Anda di halaman 1dari 43

Panduan Pendamping 2015

PANDUAN PENDAMPING
PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA
PROVINSI JAWA TENGAH

Disusun oleh:

TIM DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT IV


ANGKATAN XXXIII
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TENGAH

KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA


DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TENGAH
2015

BIODATA DOKTER PENDAMPING

1
Panduan Pendamping 2015

NAMA :

NIP :

PANGKAT/GOL :

JABATAN :

NAMA WAHANA :

ALAMAT KANTOR :

NO. TELP / HP :

EMAIL :

PENDAMPING :

NO. REKENING BANK :

NO. NPWP :


,
Dokter
Pendamping

2
Panduan Pendamping 2015

(
.)

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sesuai dengan amanah Undang Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun
2004 tentang Praktik Kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi yang akan
berpraktik di Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang
diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI). Setiap dokter dan dokter
gigi yang telah memiliki STR memiliki kewenangan melakukan praktik kedokteran
sesuai dengan pendidikan dan kompetensi yang dimiliki. Syarat untuk
mendapatkan STR diantaranya: memiliki ijazah dokter, mempunyai surat
pernyataan telah mengucapkan sumpah/janji dokter, dan memiliki Sertifikat
Kompetensi yang dikeluarkan oleh kolegium sebagai pengakuan terhadap
kemampuan seorang dokter untuk menjalankan praktik kedokteran di seluruh
Indonesia setelah lulus uji kompetensi.

Pasal 27 UU No 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa


untuk memberikan kompetensi kepada dokter, dilaksanakan pendidikan dan
pelatihan kedokteran sesuai dengan standar pendidikan profesi dokter. Setelah
dididik dan dilatih serta lulus dari institusi pendidikan dokter, diperlukan program
pemahiran sebagai salah satu tahap pelatihan keprofesian pra registrasi berbasis
kompetensi pelayanan primer. Untuk itu Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga
Indonesia telah merancang Program Internsip Dokter Indonesia (PIDI) sebagai
program yang dianggap paling sesuai serta dapat mengemban misi tersebut
diatas.

3
Panduan Pendamping 2015

Penyelenggara PIDI adalah Kementerian Kesehatan bersama dengan pemangku


kepentingan (stake holders) terkait diantaranya pemerintah daerah, asosiasi
institusi pendidikan kedokteran Indonesia (AIPKI), asosiasi rumah sakit daerah
(ARSADA), dan pihak terkait lainnya. Pelaksana program adalah Komite
Internsip Dokter Indonesia (KIDI), baik ditingkat pusat maupun daerah, yang
dibentuk berdasarkan SK Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
138/Menkes/SK/I/2011). Tugas utama KIDI adalah melakukan koordinasi
pelaksanaan PIDI dan mengambil langkah penyelamatan kegiatan bila terjadi
hal-hal yang berpotensi mengganggu kelancaran proses pelaksanaan PIDI
tersebut.

Program Internsip Dokter Indonesia merupakan tahap pelatihan keprofesian


praregistrasi berbasis kompetensi pelayanan primer guna memahirkan
kompetensi yang telah mereka capai setelah memperoleh kualifikasi sebagai
dokter melalui pendidikan kedokteran dasar. Program Internsip Dokter Indonesia
dilaksanakan di Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) yang terdiri dari
Rumah Sakit (RS) dan Puskesmas yang telah memenuhi persyaratan yang
ditetapkan serta disahkan sebagai wahana Internsip oleh Komite Internsip Dokter
Indonesia (KIDI) Pusat.

Peserta Internsip hanya diijinkan melakukan praktik kedokteran di Wahana


Internsip sesuai Surat Ijin Praktik Internsip (SIP Internsip) dan untuk itu setiap
peserta didampingi oleh seorang Dokter layanan primer dari wahana
tersebut yang disebut sebagai dokter Pendamping. Peran dan fungsi
pendamping adalah memfasilitasi proses pemahiran peserta agar tercapai
kinerja sebagai dokter layanan primer yang mampu menerapkan
pendekatan kedokteran keluarga.

Untuk memudahkan pelaksanaan Program Internsip Dokter Indonesia , KIDI


Provinsi Jawa Tengah beserta Tim dari program terkait di Dinas
KesehatanProvinsi Jawa Tengah menerbitkan panduan bagi dokter pendamping
dalam pelaksanaan program dokter Internsip Indonesia di Jawa Tengah

4
Panduan Pendamping 2015

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Panduan Pendamping Peserta Internsip digunakan sebagai acuan bagi dokter
pendamping Program Internsip Dokter Indonesia di Provinsi Jawa Tengah

2. Tujuan Khusus
Pedoman Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia bertujuan sebagai
acuan dalam:
a. Pelaksanaan Pendampingan Peserta Internsip di Puskesmas
b. Pelaksanaan Pendampingan Peserta Internsip di Rumah Sakit
c. Evaluasi pelaksanaan pendampingan.

5
Panduan Pendamping 2015

BAB II
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN

A. Tugas Pokok dan Fungsi

Pendamping internsip memiliki tugas:


1. Meyakinkan bahwa semua sarana dan prasarana proses internsip tersedia
secara optimal dan dapat dimanfaatkan oleh setiap peserta
2. Menyusun jadwal kegiatan selama PIDI di wahana
3. Membaca dan menilai hasil kerja dan atau pekerjaan rumah peserta internsip
4. Memfasilitasi proses pelaksanaan PIDI sehingga pengalaman semua peserta
sesuai dengan target kinerja sebagai dokter layanan primer yang mampu
menerapkan pendekatan kedokteran keluarga dan program pemerintah
lainnya.
5. Menilai dan melaporkan kinerja peserta program internsip dan umpan balik
kepada peserta
6. Menampung usulan peserta untuk perbaikan sarana, prasarana dan perbaikan
sistem pelaksanaan internsip

B. KEWAJIBAN DAN HAK


1. Kewajiban pendamping
a. Mendampingi peserta internsip maksimal 5 orang (dapat disesuaikan untuk
keadaan-keadaan tertentu)
b. Melaksanakan tugas dan fungsinya sebagai pendamping sesuai dengan
ketentuan yang berlaku , khususnya menilai kinerja peserta
c. Menandatangani kontrak kerja sebagai pendamping internsip sejak mulai
mendampingi peserta internsip selama 2 tahun
2. Hak pendamping
a. Memperoleh Sertifikat Pendamping dari Pusdiklat Aparatur Kementerian
Kesehatan RI
b. Mendapat SK Kepala Badan PPSDM Kesehatan sebagai pendamping
c. honorarium sesuai dengan ketentuan yang berlaku selama yang
bersangkutan melakukan pendampingan.

