2013 1 22401 511309012 Bab2 01082013113717
2013 1 22401 511309012 Bab2 01082013113717
LANDASAN TEORI
3
4
b. Syarat Kuantitas
Air minum yang masuk ke dalam bangunan atau masuk ke dalam sistem
plambing air minum, harus memenuhi syarat kuantitas air minum, yaitu kapasitas
air minum harus mencukupi berbagai kebutuhan air minum bangunan gedung
tersebut. Untuk menghitung besarnya kebutuhan air minum dalam bangunan
gedung didasarkan pada pendekatan jumlah penghuni gedung, unit beban alat
plambing, luas lantai bangunan.
7
menggunakan sumber air dari mata air atau dari air permukaan (sungai atau
kolam).
Secara kolektif adalah sistem penyediaan air minum yang sumber airnya
diambil secara bersama-sama atau kolektif yang diselenggarakan oleh suatu badan
atau perusahaan, yang pada umumnya badan atau perusahaan yang
menyelenggarakannya adalah Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Sistem
yang digunakan untuk mendistribusikan airnya menggunakan sarana perpipaan.
Oleh karena itu sistem ini juga disebut penyediaan air minum sistem perpipaan.
Air dari sumber air (air tanah tertekan, mata air, atau air permukaan) di alirkan
melalui saluran transmisi (saluran pembawa) air baku, baik secara gravitasi
maupun secara pemompaan ke bangunan atau unit pengolahan air minum (water
treatment plan) untuk diolah agar supaya air dari sumber air yang belum
memenuhi syarat kualitas air minum menjadi memenuhi syarat kualitas air
minum.
Air minum dari unit pengolahan air minum (water treatment plan) dialirkan
melalui pipa transmisi (pipa pembawa) air minum secara gravitasi atau
pemompaan ke reservoir. Air minum dari reservoir didistribusikan ke konsumen
atau pemakai melalui pipa atau jaringan pipa distribusi (pipa atau jaringan pipa
pembagi) secara gravitasi atau secara pemompaan atau gabungan pemompaan dan
gravitasi. Tekanan air pada pipa distribusi, maksimal 40 meter kolom air (mka),
dan pada ujung pipa distribusi minimal 10 meter kolom air (mka).
Dari pipa distribusi air dialirkan ke bangunan gedung, bisa secara langsung
keperalatan plambing, bisa juga secara tidak langsung (menggunakan menara air).
Air dari sistem penyediaan air minum kota (PDAM) pada umumnya kualitasnya
sudah memenuhi persyaratan kualitas air minum, kalau air dari sumber air
individu, ada yang sudah memenuhi syarat kualitas air minum ada juga yang
belum memenuhi. Kalau belum memenuhi syarat kualitas air minum, maka air
tersebut harus diolah terlebih dahulu agar memenuhi persyaratan air minum
sebelum masuk ke dalam sistem plambing bangunan gedung.
10
Pipa yang digunakan untuk digunakan dalam sistem plambing air minum
harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :
1. Pipa yang terbuat dari bahan yang kuat menahan tekanan air,
2. Tidak mudah berkarat,
3. Tidak mudah bocor,
4. Tidak merubah kualitas air dalam pipa,
5. Tidak berubah kualitasnya oleh cuaca (terutama kalau pipa dipasang di luar
bangunan gedung).
Peralatan (Accessories) pipa harus terbuat dari bahan yang sama dengan
bahan pipa yang akan dipasang. Peralatan pipa diantaranya terdiri dari :soket,
knie, tee, reduser, croos, valve, dan Dop.
1. Soket: berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa lurus,
2. Knie : berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa berubah arah,
3. Tee : berfungsi untuk menyambung 3 (tiga) pipa yang bertemu,
4. Reduser: berfungsi untuk menyambung 2 (dua) pipa dengan garis tengah
berbeda,
5. Croos: berfungsi untuk menyambung 4 (empat) pipa lurus,
6. Valve: berfungsi untuk mengatur atau menutup aliran air,
7. Dop: berfungsi untuk menutup ujung pipa.
Pada umumnya garis tengah pipa air minum bergaris tengah kecil, oleh
karena itu pipa air minum dapat dipasang dengan cara menanam pipa dalam
dinding bangunan. Garis tengah pipa air minum yang ada adalah : , , 1, 1
, 1 , 2, 2 , 3, 4, 6, 8 10. Pada umunya yang dipergunakan, yang
bergaris tengah sampai dengan 1 untuk rumah tinggal.
