Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
mekanisme hemostatis. Darah terdiri atas dua komponen utama yaitu plasma darah
HAPUSAN DARAH TEPI (HDT) yang merupakan bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit dan
protein darah, sedangkankan butir darah (blood corpuscles) terdiri atas eritrosit,
16 Mei 2012 Pada pembentukan eritrosit yang melalui tahapan sebagai berikut eritroblast,
dan eritrosit. Namun hanya retikulosit yang ditemukan pada darah tepi pada keadaan
23 Mei 2012
normal. Sedangkan pada pembentukan leukosit (jalur mieloid) pada awalnya mieloblast
2. Tujuan Umum
4.2 Hapusan Darah Tepi
dapat mengisap zat-zat warna yang konsentrasinya sesuai dan akan berdifusi ke dalam
Mahasiswa mampu memahami teknik serta cara melakukan evaluasi
sel darah tersebut, selanjutnya zat warna akan mewarnai granula pada sel bernukleus
darah tepi.
polimorf (Anonim, 2012).
1. Tujuan Khusus
Tujuan pemeriksaan sediaan apus darah tepi antara lain menilai berbagai unsur sel
darah tepi seperti eritosit, leukosit, dan trombosit dan mencari adanya parasit
Untuk mengetahui jenis-jenis lekosit.
seperti malaria, tripanasoma, microfilaria dan lain sebagainya. Sediaan apus yang
dibuat dan dipulas dengan baik merupakan syarat mutlak untuk mendapatkan hasil
Untuk mengetahui kesan jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit yang baik (Arjatmo Tjokronegoro, 1996).
serta mengetahui jenis -jenis leukosit dan kelainan morfologi sel pada
kromatin. DNA dan RNA. Sedangkan eosin y akan mewarnai komponen sel yang
2. Mengidentifikasi dan menghitung jenis leukosit sekurang- kurangnya bersifat basa seperti granula eosinofil dan hemoglobin. Ikatan eosin y pada Azur B
100 sel, dan dinyatakan dalam %. yang bergenerasi dapat menimbulkan warna ungu, dan keadaan ini dikenal sebagai efek
Romanowsky giemsa efek ini sangat nyata pada DNA tetapi tidak pada RNA sehingga
3. Pemeriksaan gambaran darah tepi dapat dilakukan di counting areal menimbulkan kontras antara inti yang berwarna untuk sitoplasma yang berwarna biru
setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-mula dengan (Arjatmo Tjokronegoro, 1996).
emersi selanjutnya dilihat masing-masing morfologi selnya. Bahan pemeriksaan yang terbaik adalah darah segar yang berasal dari kapiler atau
vena, yang dihapuskan pada kaca obyek. Pada keadaan tertentu dapat pula digunakan
Metode yang digunakan yaitu pemeriksaan dengan sediaan kering secara mikroskopik Kriteria preparat yang baik :
1. IV. Dasar Teori 1. Lebar dan panjangnya tidak memenuhi seluruh kaca benda sehingga
4.1 Darah
Darah merupakan komponen esensial makhluk hidup yang merupakan bagian kepala ke arah ekor.
terpenting dalam system transport. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu ada dalam
pembuluh darah sehingga dapat menjalankan fungsinya sebagai: pembawa 3. Ujung atau ekornya tidak berbentuk bendera robek.
5. Tidak terputus-putus karena gerakan gesekan yang ragu-ragu. Netrofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil melebihi nilai normal.
Penyebab biasanya adalah infeksi bakteri, keracunan bahan kimia dan logam berat,
6. Tidak terlalu tebal (karena sudut penggeseran yang sangat kecil) atau gangguan metabolik seperti uremia, nekrosia jaringan, kehilangan darah dan kelainan
tidak terlalu tipis (karena sudut penggeseran yang sangat besar). mieloproliferatif.
7. Pewarnaan yang baik (Imam Budiwiyono 1995). Banyak faktor yang mempengaruhi respons netrofil terhadap infeksi, seperti
lemah, respons terhadap infeksi kurang sehingga sering tidak disertai netrofilia.