6
Panduan Pendamping 2015

C. Penilaian Kinerja Pendamping

Setiap pendamping akan dinilai kinerjanya sebagai pendamping oleh KIDI


Provinsi berdasarkan masukan dari:

1. Peserta internsip mengenai kompetensi pendamping dalam mendampingi,


kepribadian, kemudahan ditemui dan kemudahan komunikasi.

2. Kepala dan staf wahana internsip tempat melaksanakan tugas sebagai


pendamping berupa pengetahuan, skills, kolegalitas, sikap dan etik

3. Laporan kinerja pendamping setiap periode 4 bulan

Setiap pendamping dapat dicabut kewenangannya sebagai pendamping apabila


melanggar kewajibannya sebagai pendamping atau tidak dapat lagi
melaksanakan tugas pendampingan. Pencabutan kewenangan dilakukan oleh
KIDI Pusat atas rekomendasi KIDI Provinsi.

Agar pelaksanaan program internsip tidak terhambat, Kepala/Direktur Wahana


berhak menunjuk pengganti pendamping peserta internsip yang pendampingnya
di non aktifkan. Selanjutnya Kepala/Direktur Wahana segera mengusulkan secara
tertulis pendamping penggant ike KIDI Provinsi dengan tembusan ke KIDI Pusat
untuk segera diterbitkan SK sebagai pendamping.

D. Parameter Penilaian Kinerja Peserta Oleh Pendamping

1. Penilaian Peserta

Penilaian peserta dilakukan oleh pendamping. Secara informal pendamping


memperoleh masukan dari pemangku kepentingan terkait, antara lain sejawat
lain, tenaga kesehatan lain, masyarakat dan pasien.

Penilaian kinerja diperoleh berdasarkan pengamatan terhadap perilaku,


kompetensi medik, komunikasi, kepribadian dan profesionalisme. Selain itu
penilaian diperoleh dari buku log, laporan kasus dan portofolio. Terlampir format
dan tabel untuk pengisian kinerja.

Kegiatan dikelompokkan dengan kode kegiatan sebagai berikut:

7
Panduan Pendamping 2015

A. Kasus Medik
B. Kasus Bedah
C. Kasus Kegawat daruratan
D. Kasus Kejiwaan
E. Kasus Medikolegal

BAB III
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DALAM UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT

A. Target Pengelolaan Kasus UKM ( Upaya Kesehatan Masyarakat ) Oleh


Dokter Internsip

8
Panduan Pendamping 2015

Pengelolaan kasus UKM Dilaksanakan di Puskesmas (Pusat Kesehatan


Masyarakat) yang ditargetkan harus memenuhi jumlah dan jenis yang
cukup yang mencakup yaitu:
1. Pelayanan Kesehatan Masyarakat Primer (PKMP)* dengan kode
kegiatan:
a. Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
b. Upaya Kesehatan Lingkungan
c. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana (KB)
d. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
e. Upaya surveillance, Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit
Menular dan Tidak Menular
f. Upaya Pengobatan Dasar
g. Mini project dengan pendekatan lingkaran pemecahan masalah.
h. Masing-masing kode kegiatan sekurang-kurangnya satu kasus
2. Pelayanan Kesehatan Perorangan Primer (PKPP)**
3. Penelitian sederhana mengenai status kesehatan masyarakat
Target tersebut harus dipenuhi selama 4 bulan pelaksanaan internsip di
puskesmas.

B. RINCIAN KEGIATAN UKM DI PUSKESMAS

N UPAYA KEGIATAN PUSKESMAS PUSKESMAS KAWASAN


O KAWASAN PERDESAAN
PERKOTAAN
1a PELAYANAN PENYULUHAN Promosi Kesehatan di Promosi Kesehatan di
PROMOSI Sekolah Pendidikan Sekolah Pendidikan
KESEHATAN Dasar : Dasar :
Penjaringan , deteksi dini Penjaringan , deteksi dini
pada siswa baru pada siswa baru
khususnya mata, telinga khususnya mata, telinga
dan gigi dan gigi
b Promosi Pemberdayaan Promosi Pemberdayaan
Masyarakat dibidang Masyarakat dibidang
kesehatan terkait kesehatan terkait personal
personal higiene dan higiene dan kesehatan
kesehatan masyarakat masyarakat sekitar
sekitar
c Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan jiwa
jiwa masyarakat dan masyarakat dan napza
napza sebagai upaya sebagai upaya preventip
preventip promotip promotip dengan
dengan memberikan memberikan contoh dan
contoh dan akibatnya akibatnya
d Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan
bagi ibu hamil dan bagi ibu hamil dan

9
Panduan Pendamping 2015

menyusui melalui deteksi menyusui melalui deteksi


dini ibu hamil lewat desa dini ibu hamil lewat desa
siaga siaga
e Penyuluhan kesehatan
jiwa masyarakat dan
napza pada populasi
beresiko (lansia, anak
dan remaja)
f Penyuluhan pada Penyuluhan pada
kelompok atau kelompok atau masyarakat
masyarakat tentang tentang perilaku menjaga
perilaku menjaga kesehatan diri dan
kesehatan diri dan lingkungan dengan tidak
lingkungan dengan tidak merokok, melakukan PSN,
merokok, melakukan tidak membuang sampah
PSN, tidak membuang sembarangan & cuci
sampah sembarangan & tangan pakai sabun
cuci tangan pakai sabun (CTPS)
(CTPS)
g Penyuluhan kesehatan Penyuluhan kesehatan gigi
gigi dan mulut dengan dan mulut dengan
pendekatan siklus pendekatan siklus
kehidupan melalui kehidupan melalui
pengobatan di PKM pengobatan di PKM dalam
dalam gedung (menuju gedung
UKGS inovatif dengan
pemeriksaan metode
Irine Donat)
h Penyuluhan peningkatan Penyuluhan peningkatan
kesadaran masyarakat kesadaran masyarakat
tentang imunisasi dengan tentang imunisasi dengan
penyelenggaraan di penyelenggaraan di
posyandu khususnya posyandu khususnya untuk
untuk 5 imunisasi dasar 5 imunisasi dasar lengkap
lengkap serta sosialisasi
IPV
i Konseling kesehatan Konseling kesehatan
reproduksi pada reproduksi pada kelompok
kelompok anak remaja anak remaja pada SMA
setara SMA dan dan sederajat melalui
sederajat melalui teman teman sebaya (peer group)
sebaya (peer group)
j Peningkatan Peningkatan pengetahuan
pengetahuan komprehensif masyarakat
komprehensif masyarakat tentang pencegahan
tentang pencegahan penularan HIV-AIDS dan
penularan HIV-AIDS dan IMS dengan penyuluhan
IMS dengan penyuluhan perilaku menjaga PHBS
perilaku menjaga PHBS lewat sekolah/peer group
lewat sekolah/peer group
j Peningkatan Peningkatan pengetahuan
pengetahuan dan dan kepedulian masyarakat

