09e01740 PDF
09e01740 PDF
TESIS
Oleh
K O L A
E
H
S
PA
C
A S A R JA
N
S
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENCEGAHAN
PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE
DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR
KOTA MEDAN TAHUN 2009
TESIS
Oleh
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2009
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Judul Tesis : PERILAKU MASYARAKAT DALAM
PENCEGAHAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH
DENGUE DI PUSKESMAS MEDAN JOHOR
KOTA MEDAN TAHUN 2009
Nama Mahasiswa : Rotua Sumihar Sitorus
Nomor Pokok : 077033027
Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat
Konsentrasi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku
Menyetujui
Komisi Pembimbing
(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc)
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Telah diuji pada
Tanggal: 1 Juli 2009
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
PERNYATAAN
TESIS
Dengan ini menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan
sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis
atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan
disebutkan dalam daftar pustaka.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ABSTRAK
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ABSTRACT
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat dan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan tesis ini, dengan judul Perilaku
Masyarakat dalam Pencegahan Penyakit Deman Berdarah Dengue di Puskesmas
Medan Johor Kota Medan Tahun 2009.
Dalam proses penelitian dan penulisan tesis ini tidak terlepas dari bantuan,
dukungan dan doa dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan
ucapan terima kasih yang tulus kepada:
1. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, M.Sc., selaku Direktur Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM., selaku Ketua Program Studi Ilmu
Kesehatan Masyarakat Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, dan
juga selaku Dosen Pembanding yang selalu meluangkan waktu untuk
memberikan saran-saran perbaikan bagi tesis ini.
3. Bapak Dr. Fikarwin Zuska, selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu untuk membimbing penulis dalam menyelesaikan
tesis ini.
4. Bapak Suhardiono, SKM, M.Kes., selaku Anggota Komisi Pembimbing yang
dengan sabar membimbing penulis dalam menyelesaikan tesis ini.
5. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK., selaku pembanding yang telah meluangkan
waktu untuk memberikan saran dan perbaikan bagi tesis ini.
6. dr. Marlina, selaku Kepala Puskesmas Medan Johor yang telah memberikan izin
dan keleluasaan bagi penulis dalam melakukan penelitian.
7. Seluruh informan yang terlibat dalam penelitian ini, yang telah memberikan
informasi bagi penulis dalam melengkapi data untuk penulisan tesis ini.
8. Suami dan anak-anakku tercinta, yang senantiasa memberi perhatian, semangat
dan doa selama penulis dalam masa pendidikan.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
untuk itu saran-saran yang membangun sangat diharapkan. Semoga semua ini
bermanfaat bagi kita.
Penulis
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
RIWAYAT HIDUP
A. IDENTITAS PRIBADI
Nama : ROTUA SUMIHAR SITORUS
Tempat/tgl lahir : Medan, 29 Agustus 1969
Agama : Kristen Protestan
Alamat Rumah : Jl. Karya Wisata Komp. Johor Katelia Indah No. 68
Medan
B. RIWAYAT PENDIDIKAN
Tahun 1976 - 1982 : SD Negeri 060860 Medan
Tahun 1982 - 1985 : SMP St. Thomas 3 Medan
Tahun 1985 1988 : SPK Depkes RI Medan
Tahun 1990 1991 : Program Pendidikan Bidan Tebing Tinggi
Tahun 2002 2005 : D-III Keperawatan Depkes RI Medan
Tahun 2005 2007 : S-1 Keperawatan Universitas Prima Indonesia Medan
Tahun 2007 s/d sekarang : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
C. RIWAYAT PEKERJAAN
Tahun 1991- sampai dengan sekarang Pegawai Negeri Sipil
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK................................................................................................. i
ABSTRACT................................................................................................ ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP................................................................................... v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vi
DAFTAR TABEL..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. x
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................. 1
1.1. Latar Belakang................................................................. 1
1.2. Permasalahan................................................................... 7
1.3. Tujuan Penelitian............................................................. 7
1.4. Manfaat Penelitian............................................................ 7
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 5 PERILAKU KELUARGA DALAM PENCEGAHAN
DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)............................ 42
5.1. Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan DBD......... 43
5.2. Sikap Keluarga dalam Pencegahan DBD....................... 47
5.3. Tindakan Keluarga dalam Pencegahan DBD................. 52
DAFTAR PUSTAKA................................................................................ 72
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR TABEL
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
hubungan dengan perilaku bersih dan sehat yang belum terwujud di masyarakat.
Keberhasilan pemutusan rantai penularan penyakit DBD sangat erat kaitannya dengan
kesadaran dan tanggung jawab masyarakat untuk mau menjaga kebersihan rumah dan
lingkungannya.
pencegahan penyakit DBD salah satunya yaitu penyakit demam berdarah dengue
(DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini dapat menyerang semua orang,
mengakibatkan kesakitan dan kematian, terutama pada anak-anak, dan juga dapat
menjadi suatu wabah bahkan Kejadian Luar Biasa (KLB) (Soegijanto, 2006: 39).
KLB artinya jumlah kasus sudah dua kali lipat atau lebih ditempat yang sama pada
kurun waktu yang sama pada tahun dan bulan sebelumnya atau angka kematiannya
menjadi mutlak dilakukan karena vaksin yang efektif terhadap DBD sampai saat ini
belum tersedia. Pengobatan yang dilakukan hanya untuk mengurangi gejala sakit dan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
mengurangi risiko kematian. Penanggulangan DBD secara umum ditujukan kepada
yang umumnya ada di air bersih yang tergenang di permukaan tanah maupun
Mengingat tempat hidup (habitat) nyamuk Aedes aegypti adalah pada tempat-
tempat yang terdapat air bersih, maka orang yang menjaga kebersihan lingkungan
masih mungkin terkena DBD. Oleh karena itu program pemberantasan DBD tidak
keberadaan jentik di tempat air yang bersih, misalnya menguras bak mandi setiap 1
minggu sekali. Hal ini dilakukan mengingat kehidupan nyamuk Aedes aegypti
diketahui siklus hidupnya selama bertelur hingga menetas 10 sampai 14 hari. Dengan
menguras bak mandi 1 minggu sekali tidak memberi kesempatan Aedes aegypti untuk
di wilayah Amerika, Eropa Selatan, Afrika Utara, Afrika Selatan, Afrika Utara,
Mediterania Timur, Australia dan pada beberapa pulau di Samudra India, Pasifik
Selatan dan Tengah serta Karibia (WHO, 1999: 1). Tetapi sekarang daerah endemik
Cina), karena musim epidemik terjadi disaat musim hujan yang hampir setiap tahun
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
penyakit) yang ditemukan pada suatu daerah tertentu dalam waktu yang singkat
Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968 di Surabaya dan Jakarta, angka
kejadian penyakit DBD meningkat dari 0,05 per 100.000 penduduk menjadi 35,19 per
100.000 penduduk pada tahun 1998. Hal ini terjadi, kemungkinan berhubungan erat
dari daerah yang belum ditemukan atau jarang ditemukan infeksi virus Dengue ke
daerah endemis penyakit infeksi virus Dengue atau dari pedesaan ke perkotaan;
terutama daerah yang kumuh pada bulan-bulan tertentu (Soegijanto, 2006: 25).
Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PPM & PL)
kepada mereka yang belum sakit tetapi mempunyai risiko terkena penyakit,
Di Propinsi Sumatera Utara kasus DBD tiap tahun terjadi. Data tahun 2003-
2007 menunjukkan bahwa IR (Incidence Rate) 7,92-30,75 per 100.000 penduduk dan
CFR (Case Fatality Rate) 0,91%-2,44%. Selama kurun waktu lima tahun tersebut
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
terdapat beberapa Kabupaten/Kota (Medan, Deli Serdang, Binjai, Tebing Tinggi,
kabupaten/kota tersebut merupakan wilayah yang dalam 3 tahun terakhir, setiap tahun
Penyebaran DBD yang cukup luas di Indonesia dan beberapa daerah Sumatera
terjadinya penyebaran, seperti kondisi geografis atau ketinggian dari permukaan laut,
curah hujan, angin, kelembaban, dan musim; juga kondisi demografis, seperti
kepadatan penduduk, mobilitas masyarakat yang cukup tinggi, serta perilaku hidup
keperluan sehari-hari, apalagi penyediaan air bersih belum mencukupi kebutuhan atau
sumber yang terbatas dan letaknya jauh dari pemukiman mendorong masyarakat
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
penderita DBD, dan selanjutnya dirujuk ke rumah sakit; 2) penyuluhan terus-menerus
Nyamuk (PSN) dengan cara bergotong royong dan melibatkan masyarakat. Namun,
upaya yang telah dilakukan tersebut sampai saat ini belum dapat merubah status
beberapa daerah dari daerah endemis menjadi daerah non endemis (Dinkes Kota
Medan, 2006).
sangatlah mustahil dapat memutus rantai penularan jika masyarakat tidak terlibat
sama sekali. Peran serta masyarakat ini dapat berwujud pelaksanaan kegiatan 3M
bekas yang menjadi sarang nyamuk, dan menguras atau mengganti air di tempat
tampungan air) di sekitar rumah dan melaksanakan PSN pada lingkungannya (Koban,
2005: 9).
