LAPORAN RESMI
I. Tujuan
I.1 Metode Turbidimetri
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memonitor pertumbuhan bakteri
dalam media yang ditunjukkan oleh kekeruhan media.
II.2 Metode Counting Chamber
Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mempelajari cara menghitung jumlah
sel mikroorganisme dengan metode counting chamber.
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
2
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Jumlah
Kotak Total
Run Sel/ Kotak
A B C D E
1 5 6 12 7 9 39 7,8
2 3 5 13 6 11 38 7,6
3 5 4 15 5 7 36 7,2
JUMLAH 22.6
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
3
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
(Tortora,
Gambar III.1 Metode spektrofotometri untuk menghitung 2010,sel
jumlah hal 179)
Pertama-tama spektrofotometer dinyalakan lalu ditunggu sekitar 15 menit
agar alat yang digunakan mencapai kesetimbangan termal sehingga lebih optimal
ketika digunakan. Kemudian dilakukan pengenceran terhadap bakteri Escherichia
coli. Pengenceran berfungsi untuk mengurangi konsentrasi suspensi. Dengan
konsentrasi bakteri yang kecil, bakteri akan tersebar merata di seluruh larutan dan
kemungkinan membentuk gumpalan. Pengenceran yang digunakan adalah
pengenceran berantai, sehingga akan menghemat larutan dan bahan.
Langkah pertama yang dilakukan dalam pengenceran adalah menyiapkan 5
tabung reaksi dan memberi label 1:1, 1:2, 1:4, 1:8, dan 1:16. Nutrient Broth
dimasukkan ke dalam tabung (kecuali tabung 1:1) masing-masing sebanyak 4 ml.
Ditambahkan nutrient broth supaya mikroorganisme yang digunakan, yaitu
Escherecia coli tidak mati.
Nutrient Broth Agar (NBA) merupakan media yang berasal dari ekstrak
daging. Media NBA terdiri dari 2 jenis, yaitu cair (Nutrient Broth) atau padat
dengan penambahan agar (Nutrient Agar). NBA cocok digunakan untuk kultur
bakteri karena kandungannya kaya protein yang sangat dibutuhkan bakteri dalam
pertumbuhannya.
Komposisi Nutrient Agar adalah sebagai berikut:
Peptone 5.0 g
Beef extract 3.0 g
Agar 15.0 g
Distilled water 1,000.0 ml
Komposisi Nutrient Broth adalah sebagai berikut:
Peptone 5.0 g
Beef extract 3.0 g
Distilled water 1,000.0 ml
(Prescott, 2002, hal. 446)
Bakteri yang digunakan adalah Escherichia coli dengan taksonomi sebagai
berikut:
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
4
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Domain : Bacteria
Filum : Proteobacteria
Kelas : Gammaproteobacteria
Ordo : Enterobacteriales
Famili : Enterobacteriaceae
Genus : Escherichia
Spesies : E. coli
Ciri-ciri dari Eschericia coli adalah berbentuk batang (basil) dan berukuran
panjang sekitar 3 m. Merupakan bakteri gram negatif dan tidak menghasilkan
spora. Eschericia coli merupakan bakteri yang dapat menguntungkan maupun
merugikan. Eschericia coli membantu dalam proses pembusukan makanan di
dalam usus besar. Namun di sisi lain dapat menyebabkan berbagai macam
penyakit pada manusia, seperti diare, infeksi saluran kemih, sepsis, dan
meningitis.
(Leboffe, 2011, hal. 144)
Larutan suspesi Escherichia coli kemudian diambil 4 ml dan dimasukkan ke
tabung 1:1. Larutan suspesi Escherichia coli kemudian diambil 4 ml lagi dan
dimasukkan ke tabung 1:2. Dari tabung 1:2 diambil 4 ml dimasukkan ke tabung
1:4. Dari tabung 1:4 diambil 4 ml dimasukkan ke tabung 1:8. Dari tabung 1:8
diambil 4 ml dimasukkan ke tabung 1:16. Sebelum penambahan E. coli, masing-
masing tabung telah berisi 4 ml media NB. Ketika pengenceran, suspensi bakteri
diaduk dengan memutar-mutar tabung reaksi dengan telapak tangan. Tujuannya
agar larutan menjadi homogen sehingga tidak ada bakteri yang terkonsentrasi
pada satu titik. Pengadukan tidak boleh dilakukan dengan mengocok tabung
reaksi karena dapat menyebabkan sel-selnya mati dan terjadi penumpukan sel.