10
Panduan Pendamping 2015

kepedulian masyarakat tentang penyakit diare,


tentang penyakit diare, tifoid, dan hepatitis ( diare
tifoid, dan hepatitis ( diare dengan LROA / penyuluhan
dengan LROA / bagi pasien untuk
penyuluhan bagi pasien mengetahui tingkat
untuk mengetahui tingkat rehidrasi & cara tepat
rehidrasi & cara tepat pemberian oralit serta zink)
pemberian oralit serta
zink)
k Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling
pemberian makanan bayi pemberian makanan bayi
dan anak (PMBA) dan anak (PMBA) meliputi
meliputi ASI dan ASI dan
MP-ASI untuk balita MP-ASI untuk balita sehat,
sehat, balita kurang gizi balita kurang gizi dan balita
dan balita gizi buruk gizi buruk rawat jalan serta
rawat jalan serta penjaringan dan penentuan
penjaringan dan status BGM dan 2T di
penentuan status BGM posyandu untuk menyusun
dan 2T di posyandu rencana intervensi
untuk menyusun rencana
intervensi
l Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling
mengenai pola makan & mengenai pola makan &
perilaku makan serta perilaku makan serta
aktifitas fisik bagi anak aktifitas fisik bagi anak usia
usia sekolah khususnya sekolah khususnya bagi
bagi anak dengan gizi anak dengan gizi baik dan
baik dan kurang kurang
m Edukasi dan konseling Edukasi dan konseling
mengenai pola makan, mengenai pola makan,
perilaku makan bagi perilaku makan bagi bumil
bumil KEK/ kurus KEK/ kurus (penjaringan
(penjaringan untuk ibu untuk ibu hamil KEK &
hamil KEK & anemi) anemi)
n Konseling Dietetik yang Konseling Dietetik yang
dilaksanakan di PKM dilaksanakan di PKM rawat
rawat inap bagi pasien inap bagi pasien rawat inap
rawat inap & ibu & ibu menyusui (konseling
menyusui (konseling menyusui)
menyusui)
o Kegiatan edukasi dan Kegiatan edukasi dan
konseling tentang konseling tentang
swamedikasi dan swamedikasi dan
penggunaan obat untuk penggunaan obat untuk
obat bebas & obat bebas obat bebas & obat bebas
terbatas (KIE) terbatas (KIE)
a PEMBERDAYA Memotivasi tokoh Memotivasi tokoh
AN masyarakat (TOMA) masyarakat (TOMA) dalam
MASYARAKAT dalam pembentukan pembentukan kader
kader kesehatan atau kesehatan atau
pembentukan kelompok pembentukan kelompok

11
Panduan Pendamping 2015

peduli terhadap peduli terhadap kesehatan


kesehatan dengan dengan mengaktifkan FKD
mengaktifkan FKD untuk untuk mendorong TOMA
mendorong TOMA berperan ditingkat desa
berperan ditingkat desa
b Membentuk jejaring Membentuk jejaring
perilaku PHBS di perilaku PHBS di
Masyarakat melalui Masyarakat melalui
pendataan 16 indikator pendataan 16 indikator yg
yg digunakan untuk digunakan untuk intervensi
intervensi lebih lanjut lebih lanjut
c Penggerakan kelompok Penggerakan kelompok
masyarakat untuk masyarakat untuk
pemanfaatan posyandu pemanfaatan posyandu
dengan mengaktifkan dengan mengaktifkan
kelembagaan posyandu kelembagaan posyandu
sesuai strata yang telah sesuai strata yang telah
ditetapkan ditetapkan
d Kegiatan pemberdayaan Kegiatan pemberdayaan
masyarakat untuk masyarakat untuk
peningkatan penggunaan peningkatan penggunaan
obat rasional melalui obat rasional melalui
metode Cara Belajar metode Cara Belajar Insan
Insan Aktif (CBIA) melalui Aktif (CBIA) melalui kader
kader untuk obat beresep untuk obat beresep & tanpa
& tanpa resep serta resep serta peningkatan
peningkatan Yanfar klinis Yanfar klinis di PKM
di PKM
a PELATIHAN Melatih kader kesehatan Melatih kader kesehatan
tentang perawatan diri tentang perawatan diri
serta mempraktikkan serta mempraktikkan PHBS
PHBS di tiap desa untuk di tiap desa untuk
menyamakan persepsi menyamakan persepsi
tentang 16 indikator tentang 16 indikator
b Melatih kader kesehatan Melatih kader kesehatan
dalam menyampaikan dalam menyampaikan
informasi pada kelompok/ informasi pada kelompok/
masyarakat tentang masyarakat tentang PHBS
PHBS terutama deteksi teruma deteksi dini faktor
dini faktor resiko resiko kesehatan di daerah
kesehatan di daerah binaan
binaan
c Melatih kader tentang Melatih kader tentang
swamedikasi dan swamedikasi dan
penggunaan obat melalui penggunaan obat melalui
metode CBIA untuk obat metode CBIA untuk obat
bebas dan obat bebas bebas dan obat bebas
terbatas terbatas
a ADVOKASI Sosialisasi pada Sosialisasi pada
masyarakat dan lintas masyarakat dan lintas
terkait dalam praktik terkait dalam praktik PHBS
PHBS dan dan penanggulangan

12
Panduan Pendamping 2015

penanggulangan masalah kesehatan


masalah kesehatan tertentu sesuai kondisi
tertentu sesuai kondisi spesifik daerah
spesifik daerah
b Advokasi tokoh Advokasi tokoh masyarakat
masyarakat dalam dalam membentuk
membentuk kelompok kelompok swabantu terkait
swabantu terkait masalah masalah perawatan gizi
perawatan gizi
2a PELAYANAN Pemantauan tempat- Pemantauan tempat-
KESEHATAN tempat umum, tempat umum, pengelolaan
LINGKUNGAN pengelolaan makanan & makanan & sumber air
sumber air bersih untuk bersih untuk menjamin
menjamin sanitasi total sanitasi total berbasis
berbasis masyarakat masyarakat serta
serta mencegah mencegah penyakit2
penyakit2 berbasis berbasis lingkungan
lingkungan
3a PELAYANAN KIA Pelayanan imunisasi di Pelayanan imunisasi di
& KB kelompok atau kelompok atau masyarakat
masyarakat melalui melalui posyandu ( 5
posyandu ( 5 imunisasi imunisasi dasar lengkap)
dasar lengkap)
b Skrining kesehatan siswa Skrining kesehatan siswa
sekolah pendidikan dasar sekolah pendidikan dasar
c Mampu melakukan Mampu melakukan
pelayanan ANC (10 T), pelayanan ANC (10 T),
melakukan penapisan melakukan penapisan
bumil resiko tinggi bumil resiko tinggi (RISTI),
(RISTI), dapat melakukan dapat melakukan
pertolongan persalinan pertolongan persalinan
normal sesuai dengan normal sesuai dengan
standar puskesmas standar puskesmas
d Penyuluhan KB sesuai Penyuluhan KB sesuai
program pemerintah program pemerintah pada
pada kelompok usia kelompok usia subur atau
subur atau masyarakat masyarakat melalui
melalui konseling alat konseling alat kontrasepsi
kontrasepsi (KIE) (KIE)
4a PELAYANAN DETEKSI DINI Melakukan deteksi dini/ Melakukan deteksi dini/
GIZI penemuan kasus gizi di penemuan kasus gizi di
masyarakat melalui masyarakat melalui
skrining klas bumil, ibu skrining klas ibu balita,
balita, KPP Asi & KPP Asi & Posyandu
Posyandu
b Surveilans Gizi dengan Surveilans Gizi dengan
memantau kondisi memantau kondisi melalui
melalui ketahanan ketahanan pangan & status
pangan & status gizi gizi masyarakat berbasis
masyarakat berbasis data hasil kegiatan
data hasil kegiatan
c PELAYANAN Melakukan asuhan Melakukan asuhan

13
Panduan Pendamping 2015

keperawatan pada kasus keperawatan pada kasus


gizi di kelompok atau gizi di kelompok atau
masyarakat melalui masyarakat melalui
pendidikan masyarakat pendidikan masyarakat
pada kelompok pada kelompok
sebaya/peer group (klas sebaya/perr group ( klas
bumil, ibu balita, KPP Asi bumil, ibu balita, KPP Asi &
& Posyandu) Posyandu)
5a PELAYANAN PENCEGAHAN 1. Posbindu PTM : 1. Posbindu PTM :
PENCEGAHAN & DAN pemeriksaan pemeriksaan
PENGENDALIAN PENGENDALIA kholesterol, gula kholesterol, gula darah,
PENYAKIT N PENYAKIT darah, asam urat & asam urat &
IDAK pengukuran tekanan pengukuran tekanan
MENULAR darah & IMT darah & IMT
2. Deteksi dini kanker 2. Deteksi dini kanker
payudara & kanker payudara & kanker
rahim dengan metode rahim dengan metode
IVA IVA
3. Skrining faktor resiko 3. Skrining faktor resiko
kecelakaan pd AKAP kecelakaan pd AKAP &
& AKDP AKDP

b PENCEGAHAN Pengendalian filariasis, Pengendalian filariasis,


DAN dengan deteksi dini, dengan deteksi dini survey
PENGENDALIA survey darah jari, darah jari, pengobatan,
N PENYAKIT pengobatan, follow up & follow up & pengendalian
MENULAR pengendalian fektor fektor
c Pengendalian Pengendalian Kecacingan,
Kecacingan, pemberian pemberian obat cacing
obat cacing pada anak & pada anak & balita yang
balita yang terinfeksi terinfeksi (terintegrasi di
(terintegrasi di UKS), UKS), melakukan survey
melakukan survey kecacingan
kecacingan
d Pengendalian infeksi Pengendalian infeksi
Dengue/ DBD, dengan Dengue/ DBD, dengan
deteksi dini,pengobatan, deteksi dini,pengobatan,
follow up & pengendalian follow up & pengendalian
fektor serta menciptakan fektor serta menciptakan
kawasan bebas jentik kawasan bebas jentik
e Penjaringan terduga Penjaringan terduga
Tuberculosis (TB), Tuberculosis (TB),
penegakan diagnosa penegakan diagnosa
(termasuk dengan uji (termasuk dengan uji
laboratorium), pemilihan laboratorium), pemilihan
pengobatan yang sesuai, pengobatan yang sesuai,
dapat dapat melakukanpelacakan
melakukanpelacakan kasus mangkir & pelacakan
kasus mangkir & kontak pasien TB,
pelacakan kontak pasien pencatatan pelaporan
TB, pencatatan kasus,pada puskesmas

14
Panduan Pendamping 2015

pelaporan kasus,pada tertentu melakukan


puskesmas tertentu penatalaksanaan pada
melakukan penderita TB kebal obat
penatalaksanaan pada
penderita TB kebal obat
f Pengendalian malaria, Pengendalian malaria,
dengan deteksi dengan deteksi
dini,pengobatan, follow dini,pengobatan, follow up
up & pengendalian fektor, & pengendalian fektor,
melakukan Mass Fever melakukan Mass Fever
Survey & Mass Blood Survey & Mass Blood
Survey untuk penderita Survey untuk penderita yg
yg tanpa gejala serta tanpa gejala serta survey
survey entomologi entomologi
g Pengendalian Zoonosis Pengendalian Zoonosis
dengan deteksi dini dengan deteksi dini kasus
kasus Zoonosis yg Zoonosis yg diprioritaskan
diprioritaskan untuk untuk leptospirosis, rabies,
leptospirosis, rabies, flu flu burung, pes dan
burung, pes dan anthraks anthraks
h Pengendalian HIV-AIDS Pengendalian HIV-AIDS
dengan pelayanan klinik dengan pelayanan klinik
VCT VCT
i Pengendalian Infeksi Pengendalian Infeksi
Menular Seksual dengan Menular Seksual dengan
pelayanan klinik IMS pelayanan klinik IMS
j Pengendalian penyakit Pengendalian penyakit
yang dapat dicegah yang dapat dicegah melalui
dengan imunisasi melalui imunisasi dengan
pelayanan imunisasi di pelayanan imunisasi di
PKM & posyandu serta PKM & posyandu serta
sosialisasi vaksin IPV sosialisasi vaksin IPV

15
C. CEKLIST PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DOKTER INTERNSIP DI PUSKESMAS

N WAKT KEGIATAN PUSKESMAS PUSKESMAS MELAKSANA


O U KAWASAN KAWASAN KAN
PERKOTAAN PERDESAAN KETERAN
YA TIDA GAN
K

1 Memberikan
Orientasi bagi
peserta Dokter
Internsip

2 Membimbing
dalam Pemberian
Pelayanan
Kesehatan
Masyarakat
Primer (PKMP) :

PELAYANAN PENYULUHAN Promosi Promosi


PROMOSI Kesehatan di Kesehatan di
KESEHATAN Sekolah Sekolah
Pendidikan Pendidikan
Dasar : Dasar :

Penjaringan , Penjaringan ,
deteksi dini pada deteksi dini pada
siswa baru siswa baru
khususnya mata, khususnya mata,
telinga dan gigi telinga dan gigi

16
Promosi Promosi
Pemberdayaan Pemberdayaan
Masyarakat Masyarakat
dibidang dibidang
kesehatan terkait kesehatan terkait
personal higiene personal higiene
dan kesehatan dan kesehatan
masyarakat masyarakat
sekitar sekitar

c Penyuluhan Penyuluhan
kesehatan jiwa kesehatan jiwa
masyarakat dan masyarakat dan
napza sebagai napza sebagai
upaya preventip upaya preventip
promotip dengan promotip dengan
memberikan memberikan
contoh dan contoh dan
akibatnya akibatnya

d Penyuluhan Penyuluhan
kesehatan bagi kesehatan bagi
ibu hamil dan ibu hamil dan
menyusui melalui menyusui melalui
deteksi dini ibu deteksi dini ibu
hamil lewat desa hamil lewat desa
siaga siaga

e Penyuluhan
kesehatan jiwa
masyarakat dan

17
napza pada
populasi beresiko
(lansia, anak dan
remaja)

f Penyuluhan pada Penyuluhan pada


kelompok atau kelompok atau
masyarakat masyarakat
tentang perilaku tentang perilaku
menjaga menjaga
kesehatan diri kesehatan diri
dan lingkungan dan lingkungan
dengan tidak dengan tidak
merokok, merokok,
melakukan PSN, melakukan PSN,
tidak membuang tidak membuang
sampah sampah
sembarangan & sembarangan &
cuci tangan pakai cuci tangan pakai
sabun (CTPS) sabun (CTPS)

g Penyuluhan Penyuluhan
kesehatan gigi kesehatan gigi
dan mulut dan mulut
dengan dengan
pendekatan siklus pendekatan siklus
kehidupan kehidupan
melalui melalui
pengobatan di pengobatan di
PKM dalam PKM dalam

18
gedung (menuju gedung
UKGS inovatif
dengan
pemeriksaan
metode Irine
Donat)

h Penyuluhan Penyuluhan
peningkatan peningkatan
kesadaran kesadaran
masyarakat masyarakat
tentang imunisasi tentang imunisasi
dengan dengan
penyelenggaraan penyelenggaraan
di posyandu di posyandu
khususnya untuk khususnya untuk
5 imunisasi dasar 5 imunisasi dasar
lengkap serta lengkap
sosialisasi IPV

i Konseling Konseling
kesehatan kesehatan
reproduksi pada reproduksi pada
kelompok anak kelompok anak
remaja setara remaja pada SMA
SMA dan dan sederajat
sederajat melalui melalui teman
teman sebaya sebaya (peer
(peer group) group)

19
j Peningkatan Peningkatan
pengetahuan pengetahuan
komprehensif komprehensif
masyarakat masyarakat
tentang tentang
pencegahan pencegahan
penularan HIV- penularan HIV-
AIDS dan IMS AIDS dan IMS
dengan dengan
penyuluhan penyuluhan
perilaku menjaga perilaku menjaga
PHBS lewat PHBS lewat
sekolah/peer sekolah/peer
group group

20
j Peningkatan Peningkatan
pengetahuan dan pengetahuan dan
kepedulian kepedulian
masyarakat masyarakat
tentang penyakit tentang penyakit
diare, tifoid, dan diare, tifoid, dan
hepatitis ( diare hepatitis ( diare
dengan LROA / dengan LROA /
penyuluhan bagi penyuluhan bagi
pasien untuk pasien untuk
mengetahui mengetahui
tingkat rehidrasi tingkat rehidrasi
& cara tepat & cara tepat
pemberian oralit pemberian oralit
serta zink) serta zink)

k Edukasi dan Edukasi dan


konseling konseling
pemberian pemberian
makanan bayi makanan bayi
dan anak (PMBA) dan anak (PMBA)
meliputi ASI dan meliputi ASI dan

MP-ASI untuk MP-ASI untuk


balita sehat, balita sehat,
balita kurang gizi balita kurang gizi
dan balita gizi dan balita gizi
buruk rawat jalan buruk rawat jalan
serta penjaringan serta penjaringan
dan penentuan dan penentuan

21
status BGM dan status BGM dan
2T di posyandu 2T di posyandu
untuk menyusun untuk menyusun
rencana rencana
intervensi intervensi

l Edukasi dan Edukasi dan


konseling konseling
mengenai pola mengenai pola
makan & perilaku makan & perilaku
makan serta makan serta
aktifitas fisik bagi aktifitas fisik bagi
anak usia sekolah anak usia sekolah
khususnya bagi khususnya bagi
anak dengan gizi anak dengan gizi
baik dan kurang baik dan kurang

m Edukasi dan Edukasi dan


konseling konseling
mengenai pola mengenai pola
makan, perilaku makan, perilaku
makan bagi bumil makan bagi bumil
KEK/ kurus KEK/ kurus
(penjaringan (penjaringan
untuk ibu hamil untuk ibu hamil
KEK & anemi) KEK & anemi)

n Konseling Dietetik Konseling Dietetik


yang yang
dilaksanakan di dilaksanakan di
PKM rawat inap PKM rawat inap

22
bagi pasien rawat bagi pasien rawat
inap & ibu inap & ibu
menyusui menyusui
(konseling (konseling
menyusui) menyusui)

o Kegiatan edukasi Kegiatan edukasi


dan konseling dan konseling
tentang tentang
swamedikasi dan swamedikasi dan
penggunaan obat penggunaan obat
untuk obat bebas untuk obat bebas
& obat bebas & obat bebas
terbatas (KIE) terbatas (KIE)

a PEMBERDAYAAN Memotivasi tokoh Memotivasi tokoh


MASYARAKAT masyarakat masyarakat
(TOMA) dalam (TOMA) dalam
pembentukan pembentukan
kader kesehatan kader kesehatan
atau atau
pembentukan pembentukan
kelompok peduli kelompok peduli
terhadap terhadap
kesehatan kesehatan
dengan dengan
mengaktifkan mengaktifkan
FKD untuk FKD untuk
mendorong TOMA mendorong TOMA
berperan berperan

