Anda di halaman 1dari 12

Kliping

Ilmu Pengetahuan Sosial

GEMPA BUMI

Oleh :
Aghniatun Nadhifa
Kelas VII B

Dayah Modern Arun


2012
DAFTAR ISI

Halaman
COVER 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang 3

BAB II PEMBAHASAN 4
2.1 Bumi 4
2.1.1 Bentuk dan Ukuran Bumi 4
2.1.2 Struktur dalam Bumi 4
2.1.3 Teori Tektonik Lempeng 5
2.1.4 Batas-batas Lempeng 5
2.1.5 Penyebab Gerakan Lempeng 6
2.2 Gempa Bumi 6
2.2.1 Pengertian Gempa bumi 6
2.2.2 Faktor terjadinya Gempa Bumi 7
2.2.3 Proses Gempa Bumi 8
2.2.4 Jalur Gempa Bumi di Indonesia 9
2.2.5 Cara Menghadapi Gempa Bumi 10

BAB III PENUTUP 12


3.1 Kesimpulan 12
3.1 Saran 12

2 | Page
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bumi adalah sebuah planet yang sangat kompleks serta memiliki beragam
kehidupan di dalamnya. Semua makhluk, hidup di lapisan lithosfer, lapisan ini
memiliki entuk-bentuk yang berbeda, ada daratan, pegunungan, perbukitan dan
bentuk-bentuk lainnya yang masing-masing bentuk memiliki potensi dan
kerawanan terhadap bencana yang berbeda. Semua potensi, keragaman bentuk dan
kerawanan terhadap bencana berawal dari satu proses, yaitu proses pergeseran
lempeng-lempeng benua dan samudera atau yang lebih dikenal dengan teori
Tektonik lempeng. Gempa bumi adalah salah satu dampak negatif dari adanya
proses tektonik tersebut, daerah-daerah pertemuan tumbukan tersebut menjadi
daerah rawan gempa bumi.
Peristiwa gempa bumi banyak terjadi di wilayah Indonesia. Bencana alam
gempa bumi tersebut antara lain terjadi beberapa kali di wilayah Aceh, Nias,
Padang, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat, dan
Nusa Tenggara Timur. Berdasarkan letak geografis, wilayah kepulauan Indonesia
terletak di tempat pertemuan tiga lempeng besar dunia, yaitu lempeng India-
Australia (bagian selatan), lempeng Eurasia (bagian barat dan utara) dan lempeng
Pasifik (bagian timur). Oleh karena itu maka wilayah Indonesia merupakan
wilayah yang paling sering terjadi gempa bumi.
Gempa bumi yang sering terjadi di Indonesia hampir selalu menimbulkan
korban jiwa. Namun dapat dipastikan bahwa korban jiwa tersebut bukan
diakibatkan secara langsung oleh gempa, tetapi diakibatkan oleh keruntuhan
bangunan pada saat terjadi gempa. Runtuhnya bangunan saat terjadi gempa akan
menimpa orang yang berada didalamnya sehingga dapat menimbulkan luka-luka
bahkan kematian.

3 | Page
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Bumi
2.1.1 Bentuk dan Ukuran Bumi

Bumi berbentuk bulat seperti bola, namun rata


di kutub-kutubnya.jari-jari Khatulistiwa =
6.378 km, jari-jari kutub = 6.356 km. Lebih
dari 70 % permukaan bumi diliputi oleh lautan.

2.1.2 Struktur dalam Bumi

Bumi memiliki struktur dalam yang hampir


sama dengan telur. Kuning telurnya dalah inti, putih telurnya adalah
selubung, dan cangkang telurnya adalah kerak. Berdasarkan penyusunnya
lapisan bumi terbagi atas litosfer, astenosfer, dan mesosfer. Litosfer adalah
lapisan paling luar bumi (tebal kira-kira 100 km) dan terdiri dari kerak bumi
dan bagian atas selubung.

