45,0 2025,0 450,00 945,00 630,00 100,0 441,0 196,0
U-29 9,0 20,0 13,3 42,3 1792,1 381,00 846,67 564,44 81,0 400,0 177,8
U-30 9,0 21,0 13,3 43,3 1877,8 390,00 910,00 577,78 81,0 441,0 177,8
U-31 9,0 21,0 13,3 43,3 1877,8 390,00 910,00 577,78 81,0 441,0 177,8
U-32 9,0 17,0 13,0 39,0 1521,0 351,00 663,00 507,00 81,0 289,0 169,0
U-33 14,0 19,0 11,3 44,3 1965,4 620,67 842,33 502,44 196,0 361,0 128,4
U-34 13,7 19,7 11,3 44,7 1995,1 610,44 878,44 506,22 186,8 386,8 128,4
U-35 12,0 19,3 11,3 42,7 1820,4 512,00 824,89 483,56 144,0 373,8 128,4
U-36 15,0 22,3 11,3 48,7 2368,4 730,00 1086,89 551,56 225,0 498,8 128,4
Jumlah 471,0 719,7 493,3 1684,0 79212,9 22247,8 33762,0 23203,1 6358,8 14561,9 6896,9
120

( )
Dengan menggunakan rumus , didapatkan:
{ }{ }

1. Koefisien korelasi antara X1 dengan Y (ry1) = 0,733392


2. Koefisien korelasi antara X2 dengan Y (ry2) = 0,351835
3. Koefisien korelasi antara X3 dengan Y (ry3) = 0,515157

Karena ry1, ry2, dan ry3 0,3 maka instrumen lembar observasi dapat dikatakan memiliki konstruk
yang kuat.
Lampiran 21 121

VALIDITAS BUTIR INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS


Validitas butir instrumen didapat dari menghitung korelasi antara skor butir dengan skor total
(Y). Untuk mendapatkan validitas butir digunakan rumus:
( )
.
{ }{ }

Sesuai jumlah butir, maka ada 22 koefisien korelasi yang perlu dihitung. Bila harga korelasi
dibawah 0,30 maka dapat disimpulkan bahwa butir instrumen tersebut tidak valid sehingga harus
diperbaiki. Berikut hasil perhitungan validitas butir berdasarkan hasil uji coba :

Nomor Nomor
Rhitung Rkritis Validitas Keputusan
Item Korelasi
1 U(1-Y) 0,366365 0,3 valid diterima
2 U(2-Y) 0,366365 0,3 valid diterima
3 U(3-Y) 0,464144 0,3 valid diterima
4 U(4-Y) 0,612544 0,3 valid diterima
5 U(5-Y) 0,115108 0,3 tidak valid diperbaiki
6 U(6-Y) 0,383507 0,3 valid diterima
7 U(7-Y) 0,306053 0,3 valid diterima
8 U(8-Y) 0,020356 0,3 tidak valid diperbaiki
9 U(9-Y) 0,422518 0,3 valid diterima
10 U(10-Y) 0,317582 0,3 valid diterima
11 U(11-Y) 0,341819 0,3 valid diterima
12 U(12-Y) 0,057044 0,3 tidak valid diperbaiki
13 U(13-Y) 0,308304 0,3 valid diterima
14 U(14-Y) 0,049797 0,3 tidak valid diperbaiki
15 U(15-Y) 0,171532 0,3 tidak valid diperbaiki
16 U(16-Y) 0,561997 0,3 valid diterima
17 U(17-Y) 0,434475 0,3 valid diterima
18 U(18-Y) 0,327934 0,3 valid diterima

Dari hasil perhitungan koefisien korelasi tiap butir, didapatkan butir pertanyaan nomor 5, 8, 12,
14 dan 15 tidak valid. Karena butir-butir yang tidak valid tersebut mewakili indikator penilaian KPS,
maka butir-butir tersebut diperbaiki untuk penelitian.
Lampiran 22
122

DATA NILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PER-RATER PADA KELAS UJI COBA

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 48
U-01 Rater 2 2 2 2 4 3 3 2 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 49
Rater 3 2 2 2 4 3 4 2 4 2 4 2 3 4 2 3 3 3 1 50
Rater 1 2 2 3 4 3 3 2 4 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 49
U-02 Rater 2 2 2 3 4 4 4 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3 4 1 52
Rater 3 2 2 3 4 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 3 3 3 1 52
Rater 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 4 2 3 3 3 1 49
U-03 Rater 2 2 2 3 4 3 3 3 4 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 52
Rater 3 2 2 3 4 3 4 2 3 2 4 3 4 3 2 3 3 3 1 51
Rater 1 2 2 3 4 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 48
U-04 Rater 2 2 2 3 4 3 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 4 1 47
Rater 3 2 2 3 4 3 3 2 2 2 2 3 2 4 2 3 3 3 1 46
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 45
U-05 Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 1 43
Rater 3 3 3 1 4 3 2 2 2 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 44
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 2 2 2 2 4 2 3 3 2 1 45
U-06 Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 1 44
Rater 3 3 3 1 4 3 4 2 2 3 2 2 3 2 2 3 3 3 1 46
Rater 1 3 3 1 4 3 3 2 3 3 3 2 2 4 2 3 3 2 1 47
U-07 Rater 2 3 3 1 4 3 3 2 2 2 2 2 3 4 2 3 3 3 1 46
Rater 3 3 3 1 4 3 4 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 46
Rater 1 3 3 1 4 3 3 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 2 3 51
U-08 Rater 2 3 3 1 4 3 3 3 3 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 53
Rater 3 3 3 1 4 3 4 4 2 2 4 2 3 4 2 3 3 3 4 54
Rater 1 2 2 1 4 3 3 4 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 48
U-09 Rater 2 2 2 1 4 3 3 3 2 3 3 3 3 4 1 3 3 2 1 46
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 2 3 3 1 3 3 1 1 45
Rater 1 2 2 1 4 2 4 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 49
U-10 Rater 2 2 2 1 4 2 4 4 4 3 3 3 4 3 1 3 3 2 1 49
Rater 3 2 2 1 4 2 4 4 4 3 3 3 3 4 1 3 3 1 1 48
Rater 1 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 49
U-11 Rater 2 2 2 1 4 3 3 3 4 3 3 2 3 4 1 3 3 2 1 47
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 3 3 2 3 4 1 3 3 1 1 47
Rater 1 2 2 1 4 3 4 4 3 2 4 3 3 4 1 3 3 3 1 50
U-12 Rater 2 2 2 1 4 3 4 4 2 2 3 2 3 4 1 3 3 2 1 46
Rater 3 2 2 1 4 3 4 4 3 2 3 2 3 4 1 3 3 1 1 46
123