Ciri-ciri sediaan apus darah tipis yaitu lebih sedikit membutuhkan darah untuk
Derajat netrofilia sebanding dengan luasnya jaringan yang meradang karena jaringan
pemeriksaan dibandingkan dengan sediaan apus darah tebal, morfologinya lebih jelas,
nekrotik akan melepaskan leukocyte promoting substance sehingga abses yang luas
dan perubahan pada eritrosit dapat terlihat jelas.
akan menimbulkan netrofilia lebih berat daripada bakteremia yang ringan. Pemberian
tipis, jumlah selnya lebih banyak dalam satu lapang pandang, dan
Rangsangan yang menimbulkan netrofilia dapat mengakibatkan dilepasnya
bentuknya tak sama seperti dalam sediaan apus darah tipis (Imam
granulosit muda keperedaran darah dan keadaan ini disebut pergeseran ke kiri atau
Budiwiyono 1995).
shift to the left.
ringan dengan sedikit sekali pergeseran ke kiri. Sedang pada infeksi berat dijumpai
Untuk melakukan hitung jenis leukosit, pertama membuat sediaan apus darah yang
netrofilia berat dan banyak ditemukan sel muda. Infeksi tanpa netrofilia atau dengan
diwarnai dengan pewarna Giemsa, Wright atau May Grunwald. Amati di bawah
netrofilia ringan disertai banyak sel muda menunjukkan infeksi yang tidak teratasi
mikroskop dan hitung jenis-jenis leukosit hingga didapatkan 100 sel. Tiap jenis sel
atau respons penderita yang kurang.
darah putih dinyatakan dalam persen (%). Jumlah absolut dihitung dengan mengalikan
sering dijumpai pada netrofil adalah granula yang lebih kasar dan gelap yang disebut
Hitung jenis leukosit dilakukan pada counting area, mula-mula dengan pembesaran
granulasi toksik. Disamping itu dapat dijumpai inti piknotik dan vakuolisasi baik pada
100x kemudian dengan pembesaran 1000x dengan minyak imersi. Pada hitung jenis
inti maupun sitoplasma
leukosit hapusan darah tepi yang akan digunakan perlu diperhatikan hapusan darah
harus cukup tipis sehingga eritrosit dan leukosit jelas terpisah satu dengan yang
Eosinofilia
lainnya, hapusan tidak boleh mengandung cat, dan eritrosit tidak boleh bergerombol
(Ripani,2010).
Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil melebihi nilai normal.
Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang dilepaskan pada
Hitung jenis leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit.
reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil.
Terdapat lima jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus
Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, infeksi dan infestasi
dalam melawan patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil, limfosit, monosit, eosinofil, dan
parasit, kelainan hemopoiesis seperti polisitemia vera dan leukemia granulositik
basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai
kronik.
infeksi dan proses penyakit. Hitung jenis leukosit hanya menunjukkan jumlah relatif
dari masing-masing jenis sel. Untuk mendapatkan jumlah absolut dari masing-masing
Basofilia
jenis sel maka nilai relatif (%) dikalikan jumlah leukosit total (sel/l).
Basofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah basofil melebihi nilai normal.
Hitung jenis leukosit berbeda tergantung umur. Pada anak limfosit lebih banyak
Basofilia sering dijumpai pada polisitemia vera dan leukemia granulositik kronik. Pada
dari netrofil segmen, sedang pada orang dewasa kebalikannya. Hitung jenis leukosit
penyakit alergi seperti eritroderma, urtikaria pigmentosa dan kolitis ulserativa juga
juga bervariasi dari satu sediaan apus ke sediaan lain, dari satu lapangan ke lapangan
dapat dijumpai basofilia. Pada reaksi antigen-antibodi basofil akan melepaskan
lain. Kesalahan karena distribusi ini dapat mencapai 15%.
histamin dari granulanya.