DBD, pemberantasan sarang nyamuk tidak mungkin dapat tuntas dilakukan bila
anggota masyarakat sampai ke lingkungan yang terkecil yaitu rumah tangga tidak
di wilayah kerja Puskesmas Medan Johor. Kecamatan Medan Johor sebagai wilayah
kerja Puskesmas Medan Johor merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
setiap tahun terjadi kasus DBD (merupakan salah satu kecamatan yang endemis
DBD).
Medan Johor tahun 2007, diketahui jumlah kasus demam berdarah sebanyak 71 kasus
Medan Johor, 2007). Hal ini menunjukkan tingginya kasus DBD untuk masing-
oleh petugas kesehatan yang ada. Sampai dikembangkan sebuah metode promosi
proses di mana individu, keluarga, dan masyarakat dilibatkan dalam perencanaan dan
untuk secara aktif berkontribusi dalam pembangunan (Depkes RI, 2005: 1).
pencegahan penyakit DBD. Oleh karena itu perlu dilakukan penelitian yang
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
1.2. Permasalahan
Medan.
DBD
di masyarakat.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes aegypti yang
ditandai dengan demam mendadak dua sampai tujuh hari tanpa penyebab yang jelas,
lemah atau lesu, gelisah, nyeri ulu hati, disertai dengan tanda-tanda perdarahan
Pada hari pertama sakit, penderita panas mendadak secara terus-menerus dan
badan terasa lemah atau lesu. Pada hari kedua atau ketiga akan timbul bintik-bintik
perdarahan, lembam atau ruam pada kulit di muka, dada, lengan atau kaki dan nyeri
ulu hati serta kadang-kadang mimisan, berak darah atau muntah. Antara hari ketiga
sampai ketujuh, panas turun secara tiba-tiba. Kemungkinan yang selanjutnya adalah
penderita sembuh atau keadaan memburuk yang ditandai dengan gelisah, ujung
tangan dan kaki dingin dan banyak mengeluarkan keringat. Bila keadaan berlanjut,
akan terjadi renjatan (lemah lunglai, denyut nadi lemah atau tidak teraba). Kadang-
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Pembesaran hati (hepatomegali) pada umumnya dapat ditemukan
di permulaan penyakit. Derajat pembesaran hati tidak sejajar dengan berat penyakit.
penularan virus Dengue dari penderita kepada orang lain melalui gigitan. Nyamuk
sedangkan di daerah pedesaan (daerah rural) kedua jenis spesies nyamuk Aedes
di dalam atau di sekitar rumah, atau di tempat-tempat umum, biasanya berjarak tidak
lebih 500 meter dari rumah. Nyamuk ini tidak dapat berkembangbiak di genangan air
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
b. Tempat penampungan Air bukan untuk keperluan sehari-hari seperti: tempat
minum burung, vas bunga, dan barang-barang bekas (ban, kaleng, botol, plastik
dan lain-lain).
c. Tempat penampungan air alamiah seperti: lubang pohon, lubang batu, pelepah
sumber penular penyakit DBD. Virus Dengue berada dalam darah selama 4-7 hari
mulai 1-2 hari sebelum demam. Bila penderita tersebut digigit nyamuk penular, maka
virus dalam darah akan ikut terhisap masuk kedalam lambung nyamuk. Selanjutnya
virus akan memperbanyak diri dan tersebar di berbagai jaringan tubuh nyamuk
Virus Dengue di dalam tubuh manusia mengalami masa inkubasi selama 4-7
hari (viremia) yang disebut dengan masa inkubasi intrinsik. Di dalam tubuh nyamuk,
virus berkembang setelah 4-7 hari kemudian nyamuk siap untuk menularkan kepada
orang lain yang disebut masa inkubasi ekstrinsik. Virus ini akan tetap berada dalam
tubuh nyamuk sepanjang hidupnya. Oleh karena itu nyamuk Aedes aegypti yang
Penularan terjadi karena setiap kali nyamuk menggigit, sebelum menghisap darah
akan mengeluarkan air liur melalui saluran alat tusuknya (probocis), agar darah yang
dihisap tidak membeku. Bersama air liur itulah virus Dengue dipindahkan dari
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
nyamuk ke orang lain. Nyamuk Aedes aegypti betina umurnya dapat mencapai 2-3
2.2.1. Lingkungan
diperhatikan di lingkungan yang berkaitan dengan vektor penularan DBD antara lain:
Air yang digunakan dan tidak berhubungan langsung dengan tanah merupakan
c. Kebersihan lingkungan
Analisis dari Green yang dikutip Notoatmodjo (2007: 178) menyatakan bahwa
kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu, faktor perilaku (behaviour
causes) dan faktor non perilaku (non behaviour causes). Sedangkan perilaku itu
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
sendiri, khusus perilaku kesehatan dipengaruhi atau ditentukan oleh 3 (tiga) faktor
yakni:
seseorang.
sebagai fungsi dari pengaruh kolektif ketiga faktor. Gagasan penyebab kolektif itu
individu atau perorangan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah.
Cara terbaik adalah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat
dilakukan ialah (a) menggunakan mosquito repellent (anti nyamuk oles) dan
insektisida dalam bentuk spray, (b) menuangkan air panas pada saat bak mandi berisi
air sedikit, (c) memberikan cahaya matahari langsung lebih banyak kedalam rumah
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Peningkatan partisipasi masyarakat adalah suatu proses di mana individu,
mendorong atau menganjurkan dalam kegiatan PSN dan perlindungan diri secara
DBD pada anak sekolah dan orang tua, mengajak sektor swasta dalam program
memperoleh hasil yang maksimal. Selain itu peran partisipasi masyarakat dapat
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ditingkatkan dengan pemberian insentif seperti pemberian kelambu atau bubuk abate
Bila dilihat dari aspek sistem kebijakan dalam peningkatan derajat kesehatan
melalui pemberantasan penyakit DBD maka ada tiga elemen, bahkan ada empat
elemen yang mencakup hubungan timbal balik dan mempunyai andil di dalam
keputusan (Koban, 2005: 9). Adapun elemen tersebut antara lain adalah:
pemimpin terpilih).
ini:
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
PELAKU
KEBIJAKAN
LINGKUNGAN KEBIJAKAN
KEBIJAKAN PUBLIK
diperlukan saat terjadi wabah atau KLB di masyarakat (Koban, 2005: 8).
dalam program pencegahan dan pengawasan virus Dengue dan nyamuk Aedes
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
kelompok kerja pemberantasan DBD disebut dengan POKJANAL DBD dan POKJA
kepastian hukum (law enforcement) yang mengikat dan mewajibkan setiap anggota
kebiasaan nyamuk yang hinggap pada benda-benda tergantung, karena itu tidak
penularan, akan tetapi tindakan ini perlu diikuti dengan pemberantasan jentiknya agar
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
populasi nyamuk penular tetap dapat ditekan serendah-rendahnya. Sehingga apabila
ada penderita DBD tidak dapat menular kepada orang lain (Soedamo, 2005: 61).
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dilakukan dengan cara (Depkes RI, 2005: 14):
digunakan 1 ppm atau 10 gr ( 1 sendok makan rata) untuk setiap 100 liter air.
Larvasida dengan temephos ini mempunyai efek residu 3 bulan. Selain itu dapat
b. Biologi, yaitu dengan memelihara ikan pemakan larva yaitu ikan nila merah
ikan grass carp (Etenopharyngodonidla). Selain itu dapat digunakan pula Bacillus
mandi, bak WC, menutup tempat penampungan air rumah tangga (tempayan,
drum dll), mengubur atau memusnahkan barang-barang bekas (kaleng, ban dll).
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
sekurang-kurangnya seminggu sekali agar nyamuk tidak dapat berkembang biak
di tempat itu.
jentik nyamuk tersebut berkaitan erat dengan perilaku masyarakat (Depkes RI,
2005: 14).
2.5. Perilaku
batasan dapat diuraikan bahwa reaksi dapat diuraikan bermacam-macam bentuk, yang
pada hakekatnya digolongkan menjadi 2, yaitu bentuk pasif (tanpa tindakan nyata
atau konkret) dan dalam bentuk aktif dengan tindakan nyata atau (konkret)
tindakan yang dilakukan makhluk hidup. Perilaku adalah suatu aksi dan reaksi suatu
organisme terhadap lingkungannya. Hal ini berarti bahwa perilaku baru berwujud bila
ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Dengan demikian suatu rangsangan tentu akan menimbulkan perilaku tertentu pula
faktor yang berasal dari diri individu itu sendiri, antara lain susunan syaraf pusat,
persepsi, motivasi, emosi dan belajar. Susunan syaraf pusat memegang peranan
rangsangan yang masuk ke respon yang dihasilkan. Perpindahan ini dilakukan oleh
susunan syaraf pusat dengan unit-unit dasarnya yang disebut neuron. Neuron
seseorang dapat diketahui melalui persepsi. Persepsi ini adalah pengalaman yang
dihasilkan melalui indra pendengaran, penciuman dan sebagainya (Azwar, 2003: 10).
dalam bentuk pengetahuan, sikap dan tindakan. Sesuai dengan batasan perilaku
kesehatan dapat dirumuskan sebagai segala bentuk pengalaman dan interaksi individu
1).
perilaku atau tingkah laku yang tidak disukai, sehingga ancaman dari penyakit
aturan-aturan yang ada. Dengan demikian perilaku yang menyimpang dari pola-pola
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
umum yang berlaku dalam hubungan antar pribadi, baik antara sesama manusia atau
terhadap situasi di luar subjek. Perilaku dapat dijabarkan dalam tiga bentuk
operasional, yaitu:
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang
stimulus.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
b. Perilaku dalam bentuk sikap, yaitu tanggapan batin terhadap keadaan atau
rangsangan dari luar diri subjek, sehingga alam itu sendiri akan mencetak sendiri
perilaku manusia yang ada di dalamnya sesuai dengan sifat dan keadaan alam
tersebut.
Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap stimulus atau objek. Manifestasi dari sikap tidak dapat langsung
dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan terlebih dahulu dari perilaku yang
c. Perilaku dalam bentuk tindakan yang konkrit, yaitu berupa perbuatan terhadap
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
2. Guided response (Respon terpimpin), melakukan sesuatu sesuai dengan
sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan
kebiasaan.
kebenaran tindakan.
keinginan, minat, kehendak, pengetahuan, emosi, berpikir, sifat, motivasi, reaksi dan
sebagainya, namun demikian pada realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala
kejiwaan yang menentukan perilaku seseorang. Apabila ditelusuri lebih lanjut, gejala
kejiwaan ditentukan atau dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diantaranya adalah
177).
a. Latar Belakang
dan nilai-nilai yang ada pada dirinya, serta keadaan sosial budaya yang berlaku.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
b. Kepercayaan dan Kesiapan Mental
didapat, hambatan yang diterima serta kepercayaan bahwa dirinya dapat diserang
penyakit.
c. Sarana
Tersedia atau tidaknya sarana yang dimanfaatkan adalah hal yang penting dalam
belakang, kepercayaannya dan kesiapan mental yang dimiliki tetapi jika sarana
d. Faktor Pencetus
Dalam bidang kesehatan peranan faktor pencetus cukup besar untuk memunculkan
berperilaku kesehatan tertentu bila sudah ada masalah kesehatan sebagai pencetus,
(innovasi), lain daripada yang sebelumnya. Tetapi merubah perilaku seseorang agar
mau menerima sesuatu yang baru bukanlah merupakan sesuatu hal yang mudah,
karena menyangkut suatu proses yang terjadi dalam diri individu itu sendiri maupun
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
dalam masyarakat. Perubahan perilaku yang diharapkan adalah sebagai perubahan
perilaku yang melembaga atau lestari serta merupakan bahagian dari hidupnya.
masyarakat, yaitu:
cepat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut, tetapi sebahagian orang
lagi sangat lambat untuk menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini
Jika menelaah dari ketiga faktor tersebut maka nampak proses perubahan
adalah pengetahuan dan sikap. Kedua dimensi ini berkaitan erat dengan
gejala, cara penularan dan pencegahan penyakit DBD mempunyai risiko terkena
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
penyakit DBD. Dengan demikian upaya peningkatan pengetahuan mengenai
perlu mendapat perhatian utama agar masyarakat lebih berperan aktif (Sarwono,
2007: 66).
Mengacu kepada bagan pokok atau bagan teoritik yang digunakan sebagai
landasan penelitian, maka dapat disusun kerangka pikir penelitian sebagai berikut:
PERILAKU
TINDAKAN
- Pengetahuan Pencegahan
- Sikap Penyakit DBD
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
bukanlah seperti apa yang tampak, tetapi kenyataan ada di masing-masing kepala
orang lain, dan berupaya memahami bagaimana mereka menjalani hidupnya dengan
cara tertentu, serta pemahaman bahwa realitas masing-masing individu itu berbeda.
tindakan keluarga, sesuai dengan sudut pandang keluarga, serta faktor-faktor yang
Gedung Johor dan Kelurahan Pangkalan Mashyur. Namun, dari 3 kelurahan tersebut
maka subjek penelitian lebih banyak diambil dari Kelurahan Pangkalan Mashyur.
Alasan pemilihan lokasi penelitian ini dikarenakan saya sangat memahami lokasi ini,
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
perilaku informan dalam upaya pencegahan penyakit DBD. Penelitian telah
tangga, meliputi ayah, ibu dan anak-anak yang tinggal dalam satu keluarga yang
sudah atau belum pernah menderita DBD serta bersedia menjadi informan penelitian.
Informan selanjutnya adalah kepala lingkungan atau petugas kesehatan yang terlibat
dengan objek atau permasalahan penelitian, oleh sebab itu tidak memungkinkan
Dari keenam keluarga sebagai subjek penelitian ini, maka ada tiga keluarga
yang salah satu anggota keluarganya pernah menderita penyakit DBD, dan tiga
keluarga lagi belum pernah anggota keluarganya menderita penyakit DBD. Namun,
perbandingan yang sama untuk jumlah keluarga yang pernah menderita penyakit
DBD dan tidak pernah menderita penyakit DBD, bukanlah sebagai upaya untuk
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3.4. Metode Pengumpulan Data
Untuk data primer, maka metode pengumpulan data dilakukan dengan dua
dapat menggambarkan perilaku keluarga dan juga sebagai upaya untuk memastikan
Uji keabsahan data dilakukan dengan tehnik triangulasi data. Saya akan
memastikan bahwa catatan harian wawancara dengan informan dan catatan harian
bertentangan antara catatan harian wawancara dan catatan harian observasi, supaya
dapat dipastikan bahwa jawaban yang diberikan sesuai dengan hasil pengamatan. Jika
ada perbedaan informasi atau informasi tidak relevan, saya akan menelusuri sumber
data dilakukan dengan mewawancarai anggota keluarga yang lainnya, atau dengan
DBD.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Alat bantu yang digunakan dalam proses pengumpulan data yaitu alat tulis,
note book dan kamera. Data hasil pengamatan dan wawancara umumnya langsung
singkat ini kemudian dikembangkan ke dalam bentuk field note yang lebih rinci dan
lengkap. Ada juga yang ditulis setelah berlalu sekian lama, sehingga sangat rentan
terhadap kemungkinan untuk terlupakan. Alat perekam tidak saya gunakan dalam
Informan yang sulit untuk dijumpai, sulit untuk diwawancarai dan tidak
memberikan izin kepada saya untuk melihat beberapa bagian rumah, terutama bagian
data. Bahkan ada informan yang tidak mengizinkan saya melakukan dokumentasi
penggambarannya lebih baik dengan dokumentasi tidak dapat saya peroleh, Sehingga
pencaharian diperoleh dari Puskesmas Medan Johor, Kantor Camat Medan Johor,
Data yang pertama ingin saya telusuri adalah berkaitan dengan pengetahuan
dan sikap informan dalam pencegahan penyakit DBD. Sedangkan data tindakan
pencegahan penyakit DBD lebih banyak saya peroleh dengan metode pengamatan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
3.5. Metode Pengolahan dan Analisis Data
dengue di Puskesmas Medan Johor Kota Medan, dilakukan dengan cara menarasikan
hasil wawancara mendalam dan hasil pengamatan ke dalam bentuk field note atau
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 4
GAMBARAN UMUM
Kecamatan Medan Johor merupakan salah satu wilayah di Kota Medan yang
Saat ini Kecamatan Medan Johor memiliki 6 (enam) kelurahan, dengan luas
Tabel 4.1. Nama Kelurahan dan Luas Wilayah di Kecamatan Medan Johor
Luas wilayah keseluruhan Kecamatan Medan Johor adalah 16,96 km2, dengan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Sebelah Selatan : Kabupaten Deli Serdang
Sedangkan jumlah penduduk, kepadatan dan jumlah rumah tangga serta rata-
rata anggota rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.2. berikut:
di Kecamatan Medan Johor dapat dilihat pada Tabel 4.3. berikut ini:
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Tabel 4.3. Komposisi Mata Pencaharian Penduduk menurut Kelurahan di
Kecamatan Medan Johor Tahun 2007
Kuning
Dari Tabel 4.3. di atas terlihat bahwa sebagian besar penduduk di Kecamatan
Medan Johor memiliki pekerjaan sebagai PNS, Pegawai Swasta, ABRI dan
Pedagang. Pekerjaan ini pada dasarnya menggambarkan bahwa pada pagi hingga
siang hari sebagian besar kepala keluarga meninggalkan rumah untuk melakukan
pekerjaannya.
dimana tiga keluarga memiliki anggota keluarga yang pernah menderita DBD dan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Keenam keluarga tersebut diambil dari kelurahan-kelurahan yang berbeda,
Mashyur. Sehari-hari Ibu Siska membuka warung yang ada di depan rumahnya.
Bangunan rumah permanen, dan memiliki ventilasi udara yang cukup terlihat dari
suasana rumah yang cukup terang karena adanya jendela pada bagian depan dan
samping rumah dan beberapa lubang angin di atas jendela dan pintu rumah.
Ibu Siska cukup rajin membersihkan kamar mandi yang dimilikinya, terlihat
dari tidak adanya kotoran pada bak air dan dinding bak mandi tidak licin.