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 43
U-13 Rater 2 2 2 4 1 3 4 4 3 3 4 2 3 2 1 3 2 2 1 46
Rater 3 2 2 4 1 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 44
Rater 1 2 2 2 1 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 1 1 43
U-14 Rater 2 2 2 4 1 4 4 4 4 2 3 2 3 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 4 1 3 4 4 3 3 4 4 3 1 1 3 2 2 1 47
Rater 1 2 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 47
U-15 Rater 2 2 2 3 4 3 3 3 2 2 4 4 3 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 3 4 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 46
Rater 1 2 2 2 4 3 4 4 4 3 3 3 3 1 1 3 2 3 1 48
U-16 Rater 2 2 2 4 4 3 3 3 2 2 4 2 4 1 1 3 2 2 1 45
Rater 3 2 2 4 4 3 4 4 3 2 4 2 3 1 1 3 2 2 1 47
Rater 1 3 3 2 2 2 3 3 4 3 3 3 3 3 1 3 2 2 1 46
U-17 Rater 2 3 3 4 2 2 3 2 2 2 3 4 4 3 1 3 2 3 1 47
Rater 3 3 3 4 2 2 4 4 3 2 2 3 3 4 1 3 2 2 1 48
Rater 1 3 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 4 1 3 2 2 4 51
U-18 Rater 2 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 4 3 3 1 3 2 3 3 49
Rater 3 3 3 1 2 3 4 4 3 2 4 4 3 3 1 3 2 2 4 51
Rater 1 3 3 4 4 3 3 3 2 2 3 3 2 4 1 3 3 2 1 49
U-19 Rater 2 3 3 4 4 3 3 2 2 2 2 2 3 3 1 3 3 3 1 47
Rater 3 3 3 4 4 3 4 2 3 3 2 2 3 3 1 3 3 2 1 49
Rater 1 3 3 4 2 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 3 3 2 1 45
U-20 Rater 2 3 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 3 3 1 3 3 3 1 49
Rater 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 2 2 3 1 3 3 2 1 48
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
U-21 Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 49
Rater 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 3 2 3 3 4 1 55
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
U-22 Rater 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 47
Rater 3 3 3 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 2 3 3 4 1 52
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
U-23 Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 2 3 3 4 3 3 2 3 3 3 1 53
Rater 3 3 3 4 4 3 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 4 1 51
Rater 1 3 3 4 4 3 4 4 2 2 3 2 4 3 2 3 3 3 1 53
U-24 Rater 2 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 1 54
Rater 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 4 1 57
Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 46
U-25 Rater 2 2 2 2 4 2 2 2 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 1 42
Rater 3 2 2 2 4 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 3 1 43
124

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 2 2 2 4 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 3 1 46
U-26 Rater 2 2 2 2 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 2 3 3 3 1 45
Rater 3 2 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 46
Rater 1 2 2 2 1 3 4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 43
U-27 Rater 2 2 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 2 2 1 3 2 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 3 1 39
Rater 1 2 2 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 42
U-28 Rater 2 2 2 2 1 3 4 4 3 2 4 3 3 3 2 3 2 3 1 47
Rater 3 2 2 2 1 3 4 3 4 2 3 3 3 3 2 3 2 3 1 46
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
U-29 Rater 2 2 2 1 1 3 4 3 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 3 2 3 3 2 3 2 2 1 42
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
U-30 Rater 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 1 44
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 4 3 3 3 2 3 2 2 1 44
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
U-31 Rater 2 2 2 1 1 3 3 3 3 3 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 2 2 1 1 3 4 2 4 2 4 4 3 3 2 3 2 2 1 45
Rater 1 2 2 1 1 3 3 3 2 2 3 2 4 3 2 3 2 3 1 42
U-32 Rater 2 2 2 1 1 3 3 2 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 38
Rater 3 2 2 1 1 3 2 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 37
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
U-33 Rater 2 3 3 2 3 2 2 2 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 42
Rater 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 44
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
U-34 Rater 2 3 3 2 3 2 2 3 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 43
Rater 3 3 3 2 3 2 2 4 4 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 44
Rater 1 3 3 2 1 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 44
U-35 Rater 2 3 3 2 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 43
Rater 3 3 3 2 1 3 2 2 4 2 2 2 3 3 1 2 2 3 1 41
Rater 1 3 3 2 4 3 3 3 3 3 3 2 4 3 1 2 2 2 1 47
U-36 Rater 2 3 3 2 4 3 4 4 4 2 3 2 3 3 1 2 2 2 1 48
Rater 3 3 3 2 4 3 4 4 4 2 4 3 3 3 1 2 2 3 1 51
Lampiran 23 125

RELIABILITAS INSTRUMEN LEMBAR OBSERVASI KPS


Pengujian reliabilitas lembar observasi menggunakan pengujian reabilitas menggunakan Raters dengan
tiga observer. Berdasarkan data nilai KPS pada kelas uji coba, diperoleh nilai sebagai berikut :

Responden Rater 1 Rater 2 Rater 3 Xp (Xp)2


U-01 48 49 50 147 21609
U-02 49 52 52 153 23409
U-03 49 52 51 152 23104
U-04 48 47 46 141 19881
U-05 45 43 44 132 17424
U-06 45 44 46 135 18225
U-07 47 46 46 139 19321
U-08 51 53 54 158 24964
U-09 48 46 46 140 19600
U-10 49 49 48 146 21316
U-11 49 47 47 143 20449
U-12 50 46 46 142 20164
U-13 43 46 44 133 17689
U-14 43 45 47 135 18225
U-15 47 45 46 138 19044
U-16 48 45 47 140 19600
U-17 46 47 48 141 19881
U-18 51 49 51 151 22801
U-19 49 47 49 145 21025
U-20 45 49 48 142 20164
U-21 53 49 55 157 24649
U-22 53 47 52 152 23104
U-23 53 53 51 157 24649
U-24 53 54 57 164 26896
U-25 46 42 43 131 17161
U-26 46 45 46 137 18769
U-27 43 40 39 122 14884
U-28 42 47 46 135 18225
U-29 42 43 42 127 16129
U-30 42 44 44 130 16900
U-31 42 43 45 130 16900
U-32 42 38 37 117 13689
U-33 47 42 44 133 17689
U-34 47 43 44 134 17956
U-35 44 43 41 128 16384
U-36 47 48 51 146 21316
Xr 1692 1668 1693 5053 713195
2
(Xr) 2862864 2782224 2866249
126

(1) Menghitung Jumlah Kuadrat Total (JKT)



JKT

dbt ( )

(2) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Raters (JKt)



JKt

dbt

(3) Menghitung Jumlah Kuadrat antar Subjek (JKs)



JKs

dbt

(4) Menghitung Jumlah Kuadrat Residu (JKr)


JKr

dbs ( )

Tabel Ringkasan Anava untuk Perhitungan Reliabilitas Rating

Variasi JK db MK
JKT 1532,102 107 -
JKt 11,12963 2 -
JKs 1316,769 35 37,62196 (Vp)
JKr 204,2037 70 2,917196 (Ve)
127

Maka reliabilitas instrumen penilaian untuk seorang rater atau observer:

Sedangkan untuk besarnya reliabilitas rerata dari tiga rater atau observer adalah:

Dengan = 5% pada n = 36, diperoleh rtabel = 0,32.