Bila pada hitung jenis leukosit, diperoleh eritrosit berinti lebih dari 10 per 100
Limfositosis
leukosit, maka jumlah leukosit/l perlu dikoreksi. Berikut ini merupakan beberapa
melebihi nilai normal. Limfositosis dapat disebabkan oleh infeksi virus seperti
morbili, mononukleosis infeksiosa; infeksi kronik seperti tuberkulosis, sifilis, pertusis Evaluasi darah atau disebut juga sebagai pemeriksaan gambaran darah tepi dapat
dan oleh kelainan limfoproliferatif seperti leukemia limfositik kronik dan dilakukan di counting areal setelah melakukan pemeriksaan hitung jenis leukosit, mula-
makroglobulinemia primer. mula dengan pembesaran 100X kemudian dengan pembesaran 1000 x dengan minyak
Monositosis adalah suatu keadaan dimana jumlah monosit melebihi nilai normal. Pemeriksaan dengan pembesaran kecil (objektif 10x).
dan leukemia mielomonositik akut; penyakit kollagen seperti lupus eritematosus 1. Penilaian kwalitet hapusan darah dan penyebaran sel-sel dalam hapusan.
sistemik dan reumatoid artritis; serta pada beberapa penyakit infeksi baik oleh
tuberkulosis aktif dan menyebar, perbandingan tersebut lebih besar dari 1/3.
s Eryhtrosit, leukosit dan thrombosit harus tercat dengan baik.
Netropenia
s Leukosit tidak boleh menggerombol pada akhir (ujung) hapusan.
Netropenia adalah suatu keadaan dimana jumlah netrofil kurang dari nilai normal.
1. Penafsiran jumlah leukosit dan eryhtrosit, penaksiran penghitungan
Penyebab netropenia dapat dikelompokkan atas 3 golongan yaitu meningkatnya
differential leukosit dan pemeriksaan apakah sel-sel ada yang
pemindahan netrofil dari peredaran darah, gangguan pembentukan netrofil dan yang
abnormal. Dilakukan pada daerah area penghitungan dari bagian
terakhir yang tidak diketahui penyebabnya.
hapusan tempat eryhtrosit terletak berdampingan, tidak tertumpuk.
terjadi akibat radiasi atau obat-obatan seperti kloramfenicol, obat anti tiroid dan
Pemeriksaan dengan menggunakan minyak imersi (perbesaran 1000x)
fenotiasin; desakan dalam sum-sum tulang oleh tumor. Netropenia yang tidak
diketahui sebabnya misal pada infeksi seperti tifoid, infeksi virus, protozoa dan
a. Eryhtrosit
rickettisa; cyclic neutropenia, dan chronic idiopathic neutropenia.
Penaksiran jumlahnya dan bagaimana morfologinya. Dillihat adanya eryhtrosit berinti
dan dihitung jumlahnya pada 100 leukosit untuk mengkoreksi hitung leukosit cara
Limfopenia
Turk.
Pada orang dewasa limfopenia terjadi bila jumlah limfosit kurang dari nilai normal.
b. Leukosit
Penyebab limfopenia adalah produksi limfosit yang menurun seperti pada penyakit
Penghitungan Differensial dan dicari kelainan morfologi. Dihitung dalam 100 sel
Hodgkin, sarkoidosis; penghancuran yang meningkat yang dapat disebabkan oleh
leukosit dan dilihat adanya kelainan selnya.
radiasi, kortikosteroid dan obat-obat sitotoksis; dan kehilangan yang meningkat
Dilihat penyebaran, morfologi dan ukuran selnya. Hapusan yang baik thrombosit tidak
Eosinopenia dan lain-lain
menggerombol pada bagian akhir hapusan. Bila sukar ditemukan thronbosit berarti
jumlahnya sedikit, bila terlihat banyak berarti terjadi peningkatan jumlah. Dilhat juga
Eosinopenia terjadi bila jumlah eosinofil kurang dari nilai normal. Hal ini dapat
adanya giant cell yang berukuran 6-8 mikron.