Di dalam tangki air tidak boleh ada air mati, jadi air yang masuk duluan
harus keluar duluan (antri). Ke dalam tangki air tidak boleh ada binatang atau
serangga yang masuk, oleh karena itu lubang ventilasi harus ditutup oleh bahan
yang tidak bisa ditembus serangga, tetapi udara bisa masuk (biasanya bahan yang
digunakan adalah kasa nyamuk).
gedung tersebut. Tetapi kalau jumlah penghuni tidak dapat diketahui, biasanya
ditaksir berdasarkan luas lantai dan menetapkan kepadatan hunian per luas lantai.
Luas lantai gedung yang dimaksudkan adalah luas lantai efektif, berkisar antara
55 sampai 80 persen dari luas seluruhnya.
Angka pemakaian air yang diperoleh dengan metode ini biasanya digunakan
untuk menetapkan volume tangki bawah, tangki atap, pompa, dan sebagainya.
Sedangkan ukuran pipa yang diperoleh dengan metode ini hanyalah pipa
penyediaan air (misalnya, pipa dinas)dan bukan untuk menentukan ukuran pipa-
pipa dalam seluruh jaringan. Tabel 2.3 dapat digunakan sebagai referensi, tetapi
harus diperiksa terhadap kondisi pemakaian gedung yang dirancang.
dimana,
Qh : Pemakaiaan air bersih rata rata per jam (m/jam)
Qd : Debit air bersih rata rata per hari (m/hari)
T : Jangka waktu pemakaian (jam)
c. Kebutuhan air pada jam puncak
Qh-max = Qhm = C1 x Qh ................................................................... (2.4)
dimana,
Qhm = Kebutuhan air jam puncak (m/jam)
C1 = 1,5-2,0
Peturasan, katup
5 10
3 gelontor
Peturasan, tangki
14 300
4 gelontor
Pancuran mandi
42 210
10 (shower)
Sumber: SNI-03-7065-2005, 2005
Gambar 2.1 Hubungan antara unit beban alat plambing dengan laju aliran
Kurva (1) untuk sistem yang sebagian besar dengan katup penggelontor.
Kurva (2) untuk sistem yang sebagian besar dengan tangki penggolontor.
21
Tabel 2.5 memberikan besarnya unit beban untuk setiap alat plambing.
Tabel 2.5 Unit Beban Alat Plambing
Unit alat plambing
Jenis alat plambing Jenis penyedian air
Untuk pribadi Untuk umum
Kloset Katup gelontor 6 10
Kloset Tangki gelontor 3 5
Peturasan, dengan tiang Katup gelontor _ 10
Peturasan terbuka (urinal
Katup gelontor _ 5
stall)
Peturasan terbuka (urinal
Tangki gelontor _ 3
stall)
Bak cuci (kecil) Keran 0,5 1
Bak cici tangan Keran 1 2
Bak cuci tangan, untuk
Keran _ 3
kamar operasi
Keran pencampur air
Bak mandi rendam (bath tub) 2 4
dingin dan panas
Keran pencampur
Panuran mandi (shower) 2 4
air dingin dan panas
Keran pencampur
Pancuran amandi tunggal 2 _
air dingin dan panas
Satuan kamar mandi Kloset dengan katup
8 _
dengan bak mandi rendam gelontor
Satuan kamar mandi Kloset dengan tangki
6 _
dengan bak mandi rendam gelontor
Bak cuci bersama (untuk tiap keran) _ 2
Bak cuci pel Keran 3 4
Bak cuci dapur Keran 2 4
Bak cuci piring Keran _ 5
Bak cuci pakaian ( 1 - 3) Keran 3 _
Pancuran minum Keran air minum _ 2
Pemanas air Katup bola _ 2
Sumber: Noerbambang, S.M., dan Takeo, M., 2005
dimana,
Vr = Volume tangki bawah tanah (m3)
Qd = Kapasitas air per hari (m3)
Qs = Laju aliran pipa dinas (m3/jam)
T = Waktu pemakaian (jam)
dimana,
Ve = Volume tangki atas (m3)
Tp = Waktu kebutuhan jam puncak (menit)
Tpu = Waktu pompa angkat (menit)
A = .......................................................................................... (2.9)
dimana,
23
Q = kapasitas pompa
A= Luas Penampang Pipa
V = Kecepatan aliran pompa
Besar Head Total (H) = ha + hp + hl + ....................................... (2.10)
dimana,
H = Head total pompa (m)
ha = Head statis total, yaitu vertikal antara permukaan air sisi keluar
hp = perbedaan Head tekanan yang bekerja pada kedua permukaan air (m)
hl = Kerugian Head pada pipa yang menyakut panjang pipa, fitting, katup
(valve), dan lain-lain.
= tekanan kecepatan pada lubang keluar pipa (m)
hp = .
= 0m..................................................................... (2.11)
Sebelum mencari Head, ditentukan terlebih dahulu apakah aliran yang terjadi
adalah aliran laminer atau aliran turbulen dengan menggunakan bilangan
Reynolds, yaitu:
.
Re = ....................................................................................... (2.12)
dimana,
Re = Bilangan Reynolds
Tabel 2.6 Sifat Fisik Air (Air dibawah 1 atm dan air jenih diatas 100C)
Temperature Kerapatan Viskositas Tekanan uap
(C) (kg/l) Kinematik Jenuh
(m2/s) (kgf/cm2)
0 0,9998 1,792 x 10-6 0,00623
5 1,0000 1,520 0,00889
10 0,9998 1,307 0,01251
20 0,9983 1,004 0,02383
30 0,9957 0,801 0,04325
40 0,9923 0,658 0,07520
50 0,9880 0,554 0,12578
60 0,9832 0,475 0,20313
70 0,9777 0,413 0,3178
80 0,9716 0,365 0,4829
90 0,9652 0,326 0,7149
100 0,9581 0,295 1,0332
120 0,9431 0,244 2,0246
140 0,9261 0,211 3,685
160 0,9073 0,186 6,303
180 0,8869 0,168 10,224
Catatan : 1 atm = 101,3 kPa = 76 cmHg 1 kgf/cm2 = 98,1 kPa
Sumber: Pompa dan Kompresor Pemilihan, Pemakaian dan Pemeliharaan, 1994
.
hf = .
....................................................................................... (2.13)
dimana,
hf = Head kerugian dalam pipa (m)
dimana,
he = Head kerugian plumbing accesories (m)
dimana,
H = Head pompa
t = Tinggi gedung
Air bersih dalam pendistribusiannya dari tangki atap instalasi pipa pada
perancangan ini menggunakan gaya gravitasi, oleh sebab itu sangatlah dibutuhkan
tekanan yang disyaratkan untuk alat alat plambing. Tekanan yang berlebihan
dapat menimbulkan rasa sakit jika terkena pancaran air serta mempercepat
kerusakan perlalatan plambing. Untuk itu pompa booster digunakan untuk
mendistribusikan air pada lantai 5 sampai roof floor. Untuk pompa ini tidak perlu
dihitung head total, karena yang penting untuk pompa ini adalah tekanan yang
mampu dihasilkan. Untuk memenuhi tekanan minimum alat alat plambing maka
perancangan ini tekanan pompa booster yang digunakan sebesar 2 kg/cm2 atau
196000 N/m2. Kapasitas pompa booster dapat ditentukan dengan jumlah penghuni
yang menempati lanati 5 sampai roof floor.
dimana,
Q = Pemakaian air rata rata per hari (m3/hari)
n = Jumlah penghuni
2