Berdasarkan perhitungan rhitung rtabel, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen


reliabel.
Lampiran 24 128

DATA NILAI ULANGAN HARIAN SISWA KELAS XI IPA 1 SEMESTER 1

No Nama Siswa No. Subjek UH 1 UH 2 UH 3 UH 4


1 Agastyasa Ghea Amarta R-01 83 77 60 79
2 Andin Siwi Sejati R-02 89 77 50 87
3 Anggie Widagdo R-03 89 82 80 83
4 Annisa Novi Rahmatika R-04 72 82 77 78
5 Ardy Bagus Septian Pratama R-05 80 80 93 87
6 Daffa Joko Nur Wahid R-06 77 84 93 87
7 Danang Afa Septiawan R-07 77 77 93 85
8 Devi Eristiana R-08 85 88 77 80
9 Dian Ambarwati R-09 80 77 80 80
10 Dima Nirmalasari R-10 86 80 50 50
11 Dina Oktavia Putri R-11 91 80 94 94
12 Firda Ferry Sanjaya R-12 85 77 89 89
13 Ginda Nabila Choirunnisa R-13 82 77 80 80
14 Isnia Sekar Sari R-14 84 68 77 79
15 Kartika Sari R-15 77 60 77 84
16 Laily Fidya R-16 91 88 94 92
17 M. Hasanudin Ramadhanu R-17 67 80 83 81
18 M. Nur Irsyad R-18 80 86 77 80
19 Mahatma Tirta Wiguna R-19 77 80 63 84
20 Matahari Nurohmah Adifitri R-20 85 77 83 82
21 Meida Mustika Mahesi Pertiwi R-21 80 60 67 84
22 Moh. Faridh Luthfi R-22 72 77 83 80
23 Mohammad Affan Dwica Putra R-23 92 70 77 81
24 Muhamad Rizky Setiawan R-24 77 80 90 84
25 Muhammad Ary Hendrawan R-25 81 77 90 85
26 Nabella Permatasari R-26 84 92 97 93
27 Natasya Widyasari R-27 87 84 77 78
28 Puspa Siwi Wulandari R-28 80 62 80 79
29 Rafika Rahma Dewi R-29 80 82 77 81
30 Ratu Essanoviea Hariawan R-30 90 77 63 80
31 Reza Pahlevi Wirananta R-31 77 80 77 78
32 Rizal Damar Sasangka R-32 77 88 83 83
33 Rizki Agung Wicaksono R-33 87 84 80 83
34 Setiyowati R-34 94 80 91 89
35 Tutik Nur Faizah R-35 94 80 83 85
36 Wisnu Bayu Aji R-36 66 86 83 82
Rata-rata 82 79 80 82
Nilai tertinggi 94 92 97 94
Nilai terendah 66 60 50 50
Lampiran 25 129

DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS I

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 2 1 3 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 43
R-01 Rater 2 2 1 3 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 39
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 42
Rater 1 2 1 1 1 3 3 3 3 4 3 2 3 1 2 3 2 2 1 40
R-02 Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 2 2 3 2 3 1 2 3 2 2 1 36
Rater 3 2 1 1 1 3 3 2 3 2 4 2 3 1 2 3 2 3 1 39
Rater 1 2 1 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 44
R-03 Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 40
Rater 3 2 1 4 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 43
Rater 1 2 1 4 1 3 3 3 3 4 3 2 3 2 2 3 2 2 1 44
R-04 Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 2 2 3 2 3 2 2 3 2 2 1 40
Rater 3 2 1 4 1 3 3 2 3 2 4 2 3 2 2 3 2 3 1 43
Rater 1 2 1 1 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 44
R-05 Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 1 1 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 41
Rater 1 2 1 3 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 47
R-06 Rater 2 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 43
Rater 3 2 1 3 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 3 45
Rater 1 2 1 4 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 47
R-07 Rater 2 2 1 4 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 43
Rater 3 2 1 4 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 44
Rater 1 2 1 1 1 3 4 3 3 4 3 2 3 3 2 3 2 3 1 44
R-08 Rater 2 2 1 1 1 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 40
Rater 3 2 1 1 1 3 3 4 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 41
Rater 1 2 1 2 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 47
R-09 Rater 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 42
Rater 3 2 1 2 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 48
Rater 1 2 1 4 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 49
R-10 Rater 2 2 1 4 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 44
Rater 3 2 1 4 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 50
Rater 1 2 1 1 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 46
R-11 Rater 2 2 1 1 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 41
Rater 3 2 1 1 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 47
Rater 1 2 1 3 1 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 2 3 1 48
R-12 Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 2 2 3 3 4 3 2 3 1 43
Rater 3 2 1 3 1 3 4 4 3 2 4 2 3 3 4 3 2 4 1 49
Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
R-13 Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
130

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
R-14 Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
Rater 1 3 1 3 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 45
R-15 Rater 2 3 1 3 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 42
Rater 3 3 1 3 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 45
Rater 1 3 1 4 1 3 3 4 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 1 46
R-16 Rater 2 3 1 4 1 3 3 2 2 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 43
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 3 2 4 2 3 3 2 3 2 2 1 46
Rater 1 1 1 4 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 48
R-17 Rater 2 1 1 4 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 44
Rater 3 1 1 4 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 48
Rater 1 1 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 45
R-18 Rater 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 41
Rater 3 1 1 1 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 45
Rater 1 1 1 2 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 46
R-19 Rater 2 1 1 2 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 42
Rater 3 1 1 2 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 46
Rater 1 1 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 4 3 3 2 3 1 45
R-20 Rater 2 1 1 1 1 3 3 2 2 2 2 4 3 4 3 3 2 3 1 41
Rater 3 1 1 1 1 3 3 4 3 2 3 4 3 4 3 3 2 3 1 45
Rater 1 3 1 3 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
R-21 Rater 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 46
Rater 3 3 1 3 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
Rater 1 3 1 4 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
R-22 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 47
Rater 3 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
Rater 1 3 1 4 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
R-23 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 47
Rater 3 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
Rater 1 3 1 3 1 3 4 2 3 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
R-24 Rater 2 3 1 3 1 3 3 3 2 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 46
Rater 3 3 1 3 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
Rater 1 3 1 4 1 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 49
R-25 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 50
Rater 3 3 1 4 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 51
Rater 1 3 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 47
R-26 Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 47
Rater 3 3 1 1 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
131

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 3 1 1 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 47
R-27 Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 47
Rater 3 3 1 1 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 48
Rater 1 3 1 4 1 3 3 2 4 2 4 4 3 3 3 3 3 3 1 50
R-28 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 3 3 4 1 50
Rater 3 3 1 4 1 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 3 1 51
Rater 1 2 1 2 1 3 3 2 4 2 4 2 3 3 4 3 3 2 1 45
R-29 Rater 2 2 1 2 1 3 3 3 2 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 43
Rater 3 2 1 2 1 3 3 2 3 2 3 4 3 3 4 3 3 3 1 46
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
R-30 Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
R-31 Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
Rater 1 2 1 3 1 3 3 2 4 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 43
R-32 Rater 2 2 1 3 1 3 3 3 2 2 3 2 3 2 4 3 2 2 1 42
Rater 3 2 1 3 1 3 3 2 3 2 3 4 3 2 4 3 2 3 1 45
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 46
R-33 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 2 4 3 3 3 1 48
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 2 4 3 3 2 1 48
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 47
R-34 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 49
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 49
Rater 1 3 1 1 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 44
R-35 Rater 2 3 1 1 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 46
Rater 3 3 1 1 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 46
Rater 1 3 1 4 1 3 3 3 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 47
R-36 Rater 2 3 1 4 1 3 3 3 4 2 3 2 3 3 4 3 3 3 1 49
Rater 3 3 1 4 1 3 3 4 4 2 3 2 3 3 4 3 3 2 1 49
Lampiran 26 132

DATA NILAI KPS SISWA PER-RATER PADA KELAS EKSPERIMEN SIKLUS II

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 55
R-01 Rater 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 53
Rater 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 54
Rater 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 56
R-02 Rater 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 55
Rater 1 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 56
R-03 Rater 2 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 4 3 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 55
Rater 1 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 55
R-04 Rater 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 2 3 4 2 2 1 53
Rater 3 4 3 3 3 3 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 2 3 1 54
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 2 3 1 55
R-05 Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 2 3 1 55
Rater 3 3 3 3 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 2 2 1 52
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 57
R-06 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 54
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 1 57
R-07 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 1 57
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 3 3 2 1 54
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 1 58
R-08 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 58
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 3 2 1 55
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
R-09 Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
R-10 Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
R-11 Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
Rater 1 2 2 4 3 3 4 4 2 4 3 2 3 2 3 2 3 3 1 50
R-12 Rater 2 2 2 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 4 3 3 3 2 3 4 1 52
Rater 1 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 1 53
R-13 Rater 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 50
Rater 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 50
133

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 55
R-14 Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 52
Rater 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 52
Rater 1 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 2 3 1 53
R-15 Rater 2 2 2 3 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 2 2 1 50
Rater 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 2 2 1 50
Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 2 3 3 1 55
R-16 Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 2 3 2 1 52
Rater 3 2 2 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 1 52
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
R-17 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 1 58
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
R-18 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 58
Rater 1 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 2 3 1 55
R-19 Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 58
Rater 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 57
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 1 57
R-20 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 1 59
Rater 3 3 3 4 3 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 2 3 1 58
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 1 54
R-21 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 1 56
Rater 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 1 54
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 3 54
R-22 Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 2 3 56
Rater 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 2 53
Rater 1 3 3 4 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 3 3 2 55
R-23 Rater 2 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 3 2 3 58
Rater 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 3 3 2 55
Rater 1 3 3 3 3 3 4 4 3 3 2 3 3 2 3 4 2 3 1 52
R-24 Rater 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 2 3 4 2 2 1 54
Rater 3 3 3 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 2 3 4 2 3 1 52
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-25 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 57
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-26 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 57
134

Responden Raters 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Skor


Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-27 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 4 3 3 4 2 3 4 2 3 1 56
R-28 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 4 3 2 3 4 2 4 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 3 1 56
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
R-29 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
R-30 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
Rater 1 4 4 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 3 57
R-31 Rater 2 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 4 60
Rater 3 4 4 3 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 4 55
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 3 4 2 3 4 2 2 1 55
R-32 Rater 2 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 4 2 3 4 2 2 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 4 2 3 1 53
Rater 1 4 4 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 57
R-33 Rater 2 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 58
Rater 3 4 4 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 53
Rater 1 2 2 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 53
R-34 Rater 2 2 2 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 54
Rater 3 2 2 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 49
Rater 1 3 3 4 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 4 3 2 1 55
R-35 Rater 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 1 56
Rater 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 4 3 2 1 51
Rater 1 3 3 3 3 3 4 3 2 3 4 4 3 3 3 2 3 2 1 52
R-36 Rater 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 2 3 3 1 53
Rater 3 3 3 3 3 3 4 3 3 2 3 2 2 3 3 2 3 2 1 48
135
Lampiran 27

DAFTAR NILAI KPS DALAM SKALA 0 S.D 100

Nilai KPS Siswa


Responden Peningkatan
Siklus I Siklus II
R-01 57,41 75,46 18,06
R-02 53,24 76,85 23,61
R-03 58,80 76,85 18,06
R-04 58,80 75,46 16,67
R-05 57,87 75,00 17,13
R-06 62,50 77,78 15,28
R-07 62,04 77,78 15,74
R-08 57,87 79,17 21,30
R-09 63,43 70,37 6,94
R-10 66,20 70,37 4,17
R-11 62,04 70,37 8,33
R-12 64,81 70,37 5,56
R-13 62,50 72,22 9,72
R-14 62,50 75,00 12,50
R-15 61,11 72,22 11,11
R-16 62,50 75,00 12,50
R-17 64,81 81,02 16,20
R-18 60,65 81,02 20,37
R-19 62,04 79,17 17,13
R-20 60,65 81,02 20,37
R-21 65,74 76,85 11,11
R-22 67,13 76,39 9,26
R-23 67,13 78,70 11,57
R-24 65,74 74,07 8,33
R-25 69,44 77,78 8,33
R-26 65,74 77,78 12,04
R-27 65,74 77,31 11,57
R-28 69,91 77,31 7,41
R-29 62,04 77,78 15,74
R-30 60,19 77,78 17,59
R-31 60,19 80,56 12,96
R-32 60,19 77,78 17,59
R-33 65,74 78,70 12,96
R-34 67,13 73,15 6,02
R-35 62,96 75,93 12,96
R-36 67,13 71,76 4,63
Jumlah 2263,89 2742,13 478,24
Rata-rata 62,89 76,17 13,28
Lampiran 28
136

UJI NORMALITAS DATA KPS SIKLUS I

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 69,91 Panjang Kelas = 3,00
Nilai minimal = 53,24 Rata-rata ( x ) = 62,89
Rentang = 16,67 s = 3,66
Banyak kelas =6 n = 36

Kelas Interval Batas Z untuk batas Peluang Luas Kls. Ei Oi (Oi-Ei)


Kelas kls. untuk Z Untuk Z
Ei
52,74 -2,77 0,4972
53,24 - 55,24 0,0227 0,8173 1 0,041
55,74 -1,95 0,4745
56,24 - 58,24 0,1033 3,7185 3 0,139
58,74 -1,13 0,3712
59,24 - 61,24 0,2484 8,9441 8 0,100
61,74 -0,31 0,1228
62,24 - 64,24 0,3166 11,3961 10 0,171
64,74 0,51 0,1938
65,24 - 67,24 0,2138 7,6964 12 2,406
67,74 1,33 0,4076
68,24 - 70,24 0,0765 2,7524 2 0,206
70,74 2,15 0,4840
= 3,0625
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh tabel = 7,81
137

Daerah penolakan
Daerah penerimaan Ho
Ho

3,0625 7,81

Karena berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
Lampiran 29 138

UJI NORMALITAS DATA KPS


SIKLUS II

Hipotesis
Ho : Data berdistribusi normal
Ha : Data tidak berdistribusi normal

Pengujian Hipotesis:
Rumus yang digunakan:

Kriteria yang digunakan


Ho diterima jika 2 < 2 tabel

Pengujian Hipotesis
Nilai maksimal = 81,02 Panjang Kelas = 2,00
Nilai minimal = 70,37 Rata-rata ( x ) = 76,17
Rentang = 10,65 s = 3,15
Banyak kelas =6 n = 36

Luas (Oi-Ei)
Batas Z untuk Peluang
Kelas Interval Kls. Ei Oi
Kelas batas kls. untuk Z
Untuk Z Ei
69,87 -2,00 0,4774
70,37 - 71,37 0,0633 2,2773 4 1,3032
71,87 -1,37 0,4141
72,37 - 73,37 0,1465 5,2750 4 0,3082
73,87 -0,73 0,2676
74,37 - 75,37 0,2296 8,2660 4 2,2016
75,87 -0,10 0,0380
76,37 - 77,37 0,2435 8,7645 9 0,0063
77,87 0,54 0,2055
78,37 - 79,37 0,1747 6,2884 11 3,5303
79,87 1,18 0,3802
80,37 - 81,37 0,0848 3,0525 4 0,2941
81,87 1,81 0,4650
= 7,6437
Untuk a = 5%, dengan dk = 6 - 3 = 3 diperoleh tabel = 7,81
139

Daerah Daerah penolakan


penerimaan Ho Ho

7,6437 7,81

Karena berada pada daerah penerimaan Ho, maka data tersebut berdistribusi normal.
140
Lampiran 30

UJI PENINGKATAN NILAI KPS

Nilai KPS siswa telah diuji normalitasnya dan dari perhitungan ditunjukkan bahwa

data berdistribusi normal. Selanjutnya untuk mengetahui apakah nilai KPS siswa mengalami

peningkatan secara signifikan, data dihitung menggunakan rumus sebagai berikut:

Pada taraf signifikansi 5% dan dk= 36 1= 35, diperoleh t tabel sebesar 1,687. Karena t hitung >
ttabel, maka dapat disimpulkan bahwa nilai KPS siswa meningkat secara signifikan.
141
Lampiran 31

LEMBAR PENILAIAN AFEKTIF SISWA

Jenis Penilaian : Afektif


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Sistem Koloid
A. Tujuan
Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas
B. Form Penilaian
Aspek Afektif
No Nama Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8

Mengetahui.

Observer
142

Lampiran 32

ACUAN PENILAIAN AFEKTIF SISWA

Jenis Penilaian : Afektif


Mata Pelajaran : Kimia
Materi Pokok : Koloid
A. Tujuan
Mengamati dan menilai sikap serta keterampilan siswa dalam kegiatan
pembelajaran di kelas
B. Kriteria Penilaian
Kriteria
No Aspek Keterangan
Penilaian
1. Kehadiran di 4 Selalu hadir dalam pembelajaran
kelas 3 Pernah satu kali tidak mengikuti pembelajaran
2 Pernah dua kali tidak mengikuti pembelajaran
1 Pernah tiga kali atau lebih tidak mengikuti
pembelajaran
2. Kedisipilan 4 Masuk dan tidak terlambat
hadir dikelas 3 Masuk tetapi terlambat < 10 menit
2 Msuk tetapi terlambat antara 10 s.d 15 menit
1 Masuk tetapi terlambat > 15 menit
3. Tanggung 4 Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan
Jawab baik dan dikumpulkan tepat waktu
3 Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru
dengan baik tetapi dikumpulkan tepat waktu
2 Selesai melaksanakan tugas dari guru dengan
baik tetapi tidak dikumpulkan tepat waktu
1 Tidak selesai melaksanakan tugas dari guru dan
tidak dikumpulkan tepat waktu
143

Kriteria
No Aspek Keterangan
Penilaian
4. Berani 4 Siswa mengemukakan pendapat atau
mengemukakan pertanyaan dan pendapat atau pertanyaannya
pertanyaan atau sesuai dengan pokok bahasan
pendapat 3 Siswa mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tetapi kurang sesuai dengan pokok
bahasan
2 Siswa mengemukakan pendapat atau
pertanyaan tetapi tidak sesuai dengan pokok
bahasan
1 Siswa tidak bertanya atau mengemukakan
pendapat
5. Menghargai 4 Menghargai pendapat orang lain, tidak ramai
pendapat orang sendiri, dan mendengarkan pendapat orang lain
lain 3 Menghargai pendapat orang lain dan
mendengarkan pendapat orang lain tetapi ramai
sendiri
2 Tidak menghargai pendapat orang lain tetapi
mendengarkan pendapat orang lain dan ramai
sendiri
1 Tidak menghargai pendapat orang lain, ramai
sendiri, dan tidak mendengarkan pendapat
orang lain
6. Perhatian dalam 4 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
mengikuti penjelasan guru dengan seksama selama
pelajaran pembelajaran
3 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama jam
pelajaran
144