dijumpai pada keadaan stress seperti syok, luka bakar, perdarahan dan infeksi berat;
juga dapat terjadi pada hiperfungsi koreks adrenal dan pengobatan dengan
d. Sel abnormal : Pemeriksaan morfologi. Kelainan-kelainan dan variasi dari leukosit,
kortikosteroid.
erythrosit dan thrombosit perlu dicatat.
basofil, eosinofil dan monosit yang kurang dari normal kurang bermakna dalam klinik.
a) Kelainan Eritrosit
Pada hitung jenis leukosit pada pada orang normal, sering tidak dijumlah basofil
maupun eosinofil.
1. Variasi Kelainan Dari Besar Eritrosit Eritrosit dengan diameter kurang dari 6,5 mikron tetapi hiperkrom, misalnya pada
sferositosis.
1. Makrositosis
1. Leptosit
Keadaan dimana diameter rata-rata eritrosit lebih dari 8,5 mikron dengan tebal rata-
rata 2,3 mikron. Ditemukan misalnya pada anemi megaloblastik,anemia pada kehamilan Misalnya pada hemoglobinapati Ca atau E.
dan anemia pada malnutrition. Makrosit dengan bentuk agak oval dengan diameter 12
15 mikron disebut megalocyt ditemukan pada anemi deficiency vitamin B 12 dan 1. Sel Target
1. Mikrositosis
1. Ovalosit
Keadaan dimana diameter rata-rata eritrosit kurang dari 7 mikron dan tebal rata-rata
1. Anisositosis
1. Drepanosit
Keadaan dimana ukuran besarnya eritrosit bervariasi, jadi terdapat makro,normo dan
Sickle cell misalnya pada sickle cell anemia.
mikrosit, sedang bentuknya sama. Ditentukan misalnya pada anemia kronika yang
berat.
1. Sehistocyte
1. Normokromia
1. Stomatosit
1. Hipokromia
1. Tear drop cell
Keadaan eritrosit dengan konsentrasi kurang dari normal. Bila daerah pucat di central
Misalnya pada anemia megaloblastik.
sel melebar,terjadilah ring erythrocyte atau anulosit. Ditemukan misalnya pada
1. Hiperkromia
Keadaan dimana terdapat bermacam-macam bentuk eritrosit dalam satu sediaan
1. Polikromasia
No Gambar Keterangan
polikromatofilik.
1. Echnosit cerutu)
Crenated erythrocyte. Misalnya eritrosit pada media hipertonik. s Osmotic fragility meningkat
s Distribusi dalam darah: < 10 % dari eritrosit dalam darah normal s Bentuk lebih kecil, tebal
No Gambar Keterangan
1 Stab/bend
4. Burr Cell
2 Segmen/netrofil
s Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang tumpul teratur
kolom sudah terisi berarti sudah 100 leukosit yang diidentifikasi dan
3 Limfosit
dihitung.
100X)
s Alat alat
1. Preparat Hapusan Darah Tepi ( HDT ) morfologik pada ukuran, warna, dan apakah ada sel- sel eritrosit muda)
s Bahan Dilakukan hitung jenis leukosit ( Diff. Count) dan melihat apakah ada
1. Oil Emers
1. VI. Prosedur kerja jumlah trombosit pada 18 lapangan pandang, kemudian total jumlah
6. Jenis leukosit yang mula- mila terlihat dimasukkan dalam kolom -1, bila
EOSINOFIL 7 1 1 4 1 1
BASOFIL 2 II 25
STAB 2 1 1 3 III 25
SEGMEN 5 8 7 2 4 4 IV 15
LIMFOSIT 1 1 2 4 5 V 42
MONOSIT 2 1 1 2 1 2 6 VI 34
TOTAL 10 10 10 10 10 10 7 VII 31
9 IX 21
1 4% / 0 1% / 2 5%/ 36 66%/ 22 40%/ 4 8%
Dilaporkan:
10 X 24
12 XII 29
Evaluasi HDT I
13 XIII 36
14 XIV 36
Penafsiran atau kesan jumlah leukosit
15 XV 50
No Lapang Pandang Ke- Jumlah Leukosit
Perhitungan:
7 VII 10
Jumlah Leukosit = Total jumlah pada 15 Lapang pandang x 300
5
8 VIII 8
= 425 x 300
5 9 IX 10
= 28 x 300
10 X 15
= 8.499
Jadi kesan jumlah Leukosit NORMAL pada evaluasi hapusan darah tepi.
