Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Sedangkan, dalam Pasal 1 angka 1 Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 1614 Tahun 2004 tetang Pedoman Permohonan Kontrak Karya dan
Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu Bara dalam rangka penanaman modal
Asing Berdasarkan keputusan Menteri tersebut, Kontrak Karya di definisikan sebagai berikut2
Perjanjian antara Pemerintah Indonesia dengan perusahaan berbadan hukum Indonesia
dalam rangkan penanaman modal asing untuk melaksanakan usaha pertambangan galian,
tidak termasuk minyak bumi, gas alam, panas bumi, radio aktif, dan batubara
1 Abrar Saleng, Hukum Pertambangan (Yogyakarta: UII Press, 2004) hlm 146
2 Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral, Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor
1614 Tahun 2004,Pasal 1 angka 1
3 Erman Rajagukguk, dkk, Hukum Penanaman Modal (Depok : FHUI, 2007), hlm 186
1
Selanjutnya,Sri Woelan Azis mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian Kontrak
Karya yaitu suatu kerja sama di mana pihak asing membentuk suatu badan hukum di
Indonesia dan badan hukum Indonesia ini bekerjasama dengan badan hukum Indonesia yang
menggunakan modal nasional 4
Dasar hukum kontrak karya terdiri dari beberapa peraturan yang berkembang setelah tahun
1967, dimana selain kontrak karya berkembang, pada saat itu juga telah di sah kan Undang-
Undang mengenai Penanaman Modal Asing dan Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Berikut adalah undang-undang terkait dengan kontrak karya :
4 Sri Woelan Aziz, 1996 hlm 62 dalam Salim H.S, Perkembangan Hukum Kontrak
Innominaat Di Indonesia( Jakarta : Grafika, 2003) hlm 129
5 Salim HS, Hukum Pertambangan di Indonesia, (Jakarta : PT Rajagrafindo Persada, 2005), 130
6 Salim HS ,Op.Cit. 64
2
1. Undang- Undang No. 1 Tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing jo UU No, 11
Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undang No. 1 Tahun 1967 tentang
Penanaman Modal Asing.
Undang- Undang ini menjelaskan mengenai pengertian penanaman modal asing,
bentuk hukum, kedudukan dan daerah berusaha, bidang usaha modal asing, tenaga kerja,
pemakaian tanah, kelonggaran-kelonggaran perpajakan dan pungutan lain, jangka waktu
penanaman modal asing, hak transfer dan repatriasi, nasionalisasi dan kompensasi kerja sama
modal asing dan modal nasional, kewajiban-kewajiban lainnya bagi penanam modal asing,
ketentuan-ketentuan lain, dan ketentuan peralihan.
Di dalam Pasal 8 UU No. 1 Tahun 1967, tentang Penanaman Modal Asing menyatakan
bahwa:
1. Penanaman modal asing di bidang pertambangan didasarkan pasa suatu kerjasama
ntah atas dasar kontrak karya atau bentuk lain sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Sistem kerjasama atas dasar kontrak karya atau dalam bentuk lain dapat
dilaksanakan dalam bidang bidang usaha lain yang akan ditentukan oleh pemerintah.
2. Undang-Undang No. 6 Tahun 1968 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam negeri
jo Undang- Undang No. 12 Tahun 1970 tentang Perubahan dan Tambahan Undang-Undng
No. 6 Tahun 1968 tentang Penanaman Modal Dalam Negeri
3. Undang-Undang No. 11 Tahun 1967 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Pertambangan.
Undang-undang ini menjelaskan mengenai penggolongan bahan galian, pelaksanaan
pengusahaan bahan galian, bentuk dan organisasi pengusahaan pertambangan, kuasa
pertambangan, cara dan syarat-syarat bagaimana memperolah kuasa pertambangan,
berakhirnya kuasa pertambangan, hubungan kuasa pertambangan dengan hak-hak tanah,
pungutan-pungutan negara, pengawasan pertambangan dan juga sanksi-sanksi yang
diatuhkan.