2 Siswa serius mendengarkan dan memperhatikan


penjelasan guru dengan seksama selama jam
pelajaran
1 Siswa tidak mendengarkan dan memperhatikan
penjelasan guru dengan seksama selama
pembelajaran.
7. Kreatif dalam 4 Media yang dibuat menarik, kreatif, dan materi
membuat media yang disampaikan tepat
presentasi 3 Media yang dibuat kurang menarik dan kreatif,
tetapi materi yang disampaikan tepat
2 Media yang dibuat menarik dan kreatif, tetapi
materi yang disampaikan kurang tepat
1 Media yang dibuat tidak menarik dan kreatif,
materi yang disampaikan kurang tepat.
8. Komunikatif 4 Siswa menggunakan bahasa yang baik dan
sopan pada saat mengemukakan pendapat atau
bertanya
3 Siswa menggunakan bahasa yang baik tetapi
kurang sopan pada saat mengemukakan
pendapat atau bertanya
2 Siswa menggunakan bahasa yang tidak baik
tetapi sopan pada saat mengemukakan pendapat
atau bertanya
1 Siswa tidak menggunakan bahasa yang baik
dan sopan saat mengemukakan pendapat atau
bertanya.
145
Lampiran 33

UJI RELIABILITAS LEMBAR OBSERVASI AFEKTIF

Penilaian Aspek
Subjek Observer Jumlah Peringkat B B2
I II III IV V VI VII VIII
Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3 23 9,5
U-1 0,5 0,25
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3 23 10
Observer 1 4 4 4 1 3 2 4 3 25 4
U-2 1 1
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3 25 4
U-3 1 1
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3 26 2
U-4 0 0
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 3 26 2
Observer 1 4 3 3 1 3 3 2 3 22 13,5
U-5 1,5 2,25
Observer 2 4 3 3 1 2 3 3 3 22 15
Observer 1 4 3 3 1 3 2 4 3 23 9,5
U-6 0,5 0,25
Observer 2 4 3 3 1 3 3 3 3 23 10
Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3 22 13,5
U-7 1,5 2,25
Observer 2 4 4 3 1 2 2 4 2 22 15
Observer 1 4 3 3 4 3 3 3 3 26 2
U-8 0 0
Observer 2 4 3 3 3 3 3 4 3 26 2
Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3 22 13,5
U-9 1,5 2,25
Observer 2 4 4 3 1 2 3 2 3 22 15
Observer 1 4 4 3 1 3 2 2 3 22 13,5
U-10 1,5 2,25
Observer 2 4 4 3 1 2 3 2 3 22 15
Observer 1 4 4 3 1 3 3 2 2 22 13,5
U-11 1,5 2,25
Observer 2 4 4 3 1 3 3 2 2 22 15
Observer 1 4 4 3 1 3 3 2 3 23 9,5
U-12 0,5 0,25
Observer 2 4 4 3 1 3 3 2 3 23 10
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3 25 4
U-13 1 1
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
Observer 1 4 4 4 1 2 3 4 3 25 4
U-14 1 1
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3 25 5
Observer 1 4 3 4 1 3 2 2 3 22 13,5
U-15 1,5 2,25
Observer 2 4 3 4 1 2 2 3 3 22 15
Observer 1 4 3 4 1 2 2 3 3 22 13,5
U-16 1,5 2,25
Observer 2 4 3 4 1 2 2 3 3 22 15
Observer 1 4 3 3 1 3 3 4 2 23 9,5
U-17 0,5 0,25
Observer 2 4 3 3 1 3 4 3 2 23 10
Observer 1 4 4 3 4 3 3 3 3 27 1
U-18 0 0
Observer 2 4 4 3 4 3 4 3 3 28 1
20,75
146

Keputusan:
Perhitungan:
Rho tabel = 0,399 Rho hitung = 0,556

Lembar pengamatan reliabel jika rho hitung > 0,399

Pengamat I dan Pengamat II Sepakat

Rho = 0,566
147
Lampiran 34

NILAI AFEKTIF KELAS EKSPERIMEN

Penilaian Aspek
Subjek Observer
I II III IV V VI VII VIII
Observer 1 4 4 3 1 2 2 3 3
R-1
Observer 2 4 4 3 1 2 2 4 3
Observer 1 4 4 3 1 3 2 3 3
R-2
Observer 2 4 4 3 1 3 3 4 3
Observer 1 4 4 3 1 3 3 3 3
R-3
Observer 2 4 4 3 1 3 3 4 3
Observer 1 4 4 3 1 3 3 3 3
R-4
Observer 2 4 4 3 1 3 4 4 3
Observer 1 4 4 4 1 3 3 2 3
R-5
Observer 2 4 4 4 1 2 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 3 2 2 3
R-6
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 2 2 2 3
R-7
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 2
Observer 1 4 4 4 1 3 3 2 3
R-8
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3
R-9
Observer 2 4 4 4 1 2 3 2 3
Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
R-10
Observer 2 4 4 4 1 2 3 2 3
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 2
R-11
Observer 2 4 4 4 1 3 3 2 2
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
R-12
Observer 2 4 4 4 1 3 3 2 3
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
R-13
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 2 3 3 3
R-14
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
R-15
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 3
R-16
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 2
R-17
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 2
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
R-18
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 3
148

Penilaian Aspek
Subjek Observer
I II III IV V VI VII VIII
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
R-19
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 4
Observer 1 4 4 4 1 2 3 4 3
R-20
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 4
Observer 1 3 4 3 4 3 2 3 3
R-21
Observer 2 3 4 3 3 2 2 3 4
Observer 1 3 4 3 1 3 3 3 3
R-22
Observer 2 3 4 3 1 3 3 3 4
Observer 1 3 4 3 1 3 3 3 3
R-23
Observer 2 3 4 3 1 3 4 3 4
Observer 1 4 4 3 1 3 2 3 3
R-24
Observer 2 4 4 3 1 3 3 3 4
Observer 1 4 4 3 1 3 3 4 3
R-25
Observer 2 4 4 3 1 2 2 3 3
Observer 1 4 4 3 1 3 2 4 3
R-26
Observer 2 4 4 3 1 3 2 3 3
Observer 1 2 4 3 1 3 3 4 3
R-27
Observer 2 2 4 3 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 3 1 3 3 4 3
R-28
Observer 2 4 4 3 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
R-29
Observer 2 4 4 4 1 3 4 3 4
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 3
R-30
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 4
Observer 1 4 4 4 1 2 2 4 3
R-31
Observer 2 4 4 4 1 2 3 3 4
Observer 1 4 4 4 1 3 3 4 2
R-32
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 4 4 4 1 2 2 3 2
R-33
Observer 2 4 4 4 1 2 2 3 3
Observer 1 4 4 4 1 3 2 3 3
R-34
Observer 2 4 4 4 1 3 2 3 2
Observer 1 4 4 4 1 3 3 3 3
R-35
Observer 2 4 4 4 1 3 3 3 3
Observer 1 3 4 4 3 3 3 3 3
R-36
Observer 2 3 4 4 3 3 3 3 2
Lampiran 35 149