11 XI 13
12 XII 15
Eritrosit : Normokromik
Normositer
13 XIII 20
Trombosit :
14 XIV 10
15 XV 9
16 XVI 8
1 I
17 XVII 17
2 II
18 XVIII 13
3 III
4 IV
dari masing-masing jenis sel. Praktikum dilakukan dengan cara yaitu pertama- tama
Jumlah Trombosit = Total Trombosit pada 18 Lapang Pandang x 1000 disiapkan semua peralatan serta bahan yang akan digunakan. Kemudian ditaruh objek
glass (hapusan darah tepi) di atas meja mikroskop. Dan dicari lapang pandang pada
perbesaran 10X lensa objektif. Setelah ditemukan lapang pandang, objek glass
= 240 x 1000
ditetesi dengan oil emersi dan diputar lensa objektif kearah perbesaran lensa 100X.
sisi bergerak ke sisi lain, kemudian kembali ke sisi semula dengan arah zigzag berjarak
Jadi kesan jumlah trombosit NORMAL pada evaluasi hapusan darah tepi.
3 lapangan pandang. Untuk memudahkan penghitungan, maka dibuat kotak
penghitungan jenis leukosit. Jenis leukosit yang mula- mila terlihat dimasukkan dalam
1. Praktikum tanggal: 23 Mei 2012
kolom-1, bila jumlah sel sudah 10 pindah ke kolom-2. Setiap kolom mengandung 10 sel
yang sudah diidentifikasi, dan bila ke- 10 kolom sudah terisi berarti sudah 100
Evaluasi HDT II (CML)
leukosit yang diidentifikasi dan dihitung. Selanjutnya ditentukan hasil diff.count
dengan cara mencocokkan hasil yang diperoleh dengan nilai rujukan dari hasil
1. Perbesaran 100X ( objektif 10X ) differential count.
Penafsiran atau kesan jumlah leukosit Pada praktikum diperoleh hasil hitung jenis leukosit yaitu sebagai berikut:
Pada praktikum ini diperoleh kesan jumlah leukosit MENINGKAT, namun tidak Eosinofil / Basofil / Stab / Segmen / Limfosit / Monosit
dilakukan penghitungan karena jumlah leukosit yang sangat banyak dijumpai dalam
19%
1. Perbesaran 1000X ( Objektif 100X )
Setelah dicocokkan dengan nilai rujukan dari differential count diperoleh bahwa
Eritrosit pasien menderita eosinofilia. Hal ini karena jumlah eosinofil yang diperoleh melebihi
nilai normal yaitu, 1 4%. Dalam pemeriksaan ini juga terjadi peningkatan monosit,
Tidak dapat ditafsirkan, karena kondisi Eritrosit yang yang dujumpai dalam setiap namun peningkatan eosinofil jauh lebih tinggi sehingga pasien dikatakan menderita
lapang pandang saling bertumpukan dan banyak ditemukan sel muda seperti. eosinofilia.
Trombosit : Eosinofilia adalah suatu keadaan dimana jumlah eosinofil melebihi nilai normal.
