Anda di halaman 1dari 26

PENATAAN SARANA DAN PRASARANA LINGKUNGAN

PERMUKIMAN BERDASARKAN PARTISIPASI MASYARAKAT


DI TEPIAN SUNGAI KOTA PANGKALAN BUN
ENY RUSMITA
(3210201002)
Pangkalan Bun adalah ibu kota Kabupaten Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah yang mulai
berkembang sejak abad ke-19

Fungsi: Terdapat sungai sebagai: kawasan tepian sungai


sebagai area: permukiman
pusat pemerintahan Jalur transportasi lokal tepian sungai
perdagangan dan jasa
Permukiman masih terkesan
pusat perdagangan Sumber mata pencarian Pasar kumuh
seluruh kabupaten penduduk lokal kawasan wisata tepi air

RDTRK 2004-2014

PERLU adanya upaya agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman
kumuh.
Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007

Permukiman tepian sungai merupakan sejarah awal berkembangnya permukiman di Kota


Pangkalan Bun yang perlu dipertahankan dan fungsi sungai sebagai urat nadi kota
Permukiman tepian sungai masih
terkesan kumuh (RDTRK 2004-2014)

Kondisi lingkungan permukiman Bagaimana penataan


diantaranya ditandai dengan : sarana dan prasarana
PERLU adanya penataan
sarana dan prasarana lingkungan permukiman
Tidak adanya pengelolaan persampahan berdasarkan partisipasi
lingkungan permukiman
berdasarkan partisipasi masyarakat di tepian
Fasilitas lingkungan yang kurang sungai Kota Pangkalan
masyarakat
memadai Bun?

Pentingnya partisipasi masyarakat karena:


Partisipasi dapat menciptakan suatu lingkaran
umpan balik arus informasi, tentang aspirasi
kebutuhan dan kondisi daerah (Suhaeb, 1995)

Keberhasilan KIP, dimana masyarakat dilibatkan secara


nyata dalam proses perbaikan
Mengidentifikasi dan menganalisis karakteristik fisik dan non-fisik permukiman di
wilayah studi

Menganalisis ketersediaan sarana dan prasarana lingkungan permukiman di wilayah


studi

Mengidentifikasi dan menganalisis bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi

Merumuskan partisipasi masyarakat yang sesuai, guna menyusun konsep penataan


sarana dan prasarana lingkungan permukiman di wilayah studi

Menyusun penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman berdasarkan


partisipasi masyarakat yang sesuai di wilayah studi
Kajian Pustaka kriteria Sumber
lingkungan permukiman terdiri dari beberapa elemen yaitu nature, (Doxiadis, 1968)
society, man, shell dan network dalam hal ini prasarana dan sarana
lingkungan yang terstruktur.
lingkungan permukiman yang baik harus memenuhi kriteria bagi aspek (Rapoport, 1979)
fisik dan non fisik permukiman serta lingkungan tersebut mampu dan (Silas, 1985)
mewadahi cara hidup penghuninya yang berkaitan erat dengan Lingkungan
variabel-variabel psikologis, sosio-kultural dan perilaku Permukiman
permukiman kumuh adalah kemunduran lingkungan fisik yang Clinard, (1968);
ditandai dengan kondisi perumahan yang buruk seperti, tempat tinggal Tibaijuka, (2003);
yang kurang memadai, bangunan yang berdempet, penduduk yang Sinulingga, 2005;
padat dan fasilitas lingkungan yang kurang memadai. dan Budihardjo,
(2006)
Kajian Pustaka kriteria Sumber
sarana dan prasarana adalah suatu fasilitas fisik yang merupakan Grigg, (1988) dan
faktor potensial untuk menentukan kesuksesan pembangunan suatu Jayadinata (1992)
wilayah. Oleh karena itu, diperlukan sarana dan prasarana yang
memadai agar suatu pembangunan dapat berjalan dengan baik.
keberadaan sarana dan prasarana sangat penting artinya sebagai Sumaatmadja, (1988) dan
penunjang bagi penghuni permukiman serta sebagai faktor yang Budiharjo, (1996)
harus diperhatikan dalam pembangunan permukiman
tujuan pembangunan sarana dan prasarana adalah untuk Rukmana, (1993) dan
memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi penghuni Komarudin (1997
permukiman serta mewujudkan kawasan kota yang ditata secara
lebih baik sesuai dengan fungsinya
keberadaan infrastruktur sosial sangat penting untuk mendukung kodoatie, (2005) dan
Sarana dan Prasarana
fungsi-fungsi sistem sosial dan sistem ekonomi dalam kehidupan Grigg, (1988)
Lingkungan Permukiman
masyarakat
jarak dan jumlah penduduk merupakan faktor utama dalam Salim, (2005); Tarigan,
penentuan lokasi fasilitas umum (2005); Rushton,(1979);
Supriharjo, (2007) dan
Tarigan, (2005)
kriteria dalam pemenuhan kebutuhan infrastruktur pendidikan Chiara, dkk. (1975);
adalah aksesibilitas, jumlah penduduk dan kemudahan untuk Saud, (2006); Sinulingga,
mencapai tempat pendidikan (2005) dan Branch,
(1975)
kegiatan pengelolaan pembuangan sampah dapat dilakukan dengan Sinulingga (2005); Azwar,
berbagai pendekatan, baik teknis maupun non teknis (1979) dan
Tschobanoglous, (1993)
Kajian Pustaka kriteria Sumber
Perencanaan adalah suatu proses dasar yang kita gunakan untuk Kusmiadi, (1995) dan
menguraikan bagaimana cara pencapaiannya melalui Soekartawi, (2000)
pengalokasian berbagai sumber daya yang tersedia
Bentuk Perencanaan
Dalam perencanaan partisipatif, terdapat peran serta masyarakat World Bank, (1994); Mitchel,
Pembangunan
didalamnya sehingga informasi akan mudah didapat dan dkk, (2003); Conyers, (1991)
perumusan alternatif penyelesaian masalah lebih mudah untuk dan Alisjabana, (2001)
diterima
Partisipasi telah melibatkan masyarakat untuk menentukan, Cornwall dan Gaventa, (2001);
merumuskan, melaksanakan dan mengawasi suatu proses Sudirman (2006); Wibisana,
pengambilan keputusan. Masyarakat juga dilibatkan dalam (1989)
pengalokasian berbagai sumberdaya untuk penyusunan rencana
pembangunan yang berpengaruh terhadap mereka
Partisipasi dapat menciptakan suatu arus informasi tentang Skinner, (1983); Sastropoetro,
aspirasi kebutuhan, dengan demikian pembangunan akan (1988) dan Suhaeb, (1995)
dilaksanakan sesuai dengan prioritas dan aspirasi mereka.
Dalam dimensi partisipasi, mulai dari pengambilan keputusan, Partisipasi Masyarakat Uphoff, (1979) dan
pelaksanaan dan evaluasi sudah melibatkan partisipasi masyarakat Alisjahbana, (200)
didalamnya
Tiga tingkatan terakhir yaitu kemitraan, pelimpahan kekuasaan Arnstein, (1969)
dan kontrol masyarakat adalah apa yang sebenarnya ada dalam
peran serta masyarakat
Bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan, meliputi Cohen and Uphoff, (1977) dan
keterlibatan masyarakat dalam perencanaan, pelaksanaan Tjokroamidjojo, (1996)
pembangunan dan pemanfaatan hasil pembangunan
Penelitian ini menggunakan pendekatan dengan paradigma naturalistik dan jenis penelitian deskriptif
kualitatif

Pengumpulan Wawancara wawancara dan kuisioner ditujukan kepada beberapa


Data Primer Observasi langsung responden yang diperoleh melalui teknik sampel
Kuisioner

Sampel keterangan:
penghuni yang terdapat di n =jumlah sampel.
wilayah studi. N =jumlah total populasi.
Penentuan jumlah sampel e =Margin error atau tingkat kesalahan.
dengan rumus (Slovin, 1990)
Nilai tingkat kesalahan/ margin error dalam penelitian ini yaitu
sebesar 10%, hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan sebesar
90%.
No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Mendawai Seberang 2.464
2 Mendawai 16.503
3 Raja 7.515
4 Raja seberang 1.902
5 Kelurahan Baru 17.511
Total 45.895 kuisioner disebar di 5 kelurahan pada permukiman yang
Sumber: BPS Kotawaringin Barat, 2009 berada di tepian sungai
Pengumpulan
Data Sekunder