Pembersihan dilakukan dengan cara menguras dan mengeringkan air dalam bak
mandi, menyikat lantai dan dinding bak mandi, lalu mengisi kembali dengan air
bersih. Begitu juga dengan dinding dan lantai kamar mandi tampak bersih dan tidak
licin. Ibu Siska minimal seminggu sekali akan membersihkan kamar mandi
di rumahnya, atau jika air bak tampak kotor oleh kotoran-kotoran yang terbawa air
PAM, maka dia akan segera mengganti air dalam bak. Aku paling gak bisa melihat
Kondisi lingkungan di sekitar rumah Ibu Siska kurang terpelihara. Parit dan
selokan tampak kotor dan bau oleh karena aliran air yang tersumbat oleh sampah-
sampah dari rumah tetangga di sebelah rumahnya. Ibu Siska merasa sia-sia untuk
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
membersihkan parit/selokan di sekitar rumahnya, karena akan kotor kembali oleh
sampah-sampah dari rumah tetangga, karena sampah-sampah itu pada akhirnya akan
mengalir ke parit/selokan rumahnya, sehingga Ibu Siska merasa jenuh untuk selalu
Ibu Siska pernah menderita DBD, sejak itu dia sangat menjaga kebersihan
rumah dan lingkungan sekitar tempat tinggalnya, agar penyakit ini tidak mengenai
anak-anaknya.
Keluarga kedua yaitu keluarga Bapak Yusuf dan Ibu Diah. Rumah keluarga
ini berada pada Lingkungan IV Kelurahan Gedung Johor. Bapak Yusuf merupakan
seorang pegawai swasta sedangkan Ibu Diah hanya seorang ibu rumah tangga.
Kegiatan sehari-hari Ibu Diah adalah menjaga kebersihan rumah, terutama kebersihan
kamar mandi dan halaman rumah, karena Ibu Diah tidak memiliki pekerjaan lain
selain ibu rumah tangga, sementara anak-anak dalam keluarga juga sudah cukup
Rumah Bapak Yusuf memiliki 2 buah kamar mandi, satu berada di dalam
rumah dan yang satu lagi berada di bagian belakang rumah. Ibu Diah cukup rajin
penampungan air di kamar mandi selalu dikuras dan digosok dengan bros.
namun pada bagian depan rumah ada parit kecil yang selalu berisi genangan air. Ibu
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Diah termasuk rajin membersihkan sampah-sampah yang ada pada parit kecil
tersebut.
Keluarga yang ketiga adalah keluarga Ibu Diana yang tinggal pada lingkungan
VI Kelurahan Pangkalan Mashyur. Ibu Diana ini juga hanya sebagai ibu rumah
tangga dengan aktivitas sehari-hari mengatur dan menjaga kebersihan rumah. Kamar
mandi keluarga ini ada dua buah, satu berada dalam rumah yang satu lagi berada pada
bagian belakang rumah. Kamar mandi yang di dalam rumah berukuran 2x2 meter,
sedang yang dibelakang rumah lebih luas berukuran 2x3 meter karena kamar mandi
ini juga merupakan tempat untuk mencuci pakaian. Pada kamar mandi belakang ini
banyak terdapat ember-ember berwarna hitam untuk tempat menampung air dan
membilas pakaian.
Ibu Diana selalu membersihkan kamar mandinya, baik yang berada di dalam
rumah dan yang terletak pada bagian belakang rumahnya. Seminggu sekali dia akan
menguras bak kamar mandi dan menggantinya dengan air yang baru.
Pada bagian samping rumahnya ada tanah kosong yang sudah menjadi rawa-
rawa dan penuh dengan genangan air jika musim hujan tiba. Pemilik lahan tidak
pernah membersihkannya, sehingga tanah tersebut kini dipenuhi oleh semak belukar.
Ibu Diana sebenarnya merasa kurang nyaman dengan rawa-rawa tersebut, tetapi dia
merasa tidak berdaya karena pemiliknya tidak perduli dengan keadaan tanah
miliknya.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
4.2.4. Keluarga Ina
Keluarga Ibu Ina tinggal di sebuah rumah yang berada pada sebuah kompleks
menempati salah satu rumah di madrasah tersebut. Ibu Ina membuka sebuah warung
kecil di depan rumahnya. Kamar mandi yang digunakan oleh keluarga ini merupakan
kamar mandi sekolah. Selain mereka, maka anak-anak sekolah di madrasah tersebut
bahwa bak yang ada di kamar mandi tersebut jarang dibersihkan, karena tampak
Suami ibu Ina pernah menderita DBD pada bulan September 2008. Tetapi Ibu
Ina merasa bahwa suaminya terkena gigitan nyamuk penyebab DBD bukanlah dari
lingkungan sekitar rumahnya, tetapi dari tempat lain. Suami Ibu Ina memang
tempat-tempat lain. Dan, dari mereka sekeluarga hanya suaminya yang terkena DBD,
jadi hal ini menguatkan keyakinan Ibu Ina bahwa penyakit DBD yang mengenai
Ketiga ibu ini merupakan saudara kandung. Mereka tinggal bersama dalam
sebuah rumah berukuran 12x15 meter. Rumah ini milik Dinas Pertanian. Bapak
mereka dahulu adalah pegawai Dinas Pertanian, selanjutnya salah seorang abang dan
kakak mereka juga pegawai Dinas Pertanian, sehingga mereka diperbolehkan untuk
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Ibu Yati memiliki seorang anak dan tidak bekerja, suaminya bekerja sebagai
TKI di Kuwait. Ibu Ita memiliki 2 orang anak, suaminya memiliki pekerjaan mocok-
mocok, dan Ibu Ita berjualan rujak di depan rumah tersebut. Kemudian, Ibu Arni
memiliki satu orang anak, suaminya bekerja sebagai buruh bangunan dan dia sendiri
Alasan mereka sehingga tinggal satu rumah dikarenakan tidak memiliki uang
yang cukup untuk menyewa rumah, Dinas Pertanian juga masih mengizinkan mereka
keluarga. Memiliki 2 buah kamar mandi yang tampak kotor, karena banyaknya kain-
kain kotor bergantungan dan barang-barang bekas yang tidak digunakan lagi tapi
berserakan di kamar mandi tersebut. Pada bagian dapur tampak sebuah rak piring
tergantung pada pojok ruangan ini, tetesan air dari rak piring membuat suasana dapur
tampak lembab.
Kondisi rumah dapat saya gambarkan sangat jauh dari kesan bersih, hasil
mana. Hal ini terjadi karena dalam rumah tersebut ada beberapa tali yang
meninggalkan kesan suasana rumah yang dipenuhi oleh kain-kain kotor yang
bergantungan.
Rumah yang mereka tempati memang cukup besar, tetapi ventilasi udara
sangat sedikit (tidak sesuai dengan luas rumah), sehingga keadaan rumah tampak
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
kurang sehat. Hal ini menyebabkan keadaan rumah tampak lembab. Ketika saya
meminta izin untuk melihat kondisi kamar masing-masing, ketiga informan tersebut
berantakan, maklumlah bu, anak saya masih kecil-kecil, mereka suka bermain
Informasi tentang keluarga Ibu Hani saya peroleh dari Ibu Yani yang
merupakan saudara kandung Ibu Hani. Ibu Hani dan seorang anaknya bernama Anto
Halaman rumah Ibu Hani cukup luas dan dipenuhi oleh beberapa pohon besar
juga bunga-bunga yang ditanam di dalam pot. Saya melihat beberapa pot bunga berisi
genangan air karena tidak terjadi peresapan air secara sempurna lobang bagian
bawah pot tempat air yang berlebih keluar, telah tertutup oleh tanah-tanah yang
mengeras. Saya tanyakan kepada ayah Anto apakah pot bunga tersebut selalu
tergenang air seperti saat ini, ayah Anto mengatakan, memang beberapa pot bunga
setiap hujan datang air dalam pot tidak meresap, sehingga untuk beberapa hari air
tetap tergenang di permukaan pot tersebut. Dan, Ayah Anto tidak pernah membuang
genangan air tersebut karena ia merasa tidak terlalu penting untuk melakukan hal
tersebut.
Ketika saya berada di halaman rumah Ibu Hani, ada banyak nyamuk-nyamuk
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
nyamuk apalagi jika musim kemarau. Nyamuk-nyamuk itu bukan nyamuk penyebab
Pada halaman samping sebelah kanan rumah ada parit terbuka, parit tersebut
sebagai tempat mengalirkan air yang berasal dari atap rumah apabila hujan turun.
Parit tersebut disemen, posisinya tampak rata (tidak menurun), sehingga sisa-sisa air
berpotensi untuk tergenang. Dan ketika saya melakukan pengamatan pada parit
tersebut, ada genangan air di sana sini. Parit tersebut jarang dibersihkan oleh ayah
Anto, pembersihan hanya dilakukan ketika ayah Anto lagi rajin atau good mood.
Jadi, tidak ada jadwal atau waktu yang tertentu dalam membersihkan parit/saluran air
tersebut.
Rumah Ibu Hani berukuran 14x18 meter, rumah terlihat rapi. Tetapi pada
bagian pojok teras rumah terlihat tumpukan barang-barang bekas yang tidak terpakai
Di kamar Anto tampak banyak pakaian bekas pakai yang digantung pada
bagian belakang pintu kamar. Sewaktu ditanyakan mengapa pakaian bekas pakai
benar dan masih bisa dipakai sewaktu-waktu, sehingga sayang untuk mencucinya.