Eosinofilia terutama dijumpai pada keadaan alergi. Histamin yang dilepaskan pada
Kesan trombosit MENURUN karena hamper tidak ditemukan trombosit dalam setiap reaksi antigen-antibodi merupakan substansi khemotaksis yang menarik eosinofil.
lapang pandang. Penyebab lain dari eosinofilia adalah penyakit kulit kronik, infeksi dan infestasi
Banyak ditemukan sel- sel leukosit dalam setiap lapang Praktikum dilanjutkan pada tanggal 16 Mei 2012 dengan materi evaluasi hapusan
o
pandang sehingga kesan Diff.Count yaitu terjadi darah tepi. Pada praktikum ini pertama- tama disiapkan semua peralatan serta bahan
peningkatan pada setiap jenis sel leukosit. yang telah disediakan, kemudian ditaruh object glass hapusan darah tepi pada meja
dengan cara: pertama mencari lapangan pandang, lalu ditentukan Counting Area.
Diagnosa : CML (Chronic Myeloblastic Leukemia)
Kemudian dilakukan penafsiran atau kesan jumlah leukosit dengan cara: menghitung
jumlah leukosit pada 15 lapang pandang, kemudian rata- rata jumlah leukosit tersebut
Contoh gambaran hapusan darah tepi pada penderita CML:
dikalikan 300. Dan dibandingkan hasil yang diperoleh dengan jumlah leukosit normal.
eritrosit (apakah ada kelainan atau variasi morfologik pada ukuran, warna, dan apakah
Dalam praktikum hematologi yang telah dilakukan, terdapat dua materi yang
ada sel- sel eritrosit muda) dan dilakukan hitung jenis leukosit ( Diff. Count) dan
dikerjakan, yaitu hitung jenis leukosit (Diff. Count ) dan evaluasi hapusan darah
melihat apakah ada sel- sel darah yang muda atau abnormal juga dilakukan penafsiran
tepi. Praktikum hitung jenis leukosit dilakukan pada tanggal 2 Mei 2012. Hitung jenis
jumlah trambosit dengan cara: menghitung jumlah trombosit pada 18 lapangan
leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah berbagai jenis leukosit. Terdapat lima
pandang, kemudian total jumlah trombosit tersebut dikalikan 1000. Dan dibandingkan
jenis leukosit, yang masing-masingnya memiliki fungsi yang khusus dalam melawan
hasil yang diperoleh dengan jumlah trombosit normal. Serta diamati pula morfologi
patogen. Sel-sel itu adalah neutrofil( stab/ segmen ), limfosit, monosit, eosinofil, dan
trombosit (platelet).
basofil. Hasil hitung jenis leukosit memberikan informasi yang lebih spesifik mengenai
Berdasarkan praktikum yang telah dikerjakan, diperoleh hasil yaitu, didapatkan pada saat pemeriksaan darah karena alasan lain. Setelah beberapa lama fase kronis,
kesan jumlah leukosit dan trombosit normal sedangkan pada eritrosit ditemukan hampir semua pasien masuk ke fase akut atau krisis blast (sel muda) dengan tingkat
terjadi poikilositosis. Dimana dalam satu lapang pandang ditemukan beberapa bentuk kematian yang lebih tinggi akibat leukemia akut atau berbagai komplikasinya.
eritrosit seperti:
1. IX. KESIMPULAN
teratur. Akibat dari passage through fibrin network. Pada praktikum Differential Count, disimpulkan bahwa pasien
2. Eliptosit, yaitu Eritrosit berbentuk oval (ovalosyt) yang lonjong (pensil nilai normal.
cell/sel cerutu)
Pada praktikum evaluasi hapusan darah tepi pada sampel dengan kode x
3. Tears drop cell, yaitu Eritrosit berbentuk tetesan air. pada tanggal 16 Mei 2012, diperoleh kesan jumlah leukosit dan
Pada tanggal 23 Mei 2012 kembali dilakukan praktikum dengan materi yang sama pada setiap lapang pandang ( poikilositosis).
dengan materi pada praktikum yang dilakukan pada tanggal 16 Mei 2012, yaitu
evaluasi hapusan darah tepi. Dengan cara yang sama seperti praktikum sebelumnya, Pada praktikum hapusan darah tepi pada sampel No. 618 ditemukan
diperoleh hasil evaluasi darah tepi pada hapusan darah dengan kode 618 yaitu sebagai kesan jumlah leukosit meningkat, kesan jumlah trombosit menurun,
berikut: eritrosit yang tidak dapat ditafsirkan, dan banyak ditemukan sel- sel
Perbesaran 100X ( objektif 10X ) pasien menderita CML (Chronic Myeloblastic Leukemia).