Teknik ini dilakukan melalui No. Instansi Data


pengumpulan data dari 1 BAPPEDA RDTRK, RTRW, Peta
organisasi/instansi terkait yang 2 BPS Penduduk dalam angka
berhubungan dengan objek penelitian Profil Kelurahan, Monografi
3 Kantor Kelurahan
Kelurahan

Analisis Karakteristik Fisik dan Non


Fisik Permukiman

Metode analisis deskriptif kualitatif

Merumuskan partisipasi masyarakat Menyusun penataan sarana dan


untuk menyusun konsep penataan sarana prasarana lingkungan permukiman
Analisis Sarana dan Prasarana dan prasarana lingkungan permukiman berdasarkan partisipasi masyarakat

Metode analisis dengan teknik analisis Metode analisis deskriptif kualitatif Metode community mapping
faktor

Analisis Partisipasi Masyarakat

Metode analisis deskriptif kualitatif


Pertanyaan Penelitian

Bagaimana penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman tepian sungai berdasarkan partisipasi masyarakat
di wilayah studi ?

Survey primer Survey Sekunder


Melalui kuisioner, observasi lapangan dan wawancara Perolehan data dari organisasi dan instansi terkait,
untuk memperoleh data tentang sarana dan prasarana berupa RTRW, RDTRK Kota Pangkalan Bun, peta dan
serta bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi. Profil serta Monografi Kelurahan.

PENGUMPULAN DATA

ketersediaan sarana transportasi ketersediaan jaringan listrik


ketersediaan sarana pendidikan ketersediaan air bersih
ketersediaan sarana peribadatan ketersediaan jaringan drainase
ketersediaan sarana perdagangan dan jasa ketersediaan sanitasi
ketersediaan sarana kesehatan ketersediaan prasarana persampahan
ketersediaan sarana pemerintahan partisipasi masyarakat dalam kegiatan sosial
ketersediaan fasilitas umum dan ruang terbuka pengelolaan kelompok usaha kecil
ketersediaan jaringan jalan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan
ketersediaan jaringan telepon lingkungan

VARIABEL

Analisis Karakteristik Fisik dan Analisis Sarana dan Prasarana Analisis Partisipasi Masyarakat
Non Fisik Permukiman Metode analisis dengan teknik Metode analisis deskriptif kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif analisis faktor

Merumuskan partisipasi masyarakat untuk menyusun konsep penataan sarana dan prasarana
lingkungan permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif dan analisa triangulasi

Menyusun penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman tepian sungai


melalui partisipasi masyarakat di wilayah studi
ANALISIS Metode community mapping dan analisa triangulasi

Kesimpulan dan Saran


LOKASI PENELITIAN

Kawasan permukiman tepian sungai Kota Pangkalan Bun merupakan daerah yang relatif datar dan
tergenang secara periodik pada musim penghujan dengan tingkat kemiringan 0 sampai 15%.
Tingkat Pelayanan Sarana Perdagangan
KARAKTERISTIK SARANA DAN
dan Jasa
PRASARANA Sarana perekonomian tersedia
3% 0%
dengan kondisi baik dan dalam
jangkauan
Tingkat pelayanan sarana Pendidikan Dasar
Sarana perekonomian
(TK, SD) di Wilayah Studi kondisinya kurang baik dan
Sarana pendidikan dasar tersedia atau jauh dari jangkauan
0% dengan kondisi baik dan dalam 97% Tidak tersedia sarana
jangkauan pelayanan perekonomian yang memadai
24%
Sarana pendidikan dasar
kondisinya kurang baik dan atau
76% jauh dari jangkauan
Tingkat Pelayanan Sarana Kesehatan di
Tidak tersedia sarana pendidikan Wilayah Studi
yang memadai Sarana kesehatan tersedia
dengan kondisi baik dan dalam
0%
jangkauan pelayanan
Tingkat Pelayanan Sarana Peribadatan di 9%
Sarana kesehatan kondisinya
Wilayah Studi kurang baik dan atau jauh dari
Sarana ibadah tersedia dengan kondisi jangkauan
3% 0% baik dan dalam jangkauan pelayanan 91%
Tidak tersedia sarana
Sarana ibadah kondisinya kurang baik
kesehatan yang memadai
dan atau jauh dari jangkauan
97%
Tidak tersedia sarana ibadah yang
memadai

