Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 2 :

1. MIRA SUSANTI 15601040037


2. NURAINI UMAR 15601040053
3. SAYUPI ASRI 15601040071
4. AYATUSY SYIFA 15601040077

Dosen Pengampu : Arief Ertha Kusuma, S.Pd., M.Pd.

Lokal : A1

Mata Kuliah : Profesi Kependidikan

KODE ETIK TENAGA PENDIDIK INDONESIA

Berdasarkan UU No. 14 Tahun 2005 bahwa tenaga pendidik terdiri atas guru dan
dosen. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada
pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan
menengah. Adapun dosen menurut UU tersebut adalah dosen adalah pendidik profesional dan
ilmuwan dengan tugas utama mentransformasikan, mengembangkan, dan menyebarluaskan
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada
masyarakat.

Apakah Kode Etik Itu ?


Setiap profesi seperti profesi kependidikan dalam hal ini yaitu guru dan dosen
memiliki segenap peraturan tertulis maupun norma-norma dalam menjalankan profesinya.
Sekumpulan peraturan, pedoman sikap, tingkah laku, dan perbuatan tertulis serta memiliki
sanksi di dalam melaksanakan tugas keprofesian disebut dengan kode etik.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kode berarti tanda (kata-kata, tulisan) yang
disepakati untuk maksud tertentu (untuk menjamin kerahasiaan berita, pemerintah, dan
sebagainya; kumpulan peraturan yang bersistem ; kumpulan prinsip yang bersistem. Adapun
arti kata etik berarti kumpulan asas atau nilai yang berkenaaaan dengan akhlak; nilai
mengenai benar dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat; nilai mengenai benar
dan salah yang dianut suatu golongan atau masyarakat dalam proses pembangunan. Sehingga
kode etik dapat diartikan sebagai kumpulan peraturan yang bersistem oleh kelompok
tertentu sebagai landasan tingkah laku.
Kode etik guru sesungguhnya merupakan pedoman yang mengatur hubungan guru
dengan teman kerja, murid dan wali murid, pimpinan dan masyarakat serta dengan misi
tugasnya.

Apa Fungsi dan Tujuan Kode Etik Tenaga Pendidik ?


A. Tujuan Kode Etik Tenaga Pendidik

Tujuan utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat
tanpa mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Adanya kode etik akan
melindungi perbuatan yang tidak profesional. Dalam proses pendidikan, banyak unsur-
unsur yang terlibat agar proses pendidikan dapat berjalan dengan baik. Guru dan dosen
sebagai tenaga pendidik. guru dan dosen sebagai suatu profesi kependidikan mempunyai
tugas utama melayani masyarakat dalam dunia pendidikan. Tujuan kode etik guru dan
dosen adalah sebagai berikut :

1. Untuk menjunjung tinggi martabat profesi


2. Untuk menjaga dan memelihara kesejahteraan para anggotanya.
3. Untuk meningkatkan pengabdian para anggota profesi
4. Untuk meningkatkan mutu profesi
5. Untuk meningkatkan mutu profesi

B. Fungsi Kode Etik Tenaga Pendidik


Pada dasarnya kode etik memiliki fungsi ganda yaitu sebagai perlindungan dan
pengembangan bagi profesi dan juga sebagai pedoman pelaksanaan tugas profesional dan
pedoman bagi masyarakat sebagai seorang profesional.
Pentingnya kode etik guru dan dosen dengan teman kerjanya difungsikan sebagai
penghubung serta saling mendukung dalam bidang mensukseskan misi dalam mendidik
peserta didik.

Apa Saja Kode Etik Tenaga Pendidik Indonesia ?


Isi pokok kode etik tenaga pendidik yang dalam hal ini guru dan dosen yaitu :

1. Kewajiban beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

2. Menjunjung tinggi hukum dan peraturan yang berlaku

3. Mematuhi norma dan etika susila

4. Menghormati kebebasan akademik

5. Melaksanakan tridarma perguruan tinggi

6. Menghormati kebebasan mimbar akademik

7. Mengikuti perkembangan ilmu

8. Mengembangkan sikap obyektif dan universal

9. Menghargai hasil karya orang lain

10. Menciptakan kehidupan sekolah/kampus yang kondusif

11. Mengutamakan tugas dari kepentingan lain

12. Pelanggaran terhadap kode etik guru dan dosen dapat dikenai sanksi akademik,
administrasi dan moral.

Apa Saja Kode Etik Guru Indonesia ?

Berikut ini adalah kode etik guru Indonesia yang dirumuskan oleh Pengurus Besar
Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI):

1. Guru berbakti membimbing peserta didik untuk membentuk manusia Indonesia seutuhnya
yang berjiwa Pancasila.
2. Guru memiliki dan melaksanakan kejujuran profesional.
3. Guru berusaha memperoleh informasi tentang peserta didik sebagai bahan melakukan
bimbingan dan pembinaan.
4. Guru menciptakan suasana sekolah sebaik-baiknya yang menunjang berhasilnya proses
belajar mengajar.
5. Guru memelihara hubungan baik dengan orang tua murid dan masyarakat sekitarnya
untuk membina peran serta dan rasa tanggung jawab bersama terhadap pendidikan.
6. Guru secara pribadi dan bersama-sama mengembangkan dan meningkatkan mutu dan
martabat profesinya.
7. Guru memelihara hubungan seprofesi, semangat kekeluargaan, kesetiakawanan sosial.
8. Guru secara bersama-sama memelihara dan meningkatkan mutu organisasi PGRI, sebagai
sarana perjuangan dan pengabdian.
9. Guru melaksanakan segala kebijakan pemerintah dalam bidang pendidikan.

Apa Saja Kode Etik Dosen Indonesia ?

Kode etik dosen berdasarkan Ikatan Dosen Republik Indonesia (IDRI) didasarkan
pada asas pancasila sebagai pedoman bersikap dan berperilaku dalam bentuk nilai nilai
moral dan etika dalam melaksanakan tugas profesi dosen Indonesia. Pada setiap Universitas
di Indonesia memiliki kode etik dosen masing masing yang tetap berasaskan pancasila dan
setujui serta disepakati oleh universitas tersebut.

Apa Sanksi Ketika Melanggar Kode Etik ?

Sanksi yang akan diterima oleh guru dan dosen ketika melanggar kode etik
berdasarkan UU. No. 14 Tahun 2005 yaitu :

Sanksi yang akan diterima oleh guru ketika melanggar kode etik berupa:
a. Teguran;
b. Peringatan tertulis;
c. Penundaan pemberian hak guru;
d. Penurunan pangkat;
e. Pemberhentian dengan hormat; atau
f. Pemberhentian tidak dengan hormat.

Sanksi yang akan diterima oleh dosen ketika melanggar kode etik berupa:
a. Teguran;
b. Peringatan tertulis;
c. Penundaan pemberian hak dosen;
d. Penurunan pangkat dan jabatan akademik;
e. Pemberhentian dengan hormat; atau
f. Pemberhentian tidak dengan hormat.
DAFTAR REFESENSI

Gardon, Thomas dan Mudjito. 1990. Guru Yang Efektif. Jakarta: CV Rajawali.
Saondi, Ondi dan Aris Suherman. 2012. Etika Profesi Keguruan. Bandung: Replika Adi
Tama.

Sigalingging, David. 2011. Buku Profesi Kependidikan. Padang: Universitas Negeri Padang.

Wahyu, Y. Istiyono dan Ostaria Silaban. 2006. Kamus Pintar Bahasa Indonesia. Karisma
Publishing Group: Batam.

Anda mungkin juga menyukai