Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Obesitas merupakan keadaan patologis, yaitu dengan terdapatnya

penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh

yang normal. Tetapi masih banyak pendapat di masyarakat yang mengira

bahwa anak gemuk adalah sehat (Soetjiningsih, 2012).

Pada saat ini obesitas merupakan masalah kompleks yang sedang terjadi,

tidak hanya di Indonesia tetapi bahkan di dunia. Penanganan obesitas harus

dilakukan dengan tanggap, karena obesitas dapat menganggu pertumbuhan

dan perkembangan anak. Pada anak usia 5-15 tahun atau yang sering disebut

usia sekolah anak-anak rentan mengalami obesitas. Karena pada usia ini

terjadi perkembangan fisik, mental, dan sosial yang berkelanjutan, disertai

penekanan pada perkembangan kompetensi keterampilan.

World Health Organization (WHO) mencatat, pada tahun 2005, secara

global ada sekitar 1,6 miliar orang dewasa yang kelebihan berat badan atau

overweight dan 400 juta di antaranya dikategorikan obesitas. Bahkan, hampir

43 juta anak-anak balita mengalami kelebihan berat badan (overweight) pada

2010. Pada Tahun 2015 diprediksi kasus obesitas akan meningkat dua kali

lipat dari angka itu (Purwahana, 2010)

Menurut Departemen Kesehatan dari 210 juta penduduk Indonesia pada

tahun 2000, sekitar 36,75 juta (17,5%) penduduk diperkirakan


mengalami overwight dan lebih dari 9,8 juta (4,7%) pasien menderita obesitas

(DEPKES, 2007 dalam Nugraheningtyas, 2013)

Dari hasil penelitian survei Indeks Massa Tubuh (IMT) di 12 kotamadya di

Indonesia tahun 1995 didapatkan prevalensi gizi lebih sebesar 10,3 % dan

prevalensi obesitas sebesar 12,2%. Prevalensi gizi lebih dan obesitas Provinsi

Jawa Barat berdasarkan hasil survei tersebut masing-masing adalah 13,3%

dan 10,3% dan prevalensi gizi lebih ini mengalami peningkatan pada tahun

1999 sebesar 14% dan tahun 2000 sebesar 17,4% (Kodyat, 1996)

Obesitas terjadi disebabkan banyak faktor. Faktor utamanya adalah ketidak

seimbangan asupan energi dengan keluaran energi. Di Indonesia, akibat dari

perkembangan teknologi dan sosial ekonomi terjadi perubahan pola makan

dari pola makan tradisional ke pola makan barat seperti fast food yang banyak

mengandung kalori, lemak dan kolesterol (Mahdiah, 2004 dalam Damopolii,

2013)

Perlu adanya penanganan serius terhadap kejadian obesitas. Dimulai dari

kesadaran masyarakat tentang pentingnya pola makan yang baik. Pemerintah

juga harus melakuan penanganan dan pencegahan agar penderita obesitas

tidak semakin naik, khususnya pada anak-anak.

Berdasarkan data diatas kita tahu bahwa setiap tahunnya penderita obesitas

meningkat. Perlu adanya penanganan yang lebih tentang obesitas. Masyarakat

harus mengetahui faktor-faktor yang bisa mengakibatkan obesitas. Salah satu

faktor yang paling mempengaruhi adalah pola makan. Maka dari itu, penulis
mengambil judul Pengaruh Pola Makan Terhadap Obesitas Pada Anak Usia

5-15 Tahun di Provinsi Jawa Barat.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas, kita dapat rumuskan masalah

sebagai berikut :
1. Apa pengaruh pola makan terhadap obesitas?
2. Bagaimana obesitas yang terjadi pada anak-anak di Provinsi Jawa Barat ?

C. Tujuan penulisan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut, penulisan ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pengaruh pola makan terhadap obesitas.
2. Mengetahui kejadian obesitas pada anak-anak yang ada di Provinsi Jawa

Barat.

D. Manfaat penulisan

1. Manfaat Teoritis

Untuk menambah pengetahuan tentang pengaruh pola makan terhadap

obesitas di Provinsi Jawa Barat.

2. Manfaat Aplikatif

a. Bagi masyarakat

Diharapkan orang tua dapat menjaga pola makan anak-anaknya dengan

baik untuk menghindai obesitas.

Anda mungkin juga menyukai