23
ditingkat desa ditingkat desa

b Membentuk Membentuk
jejaring perilaku jejaring perilaku
PHBS di PHBS di
Masyarakat Masyarakat
melalui melalui
pendataan 16 pendataan 16
indikator yg indikator yg
digunakan untuk digunakan untuk
intervensi lebih intervensi lebih
lanjut lanjut

c Penggerakan Penggerakan
kelompok kelompok
masyarakat untuk masyarakat untuk
pemanfaatan pemanfaatan
posyandu dengan posyandu dengan
mengaktifkan mengaktifkan
kelembagaan kelembagaan
posyandu sesuai posyandu sesuai
strata yang telah strata yang telah
ditetapkan ditetapkan

d Kegiatan Kegiatan
pemberdayaan pemberdayaan
masyarakat untuk masyarakat untuk
peningkatan peningkatan
penggunaan obat penggunaan obat
rasional melalui rasional melalui
metode Cara metode Cara

24
Belajar Insan Aktif Belajar Insan
(CBIA) melalui Aktif (CBIA)
kader untuk obat melalui kader
beresep & tanpa untuk obat
resep serta beresep & tanpa
peningkatan resep serta
Yanfar klinis di peningkatan
PKM Yanfar klinis di
PKM

a PELATIHAN Melatih kader Melatih kader


kesehatan kesehatan
tentang tentang
perawatan diri perawatan diri
serta serta
mempraktikkan mempraktikkan
PHBS di tiap desa PHBS di tiap desa
untuk untuk
menyamakan menyamakan
persepsi tentang persepsi tentang
16 indikator 16 indikator

b Melatih kader Melatih kader


kesehatan dalam kesehatan dalam
menyampaikan menyampaikan
informasi pada informasi pada
kelompok/ kelompok/
masyarakat masyarakat
tentang PHBS tentang PHBS
terutama deteksi teruma deteksi

25
dini faktor resiko dini faktor resiko
kesehatan di kesehatan di
daerah binaan daerah binaan

c Melatih kader Melatih kader


tentang tentang
swamedikasi dan swamedikasi dan
penggunaan obat penggunaan obat
melalui metode melalui metode
CBIA untuk obat CBIA untuk obat
bebas dan obat bebas dan obat
bebas terbatas bebas terbatas

a ADVOKASI Sosialisasi pada Sosialisasi pada


masyarakat dan masyarakat dan
lintas terkait lintas terkait
dalam praktik dalam praktik
PHBS dan PHBS dan
penanggulangan penanggulangan
masalah masalah
kesehatan kesehatan
tertentu sesuai tertentu sesuai
kondisi spesifik kondisi spesifik
daerah daerah

b Advokasi tokoh Advokasi tokoh


masyarakat masyarakat
dalam dalam
membentuk membentuk
kelompok kelompok
swabantu terkait swabantu terkait

26
masalah masalah
perawatan gizi perawatan gizi

2a PELAYANAN Pemantauan Pemantauan


KESEHATAN tempat-tempat tempat-tempat
LINGKUNGAN umum, umum,
pengelolaan pengelolaan
makanan & makanan &
sumber air bersih sumber air bersih
untuk menjamin untuk menjamin
sanitasi total sanitasi total
berbasis berbasis
masyarakat serta masyarakat serta
mencegah mencegah
penyakit2 penyakit2
berbasis berbasis
lingkungan lingkungan

3a PELAYANAN KIA & Pelayanan Pelayanan


KB imunisasi di imunisasi di
kelompok atau kelompok atau
masyarakat masyarakat
melalui posyandu melalui posyandu
( 5 imunisasi ( 5 imunisasi
dasar lengkap) dasar lengkap)

b Skrining Skrining
kesehatan siswa kesehatan siswa
sekolah sekolah
pendidikan dasar pendidikan dasar

27
c Penyuluhan KB Penyuluhan KB
sesuai program sesuai program
pemerintah pada pemerintah pada
kelompok usia kelompok usia
subur atau subur atau
masyarakat masyarakat
melalui konseling melalui konseling
alat kontrasepsi alat kontrasepsi
(KIE) (KIE)

d Mampu Mampu
melakukan melakukan
pelayanan ANC pelayanan ANC
(10 T), melakukan (10 T), melakukan
penapisan bumil penapisan bumil
resiko tinggi resiko tinggi
(RISTI), dapat (RISTI), dapat
melakukan melakukan
pertolongan pertolongan
persalinan normal persalinan normal
sesuai dengan sesuai dengan
standar standar
puskesmas puskesmas

28
4a PELAYANAN GIZI DETEKSI DINI Melakukan Melakukan
deteksi dini/ deteksi dini/
penemuan kasus penemuan kasus
gizi di gizi di
masyarakat masyarakat
melalui skrining melalui skrining
klas bumil, ibu klas ibu balita,
balita, KPP Asi & KPP Asi &
Posyandu Posyandu

b Surveilans Gizi Surveilans Gizi


dengan dengan
memantau memantau
kondisi melalui kondisi melalui
ketahanan ketahanan
pangan & status pangan & status
gizi masyarakat gizi masyarakat
berbasis data berbasis data
hasil kegiatan hasil kegiatan

c PELAYANAN Melakukan Melakukan


asuhan asuhan
keperawatan keperawatan
pada kasus gizi di pada kasus gizi di
kelompok atau kelompok atau
masyarakat masyarakat
melalui melalui
pendidikan pendidikan
masyarakat pada masyarakat pada
kelompok kelompok

29
sebaya/peer sebaya/perr
group (klas bumil, group ( klas
ibu balita, KPP Asi bumil, ibu balita,
& Posyandu) KPP Asi &
Posyandu)