Pada praktikum ini diperoleh kesan jumlah leukosit MENINGKAT, namun tidak Basofil ( 0-1% )
dilakukan penghitungan karena jumlah leukosit yang sangat banyak dijumpai dalam
setiap lapang pandang di bawah mikroskop. Granula menghasilkan HISTAMIN (Reaksi alergi HEPARIN)
Eritrosit
Tidak dapat ditafsirkan, karena kondisi Eritrosit yang yang dujumpai dalam setiap
Trombosit :
Kesan trombosit MENURUN karena hampir tidak ditemukan trombosit dalam setiap
basofil eosinofil
lapang pandang yang diamati.
Eosinofil ( 1-3% )
Jenis Leukosit
Granula Azurofilik
Banyak ditemukan sel- sel leukosit dalam setiap lapang pandang sehingga kesan
Hasil pemeriksaan hapusan darah tepi pada yang diperoleh diatas, yaitu hasil
Neutrofil staff ( 2-6% )
pemeriksaan hapusan darah tepi pada penderita CML ( Chronic Myeloblastic
Leukemia).
Spesialisasi fagositosis
masih baik. Terdapat fase kronis dimana pasien tidak menunjukkan gejala klinis. Hal
Neutrofil segmen (50-70%)
inilah yang sering menyebabkan pasien tidak terdiagnosis lebih awal. Biasanya
diagnosis pada fase ini ditemukan kebetulan pada saat dilakukan hapusan darah tepi
Jenis ini merupakan jenis terbanyak di leukosit
Sel pertahanan terutama terhadap invasi bakteri & jamur 1. Hemocytometer (bilik hitung, pipet leukosit, pipet eritrosit)
Limfosit T (Tidak menghasilkan antibodi, Menghancurkan virus, Respon 4. Larutan Truk (asam asetat glacial 2 ml, gentian violet 1 ml, aquades
Agranulosit Mononuklear 1. Bilik hitung di cari dengan menggunakan mikroskop, cari kotak sedang
4. kenudian dengan pipet yang sama hisap larutan truk sampai angka 11
7. tuangkan dalam bilik hitung yang telah ditutup dengan kaca penutup
40 x.
Perhitungan
volume kotak
Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit
Prinsip : terdapat perbedaan daya serap terhadap zat asam Nilai Normal Leukosit : 4.000 10.000/mm3
1. Mikroskop LEUKOSIT
2. Obyek glass
3. Lancet steril
4. Pencatat waktu
5. Rak pengecatan
6. Rak pengering
1.
7. Minyak imersi
Karakteristik
a. jumlah
8. Kaca penggeser
- dalam keadaan normal 7.000 - 9.000/mm3
b. fungsi
- diapedesis
- gerak amuboid
2. Cat hapusan dengan lar. Wright 2 menit
dapat bergerak seperti gerak amuba, mampu
- kemotaksis
4. Siram dengan aquadest
pelepasan zat kimia oleh jaringan yang rusak
negatif)
d. rentang kehidupan
leukositnya
2. Klasifikasi Leukosit
sitoplasma
sitoplasma
A. AGRANULOSIT B. GRANULOSIT
a. Agranulosit
1. monosit
abu-abu pucat.
- fungsi : sangat fagosit dan aktif, siap bermigrasi struktur monosit dan perbandingannya dengan eritrosit
ke jaringan. Jika telah meninggalkan
jaringan limfatik
organ lain
berlobud dua
kepanjangan.