Litosfer memiliki kemampuan menahan beban permukaan yang luas


misalkan gunung api. Litosfer bersuhu dingin dan kaku. Di bawah litosfer
pada kedalaman kira-kira 700 km terdapat astenosfer. Astenosfer hampir
berada dalam titik leburnya dan karena itu bersifat seperti fluida. Astenosfer
mengalir akibat tekanan yang terjadi sepanjang waktu. Lapisan berikutnya
mesosfer. Mesosfer lebih kaku dibandingkan astenosfer namun lebih kental
dibandingkan litosfer. Mesosfer terdiri dari sebagian besar selubung hingga
inti bumi.

4 | Page
2.1.3 Teori Tektonik Lempeng

Menurut teori tektonik lempeng, permukaan bumi ini terbagi atas kira-
kira 20 pecahan besaryang disebut lempeng. Ketebalannya sekitar 70 km.
Ketebalan lempeng kira-kira hampir sama dengan litosfer yang merupakan
kulit terluar bumi yang padat. Litosfer terdiri dari kerak dan selubung atas.
Lempengnya kaku dan lempeng-lempeng itu bergerak diatas astenosfer yang
lebih cair.

Panah pada peta menunjukkan arah pergerakan lempeng saat ini.

2.1.4 Batas-batas Lempeng

Daerah tempat lempeng-lempeng itu bertemu disebut batas lempeng.


Pada batas lempeng kita dapat mengetahui cara bergerak lempeng-lempeng
itu. Lempeng bisa saling menjauh, saling bertumbukan, atau saling
menggeser ke samping.

5 | Page
2.1.5 Penyebab Gerakan Lempeng

Arus konveksi memindahkan panas melalui


zat cair atau gas. Gambar poci kopi
menunjukkan dua arus konveksi dalam zat cair.
Perhatikan, air yang dekat dengan api akan naik,
saat dingin dipermukaan air kembali turun. Para
ilmuwan menduga arus konveksidalam selubung
itulah yang membuat lempeng-lempeng
bergerak. Karena suhu selubung amat panas,
bagian-bagian di selubung bisa mengalir seperti
cairan yang tipis. Lempeng-lempeng itu bergerak seperti ban berjalan berukuran
besar.

2.2 Gempa Bumi


2.2.1 Pengertian Gempa Bumi
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi akibat pelepasan energi dari dalam secara tiba-tiba yang
menciptakan gelombang seismik. Gempa Bumi biasa disebabkan oleh
pergerakan kerak bumi (lempeng bumi). Frekuensi suatu wilayah, mengacu pada
jenis dan ukuran gempa bumi yang di alami selama periode waktu. Gempa bumi
diukur dengan menggunakan alat seismometer.
2.2.2 Faktor terjadinya Gempa Bumi
1. Berdasarkan peristiwa yang menyebabkan terjadinya gempa dibedakan
menjadi 3 yaitu :
a) Gempa vulkanik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh aktivitas
gunung api. Gempa ini tidak begitu hebat. Sumber kekuatan gempa bumi
vulkanik hanya berasal dari aktivitas magma gunung api. Gempa
vulkanik biasanya hanya dapat dirasakan oleh penduduk yang tinggal di
sekitar gunung yang meletus.