Selain itu untuk mencegah terjadinya busa yang dapat mengganggu pengukuran
dengan spektrofotometer. Busa berbeda warna dengan suspensi, sehingga akan
menimbulkan ketidakakuratan pengukuran.
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
5
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
6
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
7
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Dari grafik di atas dapat dilihat bahwa Optical Density berbanding terbalik
dengan pengenceran, dimana semakin besar pengenceran yang dilakukan maka
Optical Density akan semakin kecil. Optical Density juga menunjukkan hubungan
dengan konsentrasi sel mikroorganisme yang terdapat dalam sampel uji, yakni
semakin besar Optical Density, maka semakin besar konsentrasi mikroorganisme
atau semakin banyak pula jumlah sel mikroorganisme dalam sampel tersebut.
Sedangkan, untuk persen transmitans berbanding terbalik dengan konsentrasi atau
jumlah sel mikroorganisme, yakni semakin besar konsentrasi atau jumlah sel,
maka semakin kecil persen transimtan. Hal ini disebabkan karena semakin besar
konsentrasi sel, maka semakin banyak cahaya yang diserap sehingga cahaya yang
diteruskan semakin sedikit. Optical Density berbanding terbalik dengan faktor
pengenceran, tetapi berbanding lurus dengan jumlah bakteri dalam sampel. Oleh
karena itu, semakin besar pengencerannya atau semakin encer, maka jumlah sel
mikroorganisme semakin sedikit. Namun, dengan metode turbidimetri ini tidak
bisa mengetahui jumlah sel mikroorganisme secara kuantitatif. Hal itu juga
dijelaskan pada literatur hubungan antara optical density terhadap jumlah sel
mikroorganisme dengan grafik berikut.
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
8
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
9
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
efektif untuk membunuh bakteri dan jamur, tetapi tidak dengan endospore dan
virus yang tidak mempunyai envelope. Mekanisme alkohol digunakan sebagai
desinfektan karena alkohol menyebabkan denaturasi protein, dapat merusak
membran dan melarutkan lemak, termasuk komponen lemak penyusun lapisan
pelindung pada virus. Alkohol cukup baik dalam membunuh mikroorganisme dan
mudah menguap serta tidak meninggalkan residu. Selanjutnya menghitung
banyaknya sel secara langsung.
(Tortora, 2010, hal. 197)
Mikroskop berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari micos yang artinya
kecil dan scopein yang artinya melihat. Mikroskop merupakan alat bantu yang
dapat ditemukan hampir diseluruh laboratorium untuk dapat mengamati
organisme berukuran kecil (mikroskopis). Dua karakteristik kunci dari mikroskop
adalah magnification, atau kemampuan untuk memperbesar objek, dan resolving
power, atau kemampuan untuk menampilkan detail objek. Ada beberapa jenis
mikroskop, yaitu mikroskop konvensional, mikroskop cahaya (compound light
microscope), dan mikroskop elektron. Mikroskop konvensional adalah mikroskop
yang menggunakan cahaya matahari yang dipantulkan melalui cermin sebagai
sumber cahaya. Mikroskop cahaya (compound light microscope) adalah
mikroskop yang hampir mirip dengan mikroskop konvensional, tetapi sumber
cahaya berasal dari lampu elektrik pada mikroskop. Mikroskop elektron adalah
mikroskop yang mengunakan elektron sebagai sumber cahaya. Mikroskop
elektron dibagi menjadi 2, yaitu Transmission Electron Microscope (TEM) dan
Scanning Electron Microscope (SEM).
(Cowan, 2016, hal 50-51)
Pada percobaan ini, mikroskop yang digunakan adalah mikroskop cahaya
(Compound Light Microscope) dengan perbesaran lensa obyektif 40x dan lensa
okuler 10x, sehingga perbesaran totalnya 400x. Perbesaran total didapatkan
dengan mengalikan perbesaran pada lensa okuler dengan perbesaran pada lensa
obyektif.
(Cowan, 2016, hal 48)
Hemasitometer dapat dikatakan sebagai kaca obyek yang dibuat secara
khusus sehingga terdapat jarak antara hemasitometer dengan deck glass yang
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
10
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
A B
Sel yang dihitung hanya sel yang berada di area A, B, C, D, dan E kemudian
Gambar III.6 Ruang Hitung pada Hemasitometer
dirata-rata. Sel yang berada di garis batasDatas dan kiri tetap
C dihitung, sementara
pada garis batas kanan dan bawah tidak dihitung. Hal ini untuk menghindari
kelebihan perhitungan pada sel yang berada di garis batas.