Pada bagian belakang rumah keluarga ini ada sebuah kolam ikan yang berisi
ikan-ikan nila. Pada sebelah kolam ikan ini ada sebuah bak yang sudah bocor
sehingga tidak dapat digunakan sebagai kolam ikan, tetapi pada bagian dasar bak ini
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
masih ada tersisa air-air yang ternyata berisi jentik-jentik nyamuk. Menurut Bapak
Anto, bak yang kosong ini tidak pernah dibersihkan karena tidak lagi digunakan.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 5
menyebabkan kematian dalam waktu yang singkat. Sampai saat ini, penyakit ini
merupakan penyakit menular yang sering menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB)
di Indonesia.
membersihkan lingkungan. Namun sampai saat ini penyakit DBD belum dapat
ditanggulangi secara tuntas, penderita-penderita DBD masih tetap ada mengisi ruang-
ruang perawatan di rumah sakit, bahkan ada yang meninggal karena keterlambatan
pemberian pertolongan.
Penyakit DBD tidak akan dapat diberantas jika hanya mengandalkan peran
penyakit DBD.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
5.1. Pengetahuan Keluarga dalam Pencegahan DBD
terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
Hasil analisis data dari wawancara mendalam yang dilakukan pada informan
penyakit DBD dengan cukup baik, dan tahu bahwa gigitan nyamuk yang menjadi
sumber penularan penyakit ini. Narasi ini menggambarkan pengetahuan dan sikap
informan tentang penyebab dan gejala penyakit DBD, walaupun demikian jawaban
yang diberikan bervariasi: Menurut Ibu Siska bahwa gejala-gejala dari penyakit DBD
adalah panas pada tubuh yang tidak turun-turun selama 3-4 hari, kemudian adanya
bintik-bintik merah pada tubuh. Penyebab ini semua adalah gigitan nyamuk,
tempat lain dan menggigit orang lain lagi di tempat itu, begitulah seterusnya bu,
katanya. Untuk mencegah penyakit ini maka perlu dijaga kebersihan rumah,
dan mengubur barang-barang bekas. Lalu Ibu Diana mengatakan bahwa penyebab
demam berdarah adalah gigitan nyamuk. Sumber nyamuk tersebut dari tumpukan-
tumpukan barang dan batang-batang pisang yang ada pada semak-semak di sebelah
rumahnya, atau kaleng-kaleng terbuka yang masih menyimpan air di dalamnya. Cara
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
mencegah penyakit ini dengan melakukan penyemprotan, membersihkan paret-paret,
serta membuang atau mengubur kaleng-kaleng yang tidak perlu. Cara lainnya adalah
sekali. Sedangkan Ibu Diah mengungkapkan bahwa penyakit DBD dinyatakan dari
terjadinya panas tinggi, kemudian adanya bercak-bercak merah sampai ada yang
mengeluarkan darah. Upaya untuk pencegahan penyakit demam berdarah ini dengan
membersihkan pekarangan rumah, membersihkan rumah. Bak air di kamar mandi jika
bisa dikuras setiap hari. Jika memiliki pot-pot bunga di dalam rumah harus diganti
airnya setiap hari karena pot tersebut merupakan tempat bersarang nyamuk penyebab
deman berdarah. Ibu Ina mengatakan bahwa penyebab penyakit demam berdarah
adalah gigitan nyamuk aedes. Menguras bak mandi, mengubur kaleng-kaleng yang
tidak terpakai lagi supaya kalo datang hujan air hujan gak tinggal di kaleng-kaleng
yang tidak dipakai itu, serta membersihkan lingkungan di sekitar tempat tinggal.
Selain itu juga, menggunakan anti nyamuk lotion (krim yang dioleskan pada bagian-
bagian tubuh) dan anti nyamuk bakar lingkar, tapi yang paling kuat mencegah gigitan
nyamuk adalah menggunakan anti nyamuk lotion, kalo kita pake autan (salah satu
merk yang beredar di pasaran) maka nyamuknya gak datang lagi, katanya. Lalu Ibu
Yati juga memberikan jawaban yang hampir sama. Dia bilang penyebab penyakit
demam berdarah karena gigitan nyamuk, tapi dia tidak mengetahui namanya. Sambil
untuk mencegah penyakit ini adalah dengan menggunakan anti nyamuk lotion.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Paling pake soffel lah salah satu merk anti nyamuk lotion nyamuk-nyamuk gak
Jadi, semua ibu dari keluarga yang menjadi subjek penelitian ini memang
memiliki pendapat yang sama bahwa penyebab penyakit demam berdarah adalah
gigitan nyamuk. Gejala yang ditimbulkan dari gigitan nyamuk ini adalah demam yang
tidak turun-turun selama 3-4 hari, disertai dengan bintik-bintik merah di seluruh
tubuh. Namun jenis nyamuk yang dapat menyebabkan penyakit ini tidak bisa mereka
sebutkan secara lengkap. Begitu juga dengan tempat yang cocok bagi
dari petugas puskesmas yang memberikan penyuluhan, dari kepala lingkungan dan
dari televisi. Sepertinya iklan televisi dengan topik 3M cukup melekat pada memori
mereka. Hal ini dapat ditangkap dari ungkapan mereka yang mengatakan bahwa
pencegahan yang harus dilakukan dengan menguras bak mandi, mengubur kaleng-
kaleng bekas dan menutup tempat penampungan air. Informasi juga diperoleh dari
sesama mereka (tetangga dan teman) ketika mereka bergaul dan berbicara dalam
keseharian mereka atau juga ketika mereka melakukan pertemuan seperti arisan
atau wirit.
memang tidak benar-benar lengkap atau sempurna. Sehingga hal ini menyebabkan
lagi, pakaian-pakaian habis pakai yang digantung di kamar atau menyimpan kain-kain
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
tidak berguna di bawah tempat tidur seakan bukan merupakan suatu sebab dari
Namun ada juga informan yang memiliki pengetahuan yang baik tentang cara
sebuah tindakan. Salah satunya yaitu apa yang diutarakan oleh Ibu Ina:
pada sebuah keranjang kemudian diletakkan di bawah tempat tidur bersama dengan
menyebabkan bagian bawah tempat tidur tampak kotor, gelap dan lembab, bukanlah
menjadi tempat yang dapat menjadi daerah peristirahatan yang nyaman bagi nyamuk
Aedes aegypti.
Begitu juga dengan Anto, yang pernah menderita DBD di akhir tahun 2008.
Di dalam kamarnya banyak sekali pakaian bekas pakai yang digantung. Menurutnya
pakaian tersebut belum kotor karena baru sekali dipakai, sehingga dia merasa sayang
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
ketidaktahuan bahwa pakaian bekas pakai yang digantung dapat menjadi tempat
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu,
yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan (senang tidak
senang, setuju tidak setuju, baik tidak baik, dan sebagainya). Menurut Campbell,
bahwa sikap itu suatu sindroma atau kumpulan gejala dalam merespons stimulus atau
objek, sehingga sikap itu melibatkan pikiran, perasaan, perhatian dan gejala kejiwaan
yang lain. Sikap adalah kecenderungan untuk bertindak, tetapi sikap belum tentu
Sikap ibu pada masing-masing keluarga ada yang sesuai dengan pengetahuan
yang dimilikinya, tetapi juga ada yang berbeda bahkan bertentangan dengan
pengetahuannya. Seperti dengan Ibu Ina, di belakang pintu kamar ada banyak pakaian
bekas pakai yang digantung beserta dengan tas-tas sekolah anak-anaknya. Ibu Ina
paham dan cukup mengerti bahwa pakaian yang digantung dapat menjadi sarang
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
di tarok di mana lagi pakean itu. Nggak ada tempat lagi, lemari pun
cuma satu, ya akhirnya digantung ajalah pakeannya, karena masih
bisa dipake bu, ujar Ibu Ina.
Aedes aegypti, tetapi karena ketiadaan tempat maka informan tetap membiarkan hal
itu terjadi. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan yang positif tidak menjamin
terjadinya sikap dan tindakan yang positif pada seseorang, ada hal lain seperti sarana
dan prasarana yang dapat mempengaruhi seseorang untuk bersikap dan bertindak.