Sekolah Masjid Warung Posyandu


Kondisi Jalan Lingkungan Jalan kayu dan jalan Penggunaan Sumber Air Bersih
diperkeras
0% (paving/cor/aspal) dalam yang dikonsumsi di Wilayah Studi
kondisi terawat baik
jalan kayu dan jalan 0%
42%
diperkeras dengan kondisi
58% tidak terawat/rusak Memiliki akses PDAM
52% 48%
Sumur bor atau pompa
Tidak diperkeras, masih
berupa jalan tanah sungai

Pengelolaan Persampahan di Pengelolaan limbah rumah tangga di


Wilayah Studi Dikelola sendiri dengan Wilayah Studi Hunian yang memiliki KM/WC
pribadi dengan septic tank
dibuang ke tempat sampah
yang ada di jalan utama
26% 31% Hunian yang memiliki KM/WC
43%
pribadi dengan saluran
langsung ke sungai
74% Langsung dibuang ke
26% Hunian yang tidak memiliki
sungai/lahan kosong di
KM/WC pribadi dan
sekitar rumah
melakukan kegiatan MCK di
sungai

Jalan lingkungan Jaringan PDAM sampah KM/WC Umum


KARAKTERISTIK NON FISIK PERMUKIMAN

Keterlibatan Masyarakat dalam Keterlibatan Masyarakat dalam


Kegiatan Keagamaan Pengelolaan Lingkungan
8% Ada dan rutin
Terlibat dalam setiap 6%
dilakukan setiap
kegiatan
minggu/hari
51% Kadang-kadang aktif 38% Ada dilakukan, tetapi
41% 56% tidak rutin

Tidak terlibat
Tidak terlibat

Bentuk Partisipasi dalam kegiatan keagaman


Analisis Faktor

Pada analisis faktor ini, akan diperoleh beberapa variabel yang berpengaruh terkait ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan masyarakat dan bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi.

Berdasarkan hasil analisis, nilai


KMO yang diperoleh yaitu 0,737
jadi analisis faktor layak untuk
dilakukan (KMO 0,50 )

variabel yang berpengaruh


terkait ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan
masyarakat dan bentuk
partisipasi masyarakat
Analisis Ketersediaan Sarana dan Prasarana Permukiman
sarana pendidikan
prasarana persampahan
HASIL ANALISIS FAKTOR jaringan jalan
SARANA DAN PRASARANA Sanitasi
YANG MASIH DIBUTUHKAN ruang terbuka /tempat bermain
air bersih
Analisis Partisipasi Masyarakat