6 | Page
b) Gempa tektonik adalah gempa bumi yang disebabkan oleh dislokasi atau
perpindahan pergeseran lapisan bumi yang tiba-tiba terjadi dalam
struktur bumi sebagai akibat adanya tarikan atau tekanan. Pergeseran
lapisan bumi dapat secara vertikal ataupun secara horizontal. Gempa
tektonik dapat menimbulkan kerusakan yang parah apabila
episentrumnya dangkal.
c) Gempa runtuhan atau terban adalah gempa bumi yang disebabkan oleh
tanah longsor, runtuhnya atap gua atau terowongan di bawah tanah.
Intensitas gempa runtuhan sangat kecil sehingga gempa ini tidak akan
terasa pada jarak yang jauh.
2. Berdasarkan kedalaman hiposentrumnya gempa bumi dibedakan menjadi 3
yaitu :
a) Gempa dangkal adalah gempa yang kedalaman hiposentrumnya kurang
dari 50 km dari permukaan bumi. Gempa dangkal pada umumnya
menimbulkan gempa yang sangat besar.
b) Gempa intermedier atau gempa sedang adalah gempa bumi yang
hiposentrumnya pada kedalaman antara 50 300 km dari permukaan
bumi.
c) Gempa dalam adalah gempa bumi yang kedalaman hiposentrumnya
antara 300 700 km dari permukaan bumi. Gempa bumi dalam pada
umumnya tidak membahayakan. Getaran gempa bumi merambat dari
hiposentrum dan menyebar ke segala arah dalam wujud getaran
gelombang primer dan sekunder. Sedangkan dari episentrum terjadi
rambatan getaran gempa di permukaan bumi dalam bentuk gelombang
panjang.
3. Berdasarkan bentuk episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa linier adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk garis. Gempa linier terjadi di daerah-daerah patahan (gempa
tektonik).
b) Gempa sentral adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya
berbentuk titik. Gempa ini terjadi karena adanya gunung api yang
meletus atau runtuhan bagian atas litosfer.

7 | Page
4. Berdasarkan letak episentrumnya gempa dibedakan menjadi 2 yaitu :
a) Gempa laut adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di dalam
laut.
b) Gempa daratan adalah gempa yang terjadi apabila episentrumnya di
darat.
5. Berdasarkan jarak episentralnya gempa dibedakan menjadi 3 yaitu :
a) Gempa setempat adalah gempa yang terjadi jika jarak episentralnya dan
tempat terasa gempa sejauh kurang dari 10.000 km.
b) Gempa jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya dan
tempat terasa gempa kurang lebih 10.000 km.
c) Gempa sangat jauh adalah gempa yang terjadi apabila jarak episentralnya
dan tempat terasa gempa sejauh lebih dari 10.000 km.

2.2.3 Proses Gempa Bumi

Lempeng samudera yang rapat massanya lebih besar ketika bertumbukkan


dengan lempeng benua di zona tumbukan (subduksi) akan menyusup ke bawah.
Gerakan lempeng itu akan mengalami perlambatan akibat gesekan dari selubung
bumi. Perlambatan gerak itu menyebabkan penumpukkan energi di zona subduksi
dan zona patahan. Akibatnya di zona-zona itu terjadi tekanan, tarikan, dan
geseran. Pada saat batas elastisitas lempeng terlampaui, maka terjadilah patahan
batuan yang diikuti oleh lepasnya energi secara tiba-tiba. Proses ini menimbukan
getaran partikel ke segala arah yang disebut gelombang gempabumi.

2.2.4 Jalur Gempa Bumi di Indonesia

8 | Page
Kepulauan Indonesia terletak pada pertemuan 3 lempeng utama dunia yaitu
lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Lempeng Eurasia dan Australia
bertumbukan di lepas pantai barat Pulau Sumatera, lepas pantai selatan pulau
Jawa, lepas pantai Selatan kepulauan Nusatenggara, dan berbelok ke arah utara ke
perairan Maluku sebelah selatan. Antara lempeng Australia dan Pasifik terjadi
tumbukan di sekitar Pulau Papua. Sementara pertemuan antara ketiga lempeng itu
terjadi di sekitar Sulawesi. Itulah sebabnya mengapa di pulau-pulau sekitar
pertemuan 3 lempeng itu sering terjadi gempabumi.
Berikut ini adalah 25 Daerah Wilayah Rawan Gempabumi Indonesia yaitu:
Aceh, Sumatera Utara (Simeulue), Sumatera Barat - Jambi, Bengkulu, Lampung,
Banten Pandeglang, Jawa Barat, Bantar Kawung, Yogyakarta, Lasem, Jawa Timur,
Bali, NTB, NTT, Kepulauan Aru, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, Sulawesi
Tengah, Sulawesi Utara, Sangir Talaud, Maluku Utara, Maluku Selatan, Kepala
Burung-Papua Utara, Jayapura, Nabire, Wamena, dan Kalimantan Timur.