Sepertinya teori Lawrence Green dapat menjadi suatu pegangan, di mana seseorang
berperilaku kesehatan dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor yaitu faktor predisposisi, faktor
pemungkin dan faktor penguat. Tersedianya sarana dan prasarana merupakan faktor
Masih menurut Notoatmodjo, (2005: 144) bahwa sikap Ibu Ina ini hanya mencapai
penyebab DBD dapat terjadi karena kain-kain yang digantung, tetapi tidak mencapai
Begitu juga dengan Ibu Yati, yang ternyata seorang kader posyandu. Ia paham
berserakan bisa menjadi tempat nyamuk untuk bertelur. Kaleng-kaleng itu bisa
menyimpan air dan menjadi tempat hidup jentik-jentik nyamuk Aedes aegypti. Tetapi,
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
di setiap kamar mandi di rumahnya tampak berserakan barang-barang bekas seperti
tempat sabun colek yang sudah habis isinya dan mangkok-mangkok yang tidak
terpakai lagi. Rak piring tergantung dipojok, di bawah rak piring juga ada beberapa
mangkok-mangkok yang dibiarkan tergeletak begitu saja, tetesan air dari rak piring
akan tertampung di mangkok-mangkok tersebut. Ini juga bisa menjadi tempat tinggal
yang nyaman bagi nyamuk penyebab demam berdarah. Sewaktu ditanya mengapa
barang-barang tersebut tidak dibuang saja, dengan tersenyum malu-malu Ibu Yati
menjawab:
Ungkapan Ibu Yati ini semakin memperjelas bahwa pengetahuan, sikap bisa
berbeda dengan tindakan. Jadi, ada banyak hal mempengaruhi seseorang untuk dapat
digunakan lagi sehingga sayang untuk dibuang, merupakan faktor yang membuat
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Demikian juga dengan Ibu Ita, perilaku sehari-hari menggantung pakaian
bekas pakai di kamar mandi dan di dalam rumahnya, telah menjadi kebiasaan hidup
mereka sehari-hari. Alasan masih bisa dipakai sehingga sayang untuk dicuci untuk
menghemat pemakaian air dan sabun cuci, merupakan pembenaran dalam melakukan
Ibu Ita beserta suaminya tidak mengetahui bahwa pakaian bekas pakai dan
digantung merupakan tempat aman bagi nyamuk untuk hinggap dan beristirahat. Hal
Aku gak tau kalau pakaian digantung bisa jadi tempat nyamuk
hidup, saya tau nyamuk hidup di tempat kaleng-kaleng bekas, air
tergenang. Tapi bu, aku dan suami serta anak-anak kalau mau tidur
pakai autan kok, jadi sudah amanlah dari gigitan nyamuk. Juga
tempat tidur kami pake kelambu, kata Ibu Ita.
Pemahaman yang senada juga ada pada Ibu Arni. Ketika saya menanyakan
dapat menjadi rumah bagi nyamuk penyebab demam berdarah, Ibu Arni
mengatakan:
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Jadi, di sini tampak Ibu Arni memang menyadari adanya bahaya dari perilaku
menggantung pakaian-pakaian kotor. Tetapi ibu Arni tidak memiliki ketegasan sikap
Sikap yang seperti ini tampaknya memang masih ada pada masyarakat. Dalam
penelitian ini, sikap ini tidak hanya ada pada keluarga Ibu Yati, Ibu Ita dan Ibu Arni,
namun terjadi juga pada keluarga Ibu Hani. Ibu Hani dan anaknya Anto pernah sama-
sama menderita DBD di akhir tahun 2008. Telah pernah menderita penyakit ini tidak
menjadi suatu jaminan timbulnya sikap yang lebih baik dalam upaya pencegahan
penyakit DBD. Di rumah Ibu Hani, pada bagian pojok teras rumah terlihat ada
tumpukan barang-barang bekas yang tidak dipakai lagi. Bapak Anto mengatakan
yang dimiliki keluarga ini adalah kebiasaan untuk tidak membuang atau
membersihkan tempat pembuangan air kulkas secara rutin. Bapak Anto menjelaskan
bahwa ia membuang air tersebut jika wadah penampungannya telah penuh. Kalo
kadang saya pun lupa bu. Biasanya kalo air buangan kulkas itu sudah penuh dan
mengalir ke lantai, baru saya ingat untuk membuang airnya, kata Bapak Anto. Dari
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
apa yang disampaikan Bapak Anto ini, saya dapat mengambil suatu pemahaman
bahwa Bapak Anto tidak mengetahui atau tidak pernah terpikirkan olehnya tentang air
buangan kulkas juga dapat berpotensi sebagai tempat induk nyamuk meletakkan
telur-telurnya. Induk nyamuk Aedes aegypti sangat menyenangi air bersih, jernih dan
dangkal serta suasana gelap dan lembab sebagai tempat meletakkan telur-telurnya.
untuk meniadakan Aedes aegypti adalah membuang secara baik kaleng, botol, ban
dan semua yang mungkin menjadi tempat nyamuk bersarang. Vas bunga seminggu
sekali ditukar airnya. Dinding bagian dalam bak mandi dan tempat penyimpanan air
lain digosok secara teratur pada saat permukaan air rendah untuk menyingkirkan telur
nyamuk.
Praktik atau tindakan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas
Salah satu tindakan yang dilakukan keluarga dalam upaya mencegah penyakit
DBD adalah dengan menjaga kebersihan rumah dan lingkungan di sekitar rumah.
Asumsi di keluarga terutama ayah atau ibu, jika rumah dan lingkungan sekitarnya
tetap bersih maka nyamuk penyebab DBD tidak akan dapat berkembang biak.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Tindakan membersihkan rumah lebih difokuskan kepada kebersihan kamar
mandi. Bak kamar mandi dikuras sampai kering, disikat dengan bros kemudian diisi
kembali dengan air bersih. Biasanya tindakan menguras bak kamar mandi ini
Ada beberapa keluarga yang menganggap bahwa jika bak kamar mandi
dikuras seminggu sekali nyamuk penyebab DBD sudah tidak ada di sekitar rumah
mereka. Berdasarkan pengamatan pada salah satu keluarga, diketahui bahwa keluarga
ini memang menguras bak kamar mandinya selalu, ini diketahui dengan tidak adanya
endapan kotoran air pada dasar bak penampungan air di kamar mandi dan dinding
Tetapi, suasana dalam kamar mandi keluarga ini sangat lembab, ada beberapa
helai handuk yang digantungkan pada seutas kawat yang direntangkan pada dinding
kamar mandi. Suasana kamar mandi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:
pencegahan penyakit DBD masih sangat terbatas pada menjaga kebersihan bak kamar
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
mandi bukan merupakan suatu sarana perkembangbiakan tempat perindukan dan
Begitu juga, pada keluarga Ibu Diana memiliki kamar mandi di bagian
belakang rumah. Keluarga ini memiliki sumber air bersih dari sumur. Di kamar mandi
ini (yang juga merupakan tempat mencuci pakaian) terdapat sebuah bak dan sebuah
tong penampung air dan beberapa ember untuk mencuci. Tong yang cukup besar itu
berisi air setengah penuh. Menurut Ibu Diana, tong air itu sengaja disiapkan untuk
menampung air untuk mencuci, karena bak air yang ada berukuran kecil sehingga air
yang di dalam bak tidak cukup untuk keperluan mencuci, oleh karena itu tempat
penampungan air ditambah dengan menyediakan tong tersebut. Anak laki-laki Ibu
Diana mempunyai tugas setiap hari untuk menimba air untuk mengisi bak dan tong
tersebut.
Menurut Ibu Diana, air di dalam bak selalu habis digunakan untuk keperluan
mencuci, tetapi air di dalam tong tidak pernah habis, selalu ada yang tersisa, apakah
sebagian atau sepertiga ukuran tong. Tong tersebut tidak pernah ditutup tutupnya
tersedia dekat tong suka lupa nutupnya bu, karena setiap hari digunakan, kata Bu
Diana.
Tong ini juga termasuk jarang dibersihkan, karena bagian dinding tong ketika
diraba terasa licin, bahkan bagian dasarnya tampak menghitam menandakan adanya
endapan kotoran.
terbatas pada menjaga kebersihan, ada bagian yang terlupakan, yaitu untuk menutup
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
dan membersihkan tong penampungan air. Tong ini dapat menjadi tempat nyamuk
Aedes aegypti untuk meletakkan telur-telurnya, dan dalam 4 hari telur-telur tersebut
menjadi nyamuk kecil yang akan terbang mencari tempat bersarang, misalnya pada
Hal ini dialami oleh Ibu Diana. Dia merasa kesulitan membersihkan lingkungan
di sekitar rumahnya karena selokan di depan rumahnya juga digunakan warga lain
untuk pembuangan limbah rumah tangga, sehingga dia merasa sia-sia jika
dibersihkan, karena setelah dibersihkan akan kotor lagi oleh sampah-sampah dari
rumah tetangga. Pelaksanaan gotong royong sulit untuk dilakukan karena warga
di lingkungan sekitarnya, dari siang hingga pagi hari jarang berada di rumah.
sampah produksi rumah tangga selalu dibuang ke tempat sampah yang ada di depan
Tidak jauh berbeda dengan yang dilakukan ibu Diah (istri Bapak Yusuf).
Setiap sore dia selalu menyapu halaman rumahnya, dan membakar sampah-sampah
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
kering baru dibakar. Tetapi untuk beberapa sampah yang laku dijual, seperti gelas
minuman plastik atau botol-botol plastik dikumpulkan pada sebuah karung beras.
Karung tersebut digantung di dinding belakang rumah. Benda-benda ini baru dijual
Ibu Diah sepertinya kurang menyadari bahwa botol atau cup bekas kemasan
air minum termasuk air mineral, juga dapat menjadi sarana perkembangbiakan
Saya (Ibu Diah) gak suka melihat sampah berserakan, bikin sakit
mata lho, katanya. Makanya saya selalu membersihkan sampah-
sampah di halaman, yang kering ku bakar, yang masih basah ku
biarkan, besok kalau sudah kering baru ku bakar, tambahnya.
Kalo botol bekas, plastik bekas atau ember plastik yang sudah
rusak tapi laku dijual, aku kumpulkan ke dalam karung, supaya gak
berserakan dimainkan anak-anak. Nanti setelah banyak baru ku
jual ke tukang botot, lumayan buat jajan anak-anak, kata Ibu
Diah.
