Anda di halaman 1dari 11

A.

PENDAHULUAN
Makanan dihancurkan secara mekanis oleh gigi dengan jalan dikunyah di dalam
mulut. Selama penghancuran secara mekanis ini berlangsung, terdapat enzim yang
berperan penting dalam pencernaan makanan, enzim itu adalah enzim ptyalin. Enzim
ptyalin dalam rongga mulut tercampur dengan saliva yang dikeluarkan oleh beberapa
kelenjar air ludah, yaitu kelenjar parotis, submandibularis dan subblingualis. Saliva yang
di sekresikan oleh kelenjar ludah memiliki beberapa kandungan yang membantu proses
anabolisme, kandungan tersebut meliputi protein, mucin, klorida, fosfat, sulfat, kalsium,
nitrit, thiocianat, ptyalin.Metabolisme yang terjadi di sistem pencernaan makanan adalah
katabolisme, yaitu pemecahan molekul dari yang kompleks menjadi lebih spesifik
sehingga memudahkan tubuh manusia untuk menyerapnya melalui pori-pori jaringan.
Setiap hari sekitar 1-1.5 liter saliva dikeluarkan oleh kelenjar saliva. Saliva terdiri atas
99.24% air dan 0.58% terdiri atas ion-ion Ca2+, Mg2+, Na+, K+, PO43-, Cl-, HCO3-, SO42-,
dan zat-zat organik seperti musin dan enzim amilase (ptialin). Musin suatu glikoprotein
dikeluarkan oleh kelenjar sublingual dan kelenjar submaksilar, sedangkan ptyalin
dikeluarkan oleh kelenjar parotid.Selain itu keberadaan enzim amilase di dalam tubuh
manusia sangat penting. Enzim amilase ikut bertanggung jawab menjaga kesehatan dan
proses metabolisme di dalam tubuh. Kekurangan enzim amilase dapat menyebabkan
tubuh mengalami gangguan pencernaan (maladigesti), yang selanjutnya menyebabkan
gangguan penyerapan (malabsorpsi).

B. TUJUAN PRAKTIKUM
Untuk mengetahui pH dalam saliva serta kandungan apa saja yang ada pada Saliva
manusia.

C. METODE PRAKTIKUM
I. Alat dan Bahan

Sebelum melakukan percobaan, siapkan kurang lebih 20 ml saliva.


1. Uji pH Saliva
Saliva 3 ml
Phenolptalin 1 tetes
Litmus 1 tetes
Merah Congo 1 tetes
Tabung Reaksi 3 buah
Erlenmeyer 1 buah
Kasa dan penyaring secukupnya
Corong 1 buah
2. Uji Protein dan Mucin pada Saliva
Tabung reaksi 3 buah
Larutan NaOH 10% (w/v) 7 tetes

Larutan CuSO 4 1 % (w/v) 2 tetes

Saliva 3 ml
Aquadest 5 ml
Pipet 3 buah
3. Uji Klorida, Fosfat dan Sulfat
Tabung reaksi 3 buah
Pipet 6 buah
HNO3 5% 2 tetes
AgNO3 1% 1 tetes
HCl 2% 1 tetes
BaCl2 2% 1 tetes
Ammonium molibdat 1 ml
Saliva 3 ml
Pembakar 1 buah
Penjepit 1 buah
4. Uji Kalsium, Nitrit, Thiocianat
Saliva 3 ml
Asam cuka 5% 1 tetes
Larutan Amonium oxalat jenuh 1 tetes
H2SO4 5% 1 tetes
KI 2 tetes
Amilum 1% 1 tetes
Tabung reaksi 3 buah
5. Uji Ptyalin
Tabung reaksi 4 buah
Larutan amilum 1% 4,5 ml
Saliva 0,5 ml
Larutan fehling A dan B @1-2 tetes
Larutan lugol 1 tetes
II. Prosedur

Untuk percobaan dengan saliva diperlukan 20ml saliva.Sekresi dari saliva


dapat diperlancar dengan mengunyah kapas.Sebelum engunyah kapas hendaknya
berkumur dahulu untuk menghilangkan sisa sisa makanan yang mungkin
ada.Kumpulkan 20 ml. Saliva dalam bejana kimia dan saringlah dengan kain
kasa.