5a PELAYANAN PENCEGAHAN DAN 4. Posbindu 4. Posbindu


PENCEGAHAN & PENGENDALIAN PTM : PTM :
PENGENDALIAN PENYAKIT IDAK pemeriksaa pemeriksa
n an
PENYAKIT MENULAR
kholesterol, kholesterol
gula darah, , gula
asam urat darah,
& asam urat
pengukura &
n tekanan pengukura
darah & n tekanan
IMT darah &
5. Deteksi IMT
dini kanker 5. Deteksi
payudara & dini kanker
kanker payudara
rahim & kanker
dengan rahim
metode IVA dengan
6. Skrining metode IVA
faktor 6. Skrining
resiko faktor
kecelakaan resiko
pd AKAP & kecelakaan
AKDP pd AKAP &
AKDP

30
b PENCEGAHAN DAN Pengendalian Pengendalian
PENGENDALIAN filariasis, dengan filariasis, dengan
PENYAKIT MENULAR deteksi dini, deteksi dini
survey darah jari, survey darah jari,
pengobatan, pengobatan,
follow up & follow up &
pengendalian pengendalian
fektor fektor

c Pengendalian Pengendalian
Kecacingan, Kecacingan,
pemberian obat pemberian obat
cacing pada anak cacing pada anak
& balita yang & balita yang
terinfeksi terinfeksi
(terintegrasi di (terintegrasi di
UKS), melakukan UKS), melakukan
survey survey
kecacingan kecacingan

d Penjaringan Penjaringan
terduga terduga
Tuberculosis (TB), Tuberculosis (TB),
penegakan penegakan
diagnosa diagnosa
(termasuk (termasuk
dengan uji dengan uji
laboratorium), laboratorium),
pemilihan pemilihan
pengobatan yang pengobatan yang

31
sesuai, dapat sesuai, dapat
melakukanpelaca melakukanpelaca
kan kasus kan kasus
mangkir & mangkir &
pelacakan kontak pelacakan kontak
pasien TB, pasien TB,
pencatatan pencatatan
pelaporan pelaporan
kasus,pada kasus,pada
puskesmas puskesmas
tertentu tertentu
melakukan melakukan
penatalaksanaan penatalaksanaan
pada penderita pada penderita
TB kebal obat TB kebal obat
e Pengendalian Pengendalian
infeksi Dengue/ infeksi Dengue/
DBD, dengan DBD, dengan
deteksi deteksi
dini,pengobatan, dini,pengobatan,
follow up & follow up &
pengendalian pengendalian
fektor serta fektor serta
menciptakan menciptakan
kawasan bebas kawasan bebas
jentik jentik

f Pengendalian Pengendalian
malaria, dengan malaria, dengan
deteksi deteksi
dini,pengobatan, dini,pengobatan,
follow up & follow up &

32
pengendalian pengendalian
fektor, melakukan fektor, melakukan
Mass Fever Mass Fever
Survey & Mass Survey & Mass
Blood Survey Blood Survey
untuk penderita untuk penderita
yg tanpa gejala yg tanpa gejala
serta survey serta survey
entomologi entomologi

g Pengendalian Pengendalian
Zoonosis dengan Zoonosis dengan
deteksi dini kasus deteksi dini kasus
Zoonosis yg Zoonosis yg
diprioritaskan diprioritaskan
untuk untuk
leptospirosis, leptospirosis,
rabies, flu rabies, flu
burung, pes dan burung, pes dan
anthraks anthraks

h Pengendalian HIV- Pengendalian HIV-


AIDS dengan AIDS dengan
pelayanan klinik pelayanan klinik
VCT VCT

33
i Pengendalian Pengendalian
Infeksi Menular Infeksi Menular
Seksual dengan Seksual dengan
pelayanan klinik pelayanan klinik
IMS IMS

j Pengendalian Pengendalian
penyakit yang penyakit yang
dapat dicegah dapat dicegah
dengan imunisasi melalui imunisasi
melalui dengan
pelayanan pelayanan
imunisasi di PKM imunisasi di PKM
& posyandu serta & posyandu serta
sosialisasi vaksin sosialisasi vaksin
IPV IPV

Melakukan upaya
pemdampingan
dalam Upaya
Pengobatan Dasar

Melakukan
pemdampingan
penyusunan Mini
project
Melakukan
pendampingan
Pelayanan
Kesehatan

34
Perorangan Primer
(PKPP
Membimbing dalam
penyusunan
penelitian
sederhana
kesehatan
masyarakat

Borang Format Laporan Kegiatan UKM (baik dalam bentuk penyuluhan, kunjungan rumah dan
dinas luar)

Latar belakang permasalahan atau kasus


Permasalahan di keluarga, masyarakat, maupun kasus
Perencanaan dan pemilihan intervensi (misalnya metode penyuluhan, menetapkan prioritas masalah dan
intervensi)
Pelaksanaan (proses intervensi)
Monitoring dan ealuasi termasuk di dalamnya pengambilan keputusan

.............................................., ................................
..........

35
Peserta Pendamping

36
BAB IV
PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DALAM UPAYA KESEHATAN
PERORANGAN (UKP)
A. TARGET PENGELOLAAN UPAYA KESEHATAN PERORANGAN
Selama mengikuti Program Internsip Dokter Indonesia, peserta harus mencapai
sasaran program, yang meliputi pengelolaan kasus Upaya Kesehata
Perorangan (UKP), pengelolaan kasus UKP ditargetkan harus memenuhi jumlah
dan jenis yang cukup dengan kode kegiatan:

1. Kasus Medik
2. Kasus Bedah
3. Kasus Kegawat daruratan
4. Kasus Jiwa
5. Medikolegal

Selama satu tahun, setiap peserta internsip secara keseluruhan


diharapkan telah menangani sekurang-kurangnya 400 kasus dan telah
menjalani proses internsip selama paling kurang 1 tahun dengan rincian:

a. Berdasarkan umur:
1.3.1. Bayianak 25-40%
1.3.2. Dewasa (15-60 th) 40-60%
1.3.3. Lansia (>60th) 15-25%

b. Berdasarkan jenis kelamin, kasus laki-laki dan perempuan 50%+10%

c. Berdasarkan kelompok:
1.3.4. Medik 50-70 %
1.3.5. Bedah 10-40 %
1.3.6. Kegawat-daruratan 10-30 %
1.3.7. Kejiwaan 1-5%
1.3.8. Medikolegal 0-5 %

B. CEK LIST PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DOKTER INTERNSIP DALAM


UPAYA KESEHATAN PERORANGAN (UKP)
NO WAKTU KEGIATAN DILAKSANAKAN KET
YA TIDAK
1 Orientasi terkait system
pelayanan kesehatan di

