PENDAHULUAN
Pendidikan semakin maju tapi moral dan perilaku anak bangsa terutama kalangan
remaja SMA semakin mengkhawatirkan. Perilaku remaja SMA saat ini sungguh
sangat memprihatinkan terjadi penurunan yang sangat drastis terhadap moral dan
perilaku remaja SMA.
Saat ini sistem pendidikan nasional khususnya pendidikan dasar dan menengah dapat
dikatakan mengalami kemajuan. Indikatornya adalah penerapan kelas percepatan
(akselerasi), sekolah bertaraf internasional (SBI), sekolah rintisan bertaraf
internasional (RSBI), dan sekolah standar nasional (SSN). Semuanya hampir tidak
ada sebelum tahun 2000. Kemajuan tidak hanya pada sistem tapi juga fasilitas
khususnya pada sekolah yang sudah berstandar nasional dan internasional, seperti
ruangan full AC, ruangan berLCD dan televisi untuk mendukung proses belajar-
mengajar yang nyaris tidak ada pada sekolah-sekolah biasa. Pelajar kita juga semakin
pintar karena nilai 10 (sempurna) UAN/UAS SD hingga SMA bukan sesuatu yang
langka. Bahkan di satu sekolah bisa lebih dari 10 orang yang mendapat nilai
sempurna. Padahal sebelum Era Revormasi, angka 10 benar-benar angka istimewa.
Saat ini jika diperhatikan hanya sedikit pelajar yang melaksanakan ibadah berjamaah.
Mereka cenderung lebih suka berkumpul dengan teman-teman sebaya sekalipun
waktu solat telah tiba. Apalagi yang mengaji dan ibadah lainnya. Selain itu perilaku
pelajar saat ini terlihat kurang menghormati orang tua seperti berani membentak,
melawan, bahkan melakukan kekerasan fisik. Sesuatu yang benar-benar tidak sesuai
dengan budaya kita sebagi orang timur. Perilaku lainnya yang mengkhawatirkan
adalah meningkatnya jumlah pelajar yang merokok dari tahun ke tahun. Saat ini
sudah dapat kita temui pelajar kelas 4 SD yang sudah bisa bahkan terbiasa merokok.
Dua puluh tahun yang lalu pelajar yang merokok mayoritas mereka yang berstatus
pelajar SMA. Untuk masalah satu ini,, mereka tidak dapat disalahkan seutuhnya
1
karena mereka melihat perilaku orang tua mereka yang merokok bahkan terbiasa
disuruh membeli rokok sehingga mereka ingin mencobanya.
Model pakaian pelajar wanita sekarang sungguh memprihatinkan karena tidak sedikit
yang berpakaian ketat dan rok di atas lutut yang terlalu tinggi naiknya. Pakaian
seperti itu juga tidak nyaman dilihat. Menurut saya ini salah satu efek negatif
globalisasi karena model pakaian seperti itu berasal dari luar. Hal ini juga tidak
sesuai budaya pakaian kita yang cenderung lebih tertutup dan sopan. Saya rasa
pelajar yang berpakaian seperti itu hanya berpikir pendek. Sebagian hanya ingin
memamerkan tubuh mereka dan supaya dikenal oleh sekeliling mereka. Mereka tidak
berpikir akibat buruk yang ditimbulkan. Pelajar sekarang sudah biasa melakukan hal-
hal asusila mulai berciuman, ML, bahkan harus aborsi. Bahkan tidak sedikit pelajar
yang putus sekolah karena MBA. Sangat disayangkan jika masa depan yang cerah
menjadi rusak karena kenikmatan sesaat.
1.2.1 Peristiwa apa sajakah yang kini marak terjadi sebagai bentuk penyimpangan
dari karakter bangsa ?
1.2.3 Dampak apa saja yang ditimbulkan akibat penyimpangan karakter ini ?
2
1.3.3 Bagaimana proses perencanaan pendidikan karakter di sekolah
menengah Atas?