Pasal 10 UU No.12 Tahun 1967 berbunyi sebagai berikut :
1. Menteri dapat menunjuk pihak lain sebagai kontraktor apabila diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan yang belum atau tidak dilaksanakan sendiri oleh
instansi pemerintah atau perusahaan negara yang bersangkutan selaku pemegang
kuasa pertambangan
2. Dalam mengadakan perjanjian karya dengan kontraktor seperti yang dimaksud
dalam ayat 1 pasal ini, Instansi Pemerintah atau Perusahaan negara harus berpegang
3
pada pedoman-pedoman, petunjuk-petunjuk dan syarat-syarat yang diberikan oleh
menteri
3. Perjanjian karya tersebut dalam ayat 2 pasal ini mulai berlaku sesuadah disahkan
oleh Pemerintah setelah berkonsultasi dengan Dewan Perwakilan Rakyat apabila
menyangkut eksplorasi golongan A sepanjang mengenai bahan-bahan galian yang
ditentukan dalam Pasal 13 UU ini atau yang diperjanjian kerjanya berbentuk
penanaman modal asing.
4
D. Ciri-Ciri Kontrak Karya Pertambangan
Kontrak karya merupakan salah satu dari jenis-jenis kerja sama dalam usaha pertambangan
selain kontrak karya ada juga Kuasa Pertambangan (KP) dan Perjanjian Karya Pengusahaan
Pertambangan Batubara (PKP2B). Objek dari kontrak karya sendiri adalah perjanjian-
perjanjian pertambangan diluar minyak bumi dan gas bumi seperti emas, tembaga, dan batu
bara. Pengusahaan pertambangan umum mencakup kegiatan penyelidikan umum eksplorasi,
eksploitasi, pengolahan, dan pemurnian, pengangkutan serta penjualan bahan galian. Khusus
untuk Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batubara (PKP2B)
mencakup juga kegiatan studi kelayakan dan konstruksi. Bahan-bahan galian ini
dikelompokkan menjadi 3 golongan: Pertama, bahan galian strategis disebut golongan A,
kedua bahan galian vital disebut golongan B, dan ketiga, bahan galian bukan strategis dan
bukan vital A disebut golongan C.
Kontrak karya merupakan perjanjian innomirat yaitu perjanjian yang pengaturannya
tidak diatur dalam Kitab Undang-Undanng Hukum Perdata . Karena kontrak karya adalah
perjanjian khusus yang ketentuaanya merujuk pada pasal 1338 Kitab Undang-Undanng
Hukum Perdata, yang terkenal dengan asas kebebasan berkontrak. Dimana dalam pasal 1338
para pihak yang sepakat untuk mengikatkan dirinya dalam perjanjian, maka perjanjian
tersebut menjadi hukum dan mengikat bagi para pihak yang menandatanganiny, Tetapi
dibatasi oleh pasal 1320 Kitab Undang-Undanng Hukum Perdata. Kontrak karya adalah
perjanjian yang bersifat dinamis dimana terdapat butir-butir yang dapat direnegosiasi antara
lain: luas wilayah, tenaga kerja, royalti, masa kontrak, pajak, pengembangan wilayah usaha
setempat, domestic market obligation, dan kepemilikan saham 8
Sebuah permohonan kontrak karya baru dilakukan apabila telah terbit persetujuan
pencadangan wilayah pertambangan oleh menteri atau gubernur , atau bupati/walikota.