Jadi, terlihat di sini bahwa masyarakat masih memiliki anggapan bahwa salah
satu upaya pencegahan penyakit DBD dengan menjaga kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar. Kebersihan menurut mereka yaitu tidak adanya sampah atau
benda-benda yang berserakan. Tetapi kurang menyadari bahwa kain lembab yang
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
5.3.3. Pemakaian Anti Nyamuk
keluarga-keluarga ini, tetapi untuk menghindari gigitan nyamuk, ada juga keluarga-
keluarga yang menggunakan pemakaian anti nyamuk. Penggunaan anti nyamuk ini
keadaan rumah sudah dibersihkan, tetapi ada juga salah seorang anggota keluarga
Begitu juga yang dilihat dan didengarnya dari tetangga. Ibu Siska merasa
rumah tetangganya sudah cukup bersih, lingkungan rumahnya juga bersih, tetapi
salah seorang anak tetangganya ini juga pernah menderita DBD. Berdasarkan
perbincangan mereka, perolehan gigitan nyamuk ini ketika si anak berada di sekolah.
bahwa ada dua keluarga yang selalu menggunakan anti nyamuk. Selalu yang
dimaksud di sini adalah keluarga ini tidak pernah lupa menggunakannya setiap hari.
Ada beberapa jenis anti nyamuk, tetapi yang tertangkap oleh saya adalah
pemakaian anti nyamuk lotion (dioleskan pada kulit) dan anti nyamuk listrik. Ada
juga keluarga yang lain menggunakan anti nyamuk bakar dan anti nyamuk semprot,
tetapi untuk kedua jenis anti nyamuk ini digunakan pada jam-jam tertentu saja.
Secara umum informan yang saya wawancarai mengatakan salah satu upaya
untuk mencegah keluarga dari gigitan nyamuk adalah dengan menggunakan anti
nyamuk lotion. Hal ini terungkap dengan pembicaraan saya dengan beberapa
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
informan yang merasa lebih aman apabila mereka sudah menggunakan krim anti
nyamuk (anti nyamuk lotion). Pembicaraan mengenai hal ini dapat diungkapkan
Saya dan ibu saya juga ayah saya, seminggu sekali membersihkan
bak mandi dan membersihkan rumah juga halaman. Ibu lihat
sendirilah rumah kami kan bersih, tapi kami bingung kenapa saya
dan ibu saya kena demam berdarah, padahal kami juga pake autan
supaya gak digigit nyamuk, kata Anto.
kamar mandi dan lingkungan sekitar rumah serta menggunakan anti nyamuk lotion
sudah menghindarkan mereka dari gigitan nyamuk sehingga terhindar dari penyakit
demam berdarah.
Ibu Siska memiliki seorang anak yang pernah terkena penyakit DBD,
sehingga walaupun keadaan rumah sudah cukup bersih, tetapi dia tetap
Siska ini sangat trauma dengan penyakit DBD. Untuk itu, dia selalu mengingatkan
anggota keluarganya untuk menggunakan obat anti nyamuk lotion. Bagi anak-anak
atau suaminya, pagi hari sebelum berangkat ke sekolah atau berangkat bekerja, selalu
diingatkannya untuk menggunakan anti nyamuk lotion pada daerah tubuh yang
terbuka, yaitu tangan, leher dan kaki. Begitu juga setelah mandi sore hari, dia juga
dengan anti nyamuk lotion. Alasan ibu Siska sehingga selalu menggunakan anti
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Dulu anakku yang nomor dua kena DBD bu, awalnya ku pikir
demam biasa saja. Ku kasi obat penurun panas, eh tapi kok anak ku
makin lemas, panasnya naik turun, gak selera makan, katanya.
Tiga hari demam kubawa ke puskesmas, petugas puskesmas trus
bikin rujukan ke rumah sakit, katanya anakku harus cek darah. Jadi
bingung aku, karena kulit anak ku pun merah-merah kayak
krumutan. Sebelumnya gak ada kami yang kena penyakit seperti
itu, aku gak pernah berpikir itu sakit DBD, karena di rumah
bersihnya semua, bak kamar mandi dikurasnya selalu. Aku pun
gak bisanya mandi bu kalo air di bak kamar mandi jorok, lanjut
bu Siska. Kata dokter anakku kena DBD, harus rawat inap, kata
dokter, bisa saja anakku di gigit nyamuk waktu di sekolah. Sejak
itulah selalu kuingatkan orang ini anggota keluarganya untuk
menggunakan.......(salah satu merk anti nyamuk lotion), biar
di mana pun mereka, tidak digigit nyamuk DBD, katanya.
secara rutin mereka terbebas dari gigitan nyamuk. Tetapi mereka tidak menyadari dan
belum merasakan efek dari pemakaian anti nyamuk lotion secara terus menerus dapat
gigitan nyamuk, selain menjaga kebersihan rumah, juga menggunakan anti nyamuk.
Karena mempunyai anak kecil, jadi tidak menggunakan anti nyamuk bakar, karena
asapnya merusak paru-paru anak-anak. Yang digunakan anti nyamuk listrik, ini pun
Untuk menghindari gigitan nyamuk pada pagi hari atau sore hari, Bapak
Yusuf tidak membiasakan anaknya menggunakan anti nyamuk lotion. Dia merasa
ragu menggunakan anti nyamuk lotion, karena belum paham apakah punya efek
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
5.3.4. Pemakaian Kelambu
berbeda-beda. Ibu Diana lain lagi yang dilakukannya agar anak-anaknya terhindar
dari gigitan nyamuk. Merasa tidak bisa menjaga kebersihan lingkungan sekitarnya,
terutama selokan, maka dia memasang kelambu untuk setiap kamar tidur. Bahkan,
ketika anak-anaknya tidak mau tidur siang di kamar karena udara yang panas dan
lebih memilih tidur di ruang tamu, Ibu Diana pun memasang kelambu. Menurut ibu
memasang dan menggulung kelambu setiap harinya, tetapi dia merasa tidak berdaya
dan selalu khawatir salah satu nyamuk yang berada di sekitar rumahnya adalah
Dari pengamatan yang saya lakukan, memang di rumah Ibu Diana cukup
banyak nyamuk, apalagi menjelang sore hari. Di beberapa titik ruangan rumah
memang diletakkan anti nyamuk bakar, tetapi nyamuk-nyamuk tersebut seakan tidak
Selain persoalan selokan yang kurang bersih, karena ada beberapa sampah
sehingga alirannya tidak begitu lancar. Di sebelah rumah Ibu Diana, ada tanah kosong
Jika ada anggota masyarakat yang terkena DBD maka oleh petugas
puskesmas dilakukan penyemprotan. Pada dasarnya semua keluarga ini setuju dengan
penyemprotan yang dilakukan oleh petugas kesehatan. Ibu Siska yang anaknya
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
pernah menderita DBD, rumahnya juga di fogging, hanya saja mereka memiliki
fogging ini. Salah satunya pandangan dari Bapak Yusuf, seperti berikut:
Lima rumah dari rumah saya sebut saja rumah Bapak Andi,
tahun lalu salah seorang anaknya terkena DBD, dirawat di rumah
sakit, kemudian sembuh dan pulang ke rumah. Setelah anak Bapak
Andi pulang ke rumah, kepala lingkungan melaporkan ke
puskesmas. Tetapi tindakan penyemprotan tidak segera dilakukan,
masih di proses dan dua hari kemudian baru datang petugas
kesehatan menyemprot rumah Bapak Andi, kata Bapak Yusuf.
Bisa ibu bayangkan, sudah terbang kemana nyamuk yang
menggigit anak Bapak Andi, anak Bapak Andi dirawat empat hari
di rumah sakit, jadi ada waktu seminggu barulah rumah itu
disemprot, untuk apa lagi bu, kan gak ada gunanya lagi, katanya.
Selain itu, Ibu Diana juga memberikan suatu pandangan tentang pelaksanaan
penyemprotan ini. Menurut dia, penyemprotan itu lebih sering dilakukan untuk
bagian-bagian luar rumah, sedangkan bagian dalam sepertinya sekedar lewat saja.
Senada dengan apa yang disampaikan Ibu Siska, Ibu Diana pun mengatakan
penyemprotan jangan dilakukan pada rumah penderita DBD saja, tetapi juga
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Ibu Siska juga menunjukkan kekesalannya dengan kerumitan urusan untuk
Susah bu, saya merasakan sendiri, waktu ada keluarga kami yang
kena DBD, kami melapor bu tetapi petugasnya bukan terus datang
bu. Harus dulu kami melapor ke Kepling, jadi nampaknya lama
gitu. Kalo rakyat melaporkan kan maunya harus segera dilayani,
gitu lo bu permintaan kami, tapi kadang-kadang gitulah, waktunya
itu, harus melapor ini itu, nanti Kepling melapor ke sini, minta
surat dokter lah, apakah memang benar kena DBD. Kan gak
mungkin kami melapor kalo gak benar kena DBD, cari-cari
masalah saja, kata Bu Siska.
Keluarga ibu ina juga tidak melaporkan suaminya yang terkena DBD ke
Puskesmas, menurutnya urusannya menjadi panjang dan rumit. Ibu Ina tidak
sudah sembuh dari sakit. Tapi, beberapa hari kemudian petugas puskesmas datang
dan melakukan fogging pada bagian luar rumahnya, tetapi bagian dalam rumah
tidak di-fogging oleh petugas kesehatan. Menurut petugas kesehatan yang melakukan
fogging yang disampaikan kepada Ibu Ina fogging tidak dilakukan sampai ke
bagian dalam rumah, tetapi bagian luar saja, karena asap penyemprotan akan masuk
dengan sendirinya ke dalam rumah dan dapat mematikan nyamuk-nyamuk yang ada
di dalam rumahnya.
sebut saja Bapak Juan mengatakan kepada saya, bahwa tanggapan masyarakat
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Masyarakat kurang menyadari bahwa melakukan penyemprotan berarti
penyemprotan itu mengandung pestisida yang dapat merusak kesehatan. Bapak Juan
tidak menyimpan barang-barang yang dapat menjadi sarang nyamuk, dan tidak
membiarkan kain bertumpuk atau bergantungan, adalah langkah yang harus dilakukan
masyarakat, sehingga nyamuk penyebab DBD tidak memiliki sarang untuk bertelur
dan berkembangbiak.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Sebenarnya dari analisis jawaban-jawaban yang diberikan oleh informan
Penyuluhan yang dilakukan petugas kesehatan tentang penyebab, gejala dan tindakan
pemberantasan DBD, baik secara langsung atau melalui media massa dan media
elektronik termasuk berhasil, karena semua keluarga yang saya tanya mengetahuinya.
adalah karena gigitan nyamuk, tetapi nama nyamuk dan jenisnya memang kurang
dijelaskan mereka, jawabannya hampir senada seperti jawaban Ibu Siska ini:
akan menaburkan abate di bak kamar mandi jika petugas kesehatan memberikannya.
Jika tidak ada diberikan oleh petugas kesehatan, maka tidak ada usaha sama sekali
untuk membeli sendiri. Ibu Siska mempunyai penggambaran tentang bubuk abate:
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
berapa banyak ditarok ke dalam bak, yang dikasi petugas
kesehatan itu kami bagi-bagilah untuk beberapa bak kamar mandi
kami. Tapi kami juga kan disuruh menguras bak kamar mandi, ya
sudah hilanglah bu bubuk itu, katanya. Ibu Siska melanjutkan,
kalo untuk beli sendiri ya gak bisa lah bu, untuk apa, orang setiap
minggunya kami bersihkan bak kamar mandi, ya kan sayang bubuk
itu, jadi seperti buang-buang uang, lagian bersihnya bak kamar
mandi kami, kalo di kasi ya gimana lagi, masak gak di terima,
kata Bu Siska sambil tersenyum.
meletakkan serta berapa jumlah abate yang yang diberikan oleh petugas kesehatan.
Abate sebenarnya memiliki fungsi untuk membunuh larva nyamuk Aedes aegypti.
Dosis 10 gram digunakan pada tempat penampungan air dengan kapasitas 100 liter
air. Abate ini biasanya digunakan pada tempat-tempat penampung air yang jarang
dibersihkan, sebagai contoh misalnya untuk daerah yang sulit air, di mana rumah-
rumah penduduk memiliki bak dengan ukuran besar untuk menampung air hujan
(Jumantik). Untuk setiap lingkungan tempat tinggal ada seorang petugas Jumantik.
Ibu Diah yang lebih sering berada di rumah mengatakan bahwa sangatlah jarang
jentik-jentik di rumah dan sekitarnya, jika ada kasus DBD yang ditemukan
di lingkungan tersebut. Jika tidak ada kasus maka pemeriksaan tidak dilakukan. Ibu
Diah pernah sekali kedatangan petugas Jumantik, tetapi petugas kurang menjelaskan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
maksud kedatangannya, si petugas cuma bilang mau periksa kamar mandi, mau lihat
ada tidak nyamuk deman berdarah. Setelah selesai memeriksa, petugas tersebut
untuk apa dan hal-hal lain yang berkaitan dengan pencegahan DBD.
Salah seorang petugas Jumantik yang saya temui, memberikan komentar yang
lain yang sedikit bertentangan dengan apa yang dikatakan oleh Ibu Diah. Menurut
Bapak Yoyo (petugas Jumantik yang sekaligus kepala lingkungan tersebut), sebagai
pengungkapannya ini:
Notoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan terdiri dari berbagai tingkatan, yaitu tahu,
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
memahami, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Mengacu pada tingkatan
keluarga tentang penyakit DBD dapat dikelompokkan pada tingkatan mengetahui dan
mampu untuk memahami, namun secara keseluruhan tingkat pengetahuan ini belum
Pengetahuan yang hanya sampai pada tingkat pemahaman ini tentunya akan
memberikan suatu hambatan dalam upaya pencegahan DBD. Masih adanya suatu
kesehatan atau menjadi tugas dan tanggung jawab petugas kesehatan, bukan tanggung
jawab dari masyarakat. Hal ini menyebabkan tingkat keberhasilan PSN sangat rendah.
Hal ini diungkapkan oleh salah seorang petugas kesehatan yang mengatakan bahwa,
kalau fogging masyarakat menerima dengan baik, akan tetapi anjuran petugas
keluarga sebagai anggota masyarakat untuk menjaga rumah dan lingkungannya agar
selalu bebas dari jentik dan nyamuk Aedes aegypti. Kegiatan ini perlu dilakukan
kesehatan, PKK, guru, petugas kesehatan, tokoh masyarakat, lintas sektor dan
sebagainya.
pada vektor. Menurut Soedarmo (2005: 59), cara yang dapat digunakan yaitu:
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
1. Perlindungan perorangan untuk mencegah gigitan nyamuk Aedes aegypti yang
dapat dilakukan dengan jalan meniadakan sarang nyamuk dalam rumah. Cara
terbaik ialah pemasangan kasa penolak nyamuk. Cara lain yang dapat
air panas pada saat bak mandi berisi air sedikit; c) memberikan cahaya
2. Pemberantas vektor jangka panjang. Cara yang dapat dilakukan secara terus-
menerus adalah membuang secara baik kaleng, botol, ban, dan semua yang
mungkin dapat menjadi tempat nyamuk bersarang. Vas bunga satu minggu
sekali ditukar airnya. Dinding bagian dalam bak mandi dan tempat
penyimpanan air lainnya digosok secara teratur pada saat permukaan air
larva.
3. Apabila dana dan sarana terbatas, usaha pemberantasan vektor dapat dibantu
Masalah peran serta masyarakat tidak terlepas dari perilaku individu-individu sebagai
anggota masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, agar masyarakat mau berperilaku
kesehatan maka perlu peningkatan pengetahuan tidak hanya sampai tahap tahu dan
paham, tetapi mencapai tahap aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. Begitu juga
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
sikap ini tidak hanya mencapai tahap menerima dan menanggapi, tetapi harus lebih
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
BAB 6
6.1. Kesimpulan
demam berdarah hanya mencapai tingkatan tahu dan paham, begitu juga dengan sikap
mencapai tahap interest, evaluation, trial, adaption. Sikap belum mencapai tahap
belum jelas benar dan juga banyak faktor yang mempengaruhi individu untuk
melakukan suatu tindakan sesuai dengan pengetahuan dan sikap yang dimilikinya.
Faktor kebiasaan hidup sehari-hari, faktor tidak adanya dukungan dari suami
dan anak-anak dan faktor tidak atau kurangnya sarana dan fasilitas yang mendukung
teraplikasinya pengetahuan dan sikap yang sudah positif ke dalam bentuk tindakan
yang positif.
masyarakat juga melakukan dalam berbagai kegiatan. Yang paling utama dilakukan
keluarga dari gigitan nyamuk Aedes aegypti. Jika ada salah satu anggota keluarga
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
langkah penanggulangan yang cukup ampuh untuk mematikan nyamuk penyebab
DBD. Dan semua kegiatan ini masih bergantung dengan keaktifan atau peran serta
Agar masyarakat juga memiliki peran serta yang baik dalam pencegahan
mencapai tingkat analisis, aplikasi, sintesis dan evaluasi, dan sikap yang mencapai
tahap menghargai dan bertanggungjawab sehingga dapat benar-benar paham dan mau
6.2. Saran
agama, dan lintas sektor lainnya perlu ditingkatkan agar dapat meningkatkan
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
DAFTAR PUSTAKA
Azwar S, 2003. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Pustaka Pelajar
Offset. Jakarta.
Faisal, S, 1990. Penelitian Kualitatif Dasar-dasar dan Aplikasi. Yayasan Asih Asah
Asuh. Malang.
Farozin, H. Muh, Kartika Nur Fathiyah. 2004. Pemahaman Tingkah Laku (Buku
Pegangan Kuliah). Asdi Mahasatya. Jakarta.
Graeff, Judith A, John P. Elder, Elizabeth Mills Booth. (Penerjemah.: Ova Emilia).
1996. Communication For Health and Behavior Change (Komunikasi untuk
Kesehatan dan Perubahan Perilaku). Gadjah Mada University. Yogyakarta.
Mubin, A H, 2005. Ilmu Penyakit dalam Diagnosis dan Terapi. EGC. Jakarta.
Notoatmodjo S, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta. Jakarta.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008
Soedarmo SSP, 2005. Demam Berdarah (Dengue) pada Anak. Penerbit UI Press.
Jakarta.
Rotua Sumihar Sitorus : Perilaku Masyarakat Dalam Pencegahan Penyakit Demam Berdarah Dengue Di Puskesmas Medan Johor
Kota Medan Tahun 2009, 2009
USU Repository 2008