(Benson, 2001, hal 295)
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
11
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
pada pengenceran 10.000 kali, 100.000 kali, dan 1.000.000 kali. Hal ini
dilakukan karena metode counting chamber ini memiliki kekurangan yaitu:
1. Sel mati tidak bisa dibedakan dengan sel hidup,
2. Sel kecil sukar terlihat pada mikroskop, sehingga hal ini mengakibatkan sel
tersebut terlewatkan atau tidak terhitung,
3. Tingkat ketelitian kurang,
4. Dibutuhkan mikroskop dengan kontras tinggi ketika tidak digunakan
pewarnaan terhadap bakteri
5. Metode ini tidak cocok untuk suspensi sel dengan kepekatan atau kekentalan
rendah,
6. Sel yang bersifat motile harus dibuat tidak bergerak sebelum dihitung,
7. Debu pada lensa mikroskop sering terhitung sebagai sel mikroorganisme.
(Madigan, 2012, hal. 129)
Dari data hasil pengamatan dan perhitungan, dapat dibuat grafik yang
menyatakan hubungan antara pengenceran dan jumlah sel sebagai berikut :
0 1.18
0 500000 1000000
Pengenceran (kali)
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
12
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
Jawaban Pertanyaan
1. Apa hubungan antara OD dengan jumlah sel pada culture saudara?
Optical Density akan berbanding terbalik dengan jumlah sel. Semakin banyak
jumlah sel, maka akan semakin banyak pula cahaya yang disebarkan oleh
bakteri sehingga nilai transmitannya akan kecil. Hal itu menyebabkan nilai
Optical Density menjadi lebih kecil. Begitu pula sebaliknya.
2. Apakah diperlukan untuk membuat suatu hubungan antara perhitungan
sel antara metode 1 (dilution) dengan metode 2 (turbidimetri) ?
Perlu. Hal ini dikarenakan agar data yang diperoleh dari turbidimetri dapat
dinyatakan sebagai konsentrasi mikroorganisme, maka diperlukan suatu
kurva standar yang menyatakan korelasi antara kekeruhan biakan dengan
jumlah mikroorganisme per volume biakan. Namun, pada praktikum kali ini
tidak bisa dilakukan, karena mikroorganisme yang digunakan pada kedua
metode berbeda.
IV. Kesimpulan
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
13
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
sel/ml sampel, pada pengenceran 100.000x adalah 1.883.250 sel/ml sampel, dan
pada pengenceran 1.000.000x adalah 117.500 sel/ml sampel.
Daftar Pustaka
Leboffe, Michael J., Pierce, Burton E. 2011. A Photographic Atlas for the
Bicrobiology Laboratory 4th Edition. US: Morton Publishing Company
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
14
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
APPENDIKS
I. Metode Turbidimetri
OD = Asampel Ablanko
OD = log (1/Tsampel) log (1/Tblanko)
OD = - log Tsampel (- log Tblanko)
OD = log Tblanko log Tsampel
OD = log (100) log % Tsampel
OD = 2 log %Tsampel
(Leboffe, 2010, 446)
- Faktor Pengenceran 1:1 (%T = 25.2%)
OD = 2 log %Tsampel
OD = 2 log 25.2
OD = 2 1.40140054
OD = 0.59859946 = 0.599
- Faktor Pengenceran 1:2 (%T = 46.87%)
OD = 2 log %Tsampel
OD = 2 log 46.87
OD = 2 1.670895
OD = 0.329105 = 0.329
- Faktor Pengenceran 1:4 (%T = 76.83%)
OD = 2 log %Tsampel
OD = 2 log 76.83
OD = 2 1.8855308
OD = 0.1144692 = 0.114
- Faktor Pengenceran 1:8 (%T = 79.03%)
OD = 2 log %Tsampel
OD = 2 log 79.03
OD = 2 1.897792
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
15
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
OD = 0.102208 = 0.102
- Faktor Pengenceran 1:16 (%T = 86.57%)
OD = 2 log %Tsampel
OD = 2 log 86.57
OD = 2 1.937367
OD = 0.062633 = 0.063
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik
16
Laporan Resmi Praktikum Mikrobiologi Teknik
= 0,47 sel/kotak
Jumlah sel ragi = 0.47 x (1/25) sel/mm2
= 11,75 sel/mm2
Jumlah sel ragi = [11,75 sel/mm2 x (1/0,1mm)] sel/mm3
= 117,5 sel/mm3
Jumlah sel ragi pada pengenceran 1.000.000x = 117,5 sel/mm3 x (1 mm3/0,001
ml)
= 117.500 sel/ml sampel
Laboratorium Mikrobiologi
Teknik