Pengukuran pH dari saliva:

1. Sediakan 3 tabung reaksi yang masing masing diisi 1 ml saliva


2. Tambahkan pada tabung pertama satu tetes larutan Pheonolphtalein, pada
tabung kedua satu tetes litmus dan pada tabung ketiga satu tetes larutan merag
congo
3. Dari percobaan warna dengan indikator indikator ini berapakah kira kira pH
dari saliva?
- Phenolphtalein 8,3-10,00 tak berwarna merah
- Litmus 5,0-8,0 merah biru
- Merah congo 3,0-5,2 biru merah
- pH dari saliva berkisar antara 6,0-7,9

Protein dalam saliva :

1. Tambahkan pada 1ml saliva ( dalam tabung reaksi ) 5 tetes NaOH 10% (w/v)
,campur lalu beri 2 tetes larutan CuSO4 1% (w/v) .
2. Akan terlihat perubahan warna menjadi biru-ungu.
3. Reaksi ini ialah reaksi biuret dan menunjukkan adanya protein .

Mucin
Mucin adalah glikoprotein yang tak dapat larut dalam air dan asam encer ,
tetapi dapat larut dalam alkali encer. Untuk menunjukkan sifat-sifat ini kita
kerjakan percobaan-percobaan sbb:
Tambahkan ke dalam tabung reaksi yang berisi 2 ml saliva beberapa tetes
asam cuka 5%(v/v) , amati perubahan
Pada tabung reaksi yang berisi 1 ml saliva ditambahkan 5 ml aquadest
.perhatikan mucin yang tak larut. Tambahkan 2 tetes NaOH 10% (w/v).
mucin akan larut.

Khlorida

Asamkan 1 ml saliva dengan 1 tetes HNO35%(v/v) dan tambahkan 1 tetes AgNO3


1% (w/v). Amati perubahan.

Sulfat
Asamkan 1 ml saliva dengan 1 tetes HCl 2% (v/v) dan tambahkan 1 tetes
larutan BaCl2 2% (w/v).Amati perubahan.

Fosfat
Asamkan 1 ml saliva dengan 1 tetes HNO3 5% (v/v), tambahkan 1 ml larutan
ammonium molibdat , panaskan pada suhu 650C akan terjadi endapan kuning dari
ammonium fosfomolibdat . jika tidak ada endapan diamkan 10 dengan kadang-
kadang diaduk dan panaskan.

Kalsium

Asamkan 1 ml saliva dengan 1 tetes asam cuka 5% (v/v) dan tambahkan 1 tetes
larutan ammonium oxalate jenuh .akan terjadi endapan Ca Oxalat.

Nitrit
Asamkan 1 ml saliva dengan 1 tetes H2SO4 5% (v/v) , tambahkan 2 tetes
larutan KI dan 1 tetes larutan ammonium 1% (w/v), aka terbentuk asam nitrit dan
yodium yang diuraikan akan memberikan warna biru dengan amilum.

Thiocianat

Tambahkan 1 tetes larutan ferri chlorida 2% (w/v) dan 3 tetes HCl 5% (v/v)
kedalam tabung reaksi yang berisi 1 ml saliva . Warna merah yang terbentuk
menunjukkan adanya garam thiocianat yang membentuk komplek ion dengan Fe3+
atau dapat disebabkan karena terbentuknya ferri fosfat , bila warna merah
disebabkan oleh garam thiocianat maka pada pemberian 3 tetes larutan HgCl2 2%,
warna merah akan hilang karena terbentuk merkurirhodanida .

Ptyalin
Ptyalin adalah -amilase yang terdapat dalam saliva untuk mengetahui
pekerjaan ptyalin kita lakukan percobaan-percobaan sbb:
1. Lakukan percobaan fehling terhadap larutan amilum 1%(w/v) . Amati
perubahan
2. Pada larutan amilum 1% (w/v) , teteskan 1-2 tetes larutan lugol (I-KI).
Amati perubahan warna .
3. Dalam tabung reaksi yang berisi 3ml larutan amilum 1% (w/v) masukkan
0,5 ml ludah yang telah disaring. Sesudah beberapa saat larutan tersebut
akan menjadi jernih. Amati perubahan
4. Pada larutan yang sudah menjadi jernih tadi lakukanlah percobaan-
percobaan seperti tertulis pada percobaan 1 dan 2 . Amati perubahan

III. Bagan Alur Praktikum


pH Saliva

1 tetes 1 1 tetes

Protein pada saliva


Reaksi Biuret

5 tetes NaOH 10 %

2 tetes CuSO4 1 %

Ama
Mucin
5 tetes Asam Cuka 5% 5 ml
Aquades
Amati

2 tetes NaOH 10%

Amati
Khlorida

1 ml

1 tetes HNO3 5

Sulfat1 tetes AgNO3 Amat Fosfat

1 ml

1 tetes HCl 2 %
1 tetes HNO3 5
1 tetes BaCl2 2%
1 ml Amonium

Panaskan pada suhu 65oC sampai ada endapan


kuning
Kalsium Nitrit

1 ml saliva

1 tetes H2SO4 5 %

1 tetes Asam Cuka 5 %

1 tetes Amilum 1%
Thiocianat
1 tetes Amonium Oxalat

1 tetes Ferikhlorida 2% Fe(CNS)3


Amati

1 Ptyalin
ml Saliva(1) Reaksi Fehling
+ 3 tetes HgCl2 2%

`
1 ml Fehling A Campur, Panaskan

0,5 mlPtyalin
Amilum (2)1%
1 ml Fehling B

Ptyalin (3)
1 2 tetes larutan lugol (I-KI)

tes fehling
1 ml Amilum 1%
0,5 ml Saliva

Campur, tunggu
penambahan
3 ml Amilum 1% 10, lugol
bagi 2
D. HASIL PRAKTIKUM

pH Saliva

Indikator Perubahan warna Trayek Ph


Phenolphtalein Tak Berwarna < 8,3
Litmus Ungu Kebiruan 5,0 8,0
Merah Congo Merah >5,2
pH saliva = 5,2 < pH < 8,0

Protein dalam saliva

Nama Larutan campuran Hasil Pengamatan Keterangan


Warna Endapan
Percobaan
Protein Saliva+NaOH+CuSO4 Ungu Tidak Mengandun
ada g protein
Mucin Saliva+CH3COOH Tidak ada Tidak Tidak dapat
perubahan ada larut dalam
Saliva+aquadest+NaOH Bening Tidak air tetapi
ada dalam alkali
encer
Khlorida Saliva+HNO3+AgNO3 Putih Keruh Ada , HNO3
Sedikit bersifat
melarutkan
garam
Sulfat Saliva+HCl+BaCl2 Bening Sedikit
endapan
Fosfat Saliva+HNO3 (dipanaskan) Kuning Ada
Kalsium Saliva+CH3COOH+Ammon Bening Ada,
ium Oxalat jenuh Sedikit
Nitrit Saliva+H2SO4+KI+Amilum Biru Ada
kehitaman
Thiocianat Saliva+FeCl3+HCl+HgCl2 Bening Ada
Ptyalin

Nomor Larutan campuran Hasil pengamatan


percobaan
1 Fehling+amilum Biru Kehijauan, sedikit endapan merah
bata
2 Amilum+lugol(I-KI) Biru kehitaman
3.1 Amilum+saliva+fehling Kuning keruh, ada endapan
3.2 Amilum+saliva+lugol Coklat teh

E. PEMBAHASAN
Dalam praktikum pengukuran pH yang terdapat pada saliva, di dapatkan hasil sesuai
dengan pH saliva yaitu antara 6.0-7.9. Pada praktikum yng dilakukan, pencampuran
antara saliva 1 ml dengan penambahan 1 tetes phenolptalin didapatkan hasil tidak
berwarna. Dari warna tersebut di dapatkan indikator bahwa pH saliva dengan
penambahan phenolptalin sekitar 8,3. Pada tabung reaksi kedua yaitu pada saliva dan
penambahan litmus didapatkan warna ungu atau violet. Dan dari warna yang teramati
tersebut didapatkan indikator bahwa pH yang terdapat pada tabung reaksi kedua (saliva
dengan litmus) berkisar antara 5,0 sampai 8,0. Untuk tabung terakhir yakni saliva dengan
penambahan merah congo didapatkan warna yang teramati menunjukkan warna merah
bata. Dari warna tersebut didapatkan indikator bahwa pH saliva dengan merah congo
sekitar 5,2. Dari ketiga hasil di atas menunjukkan bahwa pH yang didapatkan dari ketiga
tabung reaksi berkisar antara 5,2 sampai 8,0. Dari pH tersebut menunjukkan bahwa pH
saliva bersifat netral.
Pada uji Mucin dengan adanya penambahan beberapa tetes asam cuka 5% dalam 2 ml
saliva didapati larutan berwarna keruh dan tidak larut. Sedangkan pada saliva 1 ml yang
ditambah aquades 5 ml didapati mucin yang tidak larut tetapi pada saat ditambahkan 2
tetes NaOH 10% (w/v) mucin menjadi larut. Hal ini menunjukkan bahwa mucin tidak
dapat larut dalam air atau asam lemah encer tetapi larut dalam alkali encer (NaOH).
Berdasarkan data yang diperoleh dari praktikum yang telah dikerjakan, saliva manusia
mengandung khlorida, hal ini dibuktikan dari tebentuknya endapan AgCl pada reaksi
yang telah ditemukan. Dalam reaksi ini HNO3 berfungsi untuk melarutkan garam-garam
sehingga terbentuk endapan putih yaitu endapan AgCl. Reaksi kimianya adalah:
Saliva + HNO3 + AgNO3 endapan putih (AgCl)
Saliva manusia juga mengandung sulfat di dalamnya sebagai bahan penyusun. Hal ini
dibuktikan dari terbentuknya endapan BaSO4 pada larutan. Dalam hal ini HCl berfungsi
sebagai pelarut garam selain BaCL2 sehingga terbentuk endapan BaSO4. Reaksi kimia
yang bekerja adalah:
Saliva + HCl + BaCl2 Endapan putih (BaSO4)
Terdapat kandungan fosfat pula di dalam saliva, hal ini dibuktikan dari tebentuknya
endapan warna kuning pada larutan, yaitu endapan Ammonium Fosfomolibdat pada
reaksi yang telah ditemukan. Reaksi kimianya adalah:

Saliva + HNO3 + larutan Ammonium molibdat (aduk dan panaskan 10 menit) ada
endapan kuning (Ammonium Molibdat)

Hasil percobaan pada uji kalsium didapati warna akan berubah menjadi keruh dan
akan terjadi endapan putih yang merupakan endapan dari Ca Oxalat. Pada uji nitrit
didapati warna biru kehitaman yang menunjukkan adanya yodium yang bereaksi dengan
amilum. Setelah ditetesi larutan H2SO4 5% dan larutan KI, warna saliva pada tabung
reaksi menjadi keruh. Namun setelah ditetesi dengan larutan amilum 1%, warnanya
berubah menjadi biru tua. Nitrit menjadi biru, menandakan adanya iodium. Sedangkan
pada uji Thiocianat pada saat saliva ditetesi larutan ferri chloride 2% (w/v) dan HCl 5%
(v/v) yang seharusnya dihasilkan warna merah yang menunjukkan adanya garam
Thiocianat pada praktikum hanya didapati warna kekuningan. Hal ini dapat disebabkan
karena kurangnya konsumsi ikan sehingga saliva hanya memiliki sedikit kandungan
Thiocianat. Namun ketika ditambahkan HgCl2 2% (w/v) warna tersebut hilang dan
menjadi bening karena terbentuk mercurirhodanida. Dalam proses ini HCl berfungsi
melarutkan Ferrichlorida.
Praktikum selanjutnya untuk menguji adanya ptyalin. Pada percobaan Fehling
terhadap larutan amilum didapatkan hasil larutan berwarna biru kehijauan dengan adanya
sedikit endapan merah bata pada larutan. Warna merah bata ini terdapat karena adanya
fehling yang mengandung ion Cu2+ direduksi menjadi ion Cu+ yang dalam suasana basa
akan diendapkan berwarna merah bata Cu2O. Jumlah endapan sedikit dikarenakan
amilum merupakan polisakarida yang tidak dapat bereaksi positif dengan Fehling. Pada
pengujian lugol didapatkan warna biru kehitaman. Sedangkan pada reaksi amilum yang
ditambahkan dengan saliva, pada saat penambahan Fehling warna larutan berubah
menjadi kuning keruh dengan adanya endapan. Sedangkan pada penambahan lugol
terhadap larutan yang telah dicampur saliva tersebut didapati warna larutan menjadi
coklat teh. Adanya enzim ptyalin dalam saliva terbukti dengan terjadinya perubahan
warna pada larutan yang ditambahkan dengan saliva yang menunjukkan bahwa ptyalin
dalam saliva mencerna amilum dengan memecahnya menjadi glukosa, maltosa dan
matriosa.

F. SIMPULAN

Dari hasil pratikum dapat disimpulkan :

1. pH saliva berada pada rentang 5,2-8,0 sehingga terbukti bahwa pH saliva berkisar
antara 6-7,9.

2. Di dalam saliva terdapat kandungan protein yaitu mucin, albumin, globulin, enzim

3. Terdapat enzim ptyalin didalam saliva yang berfungsi merombak amilum menjadi
glukosa, maltosa, matriosa.

Anda mungkin juga menyukai