2. Basofil
- jumlah : mencapai kurang dari 1% dari jumlah Netofil
total leukosit
- struktur : - bentuk granula besar dan tidak ber- Sel ini yang paling banyak terdapat dalam sirkulasi sel darah putih dan lebih cepat
aturan dengan warna keunguan merespons adanya infeksi dan cedera jaringan daripada jenis sel darah putih lainnya.
sampai hitam. Selama infeksi akut, netrofil berada paling depan di garis pertahanan tubuh. Netrofil
- nukleus berbentu huruf S yang beredar di darah tepi terbanyak adalah segmen, yaitu netrofil yang matur.
- fungsi : - menghasilkan histamin untuk me- Batang atau stab adalah netrofil imatur yang dapat bermultiplikasi dengan cepat
antikoagulan untuk mencegah Dalam keadaan normal, jumlah netrofil berkisar antara 50-65 % atau 2.5-6.5
Peningkatan jumlah netrofil (disebut netrofilia) dijumpai pada infeksi akut (lokal dan
jaringan (infark miokard akut, luka bakar, cedera tabrakan, pembedahan), penyakit
Penurunan jumlah netrofil (disebut netropenia) dijumpai pada penyakit virus, leukemia
Limfosit
Limfosit berperan penting dalam respons imun sebagai limfosit T dan limfosit B.
Dalam keadaan normal, jumlah limfosit berkisar 25-35 % atau 1.7-3.5 x10^3/mmk.
Jumlah limfosit meningkat (disebut limfositosis) terjadi pada infeksi kronis dan virus.
SLE.
Monosit
Monosit adalah baris pertahanan kedua terhadap infeksi bakteri dan benda asing. Sel
ini lebih kuat daripada netrofil dan dapat mengonsumsi partikel debris yang lebih
besar. Monosit berespons lambat selama fase infeksi akut dan proses inflamasi, dan
Dalam keadaan normal, jumlah monosit berkisar antara 4-6 % atau 0.2-0.6
x10^3/mmk.
Peningkatan jumlah monosit (disebut monositosis) dapat dijumpai pada : penyakit virus
Penurunan jumlah monosit dapat dijumpai pada leukemia limfositik, anemia aplastik.
Eosinofil
Jumlah eosinofil meningkat selama alergi dan infeksi parasit. Bersamaan dengan Selain melakukan fagositosis terhadap kuman, neutrofil juga memakan jaringan tubuh
peningkatan steroid, baik yang diproduksi oleh kelenjar adrenal selama stress maupun yang rusak atau mati.
penurunan.
2. Eosinofil
infeksi.
Penurunan jumlah eosinofil dapat
Basofil
basofilia) dapat dijumpai pada proses inflamasi, penggumpalan darah), yaitu heparin.
Neutrofil
5. Monosit
Eosinofil
Basofil
(agranulosit)
Monosit dapat bergerak seperti Amoeba dan mempunyai inti yang bulat/bulat panjang.
Limfosit
Monosit
1.
Beginilah proses
Neutrofil
fagositosis
Plasmanya bersifat netral, inti selnya berjumlah banyak (polimorf) dengan bentuk
Dari bermacam leukosit di
Ada 2 macam sel fagosit, yaitu neutrofil, dan Makrofag. Sel makrofag dapat keluar
dari dalam peredaran darah untuk masuk ke dalam jaringan tubuh. Kemampuan ini
disebut diapedesis, dan berguna untuk melacak/mencari lokasi dimana antigen atau
kuman berada. Jika antigen ditemukan maka sel makrofag juga akan melakukan
fagositosis.
limfosit T (T Sel)
limfosit B (B sel). Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang dan diedarkan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah, dan menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan
Seringkali antigen semacam virus memasuki tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi
melalui kulit dan selaput lendir untuk menghindari leukosit. Namun ada bentuk
pertahanan lain di sana. Sel-sel tubuh akan menghasilkan interferon yaitu zat yang