Peta kepulauan Indonesia pada pertemuan 3 lempeng


2.2.5 Cara Menghadapi Gempa Bumi

Bila berada di dalam rumah:


Jangan panik dan jangan berlari keluar, berlindunglah dibawah meja atau
tempat tidur.
Bila tidak ada, lindungilah kepala dengan bantal atau benda lainnya.

Jauhi rak buku, lemari dan kaca jendela.

9 | Page
Hati-hati terhadap langit-langit yang mungkin runtuh, benda-benda yang
tergantung di dinding dan sebagainya.

Bila berada di luar ruangan:


Jauhi bangunan tinggi, dinding, tebing terjal, pusat listrik dan tiang listrik,
papan reklame, pohon yang tinggi dan sebagainya.
Usahakan dapat mencapai daerah yang terbuka.

Jauhi rak-rak dan kaca jendela.

Bila berada di dalam ruangan umum:


Jangan panik dan jangan berlari keluar karena kemungkinan dipenuhi
orang.
Jauhi benda-benda yang mudah tergelincir seperti rak, lemari, kaca jendela
dan sebagainya.

Bila sedang mengendarai kendaraan:


Segera hentikan di tempat yang terbuka.
Jangan berhenti di atas jembatan atau dibawah jembatan layang/jembatan
penyeberangan.

Bila sedang berada di pusat perbelanjaan, bioskop, dan lantai dasar mall:
Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan.
Ikuti semua petunjuk dari pegawai atau satpam.

Bila sedang berada di dalam lift:


Jangan menggunakan lift saat terjadi gempabumi atau kebakaran. Lebih
baik menggunakan tangga darurat.
Jika anda merasakan getaran gempabumi saat berada di dalam lift, maka
tekanlah semua tombol.

Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah.

Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan


menggunakan interphone jika tersedia.

10 | P a g e
Bila sedang berada di dalam kereta api:
Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuh
seandainya kereta dihentikan secara mendadak
Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta

Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan


mengakibatkan kepanikan

Bila sedang berada di gunung/pantai:


Ada kemungkinan lonsor terjadi dari atas gunung. Menjauhlah langsung
ke tempat aman.
Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika Anda merasakan
getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang
tinggi.
Beri pertolongan:
Karena petugas kesehatan dari rumah-rumah sakit akan mengalami
kesulitan datang ke tempat kejadian maka bersiaplah memberikan pertolongan
pertama kepada orang-orang berada di sekitar Anda.
Evakuasi:
Tempat-tempat pengungsian biasanya telah diatur oleh pemerintah daerah.
Pengungsian perlu dilakukan jika kebakaran meluas akibat gempa bumi. Pada
prinsipnya, evakuasi dilakukan dengan berjalan kaki dibawah kawalan
petugas polisi atau instansi pemerintah. * * * Bawalah barang-barang
secukupnya.
Dengarkan informasi:
Saat gempa bumi terjadi, masyarakat terpukul kejiwaannya. Untuk
mencegah kepanikan, penting sekali setiap orang bersikap tenang dan
bertindaklah sesuai dengan informasi yang benar. Anda dapat memperoleh
informasi yang benar dari pihak berwenang, polisi, atau petugas PMK. Jangan
bertindak karena informasi yang tidak jelas.

11 | P a g e
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Gempa bumi adalah getaran yang dapat dirasakan di permukaan bumi


karena adanya getaran, terutama yang berasal dari dalam lapisan-lapisan bumi.
Datangnya gempa tidak dapat diprediksikan secara tepat dan cara untuk
meminimalisir atau mencegah terjadinya gempa itupun sampai saat ini belum
dapat dilakukan, walaupun demikian kita masih bisa mencegah banyaknya korban
gempa dengan cara-cara yang telah disampaikan di bab 2.

3.2 Saran

Perlu ditingkatkan keaktifan dalam melakukan usaha-usaha untuk


meningkatkan pengetahuan tentang gempa bumi dan cara menghadapinya agar
dapat mengurangi dampak yang terjadi oleh gempa bumi.

12 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai