RDTRK 2004-2014
PERLU adanya upaya agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman
kumuh.
Profil Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2007
Sampel keterangan:
penghuni yang terdapat di n =jumlah sampel.
wilayah studi. N =jumlah total populasi.
Penentuan jumlah sampel e =Margin error atau tingkat kesalahan.
dengan rumus (Slovin, 1990)
Nilai tingkat kesalahan/ margin error dalam penelitian ini yaitu
sebesar 10%, hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan sebesar
90%.
No. Desa/Kelurahan Jumlah Penduduk (Jiwa)
1 Mendawai Seberang 2.464
2 Mendawai 16.503
3 Raja 7.515
4 Raja seberang 1.902
5 Kelurahan Baru 17.511
Total 45.895 kuisioner disebar di 5 kelurahan pada permukiman yang
Sumber: BPS Kotawaringin Barat, 2009 berada di tepian sungai
Pengumpulan
Data Sekunder
Metode analisis dengan teknik analisis Metode analisis deskriptif kualitatif Metode community mapping
faktor
Bagaimana penataan sarana dan prasarana lingkungan permukiman tepian sungai berdasarkan partisipasi masyarakat
di wilayah studi ?
PENGUMPULAN DATA
VARIABEL
Analisis Karakteristik Fisik dan Analisis Sarana dan Prasarana Analisis Partisipasi Masyarakat
Non Fisik Permukiman Metode analisis dengan teknik Metode analisis deskriptif kualitatif
Metode analisis deskriptif kualitatif analisis faktor
Merumuskan partisipasi masyarakat untuk menyusun konsep penataan sarana dan prasarana
lingkungan permukiman
Metode analisis deskriptif kualitatif dan analisa triangulasi
Kawasan permukiman tepian sungai Kota Pangkalan Bun merupakan daerah yang relatif datar dan
tergenang secara periodik pada musim penghujan dengan tingkat kemiringan 0 sampai 15%.
Tingkat Pelayanan Sarana Perdagangan
KARAKTERISTIK SARANA DAN
dan Jasa
PRASARANA Sarana perekonomian tersedia
3% 0%
dengan kondisi baik dan dalam
jangkauan
Tingkat pelayanan sarana Pendidikan Dasar
Sarana perekonomian
(TK, SD) di Wilayah Studi kondisinya kurang baik dan
Sarana pendidikan dasar tersedia atau jauh dari jangkauan
0% dengan kondisi baik dan dalam 97% Tidak tersedia sarana
jangkauan pelayanan perekonomian yang memadai
24%
Sarana pendidikan dasar
kondisinya kurang baik dan atau
76% jauh dari jangkauan
Tingkat Pelayanan Sarana Kesehatan di
Tidak tersedia sarana pendidikan Wilayah Studi
yang memadai Sarana kesehatan tersedia
dengan kondisi baik dan dalam
0%
jangkauan pelayanan
Tingkat Pelayanan Sarana Peribadatan di 9%
Sarana kesehatan kondisinya
Wilayah Studi kurang baik dan atau jauh dari
Sarana ibadah tersedia dengan kondisi jangkauan
3% 0% baik dan dalam jangkauan pelayanan 91%
Tidak tersedia sarana
Sarana ibadah kondisinya kurang baik
kesehatan yang memadai
dan atau jauh dari jangkauan
97%
Tidak tersedia sarana ibadah yang
memadai
Tidak terlibat
Tidak terlibat
Pada analisis faktor ini, akan diperoleh beberapa variabel yang berpengaruh terkait ketersediaan sarana dan
prasarana yang dibutuhkan masyarakat dan bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi.
Tingkatan partisipasi
Kriteria
masyarakat
kontrol masyarakat Peran serta masyarakat yang
1
(citizen control) sesungguhnya, yaitu telah
pelimpahan kekuasaan terjadi hak, tanggung jawab
Berdasarkan tingkatan partisipasi masyarakat menurut Arstein
2 (1969), maka kriteria tingkatan partisipasi masyarakat di wilayah
(delegated power) dan wewenang antara
Kemitraan masyarakat dan pemerintah studi berada di tingkatan nomor 4 (empat) yaitu penenteraman
3 (partnership) dalam pengambilan sebuah (placation)
keputusan.
penenteraman Masyarakat sudah mulai diajak
4
(placation) untuk berdiskusi tentang
konsultasi keinginan dan gagasannya
5
(consultation) tetapi keputusan apa yang akan
informasi diambil sepenuhnya berada di Bentuk partisipasi masyarakat di wilayah studi bisa ditingkatkan
6
(information) tangan pemerintah. ke nomor 3 (tiga) yaitu kemitraan (partnership).
therapi masyarakat hanya dijadikan
7
(therapy) sebagai obyek suatu kegiatan
manipulasi dan bukan merupakan suatu
8
(manipulation) bentuk peran serta masyarakat.