Permohonan kontrak karya itu diajukan oleh pemohon kepada pejabat sesuai dengan
kewenangannya, dengan melampirkan9:
8 Robby Ferliansyah, Analisis Mengenai Pemberian Fasilitas Khusus Di Bidang Perpajakan
Dalam Kontrak Karya Antara PT FIC Dengan Pemerintah Indonesia, Skripsi Program Sarjana
Ilmu Hukum FHUI ( Jakarta; Program Sarjana, 2011), hal. 33
9 Salim HS (2), Op.Cit 151-152
5
1. Peta wilayah yang diterbitkan oleh Unit Pelayanan Informasi Wilayah Pertambangan
(UPIWP) Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral;
2. Salinan fotokopi tanda terima penyetoran uang jaminan kesungguhan dari Bank
Pemerintah untuk wilayah yang berada pada kewenangan pemerintah atau Bank
Pembangunan Daerah untuk wilayah yang berada pada kewenangan pemerintah daerah, atau
salinan/kopi tanda pengiriman uang (transfer) dari bank pemohon;
3. Laporan tahunan perusahaan pemohon dan laporan keuangan untuk periode tiga tahun
yang telah diaudit oleh akuntan publik, apabila waktu pendirian perusahaan pemohon kurang
dari tiga tahun, dapat menggunakan laporan untuk perusahaan atau afiliasinya dengan syarat
bahwa induk perusahaan atau afiliasi tersebut memberikan pernyataan akan menyediakan
dana bagi pelaksanaan kontrak karya dimaksud;
4. Surat kuasa khusus dari direksi yang diketahui oleh komisaris perusahaan kepada wakil
yang ditugasi menandatangani permohonan atau melakukan perundingan atau membubuhkan
paraf rancangan atau penandatanganan kontrak karya apabila direksi tidak melakulannya
sendiri
5. Kesepakatan bersama dalam hal pemohon lebih dari satu
6. Tanda terima Surat Pemberitahuan (SPT) pajak tahun terakhir atau NPWP bagi perusahaan
nasional
Selain syarat-syarat tersebut, pemohon kontrak karya juga harus menyampaikan syarat-
syarat lainnya yang disampaikan dalam waktu satu bulan sejak diberikan persetujuan prinsip oleh
Direktur Jenderal atau gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya, yang
meliputi: 10
1. Rencana kerja dan anggaran sampai dengan tahap penyelidikan umum;
2. Akta pendirian perusahaan;
3. Perjanjian kerja sama (joint venture agreement) dalam hal pemohon lebih dari satu;
4. Surat pernyataan dari pemegang kuasa pertambangan dalam hal wilayah kuasa pertambangan
dimaksud akan digabung menjadi wilayah kontrak karya;
5. Salinan Keputusan Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral atau gubernur atau
bupati/walikota yang masih berlaku tentang pemberian kuasa pertambangan.
Prosedur permohonan kontrak karya yang diajukan kepada gubernur, antara lain: 12
1. Permohonan kontrak karya diajukan kepada gubernur.
2. Penyampaian persetujuan prinsip atau penolakan gubernur kepada pemohon.
3. Gubernur meminta kepada Direktur Jenderal dan bupati/walikota mengenai pejabat yang
ditunjuk dan ditugaskan sebagai anggota Tim Perunding yang akan dibentuk oleh gubernur.
Selanjutnya Direktur Jenderal mengkoordinasikan penunjukan anggota Tim gubernur Perunding
dari Departemen Energi dan Sumber daya Mineral dan Instansi Terkait di Pusat.
Di dalam sebuah kontrak karya yang disusun oleh para pihak telah diatur dan ditentukan tentang
hak dan kewajiban para pihak. Seperti yang sudah dijelaskan juga bahwa pihak-pihak yang
melakukan perjanjian adalah pihak Pemerintah Indonesia dan Pihak Asing. Pihak Pemerintah
Indonesia berhak atas royalty, pajak-pajak, dan lain-lain . Kemudian, kewajibannya adalah
menjaga keamanan, mengjaga, dan melindungi investasi yang ditanamkan oleh pihak investor.
Sedangkan hak dan kewajiban yang dimiliki oleh investor adalah :
Hak Pihak Investor 13:
a. Hak tunggal untuk mencari dan melakukan eksplorasi mineral di dalam wilayah kontrak karya;
b. Mengembangkan dan menambang secara baik setiap endapan mineral yang ditemukan di
wilayah pertambangan;
c. Mengolah dan memurnikan, menyimpan, dan mengangkut dengan cara apa pun semua mineral
yang dihasilkan
d. Memasarkan, menjual, atau melepaskan semua produksi di dalam maupun luar negeri;
Kuasa pertambangan yang berakhir demi hukum adalah kuasa pertambangan berakhir
karena jangka waktu yang ditentukan dalam kuasa pertambangan telah habis dan tidak dilakukan
perpanjangan.
14 Ibid, hlm 82
15 Ibid, hlm 86
9
I. Contoh Kontrak Karya
Berikut adalah contoh perjanjian dari Kontrak Karya yang dilakukan oleh Pemerintah
Indonesia dan Perusahaan Asing.16 ( TERLAMPIR)
16Fifiek Noorfitrie W, Perbandingan Kontrak Karya dan Kontrak Bagi Hasil Dalam Sektor Pertambangan
Umum, Skripsi Program Sarjana Ilmu Hukum FHUI ( Jakarta; Program Sarjana, 1998), halaman lampiran.
10