1.4.1 Mengembangkan kebiasaan dan perilaku anak bangsa yang terpuji dan sejalan
dengan karakter bangsa Indonesia.
1.4.2 Menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab kepada anak bangsa
sebagai generasi penerus bangsa.
3
BAB II
PEMBAHASAN
Pendidikan karakter adalah suatu sistem penanaman nilai-nilai karakter kepada siswa
sekolah yang meliputi komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan. Untuk melaksanakan nilai-nilai tersebut, baik terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, diri sendiri, dan sesama.Untuk itu proses pendidikan karakter di sekolah
melibatkan semua komponen seperti isi kurikulum, proses pembelajaran dan
penilaian, kualitas hubungan, penanganan atau pengelolaan mata pelajaran,
pengelolaan sekolah, pelaksanaan aktivitas atau kegiatan ekstrakurikuler,
pemberdayaan sarana prasarana, pembiayaan, dan kerja seluruh warga dan
lingkungan sekolah.
1. Pendidikan Karakter Menurut Lickona, yaitu suatu usaha yang disengaja untuk
membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan
nilai-nilai etika yang inti.
2. Pendidikan Karakter Menurut Suyanto, yaitu cara berpikir dan berperilaku yang
menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerja sama, baik dalam lingkup
keluarga, masyarakat, bangsa, maupun negara.
Ada beberapa peristiwa yang tergolong penyimpangan karakter di negeri ini. Contoh
kecil saja, di zaman yang sudah modern ini banyak orang yang lupa beretika, lupa
menjaga sopan santun, tak mau saling tolong menolong, tak bertanggung jawab,
tidak tahu batas-batas pergaulan dan masih banyak lagi. Hal sekecil itu saja sudah tak
terkendali, apalagi hal yang besar.
4
adalah pelajar tingkat SMP hingga mahasiswa. Keadaan inilah yang membuat
keadaan negeri ini semakin buruk.
Orang tua merupakan orang yang paling dekat dengan anak sekaligus orang pertama
yang memberikan kasih sayang, bahkan ketika anak itu masih ada dalam kandungan.
Contohnya saja seorang ayah mengumandangkan adzan dengan lirih di telinga sang
anak ketika ia baru saja dilahirkan, itulah bekal awal untuk mengawali hidup dengan
kebaikan. Sedangkan, ketika sang anak hendak tidur, ibulah yang menenangkan atau
membacakan dongeng untuknya. Tidak hanya itu, ayah dan ibu juga mengajari putra
putrinya berjalan, berbicara dan mulai berkomunikasi dengan orang lain. Dengan
begitulah, orang tua memberi bekal utama dalam megendalikan anaknya untuk
menjadi anak yang baik.
Namun, kenyataannya ada orang tua yang belum mengerti bagaimana cara mengasuh
anak dengan penuh cinta dan kasih sayang. Buktinya, ada saja orang tua yang
menitipkan anaknya kepada babby sitter atau pembantu rumah tangga. Sehingga,
anak tersebut mendapatkan pendampingan tumbuh dan berkembang bukan dari
orang tua yang sudah berkeahlian mengurus anak dan tidak pula orang tua itu
menjadi pendamping terindah ketika anaknya tumbuh. Ada saja alasan yang
dijadikan para orang tua untuk memutuskan menitipkan anak kepada babby sitter.
Salah satu alasan andalannya adalah karena harus mencari nafkah untuk membiayai
anak itu, padatnya jam kerja dan lain sebagainya. Seharusnya tidak begitu. Boleh saja
bekerja, tanpa melupakan tugas utama sebagai orang tua.
Ada pepatah bilang, bahwa segala sesuatu yang ditangani oleh orang yang bukan
ahlinya, tunggulah saat kehancurannya. Berarti harusnya para orang tua harus
memiliki kemampuan dalam hal mengurus anak.