UJI RELIABILITAS SOAL

Nomer Soal
No. Kode
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 UC_01 0,5 1,5 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 1 1
2 UC_02 1 3 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 1 1
3 UC_03 1 3 3 3 1,5 3 3 2 2 1 0,5 2 2
4 UC_04 1 3 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0,5 2 2
5 UC_05 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 1 0 3 2
6 UC_06 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0 3 2
7 UC_07 0,5 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 3 0 3 2
8 UC_08 1 0,5 3 3 1,5 3 3 2 3 3 0 3 3
9 UC_09 0,5 0 3 3 1,5 3 3 2 3 2 1 1 3
10 UC_10 1 0,5 1 0 1,5 2 0 1 1 2 1 1 3
11 UC_11 0,5 0 3 3 1,5 3 3 3 3 1 1 1 2
12 UC_12 1 0,5 2 3 1,5 2 1 1 3 2 1 1 2
13 UC_13 1 1 1 1,5 1,5 2 0 1 2 1 0,5 2 1
14 UC_14 1 1,5 1 1,5 1 2 0 1 1 1 0,5 2 1
15 UC_15 1 1 2 3 1,5 3 1 1 1 2 1 2 1
16 UC_16 1 1 3 3 1 3 3 2 3 2 1 2 1
17 UC_17 1 2 0,5 1,5 0 1 1 1 2 2 0 1 2
18 UC_18 1 2 0,5 1,5 0 1 1 1 2 1 0 1 3
19 UC_19 0,5 3 1 1,5 0 1 1 1 1 2 0 1 3
20 UC_20 1 3 0,5 1,5 1,5 1 1 1 1 2 0,5 1 2
21 UC_21 0,5 0 2 3 0,5 3 0 2 2 1 1 2 1
22 UC_22 0,5 0 2 3 0,5 2 0 2 2 1 1 2 1
23 UC_23 1 3 2 3 1 2 1,5 2 1 1 1 1 1
24 UC_24 1 3 2 3 1 2 1,5 2 1 1 1 1 1
25 UC_25 0,5 1 3 3 1,5 3 3 2 3 2 0 1 1
26 UC_26 0,5 1 2 3 1,5 3 1,5 2 2 2 0 1 1
27 UC_27 1 1 1 1,5 1,5 2 0 1 2 2 0 1 1
28 UC_28 0,5 0,5 1 1,5 1 2 0 1 2 1 0 1 1
29 UC_29 0,5 0 0 0 1,5 1 0 1 2 1 0,5 2 2
30 UC_30 0,5 0 0 0 0,5 1 0 1 1 1 0,5 1 2
31 UC_31 0,5 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0,5 1 2
32 UC_32 0,5 0 0 0 0 1 0 1 1 1 0,5 1 2
33 UC_33 1 1,5 2 3 1,5 2 1,5 1 2 1 0,5 2 2
34 UC_34 1 1 1 0 1 1 1,5 1 2 1 0,5 2 1
35 UC_35 0,5 1 0 0 0,5 1 0 1 2 1 0,5 2 1
36 UC_36 0,5 1 2 3 0,5 2 1,5 1 2 2 0,5 2 1
x 27 42 58,5 72 38,5 75 45 52 72 54 17,5 57 60
x 22,5 88,5 135,8 193,5 52,3 179,0 109,5 86,0 164,0 94,0 13,8 107,0 118,0
sb2 0,06 1,10 1,13 1,38 0,31 0,63 1,48 0,30 0,56 0,36 0,15 0,47 0,50
150

Nomer Soal Skor Kuadrat Skor


No. Kode
14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 Total Total
1 UC_01 1 1 1 0 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 22,5 506,25
2 UC_02 1 1 1 0 0 0 1,5 0 1 0,5 1 0 23,5 552,25
3 UC_03 1 1 1 0 0 0 1,5 0 1 0,5 1 0 34 1156
4 UC_04 2 1 1 0 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 38 1444
5 UC_05 2 1 1 0 0 1 3 0 1 0,5 1 0 36 1296
6 UC_06 3 1 2 0 0 0 3 0 1 0,5 1 0 38 1444
7 UC_07 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 1 0,5 1 0 40,5 1640,25
8 UC_08 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 1 0,5 0 0 41 1681
9 UC_09 3 0,5 2 0,5 0 1,5 3 0 2 0,5 0 0 39 1521
10 UC_10 3 1 2 0,5 0 1,5 1,5 0 2 0,5 0 0 27 729
11 UC_11 3 1 2 0,5 0 0 1,5 0 2 0,5 0 0 35,5 1260,25
12 UC_12 2 0,5 2 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 29 841
13 UC_13 3 1 2 0,5 0 1 1 0 1 0,5 1 0 26,5 702,25
14 UC_14 3 0,5 2 0,5 0 1 1 0 2 0,5 1 0 26 676
15 UC_15 3 0,5 1 0,5 0 1,5 1 0 2 0,5 1 0 31,5 992,25
16 UC_16 3 0,5 1 0,5 0 1,5 1 0 2 0,5 1 0 37 1369
17 UC_17 2 0 1 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 21,5 462,25
18 UC_18 2 0 1 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 21,5 462,25
19 UC_19 1 0 2 0,5 0 0 1,5 0 1 0,5 0 0 22,5 506,25
20 UC_20 1 0 2 0,5 0 0 1,5 0 2 0,5 0 0 24,5 600,25
21 UC_21 1 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 23,5 552,25
22 UC_22 2 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 23,5 552,25
23 UC_23 2 0 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 28 784
24 UC_24 3 0,5 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 29,5 870,25
25 UC_25 3 1 2 0,75 0 1 3 0 1 0,5 0 0 36,25 1314,0625
26 UC_26 3 1 1 0,75 0 1 3 0 1 0,5 0 0 31,75 1008,0625
27 UC_27 2 1 1 0,75 0 1,5 3 0 1 0,5 1 0 26,75 715,5625
28 UC_28 2 1 1 0,75 0 1,5 3 0 2 0,5 1 0 25,25 637,5625
29 UC_29 1 0,5 2 0,75 0 1,5 1,5 0 2 0,5 1 0 22,25 495,0625
30 UC_30 1 0,5 1 0,75 0 1,5 1,5 0 2 0,5 1 0 18,25 333,0625
31 UC_31 1 1 1 0,5 0 1 1,5 0 2 0,5 1 0 17,5 306,25
32 UC_32 2 1 1 0,5 0 1 1,5 0 1 0,5 1 0 17,5 306,25
33 UC_33 2 0 2 0 0 0 1 0 1 0,5 1 0 28,5 812,25
34 UC_34 3 0 1 0 0 0 1 0 1 0,5 1 0 21,5 462,25
35 UC_35 3 0 2 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 19 361
36 UC_36 3 0 1 0 0 0 1 0 2 0,5 0 0 26,5 702,25
x 79 20 53 12,5 0 24 61,5 0 53 18 19 0 1010,5 30053,875
x 197,0 17,5 87,0 7,4 0,0 31,5 126,8 0,0 87,0 9,0 19,0 0,0
2
sb 0,66 0,18 0,25 0,08 0,00 0,43 0,60 0,00 0,25 0,00 0,25 0,00 11,113
151

Rumus:


( )( )

Keterangan:

k : banyaknya butir soal

: jumlah varians skor butir

: varians total

Kriteria

Apabila r11 > 0,7 maka instrumen tersebut reliabel.