Tingkatan partisipasi
Kriteria
masyarakat
kontrol masyarakat Peran serta masyarakat yang
1
(citizen control) sesungguhnya, yaitu telah
pelimpahan kekuasaan terjadi hak, tanggung jawab
Berdasarkan tingkatan partisipasi masyarakat menurut Arstein
2 (1969), maka kriteria tingkatan partisipasi masyarakat di wilayah
(delegated power) dan wewenang antara
Kemitraan masyarakat dan pemerintah studi berada di tingkatan nomor 4 (empat) yaitu penenteraman
3 (partnership) dalam pengambilan sebuah (placation)
keputusan.
penenteraman Masyarakat sudah mulai diajak
4
(placation) untuk berdiskusi tentang
konsultasi keinginan dan gagasannya
5
(consultation) tetapi keputusan apa yang akan
informasi diambil sepenuhnya berada di Bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi bisa ditingkatkan
6
(information) tangan pemerintah. ke nomor 3 (tiga) yaitu kemitraan (partnership).
therapi masyarakat hanya dijadikan
7
(therapy) sebagai obyek suatu kegiatan
manipulasi dan bukan merupakan suatu
8
(manipulation) bentuk peran serta masyarakat.
Perumusan Partisipasi Masyarakat
Sarana dan
Konsep Penataan Sarana
No. Prasarana yang Permasalahan Perumusan Partisipasi Masyarakat
dan Prasarana
dibutuhkan
 Masing-masing RT dapat
melakukan rapat, terkait
permasalahan yang ada di
wilayah studi
 Belum ada pengelolaan
 Perwakilan pemerintah terkait
sampah secara terpadu Menerapkan sistem
Prasarana dapat diikutsertakan dalam rapat
1  Sebagian besar masyarakat pengelolaan sampah secara
Persampahan  Pengelolaan persampahan
masih membuang terpadu mulai dari tingkat RT
dibahas dalam rapat RT dan
sampahnya ke sungai
masyarakat dapat
mengemukakan pendapatnya
Pada tiap kelurahan di wilayah
untuk pemecahan masalah
studi, terdapat kelembagaan
persampahan
berupa RT yang dapat
 Masalah kondisi jalan
menjadi wadah bagi
lingkungan dibahas dalam rapat
masyarakat untuk
RT
mengemukakan aspirasinya Perbaikan pada jalan yang
 Perwakilan pemerintah terkait
dalam setiap perencanaan kondisinya tidak
dapat diikutsertakan dalam rapat
Masih terdapat jalan lingkungan yang akan diprogramkan oleh terawat/rusak, terutama jalan
Ketersediaan jaringan  Masyarakat dapat melakukan
2 dengan kondisi tidak terawat serta pemerintah terkait wilayah yang terletak di tepian sungai
jalan pemetaan, lokasi jalan yang
tidak dilengkapi lampu penerangan mereka. Selain itu, sebagai penghubung ke pusat
perlu mendapat perbaikan di
kelembagaan ini dapat perdagangan (pasar) di
wilayahnya
menjadi media antara wilayah studi
 Masyarakat dapat mengusulkan
masyarakat dan pemerintah
pendapatnya untuk pemecahan
untuk saling bekerjasama
masalah terkait jalan lingkungan
dalam pemecahan masalah.
 Masalah pelayanan PDAM
Dengan demikian, posisi
 Masyarakat mengeluh dibahas dalam rapat RT
masyarakat dalam tingkatan
dengan kualitas air PDAM  Perwakilan dari PDAM dan
kemitraan bisa berjalan.
yang kurang baik yaitu pemerintah terkait dapat
sering terdapat diikutsertakan dalam rapat
endapan/kotoran pada air  Masyarakat dapat Meningkatkan kualitas air
Ketersediaan air
3 minum mengemukakan keluhannya PDAM dan meningkatkan
bersih
 Jadwal penyaluran air terkait permasalahan kualitas pendistribusian air PDAM
PDAM hanya pada jam-jam dan penyaluran air PDAM
tertentu/tidak setiap waktu  Masyarakat dapat mengusulkan
(pukul 05.00-10.00 WIB dan pendapatnya untuk pemecahan
pukul 15.00-23.00 WIB) masalah terkait ketersediaan air
bersih
Lanjutan