Tidak hanya itu, bentuk perlakuan yang diterima anak dari orang tua dan lingkungan,
menentukan kualitas kepribadian seorang individu. Seseorang yang memiliki
kepribadian lemah karena ia kurang mendapat perhatian penuh dari orang tua, kurang
rasa aman, sering dimanjakan. Sebaliknya, seseorang yang memiliki kepribadian
yang kuat karena ia telah mendapat perhatian penuh dari orang tua, kehangatan jiwa
dan pemberian pengalaman hidup dari orang tuanya.
Peran kedua sebagai seseorang yang mengembangkan karakter anak adalah guru.
Sebagai seorang guru, hendaknya memiliki kemampuan dalam mendidik siswanya
terutama sering-sering mengecek siswanya. Tidak hanya sekedar menghabiskan bab-
bab pada buku pelajaran, sekedar menyampaikan informasi atau mengejar target
kurikulum.
Menurut pengakuan salah satu siswa, ada saja penyakit guru yang dapat
mempengaruhi proses belajar mengajar di kelas, diantaranya :
5
Tidak punya selera mengajar
Kurang disiplin
Kurang terampil
Hal yang seperti inilah yang bisa menjadi salah satu penghambatnya.
Peran ketiga adalah masyarakat atau tempat anak itu tinggal atau bermain atau
bergaul. Anak bisa terkontaminasi kebiasaan yang buruk akibat pengaruh luar.
Sehingga, sedini mungkin orang tua harus bisa menjaga anak-anaknya dari pengaruh
luar yang negatif.
2.3.2 Banyak anak tidak memiliki sikap yang santun terhadap orang lain
2.3.5 Banyak terjadi pemberontakan yang dilakukan anak terhadap orang tuanya
2.3.6 Perubahan gaya hidup, mulai dari nilai-nilai agama, social dan budaya
2.4.1 Bagi pra orang tua, sebaiknya mulai sekarang belajar bagaimana mengasuh
anak yang baik dan benar dengan cara mengikuti parenting education
2.4.1 Lebih memperhatikan anak dan mendampingi anak dalam situasi apapun
2.4.1 Mengutamakan waktu bersama dengan keluarga walaupun jam kerja padat
6
2.4.1 Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu
mata pelajaran.
2.4.1 Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi
contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan,
disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan.
2.4.1 Mengkoreksi perbuatan yang kurang baik secara spontan, misalnya menegur
ketika siswa berteriak-teriak ketika proses pembelajaran berlangsung
2.4.1 Memuji perbuatan tepuji, misalnya memperoleh nilai tinggi, membantu teman
atu bahkan memperoleh prestasi dibidang seni atau olahraga
2.4.1 Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik
menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita
mengembangkan potensi dasar siswa agar berhati baik, berpikiran baik, dan
berperilaku baik.
7
2.2.2 Tujuan Pendidikan Berkarakter
Nilai- nilai di bawah ini belum dilaksanakan secara optimal. Nilai nilai pendidikan
karakter di SMA seharusnya seperti :
4 Disiplin 13 Bersahabat/Komunikatif
a.Pembelajaran umum
Dilakukan secara bersama (semua jenjang atau perjenjang kelas), dengan aktivitas:
seminar, talk show, kesaksian, demonstrasi (seni, OR, ketrampilan, kreativitas, dan
lain-lain yang sudah dimiliki siswa melalui kegiatan ekstrakurikuler maupun
mandiri). Tujuan: Menambah wawasan, mengembangkan adversity question,
8
spiritual question. Pengenalan diri dan kemampuan mengeksplorasi diri serta
penghargaan terhadap kemampuan orang lain.
b.Pembelajaran klasikal
Dilakukan di dalam kelas dengan berbagai metode dan topik yang mengacu pada
kompetensi dasar:
1). Sikap dan perilaku yang hubungannya dengan Tuhan
2). Sikap dan perilaku yang hubungannya dengan diri sendiri
3). Sikap dan perilaku yang hubungannya dengan keluarga
4). Sikap dan perilaku yang hubungannya dengan masyarakat dan bangsa
5). Sikap dan perilaku yang hubungannya dengan alam sekitar.