Berdasarkan data pada analisis ujicoba diperoleh:


( )( )

k = 33

( )( )
152

Kriteria:
Apabila r11> 0,7 maka instrumen tersebut reliabel.
Pada = 5% dengan n (jumlah siswa) = 36 diperoleh r11=0,794 jadi instrumen
reliabel.
153

Lampiran 36

DATA HASIL KOGNITIF SISWA KELAS XI IPA 1

Pre- Tes Akhir Siklus Tes Akhir Siklus Post-


No Nama Siswa
test II I test
1 Agastyasa Ghea Amarta 73 77 75 79
2 Andin Siwi Sejati 81 77 83 83
3 Anggie Widagdo 77 80 83 85
4 Annisa Novi Rahmatika 81 77 75 78
5 Ardy Bagus Septian Pratama 81 67 75 78
6 Daffa Joko Nur Wahid 77 83 92 90
7 Danang Afa Septiawan 77 80 83 80
8 Devi Eristiana 81 80 83 85
9 Dian Ambarwati 73 67 75 74
10 Dima Nirmalasari 81 80 92 88
11 Dina Oktavia Putri 31 77 83 85
12 Firda Ferry Sanjaya 60 77 83 85
13 Ginda Nabila Choirunnisa 81 70 75 76
14 Isnia Sekar Sari 43 77 75 70
15 Kartika Sari 60 77 83 82
16 Laily Fidya 73 80 75 77
17 M. Hasanudin Ramadhanu 81 63 75 77
18 M. Nur Irsyad 81 80 75 77
19 Mahatma Tirta Wiguna 60 63 67 74
20 Matahari Nurohmah Adifitri 73 77 75 77
21 Meida Mustika Mahesi Pertiwi 77 80 83 78
22 Moh. Faridh Luthfi 73 77 83 83
23 Mohammad Affan Dwica Putra 81 77 83 82
24 Muhamad Rizky Setiawan 81 63 75 70
25 Muhammad Ary Hendrawan 73 77 83 82
26 Nabella Permatasari 81 84 92 90
27 Natasya Widyasari 81 70 83 78
28 Puspa Siwi Wulandari 63 77 83 85
29 Rafika Rahma Dewi 63 73 83 80
30 Ratu Essanoviea Hariawan 81 77 75 73
31 Reza Pahlevi Wirananta 81 80 83 88
32 Rizal Damar Sasangka 77 70 83 78
33 Rizki Agung Wicaksono 44 77 75 82
34 Setiyowati 77 77 83 85
35 Tutik Nur Faizah 81 77 67 77
36 Wisnu Bayu Aji 63 63 75 78
154

Nilai rata-rata 72,28 75,22 79,77 80


Nilai tertinggi 81 84 92 90
Nilai terendah 31 63 67 70
Jumlah siswa yang tuntas 21 26 34 31
Jumlah siswa yang tidak tuntas 15 10 2 5
155

Lampiran 37

DOKUMENTASI PENELITIAN

Gambar 1.
Siswa mempresentasikan rancangan
alur kerja
Gambar 3.
Siswa mendengarkan penjelasan awal dari guru
sebelum melakukan praktikum

Gambar 2.
Kegiatan pembelajaran di laboratorium

Gambar 4.
Siswa menimbang bahan
156

Gambar 7.
Siswa melaksanakan praktikum didampingi
guru pengampu

Gambar 5.
Siswa mengukur volume bahan

Gambar 8.
Siswa menggerus bahan

Gambar 6.
Siswa mengamati efek tyndall

Gambar 9.
Hasil praktikum siswa
157

Lampiran 38

Batas Nilai r pada Korelasi Spearman-Rank


n n
0,01 0,05 0,01 0,05
4 - 1,000 16 0,601 0,425
5 1,000 0,900 18 0,564 0,399
6 0,943 0,829 20 0,534 0,377
7 0,893 0,714 22 0,508 0,359
8 0,833 0,643 24 0,485 0,343
9 0,783 0,600 26 0,465 0,329
10 0,746 0,564 28 0,448 0,317
12 0,701 0,504 30 0,432 0,306
14 0,645 0,456
(Soeprodjo, 2002: 150)
158

Lampiran 39
Tabel r Kritik Product Moment
Taraf Taraf Taraf
N N N
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
95% 99% 95% 99% 95% 99%
3 0,997 0,999 26 0,388 0,496 55 0,266 0,345
4 0,95 0,99 27 0,381 0,487 60 0,254 0,33
5 0,878 0,959 28 0,374 0,478 65 0,244 0,317
6 0,811 0,911 29 0,367 0,47 70 0,235 0,3
7 0,154 0,874 30 0,361 0,463 75 0,227 0,296
8 0,707 0,874 31 0,355 0,456 80 0,22 0,286
9 0,666 0,798 32 0,349 0,449 85 0,213 0,278
10 0,632 0,765 33 0,344 0,441 90 0,207 0,21
11 0,602 0,735 34 0,339 0,436 95 0,207 0,263
12 0,576 0,708 35 0,334 0,43 100 0,195 0,256
13 0,553 0,684 36 0,319 0,424 125 0,176 0,23
14 0,531 0,661 37 0,325 0,418 150 0,159 0,21
15 0,514 0,641 38 0,32 0,413 175 0,148 0,194
16 0,497 0,623 39 0,316 0,403 200 0,138 0,181
17 0,482 0,606 40 0,311 0,403 300 0,113 0,143
18 0,468 0,59 41 0,308 0,396 400 0,098 0,128
19 0,456 0,571 42 0,304 0,393 500 0,084 0,115
20 0,444 0,561 43 0,301 0,385 600 0,08 0,105
21 0,433 0,549 44 0,297 0,384 700 0,074 0,097
22 0,423 0,537 45 0,294 0,38 800 0,07 0,413
23 0,413 0,515 47 0,288 0,312 900 0,065 0,086
25 0,396 0,505 48 0,284 0,368 1000 0,062 0,081
49 0,281 0,364
50 0,297 0,361
(Soeprodjo, 2002: 166)
159
160
161
162
163
164

Anda mungkin juga menyukai