Perumusan Partisipasi Masyarakat
Sarana dan
Konsep Penataan Sarana
No. Prasarana yang Permasalahan Perumusan Partisipasi Masyarakat
dan Prasarana
dibutuhkan
Masing-masing RT dapat
melakukan rapat, terkait
permasalahan yang ada di
wilayah studi
Belum ada pengelolaan
Perwakilan pemerintah terkait
sampah secara terpadu Menerapkan sistem
Prasarana dapat diikutsertakan dalam rapat
1 Sebagian besar masyarakat pengelolaan sampah secara
Persampahan Pengelolaan persampahan
masih membuang terpadu mulai dari tingkat RT
dibahas dalam rapat RT dan
sampahnya ke sungai
masyarakat dapat
mengemukakan pendapatnya
Pada tiap kelurahan di wilayah
untuk pemecahan masalah
studi, terdapat kelembagaan
persampahan
berupa RT yang dapat
Masalah kondisi jalan
menjadi wadah bagi
lingkungan dibahas dalam rapat
masyarakat untuk
RT
mengemukakan aspirasinya Perbaikan pada jalan yang
Perwakilan pemerintah terkait
dalam setiap perencanaan kondisinya tidak
dapat diikutsertakan dalam rapat
Masih terdapat jalan lingkungan yang akan diprogramkan oleh terawat/rusak, terutama jalan
Ketersediaan jaringan Masyarakat dapat melakukan
2 dengan kondisi tidak terawat serta pemerintah terkait wilayah yang terletak di tepian sungai
jalan pemetaan, lokasi jalan yang
tidak dilengkapi lampu penerangan mereka. Selain itu, sebagai penghubung ke pusat
perlu mendapat perbaikan di
kelembagaan ini dapat perdagangan (pasar) di
wilayahnya
menjadi media antara wilayah studi
Masyarakat dapat mengusulkan
masyarakat dan pemerintah
pendapatnya untuk pemecahan
untuk saling bekerjasama
masalah terkait jalan lingkungan
dalam pemecahan masalah.
Masalah pelayanan PDAM
Dengan demikian, posisi
Masyarakat mengeluh dibahas dalam rapat RT
masyarakat dalam tingkatan
dengan kualitas air PDAM Perwakilan dari PDAM dan
kemitraan bisa berjalan.
yang kurang baik yaitu pemerintah terkait dapat
sering terdapat diikutsertakan dalam rapat
endapan/kotoran pada air Masyarakat dapat Meningkatkan kualitas air
Ketersediaan air
3 minum mengemukakan keluhannya PDAM dan meningkatkan
bersih
Jadwal penyaluran air terkait permasalahan kualitas pendistribusian air PDAM
PDAM hanya pada jam-jam dan penyaluran air PDAM
tertentu/tidak setiap waktu Masyarakat dapat mengusulkan
(pukul 05.00-10.00 WIB dan pendapatnya untuk pemecahan
pukul 15.00-23.00 WIB) masalah terkait ketersediaan air
bersih
Lanjutan
Air Bersih
Sanitasi
Prasarana Persampahan
Jalan Lingkungan
Sarana Pendidikan TK
Ruang Terbuka/Tempat Bermain
Perlunya penataan sarana dan prasarana permukiman di wilayah studi, karena untuk mempertahankan
keberadaan permukiman tepian sungai sebagai sejarah awal berkembangnya permukiman, serta untuk
menjaga agar permukiman tepian sungai tidak berkembang menjadi permukiman kumuh.
pada wilayah studi bentuk partisipasi masyarakat berada pada tingkatan penentraman (placation). Pada
perumusan partisipasi, tingkatan partisipasi masyarakat ditingkatkan pada kemitraan (partnership)
Penataan Sarana dan Prasarana berdasarkan partisipasi masyarakat di tingkat kemitraan (partnership).
Tujuannya, agar tumbuh rasa tanggung jawab dalam masyarakat dan rasa ikut berperan serta dalam
pengambilan keputusan
Perlunya perhatian dari pemerintah Kota Pangkalan Bun, khususnya untuk menangani masalah
persampahan. Karena selama ini, wilayah permukiman tepian sungai tidak pernah terjangkau oleh
pelayanan petugas sampah. Sehingga, masyarakat cendrung untuk membuang sampah ke sungai. Hal ini
juga perlu untuk menjaga keberlangsungan sungai sebagai urat nadi kota.
Perlunya memberi pemahaman kepada masyarakat tentang partisipasi yang sesungguhnya. Hal ini
karena pada wilayah studi, masyarakat masih belum terlibat secara nyata dalam proses partisipasi yang
sesungguhnya. Namun, besarnya keterlibatan masyarakat dalam setiap kegiatan dapat menjadi faktor
yang menunjang keberhasilan pengembangan partisipasi masyarakat.
Pada wilayah studi, kterelibatan masyarakat dalam kegiatan sosial diantaranya dengan menyumbangkan
tenaga dan dana untuk jalannya kegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa partisipasi masyarakat bisa
diterapkan baik partisipasi secara langsung maupun tidak langsung, tergantung dari kemampuan mereka.