d.Pendampingan mentor
Penunjukan siswa senior untuk dapat memberikan pendampingan terhadap yuniornya
dalam menghadapi berbagi problematika pengembangan diri dan pergaulan. Tujuan:
melatih kemandirian dan memupuk rasa tanggung jawab. Mampu memahami
perasaan dan masalah orang lain serta mendengarkan ide-ide dan mengatasi masalah
secara bertanggung jawab. Meningkatkan rasa percaya diri dan hubungan yang
mendalam serta penerimaan apa adanya terhadap orang lain. Memperdalam
pemahaman nilai-nilai moral dan kebenaran.
e.Belajar membelajarkan
Aktivitas dilakukan dalam kelompok kecil di kelas dengan membahas topik-topik
permasalah/isu-isu up to date dalam diri siswa dan di masyarakat. Guru bertindak
sebagai pengamat. Tujuan: memupuk dan mengembangkan cara berpikir kritis,
kreatif, etis dan menghargai orang lain. Mengembangkan rasa percaya diri, berani
namun sopan. Menguatkan nilai-nilai moral dan kebenaran yang telah dimiliki.
9
3.0 Proses perencanaan pendidikan karakter di sekolah menengah atas.
Selain guru mengajar dan mendidik siswanya, prilaku dan tingkah laku guru
biasanya ditiru oleh siswa. Perilaku ini akan membentuk karakter siswa. Contohnya :
Guru mengucapkan salam dengan ramah kepada siswa ketika memasuki ruang
kelas (contoh nilai yang ditanamkan: santun, peduli)
Mendoakan siswa yang tidak hadir karena sakit atau karena halangan lainnya
(contoh nilai yang ditanamkan: religius, peduli)
Memastikan bahwa setiap siswa datang tepat waktu (contoh nilai yang
ditanamkan: disiplin)
Menegur siswa yang terlambat dengan sopan (contoh nilai yang ditanamkan:
disiplin, santun, peduli)
10
3.2 Penyimpangan karakter pada siswa.
Meskipun guru telah mengajarkan nilai-nilai karakter yang baik kepada siswa,
kadangkala siswa tidak menuruti atau tidak mematuhi nilai karakter tersebut.
Contohnya :
Tidak disiplin ketika mengikuti upacara bendera (tidak memakai atribut yang
lengkap) .
Bertengkar karena suatu permasalahan (merupakan contoh siswa yang tidak cinta
damai) .
Dll.
Bagi para guru, sebaiknya mulai menerapkan proses pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan serta membantu siswa yang mengalami kesulitan dalam suatu
mata pelajaran.
Guru yang menjadi contoh dan panutan di sekolah juga harus dapat memberi
contoh yang baik kepada murid-muridnya, seperti berpakaian rapi, berkata sopan,
disiplin, perhatian kepada murid dan menjaga kebersihan.
11
Sekolah sebaiknya mendukung program pendidikan budaya dan karakter bangsa
dalam perwujudan misalnya toilet sekolah yang bersih, bak sampah terletak di
berbagai tempat dan kondisi sekolah yang bersih.
Kita sendiri sebagai pelajar, hendaknya dapat menyaring hal-hal yang baik
menurut kita dan hal-hal yang buruk bagi kita.
Memberi ruang kepercayaaan pada diri bahwa karakter yang tidak baik bisa
diubah menjadi karakter yang baik.
Antara siswa dengan guru sering berinteraksi,di dalam kelas maupun di luar kelas.
12
BAB III
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
4.2 Kritik
4.3 Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2010/08/20/pendidikan-karakter-di-smp/
http://belajarpsikologi.com/pengertian-pendidikan-karakter/
file:///C:/Users/Mr.%20Rudy%20W/Documents/aiu%20de%20cessa/data/contoh
%20karya%20ilmiah%20yang%20baik%20dan%20benar%20_%20ilmu
%20pengetahuan.html
http://pipitmasihtk.blogspot.com/2012/11/mendidik-dan-menumbuhkan-
manusia.html
14