Sarana dan Prasarana Konsep Penataan Sarana dan


No. Permasalahan Perumusan Partisipasi Masyarakat
yang dibutuhkan Prasarana
 Masalah sanitasi dibahas dalam
rapat RT
Tetap mempertahankan
 Perwakilan dari pemerintah terkait
 Masyarakat menginginkan keberadaan KM/WC komunal
dapat diikutsertakan dalam rapat
perbaikan kondisi KM/WC (jamban) yang ada dan
 Masyarakat dapat melakukan
umum (jamban) yang melakukan perbaikan pada
pemetaan terkait lokasi KM/WC
4 Ketersediaan sanitasi kondisinya tidak layak pakai bagian-bagian yang rusak.
umum yang perlu mendapat
 Sebagian besar masyarakat Sistem pembuangan limbah
perbaikan
masih membuang limbah dapat dikembangkan dengan
 Masyarakat dapat mengemukakan
sanitasi langsung ke sungai pembuatan septic tank
gagasan/keinginan mereka untuk
terapung.
pemecahan masalah terkait
sanitasi Pada tiap kelurahan di wilayah
 Masalah ketersediaan ruang studi, terdapat kelembagaan
terbuka/tempat bermain dibahas berupa RT yang dapat menjadi
dalam rapat RT wadah bagi masyarakat untuk
 Perwakilan dari pemerintah terkait mengemukakan aspirasinya
dapat diikutsertakan dalam rapat dalam setiap perencanaan yang
Memaksimalkan fungsi fasilitas
 Masyarakat dapat melakukan akan diprogramkan oleh
umum yang tersedia seperti pos
pemetaan terkait lokasi ruang pemerintah terkait wilayah
Ketersediaan ruang Kurangnya ruang terbuka untuk tempat bersantai di setiap RT,
5 terbuka yang dapat mereka. Selain itu,
terbuka/tempat bermain tempat bermain anak-anak sehingga dapat dimanfaatkan
dimaksimalkan sebagai tempat kelembagaan ini dapat menjadi
sebagai tempat bermain bagi
bermain media antara masyarakat dan
anak-anak
 Masyarakat dapat mengemukakan pemerintah untuk saling
gagasan/keinginan mereka untuk bekerjasama dalam pemecahan
pemecahan masalah terkait masalah. Dengan demikian,
ketersediaan ruang posisi masyarakat dalam
terbuka/tempat bermain tingkatan kemitraan bisa
 Masalah ketersediaan sarana berjalan
pendidikan TK dibahas dalam
rapat RT
 Perwakilan dari pemerintah terkait
dan pihak swasta (yayasan
Menyediakan sarana pendidikan
Ketersediaan sarana pendidikan) dapat diikutsertakan
6 Tidak tersedia sarana pendidikan TK TK dengan memaksimalkan
pendidikan dalam rapat
fungsi SD terdekat
 Masyarakat dapat mengemukakan
gagasan/keinginan mereka untuk
pemecahan masalah terkait
ketersediaan sarana pendidikan
TK
Penataan Sarana dan Prasarana berdasarkan Partisipasi Masyarakat

Air Bersih
Sanitasi
Prasarana Persampahan
Jalan Lingkungan
Sarana Pendidikan TK
Ruang Terbuka/Tempat Bermain
Perlunya penataan sarana dan prasarana permukiman di wilayah studi, karena untuk mempertahankan
keberadaan permukiman tepian sungai sebagai sejarah awal berkembangnya permukiman, serta untuk
menjaga agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman kumuh.

Sarana dan prasarana yang perlu mendapat penataan yaitu:


 Ketersediaan Air Bersih
 Ketersediaan Sanitasi
 Prasarana Persampahan
 Jalan Lingkungan
 Sarana Pendidikan TK
 Ruang Terbuka/Tempat Bermain

pada wilayah studi bentuk partisipasi masyarakat berada pada tingkatan penentraman (placation). Pada
perumusan partisipasi, tingkatan partisipasi masyarakat ditingkatkan pada kemitraan (partnership)

Penataan Sarana dan Prasarana berdasarkan partisipasi masyarakat di tingkat kemitraan (partnership).
Tujuannya, agar tumbuh rasa tanggung jawab dalam masyarakat dan rasa ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan
Perlunya perhatian dari pemerintah Kota Pangkalan Bun, khususnya untuk menangani masalah
persampahan. Karena selama ini, wilayah permukiman tepian sungai tidak pernah terjangkau oleh
pelayanan petugas sampah. Sehingga, masyarakat cendrung untuk membuang sampah ke sungai. Hal ini
juga perlu untuk menjaga keberlangsungan sungai sebagai urat nadi kota.

Perlunya memberi pemahaman kepada masyarakat tentang partisipasi yang sesungguhnya. Hal ini
karena pada wilayah studi, masyarakat masih belum terlibat secara nyata dalam proses partisipasi yang
sesungguhnya. Namun, besarnya keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan dapat menjadi faktor
yang menunjang keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat.

Pada wilayah studi, kterelibatan masyarakat dalam kegiatan sosial diantaranya dengan menyumbangkan
tenaga dan dana untuk jalannya kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat bisa
diterapkan baik partisipasi secara langsung maupun tidak langsung, tergantung dari kemampuan mereka.

Anda mungkin juga menyukai