37
wahana
2 Melakukan pendampingan
pengelolaan kasus medik
3 Melakukan pendampingan
pengelolaan kasus bedah
4 Melakukan pendampingan
pengelolaan kasus kegawat
daruratan
5 Melakukan pendampingan
pengelolaan kasus gangguan
jiwa
6 Melakukan pendampingan
pengelolaan kasus
medikolegal
7 Membimbing penyusunan
portofolio
8 Mengadakan presentasi
kasus bersama komite medik
9 melakukan evaluasi kinerja
dokter internsip

BAB V
EVALUASI DOKTER PENDAMPING

Setiap pendamping akan dinilai kinerjanya sebagai pendamping oleh KIDI


Provinsi berdasarkan masukan dari:

1. Peserta internsip mengenai kompetensi pendamping dalam mendampingi,


kepribadian, kemudahan ditemui serta kemudahan komunikasi (Form
evaluasi terlampir)

2. Kepala dan staf wahana internsip tempat melaksanakan tugas sebagai


pendamping berupa pengetahuan, skills, kolegalitas, sikap dan etik (Form
evaluasi terlampir)

3. Laporan kinerja pendamping setiap periode 4 bulan

38
BAB V

PENUTUP

Panduan Pendamping Program Internsip Dokter Indonesia Provinsi Jawa Tengah


ini disusun untuk memenuhi kebutuhan seluruh pihak terkait sehingga semua pihak
dapat menggunakan buku ini sebagai acuan dalam melaksanakan Program Internsip
Dokter Indonesia (PIDI) di seluruh wilayah Indonesia khususnya terkait aspek
pendampingan. Diharapkan melalui Program Internsip Dokter Indonesia yang
dilakukan dengan baik akan meningkatkan pelayanan dan berdampak luas kepada
status kesehatan masyarakat Indonesia, hal tersebut karena dokter menerapkan
profesionalisme dan standar profesi.

Buku ini masih jauh dari sempurna karena itu diharapkan koreksi, masukan, usulan
penyempurnaan dari semua pihak yang memiliki perhatian untuk perkembangan
Program Internsip Dokter Indonesia. Pedoman pendamping ini secara periodik perlu

39
ditinjau ulang dalam kurun waktu tertentu untuk disesuaikan dengan perkembangan
dan kemajuan IPTEKDOKKES.

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik


Kedokteran, setiap dokter dan dokter gigi yang akan berpraktik di
Indonesia harus mempunyai Surat Tanda Registrasi (STR) yang
diterbitkan oleh Konsil Kedokteran Indonesia (KKI)
A Premier on Family Medicine Pratice, Goh Lee Gan, Aznul Azwar, Sugito
Nonodirekso, Singapore International Foundation, 2004.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (2004), Sistem Kesehatan Nasional,
Jakarta : Departemen Kesehatan.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 29 Tahun 2004 : Praktik Kedokteran; Jakarta, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia (2002), SK.Mendiknas No.
45/U/2002 tentang Kurikulum Pendidikan Tinggi, Jakarta : Depdiknas.
Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia; Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2003; Sistem Pendidikan Nasional, Jakarta,
2003.
Education and Professional Development dalam : Improwing Health System; The
Contribution of Family Medicine, Boelen C, Hag C, Hunt V Rivo M,
Shahady E Eds, Best Printing Company, Singapore, 2002.
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); Peraturan Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
1 Tahun 2005 tentang Registrasi Dokter dan Dokter Gigi.
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
20/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Pendidikan Profesi Dokter.

40
Konsil Kedokteran Indonesia (2006); SK Konsil Kedokteran Indonesia Nomor
21A/KKI/KEP/IX/2006 tentang Standar Kompetensi Dokter.

41
DAFTAR SINGKATAN

No Singkatan Pengertian
1 AIPKI Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia
2 BALKEMAS Balai Kesehatan Masyarakat
3 IDI Ikatan Dokter Indonesia
4 IPTEKDOKKES Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Kedokteran dan
Kesehatan
5 KDDKI Kolegium Dokter dan Dokter Keluarga Indonesia
6 KIDI Komite Internsip Dokter Indonesia
7 KKI Konsil Kedokteran Indonesia
8 PKM Pelayanan Kesehatan Primer
9 PUSKESMAS Pusat Kesehatan Masyarakat
10 RS Rumah Sakit
11 SARYANKES Sarana Pelayanan Kesehatan
12 SDM Sumber Daya Kesehatan
13 SKP Satuan Kredit Point
14 STR Surat Tanda Registrasi
15 STSI Surat Tanda Selesai Internsip
16 UKP Upaya Kesehatan Perorangan
17 UKM Upaya Kesehatan Masyarakat

GLOSSARY

42
NO ISTILAH PENGERTIAN

Suatu lembaga yang dibentuk oleh para Dekan


Fakultas Kedokteran yang berfungsi memberikan
1 AIPKI pertimbangan dalam rangka memberdayakan dan
menjamin kualitas pendidikan kedokteran yang
diselenggarakan oleh Fakultas Kedokteran

Lulusan pendidikan kedokteran baik di dalam maupun


di luar negri yang diakui oleh Pemerintah Repiblik
2 Dokter
Indonesia sesuai dengan peraturan perundang
undangan

3 IDI Organisasi profesi untuk dokter

Institusi/ lembaga yang ditetapkan oleh Kepmenkes


4 KIDI Pusat
yang bertanggung jawab terhadap program internsip

Institusi/ lembaga yang diangkat dan bertanggung


5 KIDI Provinsi jawab terhadap KIDI Pusat dengan tugas
menyelenggarakan program internsip

Suatu badan otonom, mandiri, nonstruktural, dan


6 KKI bersifat independen, yang terdiri atas konsil
kedokteran dan konsil kedokteran gigi

Badan yang dibentuk oleh organisasi profesi untuk


7 Kolegium masing-masing cabang disiplin ilmu yang bertugas
mengampu cabang disiplin ilmu tersebut

Menjalankan praktik kedokteran sesuai dengan


8 Kompetensi
standar

Dokter yang telah memiliki kriteria sebagai


9 Pendamping Internsip
pendamping internsip

Dokter peserta program internsip yang telah lulus dari


10 Peserta Internsip Fakultas Kedokteran yang menggunakan kurikulum
berbasis kompetensi (KBK)

43

Anda mungkin juga menyukai